Anda di halaman 1dari 5

POSISI SERTA URGENSI BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PRAKTEK

PENDIDIKAN DAN SEJARAH PERKEMBANGAN BIMBINGAN DAN KONSELING

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Dasar – Dasar Bimbingan dan Konseling

Dosen Pengampu : Dona Fitri Annisa, M.Pd

Oleh :

Fela Amelia

0503217345

PROGRAM STUDI BIMBINGAN KONSELING

UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA – INSTITUT TEKNOLOGI PENDIDIKAN AULIYA


2021

A. Latar Belakang Perlunya Bimbingan dan Konseling di Sekolah


Bimbingan dan Konseling merupakan proses bantuan psikologis dan kemanusiaan secara
ilmiah dan profesional yang diberikan oleh pembimbing kepada yang dibimbing agar ia dapat
berkembang secara optimal, yaitu mampu memahami diri, mengarahkan diri, dan
mengaktualisasikan diri, sesuai tahap perkembangan, sifat-sifat, potensi yang dimiliki, dan
latar belakang kehidupan serta lingkungannya sehingga tercapai kebahagiaan dalam
kehidupannya.
Seiring perkembangan zaman, problematika peserta didik di sekolah semakin beragam.
Jalan pikiran mereka menjadi terbagi dengan masalah diluar sekolah dan di dalam sekolah.
Suatu tindak layanan sekolah pada peserta didik dengan bimbingan konseling yang
mengarahkan para para peserta didik untuk mengetahui bakat dan potensi dalam diri mereka.
Perlunya bimbingan konseling dapat berfungsi sebagai pemantau masalah-masalah siswa
yang berkaitan tentang masalah kelainan tingkah laku dan adaptasi. Sulitnya salah satu siswa
untuk bergaul dan cenderung mengasingkan diri dari teman-temannya memiliki akar
permasalahan yang biasanya beruntun.

B. Landasan Psikologis Perlunya Bimbingan dan Konseling di Sekolah


Landasan Psikologis mengemukakan beberapa hal pokok yang mempunyai pengaruh
terhadap pelayanan bimbingan dan konseling, yaitu tentang tingkah laku, motif dan motivasi,
pembawaan dan lingkungan, perkembangan dan tugas-tugas perkembangan, belajar dan
penguatan, dan kepribadian. Agar perkembangan peserta didik itu dapat berlangsung dengan
baik, dan terhindar dari munculnya masalah-masalah psikologis, maka mereka perlu
diberikan bantuan yang sifatnya pribadi. Bantuan yang dapat memfasilitasi perkembangan
peserta didik melalui pendekatan psikologis adalah layanan bimbingan dan konseling.
Bagi konselor memahami aspek-aspek psikologis pribadi konseli merupakan tuntutan
yang mutlak, karena pada dasarnya layanan bimbingan dan konseling merupakan upaya
untuk memfasilitasi perkembangan aspek-aspek psikologis pribadi atau perilaku konseli,
sehingga mereka memiliki pencerahan diri dan mampu memperoleh kehidupan yang
bermakna (kehidupan yang maslahat dan sejahtera), baik bagi dirinya sendiri maupun bagi
orang lain. Latar belakang dari segi psikologis menyangkut masalah perkembangan individu,
perbedaan individu, kebutuhan individu penyesuaian diri serta masalah belajar.

C. Landasan Sosiologis (Sosial Budaya) tentang Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di


Sekolah
Manusia hidup saling membutuhkan itulah kenapa manusia erat kaitannya dengan
makhluk sosial. Tanpa bantuan orang lain manusia tidak dapat menjalankan kehidupan
dengan baik. Sosial dan budaya merupakan suatu faktor yang sangat mempengaruhi
terbentuknya tingkah laku anak dimana seorang individu adalah hasil dari perpaduan antara
sosial dan budaya ditempat tinggalnya. Lingkungan sosial dan budaya setiap individunya
berbeda sehingga menyebabkan beragamnya bentuk tingkah laku dari masing-masing
individu tersebut.
Pada proses konseling akan terjadi komunikasi dua arah antara konselor dan individu
tersebut dimana konselor dan individu itu memiliki latar sosial budaya yang berbeda.
Pederson dan Prayitno (2003) mengemukakan lima sumber hambatan dalam komunikasi
sosial dan penyesuaian antar budaya yaitu :

1. Perbedaan bahasa, 4. Komunikasi non verbal,


2. Stereoti, 5. Kecebdrungan menilai.
3. Kecemasan,

Oleh karena itulah, pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah sangat penting
adanya, dimana BK secara khusus diberikan tugas serta tanggung jawab untuk menangani
siswa siswa agar bisa menghadapi dan menyelesaikan masalah nya, yang apabila dibiarkan
dikhawatirkan akan mempengaruhi kehidupan sekolahnya. Kehidupan sosial dan budaya
yang semakin hari semakin tergerus dengan perubahan zaman kemungkinan besar
menimbulkan dampak kepada tingkah laku siswa baik disekolah maupun diluar sekolah.

D. Perlunya Bimbingan dan Konseling di Sekolah dari Sisi Keagamaan


Setiap individu merupakan makhluk Tuhan yang pada dasarnya sama memiliki fitrah
sebagai khalifah dan hamba-Nya. Dalam kategori ini pun, sangat diperlukan sekali
bimbingan terhadap setiap tantangan dimensi spiritualitas individu. Dalam landasan agama,
bimbingan dan konseling diperlukan penekanan pada 3 hal pokok:
1. Keyakinan bahwa manusia dan seluruh alam adalah mahluk Tuhan.
2. Sikap yang mendorong perkembangan dan perikehidupan manusia berjalan kearah
dan sesuai dengan kaidah-kaidah agama.
3. Upaya yang memungkinkan berkembang dan dimanfaatkannya secara optimal
suasana dan perangkat budaya serta kemasyarakatan yang sesuai dengan kaidah-
kaidah agama untuk membentuk perkembangan dan pemecahan masalah individu.
Landasan religius bimbingan dan konseling pada dasarnya ingin menetapkan klien
sebagai makhluk Tuhan dengan segenap kemuliaannya menjadi fokus sentral upaya
bimbingan dan konseling. Pembahasan landasan religius ini, terkait dengan upaya
mengintegrasikan nilai-nilai agama dalam proses bimbingan dan konseling.

E. Perlunya Bimbingan dan Konseling di Sekolah ditinjau dasi Sisi perkembangan IPTEK
Saat ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangatlah pesat, oleh karenya
diperlukan bimbingan dan konseling agar individu mengetahui dampak positi dan negative
dari perkembangan tersebut. Dampak positif lebih kepada penerapan dan kegunaan IPTEK
pada dunia BK karena dengan bantuan IPTEK bisa diketahui dan dikuasai cara penanganan
terkait dengan permasalahan yang ditimbulkan.
Tugas guru BK disini untuk membantu siswanya serta memberikan pelayanan terkait
dengan ilmu dan teknologi pendaftaran onlineOleh karena itu, guru BK senantiasa update
dan melek akan teknologi. Guru BK juga harus sigap mencari informasi terkait lowongan
kerja untuk layanan kepada peserta didik khususnya kelas 3 SMA. Sekolah harus bisa
menyiapkan dan merekrut bakal guru BK yang berkompeten yang bisa diandalkan disekolah
maupun dimasyarakat nantinya. Dengan adanya BK diharapkan bisa meringankan beban
sekolah terutama pada bagian peserta didik.

F. Perlunya Bimbingan dan Konseling di Sekolah dari Peserta Didik yang Berkebutuhan
Khusus
Anak Berkebutuhan Khusus perlu diberi kesempatan dan peluang yang sama dengan
anak normal untuk mendapatkan pelayanan pendidikan di sekolah. Bimbingan dan konseling
di sekolah yang berperan untuk membantu peserta didik yang mengalami kesulitan dalam
berbagai hal teurtama dalam menangani anak inklusif, disinilah peran guru bimbingan dan
konseling di sekolah mulai diperlukan dan bukan saja hanya mengatasi berbagai macam
kesulitan peserta didik, akan tetapi juga membantu guru dalam mengenal peserta didiknya
secara lebih mendalam sehingga bimbingan dan konseling lebih sistematis dan bermutu.

G. Sejarah Perkembangan Bimbingan dan Konseling dalam Tataran Pendidikan Formal


Perkembangan pendidikan di Indonesia menjadi acuan dalam perjalanan sejarah
bimbingan dan konseling di Indonesia. Pelayanan konseling dalam sistem pendidikan
Indonesia mengalami beberapa perubahan nama. Pada kurikulum 1984 semula disebut
Bimbingan dan Penyuluhan (BP) sehingga julukan atau sebutannya menjadi Guru BP,
kemudian pada kurikulum 1994 berganti nama Bimbingan dan Konseling (BK) dengan
sebutan disekolah sebagai Guru BK sampai dengan sekarang.
Layanan BK sudah mulai dibicarakan di Indonesia sejak tahun 1962. Namun BK baru
diresmikan di sekolah di Indonesia sejak diberlakukan kurikulum 1975. Kemudian
disempurnakan ke dalam kurikulum 1984 dengan memasukkan bimbingan karir didalamnya.
Perkembangan BK semakin mantap pada tahun 2001. Berikut ini adalah fase-fase
perkembangan bimbingan dan konseling di Indonesia :
1. Fase sebelum kemerdekaan ( sebelum 1945)
Pada fase ini bertepatan dengan masa penjajahan, dimana Indonesia dijajah oleh Belanda
dan Jepang. Pada fase ini juga siswa di didik untuk mengabdi demi kepentingan penjajah.
Dalam kondisi seperti ini para siswa dikerahkan untuk mengabdi pada negara demi
memperjuangkan bangsa Indonesia. Para siswa dikerahkan untuk memperjuangkan bangsa
Indonesia melalui jalur pendidikan.
2. Fase setelah kemerdekaan (1945 s/d sekarang)
Perkembangan bimbingan dan konseling setelah kemerdekaan merupakan titik awal
bagaimana memberikan penguatan terhadap para siswa/peserta didik untuk dapat mengisi
kemerdekaan dengan berbagai pengetahuan.
Daftar Pustaka

Dr. Hj. Lilis Satriah, M. Pd. (2016). Bimbingan Konseling Pendidikan. Bandung : CV.
Mimbar Pustaka.
Nabila Eka Putri. Pentingnya Bimbingan dan Konseling di Sekolah.
https://osf.io/3at5e/download/?format=pdf. Diakses pada 07 Oktober 2021.
Uname. (2017) Landasan Psikologis Bimbingan dan Konseling.
https://mimpiqta.blogspot.com/2017/04/landasan-psikologis-bimbingan-dan.html?m=1.
Diakses pada 07 Oktober 2021.
Dr. H. Sutirna, S.Pd., M.Pd. (2019) Sejarah Bimbingan dan Konseling. Karawang.
http://digilib.uinsgd.ac.id/35046/1/NASKAH%20BIMBINGAN%20KONSELING
%20PENDIDIKAN-LILIS%20SATRIAH%20EDISI%20KE%202%20FIX.pdf. Diakses
pada 07 Oktober 2021.

Anda mungkin juga menyukai