Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

Dosen Pengampu : Ine Arini, S.Pd M.Si


Zoologi Invertebrata

DI SUSUN OLEH KELOMPOK 1:

Ridhana Umamit Miryam Desi Saloy


Nim : 202040014 Nim : 202040043

Futri ciamun loilatu Iswan Sebualamo


Nim : 202040026 Nim : 202040049

Ezra latuperissa
Nim : 202040005

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDKAN
UNIVERSITAS PATTIMURA
2021

i
KATA PENGANTAR
Dengan Memanjatkan Puji Syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,karena atas Lindungan dan
Petunjuk-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Mata Kuliah Zoologi Invertebrata ini
tepat waktu.
Dalam makalah ini membahas tentang “Sistem Pernapasan,pencernaan,Sirkulasi,Reproduksi
dan ekskresi pada porifera” yang di harapkan agar dapat menambah wawasan Kita.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan,baik dari materi maupun penyajian.oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan.

Ambon,10 Oktober 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL......................................................................................................i
KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................... 1
A. Latar Belakang................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah............................................................................................1
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................. 2
1. Pengertian Porifera................................................................................................2
2. System Pernapasan Porifera..................................................................................3
3. System Pencernaan Porifera..................................................................................4
4. System Sirkulasi Porifera......................................................................................5
5. Sistem Reproduksi Porifera...................................................................................6
6. Sistem Ekskresi Porifera........................................................................................6

BAB III..............................................................................................................................7
Kesimpulan ......................................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu hewan yang termasuk hewan tidak bertulang belakang adalah Filum
Porifera. Filum Porifera merupakan hewan bersel banyak (metazoan) paling sederhana atau
primitive dan juga merupakan hewan yang berpori. Dikatakan demikian karena kumpulan
organ maupun kemampuan geraknya sangat kecil dan akhirnya bersifat sessile. Pada
awalnya Porifera dianggap sebagai tumbuhan, baru pada tahun 1765 dinyatakan sebagai
hewan setelah ditemukan adanya aliran air yang terjadi di dalam tubuh porifera dari 10.000
spesies porifera yang sudah diidentifikasi, sebagian hidup di laut dan hanya 159 spesies
hidup di air tawar, semuanya family spongilidae. Umumnya terdapat di perairan jernih
dangkal dan menempel di substrat, sebagian menetap di dasar perairan. Tubuh porifera
masih diorganisasi pada tingkat seluler, artinya terdiri atas sel-sel yang cenderung bekerja
secara mandiri. Porifera dikenal juga sebagai hewan berpori. Dibandingkan dengan protozoa
maka susunan tubuh porifera lebih komplek. Tubuh porifera tidak lagi terdiri atas satu sel
melainkan telah terdiri atas banyak sel. Berdasarkan sejarah embrionalnya dan ciri-ciri
khusus dimiliki oleh porifera beberapa ahli memasukkan porifera ke dalam kelompok
parazoa atau hewan sampingan

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Dari Porifera ?
2. Jelaskan Sistem Pernapasan Porifera ?
3. Jelaskan Sistem Pencernaan Porifera ?
4. Jelaskan Sistem Sirkulasi Porifera ?
5. Jelaskan Sistem Reproduksi Porifera ?
6. Jelaskan Sistem Ekskresi Porifera ?

C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Dari Porifera
2. Untuk Mengetahui Sistem Pernapasan Porifera
3. Untuk Mengetahui Sistem Pencernaan Porifera
4. Untuk Mengetahui Sistem Sirkulasi Porifera
5. Untuk Mengetahui Sistem Reproduksi Porifera
6. Untuk Mengetahui Sistem Ekskresi Porifera

1
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Porifera
Porifera berasal dari Bahasa Latin yaitu porus yang berarti lubang kecil atau pori-pori, serta
ferre yang berarti mengandung. Jadi, Porifera dapat diartikan sebagai hewan yang di dalam
tubuhnya terdapat lubang-lubang kecil atau berpori-pori.
Porifera adalah hewan yang memiliki tubuh yang cukup sederhana, hewan ini biasanya
hanya memiliki ukuran tubuh sekitar 1-2 cm. Selain memiliki pori-pori mikroskopis pada
tubuhnya, porifera juga memiliki ciri khusus berupa sistem kanal atau sistem saluran air yang
berfungsi sebagai tempat bersirkulasinya air di dalam tubuhnya.
Porifera merupakan jenis hewan yang masuk kedalam golongan hewan diploblastik.
Hewan yang masuk kedalam jenis ini memiliki sel lapisan tubuh yang bisa dikatkan cukup
sederhana jika dibandingkan dengan jenis hewan lain. Beberapa jaringan hewan yang biasa kita
temukan pada hewan lain tak akan kita temukan pada hewan yang satu ini. Salah satu hal yang 
cukup mencolok adalah lapisan tubuh porifera yang sangat sederhana.Keberadaan lapisan sel
yang sederhana tersebut memegang peranan penting pada setiap proses tubuh dari porifera itu
sendiri.

Adapun Ciri-ciri dari Porifera Yaitu sebagai berikut :


a) Merupakan hewan multiseluller (bersel banyak).
b) Belum mempunyai organ pencernaan, sistem peredaran darah , sistem saraf, dan
otot; namun sel-sel tubuhnya dapat mengindra dan bereaksi terhadap perubahan
lingkungan.
c) Mempunyai dua fase kehidupan, yaitu saat hidup berenang bebas (fase larva) dan
saat berbentuk sesil yang hidup menetap di dasar perairan (fase dewasa).
d) Merupakan hewan diploblastik yang memiliki dua lapis sel pembentuk tubuh, yaitu
ektoderma (lapisan luar dan endoderma (lapisan dalam).
e) Bentuk tubuh hewan ini ada yang seperti piala, jambangan, terompet, dan
bercabang-cabang seperti tumbuhan.
f) Habitat utama di perairan (terutama di laut).

3
2. Sistem Pernapasan Porifera
Sistem pernapasan pada porifera tidak memiliki saraf yang lengkap. Setiap proses
yang ada selalu dilakukan dalam tahan intrasel, hal tersebut merupakan sebuah sistem yang
tergolong masih sangat sederhana dan belum terlalu berkembang.

sistem pernapasan yang ada padanya digantikan dengan sistem aliran air yang
masuk kedalam tubuh. pada proses ini air akan masuk kedalam tubuh porifera melalui pori-
pori yang tersebar dalam setiap bagian tubuhnya. Bagian pori-pori ini sendiri disebut
sebagai ostium. Ketika air memasuki kedalam tubuh, maka akan dilakukan penyaringan
oleh beberapa sel dan jaringan yang ada di dalam tubuh porifera. Pergerakan air tersebut
akan berbarengan dengan proses pencernaan yang dilakukan oleh porifera.

Jika proses pencernaan akan dilakukan oleh sel amebosit, maka proses pernapasan
akan dilakukan oleh seh koanosit. Letak dari sel tersebut berada di lapisan bagian dalam
tubuh porifera.Sel ini disebut juga sebagai sel leher, proses pertukaran dan pelepasan
oksigen dilakukan sepenuhnya oleh sel yang satu ini. Ketika semua proses itu selesai maka
air akan kembali dikeluarkan melalui oskulum.

Proses pernapasan ini sendiri terjadi dalam kurun waktu yang cukup cepat. Serta
dengan intensitas yang hampir bisa dikatakan cukup sering.Pada dasarnya proses tersebut
terjadi akibat adanya proses difusi yang terjadi dalam tubuh porifera. Difusi sendiri adalah
sebauh peristiwa mengalirnya/berpindahnya suatu zat dalam pelarut dari bagian
berkonsentrasi tinggi ke bagian yang berkonsentrasi rendah. Dalam masalah tersebut air laut
yang memiliki konsentrasi lebih tinggi akan tersaring oleh sel tubuh porifera yang jauh lebih
rendah. Proses difusi ini sendiri bisa dikatakan cukup cepat, karena ukuran dari molekul
yang ada di dalam air laut terbilang kecil.

Pada permukaan sel tubuh porifera sendiri terjadi dua macam jenis difusi secara
bersamaan. Yaitu difusi biasa yang memungkinkan partikel untuk dapat langsung memasuki
dan berdifusi dalam membran plasma. Difusi jenis ini digunakan untuk mengambil molekul
hydrophobic.

Sedangkan proses difusi yang kedua adalah difusi khusus. Proses difusi ini dapat
dikatakan cukup berbeda karena dibutuhkan protein khusus dan pelaksanaannya. Protein
4
tersebut akan membentuk jalur khusus yang memungkinkan jenis-jenis molekul tertentu
melewatinya. Proses ini bisanya digunakan untuk mengambil molekul-molekul hydrophilic.

3. Sistem Pencernaan Porifera

Pencernaan makanan pada porifera adalah air dan plankton masuk ke porifera melalui
ostium menuju spongocoel kemudian plankton akan disaring oleh mikrovilli sel koanosit.
Plankton akan masuk ke dalam sel koanosit untuk dicerna. Hasil pencernaan akan diedarkan ke
seluruh tubuh oleh sel amoebosit. Sisa air akan keluar dari spongocoel melalui ostium.
Pergerakan air ini disebabkan oleh flagel yang menempel pada sel koanosit.

Pada dasarnya porifera tidak memiliki sistem pencernaan yang begitu kompleks seperti
hewan yang lain. Sistem pencernaan porifera akan sangat bergantung pada aliran air yang masuk
kedalam tubuh. aliran air yang masuk ini kemudian akan disaring oleh tubuh dari spon itu
sendiri. Penyaringan ini sendiri berfungsi untuk membedakan dan memisahkan setiap partikel
yang masuk kedalam tubuh porifera.

Salah satunya adalah partikel yang memiliki ukuran lebih dari 50 mikrometer tidak akan
dapat memasuki pori-pori sel atau ostium, partikel dengan ukuran tersebut akan langsung dicerna
oleh sel Pinakosit dengan menggunakan metode fagositosis. Ketika partikel yang lebih kecil lagi
dapat memasuki ostium, maka partikel tersebut akan ditangkap oleh sel amebosit yang ada pada
lapisan mesohil. Untuk partikel seperti bakteri maka akan langsung ditangkap oleh sel kanosit
yang ada di bagian dalam tubuh porifera

5
Pada dasarnya sistem pencernaan porifera  adalah sistem pencernaan intrasel. Pada
sistem perncernaan tersebut, semua sistem akan dilakukan pada masing-masing sel. Pada sistem
pencernaan ini maka kita bisa melihat salah satu fungsi vakuola pada hewan.

Sebagaimana yang kita ketahui bahwa vakuola yang terdapat pada porifera ini adalah jenis
vakuola kontraktil. Dimana vakuola ini dapat membesar dan mengecil. Jenis vakuola tersebut dapat
kita temukan pada sel pinakosit yang ada bagai bagian permukaan tubuh. Sedangkan pada sel
amebosit dan kanosit kita bisa menemukan jenis vakuola makan yang berfungsi sebagai
pencernaan makanan.

4. Sistem Sirkulasi Porifera


Sistem sirkulasi air
Sistem saluran air pada porifera dibedakan menjadi tiga tipe yaitu :
a) Ascon
Ascon merupakan tipe saluran air dimana lubang-lubang ostiumnya dihubungkan
dengan saluran lurus yang langsung menuju ke spongosol (rongga dalam)
b) Sycon
Sycon merupakan tipe saluran air dimana lubang-lubang ostiumnya dihubungkan
dengan saluran yang bercabang-cabang ke rongga-rangga yang berhubungan langsung
dengan spongosol
c) Leucon.
Leucon merupakan tipe saluran air dimana lubang-lubang ostiumnya dihubungkan
dengan saluran yang bercabang-cabang ke rongga yang sudah tidak berhubunga
langsung dengan spongosol.

6
5. Sistem Reproduksi Porifera
Sistem Reproduksi Porifera Porifera berkembang biak secara seksual maupun aseksual.
Reproduksi seksual terjadi dengan cara pembentukan tunas (budding) atau pembentukan
sekelompok sel esensial terutama amoebocyte, kemudian dilepaskan. Sepon air tawar dan
air laut membentuk gemuk, yaitu tunas internal. Gemuk terbentuk dari sekumpulan
amoebocyte berisi cadangan makanan dikelilingi amoebocyte yang membentuk lapisan
luar yang keras dan acapkali terdapat spikula sehingga membentuk dinding yang resisten.
Porifera mempunyai kemampuan melakukan regenerasi yang tinggi. Bagian tubuh sepon
yang terpotong atau rusak akan mengalami regenerasi yang utuh kembali. Kemampuan
melakukan regenerasi ada batasnya, misalnya potongan sepon leuconoid harus lebih besar
dari 0,4 mm dan mempunyai beberapa sel choanocyte supaya mampu melakukan
regenerasi menjadi sepon baru yang kecil. Reproduksi aseksual terjadi baik pada sepon
yang hermaproduktif, namun sel telur dan sperma diproduksi pada waktu yang berbeda
sperma dan telur dihasilkan oleh amoebyte osculum bersama aliran air dan masuk ke
individu lain melalui ostium juga bersama aliran air. Dalam spongocoel atau feagelated
chamber, sperma akan masuk ke choanocyte atau amoebocyte. Sel amoebocyte berfungsi
sebagai pembawa sperma menuju sel telur, terjadilah pembuahan (fertilisasi),
perkembangan embrio sampai menjadi larva berflagella masih di dalam mesohyl. Larva
berflagella disebut juga larva amphiblastula. Keluar dari mesohyl dan bersama aliran air
keluar dari tubuh induk melalui osculum. Larva amphiblastula berenang bebas beberapa
saat kemudian menempel pada substrat dan berkembang menjadi sepon muda yang sessile
dan akhirnya tumbuh menjadi besar dan dewasa.

6. Sistem Ekskresi Porifera


Sistem Ekskresi Porifera Porifera adalah hewan multiseluler atau metazoa yang paling
sederhana.Karena hewan ini memiliki ciri yaitu tubuhnya berpori seperti busa atau spons.
system ekskresi Pada porifera, pengeluaran sisa metabolisma berlangsung secara difusi, dari
sel tubuh ke epidermis lalu dari epidermis ke lingkungan hidupnya yang berair.Porifera
mempunyai sistem saluran air yang berfungsi untuk memasukkan dan mengeluarkan air
yang mengandung zat makanan, oksigen, dan sisa metabolisme.

7
BAB III
KESIMPULAN

Filum porifera telah ada di laut sejak jaman prokambium sekitar 600 juta tahun yang lalu,
berdasarkan cacatan fosil.Asal usul hewan porifera mengisyaratkan hewan ini merupakan
turunan dari koloni protozoa jenis 'choanoflagellata'.
'Hewan spons' itulah sebutan untuk filum porifera, disebabkan seluruh permukaan tubuh hewan
ini lobang-lubang kecil (pori). Porifera merupakan hewan yang paling sederhana dari organisme
multiseluler dan sebagian besar hidup di laut. Saat ini telah ditemukan 5000 - 10.000 species, dan
hanya 150 species yang hidup di air tawar, umumnya hewan ini sebagai bentik di perairan.
Porifera bereproduksi melalui dua cara, yaitu secara generatif ataupun secara vegetatif.
Reproduksi generatif, yaitu dengan sel-sel kelamin yang dihasilkan oleh sel amoeboid. Porifera
termasuk hewan monoesius atau hermafrodit karena dalam satu tubuh bisa menghasilkan dua sel
kelamin sekaligus. Reproduksi vegetatif dengan pembentukan tunas ataupun kuncup. Ketika
kuncup atau tunas-tunas tersebut lepas akan tumbuh menjadi individu baru.

8
Daftar Pustaka
https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-porifera/
https://pdfcoffee.com/makalah-porifera-kel-3-pdf-free.html
https://brainly.co.id/tugas/2221279

Anda mungkin juga menyukai