Anda di halaman 1dari 13

BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1. Definisi Wilayah Pesisir

Menurut Taufik (2013), wilayah pesisir merupakan area yang unik

dikarenakan wilayah pesisir menjadi pembatas antara daratan dan

lautan. Wilayah pesisir juga menjadi salah satu wilayah penting jika

ditinjau dari berbagai sudut pandang perencanaan dan pengelolaan

serta eksploitasi. Beragam ekosistem yang terbentuk akibat transisi

antara daratan dan lautan tersebut mempunyai nilai ekonomi yang

sangat luar biasa dan sangat produktif bagi manusia.

Adapun dalam Undang Undang No. 1 tahun 2014 hasil revisi dari

Undang Undang No. 27 tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah

Pesisir, dimana dalam pasal 63 yang berbunyi “ pemerintah dan

pemerintah daerah berkewajiban memberdayakan masyarakat pesisir

dalam meningkatkan kesejahteraannya dan pemerintah dan

pemerintah daerah berkewajiban mendorong kegiatan usaha

masyarakat pesisir melalui peningkatan kapasitas, pemberian akses

teknologi dan informasi, permodalan, infrastruktur, jaminan pasar dan

asset ekonomi produktif lainnya”(Taufik, 2013).

Bengen (2004:3) berpendapat bahwa wilayah daratan dan wilayah

laut bertemu di garis pantai di mana wilayah daratan mencakup daerah

yang tergenang atau tidak tergenang air yang dipengaruhi oleh proses-

11
proses laut seperti pasang surut, angin laut, dan intrusi air laut.

Sedangkan wilayah laut mencakup perairan yang dipengaruhi oleh

proses-proses alami daratan seperti sedimentasi dan aliran air tawar ke

laut serta perairan yang di pengaruhi oleh kegiatan manusia di darat.

Dalam naskah akademik pengelolaan wilayah pesisir (2001),

pengertian dari kawasan pesisir ialah wilayah pesisir tertentu yang

ditunjuk atau ditetapkan oleh pemerintah berdasarkan kriteria tertentu

seperti karakteristik fisik, biologi, sosial, dan ekonomi untuk

dipertahankan keberadaannya.

Secara umum, wilayah pesisir merupakan wilayah perbatasan yang

menghubungkan antara daratan dan lautan kemudian menciptakan

sebuah ekosistem baru yang memiliki potensi yang dapat

dikembangbiakan secara produktif.

2.1.2 Masyarakat Pesisir

Menurut Rosni (2017) menyatakan bahwa masyarakat pesisir

adalah masyarakat yang bertempat tinggal di daerah sekitar pesisir

pantai dengan mata pencaharian utamanya memanfaatkan sumber

daya alam yang tersedia di lautan muali dari berbagai jenis ikan,

udang, kerang, udang dan hasil kekayaan laut lainnya.

Dalam UU No. 27 Tahun 2007 dijelaskan bahwa masyarakat

pesisir adalah suatu kelompok masyarakat adat atau loka yang

bermukim atau tinggal di wilayah pesisir dan memiliki adat atau cara

tersendiri dalam mengelola lingkungan secara turun temurun.

12
Rahmanto (2015) juga menjelaskan bahwa masyarakat pesisir

merupakan masyarakat yang bermukim di daerah pesisir dan

bergantung pada sumber daya laut melalui kegiatan budidaya maupun

penangkapan untuk menopang perekonomian mereka.

Soekanto (1981) dan Setyorini (2013) dalam Fama (2016)

mengemukakan bahwa masyarakat pesisir umumnya merupakan

kelompok yang sangat sulit untuk diorganisasi. Hal ini menyebabkan

komunitas masyarakat pesisir selalu bergerak dalam kesatuan-

kesatuan informal tanpa memiliki alur yang khas. Masyarakat pesisir

adalah kumpulan manusia menggantungkan hidupnya di wilayah

pesisir.

Secara umum, masyarakat pesisir merupakan sebagian masyarakat

yang tinggal di daerah pesisir yang menggantungkan hidupnya dari

kegiatan pemanfaatan sumberdaya laut maupun pesisir mulai dari

penangkapan sampai proses budidaya berbagai jenis biota laut.

Secara umum, pemberdayaan adalah kegiatan pengembangan

kemampuan seeorang agar lebih produktif lagi.

2.1.3 Pemberdayaan Masyarakat

Menurut Qodriyatun (2013) yang dimaksud dengan

pemberdayaan masyarakat adalah konsep dalam pembangunan

ekonomi yang merangkum sejumlah nilai sosial. Konsep ini juga

mencerminkan beberapa paradigm baru dalam pembangunan yaitu

lebih menekankan pada pemberdayaan manusia dengan tujuan

13
mengendalikan kehidupan manusia maupun sumberdaya, menciptakan

sumber kehidupan dalam rumah tangganya dan secara langsung dapat

mengejar pembangun sebagai suatu upaya kesejahteraan.

Subagiana (2018) juga berpendapat bahwa memberdayakan

masyarakat berarti dapat menciptakan kesempatan maupun peluang

untuk masyarakat pesisir dalam memenuhi kebutuhannya juga dapat

merencanakan sendiri dan melaksanakannya yang akhirnya

menciptakan kemandirian dalam kehidupan masyarakat itu sendiri.

Secara umum, pemberdayaan masyarakat merupakan suatu

kegiatan yang bertujuan menciptakan peluang bagi masyarakat agar

lebih produktif dalam menata kehidupan mereka.

Miradji & Sumarno (2014) mengatakan ada beberapa tahapan

pemberdayaan di bawah ini yang dijadikan langkah awal untuk

melakukan proses pemberdayaan antara lain:

1) Tahap penyadaran dan pembentukan perilaku, merupakan tahap

persiapan dalam proses pemberdayaan masyarakat. Tahap ini

lebih menekankan pada sentuhan penyadaran akan lebih

membuka keinginan dan kesadaran mayarakat tentang kondisi

kehidupan saat ini.

2) Tahap proses tranformasi pengetahuan dan kecakapan

keterampilan dapat berlangsung baik, penuh dengan semangat dan

berjalan efektif jika tahap pertama telah terkondisi dengan baik.

14
3) Tahap pengayaan atau peningkatan intelektualitas dan kecakapan

keterampilan yangdiperlukan, agar mereka dapat membentuk

kemandirian

2.1.4 Konsep Pemberdayaan Masyarakat Pesisir

Menurut Subagiana (2018) bahwa memberdayakan masyarakat

pesisir berarti menciptakan peluang masyarakat pesisir untuk

menentukan kebutuhannya, merencanakan dan melaksanakan

kegiatannya, yang akhirnya menciptakan kemandirian permanen

dalam kehidupan masyarakat itu sendiri

Dalam UU No. 1 tahun 2014 hasil revisi UU No. 27 tahun 2007

tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir, dimana dalam pasal 63 yang

berbunyi “Pemerintah dan Pemerintah Daerah berkewajiban

memberdayakan masyarakat pesisir dalam meningkatkan

kesejahteraannya dan Pemerintah dan Pemerintah Daerah

berkewajiban mendorong kegiatan usaha masyarakat pesisir melalui

peningkatan usaha masyarakat melalui peningkatan kapasitas,

pemberian akses teknologi dan informasi, permodalan, infrastruktur,

jaminan pasar dan aset ekonomi produktif lainnya”

Maka dari itu untuk rancangan program pemberdayaan bagi

masyarakat tidak menyamaratakan antara satu kelompok dengan

kelompok lainnya apalagi satu daerah pesisir dengan daerah pesisir

lainnya

15
2.1.5 Definisi Program PEMP

PEMP merupakan suatu program yang bertujuan untuk

meningkatkan kesejahteraan sosial ekonomi juga memperkuat sistem

kelembagaan serta partisipasi masyarakat, pengoptimalisasian dan

pemanfaatan sumberdaya kelautan juga pesisir secara berkala.

Disisi lain Program PEMP juga mempunyai tujuan khusus yaitu

mencakup pengurangan dampak kenaikan BBM, membuka lapangan

pekerjaan dan peluang usaha alternative untuk masyarakat pesisir,

meningkatkan partisipasi masyarakatdalam perencanaan, pelaksanaan,

pengendalian dan pengembangan kegiatan ekonomi masyarakat

pesisir, memperkuat lembaga ekonomi, mendukung mekanisme

manajemen pengembangan masyarakat dengan partisipasi dan

transparansi serta dapat meningkatkan kemampuan petugas dan

penduduk pesisir dalam rangka pengelolaan pembangunan di daerah

mereka.

2.1.6 Faktor-faktor yang mempengaruhi Program PEMP

Menurut Kurniasari & Reswati (2011) ada beberapa hal yang

menjadi penyebab ketidakberhasilan PEMP dan belum mampu

mencapai target yang diharapkan, yaitu:

1. Beberapa masyarakat pengguna menganggap bahwa dana dari

program bersifat gratis. Persepsi ini mempengaruhi tingkat

pengembalian kredit.

16
2. Kurangnya pengetahuan dalam managemen dan administrasi

keuangan.

3. Keterbatasan kemampuan orang miskin dalam segi keuangan

menuntut mereka memberikan pilihan menggunakan dana modal

usaha untuk kebutuhan yang mendesak misalnnya anak sakit

parah dan lain-lain, sehingga perlu disediakan dana penyangga

yang include dengan dana bantuan program.

4. Banyak sekali Program Pemberdayaan yang dilaksanakan di suatu

daerah yang berasal dari berbagai macam departemen, LSM dan

Swasta dengan agenda perberdayaannya masing-masing, namun

tidak ada upaya untuk melakukan sinkronisasi sehingga program

tidak membuahkan hasil yang optimal.

5. Aplikasi program pemberdayaan sering tidak dikerangkai oleh

struktur sosial budaya lokal, baik yang berhubungan dengan

masalah institusi mapun dengan sistem pembagian kerja yang

berlaku dalam masyarakat nelayan setempat karena karakteristik

masyarakat dan sumberdaya serta permasalahan yang ada di

wilayah pesisir sangat complicated dan spesifik antar daerah.

6. Program pemberdayaan sering diarahkan pada kegiatan ekonomi

produktif dan fisik semata akan menciptakan eksternalitas negatif

di sektor kelautan dan perikanan, seperti kemiskinan lingkungan

sumber daya pesisir dan laut.

17
2.2 Kajian Penelitian Yang Relevan

2.2.1 Penelitian Terdahulu

Berikut ini beberapa kajian penelitian terdahulu yang relevan


dengan topik penelitian ini.

Tabel 2.1 Kajian Penelitian Terdahulu

Metode Variabel
No Peneliti Judul Kesimpulan
Penelitian Penelitian
1 Michel Analisis Analytical Dependen PEMP memberikan
Sipahelut, Pemberdaya Hierarchy : dampak positif pada
(2010) an Process Pemberdayaan kesejahteraan nelayan
Masyarakat (AHP) Masyarakat khususnya pada segi
Nelayan Di Analisis Nelayan pendapatan. Program
Kecamatan SWOT Independen PEMP juga sangat
Tobelo : sesuai diterapkan di
Kabupaten Meminimalisir Kecamatan Tobelo
Halmahera kelemahan dan Kabupaten Halmahera
Utara ancaman, Utara dikarenakan
mendayagunaka potensi daerah yang
n kekuatan dan cukup besar. Fokus
peluang peneliti berpusat pada
strategi perbaikan
untuk pemberdayaan
masyarakat nelayan
khususnya dalam: (1)
pengembangan akses
permodalan (2)
pengembangan
teknologi dan skala
usaha perikanan
(3) pengembangan
akses pemasaran
(4) penguatan
kelembagaan
masyarakat pesisir (5)
pengelolaan
sumberdaya perikanan
berbasis masyarakat
(6) pembangunan
sarana prasarana
penunjang usaha
perikanan

18
(7) pengembangan
diversifikasi
pengelolaan ikan.
Masyarakat nelayan
yang ada di Desa
Kenje belum
maksimal berperan
dalam
mensejahterahkan
masyarakat, karena
kebanyakan nelayan
yang berada di Desa
Kenje hanyalah
nelayan pinggiran dan
sebagai sawi, bahkan
para istri nelayan juga
Peranan
berupaya untuk
Masyarakat
Dependen melakukan suatu
Nelayan
: pekerjaan yang dapat
Terhadap
Peran SDM mambantu dalam
Peningkatan
Masyarakat menunjang
Ekonomi Di
Nurfadhilah Deskriptif Nelayan penghasilan suami
2 Desa Kenje
T, (2016) Kualitatif Independen mereka yang sangat
Kecamatan
: minim. Adapun
Campalagia
Peningkatan alternative
n
Ekonomi pemecahannya yakni
Kabupaten
Keluarga diharapkan
Polewali
pemerintahan desa
Mandar
mengupayakan
pembentukan
pelatihan atau
keterampilan bagi
masyarakat nelayan
khususnya istri
nelayan dalam upaya
meningkatkan sosial
ekonomi keluarganya.
Selain itu, pemberian
pinjaman modal bagi
masyarakat yang ingin
membuka usaha.
Program
Pemberdayaan
Ekonomi Masyarakat
Pesisir (PEMP) di
Pantai Jakat melalui

19
dana PUMP dalam
fiqih ekonomi Islam
merupakan bentuk
kerjasama
mudharabah
Pemberdaya
mutlaqah. Penerapan
an Hasil
pemberdayaan
Perikanan
Dependen tergolong efektif dan
Masyarakat
: sesuai prinsip
Pesisir
Peningkatan ekonomi Islam yaitu
Pantai Jakat
pendapatan kepemilikan,
Anita Dalam
Deskriptif Independen keseimbangan dan
3 Ramadani, Meningkata
Kualitatif : keadilan.
(2017) n
Pemberdayaan Pemberdayaan
Pendapatan Hasil Perikanan tersebut juga sesuai
Perspektif
dengan tiga kompleks
Ekonomi
pemberdayaan umat
Islam
yaitu kompleks
ruhaniah, intelektual
dan ekonomi.
4 Razak Miraza, Implementa Deskriptif Dependen Implementasi Program
(2009) si Program : Pemberdayaan
Ekonomi Faktor penghambat Ekonomi Masyarakat
Masyarakat dan pendukung Pesisir di Kecamatan
Independen
Pesisir Tanjung Pura belum
:
(Pemp) Di tepat sasaran dan
Implementasi
Kecamatan Program PEMP penggunaan dananya.
Tanjung Penggunaan danan
Pura yang didapat hanya
Kabupaten sebagian kecil saja
Langkat yang dibelikan
peralatan-peralatan
maupun kepentingan
perikanan dan
kelautan serta banyak
keterlambatan
pengembalian dana
pinjaman yang
disebabkan karena
menurunnya
keuntungan,
menurunnya penjualan
dagangan serta modal
yang menipis dan
menurunnya
perputaran uang. Akan

20
tetapi secara kasat
mata semua
kegiatannya berjalan
dengan lancar.
(a) Input program
PEMP berupa dana
kurang cukup dalam
pelaksanaan program.
Evaluasi Selain itu sosialisasi
Kinerja Dependen yang diberikan tidak
Program : mengandung
Pemberdaya Faktor-faktor informasi yang jelas
Andi
an Ekonomi Pelaksanaan dan menyebabkan
Muhammad Kualitatif
5 Masyarakat Program masyarakat kurang
Fedriansyah, Deskriptif
Pesisir Independen memahami program;
(2008)
(Pemp) Di : (b) ketertarikan
Kecamatan Kinerja Program masyarakat dalam
Tugu, PEMP mengikuti
Semarang pelaksanaan program
untuk meningkatkan
hasil tangkapannya
menjadi output dari
program PEMP.
program PEMP
memberikan dampak
Analisis
nyata terhadap
Dampak
peningkatan
Program
pendapatan . Faktor-
Pemberdaya Dependen
faktor yang
an Ekonomi :
mempengaruh
Masyarakat Pendapatan
peningkatan
Pesisir Anggota
pendapatan adalah
R. Drajat (Pemp) Kelompok
Kuantitatif persepsi dan
Subagio, Terhadap Masyarakat
6 Deskriptif kecakapan berbisnis
(2007) Pendapatan Pemanfaat
Univariat target /sasaran
Anggota (KMP)
program.
Kelompok Independen
Berdasarkan hasil
Masyarakat :
penelitian ini
Pemanfaat Dampak
disarankan. Program
(KMP) Di Program PEMP
PEMP dimasa yang
Kabupaten
akan datang tidak
Subang Dan
hanya fokus pada
Cirebon
pemberian modal
usaha.
Evaluasi pemberian
kapal beserta alat

21
tangkap dilakukan
diantaranya pemberian
bantuan kapal
berdasarkan jumlah
nelayan. Kendala
program
pemberdayaan
ekonomi masyarakat
Analisis pesisir adalah
Evaluasi keterbatasan anggaran
Program (modal) dimana
Pemberdaya anggaran dari
an Ekonomi pemerintah terbatas
Masyarakat sehingga tidak semua
Pesisir masyarakat dapat
Melalui mencukupi kapal yang
Pemberian diberikan dan kualitas
Dependen
Kapal SDM yang masih
:
Beserta rendah hal ini
Faktor-faktor
Alat ditunjukan masih
penghambat
Tangkap Di banyak masyarakat
Program PEMP
Desa pesisir yang jarang
Independen
Samsuddin, Lambur Kualitatif lulus SMP. Upaya
:
7 (2020) Luarkecama Deskriptif yang dilalukan untuk
Hasil Evaluasi
tan Muara mengatasi kendala
Program
Sabak dalam pelaksanaan
Timur program
Tanjung pemberdayaan
Jabung ekonomi masyarakat
Timur pesisir melalui
peningkatan akse
modal, peningkatan
akses SDM dan
Peningkatan akses
saran dan Prasarana.

22
2.3 Kerangka Berpikir

Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir yang diterapkan

belum mampu menunjang kesejahteraan masyarakat khususnya nelayan di

kecamatan paguat. Dengan berbagai upaya yang di usahakan oleh pemerintah

untuk memberdayakan masyarakat

Permasalahan Pelaksanaan Program PEMP

1. Penyesuain Program dengan daerah yang diberdayakan


kurang sesuai.
2. Kurangnya pengawasan terhadap keberlangsungan program
3. Sosialisasi program kurang dapat dipahami masyarakat.
4. Penyalahgunaan bantuan oleh masyarakat
5. Untuk bantuan jenis alat yang diberikan belum siap pakai

Mengidentifikasi Program
Analisis Program Pemberdayaan Pemberdayaan Ekonomi
Ekonomi Masyarakat Pesisir Masyarakat Pesisir (PEMP) yang
ada di Kecamatan Paguat.

Mengidentifikasi Faktor-faktor

Analisis Deskriptif dengan Teknik yang Memengaruhi Pelaksanaan


Analisis Snowball Sampling Program Pemberdayaan Ekonomi
Masyarakat Pesisir di Kecamatan
Paguat.
HASIL

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir

23

Anda mungkin juga menyukai