Anda di halaman 1dari 21

Tugas Terstruktur Dosen Pengampu

Kreativitas dan keberkatan Nurkamelia Mukhtar.AH,M.Pd

Hal-Hal Mendasar Tentang Penilaian Beda Penialaian Dan Asesmen Dan


Evaluasi Hakikat Penilaian Penilaian Pada AUD

Disusun Oleh :
PIAUD VI B/Kelompok A

Ariani Putri Siregar : 11810922745 Juli Rahmania :11810923190


Aulia Isnaini :11810922775 Luriana Fat’a :11810922588
Ayu Puspita Insani : 11810923636 Merayu Safitri :11810922708
Emma Istiqoma :11810923264 Monica Haliza Wati : 11810922762
Iis Aisyah Sholihat : 11810922608 Mutiara Sari Yansen : 11810923207

PEOGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNEVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
PEKANBARU
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
Rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah.
Tugas ini disusun dalam rangka memenuhi presentasi mata kuliah Kreatifitas dan
Keberbakatan RA.
Terimakasih kepada dosen pengampu atas bimbingannya dalam
menyelesaikan makalah yang berjudul hal-hal mendasar tentang penilaian beda
penialaian dan asesmen dan evaluasi hakikat penilaian Penilaian pada AUD.
Terimakasih kepada teman-teman yang telah membantu. Penulis menyadari bahwa
dalam menyusun tugas ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna sempurnanya tugas
ini. Penulis berharap semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan
pembaca umumnya.
Akhir kata, penulis ucapkan terima kasih. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhai segala usaha kita. Aamiin.

Pekanbaru,28 Junil 2021

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan Penulisan 2
BAB II PEMBAHASAN 3
A. Pengertian penilaian 3
B. Persamaan dan Perbedaan Asesmen dan Evaluasi 7
C. Fungsi Penilaian 8
D. Tujuan Penilaian 10
E. Prinsip-prinsip penilaian 12
BAB III PENUTUP 15
A. Simpulan 15
B. Kritik Dan Saran 15
DAFTAR PUSTAKA 18

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Kurikulum, proses pembelajaran, dan penilaian merupakan komponen
penting dalam program pembelajaran disamping komponen-komponen yang
lain. Komponen tersebut saling terkait antara satu dengan yang lain.
Kurikulum berisi Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang menjadi
landasan program pembelajaran. Proses pembelajaran merupakan upaya untuk
mencapai Kompetensi Dasar yang dirumuskan dalam kurikulum. Sementara
itu, kegiatan penilaian dilakukan untuk mengukur dan menilai tingkat
pencapaian Kompetensi Dasar. Penilaian juga digunakan untuk mengetahui
kekuatan dan kelemahan dalam proses pembelajaran, sehingga dapat dijadikan
dasar untuk pengambilan keputusan, dan perbaikan proses pembelajaran yang
telah dilakukan. Oleh sebab itu kurikulum yang baik dan proses pembelajaran
yang benar perlu di dukung oleh sistem penilaian yang baik, terencana dan
berkesinambungan.
Penilaian pembelajaran merupakan satu tahap penting dalam proses
pembelajaran yang dilakukan di semua jenjang pendidikan. Proses ini juga
merupakn langkah strategis dalam upaya meningkatkan kualitas output
pebelajaran yang lebih terukur dan kompetitif.
Kedudukan penilaian sangat penting bagi penunaian tugas
keberhasilan melaksanakan utamanya, yakni melaksanakan pembelajaran.
Pada akhir suatu program pendidikan, pengajaran ataupun pelatihan pada
umumnya diadakan penilaian. Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah
suatu program pendidikan, pengajaran ataupun pelatihan tersebut telah
dikuasai oleh pesertanya atau belum.

1
B. BATASAN MASALAH
Untuk membatasi makalah ini, pembahasan yaitu meliputi:
1. Pengertian penilaian
2. Persamaan dan perbedaan assesmen dan evaluasi
3. Fungsi penilaian
4. Tujuan penilaian
5. Prinsip-prinsip penilaian

C. TUJUAN PENULISAN
Selain untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kreatifitas dan
Keberbakatan RA, makalah ini juga bertujuan untuk memberikan pengetahuan
mengenai :
1. Mengkaji dan memberikan informasi pengertian penilaian
2. Memberikan informasi tentang persamaan dan perbedaan assesmen dan
evaluasi
3. Memberikan informasi tentang fungsi penilaian
4. Memberikan informasi tentang tujuan penilaian
5. Memberikan informasi tentang prinsip-prinsip penilaian

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Penilaian

2
Istilah penilaian dalam bahasa Inggris terdapat dua kata yakni
assesment dan evaluation. Arti dari kedua bahasa tersebut berbeda, perbedaan
itu dapat kita kaji dalam bidang pendidikan.

1. Penilaian pedidikan (educational assesment)


Penilaian pedidikan (educational assesment) adalah Educational
assessment is the process of documenting, usually in measurable terms,
knowledge, skill, attitudes, and beliefs (Glossary of Useful Terms, SABES
Home Page). Yang artinya penilaian pendidikan adalah proses
mendokumentasikan,biasanya dalam hal terukur, pengetahuan,
keterampilan, sikap, dan keyakinan. (Wikipedia, the free encyclopedia).
Dalam pendidikan, penilaian merujuk pada berbagai metode atau alat yang
menggunakan pendidik untuk mengevaluasi, mengukur, dan
mendokumentasikan kesiapan akademik, kemajuan belajar, keterampilan
akuisisi, atau kebutuhan pendidikan peserta didik.
Penilaian biasanya dirancang untuk mengukur bagian tertentu dari
pembelajaran-misalnya, tingkat pengetahuan mahapeserta didik sudah
memiliki konsep atau keterampilan guru berencana untuk mengajar atau
kemampuan untuk memahami dan menganalisis berbagai jenis teks dan
bacaan. Penilaian juga digunakan untuk mengidentifikasi kelemahan
individu peserta didik dan kekuatan sehingga pendidik dapat memberikan
dukungan khusus terhadap pembelajaran tersebut, program pendidikan,
atau pelayanan sosial. Selain itu, penilaian yang dikembangkan oleh
beragam kelompok dan individu, termasuk guru, administrator distrik,
universitas, perusahaan swasta, negara departemen pendidikan, dan
kelompok-kelompok yang mencakup kombinasi dari individu-individu
dan lembaga.
Berikut ini beberapa pendapat ahli tentang pengertian penilaian
(assesment):

3
a. Menurut James A. Mc. Lounghlin & Rena B Lewis (1994). “Proses
sistematika dalam mengumpulkan data seseorang anak yang berfungsi
untuk melihat kemampuan dan kesulitan yang dihadapi seseorang saat
itu, sebagai bahan untuk menentukan apa yang sesungguhnya
dibutuhkan. Berdasarkan informasi tersebut guru akan dapat
menyusun program pembelajaran yang bersifat realitas sesuai dengan
kenyataan objektif.
b. Menurut NSW Departement of Education (dikutip Arthur, 1996: 324)
Assesment is the process of gathering evidence and making judgement
about students’ needs, strenghts, abilities and eachievement.Penilaian
adalah proses mengumpulkan fakta-fakta dan membuat keputusan
tentang kebutuhan peserta didik, kekuatan, kemampuan, dan
kemajuannya.
c. Terry Overton (2008): Assesment is a process of gathering
information to monitor progress and make educational decisions if
necessary. As noted in my definition of test, an assesment may include
a test, but also include methods such as observations, interview,
behavior monitoring, etc. (Artinya: sesmen adalah suatu proses
pengumpulan informasi untuk memonitor kemajuan dan bila
diperlukan pengambilan keputusan dalam bidang pendidikan
d. Menurut Suharsimi Arikunto (2009) penilaian adalah mengambil suatu
keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik buruk. Penilaian
bersifat kualitatif.
e. Dalam PP.19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Bab I pasal 1
ayat 17 dikemukakan bahwa “penilaian adalah proses pengumpulan
dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar
peserta didik”.
Dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa
assessment atau penilaian adalah proses pengumpulan berbagai data yang

4
bisa memberikan gambaran perkembangan belajar peserta didik,
menjelaskan dan menafsirkan hasil pengukuran (kuantifikasi suatu objek,
sifat, perlaku dan lain-lain), menggambarkan informasi tentang sejauh
mana hasil belajar peserta didik atau ketercapaian kompetensi (rangkaian
kemampuan) peserta didik. Penilaian adalah kegiatan mengambil
keputusan untuk menentukan sesuatu berdasarkan kriteria baik buruk dan
bersifat kualitatif. Hasil penilaian sendiri walaupun bersifat kualitatif,
dapat berupa nilai kualitatif (pernyataan naratif dalam kata-kata) dan nilai
kuantitatif (berupa angka).
Seterusnya, tujuan dari penilaian (assessment) praktek-praktek
dalam pendidikan, tergantug kerangka kerja secara teori-teori dari
pelaksana-pelaksana atu peneliti-peneliti, dugaan-dugaan dan keyakinan-
keyakinan mereka tentang hakikat dari pemikiran manusia, asal suatu
pengetahuan, dan proses belajar.

2. Penilaian pendidikan (Educational evaluation)


Educational evaluation is the evaluation process of characterizing
and appraising some aspect/s of an educational process. Penilaian
pendidikan adalah proses evaluasi karakteristik dan menilai beberapa
aspek dari sebuah proses pendidikan. Penilaian pendidikan (Educational
evaluation) juga merupakan kegiatan professional bahwa idividu dari para
pendidik membutuhkan untuk melaksanakan bila mereka bermaksud
merevisi dan meningkatkan belajar yang mereka usahakan dalam rangka
memfaslitasi. (Wikipedia, the free encyclopedia).
Beberapa pendapat ahli tentang pengertian penilaian pendidikan
( educational evaluation):
a. Menurut Edwin Wond dan Gerold W. Brown; evaluasi pendidikan
adalah proses untuk menentukan nilai dari segala sesuatu yang
berkenaan dengan pendidikan.

5
b. Wrightstone, dkk (1956) yang mengemukakan bahwa evaluasi
pendidikan adalah penaksiran terhadap pertumbuhan dan kemajuan
peserta didik kearah tujuan atau nilai-nilai yang telah ditetapkan dalam
kurikulum (Djaali & Pudji Muljono, 2007).
c. Menurut Stufflebeam, dkk (1971) mendefinisikan evaluasi sebagai
“The process of delineating, obtaining, and providing useful
information for judging decision alternatives”. Artinya evaluasi
merupakan proses menggambarkan, memperoleh, dan menyajikan
informasi yang berguna untuk merumuskan suatu alternatif keputusan.
d. Endang Purwanti (2008: 6) Berpendapat bahwa evaluasi adalah proses
pemberian makna atau penetapan kualitas hasil pengukuran dengan
cara membandingkan angka hasil pengukuran tersebut dengan kriteria
tertentu.
e. Evaluasi merupakan proses yang sistematis dan berkelanjutan untuk
mengumpulkan, mendeskripsikan, menginterpretasikan, dan
menyajikan informasi tentang suatu program untuk dapat digunakan
sebagai dasar membuat keputusan, menyusun kebijakan maupun
menyusun program selanjutnya (S. Eko Putro Widoyoko, 2012: 6).
Dari berbagai defenisi diatas, evaluasi adalah adalah kegiatan atau
upaya yang meliputi pengukuran dan penilaian yang direncanakan untuk
mendukung tercapainya tujuan (program, produksi, prosedur). Untuk
selanjutnya hasil dari kegiatan atau upaya tersebut digunakan sebagai
bahan pengambilan keputusan atas objek yang dievaluasi.

B. Persamaan dan Perbedaan Asesmen dan Evaluasi


Antara asesmen dan evaluasi memiliki persamaan yaitu keduanya
mempunyai pengertian untuk membuat keputusan dan menilai suatu objek.
Dan alat yang digunakan untuk mengumpulkan informasi pada keduannya
dapat berupa tes.

6
Rustaman (2003) mengungkapkan bahwa asesmen lebih ditekankan
pada penialain proses. Sementara itu evaluasi lebih ditekankan pada hasil
belajar. Apabila dilihat dari keberpihakannya, menurut Stiggins (1993)
asesmen labih berpihak pada kepentingan peserta didik. Peserta didik dalam
hal ini menggunakan hasil asesmen untuk merefleksikan kekuatan,
kelemahan, dan perbaikan belajar. Sementara itu evaluasi menurut Rustaman
(2003) lebih berpihak kepada kepentingan evaluator.
Yulaelawati (2004) mengungkapkan bahwa terdapat perbedaan antara
evaluasi dengan asesmen. Evaluasi (evaluation) merupakan penilaian program
pendidikan secara menyeluruh. Evaluasi pendidikan lebih bersifat makro,
meluas, dan menyeluruh. Evaluasi program menelaah komponen-komponen
yang saling berkaitan tentang perencanaan, pelaksanaan, dan pemantauan.
Sementara itu asesmen merupakan penilaian dalam scope yang lebih sempit
(lebih mikro) bila dibandingkan dengan evaluasi. Seperti dikemukakan oleh
Kumano (2001) asesmen hanya menyangkut kompetensi peserta didik dan
perbaikan program pembelajaran.
Harlen (1982) mengungkapkan perbedaan antara asesmen dan evaluasi
dalam hal metode. Evaluasi dinyatakan menggunakan kriteria dan metode
yang bervariasi. Asesmen dalam hal ini hanya merupakan salah satu dari
metode yang dipilih untuk evaluasi tersebut. Selain dari itu, subyek untuk
asesmen hanya , sementara itu subyek evaluasi lebih luas dan beragam seperti
peserta didik, guru, materi organisasi, dll.
Yulaelawati (2004) menekankan kembali bahwa scope asesmen hanya
mencakup kompetensi lulusan dan perbaikan cara belajar peserta didik. Jadi
hubungannya lebih pada peserta didik. Ruang lingkup evaluasi yang lebih luas
ditunjukkan dengan cakupannya yang meliputi isi atau substansi, proses
pelaksanaan program pendidikan, kompetensi lulusan, pengadaan dan
pemingkatan tenaga kependidikan, manajemen pendidikan, sarana dan
prasarana, dan pembiayaan.

7
C. Fungsi Penilaian
Penilaian merupakan kegiatan yang sangat penting dalam
pembelajaran. Kegiatan ini merupakan salah satu dari empat tugas pokok
guru. Keempat tugas tersebut adalah merencanakan, menilai keberhasilan
pengajaran, dan memberikan bimbingan. Terhadap seluruh komponen
kegiatan proses pembelajaran penilaian memberikan sumbangan yang cukup
berarti. Sehubungan dengan ini, dalam kurikuum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP), fungsi penilaian digunakan sebagai acuan untuk memperbaiki
kegiatan-kegiatan proses pembelajaran, acuan untuk menentukan kenaikan
kelas dan kelulusan, alat untuk menyeleksi, alat untuk penempatan, dan alat
untuk memberikan motivasi belajar peserta didik.
Menurut Nana Sudjana ( dalam Jihad, 2008: 56) fungsi penilaian
sebagai: (a) alat untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan instruksional; (b)
umpan balik bagi perbaikan proses pembelajaran; (c) dasar dalam menyusun
laporan kemajuan peserta didik kepada orangtuanya. Dengan demikian
penilaian berfungsi sebagai pemantau kinerja komponen-kompnen
pembelajaran untu mencapai tujuan yang diharapkan.
Fungsi penilaian dibedakan menjadi dua yakni fungsi hasil belajar dan
fungsi evaluasi program pengajaran.
1. Fungsi Hasil Belajar
a. Fungsi Formatif
Adalah penilaian yang dilaksanakan pada akhir program belajar
mengajar untuk melihat tingkat keberhasilan proses belajar mengajar
itu sendiri. Dengan demikian, penilaian formatif berorientasi kepada
proses belajar mengajar. Penilaian ini dapat memberikan informasi
yang berupa umpan balik baik bagi guru/dosen maupun bagi peserta
didik/mahapeserta didik.
b. Fungsi Sumatif

8
Penilaian sumatif dilaksanakan pada akhir program pengajaran,
misalnya pada akhir semester atau akhir tahun ajaran. Tujuannya
adalah untuk melihat hasil yang dicapai oleh peserta didik , yakni
seberapa jauh tujuan-tujuan kurikuler dikuasai oleh peserta didik.
Penilaian ini berorientasi prosuk bukan proses.
c. Fungsi Diagnostik
Penilaian untuk mengungkapkan kesulitan-kesulitan / kelemahan -
kelemahan peserta didik serta faktor penyebabnya. Prosesnya dapat
dilakukan pada permulaan pembelajaran, selama penbelajaran
berlangsung ataupun pada akhir pembelajaran. Penilaian ini
dilaksanakan untuk keperluan bimbingan belajar, pengajaran remedial,
menemukan kasus-kasus, dan lain-lain.
d. Fungsi Selektif
Penilaian dapat dipakai untuk menyeleksi masukan (input) dan
disesuaikan dengan ruangan , tempat duduk atau fasilitas lain yang
tersedia. Penilaian yang bertujuan untuk keperluan seleksi, misalnya
ujian sarinagn masuk kelemba pendidikan tertentu.
e. Fungsi Motivasi
Penilaian dipakai untuk memotivasi peserta didik untuk belajar
menjadi lebih tinggi, terutama bagi peserta didik yang ingin
menunjukkan kemampuannya.

2. Fungsi Evaluasi Pengajaran


a. Laporan untuk Orangtua dan Peserta didik
b. Laporan untuk Sekolah
1) Mengadakan remedial
2) Mengadakan pengayaan
3) Perbaikan pembelajaran yang dilakukan oleh guru
4) Penilaian kinerja guru oleh kepala sekolah

9
c. Laporan untuk masyarakat

D. Tujuan Penilaian
Dalam pedoman penilaian Depdikbud (1994), tujuan penilaian adalah
untuk mengetahui kemajuan belajar peserta didik, untuk perbaikan dan
peningkatan kegiatan belajar peserta didik serta sekaligus memberi umpan
balik bagi perbaikan pelaksanaan kegiatan belajar. Penilaian secara sistematis
dan berkelanjutan untuk: (1) menilai hasil belajar peserta didik di sekolah (2)
mempertanggungjawabkan penyelenggaraan pendidikan kepada masyarakat;
dan (3) mengetahui mutu pendidikan di sekolah (Kep. Mendiknas No.
012/U/2001)
Penilaian memiliki tujuan yang sangat penting dalam pembelajaran,
diantaranya untuk grading, seleksi, mengetahui tingkat penguasaan
kompetensi, bimbingan diagnosis, dan prediksi.
1. Sebagai grading, penilain ditujukan untuk menentukan atau membedakan
kedudukan hasil kerja peserta didik dibandingkan dengan peserta didik
lain. Penilaian ini akan menunjukakan kedudukan peserta didik dalam
urutan dibandingkan dengan anak lain . karena itu fungsi penilain untuk
grading ini cenderung membandingkan anak dengan anak lain sehingga
lebih mengacu kepada penilaian acuan norma (norm referenced
assesment).
2. Sebagai alat seleksi, penilaian ditujukan untuk memisahkan antara peserta
didik yang masung dalam kategori tertentu dan yang tidak. Peserta didik
yang boleh masuk atau tidak di sekolah tertentu.
3. Untuk menggambarkan sejauh mana seorang peserta didik telah
menguasai kompetensi.
4. Sebagai bimbingan, penilaian bertujuan untuk mengevaluasi hasil belajar
peserta didik dalam rangka membantu peserta didik memahami dirinya,

10
membuat keputusan tentang langkah berikutnya, baik pemilihan program,
pengembangan kepribadian maupun untuk penjurusan.
5. Sebagai alat diagnosis, penilaian bertujuan untuk menunjukkan kesulitan
belajar yang dialami peseta didik dan kemungkinan prestasi yng bisa
dikembangkan. Ini akan membantu guru menentukan apakah seseorang
perlu remedial atau pengajayaan
6. Sebgai alat prediksi, penilaian bertujuan untuk mendapatkan informasi
yang dapat memprediksi bagaimana kinerja peserta didik pada jenjang
pendidikan berikutnya atau dalam pekerjaan ynag sesuai. Contoh dari
penilaian ini adalah tes bakat skolastik atau tes potensi akademik.
Dari keenam tujuan penilaian tersebut, tujuan untuk melihat tingkat
penguasaan kompetensi, bimbingan, dan diagnostik merupakan peranan utama
dalam penilaian. Sesuai dengan tujuan tersebut, penilaian menuntut guru agar
secara langsung mampu melaksanakan penilaian dalam keseluruhan proses
pembelajaran. Untuk menilai sejauh mana peserta didik telah menguasai
beragam kompetensi , tentu saja berbagai jenis penilaian perlu diberikan
sesuai dengan kompetensi yang akan dinilai, sepperti unjuk kerja/kinerja
(performance), penugasan/proyek, hasil karya/produk, kumpulan hasil kerja
peserta didik/portofolio, dan penilaian tertulis.
Jadi, tujuan penilaian adalah untuk memberikan masukan informasi
secara komprehensif tentang hasil belajar peserta didik, baik dilihat ketika saat
kegiatan pembeljaran berlangsung maupun dilihat dari hasil akhirnya, dengan
menggunakan berbagai cara penilaian sesuai dengan kompetensi yang
diharapkan dapat dicapai peserta didik.

E. Prinsip- prinsip Penilaian


Menurut Jihad (2008: 63) Sistem penilaian dalam pembelajaran, baik
pada penilaian berkelanjutan maupun penilaian akhir, hendaknya
dikembangkan berdasarkan sejumlah pinsip sebagai berikut:

11
1. Menyeluruh
Penguasaan kompetensi/kemampuan dalam mata pelajaran hendaknya
menyeluruh, baik menyangkut standar kompetensi, kemampuan dasar
serta keseluruhan indikator ketercapaian, baik menyangkut domain
kognitif (pengetahuan), afektif (sikap, perilaku, dan nilai), serta
psikomotor (keterampilan), maupun menyangkut evaluasi proses dan hasil
belajar.
2. Berkelanjutan
Penilaian dilakukan secara berkelanjutan ( direncanakan dan dilakukan
terus menerus) guru mendapatkan gambaran yang utuh mengenai
perkembangan hasil belajar peserta didik sebagai dampak langsung
(dampak instruksional/pembelajaran) maupun dampak tidak langsung
(dampak pengiring/nurturan effect) dari proses pembelajaran.
3. Berorientasi pada indikator ketercapaian
Sistem penilaian dalam pembelajaran harus mengacu pada indikator
ketercapaian yang sudah ditetapkan berdasarkan kemampuan
dasar/kemampuan minimal dan standar kompetensinya.
4. Sesuai dengan pengalaman belajar
Sistem penilaian dalam pembelajaran harus disesuaikan dengan
pengalaman belajarnya.

Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk


mengukur pencapai hasil belajar peserta didik. (PP RI No 19 tahun 2005,
pasal 1 ayat 17). Dalam penilaian kriteria penilaian hendaknya memenuhi
kriteria:
1. Validitas
Validitas berarti menilai apa yang seharusnya dinilai dan alat penilaian
yang digunakan sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai dan isinya
mencakup semua kompetensi yang terwakili secra proposional.

12
2. Reliabelitas
Reliabelitas berkaitan dengan konsistensi (keajegan) hasil penilaian.
Penilaian yang reliable (ajeg/dapat dipercaya) memungkinkan
perbandingan yang reliabel dan menjamin konsistensi. Misal, guru menilai
dengan proyek, penilaian akan reliabel jika hasil yang diperoleh itu
cenderung sama bila proyek itu dilakukan lagi dengan kondisi yang relatif
sama.
3. Terfokus pada kompetensi
Penilaian harus terfokus pada pencapaian kompetensi (rangkaian
kemampuan), bukan pada penguasaan materi (pengetahuan). Kompetensi-
kompetensi itu diukur dengan membandingkan kemampuan peserta didik
sebelum dan sesudah pembelajaran/pelathan. Kemampuan
mengembangkan kepakaan rasa untuk mendeteksi, mensikapi suatu
kondisi tertentu dengan kemampuan merespon yang berkembang semakin
baik dari waktu ke waktu. Dalam hal-hal teetentu seperti kompetensi
menggunakan alat peraga atau alat praktek pada kekhususan tertentu pada
suatu eksperimen harus dapat mengembangkan kemampuan-kemampuan
dalam ketaatan mengikuti prosedur penggunaan alat, larangan atau
suruhan yang ahrus ditaati saat mengoperasikan peralatan untuk
bereksperimen serta aturan-aturan lain yang menyertainya.
4. Keseluruhan/komprehensif
Penilaian harus menyeluruh dengan menggunakan beragam cara dan alat
untuk menilai beragam kompetensi atau kemampuan peserta didik dalam
mengembangkan sikap yang tergamabar dalam kompetensi lulusan,
sehingga tergamabar profil kemampuan peserta didik. Aspek kreativitas
peserta didik, seperti mengembangkan alternative pengukuran dengan
alat-alat lainya temasuk kriteria penilaian.
5. Objektivitas

13
Penilaian harus dilaksanakan secara obyektif dan adil. Pemahaman
penilaian harus adil. Maksud adil disini adalah adil terhadap semua peserta
didik tanpa membedakan latar belakang sosial ekonomi, budaya, dan
gender (jenis kelamin). Disamping itu harus adil, juga menyesuaikan
dengan karakterstik kekhususan, jenjang dan usia peserta didik.
6. Mendidik
Penilain dilakukan untuk memperbaiki proses pembelajaran bagi guru dan
meningkatkan kualitas belajar bagi peserta didik khususnya mendidik
peserta didik berpikir, berbuat dan berperilaku ilmiah. Disamping itu,
penilaian harus memberikan sumbangan positif terhadap pencapaian
belajar peserta didik, atinya hasil penilaian harus dapat dirasakan sebagai
penghargaan bagi peserta didik yang berhasil atau sebagai pemberian
motivasi bagi peserta didik yang kurang/belum berhasil

BAB III
PENUTUP

14
A. Simpulan
Istilah penilaian dalam bahasa Inggris terdapat dua kata yakni
assesment dan evaluation. Arti dari kedua bahasa tersebut berbeda, perbedaan
itu dapat kita kaji dalam bidang pendidikan.
Antara asesmen dan evaluasi memiliki persamaan yaitu keduanya
mempunyai pengertian untuk membuat keputusan dan menilai suatu objek.
Dan alat yang digunakan untuk mengumpulkan informasi pada keduannya
dapat berupa tes.
Penilaian merupakan kegiatan yang sangat penting dalam
pembelajaran. Kegiatan ini merupakan salah satu dari empat tugas pokok
guru. Keempat tugas tersebut adalah merencanakan, menilai keberhasilan
pengajaran, dan memberikan bimbingan.
Tujuan penilaian adalah untuk memberikan masukan informasi secara
komprehensif tentang hasil belajar peserta didik, baik dilihat ketika saat
kegiatan pembeljaran berlangsung maupun dilihat dari hasil akhirnya, dengan
menggunakan berbagai cara penilaian sesuai dengan kompetensi yang
diharapkan dapat dicapai peserta didik.

B. Kritik dan Saran


Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Maka
dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya mendukung dan
membangun agar penulis dapat menulis lebih baik lagi di masa yang akan
datang.

C. Pertanyaan dan Jawaban


1. Syasabela Ajeng Akela dari kelompok C
Pertanyaan : apa pentingnya dan mengapa perlu dilakukan asesmen dan
evaluasi?
Jawaban: (Dijawab oleh Ayu Puspita Insani)

15
Asesmen dan evaluasi sangat penting di dalam lembaga pendidika karna
dengan melakukan asesmen dan evaluasi kita sebagai guru akan
mengetahui hal-hal sebagai berikut:
1. menentukan kemajuan perkembangan prestasi anak;
2. membuat keputusan tentang penempatan dan promosi;
3. mendiagnosis masalah belajar dan guru;
4. membantu sebagai dasar untuk laporan kepada orang tua;
5. membantu siswa dengan penilaian terhadap kemajuannya, dan
6. mengidentifikasi siswa dengan kebutuhan khusus.

2. Rani dari Kelompok B


Pertanyaan : mengapa kita perlu melakukan penilaian dan Asesmen? Dan
mengapa penilaian itu penting?
Jawaban: (Dijawab oleh Monica Haliza Wati)
Karena dengan melakukan penilaian (asesmen) dapat:
1. mengetahui berbagai aspek perkembangan anak secara individual, dan
sebagainya.
2. mendiagnosa adanya hambatan perkembangan maupun identifikasi
penyebab masalah belajar pada anak.
3. memberikan tempat dan program yang tepat untuk anak, dalam hal ini
untuk mengetahui apakah anak membutuhkan pelayanan khusus atau
tidak.
4. membuat perencanaan program (curriculum planning), dalam hal ini
asesmen digunakan untuk memodifikasi kurikulum, menentukan
metodologi, dan memberikan umpan balik (fedback).
5. mengidentifikasi dan memperbaiki masalah perkembangan pada anak.
Penilaian itu penting dilakukan karena dengan adanya penilaian
dapat menentukan ketercapaian atau sejauh mana anak itu berkembang
dalam proses pembelajaran.

16
D. Pertanyaan yang Diajukan
1. Kepada kelompok B (yang bertanya Mutiara Sari Yansen)
Pertanyaan : Seperti apa prosedur penilaian yang digunakan pada anak
usia dini yang disabilitas?
2. Kepada kelompok C (yang bertanya Monica)
Pertanyaan : Bagaimana bentuk pelaporan hasil 6 aspek perkembangan
pada anak disabilitas khususnya pada anak yang menyandang disabilitas
fisik?

E. Yang mempresentasikan materi


Ayu Puspita Insani

17
DAFTAR PUSTAKA

Kusuma, Wijaya 2009. Penilaian Siswa. Artikel Pendidikan


Mardapi, Dj. dan Ghofur, A, 2004. Pedoman Umum Pengembangan Penilaian;
Kurikulum Berbasis Kompetensi SD. Jakarta: Direktorat Pendidikan
Menengah Umum.
Nana Sudjana. 2006. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
Rosdakarya
Nana Sudjana, R. Ibrahim. 2000. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung:
Sinar Baru.
Rasyid, Harun dan Mansur, 2007. Penilaian Hasil Belajar. Bandung : PT. Wacana
Prima
Zainul, A. & Nasoetion, N. 1993. Penilaian Hasil Belajar, Depdikbud:Pusat Antar
Universitas.

18

Anda mungkin juga menyukai