Anda di halaman 1dari 17

Tugas Terstruktur Dosen Pengampu

Filsafat Pendidikan Islam Dr. Zuhairansyah Arifin, M.Ag

KONSEP PENGEMBANGAN SDM PERSPEKTIF ISLAM

DISUSUN OLEH :
PIAUD VI B/KELOMPOK 5

MONICA HALIZA WATI : 11810922762


NURUL ANNISA : 11810923414
TRI KUMALA DEWI : 11810923102
SANTI FSKRIMA HASIBUAN : 11810923454

PEOGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNEVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
PEKANBARU
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
Rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah.
Tugas ini disusun dalam rangka memenuhi presentasi mata kuliah Filsafa Pendidikan
Islam.
Terimakasih kepada dosen pengampu atas bimbingannya dalam
menyelesaikan makalah yang berjudul Konsep Pengembangan SDM Perspektif
Pendidikan Islam. Terimakasih kepada teman-teman yang telah membantu. Penulis
menyadari bahwa dalam menyusun tugas ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna
sempurnanya tugas ini. Penulis berharap semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi
penulis khususnya dan pembaca umumnya.
Akhir kata, penulis ucapkan terima kasih. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhai segala usaha kita. Aamiin.

Pekanbaru, 19 April 2021

Penulis

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah.......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan..................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................
A. Pengertian sumber daya manusia............................................................
B. pengertian manajemen SDM...................................................................
C. prinsip-prinsip Islam dalam pemberdayaan sumber daya manusia.........
D. perspektif Islam tentang sumber daya manusia berkualitas....................
BAB III PENUTUP..................................................................................................
A. Simpulan.....................................................................................................
B. Kritik Dan Saran.........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................

II
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Kesadaran manusia akan pentingnya sumber daya manusia bukan hal yang
baru. Manusia hidup selalu memikirkan cara memperoleh bahan pangan, sandang,
dan papan. Peradaban manusia berpangkal pada usaha mengolah dan memanfaatkan
sumber daya alam yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan dan mempertahankan
hidupnya.
Sumber daya pernah diidentifikan sebagai alat untuk mencapai tujuan dan
kemampuan memperoleh keuntungan dari kesempatan-kesempatan yang ada.
Perkataan sumber daya (resources) merefleksikan benda atau substansi, melainkan
pada suatu fungsi operasional untuk mencapai suatu tujuan tertentu, seperti
memenuhi kebutuhan dan kepuasan. Dengan kata lain sumber daya merupakan suatu
abstraksi yang mencerminkan appraisal manusia dan berhubungan dengan suatu
fungsi atau operasi.

Berbicara mengenai masalah sumber daya manusia, sebenarnya dapat kita lihat dari
dua aspek, yakni kuantitas dan kualitas. Kuantitas menyangkut jumlah sumber daya
manusia (penduduk) yang kurang penting kontribusinya dalam pembangunan,
dibandingkan dengan aspek kualitas. Bahkan kuantitas sumber daya manusia tanpa
disertai dengan kualitas yang baik akan menjadi beban pembangunan suatu bangsa
sedangkan kualitas menyangkut mutu sumber daya manusia tersebut meliputi
kemampuan fisik maupun non fisik (kecerdasan dan mental). Oleh sebab itu untuk
kepentingan akselerasi suatu pembangunan dibidang apapun, peningkatan kualitas
sumber daya manusia merupakan prasarat utama. (Notoatmodjo, 2003: 2-3).

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah pengertian dari sumber daya manusia?

1
2. Apakah pengertian dari manajemen SDM?
3. Bagaimanakah prinsip-prinsip Islam dalam pemberdayaan sumber daya
manusia?
4. Bagaimanakah perspektif Islam tentang sumber daya manusia berkualitas?

C. TUJUAN PENULISAN
Selain untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kesehatan dan
Gizi RA, makalah ini juga bertujuan untuk memberikan pengetahuan
mengenai :
1. Dapat memahami pengertian sumber daya manusia
2. Dapat memahami pengertian manajemen SDM
3. Dapat memahami prinsip-prinsip Islam dalam pemberdayaan sumber daya
manusia
4. Dapat mengetahui perspektif Islam tentang sumber daya manusia
berkualitas

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Sumber Daya Manusia


Manusia sebagai salah satu makhluk ciptaan Allah dibekali dengan
kehendak bebas, rasionalitas, dan kesadaran moral. Semua ini dikombinasikan
dengan kesadaran ke-Tuhanan yang inheren sehingga manusia dituntut untuk
hidup dalam kepatuhan dan ibadah kepadanya. Semua sumber daya yang ada

2
di tangan manusia tidak lain adalah suatu amanah, oleh karena itu sebagai
khalifah (wakil Allah), manusia akan dituntut suatu pertanggung jawaban
amanah di akhirat kelak. Bagi mereka yang berbuat baik maka mereka akan
memetik kebaikan pula1.
Pembangunan manusia dalam Islam tentunya harus memperhatikan
kedua potensi ini. Jika dilihat dari tujuan pembangunan manusia Indonesia
yaitu menjadikan manusia seutuhnya, maka tujuan tersebut harus
memperhatikan kedua potensi yang ada pada manusia. Namun upaya ke arah
penyeimbangan pembangunan kedua potensi tersebut baru hanya dalam
bentuk konsep saja tanpa upaya aplikasi yang sebenarnya. Telah dimaklumi
bahwa pendidikan Islam memandang tinggi masalah SDM ini khususnya yang
berkaitan dengan akhlak (sikap, pribadi, etika dan moral)
Sumber daya manusia merupakan satu-satunya sumber daya yang
memiliki akal pikiran, perasaan, pengetahuan, serta keterampilan. Semua
potensi yang dimiliki SDM akan sangat berpengaruh pada perkembangan
suatu organisasi maupun usaha. Seberapa majunya teknologi, modal, dan
pekembangan informasi berkembang, jika tanpa didukung oleh SDM yang
memadai maka suatu organisasi atau usaha akan sulit untuk berkembang dan
mencapai tujuan.
Werther dan Davis (1996), menyatakan bahwa sumber daya manusia
adalah “pegawai yang siap, mampu, dan siaga dalam mencapai tujuan-tujuan
organisasi”. Sedangkan sumber daya yang berkualitas tinggi menurut Ndraha
(1999) adalah sumber daya manusia yang mampu menciptakan bukan saja
nilai komparatif tetapi juga nilai kompetitif-generatif-inovatif dengan
menggunakan energy tertinggi seperti: intelligence, creativity dan

1
Warul Walidin, Arah Pengembangan Sumberdaya Manusia Dalam Dimensi Pendidikan
Islam. Jurnal Edukasi Vol 2, Nomor 2, July 2016. Hal 150

3
imagination, tidak lagi semata-mata menggunakan energy kasar, seperti bahan
mentah, lahan, air, tenaga otot, dan sebagainya2.

B. Pengertian Manajemen SDM


Manajemen adalah suatu proses yang nyata, yang terdiri dari tindakan
perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengendalian yang
dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran yang telah ditentukan
melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber daya lainnya3.
Dalam pandangan ajaran Islam, segala sesuatu harus dilakukan secara
rapi, benar, tertib, dan teratur.8 Segala sesuatu harus melalui proses yang baik,
tidak boleh dilakukan dengan asal-asalan. Rasulullah saw. Bersabda
“Sesungguhnya Allah sangat mencintai orang yang jika melakukan sesuatu
pekerjaan, dilakukan secara Itqan (tepat, terarah, jelas dan tuntas).” (HR
Tabrani).
Menurut Simamora (1997), manajemen sumber daya manusia adalah
pendayagunaan, pengembangan, penilaian, pemberian balas jasa dan
pengelolaan individu anggota organisasi atau kelompok pekerja. Sedangkan
menurut Dessler (1997), manajemen sumber daya manusia dapat
didefenisikan sebagai suatu kebijakan dan praktik yang dibutuhkan seseorang
yang menjalankan aspek “orang” atau sumber daya manusia dari posisi
seorang manajemen, meliputi perekrutan, penyaringan, pelatihan,
pengimbalan dan penilaian4.
Dalam Islam sosok manusia terdiri dua potensi yang harus dibangun,
yaitu lahiriah sebagai tubuh itu sendiri dan rohaniah sebagai pengendali tubuh.

2
Prof. Dr. H. Edy Sutrisno, M.SI. Manajemen Sumber Daya Manusia, (Kencana Prenada
Media Group, Jakarta, 2009) hal. 4
3
Sadili Samsudin, 2006, Manajemen Sumber Daya Manusia, hal. 18
4
Prof. Dr. H. Edy Sutrisno, M.SI. Manajemen Sumber Daya Manusia, (Kencana Prenada
Media Group, Jakarta, 2009) hal. 6

4
Pembangunan manusia dalam Islam tentunya harus memperhatikan kedua
potensi ini. Jika dilihat dari tujuan pembangunan manusia Indonesia yaitu
menjadikan manusia seutuhnya, maka tujuan tersebut harus memperhatikan
kedua potensi yang ada pada manusia. Namun upaya ke arah penyeimbangan
pembangunan kedua potensi tersebut baru hanya dalam bentuk konsep saja
tanpa upaya aplikasi yang sebenarnya. Telah dimaklumi bahwa pendidikan
Islam memandang tinggi masalah SDM ini khususnya yang berkaitan dengan
akhlak (sikap, pribadi, etika dan moral)5.
Kualitas SDM menyangkut banyak aspek, yaitu aspek sikap mental,
perilaku, aspek kemampuan, aspek intelegensi, aspek agama, aspek hukum,
aspek kesehatan dan sebagainya. Kesemua aspek ini merupakan dua potensi
yang masing-masing dimiliki oleh tiap individu, yaitu jasmaniah dan
rohaniah. Tidak dapat dipungkiri bahwa aspek jasmaniah selalu ditentukan
oleh rohaniah yang bertindak sebagai pendorong dari dalam diri manusia.
Untuk mencapai SDM berkualitas, usaha yang paling utama sebenarnya
adalah memperbaiki potensi dari dalam manusia itu sendiri, hal ini dapat
diambil contoh seperti kepatuhan masyarakat terhadap hukum ditentukan oleh
aspek rohaniah ini. Dalam hal ini pendidikan Islam memiliki peran utama
untuk mewujudkannya6.
Penulis sendiri berasumsi bahwa, ada tiga dimensi yang harus
diperhatikan dalam usaha meningkatkan kualitas manusia, yaitu:
1. Dimensi kepribadian sebagai manusia, yaitu kemampuan untuk menjaga
integritas, sikap, tingkah laku, etika dan moralitas yang sesuai dengan
pandangan masyarakat

5
Warul Walidin, Arah Pengembangan Sumberdaya Manusia Dalam Dimensi Pendidikan
Islam. Jurnal Edukasi Vol 2, Nomor 2, July 2016. Hal 151
6
Warul Walidin, Arah Pengembangan Sumberdaya Manusia Dalam Dimensi Pendidikan
Islam. Jurnal Edukasi Vol 2, Nomor 2, July 2016. Hal 151

5
2. Dimensi produktivitas, yang menyangkut ada yang dihasilkan oleh
manusia, dalam jumlah yang lebih banyak dan kualitas lebih baik.
3. Dimensi kreatifitas, yaitu kemampuan seseorang untuk berpikir dan
berbuat kreatif, menciptakan sesuatu yang berguna bagi dirinya dan
masyarakat.
Tujuan Manajemen Sumber Daya Manusia Menurut Cushway (dalam Irianto,
2001), tujuan MSDM meliputi7:
1. Memberi pertimbangan manajemen dalam membuat kebijakan SDM
untuk memastikan bahwa organisasi memiliki pekerja yang bermotivasi
dan berkinerja yang tinggi, memiliki pekerja yang selalu siap mengatasi
perubahan dan memenuhi kewajiban pekerjaan secara legal.
2. Mengimplementasikan dan menjaga semua kebijakan dan prosedur SDM
yang memungkinkan organisasi mampu mencapai tujuannya.
3. Membantu dalam pengembangan arah keseluruhan organisasi dan strategi,
khususnya yang berkaitan dengan implikasi SDM.
4. Member dukungan dan kondisi yang akan membantu manajer lini
mencapai tujuannya.
5. Menangani berbagai krisis dan situasi sulit dalam hubungan antar pekerja
untuk meyakinkan bahwa mereka tidak menghambat organisasi dalam
mencapai tujuannya.
6. Menyediakan media komunikasi antara pekerja dan manajemen
organisasi.
7. Bertindak sebagai pemelihara standar organisasional dan nilai dalam
manajemen SDM.
Kegiatan sumber daya manusia merupakan bagian proses manajemen sumber
daya manusia yang paling sentral, dan merupakan suatu rangkaian dalam
mencapai tujuan organisasi. Kegiatan tersebut akan berjalan lancar, apabila

7
Prof. Dr. H. Edy Sutrisno, M.SI. Manajemen Sumber Daya Manusia, (Kencana Prenada Media
Group, Jakarta, 2009) hal. 8

6
memanfaatkan fungsi-fungsi manajemen. Fungsi manajemen sumber daya
manusia dimaksud adalah sebagai berikut8:
1. Perencanaan Perencanaan adalah kegiatan memperkirakan tentang
keadaan tenaga kerja, agar sesuai dengan kebutuhan organisasi secara
efektif dan efisien, dalam membantu terwujudnya tujuan.
2. Pengorganisasian Pengorganisasian adalah kegiatan untuk mengatur
pegawai dengan menetapkan pembagian kerja, hubungan kerja, hubungan
kerja, delegasi wewenang, integrasi, dan koordinasi, dalam bentuk bagan
organisasi.
3. Pengarahan dan pengadaan Pengarahan adalah kegiatan member petunjuk
kepada pegawai, agar mau kerjasama dan bekerja efektif serta efisien
dalam membantu tercapainya tujuan organisasi.
4. Pengendalian Pengendalian merupakan kegiatan mengendalikan pegawai
agar menaati peraturan organisasi dan bekerja sesuai dengan rencana. Bila
terdapat penyimpangan diadakan tindakan perbaikan dan/atau
penyempurnaan.
5. Pengembangan Pengembangan merupakan proses peningkatan
keterampilan teknis, teoritis, konseptual, dan moral pegawai melalui
pendidikan dan pelatihan.
6. Kompensasi Kompensasi merupakan pemberian balas jasa langsung
berupa uang atau barang kepada pegawai sebagai imbalan jasa yang
diberikan kepada organisasi.
7. Pengintegrasian Pengintegrasian merupakan kegiatan untuk
mempersatukan kepentingan organisasi dan kebutuhan pegawai, agar
tercipta kerjasama yang serasi dan saling menguntungkan.

8
Prof. Dr. H. Edy Sutrisno, M.SI. Manajemen Sumber Daya Manusia, (Kencana Prenada Media
Group, Jakarta, 2009) hal. 8

7
8. Pemeliharaan Pemeliharaan merupakan kegiatan pemeliharaan atau
meningkatkan kondisi fisik, mental dan loyalitas agar mereka tetap mau
bekerjasama sampai pension.
9. Kedisiplinan Kedisiplinan merupakan salah satu fungsi manajemen
sumber daya manusia yang penting dan merupakan kunci terwujudnya
tujuan organisasi, karena tanpa adanya kedisiplinan, maka sulit
mewujudkan tujuan yang maksimal.
10. Pemberhentian Pemberhentian merupakan putusnya hubungan kerja
seorang pegawai dari suatu organisasi. Pemberhentian ini disebabkan oleh
keinginan pegawai, keinginan organisasi, berakhirnya kontrak kerja,
pensiun, atau sebab lainnya. Penerapan fungsi manajemen dengan sebaik-
baiknya dalam mengelola pegawai, akan mempermudah mewujudkan
tujuan dan keberhasilan organisasi

C. Prinsip-prinsip Islam dalam pemberdayaan Sumber Daya Manusia


Prinsip-prinsip manajemen Islam, khususnya dalam hal pemberdayaan
Sumber Daya Manusia dapat dirumuskan dalam beberapa poin, sebagai
berikut:
1. Prinsip kompetensi
Prinsip kompetensi adalah prinsip utama dalam manajeman Islam.
Kompetensi yang dimaksud di sini adalah kemampuan atau keahlian yang
dimiliki oleh personal sebagai bagian dari organisasi atau bagian dari
suatu proses kerja, yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan. Kompetensi
yang dimaksud dapat berupa kompetensi kognitif, yakni kemampuan
pengetahuan dan daya analisis, kompetensi sikap seperti keberanian,
kejujuran, dedikasi atau loyalitas, disiplin dan sebagainya, serta
kompetensi keterampilan yang melingkupi kecakapan, ketepatan dan
kecepatan dalam melakukan suatu pekerjaan.
2. Prinsip keoptimalan dan kelebihan dalam kompetensi.

8
Prinsip ke dua dari manajemen Islam adalah: „kompetensi yang
dimiliki harus optimal dan melebihi kompetensi personal lain yang
memiliki kompetensi yang sama‟. Langkah yang harus diambil oleh
seorang manajer dalam menentukan sumber daya manusia yang akan
diberdayakan dalam suatu mekanisme kerja adalah bahwa ketika seorang
manajer dihadapkan pada adanya dua orang atau lebih dari anggota
organisasi, maka seorang manajer harus mengutamakan seseorang yang
memiliki kompetensi yang melebihi kompetensi yang dimiliki personal
lain.
3. Prinsip kesesuaian kompetensi dengan kebutuhan.
Sistem manajemen sumber daya manusia yang baik adalah sistem
yang menekankan pada adanya kesesuaian tenaga kerja dengan kebutuhan.
Maka dalam perspektif ini, analisis kebutuhan mutlak dilakukan oleh
suatu organisasi atau perorangan dalam sistem rekruitmen tenaga kerja.
Kompetensi tenaga kerja yang tidak sesuai kebutuhan hanya akan
menimbulkan kekacauan dan dapat mengancam kinerja organisasi dan
dapat menimbulkan ancaman bagi pencapaian tujuan, bahkan akan
mengancam keberlanjutan (sustainability) keberadaan organisasi.
4. Prinsip kesesuaian kompetensi personal dengan penempatan
Dengan adanya prinsip orang yang tepat ditempat yang tepat (the right
man in the right place) akan memberikan jaminan terhadap kestabilan,
kelancaran dan efesiensi kerja. Penempatan orang sesuai dengan keahlian
atau kompetensi kerja secara tepat merupakan kunci bagi penyelengaraan
kerja.
5. Prinsip kewenangan dan tanggung-jawab
Kewenangan dan tanggung-jawab adalah prinsip selanjutnya dalam
manajemen Islam. Seseorang yang diberi tugas atau amanat untuk
melakukan suatu tindakan atau kerja harus diberikan kewenangan dan
tanggung-jawab dalam melaksanakan tugasnya. Pemberian kewenangan

9
ini mutlak dalam suatu sistem manajemen untuk menjamin kelancaran
pelaksanaan tugas atau kerja yang dibebankan kepada seseorang. Tanpa
adanya kewenangan, seseorang akan mengalami keraguan dalam
melaksanakan tugasnya, yang pada akhirnya ia tidak dapat melaksanakan
tugas dengan baik.
6. Prinsip batasan kewenangan
Rasulullah atau utusan Allah telah diingatkan oleh Allah akan adanya
batasan kewenangan dalam tugas kerasulannya. Ayat di bawah ini
menginformasikan kepada kita bahwa dalam tugas ilahiyah yang diemban
nabi Muhammad memiliki batasan kewenangan. Nabi diingatkan bahwa
kewenangann dirinya dalam dakwah hanyalah sebatas pemberi peringatan.
Artinya: “Maka berilah peringatan, karena Sesungguhnya kamu hanyalah
orang yang memberi peringatan. Kamu tidak memiliki kekuasaan atas diri
mereka (yang diberi peringatan) “ (al-Ghasiyah: 088, ayat 21)
Dalam ayat ini Allah jelas mengingat bahwa kewenangan Nabi
Muhammad adalah hanya sebatas pemberi peringatan, beliau tidak diberi
kekuasaan atas diri manusia. Maka dalam menjalankan tugasnya, nabi
Muhammad tidak pernah melakukan pemaksaan kepada orang untuk
beriman. Bahkan beliau tidak pernah merasa dendam terhadap orang-
orang yang telah menyakitinya dalam menjalankan dakwah.
7. Prinsip adanya penghargaan dan kompensasi
Manusia adalah makhluk unik yang memiliki dinamikanya sendiri.
Keunikan manusia ini disebabkan karena manusia selain memiliki akal, ia
juga 181 memilki rasa dan keinginan. Secara naluriah manusia memilki
keinginan untuk dapat merasakan kesenangan dan kenyamanan.
Kesenangan dan kenyamanan ini dapat terpenuhi manakala manusia
mendapatkan apa yang dibutuhkannya.

D. Persfektif Islam Tentang Sumber Daya Manusia Berkualitas

10
Pendidikan Islam pada awal perkembangannya telah memiliki
keunggulan karena coraknya yang tersendiri yaitu bersifat komprehensif
dengan maksud agar anak didik didorong sehingga mampu untuk
menuangkan segala kemampuan yang dimilikinya. Tujuan dalam pendidikan
Islam terdiri dari tujuan keagamaan dan tujuan keduniaan. Kebijakan baru
untuk tujuan keduniaan telah dinampakkan dari upaya menonjolkan
keterampilan bekerja dalam rangka pendidikan seumur hidup. Kedua tujuan
tersebut hanya dapat dicapai bila sistem pendidikan yang berjalan efektif dan
sebanding9.
Sumber daya manusia yang tidak disertai dengan kesetiaan kepada
nilai-nilai keagamaan, hanya akan membawa manusia ke arah pengejaran
kenikmatan duniawi atau hedonisme belaka. Dan jika semangat hedonisme
sudah menguasai manusia, bisa diramalkan yang terjadi adalah eksploitasi
alam sebesar-besarnya tanpa rasa tanggung jawab dan bahkan penindasan
manusia terhadap manusia lain.
Kesimpulan lengkap yang berkait dengan acuan bagi pengembangan
SDM berdasarkan konsep Islam, menjadi membentuk manusia yang berakhlak
mulia, yang senantiasa menyembah Allah yang menebarkan rahmat bagi alam
semesta dan bertakwa kepada Allah. Inilah yang menjadi arah tujuan
pengembangan SDM menurut konsep Pendidikan Islam.

9
Wakhudin, Tarmizi Taher; Jembatan Umat, Ulama dan Umara, (Bandung: Granesia, 1998),
hal. 240-241

11
BAB III
PENUTUP

A. SIMPULAN

Manusia sebagai salah satu makhluk ciptaan Allah dibekali dengan kehendak
bebas, rasionalitas, dan kesadaran moral. Semua ini dikombinasikan dengan
kesadaran ke-Tuhanan yang inheren sehingga manusia dituntut untuk hidup
dalam kepatuhan dan ibadah kepadanya. Semua sumber daya yang ada di
tangan manusia tidak lain adalah suatu amanah, oleh karena itu sebagai
khalifah (wakil Allah), manusia akan dituntut suatu pertanggung jawaban

12
amanah di akhirat kelak. Bagi mereka yang berbuat baik maka mereka akan
memetik kebaikan pula.
Sumber daya manusia merupakan satu-satunya sumber daya yang memiliki
akal pikiran, perasaan, pengetahuan, serta keterampilan. Semua potensi yang
dimiliki SDM akan sangat berpengaruh pada perkembangan suatu organisasi
maupun usaha. Seberapa majunya teknologi, modal, dan pekembangan
informasi berkembang, jika tanpa didukung oleh SDM yang memadai maka
suatu organisasi atau usaha akan sulit untuk berkembang dan mencapai tujuan.

Dengan acuan bagi pengembangan SDM berdasarkan konsep Islam, menjadi


membentuk manusia yang berakhlak mulia, yang senantiasa menyembah
Allah yang menebarkan rahmat bagi alam semesta dan bertakwa kepada
Allah. Inilah yang menjadi arah tujuan pengembangan SDM menurut konsep
Pendidikan Islam.

B. KRITIK DAN SARAN


Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Maka
dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya mendukung dan
membangun agar penulis dapat menulis lebih baik lagi di masa yang akan
datang.

13
DAFTAR PUSTAKA

Warul Walidin. 2016. Arah Pengembangan Sumberdaya Manusia Dalam Dimensi


Pendidikan Islam. Jurnal Edukasi Vol 2, Nomor 2
Sutrisno, Edy. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia, Kencana Prenada Media
Group
Samsudin, Sadili. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia.
Wakhudin, Tarmizi Taher. 1998. Jembatan Umat, Ulama dan Umara, Bandung:
Granesia

14

Anda mungkin juga menyukai