Dosen Pembimbing:
Fita Murtina, S. Si., Apt
Disusun Oleh:
Kelompok 2
Fitri Yuandini Septiana Aulia Anggraeni
Fuji Widi L Sesilia Putri Nandita
Muhamad Fatah Siti Marjanah
Nur Fitri Khoirunnisa Violita Munawaroh
Muhammad Darman Fauzie Viya Amalia
Puti Isnaini Yuli Astuti
Ratna Fikriyah
i
KATA PENGANTAR
Penyusun
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1. Mengetahui sifat atau karakteristik zat aktif (Allopurinol) dan bahan-bahan tambahan
yang akan digunakan pada formulasi tablet berdasarkan monografinya masing-
masing.
2. Menentukan formula yang tepat untuk formulasi sediaan tablet allopurinol tersebut
3. Memahami fungsi atau kegunaan dari setiap bahan yang digunakan dalam formulasi
sediaan tablet allopurinol.
4. Mengetahui proses pembuatan serta uji yang dilakukan untuk mengevaluasi sediaan
tablet allopurinol tersebut sebelum dipasarkan.
5. Mengetahui tahap pengujian stabilitas sediaam tablet allopurinol.
1.4. Manfaat
Makalah ini diharapkan mampu memberikan manfaat bagi perkembangan ilmu
pengetahuan dan memberikan informasi terkait tablet allopurinol dan formulasinya.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian
Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi.
Berdasarkan metode pembuatan dapat digolongkan sebagai tablet cetak dan tablet
kempa.Tablet merupakan bentuk sediaan farmasi yang paling banyak tantangannya didalam
mendesain dan membuatnya. Misalnya kesukaran untuk memperoleh bioavailabilitas penuh
dan dapat dipercaya dari obat yang sukar dibasahi dan melarutkannya lambat, begitu juga
kesukaran untuk mendapatkan kekompakan kahesi yang baik dari zat amorf atau gumpalan.
Namun demikian, walaupun obat tersebut baik kempanya, melarutnya, dan tidak mempunyai
masalah bioavailabilitas, mendesain dan memproduksi obat itu masih penuh tantangan, sebab
masih banyak tujuan bersaing dari bentuk sediaan ini. (DIRJEN POM 2005).
Tablet adalah sediaan padat yang berisi zat aktif dan bahan tambahan yang sesuai, yang
dibuat menjadi tablet dengan cara kempa atau cetak. Metode kempa merupakan metode yang
lebih popular dibandingkan metode cetak. Metode kempa dilakukan dengan mengempa
serbuk atau granul dengan tekanan tinggi dengan mesin tablet menggunakan cetakan yang
disebut punches dan dies. Tablet dapat dibuat dalam berbagai ukuran, bobot, bentuk dan logo
di permukaannya, tergantung pada desain punches dan dies (USP-NF 2018).
3
Teknik ini yang cukup baik, digunakan untuk zat aktif yang memiliki dosis efektif yang
terlalu tinggi untuk dikempa langsung atau zat aktif yang sensitif terhadap pemanasan dan
kelembaban (Andayana, 2009).
Metode ini digunakan dalam kondisi-kondisi sebagai berikut:
1. Kandungan zat aktif dalam tablet tinggi.
2. Zat aktif susah mengalir
3. Zat aktif sensitif terhadap panas dan lembab.
4
putaran (4 menit), selanjutnya tablet dibebas debukan kembali.Lalu ditimbang kembali dan
dihitung prosentase kehilangan bobot sebelum dan sesudah perlakuan, tablet dianggap baik
apabila kerapuhan tidak lebih dari 1%.
5
- Prosedur Lakukan penetapan jumlah ,C5H4N4O, yang terlarut dengan mengukur
serapan Larutan uji dan Larutan baku pada panjang gelombang serapan maksimum
lebih kurang 250 nm.
- Toleransi Dalam waktu 45 menit harus larut tidak kurang dari 75% (Q), C5H4N4O,
dari jumlah yang tertera pada etiket.
F. Sifat Mikromiretik
1. Sudut diam : Aliran lemah
2. Kompresibilitas : Rasio Hausner dan indeks kompressibilitas menunjukkan aliran yang
sangat buruk
G. Analisis Stabilitas
Stabil dalam udara dan cahaya (PubChem)
H. Profil Farmakokinetik dan Farmakodinamik
1. Onset/efek puncak : 1-2 minggu
2. Absopsi : Oral 480%, Rectal buruk atau tidak menentu
3. Distribusi : Vd: 1,6 L/kg ; Vss: 0,84-0,87 L/kg
4. Protein binding : <1%
5. Metabolisme : 75% metabolit aktif terutama oxypurinol
6. Bioavailabilitas : 49%-53%
7. T1/2 : Fungsi ginjal normal: 1-3 jam ; Oxypurinol: 18-30 jam
Gangguan Fungsi ginjal: berkepanjangan.
6
2. Mg Stearat (Handbook Pharmaceutical Excipients).
7
Pemerian : Serbuk licin putih atau potongan putih gading, praktis tidak berbau,
tidak berasa.
Kelarutan : Mudah larut dalam air, dalam etanol (95 %) P, dan dalam kloroform P,
praktis tidak larut dalam eter P. Kesempurnaan melarut dan warna
larutan 5 g dalam air hingga 50 ml praktis jernih dan tidak berwarna.
Fungsi : Sebagai pengikat.
Alasan pemilihan bahan:
PEG digunakan sebagai pengikat dan sekaligus dapat meningkatkan kelarutan dan
permeabilitas obat.
5. Talk
Pemerian : Serbuk hablur sangat halus, putih atau putih kelabu. Berkilat, mudah
melekat pada kulit dan bebas dari butiran.
Kelarutan : Tidak larut dalam hamper semua pelarut.
Fungsi : Sebaagai pelincir (glidan).
Alasan pemilihan bahan:
Talk sebagai pelincir pada konsentrasi 1-10% untuk meningkatkan aliran serbuk pada
cetakan dan juga sebagai penghancur luar ketika nanti tablet kontak dengan cairan saluran
cerna.
2.6 Formula Tablet Allopurinol
Formula tablet Allopurinol 100 mg untuk 1 tablet (300 mg):
R/ Allopurinol 100 mg
PEG 4000 9 mg
Amylum Manihot 15 mg
Mg stearat 9 mg
Talk 9 mg
Microcrystalin selulosa 58 mg
8
2.7 Tahapan produksi tablet Allopurinol
IPC:
Ditambahkan sisa fase luar (Mg Stearat dan
Kecepatan mixer 50 rpm
Talk) dan dicampur hingga homogen. Homogenitas (kadar CV <5%)
IPC:
Campuran akhir di cetak menjadi tablet Organoleptik
IPC:
Keseragaman kadar
Penampilan
Keseragaman bobot
Penandaan
Keseragaman ukuran
Kecepatan alat Pengemasan sekunder
Kekerasan
Kebocoran
Waktu hancur
Disolusi
IPC: Pengemasan primer Kerapuhan
Penampilan
Kelengkapan
Ukuran punch tebal 3,2 mm
Penandaan Gudang obat jadi diameter 9,2 mm
Kecepatan alat
1. IPC Granul
a. Uji Organoleptik
9
Uji organoleptik dapat dilihat secara langsung mulai dari bentuk, warna, bau dan rasa
dari granul yang dilakukan. Bentuk dan warna yang dihasilkan sedapat mungkin sama antara
satu dengan yang lainnya (Victoria et al. 2018).
b. Uji waktu alir
Waktu alir adalah waktu yang diperlukan serbuk atau granul untuk mengalir melalui
corong. Pengujian ini dilakukan dengan cara mengalirkan granul melalui corong yang
dilakukan 3 kali pengulangan. Kecepatan aliran dipengaruhi oleh bentuk, ukuran, densitas dan
gaya gesek partikel serta kondisi percobaan. Kecepatan alir granul yang baik adalah tidak
lebih dri 10 detik untk mengalirkan 100 gram granul (Voight 1994).
Alat yang digunakan : Flow granul tester.
c. Sudut diam
Sudut diam diukur setelah pengujian waktu alir dengan mengukur tinggi (h)
tumpukan granul dan jari-jari (r) dari alas tumpukan, kemudian dihitung sudut diamnya.
Sudut diam dipengaruhi juga oleh ukuran partikel. Semakin kecil ukuran partikel maka
kohesivitas partikel semakin tinggi dan akan mengurangi kecepatan alir sehingga sudut
diam yang terbentuk lebih besar (Egeten KR et al 2016). Sudut diam suatu tablet besar
maka sifat alir jelek sedangkan semakin kecil nilai sudut diam maka semakin baik sifat
alirnya.
h
Perhitungan: tan α=
r
Alat yang digunakan: flow granul tester
d. Kompresibilitas
10
Uji kompresibilitas menimbang granul sebanyak 100 gram kemudian masukkan
granul kedalam gelas ukur, lalu berikan ketukan sebanyak 500 kali setelah dilakukan
pemampatan volume granul diukur kembali. Syarat kompresibilitas yang baik yaitu kurang
dari 20% (Nurjatun dan Balfas RF 2019).
V ˳−Vn
Perhitungan: Kp= x 100 %
V˳
2. IPC Tablet
a. Uji Organoleptis
Uji organoleptik dapat dilihat secara langsung mulai dari bentuk, warna, bau dan rasa
dari tablet yang dilakukan. Bentuk dan warna yang dihasilkan sedapat mungkin sama antara
satu dengan yang lainnya.
b. Keseragaman kadar
Ambil tidak kurang dari 30 satuan dan Tetapkan kadar masing-masing 10 satuan
menggunakan metode analisis KCKT. Hitung nilai keberterimaan dengan rumus (FI edisi 6,
2020).
Keterangan:
M = Nilai rujukan
= Rata-rata dari masing-masing kandungan (X1,X2,...Xn) yang dinyatakan
dalam persentase dari jumlah yang tertera pada etiket
k = Konstanta keberterimaan
s = Simpangan baku contoh
12
d. Keseragaman ukuran
e. Kekerasan tablet
Penentapan kekerasan tablet dilakukan pada 10 tablet dan tiap tablet diletakkan dengan
posisi tegak lurus pada alat hardness tester. Selanjutnya alat akan menekan tablet tersebut
sampai tablet pecah. Besarnya gaya yang digunakan untuk memecah tablet menunjukkan
kekerasan tablet dalam satuan Kg, dalam bidang industri kekuatan tekanan minimum yang
sesuai untuk tablet yaitu 4 kg (Ansel, 1989).
f. Kerapuhan
Penetapan kerapuhan dilakukan pada 20 tablet yang telah dibersihkan dari debu,
kemudian ditimbang dan dimasukkan dalam friabilator diputar selama 4 menit atau sebanyak
100 putaran dengan kecepatan 25 rpm. Tablet yang telah diuji kerapuhan kemudian
13
dibersihkan dan ditimbang ulang. Syarat dari uji kerapuhan yaitu kurang dari 0,5% - 1%
(Lachman dkk, 1994). Adapun perhitungan yang dapat digunakan pada uji keapuhan yaitu:
Keterangan:
g. Waktu hancur
Secara acak diambil enam tablet, masing-masing tablet dimasukkan kedalam alat uji
waktu hancur. Kemudian dimasukkan cakram pada tiap tabung. Air bersuhu (37±2)°C
sebanyak 650 mL digunakan sebagai media. Alat uji waktu hancur dijalankan dan dihitung
waktu hancur tablet mulai saat keranjang tercelup sampai semua tablet hancur sempurna.
Persyaratan waktu hancur untuk tablet tidak bersalut adalah kurang dari menit 15 menit dan
bersalut tidak lebih dari 60 menit. Apabila terdapat 2 tablet tidak hancur sempurna maka
pengujian diulang dengan 12 tablet lainya, syarat yang ditentukan yaitu tidak kurang dari 16
tablet harus hancur sempurna (Depkes RI, 1995).
14
Alat yang digunakan pada uji waktu hancur yaitu disintegrator tester
h. Disolusi
Persyaratan Farmakope untuk Allopurinol tablet yaitu tidak kurang dari 75% yang
tertera pada label larut dalam waktu 45 menit. Tablet diuji dengan alat dissolution tester tipe
2. Media yang digunakan berupa 900 mL larutan HCl 0,1 N dengan kecepatan 75 rpm selama
45 menit dipertahankan pada suhu 370C. Sampel sebanyak 5 mL diambil dengan pipet volum
yang telah diberi kertas saring pada menit ke 3, 6, 9, 12, 15, 20, 25, 30, 35, 45 dan 60 menit.
Tiap sampel yang diambil diganti dengan HCl 0,1 N bersuhu 370C dengan volume yang sama
sehingga volume medium tetap sama. Kadar Allopurinol diperiksa pada spektrofotometri uv-
vis ( λ= 250 nm). Profil disolusi kemudian dibandingkan satu sama lain (Depkes RI, 2020;
Soebagyo, 1994).
Pengujian Stabilitas
Stabilitas didefinisikan sebagai kemampuan zat obat atau produk obat untuk tetap di
dalam spesifikasi yang dibentuk untuk menjaga identitas, kekuatan, kualitas dan kemurnian.
Tujuan penelitian stabilitas adalah untuk menentukan umur simpan, yaitu jangka waktu
penyimpanan pada kondisi tertentu di mana produk obat masih memenuhi spesifikasi yang
ditetapkan perusahaan. Dari hasil uji stabilitas, maka kita dapat mengetahui masa edar dari
suatu obat. Masa edar didefinisikan sebagai periode waktu yang ditetapkan pada tingkat
konfidensi 95% bahwa dalam periode waktu tersebut produk tetap mengandung zat aktif
tidak kurang dari batas bawah spesifikasi dari jumlah yang tertera pada label.
a. Pengujian Dipercepat
Contoh kondisi untuk uji stabilitas dipercepat dan produk yang mengandung
zat aktif yang relatif stabil. Untuk produk-produk yang mengandung bahan obat yang
15
kurang stabil dan untuk produk yang memiliki data stabilistas terbatas, lama uji
dipercepat untuk zona II disarankan diperpanjang sampai 6 bulan. Kondisi
penyimpanan lainnya dapat diteliti, khususnya, penyimpanan selama 6 buÍan pada
suhu sekurang-kurangnya 15°C di atas suhu penyimpanan yang kemungkinan
dilakukan di pasaran (dengan kelembapan relatif yang sesuai).
Penyimpanan pada suhu yang Iebih tinggi juga dapat dilakukan, sebagai
contoh 3 bulan pada suhu 45-50°C dan kelembapan relatif 75% (RH) untuk zona IV.
Jika terjadi perubahan yang signifikan pada pelaksanaan uji stabilitas dipercepat
seperti yang akan diuraikan berikut, harus dilakukan pengujian tambahan pada kondisi
antara, misalnya pada 30 ± 2°C dan 60 ± 5% RH. Permohonan registrasi awal harus
menyerahkan sedikitnya data enam bulan dan pengujian selama satu tahun. Perubahan
signifikan pada kondisi dipercepat dianggap terjadi jika:
hasil pengujian menunjukkan penurunan konsentrasi 5% dibandingkan dengan
hasill pengujian konsentrasi awal suatu bets;
produk hasil penguraian melampaui batas yang ditetapkan dalam spesifikasi
produk.;
batas pH sediaan terlampaui;
disolusi 12 kapsul atau tablet melampaui batas spesifikasi;
tidak memenuhi persyaratan spesifikasi pemerian dan sifat fisika, seperti
warna, pemisahan fase, caking, kekerasan.
Kondisi penyimpanan selama pengujian pada kelembapan relatif tinggi sangat
penting, terutama untuk bentuk sediaan padat dalam kemasan semipermeabel. Untuk
produk dalam wadah primer yang dirancang untuk memberi perlindungan terhadap
uap air, kondisi penyimpanan dengan kelembapan yang relatif tinggi tidak perlu
dilakukan. Pada dasarnya, uji dipercepat kurang tepat untuk formulasi semi-padat dan
formulasi heterogen, seperti emulsi.
b. Pengujian Jangka Panjang (Real-time)
Kondisi penyimpanan pada percobaan dibuat semirip mungkin dengan kondisi
penyimpanan sebenarnya yang diperkirakan akan diterapkan pada sistem distribusi.
Pada saat registrasi harus menyerahkan sekurang kurangnya data 6 bulan studi jangka
panjang. Tetapi, dokumen registrasi sebaiknya diserahkan sebelum akhir dan periode
6 bulan tersebut. Pengujian jangka panjang harus dilanjutkan sampai akhir masa edar.
16
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. HASIL
1.1 Organoleptis Tablet
Tabel 1. Hasil Uji Organoleptis Tablet Allopurinol
Bau Khas lemah
Rasa Pahit
Tablet berwarna putih, berbentuk bulat
Rupa
pipih
1.2 Hasil Evaluasi Tablet
1.2.1 Keseragaman Ukuran
Tabel 2 Hasil Uji Keseragaman Ukuran Tablet Allopurinol
Tablet Tebal (cm) Ø (cm) Tablet Tebal (cm) Ø (cm)
1 0,4 0,9 11 0,41 0,9
2 0,4 0,89 12 0,4 0,9
3 0,4 0,9 13 0,4 0,89
4 0,41 0,9 14 0,4 0,9
5 0,4 0,89 15 0,41 0,9
6 0,41 0,89 16 0,4 0,9
7 0,4 0,89 17 0,41 0,89
8 0,41 0,9 18 0,4 0,9
9 0,4 0,9 19 0,4 0,9
10 0,4 0,9 20 0,4 0,89
Tebal = 0,4 Diameter = 0,89
Menurut Farmakope Indonesia III, syarat keseragaman ukuran kecuali
dinyatakan lain, diameter tablet tidak lebih dari 3 kali dan tidak kurang dari 1 kali
tebal tablet.
1.2.2 Kekerasan Tablet
Tabel 3 Hasil Uji Kekerasan Tablet Allopurinol
Tablet Kekerasan (kg/cm2)
1 4
2 5
3 5
4 4
5 4
17
6 5
7 5
8 4
9 5
10 5
4,6
Syarat kekerasan tablet: 4-8 kg
1.2.3 Keragaman Bobot
Tabel 4 Hasil Uji Keragaman Bobot Tablet Allopurinol
Tablet Bobot (g) Tablet Bobot (g)
1 0,29 11 0,30
2 0,30 12 0,30
3 0,31 13 0,31
4 0,30 14 0,30
5 0,31 15 0,29
6 0,30 16 0,30
7 0,31 17 0,30
8 0,30 18 0,31
9 0,30 19 0,30
10 0,30 20 0,31
Rata-rata Bobot 0,302 g
18
7 0,41 17 0,42
8 0,4 18 0,4
9 0,42 19 0,4
10 0,4 20 0,41
Rata-rata 0,40 %
Syarat kerapuhan tablet tidak lebih dari 1 %
2. PEMBAHASAN
2.1 Organoleptis Tablet
Tujuan uji organoleptis adalah untuk mengidentifikasi kebenaran sampel yang
akan di analisis dengan menggunakan panca indra.
Tabel 7. Hasil uji organoleptis tablet allopurinol
19
Hasil uji keseragaman ukuran tablet allopurinol 100 mg didapatkan rata-rata tebal
yaitu 0,4 cm dan diameter 0,89 cm. Hasil ini memenuhi syarat sesuai dengan
Farmakope Indonesia III karena diameter tablet tidak lebih dari 3 kali dan tidak kurang
dari 1 1/3 tebal tablet.
2.2.2 Kekerasan Tablet
Tujuan dari uji kekerasan tablet adalah untuk memperoleh gambaran tentang
ketahanan tablet melawan tekanan mekanik, tekanan saat pengangkutan dan
penyimpanan.
Tabel 9. Hasil Uji Kekerasan Tablet Allopurinol
Tablet Kekerasan (kg/cm2)
1 4
2 5
3 5
4 4
5 4
6 5
7 5
8 4
9 5
10 5
4,6
Syarat kekerasan tablet: 4-8 kg
Hasil uji kekerasan tablet allopurinol 100 mg didapatkan rata-rata yaitu 4,6
kg/cm2. Hasil ini telah memenuhi syarat uji kekerasan tablet sesuai Farmakope
Indonesia III yang menyatakan bahwa syarat uji kekerasan tablet 4-8 kg.
2.2.3 Keragaman Bobot
Tujuan dari pengujian keragaman bobot tablet Allopurinol 100 mg yaitu untuk
mengetahui apakah sediaan yang dibuat memiliki bobot dan dosis yang seragam.
Tabel 10. Hasil Uji Keragaman Bobot Tablet Allopurinol
Tablet Bobot (g) Tablet Bobot (g)
1 0,29 11 0,30
2 0,30 12 0,30
3 0,31 13 0,31
4 0,30 14 0,30
5 0,31 15 0,29
6 0,30 16 0,30
7 0,31 17 0,30
8 0,30 18 0,31
20
9 0,30 19 0,30
10 0,30 20 0,31
Rata-rata Bobot 0,302 g
Hasil uji keragaman bobot tablet Allopurinol 100 mg telah memenuhi syarat
keragaman bobot yang tertera pada Farmakope Indonesia III (Depkes RI, 1979) yaitu
penyimpangan tablet Allopurinol 100 mg tidak ada dua tablet yang menyimpang lebih
dari 5% dan tidak satu pun tabletnya yang menyimpang lebih dari 10%.
2.2.4 Keseragaman Kadar
Tujuan dari pengujian keragaman bobot tablet Allopurinol 100 mg yaitu untuk
mengetahui apakah sediaan yang dibuat memiliki kadar yang seragam.
Tabel 11. Hasil Keseragaman Kadar Tablet Allopurinol
Tablet Kadar (%)
1 105.2291
2 105.8618
3 104.8425
4 105.1237
5 104.8425
6 104.6316
7 99.9923
8 104.5613
9 104.3505
10 101.6090
Rata-Rata Kadar 104.1044
Hasil uji rata-rata kadar tablet Allopurinol 100 mg adalah 104,1044%, hasil ini
sesuai dengan syarat pada literature yaitu keseragaman kandungan terletak diantara 85,0
% hingga 115,0 % dari yang tertera pada eiket dan simpangan buku relatif kurang dari
atau sama dengan 6,0 %.
2.2.5 Waktu Hancur
Uji waktu hancur bertujuan untuk menetapkan kesesuaian batas waktu hancur
yang ditetapkan pada masing-masing monografi. Dalam hal ini waktu hancur untuk
tablet tidak bersalut yaitu kurang dari 15 menit dan untuk tablet bersalut tidak lebih dari
60 menit.
Tabel 12. Hasil Uji Waktu Hancur Tablet Allopurinol
Tablet Waktu Hancur (menit)
1 5,4
2 5,5
3 5,3
21
4 5,5
5 5,4
Rata-Rata 5,42
Syarat waktu hancur tablet kurang dari 15 menit
Hasil uji waktu hancur tablet Allopurinol 100 mg adalah 5 menit 4 detik, hasil ini
sesuai dengan syarat pada literatur yaitu untuk tablet tidak bersalut adalah tidak lebih
dari 15 menit.
2.2.6 Kerapuhan tablet
Uji kerapuhan tablet bertujuan untuk menentukan/mengukur kekuatan fisik tablet
non salut terhadap tekanan mekanik atau gesekan.
Tabel 13. Hasil Uji Kerapuhan Tablet Allopurinol
Tablet Kerapuhan (%) Tablet Kerapuhan (%)
1 0,42 11 0,4
2 0,4 12 0,41
3 0,4 13 0,4
4 0,41 14 0,42
5 0,4 15 0,4
6 0,4 16 0,41
7 0,41 17 0,42
8 0,4 18 0,4
9 0,42 19 0,4
10 0,4 20 0,41
Rata-rata 0,40 %
Syarat kerapuhan tablet tidak lebih dari 1 %
Hasil uji kerapuhan tablet Allopurinol 100 mg yang diperoleh yaitu 0,40%, telah
memenuhi syarat yaitu kurang dari 1%.
2.2.7 Disolusi Tablet
Uji disolusi tablet bertujuan untuk mengetahui pelepasan zat aktif obat dari
bentuk sediaan menjadi bentuk terlarut.
Tabel 14. Hasil Uji Disolusi Tablet Allopurinol
Tablet Kadar (%)
1 99.256
2 100.675
3 99.540
4 100.533
5 100.816
6 101.810
Rata-Rata 100.438
22
Hasil uji rata-rata kadar tablet Allopurinol 100 mg adalah 100.438%, hasil ini
sesuai dengan syarat pada literature yaitu tidak kurang dari 75% yang tertera pada label larut
dalam waktu 45 menit.
23
Tanda tangan : Tanda tangan : Tanda tangan :
24
PROTOKOL UJI STABILITAS METODE Halaman 2 dari 56
JANGKA PANJANG DAN METODE
AKSELARASI TABLET ALLOPURINOL
100 MG
1. Tujuan
Memantau kestabilan produk tablet allopurinol 100 mg yang telah diluluskan dilihat
secara fisika, kimia dan mikrobiologi
Memberi informasi penggunaan dari produk tablet allopurinol 100 mg setelah dibuka
Data dari akselerasi penyimpanan dipercepat dapat digunakan untuk mengevaluasi
efek secara singkat di luar kondisi penyimpanan label.
2. Ruang Lingkup
Pemantauan stabilitas dilakukan pada produk tablet allopurinol 100 mg yang telah
dinyatakan lulus dari manajemen pemastian mutu dan memiliki masa edar.
3. Penanggung Jawab
Kepala Bagian Pemastian Mutu bertanggung jawab untuk mengkaji,dan menyetujui
Protokol dan Laporan Hasil Uji Stabilitas.
Kepala Bagian Pengawasan Mutu bertanggung jawab untuk memastikan bahwa
protokol ini dilaksanakan oleh asisten pengawasan mutu serta membantu menyiapkan
ruangan sampel untuk uji stabilitas
Kepala Urusan Laboratorium Instrument bertanggung jawab untuk membuat protokol,
menentukan jenis dan jumlah sampel yang akan diambil, memastikan standard
ruangan sampel uji stabilitas
Asisten Laboratorium yang bertanggung jawab pada proses pengambilan sampel,
menyimpan sampel, mencatat kestabilan suhu dan kelembaban ruang sampel uji
stabilitas, dan melakukan pengujian sesuai dengan metode pengujian dan lampiran
protokol uji stabilitas.
4. Prosedur
4.1. Kondisi Ruangan Penyimpanan dan Waktu Pengambilan Sampel Tablet allopurinol
100 mg Untuk Metode Jangka Panjang
Tablet allopurinol 100 mg disimpan di ruangan dengan suhu 300C ± 20C dan RH
75% ± 5%
Setiap harinya asisten memantau suhu pada ruangan dengan mengisi form Catatan
Pemantauan Suhu dan Kelembaban Ruangan sesuai LAM-01-035 ”Cek List
Pemantauan Suhu dan kelembaban Ruang Sampel Pertinggal.”
25
Tablet allopurinol 100 mg disimpan dalam kemasan seperti yang dipasarkan dan
ditaruh di atas rak ruang sampel uji
Subbag
Bagian Mengganti
Lab Kimia
Pengawasan Mutu No. -
Instrument
Tanggal -
27 uli 2021
- Waktu pengujian
Tahun pertama setiap tiga bulan
4.2. Kondisi Ruangan Penyimpanan dan Waktu Pengambilan Sampel Tablet allopurinol
100 mg Metode Akselerasi
Tablet allopurinol 100 mg disimpan di ruangan dengan suhu 400C ± 20C dan RH
75% ± 5% dimana dapat disimpan dalam alat climatic chamber
Setiap harinya asisten memantau suhu pada ruangan dengan mengisi form Catatan
Pemantauan Suhu dan Kelembaban Climatic Chamber sesuai LAM-01-047” Cek
List Pemantauan Suhu dan Kelembaban Ruangan Climatic Chamber.”
Tablet allopurinol 100 mg disimpan dalam kemasan seperti dipasarkan dalam rak
climatic chamber
Waktu pengujian dilakukan pada 0,1,3 dan 6 bulan dihitung setelah disimpan
4.3. Data yang Diambil
Nama sediaan
Jenis kemasan primer
Formula
Besar bets
Organoleptis: bau, bentuk, warna
Identifikasi
Uji Disolusi
Waktu hancur
Kekerasan
Keseragaman sediaan
Keregasan
Kadar
26
4.4. Jumlah Sampel Untuk Sediaan Tablet allopurinol 100 mg
Organoleptis :-
Uji Disolusi : 6 tablet
PROTOKOL UJI STABILITAS METODE Halaman 4 dari 56
JANGKA PANJANG DAN METODE
AKSELARASI TABLET ALLOPURINOL
100 MG No. PTK - 03 - 012- 00
Subbag
Bagian Mengganti
Lab Kimia
Pengawasan Mutu No. -
Instrument
Tanggal -
27 Juli 2021
4.5. Evaluasi
Hasil dari uji secara fisika dan kimia tidak diluar dari standar yang ditetapkan
untuk masing-masing sediaan
Dapat diterima jika tidak ada perubahan yang signifikan muncul pada kondisi
akselerasi
27
Perubahan disebut signifikant jika kadar ± 5% dari kadar semula
Jika ada perubahan yang signifikan pada test kondisi akselerasi maka data harus
berdasarkan data jangka panjang
Tidak memenuhi persyaratan jika tidak memenuhi persyaratan uji disolusi 12
Tablet allopurinol 100 mg.
Hasil uji stabilitas ditampilkan dalam bentuk tabel
PROTOKOL UJI STABILITAS METODE Halaman 5 dari 56
JANGKA PANJANG DAN METODE
AKSELARASI TABLET ALLOPURINOL
100 MG No. PTK - 03 - 012- 00
Subbag
Bagian Mengganti
Lab Kimia
Pengawasan Mutu No. -
Instrument
Tanggal -
27 Juli 2021
4.6. Laporan
Apabila Uji Stabilitas sudah selesai dilakukan maka dibuat laporan tertulis dimana
laporan dapat digambarkan dengan tabel atau grafik.
5. Dokumen Terkait
DOK-03-057” Metode Pengujian Tablet allopurinol 100 mg
DOK-03-028” Spesifikasi Produk Jadi Tablet allopurinol 100 mg
LAM-01-047” Cek List Pemantauan Suhu dan Kelembaban Ruangan Climatic
Chamber.”
LAM-01-035 ”Cek List Pemantauan Suhu dan kelembaban Ruang Sampel
Pertinggal.”
LAM-03-077 “Lampiran Data Hasil Uji Stabilitas Sediaan Tablet allopurinol 100 mg”
6. Riwayat Perubahan
No No. Dokumen Tanggal Berlaku Alasan Perubahan
1 PTK - 03 - 012- 00 27 Juli 2021 Baru
28
LAPORAN HASIL UJI STABILITAS Halaman 29 dari 56
METODE JANGKA PANJANG DAN
METODE AKSELARASI TABLET
ALLOPURINOL 100 MG No. LAP-03-021-00
Tanggal Berlaku
27 Juli 2021
Bagian Subbag
Pengawasan Mutu Lab Kimia Mengganti
Instrument No. –
Tanggal –
Sesilia Putri, S.Farm Yuli Astuti, S.Farm., Apt Muhammad Fatah, S.Farm.,
Staf pengawasan Mutu Kabag Pengawasan Mutu Apt
Kabag Pemastian Mutu
Riwayat Perubahan
29
30
Data Hasil Uji Stabilitas Sediaan Tablet”
2.2.7.1.1.1.1 Sampel
No No Batch Tahun Produksi Jumlah sampel utk Jumlah sampel utk akselerasi
Jangka panjang
1 28321001 27 Juli 2021 400 Tablet 300 Tablet
Formula:
Formula tablet Allopurinol 100 mg untuk 1 tablet (300 mg):
R/ Allopurinol 100 mg
PEG 4000 9 mg
Amylum Manihot 15 mg
Mg stearat 9 mg
Talk 9 mg
Microcrystalin selulosa 58 mg
31
Data Hasil Uji Stabilitas Sediaan Tablet”
Waktu
No Pengujian Persyaratan
0 bulan 3 bulan 6 bulan 9 bulan 12 bulan
Tanggal 27/07/21 27/09/21 27/11/21 27/01/22 27/03/22
1 Organoleptis
- Bentuk Tablet bulat pipih Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai
- Warna Putih Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai
- Bau Khas lemah Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai
2 Kadar 93% - 107% 105.51 % 101.21 % 98,72% 98,45% 98,21%
3 Bobot Tablet 200 mg – 350 mg 299,12 mg 301,08 mg 310,8 mg 305,2 mg 300,13 mg
4 Diameter 8 – 9 mm 8,9 mm 8,8 mm 8,8 mm 8,7 mm 8,7 mm
5 Ketebalan 3,9 – 4,0 mm 4,0 mm 4,0 mm 4,0 mm 4,0 mm 4,0 mm
6 Identifikasi Spektrum serapan inframerah zat
yang telah dikeringkan didispersikan
dalam kalium bromida P,
sesuai sesuai sesuai sesuai sesuai
menunjukkan maksimum pada
bilangan gelombang yang sama
seperti pada Alopurinol BPFI.
7 Keseragaman 6,0848 6,0848 3,6669 1,7460 1,1107
L1 = 15
Sediaan
8 Waktu Hancur ≤ 15 Menit 5’,3” – 5’,6” 4,01’-5,17’ 5,01’-5,05’ 4’45”-6’23’’ 4’49”-6’33”
9 Kekerasan 4 – 8 kg 4-5 kg 4,45-5,07 kg 4,76-5,03 kg 4,27-4,94 kg 4,67-5,25 kg
10 Uji Disolusi - - - - - -
11 Keregasan ≤1% 0,035% 0,194% 0,032% 0,0491% 0,033%
32
Data Hasil Uji Stabilitas Sediaan Tablet”
33
BAB IV
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil di atas telah dilakukan pemastian mutu produk oleh bagian
pengawasan mutu dengan tujuan agar mutu produk lebih terjamin, yaitu dengan melakukan
evaluasi pemeriksaan tablet baik secara kualitatif maupun kuantitatif, dan hasil yang
didapatkan akan ditinjau apakah memenuhi syarat yang telah ditetapkan yang merujuk pada
literatur yang ada atau tidak. Adapun hasil yang didapatkan semuanya memenuhi syarat,
sehingga dapat dinyatakan bahwa produksi tablet allopurinol 100 mg dapat di teruskan.
34
DAFTAR PUSTAKA
Allen, L. V., 2009, Handbook of Pharmaceutical Excipients, Sixth Edition, Rowe R. C.,
Sheskey, P. J., Queen, M. E., (Editor), London, Pharmaceutical Press and American
Pharmacists Assosiation, 697-699.
Anonim, 1979, Farmakope Indonesia, Edisi III, Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
Jakarta.
Anonim, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi IV, Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
Jakarta.
Anonim, 2020, Farmakope Indonesia, Edisi VI, Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
Jakarta.
Ansel, H.C., 1989, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, diterjemahkan oleh Farida Ibrahim,
Asmanizar, Iis Aisyah, Edisi keempat, 255-271, 607-608, 700, Jakarta, UI Press.
Egeten, K. R., Yamlean, P. V. & Supriati, H. S., 2016. Formulasi dan Pengujian Sediaan
Granul Effervescent Sari Buah Nanas. Pharmacon Jurnal Ilmiah Farmasi, Volume 5(3),
p. 118.
Lachman, L., & Lieberman, H. A., 1994, Teori dan Praktek Farmasi Industri, Edisi Kedua,
1091-1098, UI Press, Jakarta.
Lago, V.V., Rafael N.P., & C.D. Bertol. 2012. Micromeritic properties andphysicochemical
analysis of allopurinol raw materials. Revista de Ciencias Farmaceuticas Basica e
Aplicada 33(3):385-393
Voight, R. 1994. Buku Pengantar Teknologi Farmasi. Diterjemahkan Oleh Soedani, N. edisi
V. Yogyakarta: universitas Gadjah Mada Press.
35
LAMPIRAN
HASIL DATA UJI STABILITAS
ALLOPURINOL TABLET
BATCH 28321001
0 bulan
Bobot 20 tablet
6040.4
:
Keregasan
: 6038.3
%= 0.035 %
Kekerasan :
4 5 5 4 4
5 5 4 5 5
Waktu hancur :
5.4 5.5 5.3 5.5 5.4 5.5
Penetapan kadar :
Fase gerak : Larutan amonium fosfat monobasa 0,05 M
Larutan baku internal:Larutkan lebih kurang 50 mg hipoksantin P dalam 10 mL natrium
hidroksida 0,1 N, kocok dengan pengocok mekanik selama 10 menit, hingga larut. Encerkan
36
dengan air hingga 50 mL
Gerus 20 tablet, timbang serbuk ∞ 50 mg allopurinol masukkan ke dalam labu tentukur 50-
mL, tambahkan 10 mL natrium hidroksida 0,1 N,
kocok dengan pengocok mekanik selama 10 menit, encerkan dengan air sampai tanda.
[Catatan Penetapan selanjutnya tidak boleh ditunda.] Saring, buang 10 mL filtrat pertama.
Pipet 4 mL larutan ini dan 2 mL Larutan baku internal ke dalam labu tentukur 200-mL,
encerkan dengan Fase gerak sampai tanda. Baca pada panjang gel 250 nm
Kons. allopurinol : Konsentrasi 10 ppm
Syarat : 93,0% - 107 %
Hasil : 105.51
Kadar : 105.51%
Panjang
No. gelombang Keterangan
Konsentrasi Kadar
1 0.712 100.958
2 0.715 101.384
3 λ = 250 nm 0.702 99.540
4 0.709 100.533
5 0.711 100.816
6 0.713 101.100
Rata - rata 0.710 100.722
Encerkan : Pipet 1 ml / 50 ml x555,55 = 11,111
ppm
Y = 0.06344 X + 0.00572
ALLOPURINOL TABLET
BATCH 28321001
Akselerasi 1 bulan
37
BOBOT KADAR KADAR
NO BOBOT TABLET (Xi-Ẍ) (Xi-Ẍ)2
TABLET RATA2 TABLET ke N
1 299.4 300 105.44 105.2291 1.1247 1.2649
2 301.2 300 105.44 105.8618 1.7573 3.0882
3 298.3 300 105.44 104.8425 0.7381 0.5448
4 299.1 300 105.44 105.1237 1.0193 1.0389
5 298.3 300 105.44 104.8425 0.7381 0.5448
6 297.7 300 105.44 104.6316 0.5272 0.2779
7 284.5 300 105.44 99.9923 -4.1122 16.9099
8 297.5 300 105.44 104.5613 0.4569 0.2088
9 296.9 300 105.44 104.3505 0.2460 0.0605
10 289.1 300 105.44 101.6090 -2.4954 6.2271
Rata2 104.1044 30.1657
Simpangan
baku 1.8308
Simpangan
Baku Relatif 1.7586
Konstanta penerimaan : jika n= 10, k = 2,4 n= 30 , k = 2
Syarat : L1 = 15,0 L2 = 25,0
jika T > 101.5% maka M = Ẍ NP = (k.s)
NP = 2.4 x 1.8308 = 4.393 4,393
NP < L1 4.393< 15.0
Kekerasan :
4.17 4.32 4.93 4.55 4.98
4.24 4.27 4.82 4.59 4.95
Waktu hancur :
38
5.51 5.25 4.45 5.02 5.31 5.45
Penetapan kadar :
Fase gerak : Larutan amonium fosfat monobasa 0,05 M
Larutan baku internal:Larutkan lebih kurang 50 mg hipoksantin P dalam 10 mL natrium hidroksida 0,1 N,
kocok dengan pengocok mekanik selama 10 menit, hingga larut. Encerkan dengan air hingga 50 mL
Gerus 20 tablet, timbang serbuk ∞ 50 mg allopurinol masukkan ke dalam labu tentukur 50-mL, tambahkan 10
kocok dengan pengocok mekanik selama 10 menit, encerkan dengan air sampai tanda.
[Catatan Penetapan selanjutnya tidak boleh ditunda.] Saring, buang 10 mL filtrat pertama.
Pipet 4 mL larutan ini dan 2 mL Larutan baku internal ke dalam labu tentukur 200-mL,
encerkan dengan Fase gerak sampai tanda. Baca pada panjang gel 250 nm
Kons. allopurinol : Konsentrasi 10 ppm
Syarat : 93,0% - 107 %
Hasil : 104.21
Kadar : 104.21%
No. Keterangan
Panjang gelombang Konsentrasi Kadar
1 0.7 99.256
2 0.71 100.675
3 λ = 250 nm 0.702 99.540
4 0.709 100.533
5 0.711 100.816
6 0.718 101.810
Rata - rata 0.708 100.438
Encerkan : Pipet 1 ml / 50 ml x555,55 = 11,111 ppm
Y = 0.06344 X + 0.00572
39
ALLOPURINOL TABLET
BATCH 28321001
3 bln on go
Kekerasan :
4.95 4.91 4.45 4.79 4.96
5.02 5.07 4.94 5.02 5.04
40
Waktu hancur
5.15 5.05 5.17 4.75 4.75 4.01
Penetapan kadar
Fase gerak : Larutan amonium fosfat monobasa 0,05 M
Larutan baku internal:Larutkan lebih kurang 50 mg hipoksantin P dalam 10 mL natrium hidroksida 0,1 N,
kocok dengan pengocok mekanik selama 10 menit, hingga larut. Encerkan dengan air hingga 50 mL
Gerus 20 tablet, timbang serbuk ∞ 50 mg allopurinol masukkan ke dalam labu tentukur 50-mL, tambahkan 10
kocok dengan pengocok mekanik selama 10 menit, encerkan dengan air sampai tanda. [Catatan Penetapan sel
Saring, buang 10 mL filtrat pertama.
Pipet 4 mL larutan ini dan 2 mL Larutan baku internal ke dalam labu tentukur 200-mL, encerkan dengan Fase
Baca pada panjang gel 250 nm
Kons. allopurinol : Konsentrasi 10 ppm
Syarat : 93,0% - 107 %
Hasil : 101.21
Kadar : 101.21%
Keterangan
No. Panjang gelombang
Konsentrasi Kadar
1 0.691 97.979
2 0.706 100.107
3 λ = 250 nm 0.699 99.114
4 0.708 100.391
5 0.729 103.370
6 0.721 102.235
Rata - rata 0.709 100.533
Encerkan : Pipet 1 ml / 50 ml x555,55 = 11,111 ppm
Y = 0.06344 X + 0.00572
41
ALLOPURINOL TABLET
BATCH 28321 001
Aksel 3 bulan
Bobot 20 tablet
6048.4
:
Keregasan
: 6047.0452
%= 0.022 %
Kekerasan :
4.01 4.38 4.25 4.37 4.32
42
4.22 4.21 4.75 4.92 4.21
Waktu hancur :
4.89 4.77 4.82 5.11 5.09 4
Penetapan kadar :
Fase gerak : Larutan amonium fosfat monobasa 0,05 M
Larutan baku internal:Larutkan lebih kurang 50 mg hipoksantin P dalam 10 mL natrium
hidroksida 0,1 N, kocok dengan pengocok mekanik selama 10 menit, hingga larut. Encerkan
dengan air hingga 50 mL
Gerus 20 tablet, timbang serbuk ∞ 50 mg allopurinol masukkan ke dalam labu tentukur 50-
mL, tambahkan 10 mL natrium hidroksida 0,1 N,
kocok dengan pengocok mekanik selama 10 menit, encerkan dengan air sampai tanda.
[Catatan Penetapan selanjutnya tidak boleh ditunda.] Saring, buang 10 mL filtrat pertama.
Pipet 4 mL larutan ini dan 2 mL Larutan baku internal ke dalam labu tentukur 200-mL,
encerkan dengan Fase gerak sampai tanda. Baca pada panjang gel 250 nm
Kons. allopurinol : Konsentrasi 10 ppm
Syarat : 93,0% - 107 %
Hasil : 99.21
Kadar : 99.21%
Keterangan
No. Panjang gelombang
Konsentrasi Kadar
1 0.717 101.668
2 0.704 99.823
3 λ = 250 nm 0.7 99.256
4 0.717 101.668
5 0.687 97.412
6 0.706 100.107
Rata - rata 0.705 99.989
Encerkan : Pipet 1 ml / 50 ml x555,55 = 11,111 ppm
Y = 0.06344 X + 0.00572
43
ALLOPURINOL TABLET
BATCH 28321001
6 bulan on going
KADAR
KADAR
NO BOBOT TABLET BOBOT TABLET PENIMBANGA (Xi-Ẍ) (Xi-
TABLET
N
-
1 305.5 310.8 99 97.3118 1.8698 3.49
2 316.6 310.8 99 100.8475 1.6659 2.77
-
3 306.1 310.8 99 97.5029 1.6787 2.81
4 315.4 310.8 99 100.4653 1.2837 1.64
5 318 310.8 99 101.2934 2.1119 4.46
-
6 304.7 310.8 99 97.0569 2.1246 4.51
-
7 310 310.8 99 98.7452 0.4364 0.19
8 314.6 310.8 99 100.2104 1.0289 1.05
-
9 310.9 310.8 99 99.0319 0.1497 0.02
10 311.9 310.8 99 99.3504 0.1688 0.02
Rata2 99.1816 21.0
Bobot : 20 tablet
44
Kekerasan :
4.79 4.82 5.01 4.99 5.02
4.76 4.84 5.03 4.95 5.01
Waktu hancur :
5.02 5.01 5.03 5.05 5.03
Penetapan kadar :
Fase gerak : Larutan amonium fosfat monobasa 0,05 M
Larutan baku internal:Larutkan lebih kurang 50 mg hipoksantin P dalam 10 mL natrium
hidroksida 0,1 N, kocok dengan pengocok mekanik selama 10 menit, hingga larut.
Encerkan dengan air hingga 50 mL. Gerus 20 tablet, timbang serbuk ∞ 50 mg allopurinol
masukkan ke dalam labu tentukur 50-mL, tambahkan 10 mL natrium hidroksida 0,1 N,
kocok dengan pengocok mekanik selama 10 menit, encerkan dengan air sampai tanda. [Catatan
Penetapan selanjutnya tidak boleh ditunda.] Saring, buang 10 mL filtrat pertama.
Pipet 4 mL larutan ini dan 2 mL Larutan baku internal ke dalam labu tentukur 200-mL,
encerkan dengan Fase gerak sampai tanda. Baca pada panjang gel 250 nm
Kons. allopurinol : Konsentrasi 10 ppm
Syarat : 93,0% - 107 %
Hasil : 98.72
Kadar : 98.72%
Keterangan
No. Panjang gelombang
Konsentrasi Kadar
1 0.685 97.128
2 0.697 98.830
3 λ = 250 nm 0.701 99.398
4 0.703 99.682
5 0.699 99.114
6 0.702 99.540
Rata - rata 0.698 98.949
Encerkan : Pipet 1 ml / 50 ml x555,55 = 11,111 ppm
Y = 0.06344 X + 0.00572
45
ALLOPURINOL TABLET
BATCH 28321001
Aksel 6 bulan
KADAR
KADAR
NO BOBOT TABLET BOBOT TABLET PENIMBANGA (Xi-Ẍ) (Xi-Ẍ)2
TABLET
N
-
1 314.5 315.53 99.7 99.3745 0.8310 0.6906
-
2 311.8 315.53 99.7 98.5214 1.6842 2.8364
-
3 313.5 315.53 99.7 99.0586 1.1470 1.3156
-
4 315.4 315.53 99.7 99.6589 0.5466 0.2988
5 318.1 315.53 99.7 100.5121 0.3065 0.0939
6 323.5 315.53 99.7 102.2183 2.0128 4.0512
-
7 316.2 315.53 99.7 99.9117 0.2939 0.0864
-
8 314.6 315.53 99.7 99.4061 0.7994 0.6391
9 331.8 315.53 99.7 104.8409 4.6354 21.4867
-
10 311.9 315.53 99.7 98.5530 1.6526 2.7309
Rata2 100.2056 34.2296
Kekerasan :
4.95 4.97 4.99 4.94 4.93
4.92 4.94 4.98 4.91 4.96
46
Waktu hancur :
6'06" 5'12" 4'31" 5'50" 6'56" 6'50"
Penetapan kadar :
Fase gerak : Larutan amonium fosfat monobasa 0,05 M
Larutan baku internal:Larutkan lebih kurang 50 mg hipoksantin P dalam 10 mL natrium hidroksida 0,1 N,
kocok dengan pengocok mekanik selama 10 menit, hingga larut.
Encerkan dengan air hingga 50 mL. Gerus 20 tablet, timbang serbuk ∞ 50 mg allopurinol masukkan ke dalam
tambahkan 10 mL natrium hidroksida 0,1 N,
kocok dengan pengocok mekanik selama 10 menit, encerkan dengan air sampai tanda. [Catatan Penetapan sel
Saring, buang 10 mL filtrat pertama.
Pipet 4 mL larutan ini dan 2 mL Larutan baku internal ke dalam labu tentukur 200-mL, encerkan dengan Fase
Baca pada panjang gel 250 nm
Kons. allopurinol : Konsentrasi 10
ppm
Syarat : 93,0% - 107 %
Hasil : 98.51
Kadar : 98.51%
Keterangan
No. Panjang gelombang
Konsentrasi Kadar
1 0.689 97.695
2 0.695 98.547
3 λ = 250 nm 0.699 99.114
4 0.701 99.398
5 0.698 98.972
6 0.702 99.540
Rata - rata 0.697 98.878
Encerkan : Pipet 1 ml / 50 ml x555,55 = 11,111 ppm
Y = 0.06344 X + 0.00572
47
ALLOPURINOL TABLET
BATCH 28321 001
9 bulan
Simpangan
baku 0.6697 3069.2 6138.4
Simpangan
0.6808
Baku Relatif 3052 6104
Penetapan
:
kadar
Fase gerak : Larutan amonium fosfat monobasa 0,05 M
Larutan baku internal:Larutkan lebih kurang 50 mg hipoksantin P dalam 10 mL natrium hidroksida 0,1 N,
48
kocok dengan pengocok mekanik selama 10 menit, hingga larut.
Encerkan dengan air hingga 50 mL. Gerus 20 tablet, timbang serbuk ∞ 50 mg allopurinol masukkan ke dalam
tambahkan 10 mL natrium hidroksida 0,1 N,
kocok dengan pengocok mekanik selama 10 menit, encerkan dengan air sampai tanda. [Catatan Penetapan sel
Saring, buang 10 mL filtrat pertama.
Pipet 4 mL larutan ini dan 2 mL Larutan baku internal ke dalam labu tentukur 200-mL, encerkan dengan Fase
Baca pada panjang gel 250 nm
Kons. allopurinol : Konsentrasi 10 ppm
: 93,0% - 107
Syarat
%
Hasil : 98.45
Kadar : 98.45%
Keterangan
Panjang
No. Konsentras
gelombang Kadar
i
1 0.687 97.412
2 0.693 98.263
3 λ = 250 nm 0.698 98.972
4 0.701 99.398
5 0.697 98.830
6 0.702 99.540
Rata - rata 0.696 98.736
Encerkan : Pipet 1 ml / 50 ml x555,55 = 11,111 ppm
Y = 0.06344 X + 0.00572
ALLOPURINOL TABLET
BATCH 28321001
49
12 bulan
Simpangan
baku 0.4584 3027.1 6054.2
Simpangan
0.465481153
Baku Relatif 3001.3 6002.6
600
Konstanta penerimaan : jika n= 10, k = 2,4 n= 30 , k = 2
Syarat : L1 = 15,0 L2 = 25,0
jika T ≤
maka Ẍ ≤ 98.5% M = 98.5% NP = 98.5 - Ẍ + (k.s)
101.5%
NP = 98,5 - 98,4894 +(2,4 x 0,4584) = 0,0106 + 1,10016
= 1,11076
NP < L1 1,11076 < 15,0
bobot 20 tablet 6002
Keregasan 6000
% 0.033322226
Kekerasan :
4.67 5.25 5.03 4.87 5.14
4.73 5.22 4.91 5.12 5.17
Waktu hancur :
5'38" 6'33" 5'39" 4'49" 5'32"
Penetapan
:
kadar
Fase gerak : Larutan amonium fosfat monobasa 0,05 M
Larutan baku internal:Larutkan lebih kurang 50 mg hipoksantin P dalam 10 mL natrium hidroksida 0,1 N,
kocok dengan pengocok mekanik selama 10 menit, hingga larut.
Encerkan dengan air hingga 50 mL. Gerus 20 tablet, timbang serbuk ∞ 50 mg allopurinol masukkan ke dalam
tambahkan 10 mL natrium hidroksida 0,1 N,
kocok dengan pengocok mekanik selama 10 menit, encerkan dengan air sampai tanda. [Catatan Penetapan sel
Saring, buang 10 mL filtrat pertama.
Pipet 4 mL larutan ini dan 2 mL Larutan baku internal ke dalam labu tentukur 200-mL, encerkan dengan Fase
50
Baca pada panjang gel 250 nm
Kons. allopurinol : Konsentrasi 10 ppm
Syarat : 93,0% - 107 %
Hasil : 98.21
Kadar : 98.21%
Penentuan ED
Waktu (bulan) Konsentrasi mg/ml
0 1055.1
1 1042.1
3 1010.1
6 987.2
9 984.2
12 982.1
Orde reaksi 1
ln C = ln C0 - k.t
51
ln 982,1 = ln 1055,1- k.12
6,889 = 6,961 - k.12
k.12 = 6,961-6,889
k.12 = 0.072
k= 0.006
52