Anda di halaman 1dari 55

TUGAS KHUSUS PKPA LAFIAL

PERIODE JULI 2021


PRODUKSI TABLET ALLOPURINOL 100 mg DAN PENGUJIAN STABILITAS
REAL TIME DAN DIPERCEPAT

Dosen Pembimbing:
Fita Murtina, S. Si., Apt

Disusun Oleh:
Kelompok 2
Fitri Yuandini Septiana Aulia Anggraeni
Fuji Widi L Sesilia Putri Nandita
Muhamad Fatah Siti Marjanah
Nur Fitri Khoirunnisa Violita Munawaroh
Muhammad Darman Fauzie Viya Amalia
Puti Isnaini Yuli Astuti
Ratna Fikriyah

i
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.


Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penyusun diberikan kemudahan dalam melaksanakan tugas khusus
PKPA periode Juli di LAFI AL, tak lupa sholawat dan salam kami hantarkan kepada Nabi
Besar Muhammad SAW, beserta para keluarga, sahabat dan para pengikut beliau hingga akhir
zaman.
Makalah ini adalah salah satu cara pemahaman dan bentuk pertanggungjawaban terhadap
penyelesaian tugas khusus PKPA di Industri Farmasi LAFI AL terkait tablet Allopurinol dan
formulasinya, sehingga penyusun dapat menjelaskan beberapa ilmu yang diperoleh.
Penyelesaian makalah ini dapat terlaksana dengan baik berkat kerjasama, bantuan,
bimbingan dan dukungan dari pihak yang bersangkutan. Oleh karena itu, pada kesempatan ini
penyusun mengucapkan terima kasih kepada Ibu Fita Murtina, S.Si., Apt. selaku dosen
pengampu.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang bersifat membangun diperlukan demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun mengucapkan mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila dalam penyelesaian
makalah ini terdapat kekurangan dan kesalahan. Semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi kita semua terutama bagi pembaca.
Wassalamualaikum Wr.Wb.
Jakarta, 27 Juli 2021

Penyusun

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi yang digunakan untuk
mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka
penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan
kontrasepsi, untuk manusia. Obat juga dapat berupa kapsul, syrup, salep, tablet. Tablet
adalah sediaan padat, dibuat secara kempa-cetak berbentuk rata atau cembung rangkap,
umumnya bulat mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan.
Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang banyak diproduksi dan disukai oleh masyarakat
karena tablet mempunyai beberapa keuntungan diantaranya adalah ketepatan dosis, mudah
cara pemakaiannya, relatif stabil dalam penyimpanan, mudah dalam transportasi dan
distribusi kepada konsumen, serta harganya relatif murah. (Banker dan Anderson, 1986)..
Selain mengandung zat aktif, dalam pembuatan tablet diperlukan bahanbahan
tambahan yaitu bahan pengisi, pengikat, penghancur, pelicin dan pewarna. Bahan tambahan
memegang peranan penting dalam pembuatan tablet, di antaranya bahan pengikat. Bahan
pengikat dimaksudkan untuk menjamin penyatuan bersama dari partikel serbuk dalam
sebuah butir granulat. Kompaktibilitas tablet dapat dipengaruhi oleh tekanan kompresi
maupun bahan pengikat. Bahan pengikat yang biasa digunakan adalah gula, amilum, gelatin,
tragakan, povidon (PVP), gom arab dan zat lain yang sesuai (Voigt, 1984). Bahan
penghancur merupakan salah satu bahan tambahan yang penting dalam pembuatan tablet,
bahan penghancur berfungsi melawan aksi bahan pengikat dari tablet dan melawan tekanan
pada saat penabletan. Bahan ini akan menghancurkan tablet bila bersentuhan dengan air atau
cairan saluran pencernaan. Tablet akan hancur menjadi granul selanjutnya pecah menjadi
partikel-partikel halus dan akhirnya obat akan hancur (Gunsel et al, 1970). Dalam
pembuatan tablet, zat berkhasiat, zat-zat lain kecuali pelicin dibuat granul (butiran kasar),
karena serbuk yang halus tidak mengisi cetakan tablet dengan baik maka dibuat granul agar
mudah mengalir mengisi cetakan serta menjaga agar tablet tidak retak.
Allopurinol termasuk dalam kelas obat-obatan yang disebut obat-obatan anti encok.
Hal ini digunakan untuk mencegah asam urat, batu ginjal, atau hyperuricaemia selama
pengobatan kanker. Allopurinol bekerja dengan memperlambat produksi bahan kimia dalam
tubuh disebut asam urat. Asam urat adalah bahan kimia yang dibuat secara alami dalam
tubuh. Terkadang tingkat asam urat dalam tubuh dapat menjadi terlalu tinggi dan
1
menyebabkan encok, batu ginjal, atau masalah lain. Tablet allopurinol mengandung
allopurinol C5H4N4O tidak kurang dari 93% dan tidak lebih dari 107% dari jumlah yang
tertera pada etiket (Farmakope Indonesia, 2020).

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat dibuat rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana sifat dan karakteristik dari allopurinol serta bahan eksipien yang
digunakan?
2. Bagaimana formula yang tepat untuk pembuatan sediaan tablet allopurinol?
3. Bagaimanakah fungsi dari bahan-bahan yang digunakan dalam formulasi tablet
allopurinol?
4. Bagaimana proses pembuatan serta uji yang dilakukan untuk mengevaluasi sediaan
tablet allopurinol sebelum dipasarkan?
5. Bagaimana pengujian stabilitas sediaan tablet allopurinol?

1.3. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1. Mengetahui sifat atau karakteristik zat aktif (Allopurinol) dan bahan-bahan tambahan
yang akan digunakan pada formulasi tablet berdasarkan monografinya masing-
masing.
2. Menentukan formula yang tepat untuk formulasi sediaan tablet allopurinol tersebut
3. Memahami fungsi atau kegunaan dari setiap bahan yang digunakan dalam formulasi
sediaan tablet allopurinol.
4. Mengetahui proses pembuatan serta uji yang dilakukan untuk mengevaluasi sediaan
tablet allopurinol tersebut sebelum dipasarkan.
5. Mengetahui tahap pengujian stabilitas sediaam tablet allopurinol.

1.4. Manfaat
Makalah ini diharapkan mampu memberikan manfaat bagi perkembangan ilmu
pengetahuan dan memberikan informasi terkait tablet allopurinol dan formulasinya.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian
Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi.
Berdasarkan metode pembuatan dapat digolongkan sebagai tablet cetak dan tablet
kempa.Tablet merupakan bentuk sediaan farmasi yang paling banyak tantangannya didalam
mendesain dan membuatnya. Misalnya kesukaran untuk memperoleh bioavailabilitas penuh
dan dapat dipercaya dari obat yang sukar dibasahi dan melarutkannya lambat, begitu juga
kesukaran untuk mendapatkan kekompakan kahesi yang baik dari zat amorf atau gumpalan.
Namun demikian, walaupun obat tersebut baik kempanya, melarutnya, dan tidak mempunyai
masalah bioavailabilitas, mendesain dan memproduksi obat itu masih penuh tantangan, sebab
masih banyak tujuan bersaing dari bentuk sediaan ini. (DIRJEN POM 2005).
Tablet adalah sediaan padat yang berisi zat aktif dan bahan tambahan yang sesuai, yang
dibuat menjadi tablet dengan cara kempa atau cetak. Metode kempa merupakan metode yang
lebih popular dibandingkan metode cetak. Metode kempa dilakukan dengan mengempa
serbuk atau granul dengan tekanan tinggi dengan mesin tablet menggunakan cetakan yang
disebut punches dan dies. Tablet dapat dibuat dalam berbagai ukuran, bobot, bentuk dan logo
di permukaannya, tergantung pada desain punches dan dies (USP-NF 2018).

2.2 Metode Granulasi Kering


Metode granulasi kering disebut juga slugging, merupakan salah satu metode
pembuatan tablet dengan cara mengempa campuran bahan kering (partikel zat aktif dan
eksipien) menjadi massa padat yang selanjutnya dipecah lagi untuk menghasilkan partikel
yang berukuran lebih besar (granul) dari serbuk semula. Prinsip dari metode ini adalah
membuat granul secara mekanis, tanpa bantuan bahan pengikat dan pelarut, ikatannya didapat
melalui gaya (Kloe,2010). Proses komponen-komponen tablet ini dikompakkan dengan mesin
cetak tablet lalu ditekan ke dalam die dan dikompakkan dengan punch sehingga diperoleh
massa yang disebut slug, prosesnya disebut slugging, pada proses selanjutnya slug kemudian
diayak dan diaduk untuk mendapatkan granul yang daya mengalirnya lebih baik dari
campuran awal. Bila slug yang didapat belum memuaskan maka proses diatas dapat diulang
(Kloe,2010).

3
Teknik ini yang cukup baik, digunakan untuk zat aktif yang memiliki dosis efektif yang
terlalu tinggi untuk dikempa langsung atau zat aktif yang sensitif terhadap pemanasan dan
kelembaban (Andayana, 2009).
Metode ini digunakan dalam kondisi-kondisi sebagai berikut:
1. Kandungan zat aktif dalam tablet tinggi.
2. Zat aktif susah mengalir
3. Zat aktif sensitif terhadap panas dan lembab.

2.3 Evaluasi Tablet


1. Uji Keseragaman Ukuran Tablet
Tablet diambil sejumlah 20 tablet kemudian diukur diameter dan tebal tablet dengan
menggunakan jangka sorong. Tablet yang baik memiliki diameter tidak lebih dari 3 kali atau
tidak kurang dari 4/3 tebal tablet.
2. Uji Kekerasan Tablet
Tablet diambil sejumlah 10 tablet, kemudian tombol on ditekan, skala pada hardness
tester diubah pada satuan kg apabila satuan sebelumnya newton dan diposisikan pada angka
nol(0). Kemudian satu tablet diletakkan ditengah pada alat pengukur kekerasan tablet
(hardness tester) sekrup diputar kedepan sampai tablet pecah. Kekerasan tablet ditunjukkan
dengan skala (kg) yang terlihat pada alat disaat tablet pecah. Tablet yang baik mempunyai
kekerasan antara 4-8 kg.
3. Uji Keragaman Bobot
Tablet ditimbang 20 tablet satu persatu, dihitung bobot rata-rata tiap tablet. Tidak boleh
lebih dari 2 tablet yang masing-masing bobotnya menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih
besar dari harga yang ditetapkan kolom A dan tidak satu tablet pun yang bobotnya
menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih besar dari harga yang ditetapkan kolom B.
4. Uji Waktu Hancur Tablet
Lima tablet dimasukkan ke dalam tabung berbentuk keranjang, kemudian dinaik
turunkan secara teratur 30 kali setiap menit dalam medium air dengan suhu 37ºC. Tablet
dinyatakan hancur jika tidak ada bagian tablet yang tertinggal diatas kasa. Persyaratan uji
waktu hancur untuk tablet tidak bersalut adalah kurang dari 15 menit.
5. Uji Kerapuhan Tablet
Tablet yang akan diuji sebanyak 20 tablet, terlebih dahulu dibebas debukan dan
ditimbang, kemudian tablet dimasukkan dalam friability tester dan diputar sebanyak 100

4
putaran (4 menit), selanjutnya tablet dibebas debukan kembali.Lalu ditimbang kembali dan
dihitung prosentase kehilangan bobot sebelum dan sesudah perlakuan, tablet dianggap baik
apabila kerapuhan tidak lebih dari 1%.

2.4 Studi Preformulasi


A. Zat aktif
1. Nama : Allopurinol
2. Struktur kimia :

3. Bobot Molekul : 136,11


B. Organoleptis : Serbuk halus putih hingga hamper putih; berbau lemah
C. Kemurnian : Alopurinol mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak
lebih dari 102,0% C5H4N4O, dihitung terhadap zat kering.
D. Titik leleh : >300℃
E. Parameter kelarutan
1. pKa : 10,2 (pada suhu 25℃)
2. Koefisien partisi (log P) : -1,8
3. Garam : Allopurinol sodium, allopurinol riboside
4. Kelarutan kuantitatif : Sangat sukar larut dalam air dan dalam etanol; larut dalam
larutan kalium hidroksida dan dalam narium hidroksida;
praktis tidak larut dalam kloroform dan dalam eter
5. BCS : Kelas 4
6. Disolusi
- Media disolusi : 900 mL asam hidroklorida 0,01 N
- Waktu : 45 menit
- Larutan baku persediaan : Timbang saksama 40 mg Alopurinol BPFI, masukkan ke
dalam labu terukur 200 mL. Tambahkan 10 mL natrium hidroksida 0,1 N, sonikasi
selama 2 menit, kocok dengan pengocok mekanik selama lebih kurang 10 menit,
encerkan dengan media disolusi sampai tanda.
- Larutan baku : pipet sejumlah alikot, saring dengan penyaring yang sesuai, jika perlu
encerkan dengan media disolusi.

5
- Prosedur Lakukan penetapan jumlah ,C5H4N4O, yang terlarut dengan mengukur
serapan Larutan uji dan Larutan baku pada panjang gelombang serapan maksimum
lebih kurang 250 nm.
- Toleransi Dalam waktu 45 menit harus larut tidak kurang dari 75% (Q), C5H4N4O,
dari jumlah yang tertera pada etiket.
F. Sifat Mikromiretik
1. Sudut diam : Aliran lemah
2. Kompresibilitas : Rasio Hausner dan indeks kompressibilitas menunjukkan aliran yang
sangat buruk
G. Analisis Stabilitas
Stabil dalam udara dan cahaya (PubChem)
H. Profil Farmakokinetik dan Farmakodinamik
1. Onset/efek puncak : 1-2 minggu
2. Absopsi : Oral 480%, Rectal buruk atau tidak menentu
3. Distribusi : Vd: 1,6 L/kg ; Vss: 0,84-0,87 L/kg
4. Protein binding : <1%
5. Metabolisme : 75% metabolit aktif terutama oxypurinol
6. Bioavailabilitas : 49%-53%
7. T1/2 : Fungsi ginjal normal: 1-3 jam ; Oxypurinol: 18-30 jam
Gangguan Fungsi ginjal: berkepanjangan.

2.5 Monografi Bahan Tambahan


Rumus kimia : (C6H10O5)n
Pemerian : Putih, tidak berbau, tidak berasa, serbuk kasar yang berwarna
violet menjadi biru dengan ZnCl2 teriodinasi.
pH : 7,6
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air.
1. Microcrystalline selulosa (Ohwavworhua et al. 2005).
Alasan pemilihan bahan:
Eksipien ini memiliki sifat alir yang baik dan indeks kompresibilitas yang rendah dan
memiliki sifat pelumasan yang diperlukan dalam pembuatan tablet (Albers et al. 2006).
Keuntungan lain dalam penggunaannya yaitu mempunyai kompatibilitas yang luas bila
dicampurkan dengan eksipien lainnya, inert, mudah dalam penanganan, dan mudah diperoleh
(Bolhuis & Chowhan, 1996).

6
2. Mg Stearat (Handbook Pharmaceutical Excipients).

Rumus kimia : Mg(C18H35O2)2


BM : 591,25
Pemerian : Serbuk halus; putih; licin dan mudah melekat pada kulit; bau
lemah khas.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, dalam etanol (95%) P dan dalam eter
P.
Sifat alir : Sifat alir buruk, serbuk kohesif.
Inkompatibilitas : Asam kuat, basa, dan garam besi. Menghindari pencampuran
dengan bahan pengoksidasi kuat. Mg Stearat tidak dapat
digunakan pada produk yang mengandung aspirin, beberapa
vitamin, dan sebagian besar garam alkaloid.
Fungsi : Sebagai pelican.
Alasan pemilihan bahan:
Magnesium stearat digunakan sebagai lubrikan pada konsentrasi 0,25-5%. dipilih
karena merupakan lubrikan yang baik sehingga dapat mengurangi fraksi antara permukaan
dinding / tepi tablet dengan dinding die selama kompresi dan ejeksi. Kelebihan magnesium
stearat adalah tidak higroskopis, akan tetapi sifat hidrofobik dari magnesium stearat akan
menghalangi proses pecahnya tablet sehingga obat akan sulit terdispersi dalam medium air.
Kombinasi talk dan magnesium stearat memberikan hasil yang baik pada saat pentabletan.
Kedua bahan tersebut juga dapat berperan sebagai antiadherent, yaitu bahan yang dapat
mencegah melekatnya (sticking) permukaan tablet pada punch atas dan punch bawah
(Sulaiman, 2007).
3. Amprotab® (Amylum manihot).
Pemerian : Serbuk halus berwarna putih, tidak berbau, dan tidak berasa.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dingin dan etanol.
Fungsi : Sebagai penghancur
Alasan pemilihan bahan:
Amylum digunakan sebagai penghancur (disintegrant) pada konsentrasi 3-15%.
Amprotab® sebagai bahan penghancur yang mampu meningkatkan kapilaritas, mengabsorbsi
kelembaban, mengembang dan meningkatkan daya pembasahan tablet atau bersifat
hidrofilisasi.
4. PEG 4000
Rumus kimia : H(O-CH2-CH2)n
BM : 3000 - 4800

7
Pemerian : Serbuk licin putih atau potongan putih gading, praktis tidak berbau,
tidak berasa.
Kelarutan : Mudah larut dalam air, dalam etanol (95 %) P, dan dalam kloroform P,
praktis tidak larut dalam eter P. Kesempurnaan melarut dan warna
larutan 5 g dalam air hingga 50 ml praktis jernih dan tidak berwarna.
Fungsi : Sebagai pengikat.
Alasan pemilihan bahan:
PEG digunakan sebagai pengikat dan sekaligus dapat meningkatkan kelarutan dan
permeabilitas obat.
5. Talk

Pemerian : Serbuk hablur sangat halus, putih atau putih kelabu. Berkilat, mudah
melekat pada kulit dan bebas dari butiran.
Kelarutan : Tidak larut dalam hamper semua pelarut.
Fungsi : Sebaagai pelincir (glidan).
Alasan pemilihan bahan:
Talk sebagai pelincir pada konsentrasi 1-10% untuk meningkatkan aliran serbuk pada
cetakan dan juga sebagai penghancur luar ketika nanti tablet kontak dengan cairan saluran
cerna.
2.6 Formula Tablet Allopurinol
Formula tablet Allopurinol 100 mg untuk 1 tablet (300 mg):
R/ Allopurinol 100 mg
PEG 4000 9 mg
Amylum Manihot 15 mg
Mg stearat 9 mg
Talk 9 mg
Microcrystalin selulosa 58 mg

No Nama bahan Komposisi 1 batch (100.000 Fungsi


(mg) tablet) (Kg)
1. Allopurinol 100 10 Zat aktif
2. PEG 4000 9 0,9 Pengikat
3. Amylum manihot 15 1,5 Penghancur
4. Mg stearat 9 0,9 Pelicin
5. Talk 9 0,9 Pelincir
6. Microcrystalin selulosa 58 5,8 Pengisi

8
2.7 Tahapan produksi tablet Allopurinol

Di timbang Allupurinol dan bahan tambahan sesuai dengan


formula yang dibuat
dibuat.

Semua bahan yang termasuk kedalam fase dalam yaitu IPC:


Allupurinol, PEG 4000, Amilum manihot, MCC, dicampur Kecepatan mixer
dengan sejumlah fase luar 0,5% mg-stearat dan1% talk 30 rpm

Campuran di slugging menggunakan alat roller compactor hingga


terbentuk bongkahan padat (slug).
IPC:
Organoleptik
Waktu alir Bongkahan padat (slug) tersebut dihancurkan lalu diayak dengan
Sudut diam ayakan nomor 16 hingga menjadi granul.
Kompresibilitas

IPC:
Ditambahkan sisa fase luar (Mg Stearat dan
Kecepatan mixer 50 rpm
Talk) dan dicampur hingga homogen. Homogenitas (kadar CV <5%)

IPC:
Campuran akhir di cetak menjadi tablet Organoleptik
IPC:
Keseragaman kadar
Penampilan
Keseragaman bobot
Penandaan
Keseragaman ukuran
Kecepatan alat Pengemasan sekunder
Kekerasan
Kebocoran
Waktu hancur
Disolusi
IPC: Pengemasan primer Kerapuhan
Penampilan
Kelengkapan
Ukuran punch tebal 3,2 mm
Penandaan Gudang obat jadi diameter 9,2 mm
Kecepatan alat

Kriteria tablet: berat 300 mg,


ketebalan 3,2 mm, dan diameter
9,2 mm.

1. IPC Granul
a. Uji Organoleptik

9
Uji organoleptik dapat dilihat secara langsung mulai dari bentuk, warna, bau dan rasa
dari granul yang dilakukan. Bentuk dan warna yang dihasilkan sedapat mungkin sama antara
satu dengan yang lainnya (Victoria et al. 2018).
b. Uji waktu alir

Waktu alir adalah waktu yang diperlukan serbuk atau granul untuk mengalir melalui
corong. Pengujian ini dilakukan dengan cara mengalirkan granul melalui corong yang
dilakukan 3 kali pengulangan. Kecepatan aliran dipengaruhi oleh bentuk, ukuran, densitas dan
gaya gesek partikel serta kondisi percobaan. Kecepatan alir granul yang baik adalah tidak
lebih dri 10 detik untk mengalirkan 100 gram granul (Voight 1994).
Alat yang digunakan : Flow granul tester.

c. Sudut diam
Sudut diam diukur setelah pengujian waktu alir dengan mengukur tinggi (h)
tumpukan granul dan jari-jari (r) dari alas tumpukan, kemudian dihitung sudut diamnya.
Sudut diam dipengaruhi juga oleh ukuran partikel. Semakin kecil ukuran partikel maka
kohesivitas partikel semakin tinggi dan akan mengurangi kecepatan alir sehingga sudut
diam yang terbentuk lebih besar (Egeten KR et al 2016). Sudut diam suatu tablet besar
maka sifat alir jelek sedangkan semakin kecil nilai sudut diam maka semakin baik sifat
alirnya.
h
Perhitungan:   tan α=
r
Alat yang digunakan: flow granul tester

d. Kompresibilitas

10
Uji kompresibilitas menimbang granul sebanyak 100 gram kemudian masukkan
granul kedalam gelas ukur, lalu berikan ketukan sebanyak 500 kali setelah dilakukan
pemampatan volume granul diukur kembali. Syarat kompresibilitas yang baik yaitu kurang
dari 20% (Nurjatun dan Balfas RF 2019).
V ˳−Vn
Perhitungan:   Kp= x 100 %

Alat yang digunakan: jolting volumeter

2. IPC Tablet
a. Uji Organoleptis
Uji organoleptik dapat dilihat secara langsung mulai dari bentuk, warna, bau dan rasa
dari tablet yang dilakukan. Bentuk dan warna yang dihasilkan sedapat mungkin sama antara
satu dengan yang lainnya.
b. Keseragaman kadar
Ambil tidak kurang dari 30 satuan dan Tetapkan kadar masing-masing 10 satuan
menggunakan metode analisis KCKT. Hitung nilai keberterimaan dengan rumus (FI edisi 6,
2020).

Keterangan:
M = Nilai rujukan
= Rata-rata dari masing-masing kandungan (X1,X2,...Xn) yang dinyatakan
dalam persentase dari jumlah yang tertera pada etiket
k = Konstanta keberterimaan
s = Simpangan baku contoh

Alat yang digunakan : Instrumen KCKT


11
c. Keseragaman bobot
Penetapan keseragaman bobot dilakukan dengan menimbang secara seksama 20 tablet,
menggunakan neraca analitik dengan ketepatan bobot satu per satu dan dihitung bobot rata-
rata tablet serta persen penyimpangan bobot tablet (Depkes RI, 1994). Tablet tidak boleh
lebih dari 2 yang bobotnya menyimpang dari bobot rata-rata pada kolom A dan tidak satu
tablet pun yang bobotnya menyimpang dari bobot rata-rata pada kolom B (Depkes RI, 1979).

Penyimpangan bobot rata-rata (%)


Bobot Rata-rata
A B

25 mg atau kurang 15% 30%

26 mg sampai dengan 150 mg 10% 20%

151 mg sampai dengan 300 mg 7,5% 15%

Lebih dari 300 mg 5% 10%

Alat yang digunakan : neraca analitik

12
d. Keseragaman ukuran

Ketebalan tablet merupakan satu-satunya variabel dimensi yang berhubungan dengan


proses. Ketebalan tablet dapat diukur dengan mengunakan jangka sorong. Ambil 20 tablet
kemudian ukur satu per satu tebal dan diameter tablet kemudian analisa sesuai ketentuan.
Kecuali dinyatakan lain ketebalan tablet tidak lebih dari 3 kali dan tidak kurang dari 1 1/3
tebal tablet (Farmakope Indonesia ed 3).

Alat yg digunakan : jangka sorong

e. Kekerasan tablet
Penentapan kekerasan tablet dilakukan pada 10 tablet dan tiap tablet diletakkan dengan
posisi tegak lurus pada alat hardness tester. Selanjutnya alat akan menekan tablet tersebut
sampai tablet pecah. Besarnya gaya yang digunakan untuk memecah tablet menunjukkan
kekerasan tablet dalam satuan Kg, dalam bidang industri kekuatan tekanan minimum yang
sesuai untuk tablet yaitu 4 kg (Ansel, 1989).

Alat yang digunakan : hardness tester.

f. Kerapuhan
Penetapan kerapuhan dilakukan pada 20 tablet yang telah dibersihkan dari debu,
kemudian ditimbang dan dimasukkan dalam friabilator diputar selama 4 menit atau sebanyak
100 putaran dengan kecepatan 25 rpm. Tablet yang telah diuji kerapuhan kemudian

13
dibersihkan dan ditimbang ulang. Syarat dari uji kerapuhan yaitu kurang dari 0,5% - 1%
(Lachman dkk, 1994). Adapun perhitungan yang dapat digunakan pada uji keapuhan yaitu:

Keterangan:

W1 = Berat tablet awal


W2 = Berat tablet setelah uji kerapuhan

Alat yang digunakan : friability tester

g. Waktu hancur
Secara acak diambil enam tablet, masing-masing tablet dimasukkan kedalam alat uji
waktu hancur. Kemudian dimasukkan cakram pada tiap tabung. Air bersuhu (37±2)°C
sebanyak 650 mL digunakan sebagai media. Alat uji waktu hancur dijalankan dan dihitung
waktu hancur tablet mulai saat keranjang tercelup sampai semua tablet hancur sempurna.
Persyaratan waktu hancur untuk tablet tidak bersalut adalah kurang dari menit 15 menit dan
bersalut tidak lebih dari 60 menit. Apabila terdapat 2 tablet tidak hancur sempurna maka
pengujian diulang dengan 12 tablet lainya, syarat yang ditentukan yaitu tidak kurang dari 16
tablet harus hancur sempurna (Depkes RI, 1995).

14
Alat yang digunakan pada uji waktu hancur yaitu disintegrator tester
h. Disolusi
Persyaratan Farmakope untuk Allopurinol tablet yaitu tidak kurang dari 75% yang
tertera pada label larut dalam waktu 45 menit. Tablet diuji dengan alat dissolution tester tipe
2. Media yang digunakan berupa 900 mL larutan HCl 0,1 N dengan kecepatan 75 rpm selama
45 menit dipertahankan pada suhu 370C. Sampel sebanyak 5 mL diambil dengan pipet volum
yang telah diberi kertas saring pada menit ke 3, 6, 9, 12, 15, 20, 25, 30, 35, 45 dan 60 menit.
Tiap sampel yang diambil diganti dengan HCl 0,1 N bersuhu 370C dengan volume yang sama
sehingga volume medium tetap sama. Kadar Allopurinol diperiksa pada spektrofotometri uv-
vis ( λ= 250 nm). Profil disolusi kemudian dibandingkan satu sama lain (Depkes RI, 2020;
Soebagyo, 1994).

Pengujian Stabilitas
Stabilitas didefinisikan sebagai kemampuan zat obat atau produk obat untuk tetap di
dalam spesifikasi yang dibentuk untuk menjaga identitas, kekuatan, kualitas dan kemurnian.
Tujuan penelitian stabilitas adalah untuk menentukan umur simpan, yaitu jangka waktu
penyimpanan pada kondisi tertentu di mana produk obat masih memenuhi spesifikasi yang
ditetapkan perusahaan. Dari hasil uji stabilitas, maka kita dapat mengetahui masa edar dari
suatu obat. Masa edar didefinisikan sebagai periode waktu yang ditetapkan pada tingkat
konfidensi 95% bahwa dalam periode waktu tersebut produk tetap mengandung zat aktif
tidak kurang dari batas bawah spesifikasi dari jumlah yang tertera pada label.
a. Pengujian Dipercepat
Contoh kondisi untuk uji stabilitas dipercepat dan produk yang mengandung
zat aktif yang relatif stabil. Untuk produk-produk yang mengandung bahan obat yang

15
kurang stabil dan untuk produk yang memiliki data stabilistas terbatas, lama uji
dipercepat untuk zona II disarankan diperpanjang sampai 6 bulan. Kondisi
penyimpanan lainnya dapat diteliti, khususnya, penyimpanan selama 6 buÍan pada
suhu sekurang-kurangnya 15°C di atas suhu penyimpanan yang kemungkinan
dilakukan di pasaran (dengan kelembapan relatif yang sesuai).
Penyimpanan pada suhu yang Iebih tinggi juga dapat dilakukan, sebagai
contoh 3 bulan pada suhu 45-50°C dan kelembapan relatif 75% (RH) untuk zona IV.
Jika terjadi perubahan yang signifikan pada pelaksanaan uji stabilitas dipercepat
seperti yang akan diuraikan berikut, harus dilakukan pengujian tambahan pada kondisi
antara, misalnya pada 30 ± 2°C dan 60 ± 5% RH. Permohonan registrasi awal harus
menyerahkan sedikitnya data enam bulan dan pengujian selama satu tahun. Perubahan
signifikan pada kondisi dipercepat dianggap terjadi jika:
 hasil pengujian menunjukkan penurunan konsentrasi 5% dibandingkan dengan
hasill pengujian konsentrasi awal suatu bets;
 produk hasil penguraian melampaui batas yang ditetapkan dalam spesifikasi
produk.;
 batas pH sediaan terlampaui;
 disolusi 12 kapsul atau tablet melampaui batas spesifikasi;
 tidak memenuhi persyaratan spesifikasi pemerian dan sifat fisika, seperti
warna, pemisahan fase, caking, kekerasan.
Kondisi penyimpanan selama pengujian pada kelembapan relatif tinggi sangat
penting, terutama untuk bentuk sediaan padat dalam kemasan semipermeabel. Untuk
produk dalam wadah primer yang dirancang untuk memberi perlindungan terhadap
uap air, kondisi penyimpanan dengan kelembapan yang relatif tinggi tidak perlu
dilakukan. Pada dasarnya, uji dipercepat kurang tepat untuk formulasi semi-padat dan
formulasi heterogen, seperti emulsi.
b. Pengujian Jangka Panjang (Real-time)
Kondisi penyimpanan pada percobaan dibuat semirip mungkin dengan kondisi
penyimpanan sebenarnya yang diperkirakan akan diterapkan pada sistem distribusi.
Pada saat registrasi harus menyerahkan sekurang kurangnya data 6 bulan studi jangka
panjang. Tetapi, dokumen registrasi sebaiknya diserahkan sebelum akhir dan periode
6 bulan tersebut. Pengujian jangka panjang harus dilanjutkan sampai akhir masa edar.

16
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

1. HASIL
1.1 Organoleptis Tablet
Tabel 1. Hasil Uji Organoleptis Tablet Allopurinol
Bau Khas lemah
Rasa Pahit
Tablet berwarna putih, berbentuk bulat
Rupa
pipih
1.2 Hasil Evaluasi Tablet
1.2.1 Keseragaman Ukuran
Tabel 2 Hasil Uji Keseragaman Ukuran Tablet Allopurinol
Tablet Tebal (cm) Ø (cm) Tablet Tebal (cm) Ø (cm)
1 0,4 0,9 11 0,41 0,9
2 0,4 0,89 12 0,4 0,9
3 0,4 0,9 13 0,4 0,89
4 0,41 0,9 14 0,4 0,9
5 0,4 0,89 15 0,41 0,9
6 0,41 0,89 16 0,4 0,9
7 0,4 0,89 17 0,41 0,89
8 0,41 0,9 18 0,4 0,9
9 0,4 0,9 19 0,4 0,9
10 0,4 0,9 20 0,4 0,89
Tebal = 0,4 Diameter = 0,89
Menurut Farmakope Indonesia III, syarat keseragaman ukuran kecuali
dinyatakan lain, diameter tablet tidak lebih dari 3 kali dan tidak kurang dari 1 kali
tebal tablet.
1.2.2 Kekerasan Tablet
Tabel 3 Hasil Uji Kekerasan Tablet Allopurinol
Tablet Kekerasan (kg/cm2)
1 4
2 5
3 5
4 4
5 4

17
6 5
7 5
8 4
9 5
10 5
4,6
Syarat kekerasan tablet: 4-8 kg
1.2.3 Keragaman Bobot
Tabel 4 Hasil Uji Keragaman Bobot Tablet Allopurinol
Tablet Bobot (g) Tablet Bobot (g)
1 0,29 11 0,30
2 0,30 12 0,30
3 0,31 13 0,31
4 0,30 14 0,30
5 0,31 15 0,29
6 0,30 16 0,30
7 0,31 17 0,30
8 0,30 18 0,31
9 0,30 19 0,30
10 0,30 20 0,31
Rata-rata Bobot 0,302 g

1.2.4 Waktu Hancur


Tabel 5 Hasil Uji Waktu Hancur Tablet Allopurinol
Tablet Waktu Hancur (menit)
1 5,4
2 5,5
3 5,3
4 5,5
5 5,4
Rata-Rata 5,42
Syarat waktu hancur tablet kurang dari 15 menit
1.2.5 Kerapuhan tablet
Tabel 6 Hasil Uji Kerapuhan Tablet Allopurinol
Tablet Kerapuhan (%) Tablet Kerapuhan (%)
1 0,42 11 0,4
2 0,4 12 0,41
3 0,4 13 0,4
4 0,41 14 0,42
5 0,4 15 0,4
6 0,4 16 0,41

18
7 0,41 17 0,42
8 0,4 18 0,4
9 0,42 19 0,4
10 0,4 20 0,41
Rata-rata 0,40 %
Syarat kerapuhan tablet tidak lebih dari 1 %

2. PEMBAHASAN
2.1 Organoleptis Tablet
Tujuan uji organoleptis adalah untuk mengidentifikasi kebenaran sampel yang
akan di analisis dengan menggunakan panca indra.
Tabel 7. Hasil uji organoleptis tablet allopurinol

Bau Khas lemah


Rasa Pahit
Rupa Tablet berwarna putih, berbentuk bulat pipih
Hasil dari uji organoleptik tablet Allopurinol 100 mg memiliki persamaan sesuai
dengan Farmakope Indonesia IV yaitu berbau khas lemah, pahit dan berwarna putih.
2.2 Hasil evaluasi Tablet
2.2.1 Keseragaman Ukuran
Tabel 8. Hasil Uji Keseragaman Ukuran Tablet Allopurinol
Tablet Tebal (cm) Ø (cm) Tablet Tebal (cm) Ø (cm)
1 0,4 0,9 11 0,41 0,9
2 0,4 0,89 12 0,4 0,9
3 0,4 0,9 13 0,4 0,89
4 0,41 0,9 14 0,4 0,9
5 0,4 0,89 15 0,41 0,9
6 0,41 0,89 16 0,4 0,9
7 0,4 0,89 17 0,41 0,89
8 0,41 0,9 18 0,4 0,9
9 0,4 0,9 19 0,4 0,9
10 0,4 0,9 20 0,4 0,89
Tebal = 0,4 Diameter = 0,89

19
Hasil uji keseragaman ukuran tablet allopurinol 100 mg didapatkan rata-rata tebal
yaitu 0,4 cm dan diameter 0,89 cm. Hasil ini memenuhi syarat sesuai dengan
Farmakope Indonesia III karena diameter tablet tidak lebih dari 3 kali dan tidak kurang
dari 1 1/3 tebal tablet.
2.2.2 Kekerasan Tablet
Tujuan dari uji kekerasan tablet adalah untuk memperoleh gambaran tentang
ketahanan tablet melawan tekanan mekanik, tekanan saat pengangkutan dan
penyimpanan.
Tabel 9. Hasil Uji Kekerasan Tablet Allopurinol
Tablet Kekerasan (kg/cm2)
1 4
2 5
3 5
4 4
5 4
6 5
7 5
8 4
9 5
10 5
4,6
Syarat kekerasan tablet: 4-8 kg
Hasil uji kekerasan tablet allopurinol 100 mg didapatkan rata-rata yaitu 4,6
kg/cm2. Hasil ini telah memenuhi syarat uji kekerasan tablet sesuai Farmakope
Indonesia III yang menyatakan bahwa syarat uji kekerasan tablet 4-8 kg.
2.2.3 Keragaman Bobot
Tujuan dari pengujian keragaman bobot tablet Allopurinol 100 mg yaitu untuk
mengetahui apakah sediaan yang dibuat memiliki bobot dan dosis yang seragam.
Tabel 10. Hasil Uji Keragaman Bobot Tablet Allopurinol
Tablet Bobot (g) Tablet Bobot (g)
1 0,29 11 0,30
2 0,30 12 0,30
3 0,31 13 0,31
4 0,30 14 0,30
5 0,31 15 0,29
6 0,30 16 0,30
7 0,31 17 0,30
8 0,30 18 0,31
20
9 0,30 19 0,30
10 0,30 20 0,31
Rata-rata Bobot 0,302 g
Hasil uji keragaman bobot tablet Allopurinol 100 mg telah memenuhi syarat
keragaman bobot yang tertera pada Farmakope Indonesia III (Depkes RI, 1979) yaitu
penyimpangan tablet Allopurinol 100 mg tidak ada dua tablet yang menyimpang lebih
dari 5% dan tidak satu pun tabletnya yang menyimpang lebih dari 10%.
2.2.4 Keseragaman Kadar
Tujuan dari pengujian keragaman bobot tablet Allopurinol 100 mg yaitu untuk
mengetahui apakah sediaan yang dibuat memiliki kadar yang seragam.
Tabel 11. Hasil Keseragaman Kadar Tablet Allopurinol
Tablet Kadar (%)
1 105.2291
2 105.8618
3 104.8425
4 105.1237
5 104.8425
6 104.6316
7 99.9923
8 104.5613
9 104.3505
10 101.6090
Rata-Rata Kadar 104.1044

Hasil uji rata-rata kadar tablet Allopurinol 100 mg adalah 104,1044%, hasil ini
sesuai dengan syarat pada literature yaitu keseragaman kandungan terletak diantara 85,0
% hingga 115,0 % dari yang tertera pada eiket dan simpangan buku relatif kurang dari
atau sama dengan 6,0 %.
2.2.5 Waktu Hancur
Uji waktu hancur bertujuan untuk menetapkan kesesuaian batas waktu hancur
yang ditetapkan pada masing-masing monografi. Dalam hal ini waktu hancur untuk
tablet tidak bersalut yaitu kurang dari 15 menit dan untuk tablet bersalut tidak lebih dari
60 menit.
Tabel 12. Hasil Uji Waktu Hancur Tablet Allopurinol
Tablet Waktu Hancur (menit)
1 5,4
2 5,5
3 5,3
21
4 5,5
5 5,4
Rata-Rata 5,42
Syarat waktu hancur tablet kurang dari 15 menit
Hasil uji waktu hancur tablet Allopurinol 100 mg adalah 5 menit 4 detik, hasil ini
sesuai dengan syarat pada literatur yaitu untuk tablet tidak bersalut adalah tidak lebih
dari 15 menit.
2.2.6 Kerapuhan tablet
Uji kerapuhan tablet bertujuan untuk menentukan/mengukur kekuatan fisik tablet
non salut terhadap tekanan mekanik atau gesekan.
Tabel 13. Hasil Uji Kerapuhan Tablet Allopurinol
Tablet Kerapuhan (%) Tablet Kerapuhan (%)
1 0,42 11 0,4
2 0,4 12 0,41
3 0,4 13 0,4
4 0,41 14 0,42
5 0,4 15 0,4
6 0,4 16 0,41
7 0,41 17 0,42
8 0,4 18 0,4
9 0,42 19 0,4
10 0,4 20 0,41
Rata-rata 0,40 %
Syarat kerapuhan tablet tidak lebih dari 1 %
Hasil uji kerapuhan tablet Allopurinol 100 mg yang diperoleh yaitu 0,40%, telah
memenuhi syarat yaitu kurang dari 1%.
2.2.7 Disolusi Tablet

Uji disolusi tablet bertujuan untuk mengetahui pelepasan zat aktif obat dari
bentuk sediaan menjadi bentuk terlarut.
Tabel 14. Hasil Uji Disolusi Tablet Allopurinol
Tablet Kadar (%)
1 99.256
2 100.675
3 99.540
4 100.533
5 100.816
6 101.810
Rata-Rata 100.438
22
Hasil uji rata-rata kadar tablet Allopurinol 100 mg adalah 100.438%, hasil ini
sesuai dengan syarat pada literature yaitu tidak kurang dari 75% yang tertera pada label larut
dalam waktu 45 menit.

2.3. Protokol Uji Stabilitas

PROTOKOL UJI STABILITAS Halaman 23 dari 56


METODE JANGKA PANJANG DAN
METODE AKSELARASI TABLET No. PTK - 03 - 012 - 00
ALLOPURINOL 100 MG Tanggal Berlaku
27 Juli 2021
Subbag Mengganti
Bagian
Lab Kimia No. -
Pengawasan Mutu
Instrument Tanggal -

Disusun oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh

Muhammad Fatah, S.Farm.,


Sesilia Putri, S.Farm Yuli Astuti, S.Farm., Apt Apt
Staf pengawasan Mutu Kabag Pengawasan Mutu Kabag Pemastian Mutu

23
Tanda tangan : Tanda tangan : Tanda tangan :

Tanggal : Tanggal : Tanggal :


19 Juli 2021 21 Juli 2021 25 Juli 2021

Elemen Kualifikasi dan Validasi

24
PROTOKOL UJI STABILITAS METODE Halaman 2 dari 56
JANGKA PANJANG DAN METODE
AKSELARASI TABLET ALLOPURINOL
100 MG

Subbag No. PTK - 03 - 012- 00


Bagian
Lab Kimia
Pengawasan Mutu
Instrument

1. Tujuan
 Memantau kestabilan produk tablet allopurinol 100 mg yang telah diluluskan dilihat
secara fisika, kimia dan mikrobiologi
 Memberi informasi penggunaan dari produk tablet allopurinol 100 mg setelah dibuka
 Data dari akselerasi penyimpanan dipercepat dapat digunakan untuk mengevaluasi
efek secara singkat di luar kondisi penyimpanan label.

2. Ruang Lingkup

Pemantauan stabilitas dilakukan pada produk tablet allopurinol 100 mg yang telah
dinyatakan lulus dari manajemen pemastian mutu dan memiliki masa edar.

3. Penanggung Jawab
 Kepala Bagian Pemastian Mutu bertanggung jawab untuk mengkaji,dan menyetujui
Protokol dan Laporan Hasil Uji Stabilitas.
 Kepala Bagian Pengawasan Mutu bertanggung jawab untuk memastikan bahwa
protokol ini dilaksanakan oleh asisten pengawasan mutu serta membantu menyiapkan
ruangan sampel untuk uji stabilitas
 Kepala Urusan Laboratorium Instrument bertanggung jawab untuk membuat protokol,
menentukan jenis dan jumlah sampel yang akan diambil, memastikan standard
ruangan sampel uji stabilitas
 Asisten Laboratorium yang bertanggung jawab pada proses pengambilan sampel,
menyimpan sampel, mencatat kestabilan suhu dan kelembaban ruang sampel uji
stabilitas, dan melakukan pengujian sesuai dengan metode pengujian dan lampiran
protokol uji stabilitas.

4. Prosedur
4.1. Kondisi Ruangan Penyimpanan dan Waktu Pengambilan Sampel Tablet allopurinol
100 mg Untuk Metode Jangka Panjang
 Tablet allopurinol 100 mg disimpan di ruangan dengan suhu 300C ± 20C dan RH
75% ± 5%
 Setiap harinya asisten memantau suhu pada ruangan dengan mengisi form Catatan
Pemantauan Suhu dan Kelembaban Ruangan sesuai LAM-01-035 ”Cek List
Pemantauan Suhu dan kelembaban Ruang Sampel Pertinggal.”

25
 Tablet allopurinol 100 mg disimpan dalam kemasan seperti yang dipasarkan dan
ditaruh di atas rak ruang sampel uji

PROTOKOL UJI STABILITAS METODE Halaman 3 dari 56


JANGKA PANJANG DAN METODE
AKSELARASI TABLET ALLOPURINOL
100 MG No. PTK - 03 - 012- 00

Subbag
Bagian Mengganti
Lab Kimia
Pengawasan Mutu No. -
Instrument
Tanggal -
27 uli 2021

- Waktu pengujian
 Tahun pertama setiap tiga bulan

4.2. Kondisi Ruangan Penyimpanan dan Waktu Pengambilan Sampel Tablet allopurinol
100 mg Metode Akselerasi
 Tablet allopurinol 100 mg disimpan di ruangan dengan suhu 400C ± 20C dan RH
75% ± 5% dimana dapat disimpan dalam alat climatic chamber
 Setiap harinya asisten memantau suhu pada ruangan dengan mengisi form Catatan
Pemantauan Suhu dan Kelembaban Climatic Chamber sesuai LAM-01-047” Cek
List Pemantauan Suhu dan Kelembaban Ruangan Climatic Chamber.”
 Tablet allopurinol 100 mg disimpan dalam kemasan seperti dipasarkan dalam rak
climatic chamber
 Waktu pengujian dilakukan pada 0,1,3 dan 6 bulan dihitung setelah disimpan
4.3. Data yang Diambil
 Nama sediaan
 Jenis kemasan primer
 Formula
 Besar bets
 Organoleptis: bau, bentuk, warna
 Identifikasi
 Uji Disolusi
 Waktu hancur
 Kekerasan
 Keseragaman sediaan
 Keregasan
 Kadar

26
4.4. Jumlah Sampel Untuk Sediaan Tablet allopurinol 100 mg
 Organoleptis :-
 Uji Disolusi : 6 tablet
PROTOKOL UJI STABILITAS METODE Halaman 4 dari 56
JANGKA PANJANG DAN METODE
AKSELARASI TABLET ALLOPURINOL
100 MG No. PTK - 03 - 012- 00

Subbag
Bagian Mengganti
Lab Kimia
Pengawasan Mutu No. -
Instrument
Tanggal -
27 Juli 2021

 Waktu Hancur : 6 tablet


 Kekerasan : 10 tablet
 Keseragaman sediaan : 30 tablet
 Keregasan : 20 tablet
 Kadar obat dalam tablet : 20 tablet
Jadi secara keseluruhan jumlah sampel yang dibutuhkan untuk sekali pemeriksaan
secara fisik dan kadar obat adalah 92 tablet atau sekitar 100 tablet
4.4.1. Jumlah Tablet allopurinol 100 mg Untuk Pemeriksaan Dengan Metode Jangka
Panjang
Pemeriksaan dilakukan sampai masa edar 4 tahun maka jumlah sampel yang
dimasukkan ke dalam ruangan sampel pertinggal
Tahun 1 setiap 3 bulan sekali = 4 x 100 tablet
Jumlah total 400 tablet atau 4 box
4.4.2. Jumlah Tablet allopurinol 100 mg Untuk Pemeriksaan dengan metode Akselerasi
Bulan 1 : 92 tablet
Bulan 3 : 92 tablet
Bulan 6 : 92 tablet
Total dibutuhkan : 276 tablet atau dibulatkan menjadi 300 tablet atau 3 box.
Metode Pengujian tablet allopurinol 100 mg yang disimpan dalam alat climatic
chamber sama seperti yang dilakukan terhadap tablet allopurinol 100 mg yang
disimpan dalam ruangan untuk metode jangka panjang.

4.5. Evaluasi
 Hasil dari uji secara fisika dan kimia tidak diluar dari standar yang ditetapkan
untuk masing-masing sediaan
 Dapat diterima jika tidak ada perubahan yang signifikan muncul pada kondisi
akselerasi

27
 Perubahan disebut signifikant jika kadar ± 5% dari kadar semula
 Jika ada perubahan yang signifikan pada test kondisi akselerasi maka data harus
berdasarkan data jangka panjang
 Tidak memenuhi persyaratan jika tidak memenuhi persyaratan uji disolusi 12
Tablet allopurinol 100 mg.
 Hasil uji stabilitas ditampilkan dalam bentuk tabel
PROTOKOL UJI STABILITAS METODE Halaman 5 dari 56
JANGKA PANJANG DAN METODE
AKSELARASI TABLET ALLOPURINOL
100 MG No. PTK - 03 - 012- 00

Subbag
Bagian Mengganti
Lab Kimia
Pengawasan Mutu No. -
Instrument
Tanggal -
27 Juli 2021

4.6. Laporan
Apabila Uji Stabilitas sudah selesai dilakukan maka dibuat laporan tertulis dimana
laporan dapat digambarkan dengan tabel atau grafik.

5. Dokumen Terkait
 DOK-03-057” Metode Pengujian Tablet allopurinol 100 mg
 DOK-03-028” Spesifikasi Produk Jadi Tablet allopurinol 100 mg
 LAM-01-047” Cek List Pemantauan Suhu dan Kelembaban Ruangan Climatic
Chamber.”
 LAM-01-035 ”Cek List Pemantauan Suhu dan kelembaban Ruang Sampel
Pertinggal.”
 LAM-03-077 “Lampiran Data Hasil Uji Stabilitas Sediaan Tablet allopurinol 100 mg”

6. Riwayat Perubahan
No No. Dokumen Tanggal Berlaku Alasan Perubahan
1 PTK - 03 - 012- 00 27 Juli 2021 Baru

28
LAPORAN HASIL UJI STABILITAS Halaman 29 dari 56
METODE JANGKA PANJANG DAN
METODE AKSELARASI TABLET
ALLOPURINOL 100 MG No. LAP-03-021-00
Tanggal Berlaku
27 Juli 2021
Bagian Subbag
Pengawasan Mutu Lab Kimia Mengganti
Instrument No. –
Tanggal –

Disusun oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh

Sesilia Putri, S.Farm Yuli Astuti, S.Farm., Apt Muhammad Fatah, S.Farm.,
Staf pengawasan Mutu Kabag Pengawasan Mutu Apt
Kabag Pemastian Mutu

Tanda tangan : Tanda tangan : Tanda tangan :

Tanggal : Tanggal : Tanggal :


19 Juli 2021 21 Juli 2021 25 Juli 2021

Riwayat Perubahan

No No. Laporan Tanggal Berlaku Alasan Perubahan


1 LAP-03-021-00 27 Juli 2021 Baru

29
30
Data Hasil Uji Stabilitas Sediaan Tablet”

2.2.7.1.1.1.1 Sampel
No No Batch Tahun Produksi Jumlah sampel utk Jumlah sampel utk akselerasi
Jangka panjang
1 28321001 27 Juli 2021 400 Tablet 300 Tablet

Formula:
Formula tablet Allopurinol 100 mg untuk 1 tablet (300 mg):
R/ Allopurinol 100 mg
PEG 4000 9 mg
Amylum Manihot 15 mg
Mg stearat 9 mg
Talk 9 mg

Microcrystalin selulosa 58 mg

2.2.7.1.1.1.2 No Batch : 28321001

LAM-03-077 ” Data Hasil Uji Stabilitas Sediaan Tablet”

31
Data Hasil Uji Stabilitas Sediaan Tablet”

2.2.7.1.1.1.3 Data Pengujian Sampel Untuk Metode Jangka Panjang

Waktu
No Pengujian Persyaratan
0 bulan 3 bulan 6 bulan 9 bulan 12 bulan
Tanggal 27/07/21 27/09/21 27/11/21 27/01/22 27/03/22
1 Organoleptis
- Bentuk Tablet bulat pipih Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai
- Warna Putih Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai
- Bau Khas lemah Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai
2 Kadar 93% - 107% 105.51 % 101.21 % 98,72% 98,45% 98,21%
3 Bobot Tablet 200 mg – 350 mg 299,12 mg 301,08 mg 310,8 mg 305,2 mg 300,13 mg
4 Diameter 8 – 9 mm 8,9 mm 8,8 mm 8,8 mm 8,7 mm 8,7 mm
5 Ketebalan 3,9 – 4,0 mm 4,0 mm 4,0 mm 4,0 mm 4,0 mm 4,0 mm
6 Identifikasi Spektrum serapan inframerah zat
yang telah dikeringkan didispersikan
dalam kalium bromida P,
sesuai sesuai sesuai sesuai sesuai
menunjukkan maksimum pada
bilangan gelombang yang sama
seperti pada Alopurinol BPFI.
7 Keseragaman 6,0848 6,0848 3,6669 1,7460 1,1107
L1 = 15
Sediaan
8 Waktu Hancur ≤ 15 Menit 5’,3” – 5’,6” 4,01’-5,17’ 5,01’-5,05’ 4’45”-6’23’’ 4’49”-6’33”
9 Kekerasan 4 – 8 kg 4-5 kg 4,45-5,07 kg 4,76-5,03 kg 4,27-4,94 kg 4,67-5,25 kg
10 Uji Disolusi - - - - - -
11 Keregasan ≤1% 0,035% 0,194% 0,032% 0,0491% 0,033%

LAM-03-077 ” Data Hasil Uji Stabilitas Sediaan Tablet”

32
Data Hasil Uji Stabilitas Sediaan Tablet”

2.2.7.1.1.1.4 Data Pengujian Sampel Untuk Metode Akselerasi


Waktu
No Pengujian Persyaratan
0 bulan 1 bulan 3 bulan 6 bulan
Tanggal 27/07/21 27/08/21 27/10/21 27/12/21
1 Organoleptis
- Bentuk Tablet bulat pipih Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai
- Warna Putih Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai
- Bau Khas Lemah Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai
2 Kadar 93% - 107% 105,51% 104,21% 99,21% 98,51%
3 Bobot Tablet 200 mg – 350 mg 299,12 mg 300 mg 302,42 mg 215,53 mg
4 Diameter 8 – 9 mm 8,9 mm 8,9 mm 8,8 mm 8,7 mm
5 Ketebalan 3,9 – 4,0 mm 4,0 mm 4,0 mm 4,0 mm 4,0 mm
6 Identifikasi Spektrum serapan inframerah zat yang
telah dikeringkan didispersikan dalam
kalium bromida P, menunjukkan
sesuai sesuai sesuai Sesuai
maksimum pada bilangan gelombang
yang sama seperti pada Alopurinol
BPFI.
7 Keseragaman
L1 = 15 6,0848 4,3930 2,5476 4,6804
Sediaan
8 Waktu ≤ 15 Menit 5’3”-5’5” 4’45”-5’51” 4’77”-5’11”
4’31”-6’56”
Hancur
2 Kekerasan 4 – 8 kg 4-5 kg 4,17-4,98 kg 4,01-4,75 kg 4,91,4,99 kg
4 Keregasan ≤1% 0,035% 0,183% 0,022% 0,038%
5 Uji Disolusi - - - - -

LAM-03-077 ” Data Hasil Uji Stabilitas Sediaan Tablet”

33
BAB IV
KESIMPULAN

Berdasarkan hasil di atas telah dilakukan pemastian mutu produk oleh bagian
pengawasan mutu dengan tujuan agar mutu produk lebih terjamin, yaitu dengan melakukan
evaluasi pemeriksaan tablet baik secara kualitatif maupun kuantitatif, dan hasil yang
didapatkan akan ditinjau apakah memenuhi syarat yang telah ditetapkan yang merujuk pada
literatur yang ada atau tidak. Adapun hasil yang didapatkan semuanya memenuhi syarat,
sehingga dapat dinyatakan bahwa produksi tablet allopurinol 100 mg dapat di teruskan.

34
DAFTAR PUSTAKA
Allen, L. V., 2009, Handbook of Pharmaceutical Excipients, Sixth Edition, Rowe R. C.,
Sheskey, P. J., Queen, M. E., (Editor), London, Pharmaceutical Press and American
Pharmacists Assosiation, 697-699.

Anonim, 1979, Farmakope Indonesia, Edisi III, Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
Jakarta.

Anonim, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi IV, Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
Jakarta.

Anonim, 2020, Farmakope Indonesia, Edisi VI, Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
Jakarta.

Ansel, H.C., 1989, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, diterjemahkan oleh Farida Ibrahim,
Asmanizar, Iis Aisyah, Edisi keempat, 255-271, 607-608, 700, Jakarta, UI Press.

Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan, Departemen Kesehatan Republik


Indonesia, (1979). Farmakope Indonesia III. Jakarta

Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan, Departemen Kesehatan Republik


Indonesia, (1995). Farmakope Indonesia IV. Jakarta.

Egeten, K. R., Yamlean, P. V. & Supriati, H. S., 2016. Formulasi dan Pengujian Sediaan
Granul Effervescent Sari Buah Nanas. Pharmacon Jurnal Ilmiah Farmasi, Volume 5(3),
p. 118.

https://go.drugbank.com/drugs/DB00437, diunduh pada 25 juli 2021.

Lachman, L., & Lieberman, H. A., 1994, Teori dan Praktek Farmasi Industri, Edisi Kedua,
1091-1098, UI Press, Jakarta.

Lago, V.V., Rafael N.P., & C.D. Bertol. 2012. Micromeritic properties andphysicochemical
analysis of allopurinol raw materials. Revista de Ciencias Farmaceuticas Basica e
Aplicada 33(3):385-393

Voight, R. 1994. Buku Pengantar Teknologi Farmasi. Diterjemahkan Oleh Soedani, N. edisi
V. Yogyakarta: universitas Gadjah Mada Press.

35
LAMPIRAN
HASIL DATA UJI STABILITAS

ALLOPURINOL TABLET
BATCH 28321001
0 bulan

BOBOT BOBOT KADAR KADAR Diamete


NO (Xi-Ẍ) (Xi-Ẍ)2
TABLET TABLET RATA2 TABLET ke N r 0b
1 301.9 299.12 97.64 98.5475 1.7300 2.9931 0.9
2 287.9 299.12 97.64 93.9775 -2.8399 8.0650 0.89
3 289.6 299.12 97.64 94.5324 -2.2850 5.2211 0.9 0
4 299.5 299.12 97.64 97.7640 0.9466 0.8961 0.9
5 288.5 299.12 97.64 94.1734 -2.6440 6.9909 0.89
6 301.8 299.12 97.64 98.5148 1.6974 2.8812 0.89
7 300.6 299.12 97.64 98.1231 1.3057 1.7048 0.89 0
8 298.9 299.12 97.64 97.5682 0.7508 0.5637 0.9
9 298.1 299.12 97.64 97.3070 0.4896 0.2397 0.9
10 299.2 299.12 97.64 97.6661 0.8487 0.7203 0.9 0
Rata" 296.6     96.8174   30.2759   0

Simpangan baku 1.8341 2966 5932


Simpangan Baku
Relatif 1.894409167

Konstanta penerimaan : jika n= 10, k = 2,4 n= 30 , k = 2


Syarat : L1 = 15,0 L2 = 25,0
maka Ẍ ≤ M = 98.5% NP = 98.5 - Ẍ +
jika T ≤ 101.5%
98.5% (k.s)
NP = 98.5 - 96.817 +(2.4 x 1.8341 ) =1.683+ 4.40184 = 6.08484
NP < L1 6.08484< 15.0

Bobot 20 tablet
6040.4
:
Keregasan
: 6038.3
%= 0.035 %

Kekerasan :
4 5 5 4 4
5 5 4 5 5
         
Waktu hancur :
5.4 5.5 5.3 5.5 5.4 5.5

Penetapan kadar :
Fase gerak : Larutan amonium fosfat monobasa 0,05 M
Larutan baku internal:Larutkan lebih kurang 50 mg hipoksantin P dalam 10 mL natrium
hidroksida 0,1 N, kocok dengan pengocok mekanik selama 10 menit, hingga larut. Encerkan

36
dengan air hingga 50 mL
Gerus 20 tablet, timbang serbuk ∞ 50 mg allopurinol masukkan ke dalam labu tentukur 50-
mL, tambahkan 10 mL natrium hidroksida 0,1 N,
kocok dengan pengocok mekanik selama 10 menit, encerkan dengan air sampai tanda.
[Catatan Penetapan selanjutnya tidak boleh ditunda.] Saring, buang 10 mL filtrat pertama.
Pipet 4 mL larutan ini dan 2 mL Larutan baku internal ke dalam labu tentukur 200-mL,
encerkan dengan Fase gerak sampai tanda. Baca pada panjang gel 250 nm
Kons. allopurinol : Konsentrasi 10 ppm
Syarat : 93,0% - 107 %
Hasil : 105.51
Kadar : 105.51%

Disolusi Allopurinol Tablet 100 mg


Batch : 28321001
0 bln

Media disolusi : 900 ml asam clorida 01 N


Alat type 2 : 75 rpm
Waktu : 45 menit
: Dalam waktu 45 menit harus larut tidak kurang dari 75% (Q) Allopurinol
Toleransi
dari
jumlah yang tertera pada etiket.

Panjang
No. gelombang Keterangan
    Konsentrasi Kadar
1   0.712 100.958
2   0.715 101.384
3 λ = 250 nm 0.702 99.540
4   0.709 100.533
5   0.711 100.816
6   0.713 101.100
  Rata - rata 0.710 100.722
Encerkan : Pipet 1 ml / 50 ml x555,55 = 11,111
ppm
Y = 0.06344 X + 0.00572

ALLOPURINOL TABLET
BATCH 28321001
Akselerasi 1 bulan

37
BOBOT KADAR KADAR
NO BOBOT TABLET (Xi-Ẍ) (Xi-Ẍ)2
TABLET RATA2 TABLET ke N
1 299.4 300 105.44 105.2291 1.1247 1.2649
2 301.2 300 105.44 105.8618 1.7573 3.0882
3 298.3 300 105.44 104.8425 0.7381 0.5448
4 299.1 300 105.44 105.1237 1.0193 1.0389
5 298.3 300 105.44 104.8425 0.7381 0.5448
6 297.7 300 105.44 104.6316 0.5272 0.2779
7 284.5 300 105.44 99.9923 -4.1122 16.9099
8 297.5 300 105.44 104.5613 0.4569 0.2088
9 296.9 300 105.44 104.3505 0.2460 0.0605
10 289.1 300 105.44 101.6090 -2.4954 6.2271
Rata2       104.1044   30.1657

Simpangan
baku 1.8308
Simpangan
Baku Relatif 1.7586
Konstanta penerimaan : jika n= 10, k = 2,4 n= 30 , k = 2
Syarat : L1 = 15,0 L2 = 25,0
jika T > 101.5% maka M = Ẍ NP = (k.s)
NP = 2.4 x 1.8308 = 4.393 4,393
NP < L1 4.393< 15.0

Bobot 20 tablet : 6000


Keregasan : 5,989
%= 0.183 %

Kekerasan :
4.17 4.32 4.93 4.55 4.98
4.24 4.27 4.82 4.59 4.95
         
Waktu hancur :

38
5.51 5.25 4.45 5.02 5.31 5.45

Penetapan kadar :
Fase gerak : Larutan amonium fosfat monobasa 0,05 M
Larutan baku internal:Larutkan lebih kurang 50 mg hipoksantin P dalam 10 mL natrium hidroksida 0,1 N,
kocok dengan pengocok mekanik selama 10 menit, hingga larut. Encerkan dengan air hingga 50 mL
Gerus 20 tablet, timbang serbuk ∞ 50 mg allopurinol masukkan ke dalam labu tentukur 50-mL, tambahkan 10
kocok dengan pengocok mekanik selama 10 menit, encerkan dengan air sampai tanda.
[Catatan Penetapan selanjutnya tidak boleh ditunda.] Saring, buang 10 mL filtrat pertama.
Pipet 4 mL larutan ini dan 2 mL Larutan baku internal ke dalam labu tentukur 200-mL,
encerkan dengan Fase gerak sampai tanda. Baca pada panjang gel 250 nm
Kons. allopurinol : Konsentrasi 10 ppm
Syarat : 93,0% - 107 %
Hasil : 104.21
Kadar : 104.21%

Disolusi Allopurinol Tablet 100mg


Batch : 28321001
1 bln aksel

Media disolusi : 900 ml asam clorida 01 N


Alat type 2 : 75 rpm
Waktu : 45 menit
Toleransi : Dalam waktu 45 menit harus larut tidak kurang dari 75% (Q) Allopurinol dari
jumlah yang tertera pada etiket.

No. Keterangan
  Panjang gelombang Konsentrasi Kadar
1   0.7 99.256
2   0.71 100.675
3 λ = 250 nm 0.702 99.540
4   0.709 100.533
5   0.711 100.816
6   0.718 101.810
  Rata - rata 0.708 100.438
Encerkan : Pipet 1 ml / 50 ml x555,55 = 11,111 ppm
Y = 0.06344 X + 0.00572

39
ALLOPURINOL TABLET
BATCH 28321001
3 bln on go

BOBOT BOBOT KADAR KADAR


NO (Xi-Ẍ) (Xi-Ẍ)2
TABLET TABLET TABLET RATA2 TABLET
1 301.7 301.085 101.24 101.4468 0.3094 0.0957
-
2 300.5 301.085 101.24 101.0433 0.0942 0.0089
3 301.2 301.085 101.24 101.2787 0.1412 0.0199
4 302.9 301.085 101.24 101.8503 0.7129 0.5082
5 301.7 301.085 101.24 101.4468 0.3094 0.0957
-
6 299.9 301.085 101.24 100.8415 0.2959 0.0876
-
7 298.9 301.085 101.24 100.5053 0.6322 0.3996
-
8 300 301.085 101.24 100.8752 0.2623 0.0688
9 302.2 301.085 101.24 101.6149 0.4775 0.2280
-
10 298.8 301.085 101.24 100.4717 0.6658 0.4433
Rata
2       101.1374   1.9556

Simpangan baku 0.4661


Simpangan Baku
Relatif 0.460895671

Konstanta penerimaan : jika n= 10, k = 2,4 n= 30 , k = 2


Syarat : L1 = 15,0 L2 = 25,0
jika T < 101.5% maka M = Ẍ jika 98.5% ≤ Ẍ ≤ 101.5% NP = (k.s)
NP = 2.4 x 0.4661 = 1.1186
NP < L1 1.1186< 15.0

Bobot 20 tablet 6021.7


Keregasan 6010.02
%= 0.194 %

Kekerasan :
4.95 4.91 4.45 4.79 4.96
5.02 5.07 4.94 5.02 5.04
       

40
Waktu hancur
5.15 5.05 5.17 4.75 4.75 4.01

Penetapan kadar
Fase gerak : Larutan amonium fosfat monobasa 0,05 M
Larutan baku internal:Larutkan lebih kurang 50 mg hipoksantin P dalam 10 mL natrium hidroksida 0,1 N,
kocok dengan pengocok mekanik selama 10 menit, hingga larut. Encerkan dengan air hingga 50 mL
Gerus 20 tablet, timbang serbuk ∞ 50 mg allopurinol masukkan ke dalam labu tentukur 50-mL, tambahkan 10
kocok dengan pengocok mekanik selama 10 menit, encerkan dengan air sampai tanda. [Catatan Penetapan sel
Saring, buang 10 mL filtrat pertama.
Pipet 4 mL larutan ini dan 2 mL Larutan baku internal ke dalam labu tentukur 200-mL, encerkan dengan Fase
Baca pada panjang gel 250 nm
Kons. allopurinol : Konsentrasi 10 ppm
Syarat : 93,0% - 107 %
Hasil : 101.21
Kadar : 101.21%

Disolusi Allopurinol Tablet 100 mg


Batch : 28321001
3 bl on go
Media
disolusi : 900 ml asam clorida 0.1 N
Alat type 2 : 75 rpm
Waktu : 45 menit
Toleransi : Dalam waktu 45 menit harus larut tidak kurang dari 75% (Q) Allopurinol dari
jumlah yang tertera pada etiket.

Keterangan
No. Panjang gelombang
    Konsentrasi Kadar
1   0.691 97.979
2   0.706 100.107
3 λ = 250 nm 0.699 99.114
4   0.708 100.391
5   0.729 103.370
6   0.721 102.235
  Rata - rata 0.709 100.533
Encerkan : Pipet 1 ml / 50 ml x555,55 = 11,111 ppm
Y = 0.06344 X + 0.00572

41
ALLOPURINOL TABLET
BATCH 28321 001
Aksel 3 bulan

BOBOT KADAR KADAR


NO BOBOT TABLET (Xi-Ẍ) (Xi-Ẍ)2
TABLET RATA2 TABLET ke N
-
1 300.5 302.42 98.73 98.1032 0.5233 0.2739
-
2 299.09 302.42 98.73 97.6429 0.9836 0.9676
3 304.5 302.42 98.73 99.4091 0.7825 0.6124
-
4 299.9 302.42 98.73 97.9073 0.7192 0.5173
5 309.9 302.42 98.73 101.1720 2.5455 6.4794
6 302.5 302.42 98.73 98.7561 0.1296 0.0168
-
7 301 302.42 98.73 98.2664 0.3601 0.1297
-
8 301.5 302.42 98.73 98.4297 0.1969 0.0388
9 303.1 302.42 98.73 98.9520 0.3255 0.1059
-
10 299.04 302.42 98.73 97.6265 1.0000 0.9999
Rata2       98.6265   10.1415

Simpangan baku 1.0615


Simpangan Baku
Relatif 1.076307439

Konstanta penerimaan : jika n= 10, k = 2,4 n= 30 , k = 2


Syarat : L1 = 15,0 L2 = 25,0
maka 98.5% ≤ Ẍ ≤
jika T ≤ 101.5% M = Ẍ NP = (k.s)
101.5%
NP = (2.4 x 1.0615 ) = 2.5476
NP < L1 2.5476 < 15.0

Bobot 20 tablet
6048.4
:
Keregasan
: 6047.0452
%= 0.022 %
Kekerasan :
4.01 4.38 4.25 4.37 4.32

42
4.22 4.21 4.75 4.92 4.21
         
Waktu hancur :
4.89 4.77 4.82 5.11 5.09 4
Penetapan kadar :
Fase gerak : Larutan amonium fosfat monobasa 0,05 M
Larutan baku internal:Larutkan lebih kurang 50 mg hipoksantin P dalam 10 mL natrium
hidroksida 0,1 N, kocok dengan pengocok mekanik selama 10 menit, hingga larut. Encerkan
dengan air hingga 50 mL
Gerus 20 tablet, timbang serbuk ∞ 50 mg allopurinol masukkan ke dalam labu tentukur 50-
mL, tambahkan 10 mL natrium hidroksida 0,1 N,
kocok dengan pengocok mekanik selama 10 menit, encerkan dengan air sampai tanda.
[Catatan Penetapan selanjutnya tidak boleh ditunda.] Saring, buang 10 mL filtrat pertama.
Pipet 4 mL larutan ini dan 2 mL Larutan baku internal ke dalam labu tentukur 200-mL,
encerkan dengan Fase gerak sampai tanda. Baca pada panjang gel 250 nm
Kons. allopurinol : Konsentrasi 10 ppm
Syarat : 93,0% - 107 %
Hasil : 99.21
Kadar : 99.21%

Disolusi Allopurinol Tablet 100 mg


Batch : 28321001
3 bl on go
Media disolusi : 900 ml asam clorida 0.1 N
Alat type 2 : 75 rpm
Waktu : 45 menit
: Dalam waktu 45 menit harus larut tidak kurang dari 75% (Q) Allopurinol
Toleransi
dari
jumlah yang tertera pada etiket.
jumlah yang tertera pada etiket.

Keterangan
No. Panjang gelombang
Konsentrasi Kadar
1   0.717 101.668
2   0.704 99.823
3 λ = 250 nm 0.7 99.256
4   0.717 101.668
5   0.687 97.412
6   0.706 100.107
  Rata - rata 0.705 99.989
Encerkan : Pipet 1 ml / 50 ml x555,55 = 11,111 ppm
Y = 0.06344 X + 0.00572

43
ALLOPURINOL TABLET
BATCH 28321001
6 bulan on going

KADAR
KADAR
NO BOBOT TABLET BOBOT TABLET PENIMBANGA (Xi-Ẍ) (Xi-
TABLET
N
-
1 305.5 310.8 99 97.3118 1.8698 3.49
2 316.6 310.8 99 100.8475 1.6659 2.77
-
3 306.1 310.8 99 97.5029 1.6787 2.81
4 315.4 310.8 99 100.4653 1.2837 1.64
5 318 310.8 99 101.2934 2.1119 4.46
-
6 304.7 310.8 99 97.0569 2.1246 4.51
-
7 310 310.8 99 98.7452 0.4364 0.19
8 314.6 310.8 99 100.2104 1.0289 1.05
-
9 310.9 310.8 99 99.0319 0.1497 0.02
10 311.9 310.8 99 99.3504 0.1688 0.02
Rata2       99.1816   21.0

Simpangan baku 1.5279


Simpangan Baku
Relatif 1.5405369

Konstanta penerimaan : jika n= 10, k = 2,4 n= 30 , k = 2


Syarat : L1 = 15,0 L2 = 25,0
maka 98.5 ≤ Ẍ ≤
jika T ≤ 101.5% M = Ẍ NP = k.s
101.5%
NP =(2.4 x 1,5279 ) = 3,66696
NP < L1 3,66696 < 15,0

Bobot 20 tablet : 6216


Keregasan : 6214
%= 0.032 %

Bobot : 20 tablet

44
Kekerasan :
4.79 4.82 5.01 4.99 5.02
4.76 4.84 5.03 4.95 5.01

Waktu hancur :
5.02 5.01 5.03 5.05 5.03
Penetapan kadar :
Fase gerak : Larutan amonium fosfat monobasa 0,05 M
Larutan baku internal:Larutkan lebih kurang 50 mg hipoksantin P dalam 10 mL natrium
hidroksida 0,1 N, kocok dengan pengocok mekanik selama 10 menit, hingga larut.
Encerkan dengan air hingga 50 mL. Gerus 20 tablet, timbang serbuk ∞ 50 mg allopurinol
masukkan ke dalam labu tentukur 50-mL, tambahkan 10 mL natrium hidroksida 0,1 N,
kocok dengan pengocok mekanik selama 10 menit, encerkan dengan air sampai tanda. [Catatan
Penetapan selanjutnya tidak boleh ditunda.] Saring, buang 10 mL filtrat pertama.
Pipet 4 mL larutan ini dan 2 mL Larutan baku internal ke dalam labu tentukur 200-mL,
encerkan dengan Fase gerak sampai tanda. Baca pada panjang gel 250 nm
Kons. allopurinol : Konsentrasi 10 ppm
Syarat : 93,0% - 107 %
Hasil : 98.72
Kadar : 98.72%

Disolusi Allopurinol Tablet 100 mg


Batch : 28321001
6 bl on go
Media disolusi : 900 ml asam clorida 0.1 N
Alat type 2 : 75 rpm
Waktu : 45 menit
: Dalam waktu 45 menit harus larut tidak kurang dari 75% (Q)
Toleransi
Allopurinol dari
jumlah yang tertera pada etiket.

Keterangan
No. Panjang gelombang
Konsentrasi Kadar
1   0.685 97.128
2   0.697 98.830
3 λ = 250 nm 0.701 99.398
4   0.703 99.682
5   0.699 99.114
6   0.702 99.540
  Rata - rata 0.698 98.949
Encerkan : Pipet 1 ml / 50 ml x555,55 = 11,111 ppm
Y = 0.06344 X + 0.00572

45
ALLOPURINOL TABLET
BATCH 28321001
Aksel 6 bulan

KADAR
KADAR
NO BOBOT TABLET BOBOT TABLET PENIMBANGA (Xi-Ẍ) (Xi-Ẍ)2
TABLET
N
-
1 314.5 315.53 99.7 99.3745 0.8310 0.6906
-
2 311.8 315.53 99.7 98.5214 1.6842 2.8364
-
3 313.5 315.53 99.7 99.0586 1.1470 1.3156
-
4 315.4 315.53 99.7 99.6589 0.5466 0.2988
5 318.1 315.53 99.7 100.5121 0.3065 0.0939
6 323.5 315.53 99.7 102.2183 2.0128 4.0512
-
7 316.2 315.53 99.7 99.9117 0.2939 0.0864
-
8 314.6 315.53 99.7 99.4061 0.7994 0.6391
9 331.8 315.53 99.7 104.8409 4.6354 21.4867
-
10 311.9 315.53 99.7 98.5530 1.6526 2.7309
Rata2       100.2056   34.2296

Simpangan baku 1.9502


Simpangan Baku
Relatif 1.946201461

Konstanta penerimaan : jika n= 10, k = 2,4 n= 30 , k = 2


Syarat : L1 = 15,0 L2 = 25,0
jika T > 101.5% maka M = Ẍ 98.5 ≤ Ẍ ≤ 101.5 NP = (k.s)
NP = 2,4 x 1,9502 = 4,68048
NP < L1 4,68048 < 15,0
Bobot 20 tablet : 6310.6
Keregasan : 6308.2
%= 0.038 %

Kekerasan :
4.95 4.97 4.99 4.94 4.93
4.92 4.94 4.98 4.91 4.96

46
         
Waktu hancur :
6'06" 5'12" 4'31" 5'50" 6'56" 6'50"

Penetapan kadar :
Fase gerak : Larutan amonium fosfat monobasa 0,05 M
Larutan baku internal:Larutkan lebih kurang 50 mg hipoksantin P dalam 10 mL natrium hidroksida 0,1 N,
kocok dengan pengocok mekanik selama 10 menit, hingga larut.
Encerkan dengan air hingga 50 mL. Gerus 20 tablet, timbang serbuk ∞ 50 mg allopurinol masukkan ke dalam
tambahkan 10 mL natrium hidroksida 0,1 N,
kocok dengan pengocok mekanik selama 10 menit, encerkan dengan air sampai tanda. [Catatan Penetapan sel
Saring, buang 10 mL filtrat pertama.
Pipet 4 mL larutan ini dan 2 mL Larutan baku internal ke dalam labu tentukur 200-mL, encerkan dengan Fase
Baca pada panjang gel 250 nm
Kons. allopurinol : Konsentrasi 10
ppm
Syarat : 93,0% - 107 %
Hasil : 98.51
Kadar : 98.51%

Disolusi Allopurinol Tablet 100


mg
Batch : 28321001
6 bl aksel
Media disolusi : 900 ml asam clorida 0.1 N
Alat type 2 : 75 rpm
Waktu : 45 menit
Toleransi : Dalam waktu 45 menit harus larut tidak kurang dari 75% (Q) Allopurinol dari
jumlah yang tertera pada etiket.

Keterangan
No. Panjang gelombang
Konsentrasi Kadar
1   0.689 97.695
2   0.695 98.547
3 λ = 250 nm 0.699 99.114
4   0.701 99.398
5   0.698 98.972
6   0.702 99.540
  Rata - rata 0.697 98.878
Encerkan : Pipet 1 ml / 50 ml x555,55 = 11,111 ppm
Y = 0.06344 X + 0.00572

47
ALLOPURINOL TABLET
BATCH 28321 001
9 bulan

bobot tablet kadar tablet Kadar tablet


No Bobot tablet (Xi-Ẍ) (Xi-Ẍ)2
rata2 rata2 ke n diameter 9 bln
1 307.5 305.2 97.81 98.5471 0.1859 0.0346 0.89 0
2 305.6 305.2 97.81 97.9382 -0.4230 0.1790 0.89 0
3 306.4 305.2 97.81 98.1946 -0.1666 0.0278 0.88 0
4 308.9 305.2 97.81 98.9958 0.6345 0.4027 0.87 0.
5 305.1 305.2 97.81 97.7780 -0.5833 0.3402 0.89 0.
6 302.7 305.2 97.81 97.0088 -1.3524 1.8290 0.89 0.
7 308.3 305.2 97.81 98.8035 0.4423 0.1956 0.86 0.
8 309.5 305.2 97.81 99.1881 0.8268 0.6837 0.88 0.
9 308.7 305.2 97.81 98.9317 0.5705 0.3254 0.89 0.
10 306.5 305.2 97.81 98.2266 -0.1346 0.0181 0.9 0.
Rata-rata 98.3612   4.0360 0.8

Simpangan
baku 0.6697 3069.2 6138.4
Simpangan
0.6808
Baku Relatif 3052 6104

Konstanta penerimaan : jika n= 10, k = 2,4 n=30 , k=2


Syarat : L1 = 15,0 L2 = 25,0
jika T ≤ maka Ẍ ≤
M = 98.5% NP = 98.5 - Ẍ + (k.s)
101.5% 98.5%
NP = 98,5 - 98,3612 +(2,4 x 0,6697 ) = 0,1388 + 1,60728 = 1,74608
NP < L1 1,74608 < 15,0
Bobot 20 tablet
6104
:
Keregasan
: 6101
%= 0.0491 %
Kekerasan :
4.51 4.33 4.43 4.87 4.64
4.72 4.27 4.39 4.94 4.79
Waktu hancur :
5'34" 6'23" 5'33" 4'45" 5'52"

Penetapan
:
kadar
Fase gerak : Larutan amonium fosfat monobasa 0,05 M
Larutan baku internal:Larutkan lebih kurang 50 mg hipoksantin P dalam 10 mL natrium hidroksida 0,1 N,

48
kocok dengan pengocok mekanik selama 10 menit, hingga larut.
Encerkan dengan air hingga 50 mL. Gerus 20 tablet, timbang serbuk ∞ 50 mg allopurinol masukkan ke dalam
tambahkan 10 mL natrium hidroksida 0,1 N,
kocok dengan pengocok mekanik selama 10 menit, encerkan dengan air sampai tanda. [Catatan Penetapan sel
Saring, buang 10 mL filtrat pertama.
Pipet 4 mL larutan ini dan 2 mL Larutan baku internal ke dalam labu tentukur 200-mL, encerkan dengan Fase
Baca pada panjang gel 250 nm
Kons. allopurinol : Konsentrasi 10 ppm
: 93,0% - 107
Syarat
%
Hasil : 98.45
Kadar : 98.45%

Disolusi Allopurinol Tablet 100 mg


Batch : 28321001
9 bl aksel
Media
disolusi : 900 ml asam clorida 0.1 N
Alat type 2 : 75 rpm
Waktu : 45 menit
Toleransi : Dalam waktu 45 menit harus larut tidak kurang dari 75% (Q) Allopurinol dari
jumlah yang tertera pada etiket.

Keterangan
Panjang
No. Konsentras
gelombang Kadar
i
1   0.687 97.412
2   0.693 98.263
3 λ = 250 nm 0.698 98.972
4   0.701 99.398
5   0.697 98.830
6   0.702 99.540
  Rata - rata 0.696 98.736
Encerkan : Pipet 1 ml / 50 ml x555,55 = 11,111 ppm
Y = 0.06344 X + 0.00572

ALLOPURINOL TABLET
BATCH 28321001

49
12 bulan

N Kadar tablet Kadar tablet


Bobot tablet Bobot tablet rata2 (Xi-Ẍ) (Xi-Ẍ)2
o rata2 ke n D
1 305.5 300.13 97.65 99.3972 0.9078 0.8240
2 303.9 300.13 97.65 98.8766 0.3872 0.1499
3 301.4 300.13 97.65 98.0632 -0.4262 0.1817
4 302.6 300.13 97.65 98.4536 -0.0358 0.0013
5 303.1 300.13 97.65 98.6163 0.1269 0.0161
6 302.2 300.13 97.65 98.3235 -0.1659 0.0275
7 300.7 300.13 97.65 97.8355 -0.6540 0.4277
8 301.5 300.13 97.65 98.0957 -0.3937 0.1550
9 303.7 300.13 97.65 98.8115 0.3221 0.1038
10 302.5 300.13 97.65 98.4211 -0.0683 0.0047
Rata-rata 98.4894   1.8916

Simpangan
baku 0.4584 3027.1 6054.2
Simpangan
0.465481153
Baku Relatif 3001.3 6002.6
600
Konstanta penerimaan : jika n= 10, k = 2,4 n= 30 , k = 2
Syarat : L1 = 15,0 L2 = 25,0
jika T ≤
maka Ẍ ≤ 98.5% M = 98.5% NP = 98.5 - Ẍ + (k.s)
101.5%
NP = 98,5 - 98,4894 +(2,4 x 0,4584) = 0,0106 + 1,10016
= 1,11076
NP < L1 1,11076 < 15,0
bobot 20 tablet 6002
Keregasan 6000
% 0.033322226
Kekerasan :
4.67 5.25 5.03 4.87 5.14
4.73 5.22 4.91 5.12 5.17
Waktu hancur :
5'38" 6'33" 5'39" 4'49" 5'32"
Penetapan
:
kadar
Fase gerak : Larutan amonium fosfat monobasa 0,05 M
Larutan baku internal:Larutkan lebih kurang 50 mg hipoksantin P dalam 10 mL natrium hidroksida 0,1 N,
kocok dengan pengocok mekanik selama 10 menit, hingga larut.
Encerkan dengan air hingga 50 mL. Gerus 20 tablet, timbang serbuk ∞ 50 mg allopurinol masukkan ke dalam
tambahkan 10 mL natrium hidroksida 0,1 N,
kocok dengan pengocok mekanik selama 10 menit, encerkan dengan air sampai tanda. [Catatan Penetapan sel
Saring, buang 10 mL filtrat pertama.
Pipet 4 mL larutan ini dan 2 mL Larutan baku internal ke dalam labu tentukur 200-mL, encerkan dengan Fase

50
Baca pada panjang gel 250 nm
Kons. allopurinol : Konsentrasi 10 ppm
Syarat : 93,0% - 107 %
Hasil : 98.21
Kadar : 98.21%

Disolusi Allopurinol Tablet 100 mg


Batch : 28321001
12 bl aksel
Media disolusi
: 900 ml asam clorida 0.1 N
Alat type 2 : 75 rpm
Waktu : 45 menit
Toleransi : Dalam waktu 45 menit harus larut tidak kurang dari 75% (Q) Allopurinol dari
jumlah yang tertera pada etiket.

No. Panjang gelombang Keterangan


Konsentrasi Kadar
1   0.687 97.412
2   0.693 98.263
3 λ = 250 nm 0.698 98.972
4   0.695 98.547
5   0.697 98.830
6   0.694 98.405
  Rata - rata 0.694 98.405
Encerkan : Pipet 1 ml / 50 ml x555,55 = 11,111 ppm
Y = 0.06344 X + 0.00572

Penentuan ED
Waktu (bulan) Konsentrasi mg/ml
0 1055.1
1 1042.1
3 1010.1
6 987.2
9 984.2
12 982.1

Orde reaksi 1
ln C = ln C0 - k.t

51
ln 982,1 = ln 1055,1- k.12
6,889 = 6,961 - k.12
k.12 = 6,961-6,889
k.12 = 0.072
k= 0.006

Waktu paruh obat (T1/2)


T1/2 = 0,693/k
T1/2 = 0,693/0,006
T1/2 = 115,5 bulan

T90 = (2,303/k) (log 100/90)


T90 = (2,303/0,006) (loh 1,111)
T90 = 383 x 0,0457
T90 = 17 bulan

52

Anda mungkin juga menyukai