Anda di halaman 1dari 11

Laporan Praktikum IPA Modul 9.2.

Percobaan Gerhana
   

Lampu senter/proyektor film                       Globe/bola plastik         bola pingpong

                                                            Gambar 9.7

• Percobaan Gerhana Matahari

              Lampu senter                                 bola pingpong                              Globe

Lampu senter dinyalakan sinarnya akan mengenai bola pingpong (bulan) maka kedudukan bulan
berada pada bidang ekliptika, hampir keududkan matahari, bulan dan bumi berada pada satu
garis lurus, lalu ayang-bayang bulan akan jatuh pada permukaan bumi dan sinar-sinar matahari
akan tersembunyi bagi pengamat dalam daerah bayang-bayang. Hal inilah yang menyebabkan
terjaidnya gerhana matahari yaitu posisi matahari, bulan dan bumi pada garis lurus dimana bulan
berada di antara matahari dan bumi sehingga bulan menutup sebagian atau seluruh matahari.
Biasanya gerhana matahari terjadi pada siang hari.
Jawaban Pertanyaan
1.       Gerhana adalah kegelapan cahaya dari suatu tempat benda langit oleh benda langit lainnya.
2.       Proses terjadinya gerhana matahari adalah sebagai berikut:
Bulan berada pada atau dekat fase baru dan berada pada suatu garis lurus dengan bumi dan
matahari sehingga sinar matahari tertutup oleh bulan.
Terjadinya gerhana bulan jika bulan berada pada fase purnama dan pada satu garis lurus dengan
bumi dan matahari sehingga bayangan bumi menutupi sinar bulan sehingga bulan tampak gelap
kemerahan.
3.       Umbra adalah daerah saat gerhana total/penuh/gambaran total/penuh/bayangan inti.
Penumbra adalah daerah saat gerhana sebagian/bayangan kabur.

Laporan Praktikum IPA Modul 9.2.1

Kegiatan Praktikum 2: Alam Semesta


1. Percobaan Panas Matahari
    Cara Kerja:
a.       Isilah kedua bejana (tempat air) dengan air dingin yang sama banyaknya.
b.       Ukur dengan thermometer suhu air dingin (T0) tersebut, hasil pengamatan dicatat.
c.       Tempatkan kedua bejana di bawah sinar matahari langsung.
d.      Tempatkan lempeng plastik transparan diatas salah satu bejana dengan jarak ± 1 cm dari
permukaan air dalam bejana.
e.       Atur agar kedua bejana selalu menghadap sinar matahari
f.        Temperatur air di kedua bejana diamati setiap 30 menit.

Cahaya matahari

 
Cahaya matahari
 
             
Lempeng plastik transparan
 

             
thermometer
 
                    
Bejana air
 
                       
                      Bejana air

Gambar 9.6
Sususnan percobaan panas matahari
Tabel pengamatan
Temperatur awal (T0) pada kedua bejana adalah 32 °C
Waktu Pengukuran Temperatur °C
(menit Panci tanpa lempeng Panci dengan lempeng
)
30
60
90
120
150

Dari tabel terlihat jelas bahwa air di kedua bejana menunjukkan kenaikan suhu/temperatur
setelah dipanaskan di bawah terik matahari. Namun kenaikan suhu pada masing-masing bejana
berbeda. Bejana yang dihalangi menggunakan lempeng plastik transparan bersuhu lebih rendah,
sedangkan bejana tanpa lemperng bersuhu lebih tinggi. Proses kenaikan suhu dipengaruhi oleh
lewatnya cahaya yang mengenai air.
Jawaban Pertanyaan
1)      Faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan panas matahari sampai ke permukaan bumi yaitu:
-   Jika pada suatu tempat banyak tumbuh-tumbuhannya maka panas matahari akan berkurang karena
diterima dulu oleh tumbuhan, sehingga tidak langsung menuju bumi.
-   Jika udara di suatu tempat dingin, maka panas matahari juga akan terasa tidak terlalu panas.
-   Jika di suatu tempat yang gersang, tidak ada tumbuhannya maka penerimaan panas matahari di
bumi akan terasa sangat panas.
-   Jadi faktor-faktor yang mempengaruhi adalah suhu udara, banyaknya tumbuhan hidup, dan
keadaan daerah (pegunungan atau pantai).
2)      Matahari dapat disebut sebagai sumber energi panas, karena berbagai kegiatan yang dilakukan
manusia di bumi membutuhkan panas matahari. Selain manusia, hewan dan tumbuhan juga
membutuhkan panas matahari.
3)      Pengaruh lempeng plastik transparan terhadap penerimaan panas adalah mengurangi atau
menghambat cahaya panas matahari yang jatuh di permukaan air.
Laporan Praktikum IPA Modul 9.Karakteristik Batuan

    B. Karakteristik Batuan


         Cara Kerja
Tabel 9.3.
Reaksi Batuan
No Jenis Batuan Karakteristik Batuan*
1 Batu gamping Membentuk gas karbondioksida (CO2)
2 Basal Membentuk gelembung-gelembung gas
3 Batu pualam Mengeluarkan bunyi mendesis
                                     *) Catatan: hal-hal yang terjadi setelah ditetesi air aki

    C. Gambar Batuan


         Cara Kerja
N Jenis Batuan Ciri Utama Cara Terbentuknya
O
1 Konglomerat Materi kerikil-kerikil Dari bahan-bahan yang lepas
bulat, batu-batu dan pasir karna gaya beratnya menjadi
yang melekat satu sama terpadatkan dan terikat.
lainnya.

2 Breksi Gabungan pecahan- Terbentuk karna bahan-bahan


pecahan yang berasal ini terlempar tinggi ke udara dan
dari letusan gunung mengendap di suatu tempat.
berapi

3 Batu Serpih Lunak, baunya seperti Dari bahan-bahan yang lepas-


tanah liat, butir-butir lepas dan halus karena gaya
batuan halus, warna beratnya menjadi terpadatkan
hijau, hitam, kuning, dan terikat.
merah, abu-abu.
4 Batu gamping (kapur) Agak lunak, warna putih Dari cangkang binatang lunak
keabu-abuan, membentuk seperti siput, keong, kerang, dan
gas CO2 bila ditetesi binatang laut yang mati.
asam Rangkanya yang terbuat dari zat
kapur tidak musnah tetapi
memadat membentuk batu
kapur.

5 Batu pasir Jelas terlihat, tersusun Terbentuk karnea bahan-bahan


dari butir-butir pasir, ini terlempar tinggi ke udara dan
warna abu-abu, kuning, mengendap di suatu tempat.
merah

        Batuan Beku


1 Batu apung Warna keabu-abuan, Dari pendinginan magma yang
berpori-pori, sangat cepat sehingga banyak
bergelembung, ringan, mengeluarkan gelembung gas.
terapung dalam air.

2 Basal Terdiri atas kristal-kristal Dari pendinginan lava yang


sangat kecil, berwarna mengandung gleembung gas,
hijau keabu-abuan dan tetapi gasnya telah menguap.
berlubang-lubang.

3 Obisidian Hitam seperti kaca, tak Terbentuk dari lava permukaan


ada kristal-kristal yang mendingin dengan cepat
4 Granit Terdiri atas kristal-kristal Dari pendinginan magma secara
kasar, warna putih lambat di bawah permukaan
sampai abu-abu, kadang- bumi
kadang jingga

        Batuan Metamorf


1 Batu pualam Campuran warna yang Terbentuknya bila batu kapur
berbeda-beda, dapat mengalami perubahan suhu dan
mempunyai pita-pita tekanan tinggi
warna. Kristal-kristalnya
sedang sampai kasar, bila
diteteasi asam
mengeluarkan bunyi
mendesis

2 Batu sabak Abu-abu kehijau-hijauan Terbentuk bila batu serpih kena


dan hitam dapat dibelah suhu dan tekanan tinggi
menjadi lempeng-
lempeng kecil

    D. Klasifikasi Batu


Tabel 9.4
Klasifikasi Batu
No Asal Batuan Contoh
1 Batuan beku Batu apung, obsidian, granit, basal
2 Batuan sedimen Konglomerat, batu pasir, breksi, batu gamping
3 Batuan metamorf Batu pualam, batu sabak
4 Mineral Grafit, galena, cavkpirik, hematit, magnetit

Jawaban Pertanyaan
1). Jenis batuan berdasarkan cara pembentukannya:
     a. Batuan beku       : batu apung, obsidian, granit, basal
     b. Batuan sedimen : konglomerat, batu pasir, batu serpih, batu gamping, breksi
     c. Batua metamorf : batu pualam, batu sabak
2). Faktor-faktor yang membedakan jenis batuan
     a. Pembekuan magma dan lava
     b. Pengendapan (sedimentasi)
     c. Perubahan panas dan tekanan
3)      Suatu jenis batuan dapat berubah menjadi jenis batuan lain karena metamorfisme yaitu
berubahnya jenis batuan menjadi batuan lainnya karena pengaruh panas/temperatur tinggi,
tekanan besar dan perubahan kimia.

Laporan Praktikum IPA Modul 9.1.2.Jenis Batuan

2. Kegiatan Praktikum : Batuan


    A. Jenis Batuan
Tabel 9.2.
Klasifikasi Batuan
No Jenis Batuan Masssa (kg) Volume (m3) Masa Jenis (kg/m3)
1 Batu apung 0,028 0,10 0,28
2 Granit 0,11 0,23 0,48
3 Konglomerat 0,32 0,25 1,28
4 Batu gamping 0,95 0,15 9,63
5 Breksi 0,30 0,4 0,73

Jawaban Pertanyaan
1.       Jenis-Jenis Batuan
a.      Batuan beku                : batu apung, granit, obsidian, basal
b.      Batuan sedimen          : konglomerat, batu gamping, breksi, batu pasir, batu serpih
c.      Batuan metamorf        : batu pualam, batu sabak
2.       Ciri-ciri dari jenis batuan
*     Batu apung                 : warna keabu-abuan, berpori-pori, bergelembung, ringan, terjadi di air.
*      Granit                         : terdiri atas kristal-kristal kasar, warna putih sampai abu-abu
                                            kadang jingga.
*      Obsidian                     : hitam seperti kaca, tidak ada kristal
                         : terdiri atas kristal-kristal kecil, berwarna hijau keabu-abuan dan berlubang-lubang.
       - Batuan sedimen
*  Konglomerat               : material kerikil-kerikil bulat, batu-batu dan pasir yang
                                               melekat satu sama lain.
*  Batu gamping (kapur) : agak lemah, warna putih keabu-abuan, membentuk gas
                                               karbondioksida (CO2) bila ditetesi asam.
*  Fibreksi                       : gabungan pecahan-pecahan yang berasal dari letusan
                                               gunung berapi, butirannya kasar dan bersudut-sudut tajam.
*  Batu pasir                   : jelas terlihat tersusun dari butir-butir pasir warna abu-abu,
                                               kuning, merah.
*  Batu serpih                 : lunak, baunya seperti tanah liat, butir-butir batuan halus,
                                               warna hijau, hitam, kuning, merah, abu-abu.
       - Batuan Metamorf
* Batu pualam                 : campuran warna yang berbeda-beda dapat menyerupai pita-pita warna,
kristal-kristalnya sedang sampai kasar, bila ditetesi asam mengeluarkan bunyi mendesis.
*   Batu sabak                 : warnanya abu-abu kehijauan dan hitam, dapat dibelah-belah
                                         menjadi lempeng-lempeng kecil.
3.       Suatu batuan dapat berubah menjadi jenis batuan yang lain karena ada proses metamorfisme
yaitu berubahnya satu jenis batuan menjadi batuan lain karena pengaruh panas/temperatur tinggi,
tekanan besar, dan perubahan kimia.

Laporan Praktikum IPA Modul 9. 1.1

MODUL 9: BUMI DAN ALAM SEMESTA

Kegiatan Praktikum 1 : Udara dan batuan


1. Percobaan 1 : udara
    A. Pembakaran memerlukan udara
         Cara kerja

1. Menyediakan dua lilin yang sama ukuran, warna dan bentuknya.


2. Lilin diletakkan di atas meja dengan jarak antar lilin ± 30 cm
3. Lilin dinyalakan
4. Salah satu lilin ditutup dengan gelas

5. Setelah lilin gelam dalam waktu ± 8 detik, lilin mati. Namun lilin yang tidak ditutupi
gelas tetap menyala.
6. Kedua lilin dinyalakan, lalu ditutup dengan gelas.

 
a. Saat lilin baru ditutup gelas                          a. Keadaan lilin setelah ditutup gelas

7. Tabel pengamatan: waktu antara lilin menyala saat ditutup gelas sampai lilin mati, untuk
5 kali pengamatan.

Percobaan ke Selang waktu sampai lilin mati


1 ± 08.35 detik
2 ± 08.45 detik
3 ± 08.78 detik
4 ± 08.28 detik
5 ± 08.81 detik

                                     Tabel  9.1. pengamatan lilin


B. Udara memekan dari tekanan tinggi ke rendah
     Cara kerja
1.      Lilin diletakkan diatas piring dari bahan kaca/gelas
2.      Piring diisi air kira-kira setinggi 2 cm
3.      Lilin dinyalakan lalu ditutup dengan gelas kaca
 

a. Saat lilin
baru ditutup gelas                          a. Keadaan lilin setelah ditutup gelas

4.      Air dalam gelas pelan-pelan naik dan udara menekan di dalam gelas, sehingga menyebabkan api
lilin padam. Hal ini membuktikan bahwa udara menekan dari tekanan tinggi ke tekanan rendah.
5.      Lilin padam dalam jangka waktu ± 04.17 detik.

    C. Udara sebagai sumber energi


         Cara kerja
1.      Balon ditiup sampai membesar dan kencang, lalu diikat dengan karet.
2.      Selongsong bolpoint diisolasi dengan balon
3.      Menyiapkan dua sisi penyangga dengan jarak sekitar 1,5 m.
4.      Kawat dimasukkan ke dalam selongsong bolpoint, lalu diikat ujung-ujungya pada kedua
penyangga.
                                                              

Gambar 9.4.
                                         Selongsong bolpoint 

                                                          balon

                                                            tiang penyangga

5.      Menarik pangkal selongsong bolpont sampai ujung bentangan kawat.


6.      Membuka ikatan karet pengikat balin lalu roket bergerak karena adanya tekanan udara di dalam
balon
7.      Setelah tiupan balon dilepas, bentuk balon menyusut dan akhirnya kempes. Balon meluncur
dengan cepat ± 02,73 detik antara tinagg penyangga.
8.      Tanpa menggunakan lintasan balon ditiup dan dilepaskan. Balon bergerak ke atas, ke samping,
ke bawah tak beraturan dengan sangat cepat.
9.      Besarnya balon dibuat bervariasi untuk mengetahui pengaruh besar kecilnya balon terhadap
kecepatan gerak roket. Ternyata semakin besar balon makin cepat pula roket meluncur. Hal ini
disebabkan balon besar berisi udara lebih banyak sehingga energi yang ditimbulkan juga besar,
karena udara merupakan sumber energi.
10.  Selongsong bolpoint plastik diganti dengan bolpoint dari logam. Gerakan roket melambat karena
bolpoint dari logam lebih besar gayanya sehingga memperlambat gerakan roket.
Jawaban Pertanyaan
1.      Lilin yang menyala ditutup gelas akan padam karena di dalam gelas tidak ada udara (hampa
udara) sehingga membuat lilin padam.
2.      Bukti kalau udara udara seperti balon ditiup, ban sepeda dan lainnya.
3.      Udara bergerak dari tempat bertekanan tinggi ke tempat yang bertekanan rendah, hal ini
dibuktikan dengan padamnya lilin dalam ruang hampa udara karena udara menekan dari tekanan
tinggi ke tempat bertekanan rendah.
4.      Udara sebagai sumber energi, udara dapat mendorong roket keluar angkasa karena tekanan udara
yang tinggi sehingga dapat mendorong roket meluncur.

Anda mungkin juga menyukai