UNSUR-UNSUR INTRINSIK
1. Unsur intrinsik adalah unsur pembangun cerpen yang berasal dari dalam cerpen itu
sendiri.
Jika diibaratkan sebuah bangunan, maka unsur intrinsik adalah komponen-komponen
bangunan tersebut.
Alur adalah urutan jalan cerita dalam cerpen yang disampaikan oleh penulis
Tema adalah ide atau gagasan dasar yang melatarbelakangi keseluruhan cerita
yang ada dari cerpen.
Penokohan adalah penentuan watak atau sifat tokoh yang ada di dalam cerita
Sudut Pandang adalah adalah posisi pengarang dalam cerita
Latar adalah keterangan yang menggambarkan tentang waktu, tempat dan
suasana yang digunakan dalam sebuah cerita.
Amanat adalah pesan atau nilai-nilai moral, seperti nasehat yang disampaikan
pengarang kepada pendengar atau pembaca melalui cerita yang dibuatnya.
Protagonis: Tokoh yang yang menjadi aktor atau pemeran utama dan mempunyai sifat
yang baik.
Antagonis: Tokoh ini juga menjadi pemeran utama yang menjadi lawan daripada tokoh
protagonis. Tokoh antagonis memiliki watak yang negatif seperti: iri, dengki, sombong,
angkuh, congkak dan lain-lain.
Tritagonis: Tokoh ini adalah tokoh penengah dari protagonis dan antara antagonis.
Tokoh ini biasanya memiliki sifat yang arif dan bijaksana.
Figuran: Tokoh ini merupakan tokoh pendukung yang memberikan tambahan warna
dalam cerita.
4. LATAR
Latar waktu yaitu waktu terjadinya suatu peristiwa dalam cerita. Contoh latar
waktu pada pagi hari, ketika matahari terbenam, di sore hari, dan lain-lain.
Latar tempat yaitu lokasi terjadinya suatu peristiwa dalam cerita. Contoh latar
tempat yaitu di lapangan, di hutan, di pantai, di rumah dan lain-lain.
Latar suasana yaitu keadaan atau suasana yang ada dalam cerita. Contoh latar
suasana yaitu masyarakat hidup damai dan makmur, berisik sekali suara motor
itu, dan lain-lain.
5. Sudut pandang
Dalam prosa, umumnya ada dua jenis sudut pandang, yaitu sudut pandang orang
pertama dan sudut pandang orang ketiga.
6. Secara umum, ada tiga jenis alur yang bisa ditemukan pada cerita :
a. Alur Maju
Pada model alur ini, cerita dijabarkan secara kronologis dan mengikuti ketentuan waktu
yang selalu bertambah. Untuk cerita dengan alur maju, tahapan alurnya cenderung
konvensional, yaitu pengenalan-konflik- klimaks, leraian-penyelesaian.
b. Alur Mundur
Model alur ini biasanya menampilkan konflik atau penyelesaian terlebih dahulu. Dari sana,
barulah diceritakan ulang mengenai tahapan masalah yang membentuk alur sehingga
terkesan waktunya bergerak mundur dan disebut sebagai alur mundur.