Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH 2

HEALTH EDUCATION DAN STANDART OPERASIONAL PROSEDUR


(SOP)
POST HEMODIALISIS

DOSEN PEMBIMBING

DISUSUN OLEH :
Enita Dyah Pertiwi
(P27820119068)

TINGKAT 3 REGULER B

JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI DIII KEPERAWATAN SOETOMO SURABAYA
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................
DAFTAR ISI....................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................................
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................
1.3 Tujuan.........................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Standart Operasional Prosedur...................................................................
2.2 Health Education........................................................................................
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan.................................................................................................
3.2 Saran...........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Standart Operasional Post Hemodialisis
STANDART
OPERASIONAL POST HEMODIALISIS

PROSEDUR
1. Pengertian Perawatan post hemodialisa dilakukan setelah
pasien menjalani hemodialisa.
2. Tujuan Hemodialisa dilakukan untuk mengambil zat-zat
nitrogen yang toksik dari dalam darah dan
mengeluarkan air yang berlebihan.
3. Alat dan Bahan 1. Kain kasa/ gaas steril
2. Plester
3. Verband gulung
4. Alkohol/ bethadin
5. Antibiotik powder (nebacetin/ cicatrin)
6. Bantal pasir (1-1/2 keram) : pada punksi
femoral
4. Fase Orientasi Persiapan pasien
1. Pastikan identitas klien
2. Kaji kondisi klien (lakukan anamnesis)
3. Beritahu dan jelaskan pada klien atau
keluarganya serangkaian tindakan yg
dilakukan
4. Jaga privacy klien
5. Fase Kerja Prosedur Pelaksanaan
1. 1.5 menit sebelum hemodialisis berakhir Qb
diturunkan sekitar 100cc/m UFR = 0
2. Ukur TD, nadi
3. Blood pump stop
4. Ujung ABL diklem, jarum inlet dicabut , bekas
punksi inlet ditekan dengan kassa steril yang
diberi betadine.
5. Hubungkan ujung ABL dengan infus set
6. Darah dimasukkan ke dalam tubuh dengan do
dorong dengan NaCl sambil qb dijalankan 100
ml/m (masukkan NaCl : 20-100cc)
7. Setelah darah masuk ke tubuh blood pump
stop. Ujung VBL diklem.
8. Jarum outlet dicabut, bekas punksi inlet &
outlet ditekan dengan kassa steril yang diberi
bethadine
9. Bila perdarahan pada punksi sudah berhenti,
bubuhi bekas punksi inlet & outlet dengan
antibiotik powder, lalu tutup dengan kain
kassa/band aid lalu pasang verband.
10. Ukur Tanda-Tanda Vital : Tekanan Darah,
Nadi, Suhu, Pernapasan.
11. Timbang Berat Badan (kalau memungkinkan)
12. Isi formulir hemodialisis
6. Fase Terminasi Dokumentasi dan Evaluasi
1. Evaluasi respon klien
2. Berikan reinforcement positif
3. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
4. Mengakhiri kegiatan dengan baik
5. Catat tindakan yang telah dilakukan, tanggal
dan jam pelaksanaan
6. Catat hasil tindakan (respon subjektif dan
objektif) di dalam catatan
7. Dokumentasikan tindakan dalam bentuk
SOAP
2.2 Health Education Pasien Hemodialisis
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Hemodialisis


Sasaran : Pasien-pasien yang menjalani hemodialisis
Hari, Tanggal : Jum’at, 01 Oktober 2021
Jam : 09.00 – 09.40 WIB
Waktu : 40 menit
Tempat : Mini Hospital Kampus Keperawatan Soetomo

A. LATAR BELAKANG
Berdasarkan data hasil analisa, ditemukan prevalensi penyakit gagal gnjal
kronik Chronic Kidney Disease (CKD) yang menjalani hemodiaisa mngalami
peningkatan dari tahun ke tahun. Penyakit gagal ginjal kronik utamanya
diderita oleh pasien yang telah mengalami usia lanjut. Pasien - pasien yang
menjalani hemodialisa itu, tidak cukup dilakukan sekali saja, ada yang
menjalani hemodialisa secara regular / rutin tiap minggu. Bahkan, ada pula
yang menjalani hemodialisa sampai dua kali dalam tiap minggunya. Hal ini
tentu saja akan menimbulkan berbagai dampak dan komplikasi yang dialami
oleh pasien - pasien tersebut.
Pasien pasien yang menjalan hemodialisa tentu saja memiliki rasa cemas
dan khawatir mengenai tindakan itu. Oleh karena itu, sebelum menjalani
proses hemndialisa ada hal hal yang pertu diketahui oleh setiap pasien agar
kecemasan yang dialami pasien pasien tersebut minimal dapat berkurang.
Kita sebagai petugas harus dapat memberikan informasi dan pengarahan -
pengarahan serta motivasi terhadap pasien yang menjalani hemodialisa.

B. TUJUAN UMUM
Setelah diberikan penyuluhan pasien - pasien yang menjalani hemodialisa
dapat memahami dan mengerti tentang hemodialisa.
C. TUJUAN KHUSUS
Setelah diberikan penjelasan tentang hemodialisa, maka pasien - pasien
yang menjalani hemodialisa diharapkan mampu :
a) Menjelaskan tentang pengertian hemodialisa,
b) Menjelaskan tentang tujuan hemodialisa
c) Menjelaskan tentang cara perawatan pada pasien hemodalisa.
d) Menjelaskan tentang hal - hal apa saja yang akan timbul selama
hemodialisa
D. MATERI
1. Pengertian
2. Tujuan Hemodialisis
3. Cara Perawatan pada pasien hemodialisis
4. Hal-hal apa saja yang akan timbul selama hemodialisis
E. METODE
Ceramah dan diskusi / tanya jawab
F. MEDIA
Mic dan wireless
Lefleat
LCD
G. KEGIATAN

Yang Diakukan
No. Yang Dilakukan Pemateri Waktu
Sasaran
1. Pembukaan a. Menjawab salam 5 menit
a. Mengucapkan salam b. Mendengarkan
b. Memperkenalkan diri dengan seksama
c. Menjelaskan tujuan
penyuluhan
d. Melakukan kontak waktu
2. Pelaksanaan Mendengarkan dan 15 menit
a. Menyampaikan materi tentang memperhatikan
pengertian asi eksklusif
b. Menjelaskan tentang manfaat
dari asi eksklusif
c. Menjelaskan tentang upaya
memperbanyak asi
d. Menjelaskan tentang langkah-
langkah menyusui dengan
benar
3. Evaluasi a. klien dan 10 menit
a. Meminta klien dan keluarga keluarga
untuk mengajukan pertanyaan mengajukan
jika ada yang belum jelas pertanyaan
b. Menanyakan kembali pada b. klien dan
klien dan keluargatentang keluarga
materi yang disampaikan menjawab
pertanyaan

4. Terminasi Klien dan keluarga 10 menit


a. Menyimpulkan materi memperhatikan dan
b. meminta maaf bila terdapat menjawab salam
kesalahan
c. Mengucapkan terimakasih atas
perhatian dan waktunya
d. Mengucapkan salam penutup
Jumlah 40 menit
H. EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Kesiapan pemateri memberikan materi penyuluhan
b. Media dan alat memadai
c. Seting sesuatu dengan kegiatan
d. Suasana tenang dan tidak ada hilir mudik
2. Evaluasi Proses
a. Selama proses berlangsung diharapkan klien dan keluarga dapat
mengikuti seluruh kegiatan
b. Selama proses berlangsung diharapkan klien dan keluarga aktif
3. Evaluasi Hasil
klien dan keluarga mampu menjawab 80% pertanyaan yang diajukan oleh
pemateri pada saat evaluasi

I. SUMBER
Nuari, N.A, Widayati, D,. 2017. Gangguan Pada Sistem Perkemihan dan
Penatalaksanaan Keperawatan. Deepublish : Yogyakarta.
LAMPIRAN MATERI

“HEMODIALISIS”

1. PENGERTIAN HEMODIALISIS
Hemodialisa berasal dari kata hemo artinya darah, dan dialisa artinya
pemisahan atau filtrasi. Pada prinsipnya hemodialisa menempatkan darah
berdampingan dengan cairan dialisat atau peneuci yang dipisahkan oleh suatu
membran atau selaput semi permeabel. Membran ini dapat dilalui oleh air dan
zat tertentu atau zat sampah. Proses ini disebut dialysis yaitu proses
berpindahnya air atau zat, bahan melalui membran semi permeabel (Pardede,
1996 ). Hemodialisa adalah pengobatan bagi orang yang menurun fungsi
ginjalnya. Hemodialisa mengambil alih fungsi ginjal untuk membersihkan
darah dengan cara mengalirkan melalui "ginjal buatan". Sampah dan air yang
berlebih dibuang duri tubuh selama proses hemodialisa berlangsung, ini
biasanya dilakukan oleh ginjal yang fungsinya masih baik. Hemodialisa
adalah salah satu terapi pengganti ginjal yang paling banyak dipilih oleh para
penderita GGT. Pada prinsipnya terapi hemodialisa adalah untuk
menggantikan kerja dari ginjal yaitu menyaring dan membuang sisa sisa
metabolisme dan kelebihan cairan,membantu menyimbangkan unsur kimiawi
dalam tubuh serta membantu menjaga tekanan darah.
2. TUJUAN TERAPI HEMODIALISIS
a. Membuang produk metabolisme protein seperti urea, kreatinin dan asam
urat
b. Membuang kelebihan udara.
c. Mempertahankan atau mengembalikan sistem buffer tubuh
d. Mempertahankan atau mengembalikan kadar elektrolit tubuh.
e. Status kesehatan penderita.
3. CARA PERAWATAN PASIEN HEMODIALISIS
Diperlukan suatu cara agar darah anda bisa masuk ke mesin, hal ini disebut
Akses yang paling umum adalah fistula di lengan anda. Dokter sayatan kecil
di lengan anda dan menyambungkan 2 pembuluh darah, arteri dan vena. Hal
ini akan membuat pembuluh vena anda menjadi besar dan memudahkan
perawat dialisa untuk memasang 2 jarum, satu untuk mengalirkan darah
menuju mesin, yang lainnya mengalirkan darah menuju tubuh anda.
Cara merawat fistula:
a. Segera setelah operasi
1. Jaga agar jahitan dan perban tetap kering.
2. Dokter akan mnenentukan kapan jahitan akan dibuka, biasanya setelah
8-14 hari.
3. Bila terjadi pembengkakan pada lengan setelah dilakukan operasi
fistula, letakkan lengan lebih tinggi 1 bantal saat tidur.
4. Informasikan pada petugas kesehatan bila ada perdarahan, nyeri atau
bengkak yang terus menerus
5. Periksa fistula di lengan anda beberapa kali sehari dengan cara meraba
secara perlahan dan merasakan adanya bruit. yaitu getaran halus yang
discbahkan aliran darah.
b. Lindungi fistula anda
1. Hindari tidur dengan berguling ke sisi lengan yang dipasang fistula
2. Hindari pemakaian jam tangan atau gelang pada lengan yang dipasang
fistula
3. Hindari mengangkat benda-benda berat (lebih dari 12 kg) pada lengan
yang dipasang fistula
4. Jangan mengambil darah, menyukur tekanan darat di lengan yang telah
dipasang fistula
c. Melatih lengan anda yang telah terpasang fistula
1. Semakin besar fistula anda, semakin mudah bagi perawat dialisa
melakukan akses pada lengan anda.
2. Pegang spons atau bola tenis atau bola karet lunak di tangan yang
dilakukan pemasangan fistula
3. Lakukan gerakan meremas-remas 20 kali, lanjutkan dengan istirahat.
4. Lakukan latihan sehanyak beberapa kali sehari
5. Latihan yang dilakukan sampai fistula cukup matang untuk
dipergunakan
6. Aktivitas harian anda tidak akan mengganggu fistula .
7. Bila ada cairan kekuningan/ nanah pada tempat pemasangan fistula
segera hubungi dokter anda.
8. Bila fistula anda tetap berdarah sehabis digunakan, tekan
menggunakan kassa steril selama 5-10 menit.
4. HAL-HAL YANG TIMBUL SELAMA HEMODIALISIS
Banyak orang merasa tidak nyaman dan ragu-tagu saut-saut pertama
dilukukan hemodialisa. Saat dilakukan hemodialisa sebenarnyaya anda tidak
akan merasakan apa-apa, beberapa orang akan merasa lelah setelah selesai
dilakukan hemodalisa terutama bila baru beberapa kali hemodialisa. Setelah
beberapa kali hemodialisa maka cairan yang berlebih dan racun dari tubuh
akan berkurang, anda akan merasa kembali bertenaga. Namun, saat
hemodialisa akan timbul komplikasi sebagai berikut :
a. Sakit kepala
Hal ini berarti tubuh anda sedang menyesuaikan diri dengan
pengambilan cairan racun dari tubuh anda.
b. Keram
Anda mungkin akan merast keram di lengan dan kaki anda untuk
sementara. Hal ini diakibatkan cairan berlebih yang diambil dari tubuh
anda.
c. Perut mual, kepala melayang
Hal ini terjadi bila tekanan darah anda rendah.
b. Hipotensi
Tajadinya bipotensi dimungkinkan karena pemakaian dialisat
asetar, rendalnya dialisat natrium, penyakit jantung aterosklerotik,
neuropati otonomik, dan kelebihan tambahan berat cairan.
c. Aritmia
Hipoksia, hipotensi, penghentian obat antiaritmia selama dialisa,
penurunan kalium magnesium, kalium, dan bikarbonat serum yang cepat
berpengaruh terhadap aritmia pada pasien hemodialisa.

d. Hipoksemia
Hipoksemia selama hemodialisa merupakan hal penting yang perlu
dimonitor pada pasien yang mengalami gangguan fungsi kandiopulmonar
e. Perdarahan
Uremia menyebabkan ganguan fungsi trombosit. Furgsi trombosit
dapat dinilai dengan mengukur waktu perdarahan. Penggunaan heparin
selama hemodialisa juga merupakan faktor resiko terjadinya perdarahan.
f. Infeksi atau peradangan bisa terjadi pada akses vaskuler.
Pembekuan darah bisa disebabkan karena dosis pemberian heparin
yang tidak adekuat ataupun kecepatan putaran darah yang lambat.
Anda mungkin akan merasakan beberapa macam keluhan, sangat
penting bagi Anda untuk memberitahu perawat dialisis apa yang Anda
rasakan.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai