Anda di halaman 1dari 6

Asuhan Keperawatan Komunitas pada Daerah Bencana

A. Definisi Bencana (Disaster)

Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia definisi bencana


adalah peristiwa/kejadian pada suatu daerah yang mengakibatkan kerusakan
ekologi, kerugian kehidupan manusia serta memburuknya kesehatan dan
pelayanan kesehatan yang bermakna sehingga memerlukan bantuan luar biasa
dari pihak luar.

Pengertian bencana atau disaster menurt Wikipedia: disaster is the impact


of a natural or man-made hazards that negatively effects society or environment
(bencana adalah pengaruh alam atau ancaman yang dibuat manusia yang
berdampak negatif terhadap masyarakat dan lingkungan). Dalam Undang-
Undang No 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, dikenal pengertian
dan beberapa istilah terkait dengan bencana.

Bencana adalah peristiwa atau masyarakat rangkaian peristiwa yang


mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan yang disebabkan, baik
oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga
mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakanlingkungan, kerugian
harta benda, dan dampak psikologis

Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau


serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi,
tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor.

Bencana non alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau
rangkaian peristiwa non alam yang antara lain berupa gagal teknologi, gagal
modernisasi, epidemi, dan wabah penyakit.

1
Bencana sosial adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau
serangkaian peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang meliputi konflik
sosial antarkelompok atau antarkomunitas masyarakat, dan teror.
Sedangkan definisi bencana (disaster) menurut WHO adalah setiap kejadian yang
menyebabkan kerusakan, gangguan ekologis, hilangnya nyawa manusia atau
memburuknya derajat kesehatan atau pelayanan kesehatan pada skala tertentu
yang memerlukan respon dari luar masyarakat atau wilayah yang terkena.
Bencana adalah situasi dan kondisi yang terjadi dalam kehidupan masyarakat.
Tergantung pada cakupannya, bencana ini bisa merubah pola kehidupan dari
kondisi kehidupan masyarakat yang normal menjadi rusak, menghilangkan harta
benda dan jiwa manusia, merusak struktur sosial masyarakat, serta menimbulkan
lonjakan kebutuhan dasar (BAKORNAS PBP).

B. Jenis Bencana

Usep Solehudin (2005) mengelompokkan bencana menjadi 2 jenis yaitu:

1. Bencana alam (natural disaster) yaitu kejadian-kejadian alami seperti


kejadian-kejadian alami seperti banjir, genangan, gempa bumi, gunung
meletus, badai, kekeringan, wabah, serangga dan lainnya.

2. Bencana ulah manusia (man made disaster) yaitu kejadian-kejadian karena


perbuatan manusia seperti tabrakan pesawat udara atau kendaraan, kebakaran,
huru-hara, sabotase, ledakan, gangguan listrik, ganguan komunikasi,
gangguan transportasi dan lainnya.

Sedangkan berdasarkan cakupan wilayah, bencana terdiri dari:

1. Bencana Lokal

Bencana ini biasanya memberikan dampak pada wilayah sekitarnya yang


berdekatan. Bencana terjadi pada sebuah gedung atau bangunan-bangunan

2
disekitarnya. Biasanya adalah karena akibat faktor manusia seperti kebakaran,
ledakan, terorisme, kebocoran bahan kimia dan lainnya.

2. Bencana Regional

Jenis bencana ini memberikan dampak atau pengaruh pada area geografis
yang cukup luas, dan biasanya disebabkan oleh faktor alam, seperti badai,
banjir, letusan gunung, tornado dan lainnya.

C. Fase-fase Bencana

Menurut Barbara Santamaria (1995), ada 3 fase dalam terjadinya suatu


bencana, yaitu fase preimpact, fase impact dan fase postimpact.

1. Fase preimpact merupakan warning phase, tahap awal dari bencana. Informasi
didapat dari badan satelit dan meteorologi cuaca. Seharusnya pada fase inilah
segala persiapan dilakukan baik oleh pemerintah, lembaga, dan warga
masyarakat.

2. Fase impact merupakan fase terjadinya klimaks dari bencana. Inilah saat-saat
dimana manusia sekuat tenaga mencoba untuk bertahan hidup (survive). Fase
impact ini terus berlanjut hingga terjadi kerusakan dan bantuan-bantuan
darurat dilakukan.

3. Fase postimpact adalah saat dimulainya perbaikan dan penyembuhan dari fase
darurat, juga tahap dimana masyarakat mulai berusaha kembali pada fungsi
komunitas normal. Secara umum dalam fase postimpact ini para korban akan
mengalami tahap respon psikologis mulai penolakan, marah, tawar-menawar,
depresi hingga penerimaan.

3
D. Evolusi pandangan terhadap bencana

1. Pandangan Konvensional

Bencana merupakan sifat alam

Terjadinya bencana:

 kecelakaan (accident)

 tidak dapat diprediksi

 tidak menentu

 tidak terhindarkan

 tidak terkendali

Masyarakat dipandang sebagai ‘korban’ dan ‘penerima bantuan’ dari pihak


luar.

2. Pandangan Ilmu Pengetahuan Alam

Bencana merupakan unsur lingkungan fisik yang membahayakan


kehidupan manusia. Karena kekuatan alam yang luar biasa. Proses geofisik,
geologi dan hidrometeorologi. Tidak memperhitungkan manusia sebagai
penyebab bencana.

3. Pandangan Ilmu Terapan

Besaran (magnitude) bencana tergantung besarnya ketahanan atau


kerusakan akibat bencana. Pengkajian bencana ditujukan pada upaya
meningkatkan kekuatan fisik struktur bangunan untuk memperkecil
kerusakan.

4
4. Pandangan Progresif

Menganggap bencana sebagai bagian dari pembangunan masyarakat


yang ‘normal’. Bencana adalah masalah yang tidak pernah berhenti. Peran
sentral dari masyarakat adalah mengenali bencana itu sendiri.

5. Pandangan Ilmu Sosial

Fokus pada bagaimana tanggapan dan kesiapan masyarakat menghadapi


bahaya. Ancaman adalah alami, tetapi bencana bukan alami. Besaran bencana
tergantung perbedaan tingkat kerawanan masyarak

6. Pandangan Holistik

Menekankan pada ancaman (threat) dan kerentanan (vulnerability), serta


kemampuan masyarakat dalam menghadapi risiko. Gejala alam menjadi
ancaman jika mengancam hidup dan harta-benda. Ancaman akan berubah
menjadi bencana jika bertemu dengan kerentanan.

E. Hal-hal yang Mendorong Pergeseran Paradigmatik

 Kesadaran akan beragamnya postur bencana

• Ukuran spektakular atau kecil

• Meluas atau lokal

• Homogen atau kompleks

 Pendekatan konvensional tidak lagi mampu menjelaskan fenomena bencana

 Infus pelajaran dari berbagai lapangan termasuk dari disiplin studi


pembangunan

5
F. Paradigma-paradigma Penanggulangan Bencana

1. Daur Penanggulangan Bencana

Memandang bencana sebagai rentetan kejadian dengan fokus ketika, sebelum


dan sesudah bencana.

2. Model Kue-marmer

Upaya penanggulangan bencana dapat dilaksanakan setiap saat, masing-


masing meluas atau menyempit, tergantung pada risiko yang dihadapi.

3. Tabrakan Unsur Ancaman-Kerentanan

Upaya mengatasi (melepaskan tekanan) kerentanan (tekanan) yang berakar


pada proses proses sosial ke arah masyarakat yang aman, berdaya tahan, dan
berkesinambungan.

4. Pengurangan Risiko

Upaya-upaya untuk mengatasi secara komprehensif dan terpadu untuk


mengurangi risiko bencana

Anda mungkin juga menyukai