Anda di halaman 1dari 5

Nama : Muhamad Gentar

NIM : 211410075
Program Studi : Ekonomi Syariah C/FEBI
Mata Kuliah : Bahasa Indonesia

RESUME BAB II KAIDAH EJAAN

A. Pengertian Ejaan
Keseluruhan peraturan mengenai bagaimana melambangkan bunyi ujaran dan
bagaimana interelasi antara lambang-lambang itu (Prihantini, 2015: 104).

B. Macam-macam Ejaan
1. Ejaan Van Ophuijsen
Ch. A van Ophuijsen dibantu Soetan Ma’moer dan Moehammad Taib Soetan Ibrahim
mempersatukan sistem ejaan bahasa Melayu yang ada dengan bertolak pada sistem ejaan
bahasa Belanda dan dihimpun dalam sebuah buku berjudul Kitab Logat Melayoe. Terus
mengalami perbaikan hingga tahun 1926.
- Huruf j=y
- Huruf oe=u
- Tanda diakritik (‘)
2. Ejaan Soewandi / Republik
Saran perubahan muncul pada kongres bahasa Indonesia I di Solo (1938). Terealisasi
pada 29 Maret 1947 melalui penetapan menteri PP&K, Soewandi.
- Huruf oe diganti u
- Diakritik diganti k
- Awalan di- ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya
- Kata ulang boleh ditulis angka 2
3. Ejaan Pembaruan dan Ejaan Melindo
Kongres bahasa Indonesia II di Medan, memutuskan untuk penyempurnaan ejaan
Soewandi. Kemudian lahirlah Ejaan Pembaharuan yang selesai pada 1957 dan Ejaan
Melindo yang telah disusun oleh Perserikatan Tanah Melayu ( Slamet Mulyana dan Syeh
Nasir bin Ismail) tahun 1959. Namun tidak pernah digunakan.
4. Ejaan yang Disempurnakan
Putusan Presiden No. 57 Tahun 1972 pemakain ejaan bahasa Indonesia diresmikan
pada 16 Agustus 1972 kemudian Depdikbud mengeluarkan buku pedoman yang berjudul
Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan.

C. Penulisan Ejaan
1. Huruf Kapital
- Kata pada awal kalimat
- Petikan langsung
- Ungkapan kata keagamaan
- Nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang
- Nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang, nama instansi, atau nama
tempat
- Nama Orang
- Singkatan nama orang
- Nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa
- Nama tahun, bulan, haru, hari raya, dan peristiwa sejarah
- Nama geografi
- Semua unsur nama nama negara, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, serta
dokumen resmi
- Nama buku , majalah, surat kabar, dan judul karangan
- Singkatan nama gelar, pangkat dan sapaan
- Penunjuk hubungan kekerabatan
2. Huruf Miring/kursif
- Nama buku, majalah, surat kabaryang dikutip dalam tulisan
- Menegaskan atau mengkhususkan huruf
3. Penulisan Kata
a. Kata Dasar : ditulis satu kesatuan
b. Kata Turunan :
- Imbuhan ditulis serangkai
- Bentuk dasar yang berimbuhan ditulis serangkai
- Imbuhan dengan kapital , angka, atau kata asing dirangkaikan dengan (-)
- Bentuk dasar berupa gabungan ditulis serangkai
- Unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi dan ditulis serangkai
- bentuk terikat diikuti oleh kata yang awalnya huruf kapital ditulis dengan (-)
c. Penulisan Kata Depan
Ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya, kecuali di dalam gabungan kata
yang sudah lazim dianggap satu kata
d. Penulisan Partikel
- Partikel lah dan kah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya
- Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya
- Partikel per yang berarti mulai,demi dan tiap ditulis terpisah dari bagian
kalimat yang mendahuluinya dan mengikutinya.
D. Tanda Baca (Pungtuasi)
1. Tanda Titik (.)
a. Dipakai pada akhir kalimat yang bukan berupa pertanyaan atau seruan
b. Dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, atau daftar
c. Dipakai pada akhir singkatan nama orang
d. Dipakai pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah sangat umum
e. Dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukan waktu
f. Dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan
jangka waktu atau durasi
g. Dipakai diantara nama penulis, judul tulisan yang tidak berakhiran tanda tanya
tahu tanda seru, dan tempat terbit dalam daftar pustaka
h. Dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya
i. Dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya jika tidak
menunjukkan jumlah
j. Tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan atau kepala
ilustrasi, tabel, dan sebagainya
k. Tidak dipakai di belakang alamat dan tanggal surat, serta nama dan alamat
pengirim
2. Tanda Koma (,)
a. Dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan
b. Dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara berikutnya
c. Dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat
d. Dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat yang terdapat
pada awal kalimat
e. Dipakai untuk memisahkan kata seperti o,ya,wah,aduh yang terdapat pada awal
kalimat
f. Dipakai untuk memisahkan kata sapaan
g. Tanda petik dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam
kalimat
h. Dipakai diantara Nama dan alamat, tempat dan tanggal, serta nama tempat
wilayah atau negeri yang ditulis berurutan
i. Dipakai untuk memisahkan bagian tulisan yang dibalik susunannya dalam daftar
Pustaka
j. Dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk
membedakan dari singkatan nama diri keluarga atau Marga
k. dipakai di muka angka desimal atau di antara rupiah, dan dalam bilangan
l. Dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak membatasi
m. Dipakai untuk menghindari salah baca di belakang keterangan yang terdapat pada
awal kalimat
3. Tanda Titik Koma (;)
a. Dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan setara
b. Tidak dipakai sebagai pengganti kata penghubung untuk memisahkan kalimat
yang setara di dalam kalimat majemuk setara
c. Dipakai untuk mengakhiri pernyataan perincian dalam kalimat yang berupa frasa
atau kelompok kata sebelum perincian terakhir, tidak perlu menggunakan kata dan
d. Dipakai untuk memisahkan dua kalimat setara atau lebih apabila unsur-unsur
setiap bagian itu dipisahkan oleh tanda baca dan kata hubung
4. Tanda Titik Dua (:)
a. Dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap yang diikuti dengan suatu pemerian
atau rangkaian
b. Tidak dipakai jika pemerian atau rangkaian itu merupakan pelengkap yang
mengakhiri pernyataan
c. Dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian
d. Dipakai dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam
percakapan
e. Dipakai di antara jilid atau nomor dan halaman di antara bab dan ayat dalam kitab
suci, di antara judul dan anak judul suatu karangan serta nama kota dan penerbit
buku acuan dalam karangan
5. Tanda Petik (“...”)
a. Mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan atau bahan tertulis
b. Mengapit judul syair, karangan atau bab buku yang dipakai dalam kalimat
c. Mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti
khusus
d. Tanda baca penutup kalimat atau bagian kalimat
6. Tanda Petik Tunggal (‘...’)
a. Mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan langsung
b. Dipakai untuk mengapit makna kata atau ungkapan bahasa daerah atau bahasa
asing
7. Tanda Tanya (?)
a. Dipakai pada akhir kalimat tanya
b. Dipakai dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang disangsikan
atau kurang dapat dibuktikan kebenarannya
8. Tanda Seru (!)
Dipakai sesudah Ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah
yang menggambarkan kesungguhan ketidakpercayaan atau rasa emosi yang kuat
9. Tanda Kurung ((...))
a. Mengapit tambahan Keterangan atau penjelasan
b. Mengapit Keterangan atau penjelasan yang bukan bagian integral pokok
pembicaraan
c. Mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di dalam teks dapat
dihilangka mengapit angka atau huruf yang memerinci Suatu urutan keterangan
10. Tanda Kurung Siku ([...])
a. Mengapit huruf kata atau kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan pada
kalimat atau bagian kalimat yang ditulis orang lain Tanda itu menyatakan bahwa
kesalahan atau kekurangan itu memang terdapat dalam naskah asli
b. Mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah bertanda kurung
11. Tanda Garis Miring (/)
a. Dipakai di dalam nomor surat nomor pada alamat dan penandaan masa satu tahun
yang terbagi dalam dua tahun takwim
b. Dipakai sebagai pengganti kata atau tiap dan ataupun
12. Tanda Hubung (-)
a. Menyambung suku-suku kata yang terpisah oleh pergantian baris suku kata yang
berupa satu vokal tidak ditempatkan pada ujung baris atau Pangkal baris
b. Menyambung awalan dengan bagian kata di belakangnya atau akhiran dengan
bagian kata di depannya pada pergantian baris akhiran -i tidak dipenggal agar
tidak terdapat satu huruf saja pada pangkal baris
c. Menyambung unsur-unsur kata ulang
d. Menyambung kata yang dieja satu-satu dan bagian-bagian tanggal
e. Moleh dipakai untuk memperjelas hubungan bagian-bagian kata atau ungkapan
dan penghilangan kelompok kata
f. Mipakai untuk merangkaikan se- dengan kata berikutnya yang dimulai dengan
huruf kapital ke- dengan angka; angka dengan -an; singkatan huruf kapital
dengan imbuhan atau kata; nama jabatan rangkap; kata ganti yang berbentuk
imbuhan; gabungan kata yang merupakan kesatuan
13. Tanda Pisah (_)
a. Membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi penjelasan di luar bangun
kalimat
b. Menegaskan adanya Keterangan aposisi atau keterangan yang lain sehingga
kalimat lebih jelas
c. Dipakai di antara dua bilangan atau tanggal yang memiliki arti sampai ke atau
sampai dengan
14. Tanda Elipsis (...)
a. Dipakai dalam kalimat yang terputus-putus
b. Menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada bagian yang
dihilangkan titik jika bagian yang dihilangkan mengakhiri sebuah kalimat
menggunakan 4 titik ; tiga titik; untuk menandai penghilangan teks dan satu titik
untuk mengakhiri kalimat
15. Tanda Penyingkat atau Apostrof (‘)
Menunjukkan penghilangan bagian kata atau bagian angka tahun

Anda mungkin juga menyukai