Disusun oleh :
NIM : 202002040015
2021
A. Pengertian
Menurut Vivian (2010), bayi baru lahir adalah bayi yang pada usia
kehamilan 37-42 minggu dan berat badan 2.500-4.000 gram. Asuhan segera
bayi baru lahir adalah asuhan yang diberikan pada bayi tersebut selama jam
pertama setelah kelahiran sebagian besar bayi baru lahir akan menunjukkan
usaha napas pernapasan spontan dengan sedikit bantuan atau gangguan
(prawiroharjo,2017).
Jadi asuhan keperawatan pada bayi baru lahir adalah asuhan
keperawatan yang diberikan pada bayi yang baru mengalami proses kelahiran
dan harus menyesuaikan diri dari kehidupan intra uteri kekehidupan ekstra
uteri hingga mencapai usia 37-42 minggu dan dengan berat 2.500-4.000 gram.
B. Klasifikasi Bayi
1. Bayi Aterm
a. Berat badan 2500-4000 gram.
b. Panjang badan lahir 48-52 cm.
c. Lingkar dada 30-38 cm.
d. Lingkar kepala 33-35 cm.
e. Refleks menghisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik
f. Umur kehamilan 37-42 minggu
2. Bayi Prematur
a. Berat badan kurang dari 2499 gram
b. Organ-organ tubuh imatur
c. Umur kehamilan 28-36 minggu
3. Bayi Posmatur
a. Biasanya lebih berat dari bayi aterm
b. Tulang dan Sutura kepala lebih keras dari bayi aterm
c. Kuku-kuku panjang
d. Rambut kepala agak tebal
e. Kulit agak pucat dengan deskuamasi epitel
f. Umur kehamilan lebih dari 42 minggu
C. Tanda-tanda Bayi Baru Lahir Sehat
1. Berat badan bayi 2500-4000 gram
2. Umur kehamilan 37 – 40 mg
3. Bayi segera menangis
4. Bergerak aktif, kulit kemerahan
5. Mengisap ASI dengan baik
6. Tidak ada cacat bawaan
D. Adaptasi Fisiologis
Baru lahir terjadi perubahan fungsi organ yang meliputi:
1. Sistem pernapasan
Selama dalam uterus janin mendapat oksigen dari pertukaran melalui
plasenta. Setelah bayi lahir pertukaran gas terjadi pada paru-paru
(setelah tali pusat dipotong).
2. Jantung dan Sirkulasi Darah
Di dalam rahim darah yang kaya akan oksigen dan nutrisi berasal dari
plasenta masuk ke dalam tubuh janin melalui vena umbilikalis,
sebagian besar masuk ke vena kava inferior melalui duktus dan vena
sasaranti, darah dari sel-sel tubuh yang miskin oksigen serta penuh
dengan sisa-sisa pembakaran dan sebagian akan dialirkan ke plasenta
melalui umbilikalis, demikian seterusnya.
Ketika janin dilahirkan segera, bayi menghirup dan menangis kuat,
dengan demikian paru-paru akan berkembang, tekanan paru-paru
mengecil dan darah mengalir ke paru-paru, dengan demikian duktus
botali tidak berfungsi lagi, foramen ovale akan tertutup. Penutupan
foramen ovale terjadi karena pemotongan tali pusat.
3. Saluran Pencernaan
Pada kehamilan 4 bulan, pencernaan telah cukup terbentuk dan janin
telah dapat menelan air ketuban dalam jumlah yang cukup banyak.
4. Hepar atau Hati
Hepar janin pada kehamilan 4 bulan mempunyai peranan dalam
metabolisme hidrat arang, dan glikogen mulai disimpan di dalam
hepar, setelah bayi lahir simpanan glikogen cepat terpakai, vitamin A
dan D juga sudah disimpan dalam hepar. Fungsi hepar janin dalam
kandungan segera setelah lahir dalam keadaan imatur (belum matang).
Hal ini dibuktikan dengan ketidakseimbangan hepar untuk meniadakan
bekas penghancuran darah dari peredaran darah.
5. Metabolisme
Pada jam-jam pertama energi didapat dari pembakaran karbohidrat dan
pada hari kedua energi berasal dari pembakaran lemak.
6. Keseimbangan Air dan Ginjal
Tubuh bayi baru lahir mengandung relatif banyak air dan kadar
natrium relatif lebih besar daripada kalium. Fungsi ginjal belum
sempurna karena jumlah nefron matur belum sebanyak orang dewasa
dan ada ketidakseimbangan antara luas permukaan glomerulus dan
volume tubulus proksimal, renal blood flow (aliran darah ginjal) pada
neonatus relatif kurang bila dibandingkan dengan orang dewasa.
7. Susunan Saraf
Jika janin pada kehamilan 10 minggu dilahirkan hidup maka dapat
dilihat bahwa janin tersebut dapat mengadakan gerakan spontan.
Gerakan menelan pada janin baru terjadi pada kehamilan empat bulan.
Sedangkan gerakan menghisap baru terjadi pada kehamilan enam
bulan.
8. Imunologi
Pada sistem imunologi Ig gamma A telah dapat dibentuk pada
kehamilan 2 bulan dan baru banyak ditemukan segera sesudah bayi
dilahirkan.
9. Sistem Integumen
Kulit bayi baru lahir sangat sensitif dan mudah mengelupas, semua
struktur kulit ada pada saat lahir tetapi tidak matur. Epidermis dan
dermis tidak terikat dengan erat dan sangat tipis.
10. Sistem Hematopoiesis.
Saat bayi lahir nilai rata-rata Hb, Ht, SDM dan Leukosit lebih tinggi
dari nilai normal orang dewasa. Hb bayi baru lahir 14,5 – 22,5 gr/dl,
Ht 44 – 72%, SDM 5 – 7,5 juta/mm3 dan Leukosit sekitar 18000/mm3.
- Hindari memasukkan alat atau jari - Terlihat lubang anus dan periksa
dalam memeriksa anus apakah mekonium sudah keluar
- Tanyakan pada ibu apakah bayi - Biasanya mekonium keluar dalam
sudah BAB 24 jam setelah lahir
Lihat dan raba alat kelamin - Bayi perempuan kadang terlihat
luar cairan vagina berwarna putih atau
Tanyakan kepada ibu apakah kemerahan
bayi sudah BAK - Bayi laki-laki terdapat lubang uretra
pada ujung penis. Teraba testis di
skrotum
- Pastikan bayi sudah BAK dalam 24
jam setelah lahir
- Yakinkan tidak ada kelainan alat
kelamin, missal.hipospadia,
rudimenter, kelamin ganda
Timbang bayi - Berat lahir 2,5-4 kg
Timbang bayi dengan - Dalam minggu pertama, BB
menggunakan selimut, hasil mungkin turun dahulu (tidak
peimbangan dikurangi berat melebihi 10% dalam waktu 3-7
selimut hari) baru kemudian naik kembali
Badan
Biru/pucat Seluruh
Appearance/ warna merah,
seluruh tuubuh
kulit ekstremita
tubuh merah
s biru
Geraka
Grimace/reflek Tidak ada Gerakan n
iritability respon sedikit kuat/me
lawan
Fleksi
pada Geraka
Activity/tonus otot Lemah
ekstremita n aktif
s
Menangis
Menan
Respiration Tidak ada lemah/mer
gis kuat
intih
Interpretasi skor:
0–3 : asfiksia berat
4–6 : asfiksia sedang
7 – 10 : asfiksia ringan
J. Penatalaksanaan Medis
1. Tes Diagnostik
a. Jumlah sel darah putih (SDP) : 18000/mm3
b. Hemoglobin (Hb) : 15-20 gr/dl
2. Terapi
a. Suction dan oksigen
b. Vitamin K
c. Perawatan mata (obat mata entromisin 0,5% atau tetrasimin 1%, perak
nitral atau neosporin)
d. Vaksinasi hepatitis B
Vaksinasi hepatitis B direkomendasikan untuk semua bayi.
Tempatyang biasa dipakai untuk menyuntikkan obat ini pada bayi baru
lahir adalah muskulus vastus lateralis. (Bobak, M Irene, 2005)
L. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Aktivitas/Istirahat
Status sadar mungkin 2-3 jam beberapa hari pertama, bayi tampak
semi koma saat tidur ; meringis atau tersenyum adalah bukti tidur
dengan gerakan mata cepat, tidur sehari rata-rata 20 jam.
b. Pernapasan dan Peredaran Darah
Bayi normal mulai bernapas 30 detik sesudah lahir, untuk menilai
status kesehatan bayi dalam kaitannya dengan pernapasan dan
peredaran darah dapat digunakan metode APGAR Score. Namun
secara praktis dapat dilihat dari frekuensi denyut jantung dan
pernapasan serta wajah, ekstremitas dan seluruh tubuh, frekwensi
denyut jantung bayi normal berkisar antara 120-140 kali/menit (12 jam
pertama setelah kelahiran), dapat berfluktuasi dari 70-100 kali/menit
(tidur) sampai 180 kali/menit (menangis).
Pernapasan bayi normal berkisar antara 30-60 kali/menit warna
ekstremitas, wajah dan seluruh tubuh bayi adalah kemerahan.
c. Suhu Tubuh
Suhu inti tubuh bayi biasanya berkisar antara 36,50C-370C.
d. Kulit
Kulit neonatus yang cukup bulan biasanya halus, lembut dan padat
dengan sedikit pengelupasan.
e. Tali Pusat
Pada tali pusat terdapat dua arteri dan satu vena umbilikalis. Keadaan
tali pusat harus kering, tidak ada perdarahan, tidak ada kemerahan di
sekitarnya.
f. Berat Badan
Pada hari kedua dan ketiga bayi mengalami berat badan fisiologis.
Namun harus waspada jangan sampai melampaui 10% dari berat badan
lahir.
g. Mekonium
Mekonium adalah feces bayi yang berupa pasta kental berwarna gelap
hitam kehijauan dan lengket. Mekonium akan mulai keluar dalam 24
jam pertama.
h. Antropometri
Dilakukan pengukuran lingkar kepala, lingkar dada, lingkar lengan
atas dan panjang badan dengan menggunakan pita pengukur.
i. Seksualitas
Genetalia wanita ; Labia vagina agak kemerahan atau edema, tanda
vagina/himen dapat terlihat, rabas mukosa putih (smegma) atau rabas
berdarah sedikit mungkin ada. Genetalia pria ; Testis turun, skrotum
tertutup dengan rugae, fimosis biasa terjadi.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Risiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan refleks hisap tidak adekuat.
b. Resiko tinggi perubahan suhu tubuh berhubungan dengan adaptasi
dengan lingkungan luar rahim, keterbatasan jumlah lemak.
c. Resiko tinggi terjadi infeksi berhubungan dengan trauma jaringan
(pemotongan tali pusat) tali pusat masih basah.
d. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan
hilangnya air (IWL), keterbatasan masukan cairan.
e. Kurangnya pengetahuan orangtua berhubungan dengan kurang
terpaparnya informasi.
3. Rencana Keperawatan
Rencana tindakan:
1) Ajarkan orang tua untuk diskusi dengan diskusi fisiologi, alasan
perawatan dan pengobatan.
2) Diskusikan perilaku bayi baru lahir setelah periode pertama.
3) Lakukan pemeriksaaan bayi baru lahir saat orang tua ada.
4) Berikan informasi tentang kemampuan interaksi bayi baru lahir.
5) Libatkan dan ajarkan orang tua dalam perawatan bayi.
6) Jelaskan komplikasi dengan mengenai tanda-tanda hiperbilirubin
4. Pelaksanaan Keperawatan
Tahap pelaksanaan merupakan langkah keempat melaksanakan
berbagai strategi keperawatan (tindakan keperawatan) yang telah
direncanakan dalam rencana tindakan keperawatan (Hidayat 2004). Dalam
tahap ini perawat harus mengetahui berbagai hal diantaranya bahaya-
bahaya fisik dan perlindungan pada klien. Teknik komunikasi kemampuan
dalam prosedur klien. Dalam pelaksanaan rencana tindakan terdapat dua
jenis tindakan yaitu tindakan jenis mandiri dan kolaborasi. Sebagai profesi
perawat mempunyai kewenangan dalam tanggung jawab dalam
menentukan komponan pada tahap asuhan keperawatan.
Komponen pada tahap implementasi adalah :
a. Tindakan keperawatan mandiri
Tindakan keperawatan mandiri dilakukan tanpa pesanan dokter.
b. Tindakan keperawatan kolaboratif
Tindakan keperawatan kolaborasi diimpelementasikan bila perawat
bekerja dengan anggota tim perawat kesehatan yang lain dalam
membuat keputusan bersama yang bertujuan untuk mengatasi masalah
klien.
c. Dokumentasi tindakan keperawatan dan respon klien terhadap
tindakan keperawatan
Dokumentasi merupakan pernyataan dari kejadian/identitas yang
otentik dengan mempertahankan catatan-catatan yang tertulis.
Dokumentasi merupakan wahana untuk komunikasi dan suatu
profesional ke profesional lainnya tentang kasus klien. Dokumen klien
merupakan bukti tindakan keperawatan mandiri dan kolaborasi yang
diimplementasikan oleh perawat dan perubahan-perubahan pada
kondisi klien. Frekuensi dokumentasi tergantung pada kondisi klien
dan terapi yang diberikan idealnya therapi dilakukan setiap shift.
Rekam medis klien merupakan dokumentasi yang legal, rekam medis
tersebut diterima di pengadilan. Pada tuntutan mal praktik, catatan
perawatan memberikan bukti tindakan perawat. Perawat harus
melindungi catatan tersebut dari pembaca yang tidak berhak seperti
pengunjung. Tanda tangan perawat di akhiri catatan perawat
merupakan akuntabilitas terhadap isi catatan. Mengubah dokumen
legal tersebut merupakan suatu kejahatan adalah tidak bisa di teruma
untuk menghapus tulisan pada catatan menggunakan tipe x,
penghapusan tinta atau lainnya.
5. Evaluasi Keperawatan
Tahap evaluasi adalah perbandingan hasil-hasil yang diamati dengan
kriteria hasil yang dibuat pada tahap perencanaan. Kemampuan yang harus
dimiliki perawat pada tahap ini adalah memahami respon terhadap
intervensi keperawatan. Kemampuan mengembalikan kesimpulan tentang
tujuan yang dicapai serta kemampuan dalam menghubungkan tindakan-
tindakan keperawatan pada kriteria hasil. Pada tahap evaluasi ini terdiri 2
kegiatan yaitu:
a. Evaluasi formasi menyatakan evaluasi yang dilakukan pada saat
memberikan intervensi dengan respon segera.
b. Evaluasi sumatif merupakan rekapitulasi dari hasil observasi dan
analisis status klien pada waktu tertentu berdasarkan tujuan yang
direncanakan pada tahap perencanaan. Disamping itu, evaluasi juga
sebagai alat ukur suatu tujuan yang mempunyai kriteria tettentu yang
membuktikan apakah tujuan tercapai, tidak tercapai atau tercapai
sebagian.
1) Tujuan Tercapai
Tujuan dikatakan teracapai bila klien telah menunjukkan
perubahan kemajuan yang sesuai dengan keiteria yang telah
ditetapkan
2) Tujuan tercapai sebagian
Tujuan ini dikatakan tercapai sebagian apabila tujuan tidak tercapai
secara keseluruhan sehingga masih perlu dicari berbagai masalah
atau penyebabnya, seperti klien dapat makan sendiri tetapi masih
merasa mual, setelah makan bahkan kadang-kadang muntah.
3) Tujuan tidak tercapai
Dikatakan tidak tercapai apabila tidak menunjukkan adanya
perubahan kearah kemajuan sebagaimana kriteria yang diharapkan.
Evaluasi sumatif masing-masing diagnosa keperawatan secara teori
adalah:
a. Resiko tinggi perubahan nutrisi tidak terjadi.
b. Resiko tinggi perubahan suhu tubuh tidak terjadi.
c. Resiko tinggi infeksi tidak terjadi.
d. Resiko tinggi kekurangan volume cairan tidak terjadi.
e. Kurangnya pengetahuan orang tua teratasi.
DAFTAR PUSTAKA
Bobak, dkk. 2009. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC