Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PENDAHULUAN

BAYI BARU LAHR (BBL) DI RUANG NIFAS BOUGENVILLE

RSUD TUGUREJO SEMARANG

Disusun oleh :

Nama : Kiki Nurjanah

NIM : 202002040015

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN

2021
A. Pengertian

Menurut Vivian (2010), bayi baru lahir adalah bayi yang pada usia
kehamilan 37-42 minggu dan berat badan 2.500-4.000 gram. Asuhan segera
bayi baru lahir adalah asuhan yang diberikan pada bayi tersebut selama jam
pertama setelah kelahiran sebagian besar bayi baru lahir akan menunjukkan
usaha napas pernapasan spontan dengan sedikit bantuan atau gangguan
(prawiroharjo,2017).
Jadi asuhan keperawatan pada bayi baru lahir adalah asuhan
keperawatan yang diberikan pada bayi yang baru mengalami proses kelahiran
dan harus menyesuaikan diri dari kehidupan intra uteri kekehidupan ekstra
uteri hingga mencapai usia 37-42 minggu dan dengan berat 2.500-4.000 gram.

B. Klasifikasi Bayi
1. Bayi Aterm
a. Berat badan 2500-4000 gram.
b. Panjang badan lahir 48-52 cm.
c. Lingkar dada 30-38 cm.
d. Lingkar kepala 33-35 cm.
e. Refleks menghisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik
f. Umur kehamilan 37-42 minggu
2. Bayi Prematur
a. Berat badan kurang dari 2499 gram
b. Organ-organ tubuh imatur
c. Umur kehamilan 28-36 minggu
3. Bayi Posmatur
a. Biasanya lebih berat dari bayi aterm
b. Tulang dan Sutura kepala lebih keras dari bayi aterm
c. Kuku-kuku panjang
d. Rambut kepala agak tebal
e. Kulit agak pucat dengan deskuamasi epitel
f. Umur kehamilan lebih dari 42 minggu
C. Tanda-tanda Bayi Baru Lahir Sehat
1. Berat badan bayi 2500-4000 gram
2. Umur kehamilan 37 – 40 mg
3. Bayi segera menangis
4. Bergerak aktif, kulit kemerahan
5. Mengisap ASI dengan baik
6. Tidak ada cacat bawaan

D. Adaptasi Fisiologis
Baru lahir terjadi perubahan fungsi organ yang meliputi:
1. Sistem pernapasan
Selama dalam uterus janin mendapat oksigen dari pertukaran melalui
plasenta. Setelah bayi lahir pertukaran gas terjadi pada paru-paru
(setelah tali pusat dipotong).
2. Jantung dan Sirkulasi Darah
Di dalam rahim darah yang kaya akan oksigen dan nutrisi berasal dari
plasenta masuk ke dalam tubuh janin melalui vena umbilikalis,
sebagian besar masuk ke vena kava inferior melalui duktus dan vena
sasaranti, darah dari sel-sel tubuh yang miskin oksigen serta penuh
dengan sisa-sisa pembakaran dan sebagian akan dialirkan ke plasenta
melalui umbilikalis, demikian seterusnya.
Ketika janin dilahirkan segera, bayi menghirup dan menangis kuat,
dengan demikian paru-paru akan berkembang, tekanan paru-paru
mengecil dan darah mengalir ke paru-paru, dengan demikian duktus
botali tidak berfungsi lagi, foramen ovale akan tertutup. Penutupan
foramen ovale terjadi karena pemotongan tali pusat.
3. Saluran Pencernaan
Pada kehamilan 4 bulan, pencernaan telah cukup terbentuk dan janin
telah dapat menelan air ketuban dalam jumlah yang cukup banyak.
4. Hepar atau Hati
Hepar janin pada kehamilan 4 bulan mempunyai peranan dalam
metabolisme hidrat arang, dan glikogen mulai disimpan di dalam
hepar, setelah bayi lahir simpanan glikogen cepat terpakai, vitamin A
dan D juga sudah disimpan dalam hepar. Fungsi hepar janin dalam
kandungan segera setelah lahir dalam keadaan imatur (belum matang).
Hal ini dibuktikan dengan ketidakseimbangan hepar untuk meniadakan
bekas penghancuran darah dari peredaran darah.
5. Metabolisme
Pada jam-jam pertama energi didapat dari pembakaran karbohidrat dan
pada hari kedua energi berasal dari pembakaran lemak.
6. Keseimbangan Air dan Ginjal
Tubuh bayi baru lahir mengandung relatif banyak air dan kadar
natrium relatif lebih besar daripada kalium. Fungsi ginjal belum
sempurna karena jumlah nefron matur belum sebanyak orang dewasa
dan ada ketidakseimbangan antara luas permukaan glomerulus dan
volume tubulus proksimal, renal blood flow (aliran darah ginjal) pada
neonatus relatif kurang bila dibandingkan dengan orang dewasa.
7. Susunan Saraf
Jika janin pada kehamilan 10 minggu dilahirkan hidup maka dapat
dilihat bahwa janin tersebut dapat mengadakan gerakan spontan.
Gerakan menelan pada janin baru terjadi pada kehamilan empat bulan.
Sedangkan gerakan menghisap baru terjadi pada kehamilan enam
bulan.
8. Imunologi
Pada sistem imunologi Ig gamma A telah dapat dibentuk pada
kehamilan 2 bulan dan baru banyak ditemukan segera sesudah bayi
dilahirkan.
9. Sistem Integumen
Kulit bayi baru lahir sangat sensitif dan mudah mengelupas, semua
struktur kulit ada pada saat lahir tetapi tidak matur. Epidermis dan
dermis tidak terikat dengan erat dan sangat tipis.
10. Sistem Hematopoiesis.
Saat bayi lahir nilai rata-rata Hb, Ht, SDM dan Leukosit lebih tinggi
dari nilai normal orang dewasa. Hb bayi baru lahir 14,5 – 22,5 gr/dl,
Ht 44 – 72%, SDM 5 – 7,5 juta/mm3 dan Leukosit sekitar 18000/mm3.

E. Periode trasisional pada neonatus :


1. Periode I: reaktivitas ( 30 menit pertama setelah lahir ).Bayi terjaga
dengan:
a. Buka mata
b. Memberikan respon terhadap stimulus
c. Mengisap dengan penuh semangat dan menangis
d. RR 82 x/ mnt.
e. Denyut jantung sampai 180 x/mnt
f. Bising usus aktif
2. Periode II: reaktivitas ( berlangsung 2 sampai 5 jam )
Bayi bangun dari tidur yang nyenyak :
a. Denyut jantung dan kecepatan pernafasan meningkat
b. Mungkin mengeluarkan meconium & urine
c. Menghisap
d. Lendir pernafasan berkurang.
3. Periode III: stabilisasi ( 12 sampai 24 jam setelah lahir )
Bayi lebih mudah tidur dan terbangun
a. Tanda-tanda vital stabil
b. Kulit berwarna kemerahan dan hangat.

F. Reflex pada Bayi Baru Lahir


1. Reflek Moro
Reflek ini terjadi karena adanya reaksi miring terhadap rangsangan
mendadak. Refleksnya simetris dan terjadi pada 8 minggu pertama
setelah lahir. Tidak adanya refleks moro menandakan terjadinya
kerusakan atau ketidakmatangan otak.
2. Refleks Rooting / Refleks Dasar
Dalam memberikan reaksi terhadap belaian di pipi atau sisi mulut, bayi
akan menoleh ke arah sumber rangsangan dan membuka mulutnya siap
untuk menghisap.
3. Refleks Menyedot dan Menelan / Refleks Sucking
Berkembang dengan baik pada bayi normal dan dikoordinasikan
dengan pernafasan. Ini penting untuk pemberian makan yang aman dan
gizi yang memadai.
4. Refleks Mengedip dan Refleks Mata
Melindungi mata dari trauma.
5. Refleks Graphs / Plantar
Genggaman tangan diperoleh dengan menempatkan jari atau pensil di
dalam telapak tangan bayi yang akan menggenggam dengan erat.
Reaksi yang sama dapat ditunjukkan dengan membelai bagian bawah
tumit (genggam telapak kaki).
6. Refleks Walking / Berjalan dan Melangkah
Jika disangga secara tegak dengan kaki menyentuh permukaan yang
rata, bayi akan terangsang untuk berjalan.
7. Refleks Tonik Neck
Pada posisi terlentang lengan disamping tubuh tempat kepala menoleh
kearah itu terulur sedangkan lengan sebelah terkulai.
8. Refleks Tarik
Jika didudukkan tegak, kepala bayi pada awalnya akan terkulai ke
belakang lalu bergerak ke kanan sesaat sebelum akhirnya tertunduk ke
arah depan

G. Pemeriksaan Bayi Baru Lahir


Pemeriksaan BBL bertujuan untuk mengetahui sedini mungkin
kelainan pada bayi. Resiko terbesar kematian BBL terjadi pada 24 jam
pertama kehidupan, sehingga jika bayi lahir di fasilitas kesehatan sangat
dianjurkan untuk tetap tinggal di fasilitas kesehatan selama 24 jam
pertama.
Waktu pemeriksaan bayi baru lahir yaitu:
1. Baru lahir sebelum usia 6 jam
2. Usia 6-48 jam
3. Usia 3-7 hari
4. Minggu ke-2 pasca lahir
Langkah-langkah pemeriksaan:
1. Pemeriksaan dilakukan dalam keadaan bayi tenang (tidak menangis)
2. Pemeriksaan tidak harus berurutan, dahulukan menilai pernafasan dan
tarikan dinding dada bawah, denyut jantung serta perut
3. Selalu mencuci tangan pakai sabun dengan air mengalir sebelum dan
sesudah memegang bayi
Pemeriksaan Fisik yang Keadaan Normal
Dilakukan

Lihat postur, tonus dan - Posisi tungkai dengan lengan fleksi


aktivitas - Bayi sehat dan bergerak aktif

Lihat kulit - Wajah, bibir dan selaput lender,


dada harus berwarna merah muda,
tanpa adanya kemerahan atau bisul
Hitung pernapasan dan lihat - Frekuensi normal 40-60x/menit
tarikan dinding dada bawah - Tidak ada tarikan dinding dada
ketika bayi sedang tidak bawah yang dalam
menangis

Hitung denyut jantung - Frekuensi denyut jantung normal


dengan meletakkan stetoskop 120-160x/menit
di dada kiri setinggi apeks
kordis

Lakukan pengukuran suhu - Suhu normal adalah 36,5-37,5°C


ketiak dengan thermometer

Lihat dan raba bagian kepala - Bentuk kepala terkadang asimetris


karena penyesuaian pada saat
proses persalinan, umumnya hilang
dalam 48 jam
- Ubun-ubun besar rata atau tidak
menonjol, dapat sedikit menonjol
saat bayi menangis
Lihat mata - Tidak ada kotoran/secret

Lihat bagian dalam mulut - Bibir, gusi, langit-langit utuh dan


tidak ada bagian terbelah
Masukkan satu jari yang - Nilai kekuatan isap bayi. Bayi akan
menggunakan sarung tangan mengisap kuat jari pemeriksa
ke dalam mulut, raba langit-
langit

Lihat dan raba perut - Perut bayi datar, teraba lemas

Lihat tali pusat - Tidak ada perdarahan,


pembengkakan, nanah, bau yang
tidak enak pada tali pusat, atau
kemerahan sekitar tali pusat
Lihat punggung dan raba - Kulit terlihat utuh, tidak terdapat
tulang belakang lubang dan benjolan pada tulang
belakang
Pemeriksaan ekstremitas atas - Tidak terdapat sindaktili,
dan bawah polidaktili, siemenline, dan kelainan
kaki (pes equino varus da vagus)
Lihat lubang anus -

- Hindari memasukkan alat atau jari - Terlihat lubang anus dan periksa
dalam memeriksa anus apakah mekonium sudah keluar
- Tanyakan pada ibu apakah bayi - Biasanya mekonium keluar dalam
sudah BAB 24 jam setelah lahir
Lihat dan raba alat kelamin - Bayi perempuan kadang terlihat
luar cairan vagina berwarna putih atau
Tanyakan kepada ibu apakah kemerahan
bayi sudah BAK - Bayi laki-laki terdapat lubang uretra
pada ujung penis. Teraba testis di
skrotum
- Pastikan bayi sudah BAK dalam 24
jam setelah lahir
- Yakinkan tidak ada kelainan alat
kelamin, missal.hipospadia,
rudimenter, kelamin ganda
Timbang bayi - Berat lahir 2,5-4 kg
Timbang bayi dengan - Dalam minggu pertama, BB
menggunakan selimut, hasil mungkin turun dahulu (tidak
peimbangan dikurangi berat melebihi 10% dalam waktu 3-7
selimut hari) baru kemudian naik kembali

Mengukur panjang dan - Panjang lahir normal 48-52 cm


lingkar kepala bayi - Lingkar kepala normal 33-37 cm

H. Penilaian Bayi Baru Lahir Normal


APGAR SCORE
APGAR 0 1 2

Badan
Biru/pucat Seluruh
Appearance/ warna merah,
seluruh tuubuh
kulit ekstremita
tubuh merah
s biru

Pulse/denyut Tidak <100x/me >100x/


jantung terdengar nit menit

Geraka
Grimace/reflek Tidak ada Gerakan n
iritability respon sedikit kuat/me
lawan

Fleksi
pada Geraka
Activity/tonus otot Lemah
ekstremita n aktif
s

Menangis
Menan
Respiration Tidak ada lemah/mer
gis kuat
intih

Interpretasi skor:
0–3 : asfiksia berat
4–6 : asfiksia sedang
7 – 10 : asfiksia ringan

PENILAIAN UNTUK TANDA-TANDA KEGAWATAN


1. Bayi baru lahir dinyatakan sakit apabila mempunyai salah satu atau
beberapa tanda – tanda berikut :
a. Sesak nafas.
b. Frekuensi pernafasan 60 X/mnt.
c. Gerak retraksi dada.
d. Malas minum.
e. Panas atau suhu badan bayi rendah.
f. Bayi kurang aktif.
g. Berat lahir rendah ( 1500 – 2500 gram ).
2. Tanda – tanda bayi sakit berat.
Apabila terdapat salah satu atau lebih tanda – tanda berikut ini :
a. Sulit minum.
b. Sianosis sentral ( lidah biru ).
c. Perut kembung.
d. Periode apneu.
e. Kejang / periode kejang – kejang kecil.
f. Merintih.
g. Perdarahan.
h. Sangat kuning.
i. Berat badan lahir < 1500 gram.
I. Penanganan bayi baru lahir
Tujuan utama perawatan bayi baru lahir adalah :
1. Membersihkan jalan nafas.
Apabila bayi tidak langsung menangis, penolong segera
membersihkan jalan nafas dengan cara sebagai berikut :
a. Letakkkan bayi pada posisi telentang ditempat yang keras dan
hangat.
b. Gulung sepotong kain dan letakkan dibawah bahu sehingga
leher bayi lebih bayi lebih lurus dan kepala tidak menekuk.
Posisi kepala diatur lurus sedikit tengadah ke belakang.
c. Bersihkan rongga hidung, rongga mulut dan tenggorokan bayi
dengan jari tangan yang dibungkus kasa steril.
d. Tepuk kedua telapak kaki bayi sebanyak 2 – 3 kali atau gosok
kulit bayi dengan kain kering dan kasar. Dengan rangsangan ini
biasanya bayi akan segera menangis.
e. Kekurangan zat asam pada bayi baru lahir dapat menyebabkan
kerusakan otak. Oleh karena itu segera bersihkan mulut dan
hidung bayi baru lahir. Observasi warna kulit, adanya meconium
dalam hidung atau mulut.
f. Bantuan untuk memulai pernafasan diperlukan untuk
mewujudkan ventilasi yang adekuat.
g. Dokter atau tenaga medis hendaknya melakukan pemompaan
setelah 1 menit bayi tidak menangis.
2. Memotong dan merawat tali pusat.
Tali pusat dipotong sebelum atau sesudah plasenta lahir tidak
menentukan dan mempengaruhi bayi, kecuali bayi kurang bulan.
Apabila bayi lahir tidak menangis maka tali pusat segera dipotong
untuk memudahkan melakukan tindakan resusitasi pada bayi.
3. Mempertahankan suhu tubuh bayi.
Pada waktu bayi baru lahir, bayi belum mampu mengatur tetap
suhu badannya dan membutuhkan pengaturan dari luar untuk
membuatnya tetap hangat. Bayi baru lahir di bungkus hangat. Suhu
tubuh bayi merupakan tolok ukur kebutuhan akan tempat tidur
yang hangat sampai suhu tubuhnya stabil.
4. Memberikan vitamin K.
Pemberian vitamin K dilakukan untuk mencegah terjadinya
perdarahan karena defisiensi vitamin K. Vitamin K diberikan
peroral 1 mg/ hari selama 3 hari, sedangkan bayi yang beresiko
tinggi diberi vitamin K parenteral dengan dosis 0,5 – 1 mg I.M.
5. Memberikan obat tetes/ salep mata.
Setiap bayi lahir perlu diberikan tetes mata atau salep mata setelah
5 jam bayi lahir untuk mencegah terjadinya penyakit mata karena
klamidia. Tetes atau salep mata yang diberikan adalah eritromisin
0,5 % atau tetrasiklin 1 %.
6. Identifikasi bayi baru lahir.
Peralatan identifikasi bayi baru lahir harus selalu tersedia ditempat
penerimaan pasien. Kamar bersalin dan ruang rawat bayi. Peralatan
yang digunakan hendaknya kebal air dengan tepi yang halus dan
tidak melukai, tidak mudah robek dan tidak mudah lepas. Pada
gelang atau alat identifikasi harus tercantum :
a. Nama ( bayi, nyonya )
b. Tanggal lahir.
c. Nomor bayi.
d. Jenis kelamin.
e. Unit.
f. Nama lengkap ibu.
7. Mencegah terjadinya infeksi.
Dapat dilakukan dengan perawatan tali pusat yang aseptik dan
antiseptik. Pemberian tetes atau salep mata untuk mencegah infeksi
pada mata.

J. Penatalaksanaan Medis
1. Tes Diagnostik
a. Jumlah sel darah putih (SDP) : 18000/mm3
b. Hemoglobin (Hb) : 15-20 gr/dl

c. Hematokrit (Ht) 43-61%

d. Bilirubin total : 6mg/dl pada hari pertama kehidupan, lebih besar


8mg/dl 1-2 hari dan 12mg/dl pada 3-5 hari.
e. Golongan darah RH.

2. Terapi
a. Suction dan oksigen
b. Vitamin K
c. Perawatan mata (obat mata entromisin 0,5% atau tetrasimin 1%, perak
nitral atau neosporin)
d. Vaksinasi hepatitis B
Vaksinasi hepatitis B direkomendasikan untuk semua bayi.
Tempatyang biasa dipakai untuk menyuntikkan obat ini pada bayi baru
lahir adalah muskulus vastus lateralis. (Bobak, M Irene, 2005)

K. Komplikasi yang sering terjadi pada bayi baru lahir.


1. Icterus neonatorum
Kira-kira 1/3 dari bayi yang baru lahir , memperlihatkan icterus antara Hari ke 2
dan ke 5 yang dinamakan icterus fisiologis yang ditimbulkan oleh
hyperbilirubinaemia.
2. Kehilangan Berat Badan
Selama 3 atau 4 hari yang pertama bayi boleh dikatakan hampir tidak kemasukan
cairan ( Asi belum lancar ). Sedangkan bayi mengeluarkan faeces, urine dan peluh
dengan cukup banyak maka BB bayi turun. Kehilangan BB tidak boleh lebih dari
10%.

L. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Aktivitas/Istirahat
Status sadar mungkin 2-3 jam beberapa hari pertama, bayi tampak
semi koma saat tidur ; meringis atau tersenyum adalah bukti tidur
dengan gerakan mata cepat, tidur sehari rata-rata 20 jam.
b. Pernapasan dan Peredaran Darah
Bayi normal mulai bernapas 30 detik sesudah lahir, untuk menilai
status kesehatan bayi dalam kaitannya dengan pernapasan dan
peredaran darah dapat digunakan metode APGAR Score. Namun
secara praktis dapat dilihat dari frekuensi denyut jantung dan
pernapasan serta wajah, ekstremitas dan seluruh tubuh, frekwensi
denyut jantung bayi normal berkisar antara 120-140 kali/menit (12 jam
pertama setelah kelahiran), dapat berfluktuasi dari 70-100 kali/menit
(tidur) sampai 180 kali/menit (menangis).
Pernapasan bayi normal berkisar antara 30-60 kali/menit warna
ekstremitas, wajah dan seluruh tubuh bayi adalah kemerahan.
c. Suhu Tubuh
Suhu inti tubuh bayi biasanya berkisar antara 36,50C-370C.
d. Kulit
Kulit neonatus yang cukup bulan biasanya halus, lembut dan padat
dengan sedikit pengelupasan.
e. Tali Pusat
Pada tali pusat terdapat dua arteri dan satu vena umbilikalis. Keadaan
tali pusat harus kering, tidak ada perdarahan, tidak ada kemerahan di
sekitarnya.
f. Berat Badan
Pada hari kedua dan ketiga bayi mengalami berat badan fisiologis.
Namun harus waspada jangan sampai melampaui 10% dari berat badan
lahir.

g. Mekonium
Mekonium adalah feces bayi yang berupa pasta kental berwarna gelap
hitam kehijauan dan lengket. Mekonium akan mulai keluar dalam 24
jam pertama.
h. Antropometri
Dilakukan pengukuran lingkar kepala, lingkar dada, lingkar lengan
atas dan panjang badan dengan menggunakan pita pengukur.
i. Seksualitas
Genetalia wanita ; Labia vagina agak kemerahan atau edema, tanda
vagina/himen dapat terlihat, rabas mukosa putih (smegma) atau rabas
berdarah sedikit mungkin ada. Genetalia pria ; Testis turun, skrotum
tertutup dengan rugae, fimosis biasa terjadi.

2. Diagnosa Keperawatan
a. Risiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan refleks hisap tidak adekuat.
b. Resiko tinggi perubahan suhu tubuh berhubungan dengan adaptasi
dengan lingkungan luar rahim, keterbatasan jumlah lemak.
c. Resiko tinggi terjadi infeksi berhubungan dengan trauma jaringan
(pemotongan tali pusat) tali pusat masih basah.
d. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan
hilangnya air (IWL), keterbatasan masukan cairan.
e. Kurangnya pengetahuan orangtua berhubungan dengan kurang
terpaparnya informasi.
3. Rencana Keperawatan

a. Risiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh


berhubungan dengan refleks hisap tidak adekuat.
Tujuan : kebutuhan nutrisi terpenuhi.
Kriteria hasil:
1) Penurunan BB tidak lebih dari 10% BB lahir.
2) Intake dan output makanan seimbang.
3) Tidak ada tanda-tanda hipoglikemi.
Rencana tindakan:
1) Timbang BB setiap hari.
2) Auskultasi bising usus, perhatikan adanya distensi abdomen.
3) Anjurkan ibu untuk menyusui pada payudara secara bergantian 5-10
menit.
4) Lakukan pemberian makanan tambahan.
5) Observasi bayi terhadap adanya indikasi masalah dalm pemberian
makanan (tersedak, menolak makanan, produksi mukosa
meningkat).
b. Resiko tinggi perubahan suhu tubuh berhubungan dengan adaptasi
dengan lingkungan luar rahim, keterbatasan jumlah lemak.
Tujuan: perubahan suhu tidak terjadi.
Kriteria:
1) Suhu tubuh normal 36-370 C.
2) Bebas dari tanda-tanda strees, dingin, tidak ada tremor, sianosis
dan pucat.
Rencana tindakan:
1) Pertahankan suhu lingkungan.
2) Ukur suhu tubuh setiap 4 jam.
3) Mandikan bayi dengan air hangat secara tepat dan cepat untuk
menjaga air bayi tidak kedinginan.
4) Perhatikan tanda-tanda strees dingin dan distress
pernapasan( tremor, pucat, kulit dingin).
c. Resiko tinggi terjadi infeksi berhubungan dengan trauma jaringan
(pemotongan tali pusat) tali pusat masih basah.
Tujuan : infeksi tidak terjadi
Kriteria hasil:
1) Bebas dari tanda-tanda infeksi.
2) TTV normal:S: 36-370C, N:70-100x/menit, RR: 40-60x/menit
3) Tali pusat mengering
Rencana tindakan :
1) Pertahankan teknik septic dan aseptic.
2) Lakukan perawatan tali pusat setiap hari setelah mandi satu kali
perhari.
3) Observasi tali pusat dan area sekitar kulit dari tanda-tanda infeksi.
4) Infeksi kulit setiap hati terhadap ruam atau kerusakan integritas
kulit.
5) Ukur TTV setiap 4 jam.
6) Kolaborasi dalam pemeriksaan laboratorium.
d. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan
hilangnya air (IWL), keterbatasan masukan cairan.
Tujuan: kebutuhan cairan terpenuhi
Kriteria hasil:
1) Bayi tidak menunjukkan tanda-tanda dehidrasi yang ditandai dengan
output kurang dari 1-3ml/kg/jam.
2) Membran mukosa normal.
3) Ubun-ubun tidak cekung.
4) Temperature dalam batas normal.
Rencana tindakan :
1) Pertahankan intake sesuai jadwal
2) Berikan minum sesuai jadwal
3) Monitor intake dan output
4) Berikan infuse sesuai program
5) Kaji tanda-tanda dehidrasi, membran mukosa, ubun-ubun, turgor
kulit, mata
6) Monitor temperatur setiap 2 jam
e. Kurangnya pengetahuan orangtua berhubungan dengan kurang
terpaparnya informasi.
Tujuan : orang tua mengetahui perawatan pertumbuhan dan
perkembangan bayi
Kriteria hasil:
1) Orang tua mengatakan memahami kondisi bayi.
2) Orang tua berpartisipasi dalam perawatan bayi.

Rencana tindakan:
1) Ajarkan orang tua untuk diskusi dengan diskusi fisiologi, alasan
perawatan dan pengobatan.
2) Diskusikan perilaku bayi baru lahir setelah periode pertama.
3) Lakukan pemeriksaaan bayi baru lahir saat orang tua ada.
4) Berikan informasi tentang kemampuan interaksi bayi baru lahir.
5) Libatkan dan ajarkan orang tua dalam perawatan bayi.
6) Jelaskan komplikasi dengan mengenai tanda-tanda hiperbilirubin

4. Pelaksanaan Keperawatan
Tahap pelaksanaan merupakan langkah keempat melaksanakan
berbagai strategi keperawatan (tindakan keperawatan) yang telah
direncanakan dalam rencana tindakan keperawatan (Hidayat 2004). Dalam
tahap ini perawat harus mengetahui berbagai hal diantaranya bahaya-
bahaya fisik dan perlindungan pada klien. Teknik komunikasi kemampuan
dalam prosedur klien. Dalam pelaksanaan rencana tindakan terdapat dua
jenis tindakan yaitu tindakan jenis mandiri dan kolaborasi. Sebagai profesi
perawat mempunyai kewenangan dalam tanggung jawab dalam
menentukan komponan pada tahap asuhan keperawatan.
Komponen pada tahap implementasi adalah :
a. Tindakan keperawatan mandiri
Tindakan keperawatan mandiri dilakukan tanpa pesanan dokter.
b. Tindakan keperawatan kolaboratif
Tindakan keperawatan kolaborasi diimpelementasikan bila perawat
bekerja dengan anggota tim perawat kesehatan yang lain dalam
membuat keputusan bersama yang bertujuan untuk mengatasi masalah
klien.
c. Dokumentasi tindakan keperawatan dan respon klien terhadap
tindakan keperawatan
Dokumentasi merupakan pernyataan dari kejadian/identitas yang
otentik dengan mempertahankan catatan-catatan yang tertulis.
Dokumentasi merupakan wahana untuk komunikasi dan suatu
profesional ke profesional lainnya tentang kasus klien. Dokumen klien
merupakan bukti tindakan keperawatan mandiri dan kolaborasi yang
diimplementasikan oleh perawat dan perubahan-perubahan pada
kondisi klien. Frekuensi dokumentasi tergantung pada kondisi klien
dan terapi yang diberikan idealnya therapi dilakukan setiap shift.
Rekam medis klien merupakan dokumentasi yang legal, rekam medis
tersebut diterima di pengadilan. Pada tuntutan mal praktik, catatan
perawatan memberikan bukti tindakan perawat. Perawat harus
melindungi catatan tersebut dari pembaca yang tidak berhak seperti
pengunjung. Tanda tangan perawat di akhiri catatan perawat
merupakan akuntabilitas terhadap isi catatan. Mengubah dokumen
legal tersebut merupakan suatu kejahatan adalah tidak bisa di teruma
untuk menghapus tulisan pada catatan menggunakan tipe x,
penghapusan tinta atau lainnya.

5. Evaluasi Keperawatan
Tahap evaluasi adalah perbandingan hasil-hasil yang diamati dengan
kriteria hasil yang dibuat pada tahap perencanaan. Kemampuan yang harus
dimiliki perawat pada tahap ini adalah memahami respon terhadap
intervensi keperawatan. Kemampuan mengembalikan kesimpulan tentang
tujuan yang dicapai serta kemampuan dalam menghubungkan tindakan-
tindakan keperawatan pada kriteria hasil. Pada tahap evaluasi ini terdiri 2
kegiatan yaitu:
a. Evaluasi formasi menyatakan evaluasi yang dilakukan pada saat
memberikan intervensi dengan respon segera.
b. Evaluasi sumatif merupakan rekapitulasi dari hasil observasi dan
analisis status klien pada waktu tertentu berdasarkan tujuan yang
direncanakan pada tahap perencanaan. Disamping itu, evaluasi juga
sebagai alat ukur suatu tujuan yang mempunyai kriteria tettentu yang
membuktikan apakah tujuan tercapai, tidak tercapai atau tercapai
sebagian.

1) Tujuan Tercapai
Tujuan dikatakan teracapai bila klien telah menunjukkan
perubahan kemajuan yang sesuai dengan keiteria yang telah
ditetapkan
2) Tujuan tercapai sebagian
Tujuan ini dikatakan tercapai sebagian apabila tujuan tidak tercapai
secara keseluruhan sehingga masih perlu dicari berbagai masalah
atau penyebabnya, seperti klien dapat makan sendiri tetapi masih
merasa mual, setelah makan bahkan kadang-kadang muntah.
3) Tujuan tidak tercapai
Dikatakan tidak tercapai apabila tidak menunjukkan adanya
perubahan kearah kemajuan sebagaimana kriteria yang diharapkan.
Evaluasi sumatif masing-masing diagnosa keperawatan secara teori
adalah:
a. Resiko tinggi perubahan nutrisi tidak terjadi.
b. Resiko tinggi perubahan suhu tubuh tidak terjadi.
c. Resiko tinggi infeksi tidak terjadi.
d. Resiko tinggi kekurangan volume cairan tidak terjadi.
e. Kurangnya pengetahuan orang tua teratasi.
DAFTAR PUSTAKA
Bobak, dkk. 2009. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC

Saefudin AB. 2007, Pelayanan kesehatan Maternal dan Neonatal, YBPSP,


Jakarta.

Santosa, B. 2008. Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda. Definisi dan


Klasifikasi. Jakarta : Prima Medika
Straight. B. R. 2009. Keperawatan Ibu Baru Lahir. Edisi 3. Jakarta : EGC
Suto AH. 2008. Perawatan Ibu Dan Bayi, EGC, Jakarta.
Wiknjosastro, Gulardi.dkk. 2007. Asuhan Persalinan Normal. JNPKR. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai