Anda di halaman 1dari 5

KASUS

An. Z usia 16 tahun. pola asuh orang tua demokratis, tidak mengalami kehilangan

orang terdekat, tidak dianiaya dalam keluarga, tidak pernah putus sekolah, dapat

menceritakan penggalaman. saat ini anak bersekolah melalui online karena

pandemic covid-19. semenjak sekolah online anak jarang berinteraksi dan keluar

kamar, anak Z lebih sering berdiam diri dikamar bermain gadget. An. Z menjadi

malas berinteraksi dengan orang lain. Perawat melakukan pengkajian untuk

menghindari permasalahan tumbuh kembang emosional serta menghindari

potensial masalah krisis identitas diri remaja.

1. Pengkajian

1.1 Identitas klien

Nama : An. Z

Usia : 16 tahun

1.2 Faktor Predisposisi

a) Neurologi: tidak ada masalah neuropatologis maupun faktor genetic.

b) Biologis: tidak ada riwayat kelainan selama kehamilan dan

melahirkan, tidak pernah sakit fisik berat, tidak ada alergi, tidak ada

cacat fisik, tidak ada riwayat gangguan jiwa pada keluarga, tidak

pernah merokok, tidak pernah konsumsi narkoba/alkohol

c) Psikologi: pola asuh orang tua demokratis, tidak mengalami

kehilangan orang terdekat, tidak dianiaya dalam keluarga, tidak

pernah putus sekolah, dapat menceritakan penggalaman


d) Sosiokultural:. status anak kandung, dapat berperan sesuai jenis

kelamin, mudah bergaul, melakukan kegiatan keagamaan, memiliki

teman dan bermain dengan sebaya, mengerti nilai dan norma, diterima

sebagai keluarga, mau menerima tugas dan tanggung jawab, tidakada

labelling. saat ini anak bersekolah melalui online karena pandemic

covid-19. semenjak sekolah online anak jarang berinteraksi dan keluar

kamar, anak lebih sering berdiam diri dikamar bermain gadget.

1.3 Faktor Presipitasi

a) Sifat

1. Biologis: memiliki tubuh ideal, sehat fisik, tidak pernah merokok,

tidak pernah konsumsi narkoba/alkohol, menyenangi kegiatan

olahraga, melakukan perawatan tubuh

2. Psikologis: menerima arahan akan rencana kedepan, menerima

perubahan fisik, diberi kesempatan untuk memiliki tugas dan

tanggung jawab, kesempatan berpendapat serta dilibatkan dalam

mengambil keputusan

3. Sosiokultural: diberi kesempatan untuk menjalankan hobi, berteman,

dan bebas dalam menentukan pilihan

b) Asal

1. Internal: tidak ada konflik dengan diri sendiri, dapat mengungkapkan

dan menceritakan apa yang disukai dan tidak disukai

2. Eksternal: Pola asuh orang tua demokratis

c) Waktu dan Frekuensi

1. Onset: tidak ada masalah


2. Lama: tidak ada masalah

3. Frekuensi: tidak ada masalah

1.4 Penilaian terhadap Stressor

a) Fisik dan Psikoseksual: muncul tanda-tanda pubertas, penambahan BB

dan TB, mulai tertarik pada lawan jenis, perhatian pada penampilan

meningkat

b) Kognitif dan Bahasa: mampu berpikir sebab dan akibat, mampu

membuat keputusan, mampu menggabungkan ide, pikiran dan konsep,

mampu menganalisis, mampu memahami orang lain, mampu berpikir

sistimatis, mampu berpikir logis, idealistic, menyelesaikan masalah,

optimis menjalankan peran, prubahan persepsi diri tentang peran, puas

terhadap peran, pengetahuan yang baik tentang peranny, kemampuan

berbahasa meningkat, menggunakan istilah-istilah khusus (bahasa

gaul)

c) Moral dan Spiritual: mengerti nilai-nilai etika, norma agama,

memperhatikan kebutuhan orang lain, bersikap santun, menghormati

orang tua dan guru, bersikap baik terhadap teman, mulai taat pada

aturan dan tata tertib di masyarakat, mulai rajin beribadah sesuai

agama yang dianut,

d) Emosi dan Psikososial: tidak menuntut orang tua secara paksa untuk

memenuhi keinginannya, mampu mengontrol diri, emosi lebih stabil,

mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan, perhatian terhadap

orang lain, memiliki prestasi


e) Bakat dan Kreativitas: memiliki bakat khusus yang terus berkembang,

mengikuti kegiatan tambaha, kritis terhadap orang lain, selalu ingin

tahu, berani menyatakan pendapat dan keyakinan, senang mencari

pengalaman baru, senang mengerjakan sesuatu yang sulit

1.5 Sumber Koping

a) Aset Ekonomi: memiliki jaminan kesehatan, memiliki tabungan,

penghasilan keluarga mencukupi, Dapat biaya pendidikan dari

pemerintah

b) Kemampuan dan Keterampilan: mengetahui tentang perkembangan

remaja, cara stimulasi tumbuh kembang, sumber informasi, dapat

identifikasi masalah sendiri, menemukan cara tepat untuk

menyelesaikan masalah, mengetahui kemampuan diri

c) Keyakinan positif: percaya dengan pelayanan kesehatan, persepsi

yang baik terhadap tenaga kesehatan, selalu menggunakan pelayanan

kesehatan, keyakinan agama yang berhubungan dengan kesehatan,

keyakinan budaya klien dan keluarga yang berhubungan dengan

kesehatan

d) Dukungan Sosial: keluarga tahu tumbuh kembang remaja, keluarga

tahu cara stimulasi tumbang remaja, keluarga memotivasi remaja ikut

kegiatan, keluarga memberi pujian yang realistis, keluarga menjadi

role model yang baik, keluarga dapat menjadi sumber informas,

keluarga dan lingkungan memberi rasa nyaman

e) Perbandingan Sosial: keterjangkauan pada faskes

1.5.1 Mekanisme Koping


a. Mampu menilai dirinya secara objektif

b. Merencanakan masa depannya

c. Dapat mengambil keputusan

d. Menyukai dirinya

e. Dapat berinteraksi dengan lingkungannya

f. Bertanggung jawab

g. Mulai memperlihatkan kemandirian dalam keluarga

h. Menyelesaikan masalah dengan meminta bantuan orang lain yang

menurutnya mampu

2. Diagnose keperawatan

Potensial pembentukan identitas diri remaja

3 Rencana tindakan Keperawatan

Diberikan perpaduan terapi kelompok terapeutik (untuk menstimulasi

pertumbuhan dan perkembangan remaja yang dilakukan secara berkelompok)

dengan terapi latihan asertif. Dan dilanjutkan dengan terapi psikoedukasi keluarga

Rencana tindak lanjut

1. Remaja melakukan dan meneruskan kemampuan untuk melakukan stimulasi

untuk pencapaian identitas dirinya serta latihan

2. Membudayakan latihan yang telah didapat sehingga mencapai identitas diri

yang optimal

3. Setelah diberi terapi diharapkan dapat menjadi peer conselor bagi remaja lain

dengan pendamingan perawat

Anda mungkin juga menyukai