Anda di halaman 1dari 14

BAB II

Tinjauan Pustaka

2.1 Konsep dasar kewirausahaan

2.1.1 Definisi Kewirausahaan

Dilihat dari segi etimologi, kewirausahaan berasal dari kata wira dan usaha. Wira berarti

pejuang, pahlawan, manusia unggul, teladan, berbudi luhur, gagah berani, dan berwatak agung.

Adapun usaha berarti perbuatan amal, bekerja, berbuat sesuatu. Dengan demikian, wirausaha

adalah pejuang atau pahlawan yang berbuat sesuatu. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,

wirausaha adalah orang yang pandai atau berbakat mengenali produk baru, menentukan cara

produksi baru, menyusun operasi untuk mengadakan produk baru, mengatur permodalan

operasinya, serta memasarkannya (Efendy et al., 2017).

Esensi kewirausahaan adalah menciptakan nilai tambah di pasar melalui proses

pengombinasian sumber daya dengan cara-cara baru dan berbeda agar dapat bersaing, nilai

tambah tersebut dapat diciptakan melalui cara berikut.

a. Pengembangan teknologi baru (developing new technology).

b. Penemuan pengetahuan baru (discovering new knowledge).

c. Perbaikan produk (barang dan jasa) yang sudah ada (improving existing products or services).

d. Penemuan cara-cara yang berbeda untuk menghasilkan barang dan jasa yang lebih banyak

dengan sumber daya yang lebih sedikit (finding different ways of providing more goods and

services with fewer resources).

Di dunia modern, wirausahawan adalah orang yang memulai dan mengerjakan usahanya

sendiri, mengorganisasi dan membangun perusahaan sejak revolusi industri. Orang-orang yang
memulai usaha sendiri bisa mendapatkan manfaat dari studi mengenai karakteristik

kewirausahaan. Banyak orang yang berhasil karena memiliki kemampuan berpikir kreatif dan

inovatif. Proses kreatif dan inovatif diawali dengan memunculkan ide-ide dan pemikiran baru

untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Adapun dalam organisasi perusahaan, proses

kreatif dan inovatif dilakukan melalui kegiatan penelitian dan pengembangan (research and

development) untuk meraih pasar. Ide, pemikiran, dan tindakan kreatif bertujuan menciptakan

sesuatu yang baru dan berbeda, serta menjadi sumber keunggulan untuk dijadikan peluang.

Dengan demikian, kewirausahaan merupakan suatu kemampuan dalam menciptakan nilai tambah

di pasar melalui proses pengelolaan sumber daya dengan cara baru dan berbeda, melalui:

a. Pengembangan teknologi baru;

b. Penemuan pengetahuan ilmiah baru;

c. Perbaikan produk barang dan jasa yang ada;

d. Penemuan cara-cara baru untuk menghasilkan barang lebih banyak dengan sumber daya

yang lebih efisien.

2.1.2 Ciri-ciri wirausaha

Seseorang dapat menjadi wirausaha tentu memenuhi definisi wirausaha itu sendiri, untuk

lebih jelasnya ciri-ciri wirausaha adalah (Hermiyanty, 2017):

1. Memiliki keberanian dan daya kreasi Seorang wirausaha haruslah memiliki

keberanian dalam memiliki daya kreasi atau tidak takut untuk bermimpi dan

merencanakan. Segala ketakutan akan sia-sia dalam bermimpi dan berencana

haruslah dihilangkan. Setidaknya harus diingat STOP (Stop “berhenti, Think

“berpikir”, Observation “Observasi” dan Plan “rencana”) apabila terjadi hal hal yang

membuat ide tersebut tertunda .


2. Berani mengambil risiko Seseorang dapat dikatakan wirausaha apabila memiliki sifat

dan berani mengambil risiko, hal ini tentu saja harus sejalan dengan perencanaan

yang sebelumnya telah dilakukan serta pengamatan yang dilakukannya terhadap ide

yang dimilikinya.

3. Memiliki semangat dan kemauan keras Seorang dapat dikatakan wirausaha selain

berani mengambil risiko haruslah memiliki semangat dan kemauan yang keras untuk

menuju sukses.

4. Memiliki persepsi dan analisis yang tepat Seseorang dapat dikatakan wirausaha

apabila memiliki pengetahuan yang tepat untuk membuat analisis yang tepat,

diusahakan mendekati tujuan yang diinginkan.

5. Tidak konsumtif Seorang wirausaha haruslah tidak konsumtif atau setidaknya dan

diusahakan konsumsinya jauh lebih sedikit dari penghasilannya.

6. Memiliki jiwa pemimpin Jiwa pemimpin harus dimiliki seorang wirausaha. Dengan

ini, mereka mampu mengembangkan usaha mereka menjadi lebih maju

7. Berorientasi pada masa depan Seorang wirausaha yang inovatif dan kreatif dan

memiliki wawasan kedepan untuk mendapatkan peluang usaha.

Ciri ciri kewirausahawan yang handal dan professional :

1. Yakin terhadap produk yang dimiliki

2. Mengenal sangat banyak produknya

3. Tidak berdebat dengan calon pelanggan

4. Komunikatif dan negosiasi Ramah dalam pelayanan

5. Santun Jujur dan berani


6. Menciptakan transaksi Tujuan berwirausaha Berikut beberapa tujuan dari seorang

wirausaha yaitu:

a. Berusaha dan bertekad dalam meningkatkan jumlah para wirausaha yang baik

dengan kata lain ikut serta dalam mengader manusia manusia calon wirausaha

untuk membangun jaringan bisnis yang lebih baik

b. Mewujudkan kemampuan para wirausaha untuk meningkatkan kesejahteraan dan

kemakmuran masyarakat dan negaranya

c. Ikut serta dalam menumbuhkan dan mengembangkan kesadaran serta orientasi

kewirausahaan yang kokoh.

d. Menyebarluaskan dan membuat budaya ciri ciri kewirausahaan disekitarnya

terutama dalam masyarakat

e. Mengembangkan dalam bentuk inovasi dan kreatifitas agar tercipta dinamika

dalam kewirausahaan atau dunia bisnis sehingga kemakmuran dapat tercapai

2.1.3 Motivasi Berwirausaha

Salah satu kunci sukses untuk berhasil menjadi wirausahawan adalah motivasi yang kuat untuk

berwirausaha. Motivasi untuk menjadi seseorang yang berguna bagi diri sendiri, keluarga, dan

masyarakatnya melalui pencapaian prestasi kerja sebagai seorang wirausahawan. Apabila

seseorang memiliki keyakinan bahwa bisnis yang (akan) digelutinya itu sangat bermakna bagi

hidupnya, ia akan berjuang lebih keras untuk sukses. Berkaitan dengan motivasi untuk

berwirausaha, setidaknya terdapat enam “tingkat” motivasi berwirausaha yang masing-masing

memiliki indikator kesuksesan yang berbeda-beda, yaitu:

a. motivasi materiel, mencari nafkah untuk memperoleh pendapatan atau kekayaan;


b. motivasi rasional-intelektual, mengenali peluang dan potensialitas pasar, menggagas

produk atau jasa untuk meresponsnya;

c. motivasi emosional-ekosistemis, menciptakan nilai tambah serta memelihara kelestarian

sumber daya lingkungan;

d. motivasi emosional-sosial, menjalin hubungan dengan atau melayani kebutuhan sesama

manusia;

e. motivasi emosional-intrapersonal (psiko-personal), aktualisasi jati diri dan/atau

potensi.potensi diri dalam wujud suatu produk atau jasa yang layak pasar;

f. motivasi spiritual, mewujudkan dan menyebarkan nilai-nilai transendental,

memaknainya sebagai modus beribadah kepada Tuhan.

2.1.3Manfaat Berwirausaha

Beberapa manfaat yang dapat diperoleh melalui berwirausaha yang sulit, bahkan tidak dapat

diperoleh jika memilih berkarier atau bekerja di lembaga/instansi milik orang lain atau

pemerintah adalah sebagai berikut.

a. Memiliki kebebasan untuk mengaktualisasikan potensi diri yang dimiliki. Banyak

wirausahawan yang berhasil mengelola usahanya karena menjadikan

keterampilan/hobinya menjadi pekerjaannya. Dengan demikian, dalam melaksanakan

aktivitas pekerjaannya dengan sukacita tanpa terbebani. Berwirausaha memiliki

kebebasan untuk menentukan nasib sendiri dengan menentukan dan mengontrol sendiri

keuntungan yang ingin dicapai tanpa batas. Dengan adanya penentuan keuntungan yang

akan dicapai, kita juga memiliki kebebasan untuk mengambil tindakan perubahan yang

penting untuk dapat mencapainya


b. memiliki peluang untuk berperan bagi masyarakat. Dengan berwirausaha, kita memiliki

kesempatan untuk berperan bagi masyarakat. Wirausahawan menciptakan produk (barang

dan/atau jasa) yang dibutuhkan oleh masyarakat. Pemberian pelayanan kepada seluruh

masyarakat, terutama konsumen yang dilandasi dengan tanggung ab sosial melalui

penciptaan produk yang berkualitas akan berdampak pada adanya pengakuan dan

kepercayaan pada masyarakat yang dilayani.

c. Adanya manfaat bagi diri sendiri dan masyarakat dalam berwirausaha dapat menjadi

motivasi tersendiri untuk mulai berwirausaha. Perlu disadari bahwa pada dasarnya

sebagian besar tindakan kita dipengaruhi oleh motivasi, bukan karena terpaksa.

Kesuksesan atau ketidaksuksesan seseorang dalam karier sangat bergantung pada

motivasinya untuk menjalankan kariernya. Seandainya memulai menanamkan dalam hati

bahwa wirausaha akan memberikan manfaat bagi kita dan masyarakat, serta manfaat lain

yang akan diperoleh, kita 2.1.4 Penentuan Potensi Kewirausahaan

Peluang usaha baru akan mendatangkan berbagai jenis risiko. Oleh karena itu, untuk

memulai bisnis baru, kita harus dapat menilai tingkat kemampuan dan mempunyai rasa

percaya diri terhadap kemampuan untuk berhasil atau justru kita lebih berhasil jika

bekerja untuk orang lain. Tidak ada cara yang akurat untuk mengetahui hal tersebut

setepat mungkin, tetapi ada suatu cara yang dapat membuat kita mampu menilai

kualifikasi untuk memulai dan mengelola bisnis baru agar berhasil, yaitu sebagai berikut.

1. Kemampuan Inovatif Inovasi memerlukan pencarian kesempatan baru. Hal

tersebut berarti mengadakan perbaikan barang dan jasa yang ada, menciptakan

barang dan jasa baru, atau mengombinasikan unsur-unsur produksi yang ada

dengan cara baru dan lebih baik. Hal ini berarti kemampuan untuk berhubungan
dengan hal yang tidak terstruktur dan tidak dapat diprediksi. Karakteristik ini

berkaitan erat dengan proses inovatif. Inovasi berasal dari kreativitas yang ada,

yang memerlukan perbaikan kondisi yang ada, bergantung pada kemampuan

seseorang, dan secara total terserap dalam proses. Orang - orang yang kreatif

mempunyai kemampuan untuk membangun struktur dari situasi yang tidak

berbentuk.

2. Keinginan untuk Berprestasi Keinginan untuk berprestasi adalah tanda-tanda

penting dari dorongan kewirausahaan. Hal ini menandai para pemiliknya sebagai

orang yang tidak mengenal menyerah di dalam mencapai tujuan yang telah

mereka tetapkan.

3. Kemampuan Perencanaan Realistis Menetapkan tujuan yang menantang dan dapat

diterapkan merupakan ciri dari perencanaan realistis. Tujuan yang ditetapkan

harus sesuai dengan kemampuan wirausahawan.

4. Kepemimpinan Terorientasi pada Tujuan Wirausahawan membutuhkan aktivitas

yang mempunyai tujuan. Hal ini memotivasi mereka untuk mengarahkan tenaga

dan rekan kerja serta bawahannya ke arah tujuan yang ditetapkan. Semua usaha

dalam organisasi dipusatkan untuk mencapai tujuan utama organisasi tersebut.

5. Objektivitas Wirausahawan objektif mampu mengarahkan pemikiran dan aktivitas

kewirausahaannya dengan cara pragmatis, misalnya dengan mengumpulkan fakta-

fakta yang ada, mempelajarinya, dan menentukan arah tindakan dengan cara-cara

praktis. Jika tidak ada fakta-fakta yang memadai untuk mendefinisikan situasi

sepenuhnya, mereka meneruskan pekerjaan dengan rasa percaya diri sepenuhnya


pada kemampuannya dalam mengatasi kendala yang tidak dapat diramalkan

terlebih dahulu.

6. Tanggung Jawab Pribadi Wirausahawan memikul tanggung jawab pribadi,

menetapkan tujuan sendiri, dan memutuskan cara mencapai tujuan tersebut

dengan kemampuan sendiri.

7. Kemampuan Beradaptasi Para wirausahawan mampu beradaptasi menyesuaikan

diri dengan perubahan lingkungan. Jika terhambat oleh kondisi yang berbeda dan

hal-hal yang diharapkan, mereka tidak menyerah, tetapi menilai situasi secara

objektif, merumuskan rencana-rencana baru yang dipercaya akan efektif di

lingkungan baru dan mengaktifkannya. Hal ini merupakan tantangan yang harus

dihadapi oleh wirausahawan.

8. Kemampuan sebagai Pengorganisasi dan Administrator Wirausahawan

mempunyai kemampuan mengorganisasi, mengidentifikasi, dan mengelompokkan

orang-orang berbakat untuk mencapai tujuan. Mereka menghargai kompetensi dan

memilih para spesialis untuk mengerjakan tugas secara efisien. Mereka cenderung

tidak bekerja baik dalam hal-hal rutin dan akan melakukan pekerjaan dengan baik

jika menyerahkan rutinitas kepada orang lain. Kekuatan mereka sebagai

administrator terletak pada kemampuannya dalam melihat ke depan dan

mengantisipasi kemungkinan masa depan.

2.1.5 Konsep kreatifitas

1. Pengertian Kreativitas adalah secara sederhana yang dimaksudkan dengan kreativitas

adalah menghadirkan gagasan baru. Kreativitas merupakan proses yang dapat


dikembangkan dan ditingkatkan. Zimmerer, dkk. (2009) mendefinisikan kreativitas

sebagai kemampuan untuk mengembangkan ide-ide baru dan menemukan cara-cara baru

dalam melihat masalah dan peluang (Efendy et al., 2017).

2. Ciri-ciri Pemikiran Kreatif

sifat-sifat pemikir kreatif adalah (Rusdiana, 2014):

1. Sensitif terhadap masalah

2. Mampu menghasilkan sejumlah sejumlah ide besar.

3. Fleksibel

4. Keaslian

5. Mau mengikuti perasaan

6. Bisa melihat pikiran bawah sadar

7. Mempunyai motivasi

8. Tidak ada rasa takut gagal

9. Mampu berkonsentrasi

10. Mempunyai kemampuan memilih Seorang wirausaha yang memiliki selera kreativitas

yang tinggi akan memberikan manfaat pada :

a. Meningkatkan efisiensi kerja

b. Meningkatkan inisiatif

c. Meningkatkan penampilan

d. Meningkatkan kualitas produk

e. Meningkatkan keuntungan.

Menurut Rusdiana (2014)Wirausaha yang kreatif selalu mencari informasi bisnis

melalui internet, televisi, dan surat kabar,serta majalah, jurnal, laporan-laporan


dan sebagainya. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh wirausaha yang

kreatif dalam mencari informasi untuk kemajuan usahanya:

a. Informasi tentang kepribadian dan kemampuannya

b. Peluang pasar

c. Peluang usaha yang menguntungkan

d. Pemasok barang

e. Kebutuhan dan keinginan pelanggan akan produk dan jasa

f. Persaingan dalam dunia bisnis

g. Lingkungan sekitar perusahaan, dan lain-lain(Rusdiana, 2014).

2.1.6 Tahapan Memacu Kreativitas

Edward de Bono (1970) menyebutkan empat tahapan dalam proses kreatif, yaitu sebagai berikut.

a. Latar belakang atau akumulasi. Pengetahuan kreasi yang baik didahului oleh penyelidikan dan

pengumpulan informasi. Hal ini meliputi membaca, berbicara dengan orang lain, menghadiri

pertemuan profesional, dan penyerapan informasi sehubungan dengan masalah yang tengah

digeluti. Sebagai tambahan, wirausahawan dapat juga menerjuni lahan yang berbeda dengan

masalah kita. Hal ini dapat memperluas wawasan dan memberikan sudut pandang yang

berbeda-beda.

b. Proses inkubasi. Dalam tahap ini, wirausahawan tidak selalu harus terus-menerus memikirkan

masalah yang tengah dihadapinya, tetapi ia dapat melakukan kegiatan lain, yang biasa atau yang

tidak ada hubungannya dengan masalah. Akan tetapi, ada waktu-waktu tertentu saat ia harus

menyempatkan diri memikirkan masalah ini untuk pemecahannya.

c. Melahirkan ide. Terkadang ide muncul pada saat yang tidak ada hubungannya dengan masalah

yang ada. Ide bisa muncul tiba-tiba. Di sini, wirausahawan harus dapat dengan cepat dan
tanggap menangkap dan memformulasikan, baik ide maupun pemecahan masalah lanjutan dari

ide.

d. Evaluasi dan implementasi. Tahap ini merupakan tahap tersulit dalam tahapan proses

kreativitas. Dalam tahap ini, wirausahawan harus lebih serius, disiplin, dan berkonsentrasi.

e. Wirausahawan yang sukses dapat mengidentifikasi ide-ide yang dapat dikerjakan dan memiliki

kemampuan untuk melaksanakannya. Lebih penting lagi, ia tidak menyerah apabila menghadapi

hambatan. Biasanya, ia akan berhasil mengembangkan ide-ide setelah beberapa kali mencoba.

2.1.7 Hambatan Berpikir Kreatif

Ada beberapa macam yang menjadi kendala atau menghambat pemikiran kreativitas yang dapat

dilihat dari perilaku seorang wirausaha (Rusdiana, 2014).

1. Menjunjung tinggi tradisi dan budaya yang telah dibuat

2. Meminimalkan ketersediaan sumber-sumber daya yang dibutuhkan

3. Lebih menekankan pada perilaku struktur birokrasi d. Menekankan pada nilai yang

menghambat pengambilan risiko

4. Lebih menyukai spesialisasi

5. Komunikasi yang lemah

6. Mematikan suatu contoh

7. Sistem pengendalian yang kuat dan tidak lentur

2.1.7 Mengembangkan Inovatif

Kemampuan inovasi wirausahawan merupakan proses mengubah peluang suatu gagasan dan ide-

ide yang dapat dijual. Oleh karena itu, jika seorang wirausaha ingin sukses di dalam usahanya, ia

harus membuat produknya dengan inovasi-inovasi baru karena inovasi faktor penting dalam

proses produk dan pelayanan. Wirausahawan yang kreatif akan mampu menyesuaikan diri
dengan situasi dan kondisi bisnis pada zaman sekarang. Ia harus mampu meningkatkan inovasi

yang lahir dari hasil penelitian serius dan terarah karena adanya kesempatan peluang-peluang

bisnis. Inovasi.inovasi yang berhasil adalah yang sederhana dan terfokus, jelas, dan memiliki

desain tersendiri.

Adapun dasar untuk meningkatkan kemampuan inovasi dibidang produk dan pelayanan adalah

sebagai berikut:

1. Memulai belajar inovasi dari pengalaman

2. Menghargai karyawan yang memiliki gagasan inovasi

3. Berorientasi pada tindakan untuk berinovasi

4. menentukan tujuan dalam berinovasi;

5. membuat produk penuh inovasi dengan proses secara sederhana;

6. memulai membuat produk dengan inovasi yang terkecil;

7. menjalankan uji coba dan merevisinya;

8. mengikuti jadwal yang sudah ditentukan dalam berinovasi;

9. bekerja dengan semangat, mempunyai keyakinan dengan penuh inovasi dan risiko

2.1.8 Hubungan Kreatif dengan Inovatif

Kreatif dan inovatif adalah karakteristik personal yang terpatri kuat dalam diri wirausahawan

sejati. Bisnis yang tidak dilandasi upaya kreatif dan inovatif biasanya tidak dapat berkembang

abadi. Lingkungan bisnis yang begitu dinamis menuntut wirausahawan untuk selalu adaptif dan

mencari terobosan terbaru. Karakter cepat berpuas diri dan cenderung stagnan sama dengan

membawa bisnis ke arah kematian. Pemahaman kreatif dan inovatif sering dipertukarkan satu

sama lain. Menurut Zimmerer dkk. (2009), kreativitas adalah kemampuan untuk

mengembangkan ide-ide baru dan menemukan cara-cara baru dalam melihat masalah dan
peluang. Adapun inovasi adalah kemampuan untuk menerapkan solusi kreatif terhadap masalah

dan peluang untuk meningkatkan atau untuk memperkaya kehidupan orang-orang. Selanjutnya,

Ted Levitt (Zimmerer, 2009) menyatakan bahwa kreativitas memikirkan hal-hal baru, sedangkan

inovasi mengerjakan hal-hal baru. Dengan demikian, kreatif adalah sifat yang selalu mencari

cara-cara baru, sedangkan inovatif adalah sifat yang menerapkan solusi kreatif (Efendy et al.,

2017).

Inovasi menurut Goman (1991) merupakan penerapan secara praktis gagasan kreatif. Inovasi

tercipta karena adanya kreativitas yang tinggi. Kreativitas adalah kemampuan untuk membawa

sesuatu yang baru ke dalam kehidupan. Semua bisnis yang maju dan berkembang hingga kini

berpangkal pada upaya kreatif dan inovatif. Banyak restoran waralaba asing yang telah

mengglobal dan berdiri sejak puluhan tahun yang lalu menunjukkan karakter ini. Kreatif dan

inovatif dapat diterapkan secara sederhana. Kuncinya adalah kepekaan dalam membaca peluang

dan kemampuan pasar. Seorang member MRC misalnya, ketika pelanggan sudah mulai jenuh

dengan fried chicken, ia melihat peluang lain yang dapat dikembangkan. Berhubung gerainya

ada di kantin kampus, ia mencoba memahami selera mahasiswa. Banyak mahasiswa yg suka

bumbu keju. Ia memiliki ide, yaitu keju digabung dengan ayam. Pemikiran kreatif ini kemudian

dikembangkan menjadi produk yang dinamakan cheesy chicken. Hasil lumayan bagus. Setelah

tes pasar dan dijual terbatas, pelanggan begitu menyukai menu ini. Pelanggan selalu mencari-cari

dan terjual habis. Pada akhirnya, kreativitas dan inovasi merupakan sumber yang penting dalam

mengubah ide-ide menjadi realitas, dengan berusaha menjadi lebih kreatif, sadar terhadap ide-ide

yang lebih produktif.

Kreativitas bukanlah bakat misterius yang diperuntukkan hanya bagi segelintir wirausahawan.

Kreatif merupakan proses pemikiran yang membantu dalam mencetuskan gagasan, sedangkan
inovasi adalah penerapan praktis dari gagasan. Kreativitas merupakan bahan bakunya, sedangkan

inovasi merupakan hasil yang komersial. Sesuatu yang baru belum tentu inovasi, apabila yang

dihasilkan bukan merupakan sesuatu yang lebih baik.

Daftar Pustaka

Efendy, R., Sjahruddin, H., & Anto, A. (2017). Praktik Motivasi Kerja dan Konsekuensinya

Pada Kinerja Aparatur Sipil Negara. https://doi.org/10.31227/osf.io/6gujt

Hermiyanty, Wandira Ayu Bertin, D. S. (2017). Buku Ajar Kewirausahaan Entrepreneur

Agribuisiness Start Your Own Buisiness. Journal of Chemical Information and Modeling,

8(9), 1–58.

Anda mungkin juga menyukai