Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
DEPARTEMEN
KEPERAWATAN ANAK 4
OLEH :
VINDA PURNAMAWATI
202020461011069
1
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN
DEPARTEMEN
KEPERAWATAN ANAK
KELOMPOK 1
NIM: 202020461011069
Vinda Purnamawati
2
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN
Demam adalah kondisi dimana suhu tubuh meningkat diatas normal sebagai respon
dari stimulus psikologis (stimulus yang menyebabkan sakit) (Kapti, 2017). Suhu badan
normal berkisar 36,5˚C-37˚C, ketika meningkat bisa jadi keadaan tersebut disebabkan karena
reaksi tubuh terhadap kuman/infeksi (Suranto, 2011). Selain itu demam juga dapat terjadi
apabila anak kekurangan cairan dalam tubuh (Suranto, 2011). Hiperpireksia sendiri
merupakan bagian dari demam, dimana meningkatnya suhu tubuh hingga lebih dari 41˚C
(Santoso, 2016).
Demam diklasifikasikan menjadi akut, subakut dan kronik, dimana penggolongan tersebut
- Demam Akut yaitu demam yang terjadi kurang dari 7 hari dengan karakteristik adanya
penyakit infeksi seperti infeksi saluran napas atas yang umum terjadi karena virus.
- Demam subakut terjadi tidak lebih dari 2 minggu dengan karakteristik yang dapat
dilihat dari kasus demam tifoid dan adanya abses di organ perut dalam/intraabdominal.
- Demam kronik terjadi lebih dari 2 minggu contohnya pada kasus TBC / TB, infeksi
virus seperti HIV, kanker, dan penyakit jaringan penghubung seperti reumatoid
artritis, lupus.
Jika didasarkan pada tingginya suhu tubuh dikategorikan sebagai berikut (Kapti, 2017) :
3
Suhu Normal dan Demam (rektal/dubur) (Sumber : Ogoina, 2011) :
Pada Kasus demam pada anak sering muncul tanda dan gejala sbb (Santoso, 2016) :
1. Pucat
2. Sesak
3. Kedinginan
4. Berkeringat
5. Hipotensi
6. Takikardi
7. Sianosis
2. Sakit kepala
3. Pusing
4. Mudah mengantuk
4
5. Tidak bisa istirahat/anak rewel terus menerus
7. Anoresia
Menurut Sofwan R (2010), mengatakan bahwa penyebab demam pada anak yaitu adanya
inflamasi atau peradangan, efek samping obat tertentu, aktivitas fisik yang berlebihan dan
lama berada di lingkungan terlalu panas (Doloksaribu & Siburian, 2018). Selain itu demam
merupakan akibat dari kenaikan set point (oleh sebab infeksi), kenaikan tersebut dibentuk oleh
Saat suhu tubuh meningkat, kecil kemungkinan bakteri atau virus dalam tubuh bisa bertahan.
Itulah bentuk pertahanan tubuh secara alami. Beberapa penyakit yang sering menjadi
- ISPA
- Flu
- Infeksi telinga
- Roseola Infeksi virus umum pada anak-anak yang dapat menyebabkan demam tinggi dan
ruam
5
- Radang amandel
Patofisiologi :
Secara teoritis kenaikan suhu pada infeksi dinilai menguntungkan, oleh karena aliran darah
makin cepat sehingga makanan dan oksigenasi makin lancar. Namun kalau suhu terlalu
tinggi (di atas 38,5ºC) pasien mulai merasa tidak nyaman, aliran darah cepat, jumlah darah
untuk mengaliri organ vital (otak, jantung, paru) bertambah, sehingga volume darah ke
ekstremitas dikurangi, akibatnya ujung kaki/tangan teraba dingin. Demam yang tinggi
memacu metabolisme yang sangat cepat, jantung dipompa lebih kuat dan cepat, frekuensi
napas lebih cepat. Suhu tubuh diatur oleh hipotalamus melalui sistem umpan balik
seluruh impuls eferen. Saraf eferen hipotalamus terdiri atas saraf somatik dan saraf
keringat, peredaran darah dan ventilasi paru. Keterangan tentang suhu bagian
dalam tubuh diterima oleh reseptor di hipotalamus dari suhu darah yang memasuki
otak. Keterangan tentang suhu dari bagian luar tubuh diterima reseptor panas di
kulit yang diteruskan melalui sistem aferen ke hipotalamus. Keadaan suhu tubuh
ini diolah oleh thermostat hipotalamus yang akan mengatur set point hipotalamus
merupakan pusat pengatur suhu yang bekerja bila terdapat kenaikan suhu tubuh.
6
vasodilatasi di kulit dan keringat akan dikeluarkan, selanjutnya panas lebih
pengatur suhu tubuh yang bekerja pada keadaan dimana terdapat penurunan suhu
otot rangka dengan menggigil (shivering), serta pengeluaran panas akan dikurangi
7
Pathway Hiperpireksia
Tubuh kehilangan
Parasit/makrofag cairan
Mempengaruhi
hipotalamus
DEMAM
Anoreksia M.K
Hipertermia
Intake
makanan (-)
M.K Defisit
Nutrisi
Masuk ke dalam
saluran napas
Infeksi pada M.K Bersihan Jalan
tenggorokan Napas Tidak Efektif
Saliva mendorong
Pengeluaran
virus ke jaringan Cairan/mukus berlebih
8
F. Komplikasi :
2. Kejang demam : jarang sekali terjadi (1 dari 30 anak demam). Sering terjadi pada
anak usia 6 bulan sampai 5 tahun. Serangan dalam 24 jam pertama demam dan
G. Pemeriksaan Penunjang :
Pemeriksaan awal : Pemeriksaan atas indikasi, kultur darah, urin atau feses, pengembalian
cairan, Serebrospinal, foto toraks, Darah urin dan feses rutin, morfolografi darah tepi, hitung
H. Penatalaksanaan Hiperpireksia :
Untuk penatalaksanaan hiperpireksia sendiri secara umum dapat dilakukan dengan (Kapti,
2017)
2. Berikan oksigen
4. Berikan antipiretik. Asetaminofen dapat diberikan per oral atau rektal. Tidak boleh
5. Berikan kompres
(I.V).
7. Untuk menurunkan suhu organ dalam: berikan cairan NaCl 0,9% dingin melalui
maksimal 10 mgr/kgBB
1. Pengkajian
B. b. Riwayat kesehatan
masuk rumah sakit): sejak kapan timbul demam, sifat demam, gejala lain yang
menyertai demam (misalnya: mual, muntah, nafsu makn, eliminasi, nyeri otot
E. Riwayat kesehatan yang lalu (riwayat penyakit yang sama atau penyakit lain
F. Riwayat kesehatan keluarga (riwayat penyakit yang sama atau penyakit lain
yang pernah diderita oleh anggota keluarga yang lain baik bersifat genetik atau
tidak).
2. Pemeriksaan fisik
B. Pemeriksaan persistem
c. Sistem pernafasan
d. Sistem kardiovaskuler
e. Sistem gastrointestin
10
f. Sistem integumen
g. Sistem perkemihan
D. Pola eliminasi
E. Pemeriksaan penunjang
a. Laboratorium
b. foto rontgent
c. USG
F. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Hipertermia b.d Proses penyakit (infeksi) d.d ibu klien mengatakan anak
demam 40˚C saat dirumah dan kulit teraba hangat
2. Defisit Nutrisi (D.0019) b.d keengganan untuk makan d.d keluarga
mengatakan nafsu makan menurun
3. Bersihan jalan napas tidak efektif (D.0001) b.d sekresi yang tertahan d.d
anak terlihat tidak mampu menuntaskan batuknya karena sputum tidak
keluar
11
Referensi :
Andriyani, S., Windahandayani, V. Y., Damayanti, D., Faridah, U., & Sari, Y. I. P. dkk. (2021).
Asuhan Keperawatan pada Anak. Yayasan Kita Menulis.
https://www.google.co.id/books/edition/Asuhan_Keperawatan_pada_Anak/tyA5EAAAQBAJ?
hl=en&gbpv=1&dq=Hidrosefalus+adalah&pg=PA173&printsec=frontcover
Doloksaribu, T. M., & Siburian, M. (2018). Pengetahuan Ibu Dalam Penanganan Demam Pada Anak
Balita (1-5 Tahun) Di Rsu Fajar Sari Rejo Medan Polonia Tahun 2016. Jurnal Ilmiah
PANNMED (Pharmacist, Analyst, Nurse, Nutrition, Midwivery, Environment, Dentist), 11(3),
213–216. https://doi.org/10.36911/pannmed.v11i3.103
Ismoedijanto, I. (2016). Demam pada Anak. Sari Pediatri, 2(2), 103.
https://doi.org/10.14238/sp2.2.2000.103-8
Kapti, R. E. (2017). Perawatan Anak Sakit Di Rumah. UB Press.
https://www.google.co.id/books/edition/Perawatan_Anak_Sakit_di_Rumah/sYtSDwAAQBAJ
?hl=en&gbpv=1&dq=hiperpireksia&pg=PA33&printsec=frontcover
Santoso, D. (2016). Pemeriksaan Klinik Dasar (1st ed.). Airlangga University Press.
https://books.google.co.id/books?id=1KXIDwAAQBAJ&pg=PA27&dq=pemeriksaan+tekana
n+darah&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwjAr92Dl5znAhXQfX0KHddJDVAQ6AEINjAC#v=on
epage&q=pemeriksaan tekanan darah&f=false
Soedarto. (2019). Sinopsis Kedokteran Tropis. Airlangga University Press.
https://www.google.co.id/books/edition/Sinopsis_Kedokteran_Tropis/xNq0DwAAQBAJ?hl=e
n&gbpv=0
Suranto, dr. A. (2011). Jangan Panik Bunda. Penebar plus.
https://www.google.co.id/books/edition/Jangan_Panik_Bunda/0woU51wtqBUC?hl=en&gbpv
=1&dq=hiperpireksia&pg=PA43&printsec=frontcover
Trifiana, A. (2020). 7 Penyakit yang Kerap Jadi Penyebab Demam pada Anak. Sehatq.
https://www.sehatq.com/artikel/penyakit-yang-kerap-jadi-penyebab-demam-pada-anak
12