PENDAHULUAN
Kebijaksanaan neraca pembayaran dan perdagangan luar negeri sebagai bagian integral dari
keseluruhan kebijaksanaan pembangunan berlandaskan pada trilogi pembangunan dan
diarahkan untuk turut menunjang tujuan pokok pembangunan yaitu meletakkan landasan
yang kuat bagi pelaksanaan setiap Repelita. Dalam rangka peningkatan ketahanan ekonomi
Indonesia, sejak tahun 1968 terus dikembangkan usaha-usaha untuk mengerahkan sumber-
sumber produksi dan dana investasi baik berupa tabungan dalam negeri maupun penghasilan
devisa yang berasal dari ekspor barang dan jasa sehingga peranan dana-dana luar negeri
sebagai pelengkap sumber pembiayaan pembangunan semakin menu-run. Bila selama
Repelita I tugas utama adalah pelaksanaan program stabilisasi dan rehabilitasi ekonomi,
termasuk penyelesaian masalah-masalah hutang lama, maka dalam Repelita II dan Repelita
III kebijaksanaan neraca pembayaran dan perdagangan luar negeri diarahkan untuk
menunjang usaha-usaha pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pembangunan serta
mendorong perwujudan perubahan struktural dalam pola produksi dan per-dagangan luar
negeri. Selama Repelita III dan tahun pertama Repelita IV langkah-langkah yang ditempuh
berkenaan dengan pengembangan dan diversifikasi ekspor, pengendalian impor serta
pemanfaatan modal, teknologi dan keahlian dari luar negeri kesemuanya ditujukan pada
peningkatan dan penyebaran kegiatan produksi ke daerah-daerah, perluasan lapangan kerja
dan pemerataan pendapatan, peningkatan penerimaan devisa serta penghematan penggunaan
devisa.
II
ISI
Neraca Pembayaran
Neraca pembayaran mencakup pembelian dan penjualan barang dan jasa, hibah dari individu
dan pemerintah asing, dan transaksi finansial. Umumnya neraca pembayaran terbagi atas
neraca transaksi berjalan dan neraca lalu lintas modal dan finansial, dan item-item finansial.
Transaksi dalam neraca pembayaran dapat dibedakan dalam dua macam transaksi.
BOP terdiri atas tiga saldo, yakni saldo neraca transakski berjalan (TB), saldo neraca modal
(CA), dan saldo neraca moneter (MA)
Neraca Saldo (TB) : jumlah saldo dari neraca perdagangan (NP) yang dimana
mencatat ekspor (X) dan impor (M) barang, yang mencatat X dan M juga
terrmasuk pendapatan royalti dan bunga deposito, dan kiriman uang tenaga kerja
indonesia di luar negeri. Yakni yang mencatat transaksi keuangan internasioannl
sepihak atau tanpa melakukan kegiatan tertentu sebagai kmpensasi dari pihak
penerim. Contohnya seperti mendapat hibah atau bantuan dari luar negeri.
Neraca modal (CA) : neraca yang mencatat arus modal (K) jangka pendek dan
jangka panjang yang masuk dan keluar. Berbeda dengan pencatatan pada TB
dalam CA , M modal atau arus K masuk dianggap sebagi keuntungan bagi negra
yang bersangkutan, oleh sebab itu dicatat sebagai transaksi kredit (positif)
sedangkan arus kas K keluar (kerugian) dicatat sebagai transaksi debit (negatif).
MA atau disebut juga ‘lalu lintas moneter’ yaitu neraca yang mencatat
perubahan cadangan devisa yang masuk dan keluar dari suatu negara dalam
suatu periode tertentu yang dicatat oleh bank centralnya, Sehinggakeluar
masuknya devisa tercatat dengan jelas dan detail. Sedangkan perubahan CD
atau saldo devisa yang diperoleh dari penjumlahan saldo TB dan saldo CA,
jadi bukan CD yang dicatat secara resmi, disebut neraca cadangan (RA).
Merupakan bagian dari neraca pembayaran yang berisi arus pembayaran jangka pendek
(mencatat transaksi ekspor-impor barang dan jasa), yang meliputi :
ekspor dan impor barang-barang dan jasa ekspor barang-barang dan jasa yang
diperlakukan sebagai kredit impor barang-barang dan jasa diperlakukan kembali
sebagai debit
net investment income tingkat bunga dan dividen diperlakukan sebagai jasa
karena merepresentasikan pembayaran untuk penggunaan modal.
net transfer (transfer unilateral)
meliputi bantuan luar negeri, pemberian-pemberian dan pembayaran lain antar pemerintah
dan antar pihak swasta. Net transfer bukan merupakan perdagangan barang dan jasa. Atau
dengan kata lain transaknsi berjalan merangkum aliran dana antara satu Negara tertentu
dengan seluruh negara lain sebagai akibat dari pembelian barang-barang atau jasa, provisi
income atas aset finansial, atau transfer unilateral (misalnya bantuan bantuan antar
pemerintah dan antar pihak swasta). Transaksi berjalan merupakan ukuran posisi
perdagangan intenasional yang luas. Defisit transaksi berjalan menjelaskan arus dana yang
keluar suatu negara lebih besar dari dana-dana yang diterimanya.Komponen transaksi
berjalan meliputi neraca perdagangan dan neraca barang dan jasa.Transaksi berjalan
umumnya digunakan untuk menilai neraca perdagangan. Neraca Perdagangan secara
sederhana merupakan selisih/perbedaan antara ekspor dan impor. Jika impor lebih tinggi dari
ekspor, maka yang terjadi adalah defisit neraca perdagangan.Sebaliknya, jika ekspor lebih
tinggi dari impor, yang terjadi adalah surplus. Sedangkan Neraca Jasa adalah neraca
perdagangan ditambah jumlah pembayaran bunga kepada para investor luar negeri dan
penerimaan dividen dari investasi di luar negeri, serta penerimaan dan pengeluaran yang
berhubungan dengan pariwisata dan transaksitransaksi ekonomi lainnya.
1. Arus modal masuk tercatat sebagai kredit karena suatu Negara menjual aset
berharga kepada pihak asing untuk memperoleh uang tunai.
2. Arus modal keluar tercatat sebagai debit karena suatu Negara membeli asset
berharga dari pihak asing (luar negeri).
3. Transaksi-transaksi neraca modal diklasifikasi sebagai investasi portfolio,
langsung atau jangka pendek.
Untuk dapat membeli aset luar negeri diperlukan valuta asing, dengan demikian arus modal
neto menggambarkan demand terhadap valuta asing. Nilai valuta asing ditentukan oleh
demand valas untuk membeli barang-barang dan jasa dan demand terhadap valas untuk
membeli aset. Neraca Modal adalah ukuran investasi jangka pendek dan jangka panjang suatu
negara, termasuk investasi langsung luar negeri dan investasi dalam sekuritas.
Sistem pencatatan dilakukan dengan menggunakan variabel debet dan kredit. Transaksi yang
dicatat di sebelah kredit disebut transaksi kredit dan transaksi yang dicatat di sebelah debet
disebut transaksi debet.
1. Transaksi Debet
Adalah transaksi yang menyebakan terjadinya pembayaran kepada penduduk negara lain atau
transaksi yang menyebabkan arus uang keluar yang terjadi antar negara. Transaksi debet
meliputi:
• impor barang dari negara lain, pembayaran jasa transfortasi, jasa asuransi, dan ongkos
makelar kepada penduduk negara lain.
2. Transaksi Kredit
Adalah transaksi yang menyebabkan terjadinya penerimaan dari penduduk negara lain atau
transaksi yang menyebabkan arus uang masuk yang terjadi antarnegara. Transaski kredit
meliputi:
• investasi jangka panjang yang ditanamkan oleh penduduk negara lain di dalam negeri
• investasi jangka pendek yang ditanamkan oleh penduduk negara lain di dalam negeri
Tujuan analisi neraca pembayaran sangat berbeda- beda dan perbedaan ini menentukan pola
analisanya. Beberapa masalah atau kekeliruan yang sering timbul dalam analisa neraca
pembayaran antara lain :
Modal Asing
Modal asing adalah yang dimiliki oleh negara asing, perseorangan warga negara asing, badan
usaha asing, badan hukum asing, dan atau badan hukum Indonesia yang sebagian atau
seluruh modalnya dimiliki oleh pihak asing atau modal yang bersumber dari luar perusahaan.
Misalnya modal yang berupa pinjaman bank
Dalam Undang-undang No. 1 Tahun 1967 ditegaskan bahwa Pengertian penanaman modal
asing di dalam Undang-undang ini hanyalah meliputi penanaman modal asing secara
langsung yang dilakukan menurut atau berdasarkan ketentuan-ketentuan Undang-undang ini
dan yang digunakan untuk menjalankan perusahaan di Indonesia, dalam arti bahwa pemilik
modal secara langsung menanggung risiko dari penanaman modal tersebut.Pengertian modal
asing dalam Undang-undang ini menurut pasal 2 ialah :
a. alat pembayaran luar negeri yang tidak merupakan bagian dari kekayaan devisa Indonesia,
yang dengan persetujuan Pemerintah digunakan untuk pembiayaan perusahaan di Indonesia.
b. alat-alat untuk perusahaan, termasuk penemuan-penemuan baru milik orang asing dan
bahan-bahan, yang dimasukkan dari luar ke dalam wilayah Indonesia, selama alat-alat terse-
but tidak dibiayai dari kekayaan devisa Indonesia.
Adapun modal asing dalam Undang-undang ini tidak hanya berbentuk valuta asing, tetapi
meliputi pula alat-alat perlengkapan tetap yang diperlukan untuk menjalankan perusahaan di
Indonesia, penemuan-penemuan milik orang/badan asing yang dipergunakan dalam
perusaha¬an di Indonesia dan keuntungan yang boleh ditransfer ke luar negeri tetapi
dipergunakan kembali di Indonesia.
Penanaman modal asing merupakan salah satu bentuk utama transaksi bisnis internasional, di
banyak negara, peraturan pemerintah tentang penanaman modal asing mensyaratkan adanya
joint venture, yaitu ketentuan bahwa penanaman modal asing harus membentuk joint venture
dengan perusahaan lokal untuk melaksanakan kegiatan ekonomi yang mereka inginkan.
Dewasa ini hampir di semua negara, khususnya negara berkembang membutuhkan modal
asing. Modal asing itu merupakan suatu hal yang semakin penting bagi pembangunan suatu
negara. Sehingga kehadiran investor asing nampaknya tidak mungkin dihindari. Yang
menjadi permasalahan bahwa kehadiran investor asing ini sangat dipengaruhi oleh kondisi
internal suatu negara, seperti stabilitas ekonomi, politik negara, penegakan hukum.
Penanaman modal memberikan keuntungan kepada semua pihak, tidak hanya bagi investor
saja, tetapi juga bagi perekonomian negara tempat modal itu ditanamkan serta bagi negara
asal para investor. Pemerintah menetapkan bidang-bidang usaha yang memerlukan
penanaman modal dengan berbagai peraturan. Selain itu, pemerintah juga menentukan
besarnya modal dan perbandingan antara modal nasional dan modal asing. Hal ini dilakukan
agar penanaman modal tersebut dapat diarahkan pada suatu tujuan yang hendak dicapai.
Bukan haya itu seringkali suatu negara tidak dapat menentukan politik ekonominya secara
bebas, karena adanya pengaruh serta campur tangan dari pemerintah asing.
Berbagai strategi untuk mengundang investor asing telah dilakukan. Hal ini didukung oleh
arah kebijakan ekonomi dalam TAP MPR RI Nomor IV/MPR/1999 salah satu kebijakan
ekonomi tersebut adalah :
Kebijakan mengundang modal asing adalah untuk meningkatkan potensi ekspor dan
substitusi impor, sehingga Indonesia dapat meningkatkan penghasilan devisa dan mampu
menghemat devisa, oleh karena itu usaha-usaha di bidang tersebut diberi prioritas dan
fasilitas. Alasan kebijakan yang lain yaitu agar terjadi alih teknologi yang dapat mempercepat
laju pertumbuhan ekonomi dan pembangunan nasional Indonesia.
Untuk bisa memenuhi harapan tersebut, pemerintah, aparat hukum dan komponen masyarakat
dituntut untuk segara menciptakan iklim yang kondusif untuk investasi. Menyadari
pentingnya penanaman modal asing, pemerintah Indonesia menciptakan suatu iklim
penanaman modal yang dapat menarik modal asing masuk ke Indonesia. Usaha-usaha
tersebut antara lain adalah dengan mengeluarkan peraturan-peraturan tentang penanaman
modal asing dan kebijaksanaan pemerintah yang pada dasarnya tidak akan merugikan
kepentingan nasional dan kepentingan investor.
Usaha pemerintah untuk selalu memperbaiki ketentuan yang berkaitan dengan penanaman
modal asing antara lain dilakukan dengan memperbaiki peraturan dan pemberian paket yang
menarik bagi investor asing. Pada akhirnya harus tetap diingat bahwa maksud diadakannya
penanaman modal asing hanyalah sebagai pelengkap atau penunjang pembangunan ekonomi
Indonesia. Pada hakekatnya pembangunan tersebut harus dilaksanakan dengan ketentuan
swadaya masyarakat, oleh karena itu pemerintah harus bijaksana dan hati-hati dalam
memberikan persetujuan dalam penanaman modal asing agar tidak menibulkan
ketergantungan pada pihak asing yang akan menimbulkan dampak buruk bagi negara ini
dikemudian hari.
III
PENUTUP
Kesimpulan
Tujuan utama neraca pembayaran yaitu untuk memberikan informasi kepada pemerintah
tentang posisi keuangannya, khususnya yang terkait dengan hasil praktek hubungan ekonomi
dengan negara lain. Neraca pembayaran juga dapat membantu dalam pengambilan keputusan
bidang moneter, fiskal, perdagangan dan pembayaran internasional.
Neraca pembayaran tergantung pada tingkat modal asing yang masuk pada suatu negara.
Modal asing adalah yang dimiliki oleh negara asing, perseorangan warga negara asing, badan
usaha asing, badan hukum asing, dan atau badan hukum Indonesia yang sebagian atau
seluruh modalnya dimiliki oleh pihak asing atau modal yang bersumber dari luar perusahaan.
Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Neraca_pembayaran
http://aindua.wordpress.com/2011/03/11/neraca-pembayaran-dan-tingkat-ketergantungan-
pada-modal-asing/
http://erlan-abuhanifa.blogspot.com/2009/04/neraca-pembayaran.html
http://perpustakaan-online.blogspot.com/2008/06/tujuan-penanaman-modal-asing.html
http://petanitangguh.blogspot.com/2010/06/penanaman-modal-asing.html