Bab I
Bab I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Matematika merupakan pengetahuan universal yang mendasari
perkembangan teknologi modern, dan mempunyai peran penting dalam berbagai
disiplin ilmu. Demikian pula matematika dengan hakikatnya sebagai suatu
kegiatan manusia melalui proses yang aktif, dinamis, dan generatif, serta sebagai
pengetahuan yang terstruktur, mengembangkan sikap berpikir kritis, objektif, dan
terbuka menjadi sangat penting untuk dimiliki peserta didik dalam menghadapi
perkembangan IPTEK yang terus berkembang (Soedjadi, 2000). Dengan demikian
diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini, sehingga mata pelajaran
matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar,
hal ini untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis,
sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama (Purwaningrum,
2016).
Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki
kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk
bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif
(Depdiknas, 2006). National Council of Teachers of Mathematics (dalam
Yaniyawati, 2006) merumuskan lima tujuan umum pembelajaran matematika
yakni: 1) belajar untuk berkomunikasi; 2) belajar untuk bernalar; 3) belajar untuk
memecahkan masalah; 4) belajar untuk mengaitkan ide 5) pembentukan sikap
positif terhadap matematika dan Sumarmo (2010) berpendapat bahwa matematika
mempunyai beberapa kemampuan , diantaranya pemahaman, pemecahan masalah,
koneksi,komunikasi dan penalaran matematika.
Didalam pembelajaran terlihat bahwa kemampuan pemahaman dan
kemampuan pemecahan masalah merupakan salah satu kemampuan yang sangat
penting dalam pembelajaran matematika karena dengan kemampuan tersebut
siswa mampu untuk menghubungkan konsep pembelajaran matematika, baik
konsep yang menghubungkan matematika dengan disiplin ilmu lain maupun
matematika itu sendiri (Ruspiani, 2000). Suprijono (2011) menyatakan bahwa
banyak peserta didik sebenarnya mampu menyajikan tingkat hafalan yang baik
terhadap materi ajar yang diterima namun pada kenyataannya mereka tidak
memahaminya. Proses belajar yang efisien mengandung arti bahwa belajar itu
memperoleh hasil yang sebaik-baiknya sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
Manusia yang berpendidikan akan mempunyai derajat yang lebih tinggi dari pada
yang tidak berpendidikan. Allah SWT memerintahkan manusia untuk
mendapatkan atau memahami ilmu melalui membaca sebagaimana dengan
firmanNya dalam QS. Al-Alaq ayat 1-5 sebagai berikut.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut dilakukan penelitian untuk
mengetahui pengaruh model learning cycle 5-e dengan pendekatan blended
learning terhadap kemampuan pemecahan masalah dan hasil belajar siswa.
Rumusan masalah penelitian ini sebagai berikut : “Apakah peningkatan
kemampuan pemecahan masalah dan hasil belajar siswa yang menggunakan
model learning cycle 5-e lebih tinggi dibandingkan dengan kemampuan
pemecahan masalah dan hasil belajar siswa yang menggunakan pembelajaran
konvensional pada materi trigonometri?”.
C. Hipotesis
Berdasarkan hasil kajian pustaka maka dapat dibuat hipotesis penelitian
sebagai berikut: “Peningkatan Kemapuan pemecahan masalah dan Hasil belajar
kognitif siswa yang menggunakan model learning cycle 5-e lebih tinggi
dibandingkan dengan peningkatan pemecahan masalah dan hasil belajar kognitif
siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional pada materi trigonometri”.
D. Manfaat
Hasil penelitian yang dilakukan diharapkan memberikan manfaat sebagai
berikut.
1. Guru, penelitian ini dapat dijadikan masukkan bagi guru matematika agar
dapat menerapkan model pembelajaran learning cycle 5-e untuk
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dan hasil belajar kognitif
siswa.
2. Siswa, Proses penelitian ini dapat dijadikan saran untuk meningkatkan hasil
belajar kognitif siswa dalam bidang matematika khususnya pada materi
trigonometri.
3. Peneliti lain, Hasil penelitian menjadi bahan acuan bagi peneliti lain untuk
menggali dan melakukan penelitian tentang pembelajaran.