Anda di halaman 1dari 20

SNI - 03 - xxxx - 2002

10. BEBAN LENTUR DAN AKSIAL

10.1 Umum

Ketentuan dalam Butir 10 berlaku untuk perencanaan


komponen struktur terhadap beban lentur atau aksial atau
kombinasi dari beban lentur dan aksial.

10.2 Asumsi dalam perencanaan

Dalam merencanakan komponen struktur terhadap beban


lentur atau aksial atau kombinasi dari beban lentur dan aksial,
digunakan asumsi sebagai berikut:
1) Perencanaan kekuatan komponen struktur untuk beban
lentur dan aksial didasarkan pada asumsi yang diberikan
dalam Butir 10.2(2) hingga 10.2(7) dan pada pemenuhan
kondisi keseimbangan dan kompatibilitas regangan yang
berlaku.

2) Regangan pada tulangan dan beton harus diasumsikan


berbanding lurus dengan jarak dari sumbu netral, kecuali,
untuk komponen struktur lentur tinggi dengan rasio tinggi
total terhadap bentang bersih yang lebih besar dari 2/5
untuk bentang menerus dan lebih besar dari 4/5 untuk
bentang sederhana, harus digunakan distribusi regangan
non-linear. Lihat Butir 10.7.

3) Regangan maksimum yang dapat dimanfaatkan pada


serat tekan beton terjauh harus diambil sama dengan
0,003.
4) Tegangan pada tulangan yang nilainya lebih kecil daripada
kuat leleh f y harus diambil sebesar Es dikalikan regangan
baja. Untuk regangan yang nilainya lebih besar dari
regangan leleh yang berhubungan dengan f y , tegangan
pada tulangan harus diambil sama dengan f y .
5) Dalam perhitungan aksial dan lentur beton bertulang, kuat
tarik beton harus diabaikan, kecuali bila ketentuan Butir
18.4 dipenuhi.
6) Hubungan antara distribusi tegangan tekan beton dan
regangan beton boleh diasumsikan berbentuk persegi,
trapesium, parabola, atau bentuk lainnya yang

73
SNI - 03 - xxxx - 2002

menghasilkan perkiraan kekuatan yang cukup baik bila


dibandingkan dengan hasil pengujian.
7) Ketentuan Butir 10.2(6) dapat dipenuhi oleh suatu
distribusi tegangan beton persegi ekivalen yang
didefinisikan sebagai berikut:

(1) Tegangan beton sebesar 0,85fc' diasumsikan


terdistribusi secara merata pada daerah tekan
ekivalen yang dibatasi oleh tepi penampang dan
suatu garis lurus yang sejajar dengan sumbu netral
sejarak a  1c dari serat dengan regangan tekan
maksimum.
(2) Jarak c dari serat dengan regangan maksimum ke
sumbu netral harus diukur dalam arah tegak lurus
terhadap sumbu tersebut.
(3) Faktor 1 harus diambil sebesar 0,85 untuk beton
dengan nilai kuat tekan fc' lebih kecil daripada atau
sama dengan 30 MPa. Untuk beton dengan nilai kuat
tekan di atas 30 MPa, 1 harus direduksi sebesar 0,05
untuk setiap kelebihan 7 MPa di atas 30 MPa, tetapi
1 tidak boleh diambil kurang dari 0,65.

10.3 Prinsip perencanaan

Dalam merencanakan komponen struktur yang dibebani lentur


atau aksial atau kombinasi beban lentur dan aksial harus
dipenuhi ketentuan berikut:
1) Perencanaan penampang yang dibebani lentur atau aksial
atau kombinasi beban lentur dan aksial harus didasarkan
atas kompatibilitas tegangan dan regangan dengan
menggunakan asumsi dalam Butir 10.2.
2) Kondisi regangan seimbang terjadi pada penampang
ketika tulangan tarik mencapai regangan yang
berhubungan dengan tegangan leleh f y pada saat yang
bersamaan dengan tercapainya regangan batas 0,003
pada bagian beton yang tertekan.
3) Untuk komponen struktur lentur, dan untuk komponen
struktur yang dibebani kombinasi lentur dan aksial tekan di
mana kuat rencana Pn kurang dari nilai yang terkecil
antara 0,10fc' Ag dan Pb, maka rasio tulangan  yang
ada tidak boleh melampaui 0,75b, yang merupakan rasio

74
SNI - 03 - xxxx - 2002

tulangan yang menghasilkan kondisi regangan seimbang


untuk penampang yang mengalami lentur tanpa beban
aksial. Untuk komponen struktur dengan tulangan tekan,
bagian b yang disamai oleh tulangan tekan tidak perlu
direduksi dengan faktor 0,75.
4) Peningkatan kekuatan komponen struktur lentur boleh
dilakukan dengan menambahkan pasangan tulangan
tekan dan tulangan tarik secara bersamaan.
5) Kuat tekan rencana Pn dari komponen struktur tekan tidak
boleh diambil lebih besar dari ketentuan berikut:

(1) Untuk komponen struktur non-pratekan dengan


tulangan spiral yang sesuai dengan Butir 7.10(4) atau
komponen struktur komposit yang sesuai dengan
Butir 10.16.


φPn (max)  0.85φ 0.85f ' c (Ag  Ast )  f y Ast  .........(10-1)
(2) Untuk komponen struktur non-pratekan dengan
tulangan sengkang pengikat yang sesuai dengan
Butir 7.10(5).


φPn (max)  0.80φ 0.85f ' c (Ag  Ast )  f y Ast  .........(10-2)
(3) Untuk komponen struktur pratekan, kuat tekan
rencana Pn tidak boleh diambil lebih besar dari 0,85
(untuk komponen struktur dengan tulangan spiral)
atau 0,80 (untuk komponen struktur dengan tulangan
sengkang pengikat) dari kuat tekan rencana pada
eksentrisitas nol, Po;

6) Komponen struktur yang dibebani aksial tekan harus


direncanakan terhadap momen maksimum yang mungkin
menyertai beban aksial tersebut. Beban aksial terfaktor Pu
dengan eksentrisitas yang ada, tidak boleh melampaui nilai
yang ditentukan dalam Butir 10.3(5). Momen maksimum
terfaktor Mu harus diperbesar untuk memperhitungkan
pengaruh kelangsingan sesuai dengan Butir 10.10.

75
SNI - 03 - xxxx - 2002

10.4 Jarak antara pendukung lateral untuk komponen struktur


lentur

1) Spasi pendukung lateral untuk suatu balok tidak boleh


melebihi 50 kali lebar terkecil b dari sayap atau muka yang
tertekan.
2) Pengaruh eksentrisitas lateral dari beban harus
diperhitungkan dalam menentukan spasi pendukung
lateral.

10.5 Tulangan minimum pada komponen struktur lentur

1) Pada setiap penampang dari suatu komponen struktur


lentur, kecuali seperti yang ditetapkan pada Butir 10.5(2)
sampai dengan Butir 10.5(4), di mana berdasarkan analisis
diperlukan tulangan tarik, maka luas As yang ada tidak
boleh kurang dari:

fc'
As min  bw d .........................................................(10-3a)
4f y

dan tidak lebih kecil dari :

1,4
As min  bw d ..........................................................(10-3b)
fy
...............................................................................................

2) Pada balok-T sederhana dengan bagian sayap tertarik,


Asmin tidak boleh kurang dari nilai terkecil di antara:

fc'
As min  bw d .........................................................(10-4a)
2f y

dan

fc'
As min  bf d ..........................................................(10-4b)
4f y

dengan bf adalah lebar bagian sayap penampang.

3) Sebagai alternatif, untuk komponen struktur yang besar


dan masif, luas tulangan yang diperlukan pada setiap
penampang, positif atau negatif, paling sedikit harus

76
SNI - 03 - xxxx - 2002

sepertiga lebih besar dari yang diperlukan berdasarkan


analisis.
4) Untuk pelat dan pondasi tapak struktural dengan tebal
seragam, luas minimum tulangan tarik dalam arah bentang
yang ditinjau harus memenuhi kebutuhan untuk susut dan
suhu sesuai dengan Butir 7.12. Spasi maksimum antar
tulangan tidak boleh melebihi nilai terkecil dari tiga kali
tebal pelat dan 500 mm.

10.6 Distribusi tulangan lentur pada balok dan pelat satu arah

Distribusi tulangan komponen struktur lentur harus mengikuti


ketentuan berikut:
1) Butir ini memuat aturan untuk mendistribusikan tulangan
lentur dengan tujuan membatasi retak lentur pada balok
dan pelat satu arah (pelat yang diberi tulangan untuk
menahan tegangan lentur hanya dalam satu arah).
2) Distribusi tulangan lentur pada pelat dua arah harus
mengikuti ketentuan Butir 13.3.
3) Tulangan tarik lentur harus didistribusikan dengan baik
dalam daerah tarik lentur maksimum dari suatu
penampang komponen struktur sebagaimana yang
ditentukan dalam Butir 10.6(4).
4) Bila tegangan leleh rencana f y untuk tulangan tarik
melebihi 300 MPa, maka penampang dengan momen
positif dan negatif maksimum harus dirancang sedemikian
hingga nilai z yang diberikan oleh

z  f s 3 d c A ................................................................(10-5a)

tidak melebihi 30 MN/m untuk penampang di dalam


ruangan dan 25 MN/m untuk penampang yang dipengaruhi
cuaca luar. Tegangan pada tulangan akibat beban kerja fs
(MPa) harus dihitung sebagai momen maksimum tak
terfaktor dibagi dengan hasil kali luas tulangan baja
dengan lengan momen dalam. Bila tidak dihitung dengan
cara di atas, fs boleh diambil sebesar 60 persen dari kuat
leleh f y yang disyaratkan.
Sebagai alternatif terhadap perhitungan nilai z, dapat
dilakukan perhitungan lebar retak yang diberikan oleh

  11  10 6 f s 3 d c A ................................................(10-5b)

77
SNI - 03 - xxxx - 2002

Nilai lebar retak yang diperoleh tidak boleh melebihi 0,4


mm untuk penampang di dalam ruangan dan 0,3 mm
untuk penampang yang dipengaruhi cuaca luar. Luas tarik
efektif beton, yaitu nA, dapat dilihat pada Gambar 10.6.
Selain itu, spasi tulangan yang paling dekat dengan
permukaan tarik tidak boleh melebihi

95000
s  2,5c c ........................................................(10-5c)
fs

 
tetapi tidak boleh lebih besar dari 300 252 f 
 s

5) Ketentuan pada Butir 10.6(4) mungkin kurang memadai


untuk struktur yang terkena pengaruh cuaca yang merusak
atau untuk struktur yang direncanakan kedap air. Untuk
struktur ini diperlukan langkah penyelidikan dan
pencegahan khusus.

6) Bila sayap dari balok-T mengalami tarik, sebagian


tulangan tarik lentur harus didistribusikan ke seluruh lebar
efektif sayap seperti yang didefinisikan pada Butir 8.10,
atau ke suatu lebar yang sama dengan 1/10 bentang,
diambil nilai terkecil. Bila lebar efektif sayap melebihi 1/10
bentang, maka harus disediakan beberapa tulangan
longitudinal tambahan pada bagian luar dari bagian sayap
tersebut.
7) Bila tinggi efektif d dari badan balok melampaui 1 meter,
maka harus dipasang tulangan longitudinal sisi yang
didistribusikan merata pada kedua sisi penampang dengan
jarak d/2 dari tulangan lentur tarik terdekat. Luas tulangan
sisi Ask per-meter-tinggi pada masing-masing sisi
penampang harus  1,0(d  750) . Spasi maksimum dari
tulangan sisi ini tidak boleh melebihi nilai terkecil dari d/6
dan 300 mm. Tulangan tersebut boleh diperhitungkan
dalam analisis kekuatan penampang, bila perhitungan
tegangan dari masing-masing tulangan atau kawat
didasarkan pada analisis kompatibilitas regangan. Luas
total tulangan sisi pada kedua sisi penampang tidak perlu
lebih dari setengah tulangan tarik lentur perlu.

78
SNI - 03 - xxxx - 2002

10.7 Komponen struktur lentur tinggi

Perencanaan penampang komponen struktur lentur tinggi


harus memenuhi ketentuan berikut:
1) Komponen struktur lentur dengan rasio tinggi total
terhadap bentang bersih yang lebih dari 2/5 untuk bentang
menerus, atau 4/5 untuk bentang sederhana, harus
direncanakan sebagai komponen struktur lentur tinggi
dengan memperhitungkan distribusi regangan non-linear
dan tekuk lateral. (Lihat juga Butir 12.10(6)).
2) Kuat geser komponen struktur lentur tinggi harus mengikuti
ketentuan Butir 11.8.
3) Tulangan tarik lentur minimum harus memenuhi ketentuan
Butir 10.5.
4) Tulangan horizontal dan vertikal minimum pada sisi
samping komponen struktur lentur tinggi harus diambil
sebagai nilai terbesar dari ketentuan Butir 11.8(8), Butir
11.8(9) dan Butir 11.8(10) atau Butir 14.3(2) dan 14.3(3).

10.8 Dimensi rencana untuk komponen struktur tekan

1) Komponen struktur tekan terisolir dengan dua atau lebih


spiral.
Batas luar penampang efektif dari suatu komponen
struktur tekan terisolir dengan dua atau lebih spiral yang
saling berkaitan harus diambil pada suatu jarak di luar
batas terluar dari spiral sejauh tebal selimut beton
minimum yang ditentukan dalam Butir 7.7.
2) Komponen struktur tekan yang dibuat menolit dengan
dinding.
Batas luar penampang efektif dari suatu komponen
struktur tekan dengan tulangan spiral atau sengkang
pengikat yang dibuat monolit dengan suatu dinding atau
pilar beton tidak boleh diambil lebih dari 40 mm di
luartulangan spiral atau sengkang pengikat.
3) Komponen struktur tekan bulat ekivalen.
Bila dalam perencanaan suatu komponen struktur tekan
dengan penampang persegi, oktagonal, atau bentuk
lainnya tidak digunakan luas bruto penuh penampang yang
ada, maka sebagai alternatif penampang tersebut boleh
dianggap sebagai suatu penampang bulat ekivalen dengan
diameter yang sama dengan dimensi lateral terkecil dari
bentuk penampang sesungguhnya. Luas bruto yang

79
SNI - 03 - xxxx - 2002

diperhitungkan, persentasi tulangan perlu, dan kuat


rencana harus didasarkan pada penampang bulat
tersebut.
4) Batasan penampang
Penentuan tulangan dan kuat rencana minimum dari suatu
komponen struktur tekan dengan penampang yang lebih
besar dari yang diperlukan berdasarkan peninjauan
pembebanan yang ada boleh dilakukan dengan
menggunakan suatu luas efektif penampang yang
direduksi Ag yang tidak kurang dari setengah luas total
penampang yang ada. Ketentuan ini tidak berlaku pada
wilayah dengan resiko gempa tinggi.

10.9 Pembatasan untuk tulangan komponen struktur tekan

1) Luas tulangan longitudinal komponen struktur tekan non-


komposit tidak boleh kurang dari 0,01 ataupun lebih dari
0,08 kali luas bruto penampang Ag .
2) Jumlah minimum batang tulangan longitudinal pada
komponen struktur tekan adalah 4 untuk batang tulangan
di dalam sengkang pengikat segi empat atau lingkaran, 3
untuk batang tulangan di dalam sengkang pengikat segi
tiga, dan 6 untuk batang tulangan yang dilingkupi oleh
spiral yang memenuhi Butir 10.9(3).
3) Rasio tulangan spiral s tidak boleh kurang dari nilai yang
diberikan oleh persamaan:

 Ag  fc'

 s  0,45  1 ....................................................(10-6)
 Ac  fy
...............................................................................................
...............................................................................................
...............................................................................................
..............................................................................................

dengan f y adalah kuat leleh tulangan spiral, tapi tidak


boleh diambil lebih dari 400 MPa.

10.10 Pengaruh kelangsingan pada komponen struktur tekan

1) Kecuali sebagaimana yang diperbolehkan pada butir


10.10(2), perencanaan komponen struktur tekan, balok
penahan, dan komponen struktur pendukung lainnya harus
berdasarkan pada gaya dalam dan momen terfaktor hasil

80
SNI - 03 - xxxx - 2002

analisis orde-dua yang memperhitungkan non-linieritas


bahan dan retak, serta pengaruh kelengkungan komponen
tekan dan goyangan lateral, durasi beban, rangkak dan
susut, dan interaksi dengan pondasi pendukung. Apabila
ukuran-ukuran penampang dari komponen struktur yang
digunakan pada analisis berbeda 10% atau lebih dari
ukuran-ukuran pada gambar rencana akhir, maka analisis
harus diulang. Prosedur analisis yang digunakan harus
sudah pernah memperlihatkan hasil yang menunjukkan
korelasi yang baik dengan hasil pengujian pada kolom
beton bertulang statis tak tentu.
2) Sebagai alternatif, perencanaan komponen struktur tekan,
balok penahan, dan komponen pendukung dapat
dilakukan dengan menggunakan nilai gaya aksial dan
momen hasil analisis yang diuraikan pada Butir 10.11.

10.11 Perbesaran momen - Umum

1) Gaya-gaya aksial terfaktor, Pu, momen terfaktor M1 dan M2


pada ujung-ujung kolom dan bilamana diperlukan
simpangan relatif antar lantai , o, harus dihitung dengan
analisis elastis rangka orde-satu, di mana besaran-
besaran penampang ditentukan dengan memperhatikan
pengaruh beban aksial, adanya retak sepanjang bentang
komponen struktur, dan pengaruh durasi beban. Sebagai
alternatif, nilai-nilai besaran di bawah ini boleh digunakan
untuk komponen-komponen struktur pada bangunan yang
ditinjau:

Modulus Elastisitas Ec (dari 8.5(1))


Momen Inersia
Balok : 0,35 Ig
Kolom : 0,70 Ig
Dinding : tidak retak 0,70 Ig
retak 0,35 Ig
Pelat dan lantai : 0,25 Ig
Luas : 1,0 Ag

Nilai momen inersia tersebut harus dibagi dengan (1 + d):


(a) bila beban lateral yang bekerja bersifat tetap, atau

81
SNI - 03 - xxxx - 2002

(b) untuk pengecekan stabilitas sesuai dengan Butir


10.13(6)

2) Radius girasi:
Radius girasi r boleh diambil sama dengan 0,3 kali dimensi
total dalam arah stabilitas yang ditinjau, untuk komponen
struktur tekan persegi, dan sama dengan 0,25 kali
diameter untuk komponen struktur tekan bulat. Untuk
bentuk penampang lainnya, r boleh dihitung dari
penampang beton bruto.

3) Panjang bebas (tak tertopang) dari komponen tekan.

(1) Panjang bebas, lu, dari sebuah komponen tekan


harus diambil sama dengan jarak bersih antara pelat
lantai, balok, atau komponen lain yang mampu
memberikan tahanan lateral dalam arah yang ditinjau.
(2) Bila terdapat kepala kolom atau perbesaran balok,
maka panjang bebas harus diukur terhadap posisi
terbawah dari kepala kolom atau perbesaran balok
dalam bidang yang ditinjau.

4) Kolom dan tingkat pada struktur, harus dikelompokkan


sebagai tidak bergoyang atau bergoyang. Kolom atau
tingkat pada rangka tak bergoyang harus direncanakan
menurut Butir 10.12, sedangkan kolom atau tingkat pada
rangka bergoyang harus direncanakan menurut Butir
10.13.

(1) Kolom suatu struktur boleh dianggap tak bergoyang


bila perbesaran momen-momen ujung akibat
pengaruh orde-dua tidak melebihi 5% dari momen-
momen ujung orde-satu.
(2) Suatu tingkat pada struktur boleh dianggap tidak
bergoyang bila nilai:

 Pu o
Q .......................................................(10-7)
Vul c

tidak lebih besar dari 0,05, dengan Pu dan Vu


masing-masing adalah jumlah beban vertikal dan
gaya geser total pada tingkat yang ditinjau, dan o
adalah simpangan relatif antar tingkat orde-pertama
akibat Vu.

82
SNI - 03 - xxxx - 2002

5) Ketentuan 10.10(1) harus digunakan untuk menghitung


gaya-gaya dan momen pada rangka, apabila, masing-
masing komponen struktur tekan pada rangka yang
ditinjau memiliki kelangsingan, klu/r lebih besar daripada
100.
6) Pada komponen struktur tekan yang mengalami lentur
terhadap kedua arah sumbu utamanya, besarnya momen
terhadap masing-masing sumbu harus diperbesar secara
terpisah berdasarkan kondisi pengekangan pada masing-
masing sumbu yang ditinjau.

 A
k B B k B
50.0 1.0 50.0 20.0
10.0 10.0 100.0 10.0 100.0
5.0 5.0 50.0 50.0

0.9 30.0 5.0 30.0


3.0 3.0
20.0 4.0 20.0
2.0 2.0

10.0 3.0 10.0


0.8 9.0 9.0
8.0 8.0
1.0 1.0
7.0 7.0
0.8 0.8 6.0 6.0

0.7 0.7 5.0 5.0


0.6 0.6
0.7 4.0 4.0
2.0
0.5 0.5

0.4 0.4 3.0 3.0

0.3 0.3
2.0 2.0

0.6
0.2 0.2
1.5
1.0 1.0
0.1 0.1

0 0.5 0 0 0 0

Komponen struktur tak-bergoyang Komponen struktur bergoyang


(a) (b)
1

Gambar 10.12 Faktor panjang efektif, k

1
 adalah rasio   EI l c  dari komponen struktur tekan terhadap   EI l c 
dari komponen struktur lentur pada ujung komponen struktur tekan yang dihitung
dalam bidang rangka yang ditinjau
l adalah panjang bentang komponen struktur yang diukur dari pusat ke pusat join

83
SNI - 03 - xxxx - 2002

10.12 Perbesaran momen – rangka portal tak bergoyang

1) Faktor panjang efektif, k, untuk komponen struktur tekan


dari rangka tak bergoyang, harus diambil sama dengan
dengan 1,0 kecuali ditunjukkan lain oleh analisis.
Perhitungan k harus berdasarkan pada nilai-nilai E dan I
pada Butir 10.11(1) dengan menggunakan Gambar 10.12.
2) Pengaruh kelangsingan pada komponen struktur tekan
boleh diabaikan pada rangka tak bergoyang apabila
dipenuhi :

ku M
 34  12  1  ..........................................................(10-8)
r M
 2

dengan suku [34-12 M1/M2] tidak boleh diambil lebih


besar dari 40. Suku M1/M2 bernilai positif bila kolom
melentur dengan kelengkungan tunggal dan bernilai
negatif bila kolom melentur dengan kelengkungan ganda.
3) Komponen struktur tekan harus direncanakan dengan
menggunakan beban aksial terfaktor Pu dan momen
terfaktor yang diperbesar, Mc, yang didefinisikan sebagai :

M c   ns M 2 ..................................................................(10-9)

dengan,

Cm
 ns   1,0
Pu ...................................................(10-10)
1
0,75Pc

π 2 EI
Pc  .................................................................(10-11)
 k u  2

Bila tidak menggunakan perhitungan yang lebih akurat, EI


dalam Pers. (10-11) boleh diambil sebesar

( 0,2EcIg  EsIse )
EI  ......................................................(10-12)
1 d

atau secara lebih konservatif

84
SNI - 03 - xxxx - 2002

0 ,4 E c I g
EI  .............................................................(10-13)
1 d

(1) Untuk komponen struktur tanpa beban transversal di


antara tumpuannya, Cm dalam Pers. (10-11) harus
diambil sebesar

M1
C m  0,6  0,4  0,4 .........................................(10-14)
M2

dengan M1/M2 bernilai positif bila kolom melentur


dengan kelengkungan tunggal. Untuk komponen
struktur dengan beban transversal di antara
tumpuannya, Cm harus diambil sama dengan 1,0.

(2) Momen terfaktor M2 dalam Pers. (10-9) tidak boleh


diambil lebih kecil dari :

M 2 , min  Pu (15  0.03h ) .....................................(10-15)

untuk masing-masing sumbu yang dihitung secara


terpisah, di mana satuan h adalah milimeter. Untuk
komponen struktur dengan M2,min > M2, maka nilai Cm
dalam Pers. (10-14) harus ditentukan :

a) sama dengan 1,0, atau


b) berdasarkan pada rasio antara M1 dan M2 yang
dihitung.

10.13 Perbesaran momen – rangka portal bergoyang

1) Untuk komponen tekan yang tidak ditahan terhadap


goyangan samping, faktor panjang efektif, k, harus
ditentukan dengan menggunakan nilai-nilai E dan I yang
sesuai dengan Butir 10.11(1), dan harus lebih besar dari
1,0.
2) Untuk komponen tekan yang tidak ditahan terhadap
goyangan samping, pengaruh kelangsingan boleh
diabaikan apabila Ku /r lebih kecil dari 22.

3) Momen M1 dan M2 pada ujung-ujung komponen struktur


tekan harus diambil sebesar :

M1=M1ns+sM1s ………………………………………..(10-16)

85
SNI - 03 - xxxx - 2002

M2=M2ns+sM2s ………………………………………..(10-17)
dengan sM1s dan sM2s harus dihitung menurut Butir
10.13(4).

4) Cara Menghitung sMs

(1) Momen-momen goyangan yang diperbesar, sMs,


harus diambil sebesar momen-momen ujung kolom
yang dihitung dengan menggunakan analisis elastis
orde-dua berdasarkan nilai kekakuan komponen
struktur yang diberikan pada Butir 10.11(1).
(2) Sebagai alternatif, sMs boleh diambil sebesar

Ms
 sMs   M s ................................................(10-18)
1Q

Apabila nilai s yang dihitung dengan cara ini lebih


besar dari 1,5, maka sMs harus dihitung dengan
menggunakan ketentuan pada Butir 10.13(4(1)) atau
10.13(4(3)).
(3) Sebagai alternatif lainnya, sMs boleh dihitung
sebagai berikut :

Ms
 s Ms 
Pu  Ms......................................(10-19)
1
0.75Pc

dengan Pu adalah jumlah seluruh beban vertikal


terfaktor yang bekerja pada suatu tingkat, dan Pc
adalah jumlah seluruh kapasitas tekan kolom-kolom
bergoyang pada suatu tingkat. Pc dihitung dengan
Pers. (10-11) menggunakan k dari Butir 10.13(1) dan
EI dari Butir 10.12(3).

5) Sebuah komponen struktur tekan dengan kelangsingan

u 35

r Pu ................................................................(10-20)
fc' Ag

harus direncanakan untuk memikul beban aksial terfaktor


Pu dan momen Mc yang dihitung menurut Butir 10.12(3) di

86
SNI - 03 - xxxx - 2002

mana M1 dan M2 dihitung menurut Butir 10.13(3), d


ditentukan sesuai dengan kombinasi beban yang
digunakan, dan k ditentukan menurut Butir 10.12(1).

6) Selain memperhitungkan kasus-kasus pembebanan yang


melibatkan beban lateral, harus pula diperhitungkan
kekuatan dan stabilitas struktur sebagai satu kesatuan
akibat beban gravitasi terfaktor:

a) Apabila sMs dihitung menurut ketentuan dalam


Butir 10.13(4(1)), maka rasio defleksi lateral orde-dua
terhadap defleksi orde-satu untuk kasus pembebanan
1,2DL dan 1,6LL ditambah beban lateral yang bekerja
pada struktur, tidak boleh melebihi 2,5.
b) Apabila sMs dihitung menurut ketentuan dalam
Butir 10.13(4(2)), maka nilai Q yang dihitung
menggunakan Pu untuk 1,2DL ditambah 1,6LL, tidak
boleh melebihi 0,60.
c) Apabila sMs dihitung menurut ketentuan dalam
Butir 10.13(4(3)), maka s yang dihitung menggunakan
Pu dan Pc akibat beban mati dan beban hidup
terfaktor, harus bernilai positif dan tidak boleh melebihi
2,5.

Dalam kasus a), b), dan c) di atas, d harus diambil sama


dengan rasio beban aksial tetap terfaktor maksimum
terhadap beban aksial terfaktor maksimum.

7) Pada rangka portal bergoyang, komponen-komponen


lentur (balok) harus direncanakan terhadap momen-
momen ujung total yang diperbesar dari komponen-
komponen tekan yang bertemu pada titik kumpul (join).

10.14 Komponen struktur dengan beban aksial yang mendukung


sistem pelat

Komponen struktur dengan beban aksial yang mendukung


suatu sistem pelat yang tercakup dalam ruang lingkup Butir
13.1 harus direncanakan menurut ketentuan dalam Butir 10
dan sesuai dengan persyaratan tambahan dari Butir 13.

87
SNI - 03 - xxxx - 2002

10.15 Penyaluran beban kolom melalui sistem pelat lantai

Bila kuat tekan beton yang disyaratkan pada suatu kolom


melebihi 1,4 kali kuat tekan yang disyaratkan pada sistem
pelat lantai, maka penyaluran beban melalui sistem pelat lantai
tersebut harus dimungkinkan berdasarkan salah satu
ketentuan berikut:
1) Beton yang dicor pada pelat lantai di lokasi kolom harus
mempunyai kekuatan yang sama dengan kuat tekan beton
yang ditentukan untuk kolom. Permukaan atas dari beton
yang dicor pada kolom harus menjorok sejauh 600 mm
kedalam pelat lantai diukur dari muka kolom. Beton pada
kolom harus menyatu dengan baik dengan beton pada
pelat lantai, dan harus dicor mengikuti ketentuan Butir
6.4(5) dan 6.4(6).
2) Kekuatan dari suatu kolom yang menembus suatu sistem
pelat lantai harus didasarkan pada nilai yang lebih kecil
dari kuat tekan beton dengan pasak vertikal dan spiral.
Jumlah pasak vertikal dan spiral ditentukan berdasarkan
keperluan yang ada.
3) Untuk kolom yang ditumpu secara lateral pada keempat
sisinya oleh balok-balok yang mempunyai tinggi yang kira-
kira sama atau oleh pelat, kekuatan dari kolom boleh
didasarkan pada suatu asumsi kuat beton di daerah join
kolom sebesar 75 persen dari kuat beton kolom ditambah
dengan 35 persen dari kuat beton pelat lantai.

10.16 Komponen struktur tekan komposit

1) Komponen struktur tekan komposit mencakup semua


komponen struktur yang ditulangi dalam arah longitudinal
dengan baja profil struktural, pipa, atau tabung dengan
atau tanpa batang tulangan longitudinal.
2) Kekuatan dari suatu komponen struktur komposit harus
dihitung untuk kondisi batas yang sama dengan kondisi
batas yang berlaku untuk komponen struktur beton
bertulang biasa.
3) Setiap kuat dukung beban aksial yang didistribusikan pada
beton dari suatu komponen struktur komposit harus
disalurkan ke beton melalui komponen struktur atau konsol
yang menumpu langsung pada bagian beton dari
komponen struktur komposit.

88
SNI - 03 - xxxx - 2002

4) Semua kuat dukung beban aksial yang tidak


didistribusikan pada beton dari suatu komponen stuktur
komposit harus dikembangkan melalui hubungan langsung
pada baja profil struktural, pipa, atau tabung.
5) Untuk keperluan evaluasi dari pengaruh kelangsingan,
radius girasi dari suatu penampang komposit tidak boleh
lebih besar dari nilai yang diberikan oleh

(E c I g / 5 )  E s I t
r  .................................................(10-21)
(E c Ag / 5 )  E s At

Bila tidak menggunakan perhitungan yang lebih akurat, EI


pada Pers. (10-11) boleh ditentukan menurut Pers. (10-12)
atau

E I / 5
c g
EI   E s I t ....................................................(10-22)
1  βd

6) Inti beton yang berselubung baja struktural harus


memenuhi ketentuan berikut:

(1) Untuk suatu komponen struktur komposit dengan inti


beton yang berselubung baja struktural, tebal dari
baja selubung tidak boleh kurang dari

fy
b untuk tiap sisi dengan lebar b
3E s

ataupun

fy
h untuk penampang bulat dengan diameter h
8E s

(2) Batang tulangan longitudinal yang berada di dalam


inti beton yang berselubungi boleh diperhitungkan
dalam menghitung At dan It.

7) Suatu komponen struktur komposit dengan suatu inti baja


struktural yang dibungkus oleh beton bertulang berspiral
harus memenuhi ketentuan berikut:

89
SNI - 03 - xxxx - 2002

(1) Kuat tekan beton yang disyaratkan fc' tidak boleh


kurang dari 17 MPa.
(2) Kuat leleh rencana inti baja struktural harus diambil
sama dengan kuat leleh minimum yang disyaratkan
untuk mutu baja struktural yang dipakai tetapi tidak
boleh lebih dari 350 MPa.
(3) Tulangan spiral harus mengikuti ketentuan Butir
10.9(3).
(4) Batang tulangan longitudinal yang terletak di dalam
daerah lilitan spiral tidak boleh kurang dari 0,01
ataupun lebih dari 0,08 kali luas netto penampang
beton.
(5) Batang tulangan longitudinal yang terletak di dalam
daerah lilitan spiral boleh diperhitungkan dalam
menentukan At dan It.

8) Suatu komponen struktur komposit dengan suatu inti baja


struktural yang dibungkus oleh beton yang diikat secara
lateral harus memenuhi ketentuan berikut:

(1) Kuat tekan beton yang disyaratkan fc' tidak boleh


kurang dari 17 MPa.
(2) Kuat leleh rencana inti baja struktural harus diambil
sama dengan kuat leleh minimum yang disyaratkan
untuk dari mutu baja struktural yang dipakai tetapi
tidak boleh lebih dari 350 MPa.
(3) Sengkang pengikat lateral harus dipasang
sepenuhnya menerus di sekeliling inti baja struktural.
(4) Sengkang pengikat harus mempunyai diameter tidak
kurang dari 1/50 kali dimensi sisi terbesar dari
komponen struktur komposit, kecuali bahwa
sengkang pengikat tidak boleh lebih kecil dari D-10
dan tidak perlu besar dari D-15. Jaring kawat las
yang mempunyai luas ekivalen boleh juga digunakan
sebagai sengkang pengikat.
(5) Spasi vertikal antara sengkang pengikat lateral tidak
boleh melebihi 16 diameter batang tulangan
longitudinal, 48 diameter batang sengkang pengikat,
atau 1/2 kali dimensi sisi terkecil dari komponen
struktur komposit.

90
SNI - 03 - xxxx - 2002

(6) Batang tulangan longitudinal yang dipasang di dalam


daerah yang dilingkupi sengkang pengikat tidak boleh
kurang dari 0,01 ataupun lebih dari 0,08 kali luas
netto penampang beton.
(7) Pada setiap sudut penampang persegi harus
dipasang satu batang tulangan longitudinal, dan
tulangan longitudinal lainnya dipasang dengan spasi
yang tidak lebih dari setengah dimensi sisi terkecil
dari komponen struktur komposit.
(8) Batang tulangan longitudinal yang dipasang di dalam
daerah yang dilingkupi sengkang pengikat boleh
diperhitungkan dalam menentukan At untuk
perhitungan kekuatan tetapi tidak boleh
diperhitungkan dalam menentukan It untuk
memeriksa pengaruh kelangsingan;

10.17 Kuat tumpu

Kuat tumpu rencana dibatasi oleh ketentuan-ketentuan berikut:


1) Kuat tumpu rencana pada beton tidak boleh melebihi
(0,85f’cA1), kecuali dalam hal berikut:
(1) Bila permukaan penumpu lebih lebar dari permukaan
beban pada semua sisinya, kuat tumpu rencana di
A2
daerah yang dibebani boleh dikalikan dengan ,
A1
tetapi tidak lebih dari 2 (Gambar 10.17).

91
SNI - 03 - xxxx - 2002

45O 45O

Daerah kerja
beban A
1

Beban

Daerah kerja beban A


1

2
1

A2 dihitung berdasarkan luas


bidang ini

Gambar 10.17
Penentuan A2 pada permukaan penumpu miring atau bertangga

(2) Bila permukaan penumpu miring atau bertangga, A2


boleh diambil sebagai luas dari dasar yang lebih
bawah dari frustum terbesar dari suatu piramida
tegak lurus atau konus yang semuanya tercakup di
dalam penumpu dengan permukaan pembebanan
sebagai dasar atas, dan dengan kemiringan sisi
sebesar 1 vertikal berbanding 2 horizontal (Gambar
10.17).

2) Butir 10.17 tidak berlaku untuk angkur pasca tarik.

92

Anda mungkin juga menyukai