Anda di halaman 1dari 19

KONSEP AMAL SHOLEH DAN GANJARANNYA

Oleh:

Nama : VIRA ANAA

Npm : 2011080013

Prodi : Bahasa Inggris

UNIVERSITAS SERAMBI MEKKAH


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam kehidupannya, manusia tidak akan pernah bisa lepas untuk mencari
nilai-nilai kebenaran yang sebenarnya karena kesehariannya manusia dihadapkan
berbagai macam persoalan yang membutuhkan penyelesaian. Dengan
perkembangan iptek yang pesat ini persoalan hidup menjadi lebih kompleks dan
manusia pun semakin sulit mengatasi persoalan hidupnya. Di saat kita manusia
tidak bisa menyelesaikan atau mengatasi persoalan hidup. Kita pasti lebih memilih
lari dari masalah tersebut dan melakukan hal-hal yang menyimpang seperti
minuman-minuman keras, narkoba, dll. Dan bahkan tidak sedikit dari mereka
yang melakukan bunuh diri gara-gara tidak bisa mengatasi persoalan kehidupan.

Islam sebagai agama tidak hanya memuat seperangkat konsep–konsep


ideal (ilmu). Tetapi juga memuat seperangkat amal praktek untuk diaktualisasikan
(diterapkan) dalam kehidupan sosial kemasyarakatan. Oleh karena itu, iman yang
merupakan bagian integral dari ajaran islam pengertiannya harus secara
menyeluruh (komprehensif) dan terpadu.Itulah tiga hal yang harus senantiasa
dijadikan prinsip dalam hidup kita.Hidup manusia tidak akan sempurna apabila
salah satu dari iman, ilmu dan amal tidak dimiliki, di asah, dan
diperbaiki.Keyakinan kalau tidak ada amal perbuatan, tidak ada artinya begitu
juga ilmuyang tidak melahirkan amal umat shaleh dalam kehidupan tidak ada
artinya.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah definisi atau pengertian Iman,Ilmu dan Amal?


2. Bagaimana Ruang Lingkup Iman ?

AIK II Page 1
3. Tingkatan Iman
4. Apa kedudukan Ilmu,Iman dan amal dalam kehidupan?
5. Bagaimanakah Hubungan Antara Iman, Ilmu, dan Amal?

1.3 Tujuan Penulisan Makalah

1. Untuk mengetahui pengertian Iman,ilmu dan amal.


2. Untuk mengetahui Ruang Lingkup Iman.
3. Untuk Mengetahui Tingkatan Iman.
4. Untuk kedudukan ilmu,iman dan amal dalam kehidupan.
5. Untuk Hubungan Antara Iman, Ilmu, dan Amal.

AIK II Page 2
BAB IIl

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Tentang Iman,Ilmu dan Amal

a) Pengertian Iman

Pengertian Iman Dalam Agama Islam - Iman (bahasa Arab:‫ )اإليمان‬secara


etimologis berarti 'percaya'. Perkataan iman (‫ )إيمان‬diambil dari kata kerja 'aamana'
(‫ )أمن‬-- yukminu' (‫ )يؤمن‬yang berarti 'percaya' atau 'membenarkan'.

Iman secara bahasa berarti tashdiq (membenarkan). Sedangkan secara


istilah syar’i, iman adalah "Keyakinan dalam hati, Perkataan di lisan, amalan
dengan anggota badan, bertambah dengan melakukan ketaatan dan berkurang
dengan maksiat". Para ulama salaf menjadikan amal termasuk unsur keimanan.
Oleh sebab itu iman bisa bertambah dan berkurang, sebagaimana amal juga
bertambah dan berkurang". Ini adalah definisi menurut Imam Malik, Imam
Syafi’i, Imam Ahmad, Al Auza’i, Ishaq bin Rahawaih, madzhab Zhahiriyah dan
segenap ulama selainnya.

Dengan demikian definisi iman memiliki 5 karakter: keyakinan hati,


perkataan lisan, dan amal perbuatan, bisa bertambah dan bisa berkurang.

“Agar bertambah keimanan mereka di atas keimanan mereka yang sudah ada.

QS. Al Fath [48] : 4

Imam Syafi’i berkata, “Iman itu meliputi perkataan dan perbuatan. Dia
bisa bertambah dan bisa berkurang. Bertambah dengan sebab ketaatan dan
berkurang dengan sebab kemaksiatan.” Imam Ahmad berkata, “Iman bisa
bertambah dan bisa berkurang. Ia bertambah dengan melakukan amal, dan ia
berkurang dengan sebab meninggalkan amal.” Imam Bukhari mengatakan, “Aku

AIK II Page 3
telah bertemu dengan lebih dari seribu orang ulama dari berbagai penjuru negeri,
aku tidak pernah melihat mereka berselisih bahwasanya iman adalah perkataan
dan perbuatan, bisa bertambah dan berkurang.”

Perkataan iman yang berarti 'membenarkan' itu disebutkan dalam al-


Quran, di antaranya dalam Surah At-Taubah ayat 62 yang bermaksud: "Dia
(Muhammad) itu membenarkan (mempercayai) kepada Allah dan membenarkan
kepada para orang yang beriman." Iman itu ditujukan kepada Allah , kitab kitab
dan Rasul. Iman itu ada dua Iman Hak dan Iman Batil.

Definisi Iman berdasarkan hadist merupakan tambatan hati yang


diucapkan dan dilakukan merupakan satu kesatuan. Iman memiliki prinsip dasar
segala isi hati, ucapan dan perbuatan sama dalam satu keyakinan, maka orang -
orang beriman adalah mereka yang di dalam hatinya, disetiap ucapannya dan
segala tindakanya sama, maka orang beriman dapat juga disebut dengan orang
yang jujur atau orang yang memiliki prinsip. atau juga pandangan dan sikap
hidup.

Para imam dan ulama telah mendefinisikan istilah iman ini, antara lain,
seperti diucapkan oleh Imam Ali bin Abi Talib: "Iman itu ucapan dengan lidah
dan kepercayaan yang benar dengan hati dan perbuatan dengan anggota." Aisyah
r.a. berkata: "Iman kepada Allah itu mengakui dengan lisan dan membenarkan
dengan hati dan mengerjakan dengan anggota." Imam al-Ghazali menguraikan
makna iman: "Pengakuan dengan lidah (lisan) membenarkan pengakuan itu
dengan hati dan mengamalkannya dengan rukun-rukun (anggota-anggota)."

Jadi,dapat di simpulkan,seseorang dapat dikatakan sebagai mukmin (orang


yang beriman) sempurna apabila memenuhi unsur unsur keimanan di atas.
Apabila seseorang mengakui dalam hatinya tentang keberadaan Allah, tetapi tidak
diikrarkan dengan lisan dan dibuktikan dengan amal perbuatan, maka orang
tersebut tidak dapat dikatakan sebagai mukmin yang sempurna. Sebab, unsur
unsur keimanan tersebut merupakan satu kesatuan yang utuh dan tidak dapat
dipisahkan.

AIK II Page 4
Keimanan adalah hal yany paling mendasar yang harus dimiliki seseorang.
Allah memerintahkan agar ummat manusia beriman kepada-Nya, sebagaimana
firman Allah yang artinya:

“Wahai orang-orang yang beriman. Tetaplah beriman kepada Allah dan


RasulNya (Muhammad) dan kepada Kitab (Al Qur’an) yang diturunkan kepada
RasulNya, serta kitab yang diturunkan sebelumnya. Barangsiapa ingkar kepada
Allah, malaikat-malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, Rasul-rasulNya, dan hari
kemudian, maka sungguh orang itu telah tersesat sangat jauh.” (Q.S. An Nisa :
136)

b) Pengertian Ilmu

Ilmu merupakan kata yang berasal dari bahasa Arab, masdar dari: alima
ya’lamu yang berarti tahu atau mengetahui dalam bahasa Inggris ilmu
biasanyadipadankan dengan kata science. Dalam bahasa Indonesia kata science
umumnyadiartikan ilmu tapi sering juga diartikan dengan ilmu pengetahuan.Ilmu
adalah pengetahuan tentang sesuatu bidang yang disusun secara bersistem
menurut metode–metode tertentu yang dapat di gunakan untuk menerangkan
gejala–gejala tertentu di bidang pengetahuan itu.

Ajaran Islam sebagai mana tercermin dari Al-qur'an sangat kental


dengannuansa–nuansa yang berkaitan dengan ilmu, ilmu menempati kedudukan
yang sangat penting dalam ajaran islam.Keimanan yang dimilikioleh seseorang
akan jadi pendorong untuk menuntutilmu, sehingga posisi orang yang beriman
dan berilmu berada pada posisi yang tinggidihadapan Allah. Yang berarti juga
rasa takut kepada Allah akan menjiwai seluruhaktivitas kehidupan manusia untuk
beramal shaleh. Dengan demikian nampak jelas bahwa keimanan yang dibarengi
dengan ilmu akan membuahkan amal–amal shaleh. Nurcholis Majid menyatakan
bahwa keimanan dan amal perbuatan beserta ilmumembentuk segi tiga pola hidup
yang kokoh.Ilmu, iman dan amal shaleh faktor menggapai kehidupan bahagia.
Ketenanganhati, kebahagiaannnya dan hilangnya kegundahan adalah keinginan

AIK II Page 5
setiap orang,dengan itulah kehidupan yang baik, perasaan senang dan tentram
dapat dicapai.

c) Pengertian Amal

Secara bahasa "amal" berasal dari bahasa Arab yang berarti perbuatan atau
tindakan, sedangkan saleh berarti yang baik atau yang patut. Menurut istilah, amal
saleh ialah perbuatan baik yang memberikan manfaat kepada pelakunya di dunia
dan balasan pahala yang berlipat di akhirat.

Pengertian amal dalam pandangan Islam adalah setiap amal saleh, atau
setiap perbuatan kebajikan yang diridhai oleh Allah SWT. Dengan demikian, amal
dalam Islam tidak hanya terbatas pada ibadah, sebagaimana ilmu dalam Islam
tidak hanya terbatas pada ilmu fikih dan hukum-hukum agama. Ilmu dalam dalam
ini mencakup semua yang bermanfaat bagi manusia seperti meliputi ilmu agama,
ilmu alam, ilmu sosial dan lain-lain. Ilmu-ilmu ini jika dikembangkan dengan
benar dan baik maka memberikan dampak yang positif bagi peradaban manusia

Kata amal artinya pekerjaan. Dalam bahasa Arab kata amal dipakai untuk
semua bentuk pekerjaan. Tidak seperti anggapan sebagian masyarakat Muslim,
yang mengembalikan kata amal dengan kata ibadah dan memahaminya sebatas
kegiatan ritual seperti pergi ke masjid, membaca Alquran, shalat, puasa, haji,
zakat, sedekah, dan sebagainya.

Dalam Alquran, kata amal terbagi kepada 'amalus-shalih (pekerjaan baik)


dan 'amalun ghairus-shalih (pekerjaan yang tidak baik). 'Amalun ghairus-shalih
disebut pula dengan 'amalus-sayyi-ah (amal salah), termasuk pula ke dalam
kategori ini 'amalus-syaithan (pekerjaan setan) dan 'amalus-mufsidin (pekerjaan
pelaku kebinasaan). Umat Islam diperintah melakukan 'amalus-shalih dan wajib
menjauhi 'amalus-sayyi-ah.

Ada firman Allah SWT, ''Siapa yang mengerjakan kebaikan dia mendapat
pahala dari perbuatannya itu dan siapa yang mengerjakan kejahatan maka orang

AIK II Page 6
yang melakukan kejahatan itu tidak dibalas kecuali menurut apa yang
dikerjakannya.'' (Al-Qasas: 84).

2.2 Ruang lingkup iman


Hadits Ibnu Majah diatas membuktikan bahwa ruang lingkup Iman
mencakup tiga aspek kehidupan manusia, yaitu meliputi seluruh isi hati, seluruh
ucapan dan segenap laku perbuatan.
Ketiga aspek tersebut yaitu isi atau ketetapan hati, seluruh ucapan dan
segenap laku perbuatan adalah satu kebulatan hidup manusia dalam arti
kebudayaan dan peradaban.
Untuk lebih ringkas dan tajam maka masalah bagian isi hati dan ucapan
yang memberi dan menyatakan pernilaian dan pandangan, misalnya “Matahari
berputar tetap pada sumbunya – Surat 036 Yasin ayat 38 - Wasy syamsu tajri li
mustaqarril lahaa dzaalika taqdiirul’aziizil aliim dsb.
Kita simpulkan menjadi pandangan hidup; dan bagian isi hati dan ucapan
yang mengenai dan mencakup seluruh laku perbuatan manusia kita simpulkan
menjadi sikap hidup.Dengan demikian maka hadits diatas, untuk lebih singkat dan
mendekati hakikinya, kita terjemahkan menjadi Iman ialah Pandangan dan Sikap
Hidup. Ruang lingkup Iman ialah Pandangan dan Sikap Hidup ini.
2.4 Tingkatan Iman
1. Iman yang terbit daripada “Taklid”.

Hasil daripada mengikut fahaman orang lain,contohnya mengikut apa yang


dikatakan dan diajarkan oleh para Guru. Iman ini sangat lemah kerana tiada bukti
dan hujah dapat dikemukakan oleh seseorang itu apabila timbul keraguan. Hanya
berpandukan penerangan sesorang itu saja.

2. Iman yang tebit daripada “Ilmu”.

Hasil daripada pembelajaran mengenai dalil-dalil dan hujah-hujah yang


berpandukan Al-Quran,hadis dan para Ulama. Sesiapa yang telah mencapai
tingkatan iman ini,mereka akan berasa yakin dan mampu untuk menerangkan dan
menghayati hakikat iman itu sendiri.

AIK II Page 7
3. Iman yang terbit daripada “Ayan”(ainun-mata).

Hasil daripada “muraqabatullah” iaitu rasa sentiasa diperhatikan oleh Allah


dalam apa jua keadaan sekalipun. Tingkatan ini dikurniakan oleh Allah kepada
insan yang terpilih saja

4. Iman yang terbit daripada “Hak”.

Hasil daripada “musyahadatullah” iaitu dapat melihat Allah dengan mata hati.
Juga dikurniakan kepada insan terpilih saja.

5. Iman yang terbit daripada “Hakikat”.

Hasil daripada “fana’unfillah” iaitu tiada melihat selain dari Allah SWT. Para
Wali Allah hanya dapat mencapai sehingga ke tingkatan iman ini. Dimana mereka
menjadi fana’ kepada Allah dan tidak dapat menyadari dan mengawalnya.

6. Iman yang terbit daripada “Hakikatul hakikat”.

Juga hasil daripada “fana’unfillah” tetapi tingkatan ini hanya dikurniakan oleh
Allah kepada para Anbia sahaja. Dimana para nabi dan Rasul fana’ kepada Allah
dengan dapat melihat zat Allah itu tetapi masih mampu untuk mengawalnya dan
hidup seperti manusia biasa. Seperti Rasulullah dapat melihat syurga dan neraka
ketika Isra’ dan Mi’raj, tetapi masih turun kebumi dan dapat hidup seperti
manusia biasa.

2.3 Kedudukan Iman,Ilmu dan amal dalam kehidupan


• Kedudukan Iman

Iman dalam Islam menempati posisi amat penting dan strategis sekali.
Karena iman adalah asas dan dasar bagi seluruh amal perbuatan manusia. Tanpa
iman tidaklah sah dan diterima amal perbuatannya. Firman Allah SWT dalam
Qur’an Surat An-Nisa’ 124 yg artinya “Barangsiapa yang mengerjakan amal-amal
shaleh baik laki-laki maupun wanita sedang ia orang yang beriman maka mereka
itu masuk ke dalam surga dan mereka tidak dianiaya walau sedikitpun.”

AIK II Page 8
Juga dalam Qur’an Surah Al-Isra’ 19 yg artinya “Dan barangsiapa yg
menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha ke arah itu dengan sungguh-
sungguh sedang ia adalah mu’min maka mereka itu adalah orang-orang yg
usahanya dibalasi dengan baik.”

Disebutkan dalam hadits dari Al-Bara’ ibn ‘Azib Radhiyallahu ‘Anhu


bahwa ada seorang kafir datang dengan bertopeng sambil membawa sepotong besi
kemudian memohon kepada Rasulullah SAW agar diperkenankan pergi bersama
kaum Muslimin untuk ikut berperang. Maka beliau bersabda kepadanya
“Masuklah Islam kemudian pergilah berperang!” Lalu ia pun masuk Islam dan
ikut pergi berperang sehingga terbunuh. Nabi SAW bersabda “Dia beramal sedikit
tetapi dibalas dengan pahala yang banyak.” .

• Kedudukan Ilmu

Manusia diciptakan lebih sempurna dibandingkan dengan makhluk ciptaan


Allah yang lain. Kesempurnaan manusia dibandingkan dengan makhluk lainnya
tersebut adalah dengan dengan pemberian akal pikiran dalam penciptaannya. Akal
inilah yang dapat membedakan manusia dari makhluk lainnya.

Dengan akal itu Allah SWT telah memuliakan manusia, mengangkat


derajatnya dengan derajat yang tinggi. Akal adalah alat untuk berpikir, Allah SWT
menjadikan akal sebagai sumber tempat bermula dan dasar dari ilmu pengetahuan.
Imam Ghazali mengatakan sebagaimana dikutip oleh Wahbah Az-Zuhaili,
penyebutan kata yang terkait dengan “al-‘aqlu” dalam Al-Qur’an sedikitnya ada
lima puluh kali dan penyebutan ‘Uulin-nuhaa’ sebanyak dua kali.

Allah SWT berfirman dalam S. Al-Jastiyah ayat 3-5. Artinya:


Sesungguhnya pada langit dan bumi benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan
Allah) untuk orang-orang yang beriman. Dan pada penciptaan kamu dan pada
binatang-binatang melata yang bertebaran (di muka bumi) terdapat tanda-tanda
(kekuasaan Allah) untuk kaum yang meyakini. Dan pada pergantian malam dan
siang dan hujan yang diturunkan Allah dari langit lalu dihidupkan-Nya dengan air

AIK II Page 9
hujan itu bumi sesudah matinya; dan pada perkisaran angin terdapat pula tanda-
tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berakal.

Di dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa dalam setiap ciptaan Allah


terdapat ilmu pengetahuan yang akan menunjukkan tanda-tanda Kebesaran Allah
kepada manusia. Untuk menggali dan mendapatkan pengetahuan itu manusia
harus menggunakan akal pikiran yang telah dianugerahkan kepadanya. Dalam hal
ini wahyu dan akal saling mendukung dan melengkapi untuk mendapatkan tanda-
tanda Kekuasaan Allah.

Agama Islam datang dengan memuliakan sekaligus mengaktifkan kerja


akal serta menuntutnya kearah pemikiran Islam yang rahmatun lil’alamin.
Manusia harus dapat menggunakan kecerdasan yang dimilikinya untuk
kesejahteraan hidupnya baik di dunia maupun di akhirat.

Akal sebagai dasar dari ilmu pengetahuan memberikan kemampuan


kepada manusia untuk membedakan antara yang baik dan yang buruk dan dapat
memberikan argumen tentang kepercayaan dan keberagamaannya. Dengan
kemampuan akal untuk berpikir ini manusia mampu menentukan pilihan yang
terbaik untuk dirinya dan agamanya.

Islam juga meluaskan cakrawala manusia mengenai potensi intelektual,


psikologis dan unsur-unsur penting penghidupan lainnya.[4] Islam mengajarkan
manusia untuk menggunakan kemampuan berpikirnya untuk menguasai dan
mengembangkan ilmu pengetahuan. Dengan menggunakan akal yang dimilikinya
manusia dapat memperoleh ilmu pengetahuan.

Manusia harus terus menimba ilmu karena ilmu terus berkembang


mengikuti zaman. Apabila manusia tidak mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan, niscaya pandangannya akan sempit yang berakibat lemahnya daya
juang menghadapi jalan kehidupan yang cepat ini.[5]

Salah satu ciri yang membedakan Islam dengan yang lainnya adalah
penekananya terhadap Ilmu (sains). Al-Qur’an dan al-Sunah mengajak kaum

AIK II Page 10
muslim untuk mencari dan mendapatkan ilmu dan kearifan, serta menempatkan
orang-orang yang berpengetahuan pada derajat yang tinggi.[6] Allah SWT telah
menjanjikan derajat yang tinggi bagi orang-orang yang beriman dan berilmu
pengetahuan.

Allah SWT berfirman:

‫واذا قيل انشزوا فانشزوا يرفع هللا الذين امنوا منكم والذين اوتواالعلم درجات‬

“Dan apabila dikatakan: “Berdirilah kamu” maka berdirilah, niscaya Allah akan
meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi
ilmu pengetahuan beberapa derajat” (al-Mujadalah 11).

Rasulullah menegaskan dengan sabda beliau:

)‫طلب العلم فريضة على كل مسلم (رواه ابن ماجه‬

“Menuntut ilmu itu adalah suatu kewajiban bagi setiap orang Islam”.[10])HR.
Ibnu Majjah)

Jelaslah dari sabda Rasul tesebut bahwasanya menuntut ilmu merupakan


kewajiban bagi setiap muslim, tanpa membedakan laki-laki ataupun perempuan.
Begitu pentingnya ilmu pengetahuan bagi manusia, karena orang beribadah
kepada Allah juga harus dengan ilmu.

• Kedudukan Amal

Amal adalah setiap perilaku mahluk hidup yang disertai suatu maksud,
apakah perilaku tersebut baik ataukah buruk.

Allah berfirman:

ِ ‫ِإن الذِين ءامنُوا وع ِملُوا الصالِحا‬


‫ت‬

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan amal saleh.”


(QS.Al Baqoroh[2]:277)
‫من ي ْعم ْل سُو ًءا يُجْز ِب ِه‬

AIK II Page 11
“Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan, niscaya akan diberi
pembalasan dengan kejahatan itu.” (QS. An Nisa [4]:123).

Sedangkan amal sholeh adalah:

‫األفعال الذي يجمع فاعله بين العلم و اإلخالص و كان مؤمنا‬

“Perilaku yang mana para pelakunya memiliki ilmu dan keikhlasan serta
dalam keadaan beriman”.

Beramal shaleh memiliki kedudukan yang cukup mulia di dalam Islam


berdasarkan beberapa pandangan berikut ini:

Amal shaleh merupakan sebab memasuki syurga-setelah rahmat Allah


subhanahu wata’ala-serta meraih ridho dan kecintaan-Nya.

Allah berfirman :

‫ار السال ِم ِع ْند ر ِِّب ِه ْم وهُو و ِليُّ ُه ْم ِبما كانُوا ي ْعملُون‬


ُ ‫ل ُه ْم د‬

“Bagi mereka (disediakan) Darussalam (surga) pada sisi Rabbnya dan


Dialah Pelindung mereka disebabkan amal-amal saleh yang selalu mereka
kerjakan.” (QS. Al An`am [6]:127)

Sedangkan di sisi lain, para penghuni neraka disungkurkan ke dalamnya


dengan sebab amal-amal mereka yang buruk.

‫ار ه ْل تُجْز ْون إِل ماكُنت ُ ْم ت ْعملُون‬ ْ ‫ومن جآء بِالسيِِّئ ِة فكُب‬
ِ ‫ت ُو ُجوهُ ُه ْم فِي الن‬

“Dan barangsiapa yang membawa kejahatan, maka disungkurkanlah muka


mereka ke dalam neraka.Tiadalah kamu dibalasi, melainkan (setimpal) dengan apa
yang dahulu kamu kerjakan.” (QS. 27:90)

Karena Iman terdiri dari unsur Qaul (perkataan) Qalbu dan Lisan serta
unsur Amal (perbuatan) Qalbu dan anggota tubuh. Bahkan didalam ayat Al Quran,
Allah mengiringi kata amal shalih dengan Iman di lebih dari 50 ayat. Karena itu,
Al Hasan Al Basry rahimahullah berkata:

AIK II Page 12
‫ي الصد ِْر و صدقتْهُ اْألعْما ُل‬ ْ ِّ‫اإليْمان بِالتََِّ ح ِل‬
ْ ِِّ‫ي ول بِالتََِّ من‬
ْ ِ‫ي ولكِنََِّ هُ ما وقََِّ ر ف‬ ِ ‫ليْس‬

“Iman bukan dengan hiasan dan angan-angan. Akan tetapi, Iman adalah sesuatu
yang tertancap di dalam dada dan dibuktikan dengan amal”. (Ibnu Abi Al `Izz,
Syarah Al Aqidah Ath Tha Hawiyah:339)

Amal merupakan tempat pandangan Allah subhanahu wata’ala

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

‫صو ِركُ ْم و أ ْموا ِلكُ ْم و لك ِْن ي ْنظُ ُر إِلى قُلُ ْوبِكُ ْم و أعْما ِلكُ ْم‬
ُ ‫إن هللا ل ي ْنظُ ُر إِلى‬

“Sesungguhnya Allah tidak memandang rupa dan harta kalian. Akan tetapi Dia
memandang Qalbu dan amal- amal kalian“. (HR.Muslim Kitab Al Bir wa Ash
Shilat, Tahrim Dzulm Al Muslim Al Khadzalih: 2567)

Perbedaan derajat manusia di hari kiamat akan tergantung tingkat amal-amal


mereka.

Allah subhanahu wata’ala berfirman :

ْ ‫و ِلكُ ِّل درجات ِ ِّمما ع ِملُوا و ِليُوفِِّي ُه ْم أعْمال ُه ْم وهُ ْم ل ي‬


‫ُظل ُمون‬

“Dan bagi masing-masing mereka derajat menurut apa yang telah mereka
kerjakan dan agar Allah mencukupkan bagi mereka (balasan) pekerjaan-pekerjaan
mereka sedang mereka tiada dirugikan.” (QS. 46:19).

2.3 Hubungan Antara Iman, Ilmu, dan Amal

Dalam islam, antara iman, ilmu dan amal terdapat hubungan yang
terintegrasi kedalam agama islam. Islam adalah agama wahyu yang mengatur
sistem kehidupan. Dalam agama islam terkandung tiga ruang lingkup, yaitu
akidah, syari’ah dan akhlak. Sedangkan iman, ilmu dan amal barada didalam
ruang lingkup tersebut. Iman berorientasi terhadap rukun iman yang enam,
sedangkan ilmu dan amal berorientasi pada rukun islam yaitu tentang tata cara
ibadah dan pengamalanya.

AIK II Page 13
Akidah merupakan landasan pokok dari setiap amal seorang muslim dan
sangat menentukan sekali terhadap nilai amal, karena akidah itu berurusan dengan
hati. Akidah sebagai kepercayaan yang melahirkan bentuk keimanan terhadap
rukun iman, yaitu iman kepada Allah, Malaikat-malaikat Allah, kitab-kitab Allah,
Rosul-rosul Allah, hari qiamat, dan takdir.

Meskipun hal yang paling menentukan adalah akidah/iman, tetapi tanpa


integritas ilmu dan amal dalam perilaku kehidupan muslim, maka keislaman
seorang muslim menjadi kurang utuh, bahkan akan mengakibatkan penurunan
keimanan pada diri muslim, sebab eksistensi prilaku lahiriyah seseorang muslim
melambangkan batinnya.

Beriman berarti meyakini kebenaran ajaran Allah SWT dan Rasulullah


SAW. Serta dengan penuh ketaatan menjalankan ajaran tersebut. Untuk dapat
menjalankan perintah Allah SWT dan Rasul kita harus memahaminya terlebih
dahulu sehingga tidak menyimpang dari yang dikehendaki Allah dan Rasulnya.
Cara memahaminya adalah dengan selalu mempelajari agama (Islam).

Iman dan Ilmu merupakan dua hal yang saling berkaitan dan mutlak
adanya. Dengan ilmu keimanan kita akan lebih mantap. Sebaliknya dengan iman
orang yang berilmu dapat terkontrol dari sifat sombong dan menggunakan
ilmunya untuk kepentingan pribadi bahkan untuk membuat kerusakan.

Amal Sholeh merupakan wujud dari keimanan seseorana. Artinya orang


yang beriman kepada Allah SWT harus menampakan keimanannya dalam bentuk
amal sholeh. Iman dan Amal Sholeh ibarat dua sisi mata uang yang tidak dapat
dipisahkan. Mereka bersatu padu dalam suatu bentuk yang menyebabkan ia
disebut mata uang. Iman tanpa Amal Sholeh juga dapat diibaratkan pohon tanpa
buah.

Hubungan ilmu dan amal dapat difokuskan pada dua hal. Pertama, ilmu
adalah pemimpin dan pembimbing amal perbuatan. Amal boleh lurus dan
berkembang bila didasari dengan ilmu. Dalam semua aspek kegiatan manusia
harus disertai dengan ilmu baik itu yang berupa amal ibadah atau amal perbuatan

AIK II Page 14
lainnya. Kedua jika orang itu berilmu maka ia harus diiringi dengan amal. Amal
ini akan mempunyai nilai jika dilandasi dengan ilmu. Begitu juga dengan ilmu
akan mempunyai nilai atau makna jika diiringi dengan amal. Keduanya tidak
dapat dipisahkan dalam perilaku manusia. Sebuah perpaduan yang saling
melengkapi dalam kehidupan manusia yaitu setelah berilmu lalu beramal.

Ajaran Islam sebagai mana tercermin dari Al-qur'an sangat kental dengan
nuansa–nuansa yang berkaitan dengan ilmu, ilmu menempati kedudukan yang
sangat penting dalam ajaran islam. Keimanan yang dimiliki oleh seseorang akan
jadi pendorong untuk menuntut ilmu, sehingga posisi orang yang beriman dan
berilmu berada pada posisi yang tinggi dihadapan Allah yang berarti juga rasa
takut kepada Allah akan menjiwai seluruh aktivitas kehidupan manusia untuk
beramal shaleh. Dengan demikian nampak jelas bahwa keimanan yang dibarengi
dengan ilmu akan membuahkan amal–amal shaleh. Maka dapat disimpulkan
bahwa keimanan dan amal perbuatan beserta ilmu membentuk segi tiga pola hidup
yang kokoh. Ilmu, iman dan amal shaleh merupakan faktor menggapai kehidupan
bahagia.Tentang hubungan antara iman dan amal, demikian sabdanya,

“Allah tidak menerima iman tanpa amal perbuatan dan tidak pula
menerima amal perbuatan tanpa iman” [HR. Ath-Thabrani] . Kemudian
dijelaskannya pula bahwa, “Menuntut ilmu itu wajib atas setiap muslim” [HR.
Ibnu Majah dari Anas, HR. Al Baihaqi] . Selanjutnya, suatu ketika seorang
sahabatnya, Imran, berkata bahwasanya ia pernah bertanya, "Wahai Rasulullah,
amalan-amalan apakah yang seharusnya dilakukan orang-orang?". Beliau Saw.
menjawab: "Masing-masing dimudahkan kepada suatu yang diciptakan untuknya"
[HR. Bukhari] “Barangsiapa mengamalkan apa yang diketahuinya, niscaya Allah
mewariskan kepadanya ilmu yang belum diketahuinya.” [HR. Abu Na’im] . ”Ilmu
itu ada dua, yaitu ilmu lisan, itulah hujjah Allah Ta’ala atas makhlukNya, dan
ilmu yang di dalam qalb, itulah ilmu yang bermanfaat.” [HR. At Tirmidzi] .

AIK II Page 15
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

➢ IMAN

Pengertian iman dari bahasa Arab yang artinya percaya. Sedangkan menurut
istilah, pengertian iman adalah membenarkan dengan hati, diucapkan dengan
lisan, dan diamalkan dengan tindakan (perbuatan). Dengan demikian, pengertian
iman kepada Allah adalah membenarkan dengan hati bahwa Allah itu benar-benar
ada dengan segala sifat keagungan dan kesempurnaanNya, kemudian pengakuan
itu diikrarkan dengan lisan, serta dibuktikan dengan amal perbuatan secara nyata.

Jadi, seseorang dapat dikatakan sebagai mukmin (orang yang beriman)


sempurna apabila memenuhi ketiga unsur keimanan di atas. Apabila seseorang
mengakui dalam hatinya tentang keberadaan Allah, tetapi tidak diikrarkan dengan
lisan dan dibuktikan dengan amal perbuatan, maka orang tersebut tidak dapat
dikatakan sebagai mukmin yang sempurna. Sebab, ketiga unsur keimanan tersebut
merupakan satu kesatuan yang utuh dan tidak dapat dipisahkan.

➢ ILMU

Kata ilmu berasal dari kata kerja ‘alima, yang berarti memperoleh hakikat ilmu,
mengetahui, dan yakin. Ilmu, yang dalam bentuk jamaknya adalah ‘ulum, artinya
ialah memahami sesuatu dengan hakikatnya, dan itu berarti keyakinan dan
pengetahuan. Jadi ilmu merupakan aspek teoritis dari pengetahuan. Dengan
pengetahuan inilah manusia melakukan perbuatan amalnya. Jika manusia
mempunyai ilmu tapi miskin amalnya maka ilmu tersebut menjadi sia-sia.

Berbeda dengan pengetahuan, ilmu merupakan pengetahuan khusus tentang apa


penyebab sesuatu dan mengapa. Ada persyaratan ilmiah sesuatu dapat disebut

AIK II Page 16
sebagai ilmu. Sifat ilmiah sebagai persyaratan ilmu banyak terpengaruh
paradigma ilmu-ilmu alam yang telah ada lebih dahulu

➢ AMAL

Secara bahasa "amal" berasal dari bahasa Arab yang berarti perbuatan atau
tindakan, sedangkan saleh berarti yang baik atau yang patut. Menurut istilah, amal
saleh ialah perbuatan baik yang memberikan manfaat kepada pelakunya di dunia
dan balasan pahala yang berlipat di akhirat.

Pengertian amal dalam pandangan Islam adalah setiap amal saleh, atau setiap
perbuatan kebajikan yang diridhai oleh Allah SWT. Dengan demikian, amal
dalam Islam tidak hanya terbatas pada ibadah, sebagaimana ilmu dalam Islam
tidak hanya terbatas pada ilmu fikih dan hukum-hukum agama. Ilmu dalam dalam
ini mencakup semua yang bermanfaat bagi manusia seperti meliputi ilmu agama,
ilmu alam, ilmu sosial dan lain-lain.

AIK II Page 17
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Agama RI, Al-qur'an dan terjemahannya, edisi 1989.Al Ghazaly,

Abu Hamid, Ihya’ Ulum Ad–din (Semarang)Drs. Mulyadi, Aqidah Ahlak. Toha

Putra Semarang. 2007.Abdullah Hamid Hakim Assalam Sa’adiyah Putra Jakarta


1989.Majalah Kreatifitas Santri Al–Khairat Bata–Bata 1997.

Amidjaja, Tisna. 1992. Iman, Ilmu dan Amal. Jakarta : Rajawali.

AIK II Page 18

Anda mungkin juga menyukai