Anda di halaman 1dari 6

1. Jelaskan histologi dari saluran pernafasan !

 Epitel respiratorik

Sebagian besar bagian konduksi dilapisi epitel bertingkat silindris bersilia yang dikenal
sebagai epitel repiratorik. Epitel ini memiliki lima jenis sel, yg kesemuanya menyentuh
membrane basal yang sama. Sel silindris bersilia adalah sel terbanyak. Setiap sel memiliki ± 300
silia pada permukaan apikalnya. Sel goblet mukosa juga banyak dijumpai disejumlah area epitel
respiratorik yg terisi dibagian apikalnya dengan granula glikoprotein musin. Sel sikat adalah tipe
sel silindris yang lebih jarang tersebar dan lebih sulit ditemukan dengan permukaan apical kecil
yang memiliki banyak mikrovili pendek dan tumpul. Sel granul kecil juga sulit ditemukan pada
sediaan rutin tetapi memiliki banyak granul padat. Sel basal yaitu sel bulat kecil pada membrane
basal tetapi tidak meluas sampai permukaan lumen epitel, merupakan sel punca yang
membentuk jenis sel lain.

 Epitel olfactorius
Kemoreseptor olfaktorius terletak di epitel olfaktorius, yaitu region khusus membrane
mucosa concha superior yang terletak di atap rongga hidung. Epitel ini merupakan epitel
bertingkat silindris yang terdiri dari tiga jenis sel. Sel-sel basal adalah sel kecil, sferis atau
berbentuk kerucut dan membentuk suatu lapisan di lamina basal, sel ini adalah sel punca untuk
kedua tipe sel lainnya. Sel penyokong berbentuk kolumnair dengan apeks silindris dan dasar
lebih sempit. Neuron olfaktorius adalah neuron bipolar yang berada diseluruh epitel ini, ujung
dendrit setiap neuron bipolar merupakan ujung apical sel dan memiliki tonjolan dengan sekitar
lusinan badan basal, dari badan basal tersebut silia panjang nonmotil menonjol dengan
aksonema tetapi memili luas permukaan yang bermakna untuk kemoreseptor membrane,
reseptor tersebut berespon terhadap zat pembau dengan menimbulkan potensial aksi
disepanjang akson neuron tersebut.

 Larynx

Laring adalah saluran kaku yang pendek untuk udara antara faring dan trakea. Dindingnya
diperkuat oleh kartilago hilain (di tiroid, krikoid, dan arytenoid inferior) dan kartilago eelastis
yang lebih kecil (di epiglotis, cuneiforme, cornikulatum, arytenoid superior) yang kesemuanya
dihubungkan oleh ligament. Selain menjaga agar jalan napas terbuka, pergerakan kartilago ini
oleh otot rangka berperan pada produksi suara selama fonasi dan epiglotis berfungsi sebagai
katup untuk mencegah masuknya makanan atau cairan yang ditelan kedalam trakea.
 Trakea

Trakea adalah saluran dengan panjang 12 – 14 cm dan dilapisi mukosa respiratorik khas.
Dilamina propria, terdapat sejumlah besar kelenjar serokukosa menghasilkan mucus encer dan
disubmukosa 16 – 20 cincin cartilage hyaline berbentuk C menjaga agar lumen trakea tetap
terbuka. Ujung terbuka dari cincin kartilago ini terdapat di permukaan posterior trakea,
menghadap oesophagus dan dihubungkan oleh suatu berkas otot polos m. trachealis. Trakea
menjadi relaks selama menelan untuk mempermudah pasase makanan dengan memungkinkan
esophagus menonjol kedamal lumen trakea, dengan lapisan elastisi yang mencegah peregangan
berlebihan dilumen. Pada reflex batuk, otot berkontraksi untuk menyempitkan lumen trakea
dan meningkatkan kecepatan pengeluaran udara dan melonggarkan materi pada pasase udara.

 Bronchus
Setiap bronkus primer bercabang-cabang dengan setiap cabang yang mengecil sehingga
tercapai diameter sekitar 5 mm. mukosa bronkus besar secara structural mirip dengan mukosa
trakea, kecuali pada susunan kartilago dan otot polosnya. Dibronkus primer, kebanyakan cincin
kartilago sepenuhnya mengelilingi lumen bronkus tetapi seiring dengan mengecilnya diameter
bronkus, cincin kartilago secara perlahan digantikan lempeng kartilago hyaline.

 Bronchioles terminal

Bagian terakhir system konduksi sebelum tempat pertukaran udara. Tampak hanya
memiliki satu atau dua lapisan sel otot polos, epitel mengandung sel kuboid bersilia dan banyak
sel kolumnar rendah tak bersilia. Sel clara yang tidak bersilia dengan kubah sitoplasma yang
menonjol memiliki granula, sel ini menyekresi komponen surfaktan yang mengurangi tegangan
permukaan dan membantu mencegah kolaps bronkiolus. Selain itu sel clara menghasilkan enzim
yang membantu memecah mucus setempat. System enzim P450 pada reticulum endoplasma
halus mendetoksifikasi senyawa yang berpotensi berbahaya di udara.

 Bronchioles respiratorik
Setiap bronkiolus terminalis bercabang menjadi dua atau lebih brnkiolus respiratorius
yang berfungsi sebagai daerah peralihan anata bagian konduksi dan bagian respiratorik.

 Alveolus

Merupakan evaginasi mirip kantung, secara structural alveolus menyerupai kantong


kecil yang terbuka pada satu sisinya yang mirip sarang lebah. Udara dalam alveolus dipisahkan
dari darah kapilaer oleh tiga komponen yang secara kolektif disebut sebagai membrane
respiratorik atau sawar darah-udara. Yaitu lapisan permukaan dan sitoplasma sel alveolus,
lamina basal yang menyatu dari sel alveolus dan sel endotel kapiler dan sitoplasma sel endotel.

Sel endotel kapiler sangat tipis. Lapisan endotel kapiler bersifat kontinyu dan tidak
bertingkap. Berkumpulnya inti dan organel lain menyebabkan sisa daerah sel menjadi sangat
tipis sehingga pertukaran gas menjadi meningkat, ciri utama sitoplasma dibagian sel yang tipis
adalah banyaknya vesikel pinositik. Sel alveolus tipe 1 (pneumosit tipe 1) merupakan sel yang
sangat tipis yang melapisi 97% dari permukaan alveolus. Semua sel epitel tipe 1 memiliki taut
kedap yang berfungsi mencegah perembesan cairan jaringan ke dalam ruang udara alveolus,
fungsi utama sel ini adalah membentuk sawar dengan ketebalan minimal yang dapat dilalui gas
dengan mudah. Sel alveolus tipe 2 (pneumosit tipe 2) tersebar diantara sel-sel alveolus tipe 1
dengan taut kedap dan desmosome yang menghubungkannya dengan sel tersebut. Sel ini
berbentuk bundar yang biasanya berkelompok dengan jumlah 2 atau 3 disepanjang permukaan
alveolus di tempat pertemuan dinding alveolus. Sel-sel tipe 2 menampilkan ciri sitoplasma
bervesikal yang khas atau berbusa, vesikel ini disebabkan adanya badan lamella. Badan
berlamel menghasilkan materi yang menyebar diatas permukaan alveolus berupa surfaktan
paru, membentuk lapisan ekstrasel yang menurunkan tegangan permukaan

 Pleura

Permukaan luar paru dan dinding internal rongga toraks dilapisi oleh suatu membrane
serosa. Rongga pleura yang sempit diantara lapisan parietal dan visceral seluruhnya dilapisi sel-
sel mesotel yang normalnya membentuk suatu lapisan cairan serosa tipis yang bekerja sebagai
pelumas yang memudahkan pergeseran antara permukaan pleura selama gerakan pernapasan.

SUMBER :

Mescher, Anthony L. 2010. HISTOLOGI DASAR JUNQUEIRA : TEKS DAN ATLAS, Edisi 12. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai