BAB II
A. Pengertian Perbankan
Apabila berbicara tentang Lembaga Keuangan Bank, ada dua istilah yang
perlu dijelaskan lebih dahulu, yaitu Perbankan dan Bank. Perbankan diatur dalam
“Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau
utama yaitu : 9
a. kelembagaan Bank;
9
Abdulkadir Muhammad dan Rilda Murniati, op.cit., hal. 33.
18
Universitas Sumatera Utara
19
berjangka, giro dan menyalurkan kembali dana yang dihimpun tersebut kepada
bukanlah sembarang badan usaha, melainkan yang secara hukum memiliki status
yang kuat dengan kekayaan sendiri yang mampu melayani kebutuhan masyarakat,
karena itu dipercaya oleh masyarakat. Berdasarakan rumusan definisi Bank, dapat
dipahami pula bahwa kegiatan usaha Bank pada pokoknya meliputi 3 (tiga)
a. menghimpun dana;
10
Martono, Bank dan Lembaga Keuangan Lain, Ekonisia, Yogyakarta, 2002, hal.28.
11
Abdulkadir Muhammad dan Rilda Murniati, op.cit., hal.34.
pengawasan dan pembinaan terhadap Bank oleh Bank Indonesia sebagai Bank
Perbankan.
bank dan nasabah bank. Bank berusaha dari dana masyarakat yang disimpan
kepercayaan diatur dalam Pasal 29 ayat (4) UU No. 10 Tahun 1998 tentang
prinsip kehati-hatian ini agar bank selalu dalam keadaan sehat menjalankan
hukum yang berlaku di dunia perbankan. Prinsip kehati-hatian tertera dalam Pasal
2 dan Pasal 29 ayat (2) UU No. 10 Tahun 1998 tentang Perubahan atas UU No.7
12
Rochmat Soemitro, Kumpulan Azas-Azas Perbankan Indonesia, Bumi Aksara, Jakarta,
1991, hal. 185.
A UU No. 10 Tahun 1998 tentang Perubahan atas UU No.7 Tahun 1992 tentang
piutang bank yang sudah diserahkan kepada badan Urusan Piutang dan
pengadilan perkara pidana, dalam perkara antara bank dengan nasabah, dan dalam
tentang Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah. Tujuan yang hendak dicapai dalam
tindak kejahatan dan aktivitas illegal yang dilakukan nasabah, dan melindungi
B. Sejarah Perbankan
serta zaman Romawi. Pada saat itu kegiatan utama bank hanyalah sebagai tempat
perbankan pun semakin pesat. Hal ini disebabkan karena perkembangan dunia
ke Asia Barat. Bank-bank yang sudah terkenal pada saat itu di benua Eropa adalah
Bank Venesia tahun 1171, kemudian menyusul Bank of Genoa dan Bank of
baru dimulai pada abad ke 16. Namun karena Negara-negara Eropa seperti
Inggris, Perancis, Belanda, Spanyol, atau Portugis begitu aktif mencari daerah
perbankan di Indonesia juga tidak terlepas dari era zaman penjajahan Hindia
Belanda.
1. Sebelum Kemerdekaan :
a. Zaman Belanda
b. Zaman Jepang
2. Sesudah Kemerdekaan :
2) Tahap pembangunan
3) Tahap deregulasi
VOC membawa serta perangkat sistem keuangan dan pembayaran dalam usaha
perdagangannya.
untuk menjalankan usaha bank adalah N.V.De Javasche Bank yang didirikan pada
tanggal 10 Oktober 1828. De Javasche Bank inilah satu-satunya bank asing yang
Belanda, bank tersebut diberi monopoli untuk mengeluarkan uang yang semula
pengedarannya ditangani oleh pemerintah sendiri. Sejak itu bank tersebut terkenal
sebagai bank sirkulasi atau bank of issue. Dari fungsinya seperti itu, maka bank
menjadi bank sentral penuh karena hanya menjalankan beberapa tugas yang biasa
uang kertas; mendiskonto wesel; surat hutang jangka pendek, dan obligasi negara;
bertindak sebagai pusat kliring sejak tahun 1909. Meskipun menjalankan tugasnya
sebagai bank sirkulasi, tetapi tugas sebagai bank umum pun tetap juga dijalaninya
sehingga turut bersaing dengan bank-bank lain. Sifat dualistis ini berulang kali
1. Dengan bunga yang lebih rendah daripada bank-bank lain maka De Javasche
2. Persaingan oleh suatu badan (De Javasche Bank) yang karena tugasnya dapat
masyarakat yang lebih baik, yaitu sejak itu mulai dapat dikatakan bahwa hampir
seluruh orang di pedalaman Pulau Jawa telah mengenal uang sebagai alat
pembayaran, baik untuk membayar pajak, maupun untuk transaksi jual beli, dan
13
Muhammad Djumhana, Hukum Perbankan di Indonesia, Citra Aditya Bakti, Bandung,
1996, hal. 41.
golongan pribumi yaitu Bank Priyayi yang didirikan oleh Patih Raden Bei
yang disebut sebagai bank kabupaten atau bank daerah karena ruang geraknya
menyangkut suatu daerah atau kabupaten. Modal kerja bank diperoleh dari
kelebihan uang lumbung desa dan bank desa, deposito dari pihak swasta, tetapi
(Centrale Kas) melalui keputusan Raja Belanda pada tanggal 10 Mei 1912.
Pada mulanya lembaga ini merupakan suatu Jawatan Perkreditan Rakyat, yaitu
bentuk turut campur pemerintah Hindia Belanda yang lebih dalam mengenai
lebih sehat.
pada lembaga perkreditan rakyat dan memberikan nasihat serta bimbingan dalam
Bank-bank yang dapat bertahan pada masa ini adalah Bank Tabungan
Himpunan 1906 dan Bank Tabungan Belanda NISP, PT.Bank Kesawan di Medan,
The Chartered Bank of India, The Overseas Chinese Banking Corporation, The
Bank of China.
Indonesia, dimana semua bank asing termasuk De Javasche Bank dikuasai oleh
untuk keperluan perang. Usaha ini dilakukan dengan menutup bank-bank yang
ada dengan likuidatornya adalah Nanpo Kaihatsu Kinko, sebuah bank sirkulasi
(Perpu) No. 2 tahun 1946 pemerintah mendirikan Bank Negara Indonesia 1946
pada tanggal 5 Juli 1946, yang kemudian lebih dikenal dengan BNI 1946. BNI
umumnya dan bidang moneter pada khususnya. Hal ini sesuai dengan tujuan
didirikannya bank tersebut, yang tercantum pada Pasal 2 Perpu No. 2 tahun 1946,
14
Ibid, hal. 45.
yaitu : Dengan nama Bank Negara Indonesia didirikan sebuah bank kepunyaan
1. Mengatur pengeluaran dan peredaran uang kertas bank dengan harga yang
kepentingan umum.
Selain BNI 1946, bank milik Negara pada saat awal kemerdekaan adalah
Bank Rakyat Indonesia. Bank ini adalah hasil perubahan dari De Algemene
tanggal 2 Januari 1946. Usaha bank tersebut tercantum pada Pasal 3 akta
umum, dan tugas-tugas lain yang ditetapkan oleh pemerintah. Karena tugasnya
tersebut, BRI inilah yang oleh pemerintah ditujukan sebagai bank yang langsung
Periode ini diwarnai pula oleh beberapa peristiwa politik yang secara
pada Pasal 110 Undang-Undang Dasar RIS yang menyebutkan : ”Ada satu bank
15
Ibid, hal. 47.
sentral untuk Indonesia, Penunjukan bank sentral dan mengenai susunan serta
didukung pencetakan uang kertas baru oleh Bank Indonesia telah menciptakan
inflasi yang sangat tinggi dengan segala akibat buruknya terhadap perekonomian
nasional.
Semua kekalutan perbankan ini terjadi juga karena sifat dualisme bank
sentral pada saat itu, yang mana bank sentral juga merangkap sebagai bank
Pada masa orde lama ditandai dengan peristiwa Konferensi Meja Bundar
usul tersebut tidak diterima sehingga De Javasche Bank sebagai Bank Sentral
Indonesia.
Pada tahun 1950, RIS dibubarkan dan menjadi Negara Kesatuan Republik
No. 24 Tahun 1951 dan diganti dengan UU No. 11 Tahun 1953 tentang Pokok
16
Ibid.
Indonesia.
Bank Indonesia dimana selain sebagai bank sentral juga sebagai bank umum
baru bersama naiknya kebijakan pemerintah Orde Baru. Pemerintahan Orde Baru
ingin konsisten menerapkan sistem anggaran berimbang dan lalu lintas devisa
misalnya membuat peraturan yang baru berupa UU Perbankan No. 14 Tahun 1967
berupa UU No.13 Tahun 1968 tentang Bank Sentral guna mengganti UU Pokok
melalui UU No. 14 Tahun 1967 ingin secara jelas mengatur usaha perbankan
kredit yang tak terkendali dapat dihindari, dan untuk meningkatkan efektivitas dan
Pada tahap ini perkembangan yang berarti adalah lahirnya landasan pokok
yang penting bagi perbankan yaitu dengan lahirnya UU No. 14 Tahun 1967
Sentral. Pada masa ini dualistis dari Bank Sentral ditiadakan, sehingga kegiatan
Bank Umum tidak dijalankan lagi. Salah satu materi yang penting dari Undang-
di bidang perbankan.
ekonomi rakyat.
hidup rakyat. Hal ini sesuai yang diterapkan dalam Tap MPRS No.
17
Ibid, hal. 52.
yang sistematis tersebut, juga dilakukan rehabilitasi sistem perbankan yang tujuan
utamanya adalah untuk menghentikan laju inflasi dengan pengendalian fiscal dan
moneter yang ketat tetapi dapat menumbuhkan sistem perbankan yang dapat
Masa ini terjadi pada tahun 1970 sampai tahun 1982. Setelah gejolak
likuiditas beserta suku bunganya oleh Bank Indonesia kepada bank pemerintah
disesuaikan dengan urutan prioritas. Untuk menjaga tekanan inflasi mulai tahun
kekurangan dana dapat secara bebas melakukan transaksi berupa mentransfer atau
dimaksudkan untuk menampung kelebihan dana dari bank-bank yang tidak dapat
disalurkan. Hal ini mengakibatkan dana dapat berkurang dan suku bunga dapat
meningkat kembali.
moneter dan perbankan selama masa ini, terbagi dalam dua bagian yaitu sebelum
1. Sebelum Pakto 88
18
Bahan ajaran Tan Kamello dan Syarifah Lisa, Hukum Pembiayaan Perbankan, hal. 12-
13.
kredit.
perbankan di Indonesia.
menurut risiko.
Pada tahun 1997 terjadi krisis moneter di Indonesia dimana nilai tukar
bank.
Selain itu, pada masa ini juga dikeluarkan UU No. 23 Tahun 1999 tentang
Indonesia sebagai Bank Sentral harus mandiri, bebas dari campur tangan
dipertanggungjawabkan.
C. Jenis-Jenis Perbankan
beberapa perbedaan. Namun kegiatan utama atau pokok bank sebagai lembaga
keuangan yang menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan dana tidak
kepemilikannya. Dari segi fungsi, perbedaan yang terjadi terletak pada luasnya
kegiatan atau jumlah produk yang dapat ditawarkan serta jangkauan wilayah
sahamnya.
Perbedaan lainnya dilihat dari segi siapa nasabah yang mereka layani,
apakah masyarakat luas atau masyarakat dalam lokasi tertentu (kecamatan). Jenis
perbankan juga dibagi kedalam bagaimana caranya menentukan harga jual dan
Adapun jenis perbankan dewasa ini jika ditinjau dari berbagai segi antara
lain :19
a. Bank Sentral
b. Bank Umum
c. Bank Pembangunan
d. Bank Tabungan
19
Kasmir, Dasar-Dasar Perbankan, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2002, hal. 18.
a. Bank Umum
Bentuk Bank Pembangunan dan Bank Tabungan yang semula berdiri sendiri
Bank Umum.
a. Bank Umum
Sifat jasa yang diberikan adalah umum, dalam arti dapat memberikan
seluruh jasa perbankan yang ada. Begitu pula dengan wilayah operasinya,
BPR tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Artinya, jasa-jasa
Ditinjau dari segi kepemilikan maksudnya adalah siapa saja yang memiliki
bank tersebut. Kepemilikan ini dapat dilihat dari akte pendirian dan penguasaan
Misalnya, PT Bank Sumut, BPD DKI Jakarta, BPD Jawa Barat, BPD Jawa
Merupakan bank yang seluruh atau sebagian besar sahamnya dimiliki oleh
Misalnya, Bank Central Asia (BCA), Bank Muamalat, Bank Niaga, Bank
Merupakan cabang dari bank yang ada di luar negeri, bank milik swasta
asing atau pemerintah asing. Kepemilikannya pun jelas dimiliki oleh pihak
Deutsche Bank.
Kepemilikan saham bank campuran dimiliki oleh pihak asing dan pihak
warganegara Indonesia.
dibagi kedalam dua jenis. Pembagian jenis ini disebut juga pembagian
melayani masyarakat baik dari segi jumlah produk, modal maupun kualitas
a. Bank devisa
seperti halnya bank devisa. Bank non devisa ini merupakan kebalikan dari
Negara.
Jenis bank jika dilihat dari segi atau caranya dalam menetukan harga, baik
Mayoritas bank yang berkembang di Indonesia saat ini adalah bank yang
berorientasi pada prinsip konvensional. Hal ini tidak terlepas dari sejarah
colonial Belanda.
spread based.
berdasarkan hokum islam antara bank dengan pihak lain untuk menyimpan
(ijarah).
tertentu. Bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah, bunga adalah riba.
1. Bank Umum
baru; atau
20
Rachmadi Usman, Aspek-Aspek Hukum Perbankan di Indonesia, Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta, 2001, hal. 67.
D. Kelembagaan Perbankan
manajemen, laporan keuangan, pembayaran dalam dan luar negeri, sumber daya
Aspek eksternal bank adalah hubungan antara bank yang satu dengan bank
sebagainya.
hubungannya yang satu dengan yang lain atau bentuk organisasi bank tersebut,
yang terdiri dari unit banking system (bank tunggal) dan multiple office bank
system. Yang dikatakan sebagai unit banking system adalah sejumlah bank yang
berdiri sendiri dan tidak mempunyai cabang atau perwakilan, sedangkan multiple
office bank system adalah beberapa kantor bank yang beroperasi dalam kesatuan
hukum.
1. Branch banking system, yaitu bank yang merupakan satu kesatuan hukum
yang beroperasi pada lebih dari satu kantor bank. Pada sistem ini, kantor
21
Bahan ajaran Tan Kamello dan Syarifah Lisa, op.cit, hal. 16.
pusat bank mendirikan kantor cabang yang memiliki hak yang sama
dengan kantor pusat tetapi dalam hal-hal tertentu masih ada keterbatasan
2. Chain banking system, yaitu sejumlah bank yang berdiri sendiri dalam
kedudukannya sebagai suatu kesatuan hukum. Pada sistem ini, operasi dan
3. Group banking system, yaitu sejumlah bank yang berdiri sendiri dalam
bank sentral atau Bank Indonesia dengan bank-bank lain, sedangkan hubungan
horizontal artinya hubungan antara bank yang satu dengan bank lainnya.