Anda di halaman 1dari 26

TEORI HIMPUNAN DAN PENERAPANNYA

Disusun Oleh :
Kelompok 2 Palembang / Semester 5 (Ganjil)
Luthfiyah Farah H 06131281924065 / 28
Nawal Ramziyah 06131381924050 / 15
Putri Aguindah 06131381924049 / 14
Farizki Chaniago 06131381924061 / 24
Ibrahim Muharam 06131381924051 / 16

Dosen Pengampu Mata Kuliah


Dra. Toybah, M. Pd.
Vina Amilia Suganda, M. Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
PALEMBANG
2021

i
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut Asma-Mu yang Maha Pengasih dan Maha


Penyayang. Puji syukur kehadirat Allah yang telah memberikan berbagai
nikmat, terutama nikmat Iman, Islam, dan sehat "wal’afiat”. Sehingga
sampai saat ini kami masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan
makalah ini dengan lancar tanpa hambatan sesuatu apapun. Shalawat
teriring salam tidak henti-hentinya kita curahkan kepada junjungan kita
Nabi Besar Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari zaman gelap
gulita ke zaman terang penuh rahmat
Pertama-tama kami ingin mengucapkan terima kasih kepada Dosen
Statistika Pendidikan kami yang telah mempercayakan dan membimbing
kami dalam pembuatan makalah ini. Orang tua, yang senantiasa mendoakan
kami agar dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat Waktu.
Teman-teman, yang selalu mendukung kami agar tetap semangat untuk
menyelesaikan makalah ini.
Dalam makalah ini, kami membahas tentang “TEORI HIMPUNAN
DAN PENERAPANNYA” berdasarkan ranah pembelajaran yang kami buat
berdasarkan referensi yang kami ambil dari berbagai sumber. Makalah ini
diharapkan bisa menambah wawasan dan pengetahuan yang selama ini kita
cari. Kami berharap bisa dimanfaatkan semaksimal dan sebaik mungkin.
Semoga manfaat ini bermanfaat bagi kaum akademisi pada umumnya.

Palembang, 30 Agustus 2021

Kelompok 2

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................................ii


DAFTAR ISI......................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................1
1.3 Tujuan ....................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................................2
2.1PENGERTIAN TEORI HIMPUNAN .................................................................2
2.2 NOTASI HIMPUNAN..........................................................................................3
2.3 CARA MENULISKAN HIMPUNAN..............................................................3
2.4 JENIS-JENIS HIMPUNAN...............................................................................6
2.5 OPERASI HIMPUNAN.....................................................................................15
2.6 SIFAT-SIFAT OPERASI HIMPUNAN..........................................................19
BAB III PENUTUP ...........................................................................................................23
3.1 Kesimpulan ............................................................................................................23
3.2 Saran ......................................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................24

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Himpunan merupakan kumpulan dari beberapa objek yang dapat


didefinisikan dengan jelas. Dalam pelajaran matematika, dikenal ada beberapa
jenis operasi himpunan, diantaranya yaitu gabungan, irisan, selisih, komplemen,
dan beda setangkup.
Suatu himpunan biasanya dinyatakan atau disimbolkan dengan huruf kapital.
Sementara itu, jika anggota dari himpunan tersebut berupa huruf, maka
anggotanya dituliskan menggunakan huruf kecil. Ada pun beberapa cara yang
dapat digunakan untuk menyatakan suatu himpunan, yaitu sebagai berikut.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa yang dimaksud dengan teori himpunan?
1.2.2 Bagaimana cara menuliskan himpunan?
1.2.3 Apa saja jenis dan sifat operasi himpunan?

1.3 Tujuan Penulisan


1.3.1 Agar mengetahui maksud dari teori himpunan
1.3.2 Agar mengetahui cara untuk menuliskan himpunan
1.3.3 Agar mengetahui jenis-jenis himpunan dan sifat operasi himpunan

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Teori Himpunan


Himpunan merupakan sekumpulan objek-objek yang didefinisikan secara jelas.
Maksud dari didefinisikan secara jelas yaitu objek-objek tersebut dapat diukur
(tidak relatif).

Anggota dari himpunan dituliskan di dalam kurung kurawal “{ … }. Beberapa


contoh himpunan yaitu sebagai berikut.

 Himpunan siswa kelas VII SMP Juara.


 Himpunan siswa gemar bermain piano.
 Himpunan siswa dengan tinggi badan lebih dari 160 cm.
 Himpunan binatang berkaki empat.
 Himpunan bilangan prima kurang dari 10.
Semua contoh himpunan di atas merupakan himpunan, karena himpunan di atas
terukur dan dapat didefinisikan dengan jelas.

Dapatkah kalian menyebutkan contoh himpunan yang lainnya?

Berikut disajikan contoh yang bukan merupakan himpunan.

 Himpunan siswa yang pandai.


 Himpunan mobil mewah.
 Himpunan warna yang indah.
Contoh-contoh di atas bukan merupakan himpunan karena pengelompokan tidak
didefinisikan secara jelas. Pandai, mewah, dan indah merupakan kata sifat yang
relatif (tidak dapat diukur secara jelas).

2
Selanjutnya akan dijelaskan mengenai contoh penerapan himpunan.

2.2 Notasi Himpunan


Notasi himpunan yaitu cara memberi simbol pada suatu himpunan. Dalam
matematika, himpunan dinyatakan dengan huruf kapital seperti A, B, C atau P, Q,
R. Benda atau objek yang termasuk ke dalam himpunan ditulis dengan
menggunakan pasangan kurung kurawal dan diberi koma seperti berikut
{… , …}
contoh
- B merupakan himpunan nama hari dimulai dari huruf S. Maka dinyatakan B=
{Senin, Selasa, Sabtu}
- A merupakan bilangan genap antara 25 – 35. Maka dinyatakan A = {26, 28, 30,
32, 34}
Ada empat cara atau metode untuk menyatakan (menuliskan) suatu himpunan,
yaitu:

2.3 Cara Menuliskan Himpunan


2.3.1 Tabulasi (The Roster Method)
Cara ini sering disebut juga dengan cara pendaftaran (roster method) atau
enumerasi, yaitu cara menyatakan suatu himpunan dengan menuliskan
anggotanya satu per satu. Untuk membedakan anggota yang satu dengan yang
lainnya digunakan tanda koma (,). Jika banyaknya anggota himpunan itu cukup
banyak atau tak terhingga, untuk menyingkat tulisan biasanya digunakan tanda
titik tiga (...) yang berarti “dan seterusnya”. Cara tabulasi biasanya digunakan jika
anggota dari himpunan itu bias ditunjukan satu persatu (diskrit), misal :

A = {0, 1, 2, 3, 4, ...}

B = {0, 1, 4, 9, 16, ..., 100}

C = {merah, jingga, kuning, hijau, biru}

Pada contoh pertama, banyak anggota dari himpunan A adalah tak terhingga,
sehingga tidak mungkin dituliskan semua anggotanya satu persatu, oleh karena itu
3
digunakan titik tiga setelah aturan (pola) bilangan yang disajikan dapat dilihat.
Perhatikan bahwa kita tidak boleh menuliskan seperti A = {0, ...} atau A = {0,
1, ...} untuk contoh yang pertama, sebab belum tampak polanya. Penulisan seperti
itu bisa mengandung interpretasi lain, sehingga tidak sesuai dengan yang
dimaksudkan.

Pada contoh kedua, juga digunakan tanda titik tiga karena banyak, anggotanya
cukup banyak dan aturan bilangannya sudah tampak, yaitu kuadrat dari bilangan
cacah. Kardinal dari setiap himpunan di atas adalah n(A) = ~, n(B) = 11, dan n(C)
= 5.

2.3.2 Dengan notasi pembentukan himpunan/simbol baku (The Rule Method)


Beberapa himpunan yang khusus dituliskan dengan simbol-simbol yang sudah
baku. Terdapat sejumlah simbol baku yang menyatakan suatu himpunan, yang
biasanya disajikan dengan menggunakan huruf kapital dan dicetak tebal. Berikut
adalah contoh-contoh himpunan yang dinyatakan dengan simbol baku, yang
sering kita dijumpai, yaitu :

N = himpunan bilangan asli = {1, 2, 3, ...}

P = himpunan bilangan bulat positif = {1, 2, 3, ...}

Z = himpunan bilangan bulat {...,-2, -1, 0, 1, 2, 3, ...}

Q = himpunan bilangan rasional

R = himpunan bilangan riil

C = himpunan bilangan kompleks

2.3.3 Dengan menyebutkan syarat keanggotaannya/Pencirian/Deskripsi


Cara ini dikenal dengan “rule method” atau metode aturan, atau disebut juga
metode pembentuk himpunan. Dalam menggunakan metode deskripsi ini, anggota
dari suatu himpunan tidak disebutkan satu per satu, tetapi penyajian anggota
himpunannya dilakukan dengan mendefinisikan suatu aturan / rumusan yang

4
merupakan batasan bagi anggota-anggota himpunan. Himpunan yang anggotanya
diskrit dapat disajikan dengan cara deskripsi ini, akan tetapi suatu himpunan yang
anggotanya kontinu hanya bisa disajikan dengan cara deskripsi, dan tidak bisa
disajikan dengan cara tabulasi.

Contoh:

(1) A = adalah himpuan bilangan cacah yang lebih dari 1 dan kurang dari 8.
Himpunan A, jika disajikan dengan cara tabulasi didapat :

A = {2, 3, 4, 5, 6. 7}

Sedangkan jika disajikan dengan menggunakan metode deskripsi didapat :

A = {x | 1 < x < 8, x bilangan cacah}

(2) B = {x | 1 < x < 8, x bilangan real}.

Himpunan tersebut tidak bisa disajikan dengan cara tabulasi, karena anggotanya
kontinu.

Kedua himpunan tersebut memiliki kardinalitas yang berbeda, yaitu n(A) = 6


sedangkan n(B) = ~.

2.3.4 Diagram Ven


Dalam diagram venn, himpunan semesta S digambarkan dengan persegi panjang,
sedangkan untuk himpunan lainnya digambarkan dengan lengkungan tertutup
sederhana, dan anggotanya digambarkan dengan noktah. Anggota dari suatu
himpunan digambarkan dengan noktah yang terletak di dalam di dalam daerah
lengkungan tertutup sederhana itu, atau di dalam persegi panjang untuk anggota
yang tidak termasuk di dalam himpunan itu.

5
2.4 Jenis-Jenis Himpunan

2.4.1 Himpunan Bagian (Subset)


Dalam ilmu matematika, khususnya teori himpunan, sebuah himpunan A
merupakan himpunan bagian ataupun subset himpunan B jika A “termuat”
dalam B.

Misalkan A an B adalah dua himpunan dan jika semua anggota himpunan


A adalah anggota pada himpunan B, maka A disebut juga dengan himpunan
bagian B.

Jadi, Himpunan bagian adalah himpunan yang tersusun dari anggota


himpunan lainnya. Jika himpunan A merupakan himpunan bagian B, dan
setiap anggota himpunan A juga anggota himpunan B, maka dituliskan
A ⊂ B atau B ⊃ A.

Contoh :

1. Dengan himpunan bilangan

A = {1, 2, 3}
B = {1, 2, 3, 4, 5}
Maka A ⊂ B atau B ⊃ A

Jika ada anggota himpunan A yang bukan anggota B, maka A bukan


himpunan bagian dari B dan dituliskan A ⊄ B.

A = {1, 2, 3, 4, 5}
B = {4, 5, 6}
Maka A ⊄ B

2. Dengan jumlah siswa

6
S = {seluruh siswa kelas VII yang ada di sekolah kamu}

A = {seluruh siswa kelas VIIA yang ada di kelas kamu}

B = {seluruh siswa perempuan VIIA yang ada di kelas kamu}

C = {seluruh siswa laki-laki VIIA yang ada di kelas kamu}

Penjelasan:

Jika melihat dari contoh tersebut, maka diperoleh keterangan dibawah ini:

Himpunan B & himpunan C adalah himpunan bagian himpunan A.


Dikarenakan setiap anggota dari himpunan B maupun C adalah anggota
himpunan A. Selanjutnya Himpunan A adalah himpunan bagian himpunan C.
Dikarenakan setiap anggota dari himpunan A adalah anggota himpunan C.
Sementara Himpunan B bukan termasuk himpunan bagian himpunan C itu
juga sebaliknya. Dikarenakan tak ada anggota dari himpunan B yang
termasuk anggota himpunan C atau sebaliknya.

Contoh Soal Tentang Himpunan Bagian:

Diketahui: suatu himpunan A = {1, 2, 3, 4} maka tentukan banyaknya himpunan


bagian himpunan A tersebut.

Penyelesaian:

Banyaknya anggota himpunan A adalah = n(A) = 4, oleh karena itu, banyaknya


himpunan bagian A ialah 2.4 = 8.

2.4.2 Himpunan Kosong (Nullset)

Himpunan kosong yaitu himpunan yang tidak memiliki anggota.


Istilah seperti kosong, hampa juga nihil mengacu pada himpunan yang tak

7
mengandung elemen, tetapi istilah nol berbeda dengan ketiga istilah di atas,
karena nol menyatakan sebuah bilangan tertentu.
Sebuah himpunan dikatakan sebagai himpunan kosong jika tidak memiliki
anggota himpunan. Selain itu, dapat juga disebut sebagai himpunan null yang
disimbolkan dengan atau “{}”

Simbol untuk himpunan kosong yaitu :

“{}” dan ” ∅ “
Contoh Himpunan Kosong:

Perhatikan contoh himpunan berikut ini.

1. M adalah himpunan kuda bertanduk.


2. N adalah himpunan bilangan prima habis dibagi 4.
3. L adalah himpunan bilangan prima antara 7 dan 11.

Dapatkah ditentukan berapa banyak anggota dari himpunan M, N, dan L?


Berapakah n(M), n(N), dan n(L)?

Ternyata himpunan di atas tidak memiliki anggota. Himpunan seperti di itu


disebut himpunan kosong, dan dilambangkan dengan { } atau Æ.

Jika himpunan K = {0}, himpunan K bukan himpunan kosong, sebab himpunan K


memiliki 1 anggota, yaitu bilangan 0.

Contoh Soal Himpunan Kosong

Tentukan himpunan di bawah ini apakah termasuk himpunan kosong ?

a. M = himpunan bilangan ganjil antara 7 dan 9.


b. L = himpunan bilangan prima genap.

Penyelesaian:

a. Bilangan ganjil antara 7 dan 9 tak ada, Jadi himpunan M yaitu himpunan
kosong M = { } atau M = Æ, berarti n(M) = 0.
8
b. Bilangan prima genap ada, yaitu 2. Jadi, himpunan L memiliki satu anggota,
yaitu 2 ditulis L = {2} dan n(L) = 1. Himpunan L bukan merupakan himpunan
kosong.

2.4.3 Himpunan Semesta


Misalnya saja kita diberi suatu himpunan H = {kucing, kelinci, kuda, kerbau}.
Angota-anggota himpunan H ini bisa dikelompokkan ke dalam himpunan hewan
yang memiliki kaki empat atau hewab berkaki empat. Atau juga bisa disebut
dengan himpunan hewan menyusui, dan himpunan hewan yang berawalan dengan
huruf K.

Himpunan-himpunan di ataslah yang disebut dengan himpunan semesta yang


berasal dari hipunan H. himpunan semesta pembicaraan biasanya dinotasikan
dengan menggunakan S. Himpunan semesta adalah himpunan yang memuat
semua anggota atau objek yang dibicarakan.

Contoh Soal Himpunan Semesta:

1. Himpunan A = {2, 3, 5, 7, 11, 13}. Tentukan himpunan semesta yang


mungkin dari A.

Jawaban:

Himpunan semesta yang mungkin dari himpunan A adalah

S = {bilangan prima}

S = {bilangan asli}
9
S = {bilangan cacah}

S = {bilangan bulat}, dan sebagainya.

2.4.4 Himpunan Sama (Equal)


Bila setiap anggota himpunan A juga merupakan anggota himpunan B,
begitu pula sebaliknya.di notasikan dengan A=B
Syarat : Dua buah himpunan anggotanya harus sama.
Contoh :
A ={ c,d,e} B={ c,d,e } Maka A = B
Penjelasan : Himpunan equal atau himpunan sama,memiliki dua buah
himpunan yang anggotanya sama misalkan anggota himpunan A {c,d,e}
maka himpunan B pun akan memiliki anggota yaitu { c,d,e }.

2.4.5 Himpunan Lepas


Himpunan lepas adalah suatu himpunan yang anggota-anggotanya tidak
ada yang sama.
Contoh:
C = {1, 3, 5, 7} dan D = {2, 4, 6} Maka himpunan C dan himpunan D
saling lepas.
Catatan : Dua himpunan yang tidak kosong dikatakan saling lepas jika kedua
himpunan itu tidak mempunyai satu pun anggota yang sama

2.4.6 Himpunan Komplemen (Complement Set)


Apabila benda-benda yang berada di atas meja dimisalkan sebagai
himpunan semesta, yaitu S ={gelas, piring, kue, buku, pensil, pulpn,
penhapus, penggaris), dan kumpulan alat tulis dimisalkan sebagia himpunan
A, yaitu A = {buku, pensil, pulpen, penghapus, penggaris), maka kumpulan
benda-benda selain alat tulis, yaitu gelas, piring, dan kue disebut sebagai
himpunan komplemen atau himpunan pelengkap dari himpunan A

10
Himpunan komplemen A dinotasikan dengan Ā atau A’ atau Ac. Dengan
demikian, himpunan komplemen A di atas dapat ditulis Ā = A’ = Ac = {gelas,
piring, kue}.

Komplemen Suatu Himpunan

Komplemen dari himpunan A adalah semua anggota S (himpunan


semesta) yang bukan anggota A.
Komplemen dari A terhadap S ditulis A’ (baca komplemen dari A atau A
komplemen). Perhatikan
diagram Venn di bawah ini, daerah yang diarsir adalah komplemen dari A atau A’.
Dengan pembentuk notasi himpunan dapat dituliskan A’ = {x | x Î S, x Ï A}

Contoh Soal Himpunan Komplemen:

Diketahui: S = {x | x < 10, x Î bilangan cacah} dan A = {1, 3, 5, 7, 9}


Tentukan komplemen dari A (A’).

Penyelesaian:
S = {0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9} ; A = {1, 3, 5, 7, 9}
Semua anggota S yang bukan anggota A membentuk satu himpunan yaitu {0, 2, 4,
6, 8}

11
Jadi, komplemen himpunan A adalah A’ ={0, 2, 4, 6, 8}.
Perhatikan diagram Venn di atas. Daerah yang diarsir adalah komplemen A atau
A’.

2.4.7 Himpunan Ekuivalen (Equal Set)


Himpunan ekuivalen adalah himpunan yang anggotanya sama banyak dengan
himpunan lain. Ada sebuah kulkas/lemari es yang mana di dalamnya terdapat
3 jenis minuman yakni Teh, Sirup dan Susu yang juga terdapat 3 jenis
buah-buahan seperti Apel, Jeruk dan Mangga. Nah, sekarang kita ibaratkan
beberapa jenis minuman tersebut adalah himpunan A sedangkan untuk
jenis-jenis buah adalah himpunan B, jadi untuk penulisannya adalah sebagai
berikut:
A = { Teh, Sirup, Susu }

B = (Apel, Jeruk dan Mangga}

Di lihat dari kedua himpunan tersebut yang sama ialah yang memiliki banyak
anggotanya, atau dengan kata lain sama-sama 3, yang dapat di tulis n(A) = 3
dan n(B) = 3, jadi n(A) = n(B) = 3.

“himpunan yang memiliki banyak anggota memiliki pengertian


sebagai himpunan ekuivalen atau himpunan ekuipoten”

“Himpunan ekuivalen merupakan himpunan yang unsurnya tidak


sama, akan tetapi memiliki banyak anggota yang sama.”

12
“Sedangkan untuk pengertian dari Himpunan ekuivalen ialah dua
himpunan yang mempunyai jumlah anggota sama.”

Contoh Soal Himpunan Ekuivalen

Diketahui:

Himpunan A = {1, 2, 3}, B = (a, b, c}, dan E = {1, ½ , 1/3 , ¼ } mana yang
ekuivalen di antara tiga himpunan tersebut?

Jawab:

n(A) = 3, n(B) = 3, dan n(C) = 4

Jadi n(A) = n(B) = 3, maka himpunan A ekuivalen B

Untuk lebih jelasnya dari jawaban di atas dapat di uraiakan sebagai berikut:

“Yang di katakan sebagai himpunan ekuivalen adalah Himpunan


A dan B, yang mana jika anggota Himpunan A dan B sama-sama
banyak”

“Dapat di katakan ekivalen/ sederajad dari Dua himpunan A dan


B, yakni banyaknya anggota (Eleman) pada himpunan A sama
dengan banyaknya anggota (elemen) himpunan B.”

2.4.8 Himpunan Berhingga dan Tidak Berhingga


Perhatikan himpunan - himpunan beikut :

13
 P adalah himpunan nama-nama hari, dapat ditulis P = { Senin, selasa,
rabu, kamis, jumat, sabtu }
 Himpunan bilangan cacah, dapat ditulis C = { 0,1,2,3,4,.. } dengan
anggotanya 0,1,2,3,4, dan seterusnya.
 Himpinan bilangan ganjil, dapat ditulis G = { 1,3,5,7,.. } dengan
anggotanya 1,2,5,7 dan seterusnya.
 S adalah himpunan bilangan asli kurang dari 100, dapat ditulis S =
{ 1,2,3,4,5, ..., 99 }

Pada himpunan P di atas, semua anggota himpunan P sudah didaftar,


yaitu senin,selasa,rabu,kamis,jumat,sabtu dan minggu. Jadi, banyaknya
anggota himpunan P ada 7.
Perhatikan himpunan S. Tidak semua anggota himpunannya didaftar di
antara dua kurung kurawal. Namun, kamu bisa menentukan bilangan yang
paling besar anggotanya, yaitu 99. Jika diurutkan mulai dari 1,2,3,4, ...,99 lalu
dihitung maka banyak anggotanya ada 99.
Himpunan seperti P dan S disebut himpunan berhingga. Sekarang,
perhatikan himpunan C dan G di atas. Tidak semua anggota didaftar dan juga
tidak dapat ditentukan, berapakah bilangan terbesar yang merupakan anggota
himpunan, karena tidak diketahui anggota yang terbesar maka tidak dapat
dihitung banyaknya anggota pada himpunan C dan G. Himpunan sperti C dan
G disebut himpunan tak berhingga.
Untuk mengatakan suatu himpunan yang jumlah anggotanya tak
terhingga dan anggota-anggota tersebut mempunyai urutan tertentu,
digunakan tanda tiga titik (...), misalnya C = Himpunan bilangan bulat. C =
{ ..., -1, 0, 1, ... }

Contoh Soal:
Apakah himpunan berikut termasuk himpunan tak terhingga atau himpunan
berhingga?
a. K adalah himpunan nama hari dalam seminggu yang dimulai huruf S
14
b. L adalah himpunan bilangan bulat positif.

Penyelesaian:
A. K = { senin,selasa,sabtu }
Banyaknya anggota K ada 3, maka n(K) = 3
Jadi, K merupakan himpunan berhingga

B. L = { 1,2,3,4,... }
Banyaknya anggota L tida ksemuanya dapat didaftar karena tidak dapat
ditentukan berapa bilangan terbesar yang merupakan anggota himpunan L,
maka banyak anggota himpunan L tidak dapat dihitung. Jadi, L merupaka
himpunan tak berhingga.

2.4.9 Himpunan Kuasa


Himpunan Kuasa (power set) himpunan A adalah himpunan-himpunan
bagian dari A termasuk himpunan kosong dan himpunan A sendiri,
dilambangkan dengan P(A). Banyak anggota himpunan kuasa dari himpunan
A dilambangkan dengan n(P(A)).
Contoh:
Jika B = {1, 2, 3} maka himpunan kuasanya adalah: {{ }, {1}, {2}, {3}, {1,
2}, {1, 3}, {2, 3}, {1, 2, 3}}

2.5 Operasi Himpunan


2.5.1 Irisan (intersection)
Irisan A dan B adalah himpunan yang semua anggotanya menjadi anggota
himpunan A dan juga menjadi anggota himpunan B.
• Notasi A Ç B = { x | x Î A dan x Î B }
• Diagram Venn

15
Contoh :
A = {Himpunan bilangan genap kurang dari 10 }
B = { Himpunan bilangan kelipatan 4 kurang dari 15 } Tentukan A Ç B
adalah......
A = {2, 4, 8}
B = {4, 8, 12}
Maka
A Ç B = { 4, 8 }

2.5.2 Gabungan (union)


Gabungan himpunan semua A dan B adalah himpunan yang anggotanya terdapat
pada himpunan A dan himpunan B.
• Notasi A È B = { x | x Î A atau x Î B }
• Diagram Venn

16
Contoh :
A = {Himpunan bilangan ganjil kurang dari 10 } B = { Himpunan bilangan
prima kurang dari 20 }
Tentukan A È B adalah......
Jawab :
A = {1, 3, 5, 7, 9}
B = {2, 3, 5, 7, 11, 13, 17, 19}
Maka
A È B = { 1, 2, 3, 5, 7, 9, 11, 13, 17, 19}

2.5.3 Selisih
Selisih himpunan A dan B adalah himpunan yang memuat semua anggota A dan
tidak memuat anggota B.
• Notasi A – B = { x | x Î A dan x Ï B }`
• Diagram Venn
17
Contoh:
S = {1, 2, 3, 4,.......,12} A= {1, 2, 4, 6}, dan
B = {2, 4, 8, 10, 12}
Tentukan selisih himpunan A – B adalah.....
Jawab :
A – B = {1,6}

2.5.4 Komplemen
Komplemen himpunan A adalah himpunan yang anggota anggotanya
merupakan anggota S, tetapi bukan anggota A. Komplemen himpunan A
dilambangkan dengan A’ atau
• Notasi A’ = { x | x Î S dan x Ï A }
• Diagram Venn

18
Rumus untuk menentukan banyak anggota gabungan dua himpunan yaitu:
n(A È B)= n(A) + n(B) - n(A Ç B)
Keterangan :
n(A) = banyaknya anggota himpunan A n(B) = banyaknya anggota himpunan B

2.6 Sifat-Sifat Operasi Himpunan


2.6.1 Sifat Identitas
Sifat komutatif adalah sifat operasi suatu himpunan yang hasilnya
himpunan itu sendiri.
AՈ∅ =∅
AՈS=A
AՍ∅ =A
AՍS=S
CONTOH :
A = { a, b, c, d, e, f }
B = { a, b, c, d, e, f, g, h, i }
A Ո ∅ = { a, b, c, d, e, f } Ո { } = { } = ∅
A Ո S = { a, b, c, d, e, f } Ո { a, b, c, d, e, f, g, h, i }
= { a, b, c, d, e, f } = A
A Ս ∅ = { a, b, c, d, e, f } Ս { } = { a, b, c, d, e, f } = A
A Ս S = { a, b, c, d, e, f } Ս { a, b, c, d, e, f, g, h, i }
19
= { a, b, c, d, e, f, g, h, i } = S

2.6.2 Sifat Idempoten


Idem = Sama
Potensi : Kekuasaan
AՍA=A
AՈA=A
CONTOH :
A = { a, b, c, d, e, f } A = { a, b, c, d, e, f }
A U A = { a, b, c, d, e, f} Ս { a, b, c, d, e, f }
= { a, b, c, d, e, f, a, b, c, d, e, f}
= { a, b, c, d, e, f } = A
A Ո A = { a, b, c, d, e, f } = A

2.6.3 Sifat Komutatif


Sifat komutatif adalah sifat operasi himpunan terhadap 2 himpunan yang
memenuhi pertukaran leta antar himpunan sehingga menghasilkan hasil
yang sama.
A Ո A = B Ո A dan A Ս B = B Ս A.
CONTOH :
A = { a, b, c, d, e, f }
B = { d, e, f, g, h, i }
A Ո B = { a, b, c, d, e, f } Ո { d, e, f, g, h, i }
= { d, e, f }
A Ո A = { d, e, f, g, h, i } Ո { a, b, c, d, e, f }
= { d, e, f }
A Ս B = { a, b, c, d, e, f } Ս { d, e, f, g, h, i }
= { a, b, c, d, e, f, g, h, i }
B Ս A = { d, e, f, g, h, i } Ս { a, b, c, d, e, f }
= { d, e, f, g, h, i, a, b, c}
20
2.6.4 Sifat Asosiatif
Sifat asosiatif adalah sifat operasi himpunan terhadap 3 himpunan
menggunakan bantuan pengelompokkan 2 himpunan dengan tanda kurung
dan apabila pengelompokkan ditukarkan hasil tetap sama.
(A Ո B) Ո C = A Ո (B Ո C) dan (A Ս B) Ս C = A Ս (B Ս C)
CONTOH :
A = { a, b, c, d, e, f }
B = { d, e, f, g, h, i }
C = { a, d, e, f, g, h }
(AՍB)ՍC=AՍ(BՍC)
{ a, b, c, d, e, f, g, h, i } Ս { a, d, e, f, g, h, i }
= { a, b, c, d, e, f } Ս { a, d, e, f, g, h, i }
{ a, b, c, d, e, f, g, h, i } = { a, b, c, d, e, f, g, h, i }
(A Ո B) = A Ո ( B Ո C)
{ d, e, f } Ո { a, d, e, f, g, h, i }
= { a, b, c, d, e, f } Ո { d, e, f } = { d, e, f } = { d, e, f }

BAB III
PENUTUP

21
3. 1 Kesimpulan
Himpunan merupakan kumpulan dari beberapa objek yang dapat
didefinisikan dengan jelas. Dalam pelajaran matematika, dikenal ada beberapa
jenis operasi himpunan, diantaranya yaitu gabungan, irisan, selisih, komplemen,
dan beda setangkup.

3. 2 Saran

Adapun saran yang penulis sampaikan adalah agar pembaca dapat


menggunakan pemecahan masalah secara statistik, lebih tepat jika mengikuti
tahapan yang ilmiah. Data yang baik tentu saja harus yang mutakhir, cocok
(relevan), dengan masalah penelitian dari sumber yang dapat
dipertanggungjawabkan, lengkap akurat, objektif dan konsisten. Pengumpulan
data sedapat mungkin di peroleh dari tangan pertama. Data yang baik sangat di
perlukan dalam penelitian, sebab bagaimanapun canggihnya suatu analisis data
jika tidak di tunjang oleh data yang baik, maka hasilnya kurang dapat di
pertanggungjawabkan.

22
DAFTAR PUSTAKA

https://www.weschool.id/pengertian-himpunan-bagian-dan-contoh-soalnya/
https://www.kelaspintar.id/blog/edutech/pengertian-himpunan-dan-jenis-jenisnya-
7403/
https://sofianingrumhampatra.wordpress.com/himpunan-2/jenis-jenis-himpunan/
https://cilacapklik.com/2020/09/pengertian-himpunan-dan-jenis-jenis-operasi-him
punan.html

23

Anda mungkin juga menyukai