Anda di halaman 1dari 1

Nama : Gren Raina Mutiara L

NPM : 10080018367

Pemikiran Khawarij dan Murji’ah

Dalam hal menyikapi pelaku dosa besar, aliran Khawarij langsung memfonis bahwa semua
pelaku dosa besar (murtabb al-kabirah), kecuali sekte al-Najdah,adalah kafir atau murtad
sehingga wajib dibunuh dan akan disiksa di neraka selama-lamanya. Sekte al-
Azariqah,  menggunakan istilah musyrik, yaitu memandang musyrik terhadap yang tidak mau
bergabung dengan barisan mereka dan yang tidak sefaham dengan mereka. Pelaku dosa besar
(membunuh, berzina, dll) dalam pandangan mereka telah beralih status keimanannya menjadi
kafirmillah (agama) yang berarti telah keluar dari Islam, kekal di neraka bersama orang-orang
kafir lainnya. Sekte al-Muhakimat menyatakan, Ali, Muawiyah, Amr bin Ash, Abu Musa al-
Asy’ari, dan semua orang yang menyetujui arbitrase  adalah bersalah dan menjadi kafir termasuk
orang yang berbuat dosa besar (berzina, membunuh manusia tanpa sebab, dosa besar lainnya).
Sedangkan aliran Murji’ah memberikan pengharapan kepada masyarakat. Sekte Murji’ah
ekstrim terkenal dengan kredonya bahwa perbuatan maksiat tidak dapat membawa kekufuran.
Menurut mereka, keimanan terletak di dalam kalbu, adapun ucapan dan perbuatan tidak
selamanya merupakan refleksi dari apa yang ada di dalam kalbu. Oleh karena itu, segala ucapan
dan perbuatan seseorang yang menyimpang dari kaidah agam tidak berarti telah menggeser atau
merusak keimanannya, bahkan keimanannya masih sempurna di mata tuhan. Mereka
memandang pelaku dosa besar tidak akan disiksa di neraka. Adapun sekte Murji’ah moderat
berpendapat bahwa pelaku dosa besar tidaklah menjadi kafir. Meskipun disiksa dalam neraka, ia
tidak kekal di dalamnya, bergantung pada ukuran dosa yang dilakukannya. Masih terbuka
kemungkinan bahwa Tuhan akan mengampuni dosanya hingga ia bebas dari siksaan neraka. Abu
Hanifah dan pengikutnya termasuk pada sekte Murji’ah moderat ini.
Kemudian pendapat dalam hal menyikapi iman dan kufur, aliran Khawarij memandang
masalah iman dan kufur lebih bertendensi politik ketimbang ilmiah-teoritis. Menurutnya, iman
tidak semata-mata percaya kepada Allah. Mengerjakan segala perintah kewajiban agama juga
merupakan bagian dari keimanan. Oleh karena itu, Khawarij menganggap kafir bagi siapapun
yang beriman kepada Allah dan Muhammad Rasul-Nya, namun tidak melaksanakan perintah
kewajiban agama dan malah melakukan dosa.

Anda mungkin juga menyukai