Anda di halaman 1dari 1

Nama : Gren Raina Mutiara L

NPM : 10080018367
Awal kemunculan aliran dalam Islam
Dari sejarah Rasulullah yang ketika menyebarkan agama islam di mekah beliau belum
bisa mengepalai sebuah pemerintahan, akan tetapi ketika hijrah ke Madinah beliau tidak hanya
menjadi kepala agama tapi juga menjadi pemerintahan. Beliau lah yang mendirikan kekuasaan
politik islam yang dipatuhi di kota madinah.
Setelah wafatnya beliau kemudian bergantilah kepala negara itu, yang pertama yaitu Abu
Bakr, kedua ‘Umar bin khotob, ketiga ‘Utsman bin ‘Affan dan yang keempat ‘Ali bin Abi
Tholib. Keempat penggani Rasulullah ini yang kemudian terkenal dengan khulafau ar Rosyidin.
            Namun ketika pemerintahan dikepalai oleh ‘Utsman, tindakan-tindakan politiknya justru
menimbulkan ketidak senangan dari sekelompok sahabat dari para sahabat dan yang lainnya,
sehingga menimbulkan pemberontakan yang merugikan dirinya sendiri, bahkan pemberontak
yang di Mesir bergerak menuju Madinah hingga membunuh ‘Utsman.
            Setelah wafatnya ‘Utsman, kemudian kekholifahan digantikan oleh ‘Ali bin Abi Tholib,
tetapi karena adanya keinginan dari sahabat lain yang ingin menjadi kholifah, di antaranya
Tolhah dan Zubair yang disokong ‘Aisyah, maka terjadilah peperangan antara mereka di Irak
pada tahun 656 M, akhirnya ‘Ali bisa mengalahkan mereka.
            Setelah peperangan berakhir datang lagi tantangan dari salah seorang yang masih
termasuk keluarga ‘Utsman, yaitu Mu’awiyah bin Abi Sufyan, hingga terjadi perang yang
terkenal dengan perang shiffin. Dari peperangan inilah yang kemudian adanya arbitrase antara
keduanya dan memunculkan kaum Khowarij dan Syiah.
            Dari khowarij ini yang kemudian memandang bahwa orang yang menerima arbitrasae
adalah kafir dan wajib dibunuh. Lambat laun khowarij tepecah dan mengalami perubahan, yang
dianggap telah kafir juga orang yang berbuat dosa besar. Yang kemudian dari persoalan ini,
muncul aliran Khowarij, Murji’ah dan Mu’tazilah. Kemudian timbul pula dua aliran teologi
dalam islam, yaitu Qodariah dan Jabariah,yang kemudian Mu’tazilah mengikuti faham Qodariah
dan terpengaruh budaya Yunani klasik yang befikir secara bebas dengan akal. Karena berfikir
bebas ini kemudian mereka menganggap al Quran itu bersifat mahluk bukan Qodim, maka
timbullah perlawanan dari umat islam yang lain yang membentuk aliran sendiri, yaitu : al
Asy’ariah, al Maturidiah dan at Tahawi. Namun at Tahawi ini tidak menjelma sebagai aliran
teologi islam.

Anda mungkin juga menyukai