Anda di halaman 1dari 2

Nama : Gren Raina Mutiara L

NPM : 10080018367
PAI 6 – Mengenal 4 Imam Mazhab

Dasar pemikiran mazhab Sunni dapat diketahui melalui pemikiran fukaha di kalangan aliran
tersebut yang dipandang dapat mewakili pemikiran fikih mazhab suni secara umum. Dalam hal
ini, dapat dirujuk pemikiran para ahli fikih seperti Imam Abu Hanifah, imam Malik, Imam
Syafi’i dan Imam Ahmad ibn Hanbal.

a. Mazhab Hanafi,- Secara hirarkis, dasar-dasar pemikiran mazhab Hanafi adalah al-Qur’an
sebagai sumber tasyrik yang utama. Kedua, hadis Rasulullah saw., yang memiliki kualitas sahih.
Ketiga, ijma’. Keempat, pendapat para sahabat, dan kelima adalah’Urf karena kepada mereka al-
Qur’an pertama kali diturunkan dan mereka pula yang paling banyak mengetahui sebab turunnya
al-Qur’an. Selanjutnya dalan turuq istinbat” yang digunakannya   kias dan istihsan digunakan
ketika ilat hukum tidak memenuhi persyaratan atau kias menyalahi nas atau ijmak.

b. Mazhab Maliki,- Dasar pemikiran Imam Malik seperti juga imam mazhab lainnya, berpegang
pada dasar hukum utama, yaitu: al-Qur’an, sunah dan ijmak sahabat, ‘amal ahl al-Madinah,
perkataan sahabat. Selain itu Imam Malik dalam mempergunakan turuq istinbat yaitu maslahah
mursalah dan kias. Menurut Imam Malik, kias tidak terlalu penting walaupun bisa dijadikan
sumber hukum alternatif. Imam Malik menekankan penggunaan ‘amal ahl al-Madinah karena
dianggap sebagai periwayatan mereka terhadap hadis.

c. Mazhab Syafi’i,- Dasar-dasar pemikiran Imam al-Syafi’i dalam bidang fikih dapat
disimpulkan dari kedua kitab monumentalnya, al-Risalah dan al-Umm. Dasar pemikiran al-
Syafi’i tersebut dapat dijadikan dasar hukum bagi mazhabnya. Dasar-dasar tersebut yaitu: al-
Qur’an dengan penekanan pada zahir nas (makna tekstual), kecuali jika ada dalil lain yang
membatalkannya. Dasar kedua setelah al-Qur’an adalah sunah yang berkualitas sahih, kemudian 
ijmak,  selanjutnya turuq istinbat yang diunakan adalah kias.
Ketiga dasar inilah yang digunakan Imam al-Syafi’i dalam ijtihadnya. al-Syafi’i menolak
istihsan, maslahah mursalah, qaul sahabat dan ‘amal ahl al-Madinah yang bertentangan dengan
teks hadis. Penolakannya terhadap dua dasar yang terakhir karena keduanya hanyalah hasil
ijtihad yang dapat mengandung kesalahan.

d. Mazhab Hanbali,- Dasar pemikiran fikih Ahmad ibn Hanbal adalah al-Qur’an dan hadis,
dengan penekanan pada pengertian zahir ayat. Selanjutnya fatwa sahabat  bila tidak ada nas dan
tidak ada sahabat lain yang menentangnya. Apabila terjadi perbedaan antara fatwa satu sahabat
dengan yang lainnya, maka diutamakan yang lebih dekat dengan al-Qur’an dan sunah. Imam
Ahmad menggunakan hadis mursal pada masalah yang tidak memiliki dasar dari ketiga landasan
sebelumnya. Adapun kias, dipergunakan ketika terpaksa dan tidak ada landasan sama sekali.
Pada dasarnya, Imam Ahmad sangat melarang membuat fatwa yang tidak berdasar dari hadis,
asar (ucapan atau praktek para sahabat), aqwal salaf (ucapan generasi sebelum Ahmad ibn
Hanbal dari kalangan sahabat dan tabi’in).

Anda mungkin juga menyukai