Anda di halaman 1dari 25

BAB III

TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian

Tanggal pengkajian 11 Mei 2007

1. Biodata

a. Identitas Pasien

Nama : Tn P

Umur : 80 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Suku Bangsa : Jawa

Agama : Islam

Status Perkawinan : Kawin

Pendidikan : Tidak sekolah

Pekerjaan : Petani

Alamat : Semarang barat

Tanggal Masuk : 28 April 2007

No. Register : 5022345

No. Medis : BPH

b. Identitas Penanggung Jawab

Nama : Tn S

Umur : 55 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki


Pendidikan : SMA

Pekerjaan : TNI

Hubungan dengan pasien : Tetangga

2. Riwayat Kesehatan

a. Keluhan Utama

Pasien mengatakan nyeri pada bagian suprapubis, meningkat apabila

selang cateter terjadi kemacetan dan bila pasien beraktivitas berlebihan/

bergerak. Nyeri dirasakan tertusuk-tusuk dengan skala 5-6, Keluhan yang

dirasakan hanya berlangsung jika pasien aktivitas yang menyebabkan nyeri

dan akan hilang / berkurang jika istirahat.

b. Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien mengatakan sebelum dilakukan tindakan operasi pasien

mengatakan sulit BAK, bila urin keluar terasa nyeri. Setelah dilakukan

tindakan operasi Transmilad Prostatektomi (TMP), saat ini klien mengalami

beberapa keluhan seperti nyeri pada suprapubis, kesulitan bergerak saat

beraktifitas. Pasien tampak cukup baik dan hanya dapat beraktifitas di tempat

tidur dengan bantuan keluarga dan perawat.

c. Riwayat Perawatan dan Kesehatan Dahulu

± 3 bulan sebelum masuk rumah sakit, klien merasa sulit untuk kencing,

keluarnya urin sedikit dan terasa nyeri. Hal ini dibiarkan pasien selama 1

minggu. Namun keadaan masih tetap sama. Dan akhirnya pasien

memeriksakan penyakitnya langsung ke RS Karyadi, kemudian di diagnosa

oleh dokter dengan Cystisis. Setelah beberapa hari dirawat, klien melakukan
pemeriksaan diagnoatik dengan hasil terjadi pembesaran prostat, maka klien

didiagnosa oleh dokter dengan BPH.

+ 1 tahun yang lalu pasien juga pernah memiliki riwayat seperti ini, tetapi

setelah dilakukan pengobatan sembuh dan tanpa operasi. Klien baru pertama

kalinya dirawat dirumah sakit.

d. Riwayat Kesehatan Keluarga

Dalam keluarga pasien tidak ada yang menderita penyakit seperti ini,

yaitu Benigna Prostat Hyperplasti atau penyakit kronis lainnya.

3. Pola Kesehatan Fungsional yang Terganggu

a. Pola eliminasi

Saat sakit/ sebelum operasi pasien mengalami kesulitan dalam BAK yaitu sulit

untuk kencing, dapat kencing namun sedikit dan terasa sakit, namun setelah

operasi pasien dapat mengeluarkan urine melalui kateter sebanyak + 5300

cc/24 jam.

Pasien minum dalam sehari dapat menghabiskan ± 3000 ml/hari air mineral

dan irigasi kandung kemih dengan NaCl 1500/ 7 jam atau 1500-4500 cc/ hari

IWL dapat dihitung dengan

BB X 15 X Σ 7O X I5 X 24

24 24 1050 CC/ 24 jam

Minum atau makan ± 3000 ml/hari

Irigasi kandung kemih mengunakan NaCl 4500

Total : ± 7500 cc/hari

Output
Urin 6250 cc/ hari

IWL 1050 cc/ hari

Total : 7350 cc/ hari

Sehingga balance cairan dapat dilihat dengan

input – (output + IWL) yaitu 7500 – 7350 = + 150 cc

b. Pola aktivitas dan latihan

Selama pasca operasi, dalam aktivitas pasien terganggu dengan adanya kateter

di saluran kencing dan nyeri yang menyertainya. Sehingga pasien hanya

cukup beristirahat di atas ranjang, dalam pemenuhan kebutuhan pasien

dibantu oleh keluarga seperti mandi/ sibin. Dalam kesulitan beraktivitas ini,

pasien juga tidak berani beraktivitas berlebihan.

c. Pola Persepsi Sensori dan Kognitif

Dalam kemampuan sensori dan kemampuan kognitif pasien tidak mengalami

gangguan, namun pasien mengalami gangguan terhadap persepsi terhadap

nyeri, dan dapat kita lihat dengan pendekatan P, Q, R, S, T.

P ( Paliatif/ Profokatif ) : Rasa nyeri meningkat apabila pasien beraktivitas

berlebih dan terjadi kamacetan pada 3 way

cateter.

Q ( Qualitas ) : Rasa nyeri yang dirasakan seperti ditusuk-

tusuk

R ( Regio ) : Daerah yang dirasa nyeri yaitu diatas

kemaluan, atau suprapubis, nyeri akan


menyebar ke daerah pinggang jika nyeri yang

dirasakan bertambah berat.

S ( Skala ) : Derajat nyeri yang dirasakan berkisar antara 5-

6, jika nyeri berlangsung, pasien hanya

berfokus pada nyerinya.

T ( Time ) : Keluhan yang dirasakan hanya berlangsung

jika terjadi kemacetan pada 3 way atau

aktivitas yang menyebabkan nyeri dan akan

hilang / berkurang jika dibawa istirahat.

d. Pola Reproduksi dan Seksual

Tn.P berusia 80 tahun, jadi selama sakit pasien harus bersabar terakit ketidak

mampuannya dalam beraktivitas atau ereksi karena adanya nyeri dan faktor

lain yang memperberat kondisinya. Untuk itu pasien harus bersabar sampai

kondisi penyakitnya sudah betul-betul baik.

e. Pola Mekanisme Koping

Dalam menghadapi masalah yang dihadapi termasuk dalam mekanisme

pengalihan nyeri yang dirasakan pasien melakukan tarik nafas dalam atau

menahan nafas jika nyeri timbul, untuk itu pasien hanya bisa bersabar dengan

berdoa dalam mengharapkan kesembuhannya.

4. Pengkajian Fisik

a. Penampilan/ Keadaan Umum : Pasien tampak lemah

b. Tingkat Kesadaran : Composmetis

c. Tanda-tanda Vital
a. Suhu : 36,70C

b. Nadi : 87 x/mnt

c. RR : 24 x/mnt

d. TD : 140/80 mmHg

d. Pengukuran Antropometri

1). TB : 160 cm

2). BB : 70 kg

e. Kepala :

Bentuk mesocepal dan tidak terdapat luka

1). Rambut : Warna hitam, lurus, pendek dan cukup bersih.

2). Mata : Kemampuan penglihatan baik, konjungtiva

tidak anemis, sklera tidak ikterik dan tidak ada

sekret

3). Hidung : Cukup bersih, tidak ada septum defiasi, tidak

ada polip, tidak menggunakan tambahan

oksigen.

4). Telinga : Kemampuan pendengaran baik, tidak ada

sekret pada telinga ataupun pembengkakan.

5). Mulut : Keadaan selaput mukosa baik, lembab dan

merah muda, keadaan dan kebersihan mulut

dan gigi baik.


6). Leher dan Tenggorokan : Posisi trakea lurus, tidak ada nyeri telan, tidak

ada pembesaran tiroid dan tidak mengalami

obstruksi pada jalan napas.

7). Dada dan thorak : Bentuk dada simetris, pergerakan stabil dan

tidak menggunakan otot bantu pernafasan

8). Paru-paru :

Inspeksi : Simetris statis dan dinamis

Palpasi : Fremitus kanan - kiri

Perkusi : Sonor

Auskultrasi : Vesikuler

9). Jantung :

Inspeksi : IC tak tampak

Palpasi : IC teraba di mid clavikula

Perkusi : Konfigurasi jantung ke caudal lateral

Auskultrasi : Tidak ditemukan bunyi tambahan

10). Abdoment

Inspeksi : Bentuk datar tidak kencang.

Auskultrasi : Peristaltik usus dalam batas normal 15x dalam

1 menit

Perkusi : Tympani

Palpasi : Tidak terdapat hepatomegali

11). Extermitas
a). Ekstermitas atas : Kapilari refill baik yaitu kurang dari 3 detik,

terpasang infus RL 20 tpm, kemampuan

mobilitas baik, kekuatan otot baik.

b). Ekstermitas bawah : Kapilari refill baik yaitu kurang dari 3 detik

dan tidak terdapat edema

12). Kulit

a). Warna sawo matang, kelembaban baik

b). Tidak terdapat luka

13). Genital

Terpasang 3 way kateter ukuran 18, daerah selang terdapat sedikit warna

kemerahan, insisi di bagian suprapubis, sehingga terjadi luka dan terdapat

pendarahan. kebersihan cukup dan tidak nampak adanya tanda-tanda

infeksi.

f. Data penunjang

1). PSA : Tanggal 8 Mei 2007

PSA total 8,29 mg/ ml ( Normal : 0,21 – 6,77 ) H

2). Hematologi : Tanggal 10 Mei 2007

Pemeriksaan Hasil Nilai normal Keterangan

HB 13.40 gr% 13 - 16 -

Hematokrit 38.6 % 35.0 – 47.0 L

Eritrosit 4.15 3.90 – 5.60 L


juta/mmk

Leukosit 8.20 ribu/ 4.00 – 11.00 -

mmk

Trombosit 346.0 150.0-450.0 -

ribu/ mmk

Hematologi Tanggal 11 Mei 2007

Pemeriksaan Hasil Nilai normal Keterangan

HB 11.40 gr% 13 - 16 L

Hematokrit 32.3 % 35.0 – 47.0 L

Eritrosit 3.49 juta/ 3.90 – 5.60 L

mmk

Leukosit 13.10 4.00 – 11.00 H

ribu/ mmk
Trombosit 312.0 150.0-450.0 -

ribu/ mmk

3).Kimia klinik : 11 Mei 2007

Pemeriksaan Hasil Nilai normal Keterangan

Glukosa 170 mg/dl 80-110 H

sewaktu

Ureum 30 mg/dl 15-39 -

Creatinin 1.31 mg/di 0.60-1.30 H

Albumin 3.6 3.4-5.0 -

Elektrolit

Natrium 141 mmol/L 136-145 -

Kalium 3.4 mmol/L 3.5-5.1 L

Clorida 106 mmol/L 98-107 -

4). Pemeriksaan foto polos : 7 Mei 2007

Kesan : Spondylosis lumbalis dan gambaran opak setinggi

vert sacral kanan masih mungkin batu vesika

urinaria.

Pengukuran Transabdominal Tranrectal

Transversal 42.7 mm 35.5 mm

Anteposterior 59.1 mm 53.3 mm


Kramokaudal 63.9 mm 63.9 mm

Volume 84.4 cc 63.4 cc

5). Pemeriksaan USG : 16 Mei 2007

Ginjal

Kanan : Bentuk dan ukuran normal, batas kortikonoduler baiki-

baik, tak ada penipisan kortek, tidak ada batu, pielokalis

tak melebar.

Kiri : Bentuk dan ukuran normal, bats kortikomeduler baik,

tak tampak penipisan kortek. Tak tampak batu dan

masa.

Vesika urinaria : Dinding tak menebal, tampak rata, tidak tampak batu

dan masa.

Kesan : Ukuran membesar volume ± 84.4cc, kapsul utuh, tak

tampak klasifikasi tampak nodul.

6). Therapy

Infus RL 20 tpm

Infus NaCl 30 tpm

B. Pengelompokkan data

DS : - Pasien mengatakan nyeri pada bagian suprapubis/ di atas kemaluan

- Pasien mengatakan sulit untuk beraktivitas, karena terpasang 3 way

kateter dan sering terjadi kemacetan.


DO : - Terpasang kateter ukuran 18

- Terdapat aliran darah kemerahan pada selang kateter, warna tidak

terlalu merah jumlah urin dalam kantong kateter 580 cc/ 7 jam. Palpasi

di vesica urinaria penuh.

- Pengkajian nyeri

P: Nyeri meningkat jika banyak bergerak dan bila terjadi

kemacetan.

Q: Nyeri yang dirasakan seperti ditusuk-tusuk

R: Daerah nyeri di suprapubis, jika nyeri dirasa semakin berat, maka

nyeri akan menyebar ke bagian pinggang.

S: Skala nyeri 5-6

T: Waktu nyeri yang dirasakan akan berlangsung sewaktu-waktu

jika faktor penyebabnya tidak dihentikan seperti beraktivitas dan

berkurang jika pasien beristirahat

- Pasien tampak lemas

- Aktivitas Pasien masih tampak dibantu oleh keluarga dan

perawat.

C. Analisa data

No Data (DS dan DO) Masalah (P) Etilogi (F)

1 DS : Pasien mengatakan nyeri Nyeri Adanya prosedur

pada bagian atas kemaluan post operasi TMP.

DO : Skala nyeri 5-6, bertambah


bila terjadi kemacetan pada

3 way kateter dan saat

bergerak, waktu yang

dirasakan tidak menetap

2 DS : Pasien mengatakan tidak Gangguan Adanya

leluasa dalam beraktivitas aktivitas keterbatasan fisik,

DO : - Pasien masih tampak sehubungan

lemas adanya nyeri dan

- Terpasang kateter ketidaknyamanan

- Adanya nyeri post

operasi TMP

- Aktivitas masih dibantu

keluarga dan perawat

3 DS : - Risiko Adanya prosedur

DO : Terdapat perdarahan pada infeksi infasif sekunder

kandung kemih ( terlihat terhadap tindakan

pada selang kateter ) dan pembedahan dan

terdapat insisi pada daerah adanya 3 way

suprapubik. kateter di kantong

DO kemih
D. Patway

- Proses penuaan
- Ketidak seimbangan estrogen dan testosteron

Produksi tesrosteron menurun konversi testosterone menjadi estrogen pada


jaringan adipose dan perifer

BPH
Kompresi uretra
Peningkatan resistensi
pada leher vesika urinarai
Penebalan otot detrusor
Retensi urin

Disfungs Hydronefrosis Prostatektomi


saluran kemih atas TMP

Trauma insisi

Nyeri
Folley kateter
Peningkatan kerentaran Gg. mobilitas fisik
terhadap bakteri

Resiko infeksi

E. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri berhubungan dengan adanya prosedur tindakan operasi TMP yang ditandai

dengan klien mengeluh nyeri di daerah suprapubic, skala nyeri 6-7, nyeri tidak

menetap dan seperti di tusuk-tusuk.

1. Gangguan mobilisasi berhubungan dengan keterbatasan fisik, adanya nyeri dan

ketidaknyamanan yang ditandai dengan pasien masih nampak lemas, 3 way

kateter masih terpasang, aktivitas masih dibantu oleh keluarga dan perawat.
2. Risiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasif sekunder terhadap tindakan

pembedahan yang ditandai dengan masih nampak adanya pendarahan pada selang

drainase/ kemerahan dan masih terpasang 3 way kateter.

F. Intervensi

1. Dx. Nyeri akut berhubungan dengan adanya prosedur tindakan operasi TMP yang
ditandai dengan klien mengeluh nyeri di daerah suprapubic, skala nyeri 6-7, nyeri
tidak menetap dan seperti di tusuk-tusuk.
Tujuan : Nyeri berkurang/ hilang
Kriteria hasil : a. Melaporkan penurunan nyeri dari skala 5-6menjadi skala 2-3
b. Ekspresi wajah dan posisi tubuh terlihat rileks
c. Mampu untuk istirahat
Intervensi

a. Mengkaji nyeri

b. Mempertahankan patensi kateter dan system drainase.


c. Meningkatkan pemasukkan 3000 ml/ hari sesuai toleransi.

d. Memberikan pasien informasi yang akurat tentang kateter, drainase dan spasme

kandung kemih.

e. Memberikan tindakan kenyamanan.

f. Memberikan rendam duduk.

g. Kolaborasi pemberian obat sesuai indikasi.

Rasional

a. Memberikan informasi untuk membantu dan menentukan pilihan intervensi.

b. Mempertahankan fungsi kateter dan drainase.

c. Menurunkan iritasi dengan mempertahankan aliran cairan konstan ke mukosa

kandung kemih.

d. Menghilangkan ansietas.

e. Menurunkan ketegangan otot.

f. Meningkatkan perfusi jaringan, perbaikan edem dan perbaikan penyembuhan.

g. Meningkatkan relaksasi.

2. Dx. Gangguan aktivitas berhubungan dengan keterbatasan fisik, adanya nyeri dan
ketidaknyamanan yang ditandai dengan pasien masih nampak lemas, 3 way
kateter masih terpasang, aktivitas masih dibantu oleh keluarga dan perawat.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan pasien dapat beraktivitas
secara mandiri minimal dapat turun dari tempat tidur
Kriteria hasil : Menunjukkan keinginan untuk berpartisipasi dalam terapi,
menunjukkan teknik yang dapat melakukan aktivitas peningkatan
kekuatan bagian tubuh yang sakit.
Intervensi :
a. Mmpertahankan posisi yang nyaman.
b. Mencegah pasien jatuh.

c. Melakukan latihan aktif atau pasif.

d. Memonitor kulit tertekan, kemungkinan dekubitus.

e. Meningkatkan aktivitas sesuai batas sesuai toleransi.

f. Pertahankan nutrisi yang adekuat.

g. Melakukan kerja sama dengan keluarga dalam perawatan klien.

h. Melakukkan ambulasi sebanyak mungkin.

Rasional

a. Mencegah iritsi dan mencegah komplikasi.

b. Mempertahankan keamanan pasien.

c. Meningkatkan sirkulasi dan mencegah kontraktur.

d. Memonitor gangguan integritas kulit.

e. Mempertahankan tonus otot.

f. Nutrisi diperlukan untuk energi.

g. Meneruskan perawatan setelah pulang.

3. Dx. Risiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasif sekunder terhadap


tindakan pembedahan yang ditandai dengan masih nampak adanya
pendarahan pada selang drainase/ kemerahan dan masih terpasang 3 way
kateter.
Tujuan : tidak terjadi infeksi
Kriteria hasil : a. Tanda-tanda vital dan hasil pemeriksaan laboratorium urin
pasien dalam batas normal
b. Tidak terjadi tanda-tanda infeksi
c. Berkemih dengan urin jernih tanpa kesulitan
Intervensi
a. Pertahankan system kateter steril dan berikan perawatan kateter.
b. Ambulasi dengan drinase dependent.
c. Observasi tanda vital.
d. Observasi drinase luka sekitar suprapubik
e. Ganti balutan dengan sering ( insisi suprapubik ).
f. Gunakan pelindung kulit.
g. Kolaborasi dengan antibiotik.

Rasional
a. Mencegah pemasukkan bakteri dan infeksi.
b. Menghindari reflek balik urin.
c Mengobservasi terjadinya syok.
d. Insisi beresiko terjadinya infeksi.
e. Balutan basah menyebabkan kulit iritasi dan memberikan pertumbuhan
bakteri.
f. Memberikan perlindungan untuk kulit sekitar.
g. Berhubungan dengan peningkatan resiko infeksi.
G. IMPLEMENTASI

No Tgl/jam No. DX Implementasi Respon TT


1. 11/5/07 1. Mengkaji keluhan DS : Pasien mengatakan
jam 21.00 pasien, masih terasa nyeri pada area
ketidaknyamanan insisi, menigkat saat terjadi
yang dirasakan kemacetan dan bila
dan riwayat/ bergerak.
perjalanan DO : Ekspresi wajah
penyakitnya mringis kesakitan, nampak
menahan nyeri.
2 Jam 1,2,3 Mengukur tanda- DS : -
21.15 tanda vital pada DO : TD :140/80 mmHg
pasien N : 84 x/mnt
S : 36,5 °C
RR : 24 x/mnt
3 Jam 1,3 Memberikan DS : Pasien mengatakan
21.20 berikan posisi lebih suka posisi seperti ini.
yang nyaman DO : Pasien tampak pada
untuk pasien. posisi semi folwer.

4 Jam 3 Meningkatkan DS : Pasien mengatakan “


21.25 pemasukkan 3000 ya “
ml/hari sesuai DO : Pasien kooperatif.
toleransi.

5 Jam 1 Mengajarkan DS : Pasien mengatakan bila


21.30 teknik relaksasi ( nyeri timbul akan
nafas dalam ) bila melakukan nafas dalam.
nyeri timbul. DO : Pasien tampak berlatih
nafas dalam dan pasien
tampak kooperatif.

6 01.20 1 Melakukan irigasi DS : Pasien mengatakan


kandung kemih nyeri pada bagian
mengunakan suprapubik, nyeri tertusuk-
NaCl 0.9 % tusuk dengan skala 6-7,
nyeri timbul dan berkurang
saat aliran urin lancer.
DO : Ekspresi wajah pasien
tamapak mringis menahan
sakit.
7 03.00 Observasi DS : -
keadaan umum DO : Pasien tampak istirahat
pasien ( tidur ).

8 05.00 3 Membantu DS : -
aktivitas sesuai DO : Pasien kooperatif
dengan keperluan
( Sibin )

9 06.00 1,2 dan Mengukur tanda- DS : -


3 tanda vital DO :- Suhu : 36,5 °C
- TD : 140/80 mmHg
- HR : 84 x/ menit
- RR : 18 x/ menit

10 06.30 Menggukur DS : -
balance cairan DO :
Input
Minum atau makan ± 3000
ml/hari
Irigasi kandung kemih
mengunakan NaCl 4500
Total : ± 7500 cc/hari
Output
Urin 6250 cc/ hari
IWL 1050 cc/ hari
Total : 7350 cc/ hari
Sehingga balance cairan
dapat dilihat dengan
input – (output + IWL) yaitu
7500 – 7350 = + 150 cc

No Tgl/ja No. Implementasi Respon TT


m DX
1. 12/5/07 1 Mengkaji DS: Pasien mengatakan
jam keadaan pasien, ingin supaya kateternya segera
14.00 mengamati dilepas, karena dia merasa
drainase, kateter sudah cukup kuat
yang dipakai, DO: Keadaan pasien sudah
apakah masih ada cukup baik, tampak adanya
pendarahan yang pendarahan jumlah urin dalam
keluar kantong kateter 590 cc/ 7 jam
2 Jam 14 2 Memberikan DS : Pasien mengatakan
30 informasi tentang mengerti tentang manfaat dari
kateter, drinase penggunaan kateter.
dan spasme DO : Ekspresi wajah pasien
kandung kemih. rileks.

3 Jam 1 Mempertahankan DS : Pasien mengatakan


15.00 posisi yang lebih menyukai posisi seperti
nyaman ini.
DO : Pasien tampak pada
posisi semi fowler.
4 Jam 3 Observasi daerah DS : -
16.00 insisi luka post DO : Luka insisi bersih dan
operasi tidak ada tanda-tanda infeksi.
5 Jam 2 Membantu pasien DS : -
16.10 sibin DO : Pasien kooperatif
6 Jam 1,2,3 Observasi tanda - DS : -
17.00 tanda vital DO : - Suhu : 36,5 °C
- TD : 130/80 mmHg
- HR : 80 x/ menit
- RR : 18x/ menit
7 Jam 2 Mengajarkan DS : -
17.10 klien untuk DO : Klien mampu miring kiri
latihan miring kiri dan kanan
dan kanan

G. EVALUASI
No. Tgl/Jam Evaluasi TT
DX
1 13 Mei 07 S : Pasien mengatakan masih terasa nyeri
Jam 10.00 pada bagian luka post operasi.
WIB O : Ekspresi wajah pasien tampak mringis
menahan sakit, nyeri dapat dirasakan
saat terjadi kemacetan dan saat
bergerak, skala nyeri 4-5.
A : Masalah belum teratasi sepenuhnya
P : Anjurkan untuk mengontrol nyeri
dengan teknik relaksasi ( nafas dalam )
2 S : Pasien mengatakan sudah dapat
bergerak ( latihan miring kiri dan
miring kanan )
O : Pasien dapat miring kiri dan kanan.
A : Masalah dapat teratasi sebagian
P : Lanjutkan latihan ROM secara
bertahap
3 S : -
O : Tidak terjadi tanda – tanda infeksi,
- Suhu : 36,5 °C
a. TD : 130/80 mmHg
b. HR : 80 x/ menit
- RR : 18x/ menit
A : Masalah teratasi
P : Lanjutkan intervensi dengan tetap
menjaga kebersihan luka insisi operasi
TMP

Anda mungkin juga menyukai