Anda di halaman 1dari 18

SINOPSIS

(LAGENDA AGOP WATU TULUG)

Kisah kelahiran Teripo penuh dengan tragis, Sarikan dan Besai terpaksa menyerahkan Teripo kepada

Tanad, agar Tanad dapat lari dari kampung itu, dan menyelamatkan diri dari serangan Golongan Ular

Hitam. Tanad membesarkan Teripo dan Apoi di Kampung Watu Tulug. Beberapa tahun kemudian,

Golongan Ular Hitam menyerang Agop Watu Tulug. Tagajoh Gayoh terbunuh dan Teripo memegang

amanah menjadi ketua setelah itu. Bagi Teripo, kemenangan bukan saja datang dari kekuatan tetapi

kebijaksanaan juga merupakan satu bentuk kekuatan yang besar...

Watak:
1. Teripo (Budak kampung)
2. Mengara Lali (Anak Pemimpin Agung)
3. Tagayoh Gayoh (Pemimpin Agung)
4. Sarikan (Isteri kepada Tagajoh Gayoh)
5. Apoi (Kawan baik Teripo)
6. Dulit (Kawan baik Mengara Lali)
7. Begubot
8. Besai
9. Merigan
10. Tanad
11. Teripo Kecil
12. Apoi Kecil
13. Mengara lali kecil
14. Jagat – Jagat
15. Ahli Gerombolan – Kisas, Kuding, Kagan
16. Pahlawan Tagajoh – Bakong, Kilid
17. Bidan
18. Sulau

1
LAGENDA AGOP WATU TULUG
BABAK 1: ADEGAN 1

Di dalam sebuah pondok terpencil, Merigan yang sarat mengandung di bawa masuk oleh suaminya
Besai, Ketua Kampung Gomantong, ditemani oleh Sulau dan Tanad serta bayi kecilnya. Merigan
menahan kesakitan hendak bersalin... Suasana di luar pondok amat tegang akibat serangan yang telah
berlaku di kampung oleh golongan penceroboh Ular Hitam.

(Audio bunyi hutan)

Besai: Merigan, bertahan sayang... Berjuanglah untuk anak kita... dan aku akan meneruskan
perjuangan untuk bangsa kita...
Bidan, tolong selamatkan isteri aku dan anak aku yang akan lahir ini... (memegang tangan
si isteri).
Aku pergi dulu bidan. (ingin berlalu pergi tetapi ditahan oleh si isteri).

Merigan: Tidak Besai, aku mahu kau bersama ku dan disisi ku...!!! (sambil menahan kesakitan di
perut).

Besai: Tidak Merigan, pahlawan-pahlawan kampung telah pun memulakan pertempuran. Tolong
bertahan isteri ku... Ku tahu kau kuat untuk hadapi semua ini. Bidan, Sulau dan Tanad
akan menemanimu...

Merigan: Sanggupkah kau meninggalkan aku dan anak kita ini Besai??

Besai: Jika menurut hati, manalah aku sanggup, tapi aku juga seorang ketua, yang perlu
berbahagi perhatian pada orang-orang yang mengharapkan aku... Penceroboh ini sangat
ganas, mereka semua mempunyai lukisan ular pada dada dan belakang mereka...

(Beralih ke Tanad... berbisik.. bimbang didengari oleh Merigan...) Tanad, andai aku
terkorban, tolong selamatkan anak aku dan isteriku.. Aku mengharapkanmu... Namakan
dia Teripo sebagai tanda semangat nenek moyang kita, kau jagalah Teripo dan sayangilah
dia sebagaimana kau menjaga anakmu sendiri... (lalu beredar pergi...)

Merigan: Besai...!!! Jangan...!!! Jangan pergi Besai...!!!! (Memandang Besai yang berlalu pergi).
Arhhh..!!!!! Arhhh..!!! (Menahan kesakitan).

Bidan: Merigan, tarik nafas Merigan.... Bertenang

(Merigan masih berteriak kesakitan.. darah mengalir di kaki Merigan...)

Bidan: Tanad.. Sediakan tempat untuk Merigan... Sulau... Ambilkan aku air panas dan kain..

Merigan: Ina Bidan... Sakitttt!!!!

Bidan: Kuat Merigan.. Bertahan...

2
Di sebalik kain di dalam pondok, Bidan membantu Merigan untuk bersalin... Kedengaran suara bidan dan
Merigan yang sedang menahan kesakitan... Tanad dan Sulau menanti dengan penuh debar, sambil
memerhatikan keselamatan di luar pondok...

Bidan: Sikit lagi Merigan... sikit lagi... Merigan teran lagi Merigan..

(Dan kedengaran suara bayi menangis... Bidan menyerahkan bayi kepada Merigan...)

Merigan: wahai anakku... Aku namakan kau sebagai Teripo, bak kata ayah mu sebagai tanda
semangat nenek moyang kita. (sambil mengusap dan mencium kepala anaknya).
Aku harap kau tumbuh besar menjadi anak yang mempunyai semangat tinggi seperti
ayah mu...

(Merigan menangis dan mencium kepala anaknya lalu pengsan, Sulau sempat menyambut Teripo)

Tanad: Merigan.. bangun Merigan, Merigan bangun.. (sambil memegang Teripo...).

(Audio bunyi serangan / pergaduhan)

Sulau: Bidan, Tanad, pahlawan-pahlawan penceroboh sedang ke mari... Cepat!!! Mari kita
selamatkan diri...

Bidan: Merigan pengsan.. dia terlalu lemah untuk lari... Tanad, Sulau... kamu tolong bawa Teripo
pergi dari sini... Andai kita tidak bertemu lagi, kamu besarkanlah dia seperti anak mu
sendiri, aku akan terus di sini bersama Merigan.

Tanad: Tapi bidan mereka di luar sana sungguh kuat dan kemungkinan kita akan mati disini
kalau tidak segera pergi.. (Tanad dan Sulau teragak-agak).

Bidan: Tidak Sulau, Cepat pergi... kamu tidak boleh lama disini.. (menyerahkan Teripo kepada
Tanad). Tanad ambil Teripo, jaga dia dan pegi lah kamu selamatkan diri, cepat Sulau,
Tanad cepat pergi...

Sulau: Tapi...

Tanad: Cepat Sulau..

(Tanad dan Sulau melarikan diri... Kedengaran suara bidan berteriak di serang oleh golongan
penceroboh...)

Light off

3
BABAK 1: ADEGAN 2

(Audio muzik kampung)

Kelihatan Apoi anak kepada Tanad dan Teripo sedang bermain-main. Tanad pula sedang mengurus hasil
jualan mereka.

Teripo: Oii, Apoi... mari sini tolong aku.

Apoi: Tolong apa lagi Teripo.. (dengan malasnya dia menuju arah Teripo)

Teripo: Eii, kau ni sini lah cepat.

Apoi: Hah, kenapa?

Teripo: Hah, kau tolong garuk belakang aku (sambil berpusing ke belakang)

Apoi: Adui... (sambil mengaruk kepala) kau ni tidak pandai habis minta garuk saja... (sambil
mengaruk belakng Teripo)

Teripo: Iya lahh, nanti aku pula yang garuk belakang kau.

Apoi: Iya lah, teripo.

(Kelihatan Mengara Lali dan ibunya datang ingin membeli jualan ibu Apoi dan Teripo)

Tanad: Eh, Sarikan rupanya.... Mengara lali pun ada...

Sarikan: Hah, hari ini apa yang kau jual Tanad?

Tanad: Ada ikan yang ditangkap si Apoi sama si Teripo.. Ada juga ni sayur..

Sarikan: Sikit saja jualan kamu hari ini?

Tanad: Bulan ni kan banyak hujan.. Buah dan sayur tidak banyak yang menjadi... Air sungai pun
deras, susah mau menangkap ikan..

Sarikan: Ouh tidak apa lah Tanad, kau bagi aku semua ikan dan sayur kamu tu.. Megaralali ni pun
suka mahu makan ikan tu...

Magara: Eii, Ina ni... Si amak yang suka makan ikan... Ina... saya mau bermain dengan Apoi dan
Teripo di sana... Boleh??

Sarikan: Boleh sayang... pergilah...

Tanad: Tapi diorang tu busuk... Bau ikan...

(Mengara Lali ketawa sambil berlalu ke arah Teripo dan Apoi)


Mengara: Apoi.. Teripo.. Apa kamu buat??

4
Teripo: Kami kasi sedia cacing untuk umpan tangkap ikan petang ni...

Apoi: Kau mau ikut cari??

Mengara: eeeeee.... Tidak mau... Saya geli...

Teripo: Nah... ini paling besar (sambil menunjuk cacing pada Mengara Lali, sambil berkejaran)

Mengara: Teripo... Jangan baaaa... Saya geli... (berlari menjauhi Teripo dan Apoi)

Tanad: Apoi... Teripo.. Jangan kacau si Mengara baaa...

(Teripo, Apoi dan mengara terus bermain...)

Sarikan: Biarlah diorang bermain... budak-budak ba tu...

Tanad: Saya bersyukur tagajoh Gayoh sudi terima kami tinggal di kampung ini... Setelah
kampung kami musnah di serang penceroboh...

Sarikan: Kasihan saya tengok si Teripo tu... Membesar tanpa ibu bapa... Sudahlah Tanad, benda
lama usah di ingat lagi... (Tanad mengangguk)

Tanad: Apoi... ambilkan lagi sayur yang baru inak putung tadi...

Apoi: Ya ina....

(Apoi berlari ke belakang rumah... Meninggalkan Teripo dan Mengara)

Teripo: Mengara... Kalau kau besar nanti, kau mau kawin sama saya...

Mengara: Bodoh kau ni Teripo... Kecik-kecik pun pandai ingat kawin...


(Malu dan berlari menuju ina nya...)

(Apoi lari ke arah Teripo...)

Teripo: Apoi, cantik kan si Magaralali?

Apoi: Eh, kau ni ada-ada jah bah.

Teripo: Betul lah, nanti kalau aku besar aku kahwin sama dia... (sambil mengkhayal).

Apoi: Eiii, kau ni perasan betul. Kau jangan lupa, dia tu anak Jagajoh Gayoh...
(Menolak kepala Teripo...)

Ketawa bersama....

Light off

5
BABAK 2: ADEGAN 1

Lagu “Urang Kita” dimainkan secara live...

(Tarian Orang Kampung)

Orang kampung masuk ke ruang pentas menjalankan aktiviti harian, perdagangan, jual beli (sistem
barter).
Teripo dan Mengara Lali bertemu dan mereka merupakan pasangan kekasih.

Penari keluar dari pentas (sambil menunjukkan aksi dan interaksi menjadi orang kampung)

Begubot, Tagajoh Gayoh dan isteri keluar pentas bersama Mengara Lali dan Dulit....
Apoi dan Teripo kekal di ruang pentas... (menunggu kedatangan Mengara Lali dan Dulit)
.....................................

Teripo dan Mengara Lali bertemu secara senyap-senyap... Ditemani oleh kawan mereka iaitu Apoi dan
Dulit...

Teripo: Oii, Apoi... mari sini tolong aku.

Apoi: Tolong apa lagi Teripo.. (dengan malasnya dia menuju arah Teripo)

Teripo: Eii, kau ni sini lah cepat.

Apoi: Hah, kenapa?

Teripo: Hah, kau tolong garuk belakang aku (sambil berpusing ke belakang)

Apoi: Adui... (sambil mengaruk kepala) kau ni dari kecik tidak pandai habis minta garuk saja...
(sambil mengaruk belakng Teripo)

Teripo: Iya lahh, nanti aku pula yang garuk belakang kau kan... macam biasa....

Apoi: Iya lah, teripo.

Apoi: Teripo... Banyak hasil tukaran kau hari ni?


(Melihat ke dalam belika si Teripo)

Teripo: Banyak juga... Semua hasil ikan saya, dapat saya tukar sama beras...
(Tersenyum bangga....)

Apoi: Teripo... Tu kekasih hati kau sudah sampai...

Teripo: (Menoleh dan tersenyum....)

Mengara Lali dan Dulit berlari anak masuk ke ruang pentas... Dulit dalam keadaan tidak selesa menahan
sakit perut....
Mengara: Teripo... Sudah lama menunggu?? (Tersipu-sipu...)

6
Teripo: Tidaklah... Baru saja sampai... (Tersenyum bahagia kerana kekasih sudah
sampai...)

Dulit: Aduh.....! Sakit betul perut saya ni, Mengara Lali... Kali pasal sambal sukang yang kau
masak tadi... (Sambil memegang perutnya)

Mengara: Ish kau ni.. (Mencebik)

Dulit: Saya tidak tahan sudah ni mahu pergi tandas....!!


(Si Mengara Lali tidak sempat berkata apa-apa, Dulit sudah berlari keluar....)

Apoi: eh... Dulit... Dulit... Tunggu saya... (Apoi pula mengekori langkah Dulit dari belakang
namun dihalang oleh Teripo).

Teripo: Oi! Oi Dulit! Kau mau kemana tu aaaaa.....???


(Sambil mengetap bibir menahan geram)

Apoi: Ikut Si Dulit lah.... nda kan kau saja yang ada kekasih hati... Aku pun mau baaa..
(Sambil garu kepala)

Teripo: (Berdengus..) Kau tolong saya jaga kawasan ni. Kalau ada orang datang, kau bagitahu
saya cepat-cepat.

Apoi hanya mengganguk tanda faham dan duduk di suatu sudut seperti yang diarahkan oleh Teripo.
Teripo dan Mengara Lali pun duduk bersama....

Teripo: Sudah lama kita tidak jumpa...

Mengara: Ish.. kau kenapa...?? Baru kemarin kita jumpa dan duduk di sini...
Teripo ketawa dan terhibur melihat telatah Mengara Lali...

Teripo: (menarik nafas) Mmmm... Mengara Lali? Amak dan Sarikan kau sudah tahu pasal
hubungan kita?

Mengara: Belum lagi, saya tidak berani kasi tau mereka... (agak bersedih...)

Teripo: Jadi sampai bila kita mahu rahsiakan hubungan kita? Saya takut nanti saya akan
kehilangan kau, Mengara Lali. (sambil melihat tepat ke mata Mengara Lali).

Di suatu sudut, kelihatan kelibat Tagajoh Gayoh dan Begubot seperti mencari-cari sesuatu... Sarikan
sedang menarik telinga Dulit... Dulit kesakitan kerana telinganya ditarik oleh Sarikan Mengara Lali.
Tagajoh Gayoh menunjukkan aksi bertanya kepada Dulit.. Lalu Dulit menunding jari ke arah Mengara Lali
dan Teripo... Tagajoh Gayoh kelihatan sangat marah apabila ternampak Mengara Lali sedang ketawa
mesra dengan seorang lelaki..

Mengara: (Tersenyum malu) Jadi apa yang ada difikiran kau sekarang, Teripo?

Teripo: Kita perlu cari jalan untuk bagi tau tentang hubungan kita? (nada yakin)

7
Tagajoh Gayoh menyergah Teripo dan Mengara Lali...

Tagajoh: Hubungan apa? (nada marah dan berjalan ke arah Teripo dan Mengara Lali)

Mengara Lali amat terkejut apabila terdengar suara ketua kampung memanggil namanya dan menoleh ke
belakang begitu juga dengan Teripo dan Apoi.

Mengara: Amak!!! (Takut dan rasa bersalah)

Tagajoh: Mengara Lali!!! Apa yang kau buat disini? (Memandang tepat ke mata Mengara Lali
dengan wajah garangnya)

Mengara Lali hanya mampu terdiam dan tunduk... Apoi pula berlari ke arah kawannya, Teripo...

Tagajoh: Apa kau buat di sini dengan anak saya? (berjalan perlahan ke arah Teripo dengan
perasaan marah)

Teripo: Saya... (menelan air liur... mengumpul kekuatan... melihat ke arah Mengara Lali...
kemudian bercakap dengan yakin).
Saya dan Mengara Lali sudah bercinta lama Tagajoh. Kami mahu berkahwin.

Mengara: Ya Amak! Saya mencintai dia dan Kami... (belum sempat Mengara Kali menghabiskan
ayatnya tiba-tiba bapanya bersuara).

Tagajoh: Tidak! Saya tidak bersetuju dengan hubungan kamu berdua. Lebih-lebih lagi izinkan
kamu berdua berkahwin.

Apabila mendengar jawapan dari Tagajoh Gayoh, Teripo berusaha menjelaskan kepada Tagajoh Gayoh.

Teripo: Saya amat mencintai Mengara Lali, Tagajoh Gayoh. Tolong izinkan kami berdua untuk
berkahwin. (memujuk dan bersungguh)

Tagajoh: Mengara Lali hanya akan berkahwin dengan lelaki yang saya pilih. Lelaki yang
mempunyai semangat pahlawan yang terpilih, yang boleh meneruskan adat nenek
moyang kami. (tegas dengan nada sinis)

Begubot yang dari tadi memerhatikan Teripo, tiba-tiba mencelah...

Begubot: Maafkan saya mencelah Tagajoh Gayoh.. Menurut pengamatan saya, anak muda ini, ku
dapat lihat semangatnya.. (mengelilingi Teripo)

Teripo keliru... Tagajoh Gayoh terdiam... Semua orang dalam keadaan tertanya-tanya..

Begubot: Membara seperti semangat nenek moyang kita, sepertinya mewarisi darah seorang
pahlawan, Tagajoh Gayoh.

Sarikan: Menurut cerita si Tanad, Si Teripo itu merupakan anak kepada Ketua Kampung
Gomantong yang telah mati berjuang setelah kampungnya dicerobohi oleh pahlawan
golongan Ular Hitam yang merampas kampung mereka.

8
Sebaik saja mendengar apa yang dikatakan oleh Begubot, Tagajoh Gayoh dan isterinya berbicang dengan
Begubot di suatu sudut. Sedang mereka berbincang Teripo memarahi kawannya, Apoi begitu dengan
Mengara Lali....

Teripo: Apa kau buat tadi Apoi? Kenapa kau tidak bagitahu saya Tagajoh Gayoh datang? (geram...)

Apoi: Alaaaaaaaa, Kau cakap tadi kan kalau saya nampak orang datang cepat-cepat bagitahu
kau tapi mana la saya nampak diorang tu datang... saya tunggu dan tengok arah sini...
Diorang datang arah sana.. naaa.. mana saya nampak.

Teripo hanya menahan marah apabila mendengar jawapan dari Apoi yang tanpa serba salah. Manakala
Mengara Lali pun sama memarahi Dulit kerana memberitahu Amak dan Sarikannya.

Mengara: eeeeeee...!!!! (Mengara Lali mencubit tangan Dulit...)

Dulit: Aduuuuuh! Sakitlah! Bukan salah saya baaaaa... (Dulit memuncungkan bibir)

Mengara: Kenapa kau bawa Amak sama Sarikan ke sini... (nada geram...)

Dulit: Saya jadi mangsa keadaan kau tau. Baru saja saya keluar dari tandas, terus Sarikan cari
kau di mana.. Amak paksa saya tunjuk, mana saya berani mau tipu Tagajoh Gayoh.. nanti
saya ketulahan.. (Dulit buat muka sedih)

Sarikan mendekati Mengara Lali dan Dulit...

Sarikan: Betul tu Dulit... Si Mengara ini pun satu, jumpa lelaki senyap-senyap... Mestilah Si Amak
marah.. Kau tanggung la nanti si Amak bising di rumah...

Mengara Lali hanya menjeling Dulit kerana masih marah kepada kawannya itu.
Tagajoh Gayoh, Begubot dan Sarikan telah habis berbincang..

Tagajoh: Baiklah, setelah mendengar apa yang Begubot katakan tadi, saya mengambil keputusan
untuk menguji, sama ada betul kau mempunyai semangat seorang pahlawan. (nada tegas)

Teripo dan Mengara Lali merasa amat risau... Berpandangan dari jauh...

Teripo: Saya bersedia Tagajoh Gayoh. (yakin walaupun berasa amat gerun)

Begubot: Batu Tulug merupakan sebuah tempat keramat. Bagi memberi penghormatan
kepada Agop Batu Tulug iaitu Agop Litangga, Agop Sawat, Agop Dimunduk dan Agop
Suriba, kau harus membuat 4 kepala keranda dan kepala keranda tersebut perlu
diperbuat daripada kayu bulian dan kayu merbau.

Tagajoh: 4 kepala keranda tersebut perlulah menyerupai kepala buaya, kerbau, ular dan kera.

Begubot: Dan kau perlu siapkan 4 kepala keranda ini sebelum bulan purnama menjelma.

Teripo sedikit terkejut apabila mendengar apa yang dikatakan oleh Begubot.

9
Apoi: Sebelum malam purnama? (mengira dengan jarinya..) Naa! Enam hari lagi, Teripo.
Matilah kau!

Apoi gelisah, tidak yakin sahabatnya dapat memenuhi syarat yang diberikan oleh Begubot dan Tagajoh
Gayoh. Tetapi melihat wajah sayu kekasihnya Mengara Lali, Teripo senyum dan dengan yakin menerima
syarat tersebut demi membuktikan cintanya kepada Mengara Lali.....)

Teripo: Baiklah Tagajoh Gayoh. (nada sangat yakin...)


Saya akan terima syarat ini. (berjalan ke arah kekasihnya, Mengara Lali). Perjuanganku
ini adalah bukti cinta-ku kepada mu, Mengara Lali.

Lampu pentas pun dimalapkan............................................................

BABAK 2: ADEGAN 2

Lagu dimainkan secara live...

(Tarian Keranda)

Layar dibuka dan penari masuk ke ruang pentas serta muzik saspen dimainkan. Teripo dan Kawan
baiknya, Apoi menari dan menunjukkan mereka sedang membuat Kepala keranda dalam tarian. Satu
persatu kepala keranda diangkat sehinggalah mereka berjaya menghasilkan 4 kepala keranda tersebut
yang terdiri daripada buaya, kerbau, ular dan kera.

Lampu dimalapkan..........................................................................

BABAK 3: ADEGAN 1

Paluan gabbang dimainkan secara live...

Tagajoh Gayoh, Begubot, Sarikan, Mengara Lali serta Dulit masuk ke ruang pentas. Teripo dan Apoi
mempersembahkan 4 kepala keranda tersebut kepada Tagajoh Gayoh.

Tagajoh: Teripo... Mari ke sini... (nada berpuas hati)

Tajagoh Gayoh memegang bahu Teripo, dan Teripo merasa bangga...

Tagajoh: Kau telah berjaya memenuhi cabaran yang saya dan Begubot tetapkan.. Ternyata kau
memang mempunyai semangat dan darah pahlawan seperti yang diramalkan oleh
Begubot...

Teripo: Terima kasih Tagajoh Gayoh..

Tagajoh: Mengara lali... Mari ke sini nak...

Mengara Lali mendekati Amaknya tersipu malu...

10
Tagajoh: Keputusan yang Amak ambil hari ini, akan menentukan takdirmu di masa yang akan
datang...

Sarikan: Kami telah memutuskan untuk bersetuju mengahwinkan kau dengan Teripo nak...

Teripo: Tagajoh Gayoh, terima kasih...

Teripo dan Mengara Lali tersipu malu.. Tagajoh Gayoh dan Sarikan meninggalkan Teripo dan Mengara
Lali berduaan, menuju ke arah Begubot, Apoi dan Dulit untuk berbincang...

Teripo: Mengara Lali, Perjuanganku adalah untuk cintaku...

Mengara: Dan cintaku milikmu selalu...

Lagu ciptaan dimainkan secara live... (MAR)

(Tarian Penyatuan)

Muzik pun dimainkan dan penari masuk ke ruang pentas. Teripo dan Mengara Lali bernyanyi bersama-
sama sambil mereka berhias dan bersiap sedia untuk majlis perkahwinan mereka. Sehinggalah mereka
dikahwinkan dengan adat resam suku kaum orang sungai dan layar pun ditutup....

BABAK 4: ADEGAN 1

(Sarikan, Mengara Lali dan Tanad berada di beranda rumah sambil menganyam tampi... Tagajoh Gayoh
sedang mengasah parang di hadapan rumah... Kilid dan Bakong bergegas masuk ke pentas... )

Kilid: Tagajoh Gayohh... Tagajoh Gayohh (Sambil berlari mendapatkan Tagajoh gayoh)

Tagajoh: Aarrhhh, kenapa ni Kilid, Bakong?

Kilid: Tagajoh Gayohh... Agop Watu Tulug… (Tercunggap- cunggap)

Tagajoh: Kenapa dengan Agop Watu Tulug Kilid? (mula risau)

Kilid: Begini Tagajoh gayohh..... (menarik nafas). Agop watu tulug telah dicerobohi!!!

(Audio suspen)

Tagajoh: Apa? (terkejut)

Bakong: Betul Tagajoh gayoh.. Sebelum ini ada urang kampung mengadu kepada kami..

Kilid: Mereka nampak ada beberapa urang menceroboh masuk ke dalam Agop Watu Tulug kita.

Bakong: Urang kampung bilang, urang yang menceroboh masuk ke dalam Agop Watu Tulug tu
ganas mukanya.

11
Kilid: Dan.. diorang tu mempunyai lukisan ular di dada dan di belakang mereka...

Tagajoh: Cis.. jika benar perkara yang kau katakan ini, kita tidak boleh membiarkan perkara ini
berlaku.

Tanad: Lukisan ular di dada dan di tangan mereka???

Sarikan: Itu sepertinya golongan yang menceroboh kampung kamu dahulu... betul kan Tanad??

Tanad: Ya... merekalah yang membunuh seluruh penduduk kampung Gomantong... Mereka
sangat berbahaya Tagajoh Gayoh...

Bakong: Kalau begitu Tagajoh Gayoh, mari kita pergi siasat.

Tagajoh: Mari cepat!!!

Sarikan: Tagajoh... kumpulkanlah dulu pahlawan kampung untuk membantumu... Mereka itu
sangat berbahaya...

Tagajoh: Mengara Lali, panggilkan suamimu Teripo, dan minta Teripo dan pahlawan kampung
menyusuli kami ke Agop Watu Tulug...

Mengara: Baiklah amak... Amak berhati-hati ya... Nanti ku minta Teripo dengan segera ke sana...

( Tagajoh gayoh, Kilid dan Bakong keluar pentas. )

BABAK 4: ADEGAN 2

(Tagajoh gayoh, Kilid dan Bakong masuk pentas. )

Tagajoh: Oii... Siapa kamu???!!!

Jagat: Kau siapa??

Tagajoh: Aku Tagajoh Gayoh... Ketua kampung di sini. Kamu siapa?

Jagat: Kami adalah golongan ular hitam... (meneruskan mengambil sarang burung)

Bakong: Apa yang kamu buat ni? (sambil melihat…) Semua sarang burung yang ada di dalam agop
watu tulug ini adalah hak kami.

Kisas: Tapi sekarang sarang burung di sini sudah menjadi hak kami!

(Audio suspen)

Tagajoh: Tidak! Kau siapa mahu ambil hak kami. Aku tidak akan benarkan kau ambil hak kami.

12
Jagat: Kalau betul sarang burung ini hak kamu, Cubalah halang kami... (Menjawab sinis).

Bakong: Biarlah nyawa menjadi taruhan, asalkan Agop Watu Tulug dapat dipertahankan.

Kuding: Ahh! Ketua biar kami bunuh saja mereka.

Jagat: Kalau mereka sudah jejak dan berani menghalang kita. Mana boleh kita biarkan mereka
pergi hidup-hidup!!!!

Kagan: Betul tu ketua, biar kami bunuh saja mereka semua

Kilid: Tagajoh Gayoh? (cemas)

Bakong: Apa perlu kita buat? (cemas)

Tagajoh: Bakong! Kilid! Serang mereka.

(Tagajoh Gayoh dan pahlawannya berlawan dengan golongan penceroboh. Dan akhirnya Tagajoh Gayoh
mati.)

Jagat: hahahaha... sudah ku bunuh ketua mereka... Biarkan mereka berdua hidup... supaya
orang kampung lain tahu dan takut akan aku... dan suapaya mereka tidak berani untuk
melawan kita lagi...

(Jagat dan orang suruhannya ketawa dan berlalu pergi.... Teripo dan pahlawan kampung tiba...)

Teripo: Tagajoh Gayoh... Tagajoh Gayooooohhhhhhh!!!!!

BABAK 4: ADEGAN 3

Lagu dimainkan secara live...

(Tarian Makam Tagajoh)

Layar dibuka dan penari masuk ke ruang pentas serta muzik pemakaman dimainkan. Teripo dan Apoi
menari dan menunjukkan mereka sedang menyelesaikan upacara pemakaman Tagajoh Gayoh.

Lampu dimalapkan..........................................................................

13
BABAK 5: ADEGAN 1

(Audio bunyi hutan)

(Bakung dan Kilid bercerita tentang kematian Tagajo Gayoh semasa pertempuran yang lepas)

Bakung : Kilid.. Aku sedih.. Aku tidak mampu menyelamatkan Tagajoh Gayoh...

Kilid: Bukan kau saja.. aku pun rasa begitu... aku malu Bakung.. Aku rasa macam pengecut!!

Bakung : Ya Kilid.. Saya rasa macam tidak berguna sebab tidak dapat selamatkan Tagajoh Gayoh
hari tu... Kalau lah kita mampu melawan mereka, pasti Tagajoh Gayoh tidak terbunuh...

Kilid: Namun mereka berlalu pergi selepas dapat membunuh Tagajoh Gayoh. Tapi tidak apalah
Kilid, kita cari jalan untuk membalas dendam dan mengambil balik hak kita...

(Teripo dan Apoi masuk dan terdengar perbualan Bakung dan Kilid....)

Teripo: Betul Kilid.. Bakong... Kita akan membalas dendam!!

Bakung : Teripo... Apoi...

Apoi: Kamu tidak perlu merasa bersalah... Apa yang perlu kita lakukan adalah untuk mencari
jalan bagaimana untuk mengalahkan mereka...

(Tanad dan Mengara Lali masuk ke ruang pentas membawa makanan dan air minum...)

Kilid: Ya Apoi.. Tapi kan.. Saya masih tertanya-tanya dari mana golongan yang menyerang kita
tu datang.. Kalau saya tengok rupa diorang tu bikin takut..

Kilid: Yaa.. Kau tengok diorang semua ada lukisan ular yang sama di dada kiri dan belakang
mereka... ketua mereka pula berbibir hitam!!!

Tanad: Mereka adalah golongan Ular Hitam... Merekalah jugak yang menyerang kampung kami
dahulu...

Bakung : Hah! Mereka pernah menyerang kampung Ina’ Tanad??

Tanad: Ya nak.. Pada masa itu, Gomantong kaya dengan hasil sarang burung. Dengan hasil
sarang burung, kami dengan mudah mendapatkan haiwan ternakan, ikan dan hasil
cucuk tanam yang kami tukarkan dengan sarang burung kepada pedagang-pedagang..
Segalanya berubah selepas ada sekumpulan penjahat yang datang menceroboh
kampung Kami... Banyak kejahatan yang mereka lakukan.. Mereka mencuri hasil
tanaman orang kampung, merampas harta orang kampung.. dan mengambil hak sarang
burung kami di Gomantong.. dan disebabkan itu ramai penduduk kampung yang
terkorban.. dan selebihnya lari menyelamatkan diri.. seperti aku yang membawa lari
Teripo dan Apoi...

Teripo: Kita berasal dari Gomantong???

14
Sarikan: Begini Teripo, Ina’ Tanad pernah memberi tahu bahawa golongan yang membunuh
Tagajoh Gayoh, adalah golongan yang sama pernah menyerang kampung kamu dahulu
dan merelah jugak yang...... (ragu-ragu untuk memberitahu)

Teripo: Dan apa ina’ Sarikan...ada apa dengan mereka? Bagitahu saya inak...

Tanad: Masa itu Apoi masih lagi bayi... dan kau Teripo, masih di dalam kandungan ibu
kandungmu, Merigan... Amak kamu adalah Ketua pada masa itu.. Dialah yang berjuang
mempertahankan kampung kita.. Inak mu terlalu lemah semasa melahirkan kamu dan
Bidan menyuruhku lari menyelamatkan diri bersama Apoi dan kau Teripo... Dan
malangnya, kedua ibu bapamu.... juga telah terkorban kerana Golongan Ular Hitam!!!

(Audio lagu sedih)

Teripo: Apa...!!!! Inak... Mereka terlalu kejam .. Ini tidak boleh dibiarkan Inak... Jika perkara ini
dibiarkan, pasti ramai lagi orang yang menjadi mangsa kejahatan mereka.. Saya akan
membalas dendam Inak....

Mengara: Teripo!! Apa yang kau cakap ni Teripo... ini bahaya..... Saya tidak setuju.. Saya telah
kehilangan amak, saya tidak mahu kehilangan kau juga... Kita lari sahaja dari sini...

Teripo: Mengara Lali... Dengar sini... Golongan yang membunuh Tagajoh Gayoh adalah
pembunuh kepada ibubapa saya juga.. Saya tidak boleh membiarkan mereka begitu
sahaja.. Saya perlu membalas dendam untuk menebus kematian ibubapa saya dan
Tagajoh Gayoh..

Mengara: Tapi Teripo saya takut perkara buruk menimpa kau.. Kau bukan tidak tahu mereka tu
macamana.. mereka tu sangat kuat Teripo.. Kau lihatlah Amak... Amak adalah orang
yang terkuat di kampung kita tapi.. amak terkorban di tangan mereka..

Teripo: (tersenyum) Mengara Lali.. Masih ingat lagi semasa aku ingin mendapatkan kau.. Berat
cabaran yang aku tempuhi.. Tagajoh Gayoh mengarahkan aku untuk menyiapkan empat
kepala keranda sebelum bulan purnama dan aku dapat menyiapkannya.. Semua itu
tidak akan dapat diselesaikan tanpa semangat perjuangan dan keberanian, Mengara..
semangat itu tidak akan lenyap hingga akhir hayat.. Semangat ini akan melindungi ku
semasa berjuang dan aku janji aku akan kembali Mengara Lali...

Mengara: Kalau aku kehilangan kau macamana? Saya tidak mahu kehilangan orang yang saya
sayang lagi Teripo.. Apa akan terjadi kepada saya dan anak kita nanti?? aku tidak mahu
dia menerima nasib yang sama sepertimu...

Teripo: Jika aku berdiam diri, pasti ramai lagi yang akan menjadi mangsa. Ingatlah, perjuangan
ku ini adalah bukti cinta ku pada mu dan semua penduduk di kampung ini, Mengara
Lali....

Mengara: Teripo... Jika engkau berjuang di sana demi ku dan semua penduduk, aku mohon
kembalilah ke sini dengan selamat Teripo....(menangis)

Teripo: Jangan risau Mengara.. Aku pasti akan kembali..

15
Kilid: Kita perlukan seorang ketua dalam perjuangan ini Teripo... Lagipun, kampung kita belum
ada pengganti bagi Tagajoh Gayoh.. Apa pendapat Begubot??

Begubot: Aku sangat bersetuju... Sememangnya perkara ini telah menepati tilikanku suatu masa
dahulu... Teripo lah yang paling layak menjadi Tagajoh Gayoh yang seterusnya...

Bakung: Aku setuju!!!

Apoi: Aku pun setuju!!!

Begubot: Teripo.. Kau mempunyai semangat yang membara dan dan darah seorang pahlawan
seperti nenek moyangmu. Dengan itu, jadilah ketua di sini dan berjuanglah dan buktikan
bahawa pengamatan ku itu benar Teripo..

Teripo: Baiklah Begubot, aku akan memegang amanah ini... Mengara.. Kau baliklah dulu bersama
Ina’... Pergi ke tempat perlindungan kita..

Apoi: Bakung, Kilid.. Marilah kita kumpulkan penduduk kampung untuk kita sediakan
persiapan sebelum bertolak.. Kita tidak boleh buang masa.. Pastinya golongan Ular
Hitam itu akan pergi ke Agop Watu Tulug lagi untuk merampas sarang burung di sana
dan waktu itulah kita menyerang...

Apoi: Apoi.. Kita akan menyusun langkah untuk menyerang mereka dengan bijak... Dengan
hanya menggunakan kekuatan diri, kita pasti akan kalah... Kita akan berjuang bersama-
sama dengan langkah yang bijak...

Apoi.. ingat lagi asap yang nenek Sulau ajar kita buat dulu...?? Asap yang boleh buat
haiwan besar tidur, dan lemah setelah menghidunya?? Dan setelah itu, dengan mudah
kita bunuh binatang tu... aku rasa, asap itu juga berfungsi kepada manusia..

Apoi: Yaaaaa... tapi susah mau cari daun tu... hanya ada di hujung sungai kinabatangan dan kita
perlukan 2 minggu berjalan kaki ke sana...

Kilid: Andai menggunakan sungai, akan lebih mudah... tapi terlalu banyak buaya di sana...

Begubot: Kilid, kau gunakan tangkal ini, aku pernah membuat perjanjian dengan ketua buaya
suatu masa dulu... tidak akan ada satu ekor buaya pun yang akan mengganggumu selagi
tangkal ini bersamamu...

Teripo: Klu begitu, kilid dan bakung, kamu pergi segera ya... aku, apoi dan yang lain-lain akan
menyediakan bahan selebihnya...

Kilid
Bakung: Baiklah Teripo.. Kita jumpa lagi...

(Teripo, Apoi, Bakung dan Kilid keluar untuk membuat persiapan)

(Lagu LIVE... Bilakan Berakhir)

16
BABAK 5: ADEGAN 2

(Gerombolan baru selesai mengambil sarang burung di Agop Watu Tulug)

(Audio burung dalam gua)

Kisas: Wah... Banyak hasil kita hari ni kan Jagat... Kalau hari-hari begini.. Mesti kita akan jadi
kaya!!!

Jagat: Hahaha.. Mestilah.. Agop Watu Tulug inikan sudah menjadi tempat kita.. Siapa lagi yang
berani datang ke sini selain kita.. Kita ni digeruni dan kuat.. Berapa banyak darah yang
kita tumpahkan untuk kekuasaan kita dan tiada siapa yang berani melawan kita
malahan tagajoh Gayoh sendiri.. kalah... tersungkur!!! (Ketawa puas)

Kuding &
Kagan: Betul.. (Ketawa beramai-ramai)

Kuding: Marilah kita minum dan makan untuk meraikan hasil sarang burung yang banyak ini...

Kagan: Mari...

(Sedang Golongan Umar Hitam menjamu selera, kepulan asap masuk perlahan dan di hidu oleh
mereka...)

Kagan: Asap apa ini??

(Audio suspen)

Kuding: Mungkin ada yang terbakar di luar sana...

Kagan: Kenapa aku pening???

Kisas: Yaaaa.. aku pun...

Jagat: Ini asap beracun....!!!! Jangan hidu... Tahan nafas kamu!!!

(Satu persatu golongan Ular hitam tumbang setelah menghidu bau asap beracun Teripo...)

Jagat: Aaaarrgggghhhh!!!! Jahanam!!! Keluar kamu semua... keluar!!!! Kalau berani, berdepanlah
dengan aku!!! Siapa kau yang berani menjejak kaki ke sini..!

Teripo: Ini aku... Teripo... Tagajoh Gayoh Agop Watu Tulug ini... Dan aku juga anak kepada
Panglima Basai yang kau bunuh suatu masa dahulu... Engkau menceroboh tanah milik
orang kampungku...

Jagat: Ooooo.. Begitu ceritanya... Hahahahahaa... Kau ingat aku peduli? Kau tidak akan dapat
menghalang aku.. Aku adalah manusia terkuat di alam semesta ini dan aku tidak akan
kalah dengan orang yang lemah seperti kau....!!! hahahaha... (Ketawa sambil terhuyung
hayang)

17
Teripo: Kau telah menghidu asap beracun... Walaupun kau tidak tumbang seperti mereka, tapi
darahmu sekarang penuh racun, dan kau akan semakin lemah kemudian mati dengan
perlahan...!!!

Jagat: Aaaarrgggghhhh!!!! Jahanam!!! Mati kau!!! (Menyerang teripo)

(Teripo dan Jagat beradu tenaga, dan akhirnya Teripo mengalahkan Jagat)

Teripo: (terharu) Kita.. menang..!!!

SEMUA : (bersorak kemenangan)

BABAK 5: ADEGAN 3

(Audio happy)

(Seluruh penduduk kampung merayakan kejayaan Teripo dan rakan-rakannya)

Begubot: Bagus anak-anakku... Sungguh benar... Kekuatan datang dalam pelbagai bentuk...
Kebijaksanaan juga merupakan satu bentuk kekuatan yang besar...

Apoi: Betul Begubot, kami dengan mudah mengalahkan mereka...

Bakung: Itulah begubot, saya lawan diorang begini... begini... (Menunjukkan aksi silat)

Kilid: elleeehhhh... tidak payah kau bercakap besar Bakung.. Selepas hidu asap beracun yang
dibuat oleh Teripo tu, semua golongan ular hitam tumbang macam badak!!!

(Semua ketawa bersama)

Tanad: Syukurlah, semua sudah selesai, kamu semua telah pulang dengan selamat...

Sarikan: (Menghampiri Mengara Lali) Andai Amak mu masih hidup, mesti dia bangga dengan
Teripo...

Teripo: Syukurlah... Kini Agop Watu Tulug tetap gah berdiri sebagai lambang kekuatan dan
kesatuan kampung kita...
(Menghampiri Mengara Lali) dan aku dapat membesarkan anakku dengan aman dan
damai...

(Tarian Kesyukuran...)

Tamat...

18

Anda mungkin juga menyukai