Anda di halaman 1dari 76

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................
DAFTAR ISI......................................................................................................... i
BAB I: PENDAHULUAN.................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah........................................................................ 1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 5
C. Tujuan Penelitian................................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian................................................................................. 6
E. Kajian Terdahulu yang Relavan............................................................ 7
BAB II: PENGELOLAAN KURIKULUM PAI...............................................13
A. Prinsip dan Komponen Pendidikan Agama Islam (PAI)......................13
1. Prinsip Kurikulum Pendidikan Agama Islam (PAI).........................13
2. Komponen-komponen Kurikulum Pendidikan Agama Islam (PAI) 16
B. Tahapan Pelaksanaan Kurikulum Pendidikan Agama Islam(PAI).......21
C. Pendekatan-pende8katan Kurikulum Pendidikan Islam (PAI).............27
D. Strategi Kurikulum Pendidikan Agama Islam (PAI)............................34

BAB III: METODE PENELITIAN....................................................................48


A. Pendekatan dan Jenis Penelitian............................................................48
B. Lokasi Penelitian...................................................................................49
C. Populasi dan Sampel.............................................................................49
D. Subjek dan Objek Penelitian.................................................................50
E. Teknik Pengumpulan Data....................................................................52
F. Teknik Pengolahan Data dan Anilisis Data...........................................54

BAB IV: HASIL PENELITIAN.........................................................................49


A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian.....................................................49
B. Peran Kepala Sekolah dalam Pengelolaan Kurikulum PAI di
SMAN Unggul Kota Subulussalam......................................................50
C. Program Unggulan Kurikulum PAI di SMAN Unggul
Kota Subulussalam................................................................................60
D. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat dalam
Pelaksanaan Kurikulum PAI.................................................................66
E. Pembahasan dan Hasil Penelitian..........................................................69

BAB V: PENUTUP..............................................................................................73
A. Kesimpulan............................................................................................73
B. Saran......................................................................................................73

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................
LAMPIRAN-LAMPIRAN....................................................................................
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Agama Islam sangat memberikan kepentingan dalam pendidikan, karena

kalau umat muslim sudah mengetahui tentang agama akan memberi kesan yang

baik terhadap kehidupan untuk mengangkat kualitas umat muslim dan pendidikan

juga akan membuat umat muslim menjadi manusia yang sempurna menjaga dan

meninggalkan kejahatan dan menjadi hamba Allah yang baik dan taat terhadap

ajaran agama.

Proses pendidikan Islam telah berlangsung sejarah dan berkembang sejalan

dengan perkembangan agama Islam dan sosial budaya dalam masyarakat.

Peningkatan mutu pendidikan agama Islam bukanlah suatu usaha yang sederhana,

sebab banyak aspek yang terkait dengan mutu pendidikan tersebut. 12 Berbagai

cara untuk meningkatkan mutu agama Islam dilakukan, salah satunya penataan

kurikulum. Kualitas pembelajaran agama Islam sangat dipengaruhi oleh

bagaimana lembaga pendidikan dapat mengembangkan kurikulum yang sesuai

dengan tunututan masyarakat menjadikan peserta didik sebagai penerus umat yang

unggul.

12
____________ Mansur, Mahfud Junaidi, Rekontruksi Sejarah Pendidikan Agama Islam
di Indonesia, (Jakarta: Departemen Agama RI, 2005), h. 7.

1
2

Pendidikan agama Islam harus menyeluruh dalam sendi-sendi kehidupan.

Azis (2002) mengemukakan bahwa esensi pendidikan yaitu adanya transfer nilai,

2
2

pengetahuan, dan keterampilan dari generasi tua kepada generasi muda agar

esensi generasi muda bisa hidup. Oleh karena itu ketika kita menyebut pendidikan

Islam, maka akan mencaku dua hal, (a) mendidik siswa berprilaku sesuai dengan

nilai-nilai atau akhlak Islam; (b) mendidik siswa-siswi untuk mempelajari materi

ajaran Islam.13

Konsep pendidikan agama Islam mengandung maksud bahwa peranan guru

sebagai panutan dan contoh sangat penting dalam pembelajaran di sekolah dalam

memberikan pengaruh positif kepada peserta didik dalam memahami serta

mengaplikasikan nilai-nilai ajaran Agama Islam disegala aspek kehidupan.

Pendidikan lebih dari sekedar pengajaran, yang dapat dikatakan sebagai

suatu transfer ilmu, transformasi nilai, dan pembentukan kepribadian dengan

segala aspek yang dicakupnya. Dengan demikian pengajaran lebih berorientasi

pada pembentukan spesialis atau bidang-bidang tertentu, oleh karena itu perhatian

dan minatnya lebih bersifat teknis.

Pendidikan bisa berkembang Karena kurikulum dijadikan acuan dalam

pendidikan tersebut. Maka dari itu keberhasilan dalam suatu lembaga pendidikan

akan sangat tergantung kepada kurikulumnya. Oleh karena itu keberadaan

kurikulum sangat dibutuhkan.

Kurikulum merupakan seperangkat mata pelajaran dan salah satu alat

digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan yang didalamnya terdapat pedoman

____________ Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis
13

Kompetensi, (Bandung; PT. Remaja Rosdakarya, 2004), h. 131.


3

pelaksanaan pembelajaran pada semua jenis dan jenjang pendidikan berupa

isi/materi yang disusun secara ilmiah agar berpengaruh terhadap pembentukan

pribadi dan karakteristik peserta didik baik yang terjadi dalam kelas, di halaman

sekolah maupun diluar sekolah atas tanggung jawab sekolah. Kurikulum

merupakan alat yang sangat penting dalam keberhasilan pendidikan agama Islam.

Tanpa adanya kurikulum yang baik maka tidak ada arah pembelajaran yang jelas.

Dalam pengelolaan kurikulum, kepemimpinan kepala sekolah berada pada

posisi yang sangat strategis untuk menentukan keberhasilan kurikulum pendidikan

Agama Islam. Kepala sekolah yang memiliki peran sebagai manajer harus mampu

merencanakan, mengambil keputusan secara tepat dan cepat, melaksanakan,

mengevaluasi, dan melakukan upaya keberhasilan kurikulum pendidikan Agama

Islam.

Peran kepala sekolah yang harus dimiliki berkenaan dengan manajemen

kurikulum, yaitu berhubungan dengan kompetensi kepala sekolah dalam

memahami sekolah sebagai sistem yang harus dipimpin dan dikelola dengan baik,

diantaranya adalah pengetahuan tentang manajemen itu sendiri.

Dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan

Nasional menyatakan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan

pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan

sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan

pendidikan.14 Hal ini memperlihatkan bahwa kurikulum terdiri dari dua aspek,

yaitu sebagai rencana dan pengaturan tujuan, isi dan cara pelaksanaan rencana itu.

____________ Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan


14

Nasional Pasal 1 Ayat 19.


4

Kurikulum sebagai rencana digunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan

proses belajar mengajar oleh guru. Kurikulum sebagai pengaturan tujuan, isi, dan

cara pelaksanaannya digunakan sebagai upaya pencapaian tujuan pendidikan

nasional.

Perubahan kurikulum secara konseptual diharapkan mampu membentuk

peserta didik sebagai generasi penerus bangsa yang kreatif, inovatif, berkarakter

dan memiliki integritas tinggi. Dengan kreatifitas, generasi penerus bangsa akan

mampu berinovasi secara produktif untuk menjawab semua tantangan masa

depan. Hal ini sejalan dengan di berlakukannya kurikulum PAI, yaitu

mempersiapkan rakyat Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi

yang beriman, produktif, kreatif, dan efektif serta mampu berkontribusi dalam

kehidupan masyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.

Pendidkan Agama Islam adalah pendidikan melalui ajaran-ajaran agama

Islam berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar nantinya setelah

selesai dari pendidikan peserta didik memahami, menghayati dan mengamalkan

ajaran-ajaran Agama Islam di yakini secara menyeluruh serta menjadikan ajaran

agama itu sebagai pandangan hidupnya demi keselamatan dan kesejahteraan hidup

di dunia dan di akhirat kelak.15

SMAN Unggul Kota Subulussalam salah satu lembaga pendidikan di

bawah Naungan Kementerian Nasional yang berada di Jln Syech Hamzah Fansuri,

Sikalondang, Kecamatan Simpang Kiri, Kota Subulussalam, Provinsi Aceh yang

keberadaanya sudah di akui oleh pemerintah. SMAN Unggul Kota Subulussalam

15
____________ Zakiyah Dradjat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1992),
h. 86.
5

berdiri sejak tanggal 2 Oktober 2006 berdasarkan keputusan Dinas Pendidikan

Provinsi Aceh No. 425.II/E.1/2006. SMAN Unggul Kota Subulussalam adalah

lembaga pendidikan yang menjadi peringkat pertama terbaik seluruh lembaga

pendidikan tingkat sekolah menengah atas di Kota Subulussalam. Bukan saja di

lihat dari ilmu pengetahuan umum, di samping itu kurikulum PAI juga

menjadikan salah satu ciri khas mereka untuk membentuk peserta didik yang

beraqidah kuat, berakhlak mulia serta beriman dan bertakwa. Dengan demikian

pengetahuan peserta didik tentang keagamaan Islam di SMAN Unggul sangat

bagus, sehingga peneliti sangat tertarik mengangkat judul “Peran Kepala Sekolah

dalam Pengelolaan Kurikulum PAI di SMAN Unggul Kota Subulussalam”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut, fokus penelitian ini

dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana peran kepala sekolah dalam pengelolaan kurikulum PAI di

SMAN Unggul Kota Subulussalam?

2. Apa program unggulan kurikulum PAI pada SMAN Unggul Kota

Subulussalam?

3. Apa faktor pendukung dan faktor penghambat dalam pelaksanaan

kurikulum PAI di SMAN Unggul Kota Subulussalam?

C. Tujuan Penelitian
6

Tujuan penelitian ini secara umum bertujuan untuk mendeskripsikan,

memahami dan memaknai hal-hal yang paling mendasar dalam peran kepala

sekolah dalam pengelolaan kurikulum PAI di SMAN Unggul Kota Subulussalam.

Tujuan khusus penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran atau

pengetahuan tentang:

1. Bagaimana peran kepala sekolah dalalm pengelolaan kurikulum PAI di

SMAN Unggul di Kota Subuliussalam?

2. Apa program unggulan di kurikulum PAI pada SMAN Unggul Kota

Subulussalam?

3. Apa faktor pendukung dan faktor penghambat dalam pelaksanaan

kurikulum PAI di SMAN Unggul Kota Subulussalam?

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat untuk pembaca
terutama bagi peniliti sendiri dan diharapkan juga dapat menjadi motivasi
dalam pengelolaan kurikulum PAI di SMAN Unggul Kota Subulussalam.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi kepala sekolah: penelitian ini diharapkan mampu memberikan

manfaat bagi kepala sekolah, dan dapat dijadikan sebagai rujukan serta

sebagai masukan dalam pengelolaan kurikulum PAI sebagai upaya

peningkatan motivasi kinerja guru di SMAN Unggul Kota

Subulussalam.
7

b. Bagi Guru: hasil penelitian ini dapat di jadikan sebagai motivasi guru-

guru khusunya guru SMAN Unggul dalam upaya meningkatkan dan

melaksanakan proses pembelajaran dan penilaian kurikulum PAI.

E. Kajian Terdahulu yang Relavan

Skripsi yang ditulis oleh saudara Yawaree Saleah pada tahun 2017 dengan

judul kepemimpinan kepala sekolah dalam pengelolaan dan implementasi

kurikulum PAI”. Hasil dari penelitian tersebut dijelaskan SD Al-Irsyad Al-

Islamiyyah 02 Prowekorto membagi tugas dan tanggung jawab kepala sekolah

menjadi tiga bagian yakni tugas rutin, periodik dan incidental. Kepala sekolah

secara otomatis bertanggung jawab terhadap jalannya pengelolaan kurikulum

setiap mata pelajaran termasuk PAI. Dalam hal ini harus bisa melaksanakan tugas

dan tanggung jawab dengan cukup baik.

Peran kepala sekolah dalam pengelolaan kurikulum PAI di SD Al-Irsyad

Al-Islamiyyah 02 Perwokerto ialah peran kepala sekolah yang berperan dalam

pengelolaan berbagai tahap yang meliputi perencanaan, pengorganisaian,

pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi. Sehingga kepala sekolah dilakukan agar

kegiatan belajar mengajar dapat terarah dengan baik.16

Adapun persamaan dari penelitian ini, tertelatak pada fokus kajiannya

yaitu pada peran kepala sekolah dalam pengelolaan kurikulum tersebut apakah

sudah sesuai dengan tujuan yang diharapkan atau belum. Adapun perbedaan

16
____________ Yaware Saweah, kepemimpinan kepala sekolah dalam pengelolaan dan
implementasi kurikulum PAI (Prowekerto: 2017).
8

penelitian ini adalah, penilitian terdahulu mengukur peran kepala sekolah dalam

pengelolaan kurikulum melalui pembagian tugas dan tanggung jawab kepala

sekolah. Dan yang membedakannya lagi peneliti terdahulu fokus penelitiannya

kepada peran kepala sekolah dalam pengelolaan dan implementasi kurikulum

pada jenjang sekolah dasar sedangkan penelitian ini fokus penelitiannya kepada

kepala sekolah di jenjang sekolah menengah atas (SMA).

Skripsi yang di tulis oleh saudara Moh. Rofie pada tahun 2017 tentang

manajemen kurikulum pendidikan Agama Islam (PAI) berbasis pesantren di

Madrasah Aliyah Tarbiatul Muallimien Al-Islamiyah. Dalam jurnal tersebut

saudara Moh. Rofie lebih memfokuskan kajian pada perencanaan, pelaksanaan,

dan evaluasi kurikulum manajemen PAI yang di lakukan oleh seluruh unsur yang

terlibat dalam proses pendidikan di Madrasah Aliyah Tarbiatul Muallimien Al-

Islamiyah Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan dengan spesifikasi materi

bidang edukasi pendidikan agama Islam (Dirosah Islamiyah). Hasil penelitian

tersebut menunjukkan bahwa Manajemen Kurikulum Pendidikan Agama Islam

(PAI) meliputi kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi hasil belajar.

Perencanaan kurikulum PAI di Madrasah Aliyah Tarbiatul Muallimien Al-

Islamiyah melibatkan seluruh pihak terkait dengan tetap menjaga eksitensi peran

manejerial kepala madrasah. Dewan guru yang tergabung dalam kelompok bidang

edukasi pendidikan Agama Islam secara bersama-sama menentukan kurikulum

yang digunakan dan melakukan kurikulum jika perlu perbaikan. Adapun poin

yang menjadi konsen perencanaan kurikulum PAI di Madrasah Aliyah Tarbiatul


9

Muallimien Al-Islamiyah berkaitan dengan program pendidikan, sarana dan

prasarana dan metode pembelajaran.

Pelaksanaan kurikulum terbagi menjadi dua yaitu pelaksanaan secara

formal berkenaan dengan kegiatan proses belajar mengajar di madrasah yang

efektif dan kondusif dan pengembangan kurikulum di luar kelas (non formal)

yaitu di pesantren dengan kegiatan pendidikan yang menunjang yang lebih

bersifat praktis.

Evaluasi kurikulum PAI yang dilakukan di Madrasah Aliyah Tarbiatul

Muallimien Al-Islamiyah berfokus pada kegiatan evaluasi program, proses

pembelajaran dan evaluasi hasil belajar peserta didik serta evaluasi kegiatan

mingguan dan tahunan.

Adapun persamaan dari penelitian ini, terletak pada judul penelitian yaitu

tentang kurikulum PAI dan pada evaluasi kurikulum PAI. Sedangkan yang

menjadi perbedaan disini adalah, peneliti terdahulu lebih memfokuskan pada

perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi kurikulum PAI, sedangkan penelitian ini

lebih memfokuskan pada peran kepala sekolah dalam pengelolaan kurikulum PAI,

faktor pendukung dan penghambat kurikulum PAI dan evaluasi kurikulum PAI di

SMAN Unggul Kota Subulussalam.17

Tesis Muh. Suranto pada tahun 2016 yang berjudul “Manajemen

Kurikulum Pendidikan Agama Islam di SD Muhammadiyah Program Khusus

Bayat Klaten”. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa implementasi

manajemen kurikum Pendidikan Agama Islam (PAI) di SD Muhammadiyah

17
____________ Moh. Rofie, manajemen kurikulum pendidikan Agama Islam (PAI)
berbasis pesantren (Prenduan: 2017).
10

Program Khusus Bayat meliputi kegiatan perencanaan kurikulum PAI dengan

penyusunan rencana kerja sekolah, kalender akademik, silabus PAI, lesson plan

PAI, dan RPP, pelaksanaan manajemen kurikulum PAI di bagi menjadi dua

tingkat yaitu pada tingkat sekolah dan tingkat kelas, evaluasi kurikulum PAI

yakni dengan mengadakan evaluasi program PAI, evaluasi proses pembelajaran,

dan evaluasi hasil belajar siswa.18

Hasil penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa faktor yang mendasari

kurikulum PAI di SD Muhammadiyah Program Khusus Bayat yang paling utama

adalah latar belakang berdirinya sekolah, dan selanjutnya untuk mencapai tujuan

membentuk peserta didik yang berakhlakul qarimah muncul faktor-faktor lainnya

yaitu kebutuhan kurikulum dan pelaksanaanya, kebutuhan guru PAI yang

profesional, dan kebutuhan sarana dan prasarana.19

____________ Muh. Suranto, Manajemen Kurikulum Pendidikan Agama Islam di SD


18

Muhammadiyah Program Khusus Bayat Klaten, (Klaten: 2016).


19
____________ Muh. Suranto, Manajemen Pendidikan Agama Islam di SD
Muhammadiyah Program Khusus Bayat Klaten, Tesis, (Surakarta: PPS IAIN Surakarta, 2016), h. i
11

BAB II

PENGELOLAAN KURIKULUM PAI

A. Prinsip dan Komponen Kurikulum Pendidikan Agama Islam (PAI)

1. Prinsip kurikulum Pendidikan Agama Islam (PAI)

Prinsip dan fungsi kurikulum yang harus diperhatikan dalam

melaksanakan manajemen kurikulum ada beberapa hal sebagai berikut, yaitu:

a. Produktivitas, hasil yang akan diperoleh dalam kegiatan kurikulum

merupakan aspek yang harus dipertimbangkan dalam manajemen

kurikulum. Pertimbangan bagaimana agar peserta didik dapat

mencapai hasil belajar sesuai dengan tujuan kurikulum harus menjadi

sasaran dalam manajemen kurikulum.

b. Demokratisasi, pelaksanaan manajemen kurikulum harus berasaskan

pada demokrasi yang menempatkan pengelola, pelaksanaan dan subjek

didik pada posisi yang seharusnya dalam melaksanakan tugas dengan

penuh tanggung jawab untuk mencapai tujuan kurikulum.

c. Kooperatif, untuk memperoleh hasil yang diharapkan dalam kegiatan

manajemen kurikulum perlu adanya kerjasama yang positif dari

berbagai pihak yang terlibat.


12

d. Efektifitas dan efeisensi, rangkaian kegiatan manajemen kurikulum

harus mempertimbangkan efektifitas dan efesiensi untuk mencapai

tujuan kurikulum, sehingga kegiatan manajemen kurikulum tersebut

memberikan hasil yang berguna dengan biaya, tenaga dan waktu yang

relatif singkat.

e. Mengarahkan visi, misi dan tujuan yang ditetapkan dalam

manajemen jurikulum, proses manajemen kurikulum harus dapat

memperkuat dan mengarahkan visi, misi dan tujuan kurikulum.20

Selain prinsip-prinsip tersebut juga perlu mempertimbangkan

kebijaksanaan pemerintah maupun Departemen Penididikan Nasional, seperti

UUSPN No. 20 tahun 2003, kurikulum pola nasioanl, pedoman

penyelenggaraan program, kebijaksanaan penerapan Manajemen Berbasis

Sekolah, kebijaksanaan penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP), keputusan dan peraturan pemerintah yang berhubungan dengan

lembaga pendidikan atau jenjang/jenis sekolah yang bersangkutan.

Dalam proses pendidikan perlu dilaksanakan manajemen kurikulum

untuk memberikan hasil kurikulum yang lebih efektif, efeien dan optimal

dalam memberdayakan berbagai sumber maupun komponen kurikulum, ada

beberapa fungsi dari manajemen kurikulum di antaranya:

a. Meningkatkan efesiensi pemanfaatan sumber daya kurikulum,

pemberdayaan sumber maupun komponen kurikulum dapat ditingkatkan

melalui pengelolaan yang terencana dan efektif.

____________Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia,


20

Manajemen Pendidikan…, h. 192-193.


13

b. Meningkatkan keadilan dan kesempatan pada siswa untuk mencapai hasil

yang maksimal, kemampuan yang maksimal dapat dicapai peserta didik

tidak hanya melalui kegiatan ekstrakurikuler, tetapi juga perlu melalui

kegiatan ekstra dan kurikukuler yang dikelola secara integritas dalam

mencapai tujuan kurikulum.

c. Meningkatkan relevansi dan efektivitas pembelajaran sesuai dengan

kebutuhan peserta didik maupun lingkungan sekitar peserta didik,

kurikulum yang dikelola secara efektif dapat memberikan kesempatan dan

hasil yang relavan dengan kebutuhan peserta didik maupun lingkungan

sekitar.

d. Meningkatkan efesiensi dan efektivitas proses belajar mengajar, proses

pembelajaran selalu dipantau dalam rangka melihat konsitensi antara

desain yang telah direncanakan dengan pelaksanaan pembelajaran. Dengan

demikian ketidaksesuaian antara desain dengan implementasi dapat

dihindarkan. Di smping itu, guru maupun siswa selalu termotivasi untuk

melaksanakan pembelajaran yang efektif dan efisie, karena adanya

dukungan kondisi positif yang diciptakan dalam kegiatan pengelolaan

kurikulum.

e. Meningkatkan partisipasi masyarakat untuk membantu mengembangkan

kurikulum, kurikulum yang dikelola secara professional akan melibatkan

masyarakat khususnya dalam mengisi bahan ajar atau sumber belajar perlu

disesuaikan dengan ciri khas dan kebutuhan pembenganunan daerah

setempat.
14

2. Komponen-komponen Kurikulum Pendidikan Agama Islam (PAI)

Kurikulum merupakan suatu sistem yang memiliki komponen-

komponen, yaitu komponen tujan, isi kurikulum, metode dan strategi

pencapaian tujuan dan komponen evaluasi. Sebagai sistem setiap komponen

harus saling berkaitan satu sama lain. Subandijah mengatakan bahwa ada lima

komponen kurikulum yaitu:21

a. Komponen Tujuan

Tujuan merupakan hal yang ingin dicapai oleh sekolah secara

keseluruhan yang mencakup tiga dimensi yaitu dimensi kognitif, afektif

dan psikomotorik. Tujuan dapat mempengaruhi keberhasilan dan

kesuksesan sebuah sekolah dalam pembelajarannya.

Secara hirarkis tujuan pendidikan yang dikembangkan oleh

sekolah-sekolah dari yang paling tinggi hingga paling rendah dapat

diurutkan dan dapat dirumuskan dalam beberapa bahasan sebagai

berikut.

1). Tingkat pendidikan Nasional (TPN)

2). Tingkat institusional (TI)

3). Tujuan kurikuler (TK)

4). Tujuan instruksional atau tujuan pembelajaran (TP).

Tujuan pendidikan nasional yang tercantum Undang-undang

Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 pasal 3 tentang SISDIKNAS

tujuan pendidikan nasional yang berbunyi “Pendidikan Nasional bertujuan

21
____________ Subandijah, Pengembangan dan Inovasi Kurikulum, (Jakarta: PT. Raja
Grafindo, 1993), h. 93.
15

untuk berkembangnya potensi pesereta didik agar menjadi manusia yang

beriman dan bertakwa kepada uhan yang maha Esa, berakhla mulia, sehat,

berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang

demokratis serta bertanggung jawab22.”

Tujuan pendidikan di atas pada dasarnya ialah membentuk peserta

didik untuk menjadi seutuhnya (insan kamil) yang mempunyai ilmu

pengetahuan dan teknologi serta beriman dan bertakwa atau dalam istilah

orde baru yaitu pancasila. Tujuan tersebut mempunyai tujuan yang

komprehensip. Hal ini mempunyai kesamaan dengan tujuan pendidikan

agama Islam sebagaimana yang di firmankan oleh Allah SWT dalah Surah

Al-Qasas ayat 77 yang berbunyi:

        


         
         
 

”Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah

dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan

bagianmu di dunia dan berbuatbaiklah (kepada orang lain) sebagaimana

Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat

kerusakan di bumi. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berbuat

kerusakan”.23

Tujuan kurikulum pendidikan Islam selain ayat diatas juga ada

hadits Rasulullah SAW mengatakan tujuan pendidikan agama Islam

22
____________ Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS, h. 62.
23
____________ Q. S. Al-Qashas Ayat 77.
16

semata-mata hanya untuk mencari ridho Allah SWT, sebagai sabda

Rasullullah sebagai berikut:

ِ‫ َم ْن تَ َعلَّ َم ِع ْل ًما ِم َّما يُ ْبتَغَى بِ ِه َوجْ هُ هللا‬: ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬ َ ِ‫قا َ َل َرسُوْ ُل هللا‬
‫ْب بِ ِه عرضا ً ِمنَ ال ُّد ْنيَا لَ ْم يَ ِج ِد َعرْ فَ ْال َجنَّ ِة يَوْ َم‬ َ ‫صي‬ ِ ُ‫َع َّز َو َج َّل الَ يَتَ َعلَّ ُمهُ اِالَّ لِي‬
‫ْالقِيَا َم ِة‬
”Dari Abu Hurairah ra. Ia berkata Rasulullah SAW bersabda: barang siapa

yang mempelajari ilmu pengetahuan yang semestinya bertujuan untuk

mencari ridho Allah SWT kemudian ia mempelajarinya dengan tujuan

hanya untuk mendapatkan kedudukan atau kekayaan duniawi, maka iya

tak akan mendapat mencium baunya syurga kelak pada hari kiamat. (H.R.

Abu Daud)”.

Insan kamil yang dimaksud adalah manusia yang bercirikan:

pertama manusia yang seimbang, memiliki keterpaduan, dua dimensi

kepribadian, kedua manusia seimbang yang memiliki keseimbangan dalam

kualitas fikir zikir amal shaleh24.

Komponen tujuan berhubungan dengan arah atau hasil yang ingin

diharapkan. Dalam skala makro rumusan tujuan kurikulum erat kaitannya

dengan filsafat atau sistem nilai yang dianut masyarakat. Bahkan rumusan

menggambarkan suatu masyarakat yang dicita-citakan. Misalkan, filsafat

atau sistem

b. Komponen Isi Kurikulum

24
____________ Ahmadi, Islam Paradigma Ilmu Pendidikan, (Yogyakarta: Aditya Medya,
1992), h. 130.
17

Fuaddin mengemukakan beberapa kriteria yang digunakan untuk

menyusun materi kurikulum sebagai berikut:

1. Continuitas (kesenambungan)

2. Sequences (urutan)

3. Integration (keterpaduan)

4. Flexibility (keluesan atau kelenturan).

Banyak kegiatan yang diprogramkan untuk mencapai tujuan

pendidikan yang telah ditetapkan. Disusun sedemikian rupa sesuai dengan

scope dan scueuce-nya. Isi atau materi tersebut biasanya berupa materi

mata pelajaran, seperti pendidikan agama Islam, yang meliputi hadits,

fiqih, tarikh, bahasa arab dan lin sebagainya.25

Pada komponen isi kurikulum lebih banyak menitikberatkan pada

pengalaman belajar yang harus dimiliki oleh peserta didik dalam kegiatan

proses pembelajaran. Isi kurikulum hendaknya memuat semua aspek yang

berhubungan dengan aspek kognitif (pengetuhuan), afektif (sikap atau

prilaku), dan psikomotorik (keterampilan atau skill) yang terdapat pada

setiap isi mata pelajaran yang disampaikan dalam kegaiatan proses

pembelajaran. Isi kurikulum dan kegaiatan pembelajaran diarahkan untuk

mencapai tujuan dari semua aspek tersebut.26

c. Komponen Metode atau Strategi

25
____________ Fuaddudin, Pengembangan dan Inovasi Kurikulum, (Jakarta: Proyek
Pengembangan Pendidikan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1992), h. 92.
26
____________ Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia,
Manajemen Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2017), h. 195.
18

Komponen metode ini berkaitan dengan strategi yang harus

dilakukan dalam rangka pencapain tujuan. Metode yang tepat adalah

metode yang sesuai dengan materi dan tujuan kurikulum yang akan

dicapai dalam setiap pokok bahasan. Dalam posisi ini guru hendaknya

tidak menerapkan satu metode saja, tetapi guru dapat menerapkan berbagai

metode agar proses pembelajaran berlangsung dengan menyenangkan dan

mencapai sasaran yang direncanakan.

Strategi menuju pada pendekatan, metode serta peralatan mengajar

yang digunakan dalam pengajaran. Pada hakikatnya strategi pengajaran

tidak hanya sebatas hal itu saja, tetap menyangkut berbagai macam yang

diusahakan oleh guru dalam mengajarkan siswa tersebut. Dengan kata lain

mengatur seluruh komponen, baik pokok maupun penunjang dalam sistem

pengajaran.

d. Komponen Media atau Sarana dan Prasarana

Media merupakan perantara untuk menjelaskan isi kurikulum yang

lebih mudah dipahami oleh peserta didik baik media tersebut di gunakan

atau kesemuanya, diharapkan dapat mempermudah proses belajar. Oleh

karena itu pemanfaatan dan pemakaian media dalam pembelajaran secara

tepat terhadap pokok bahasan yang disajikan kepada peserta didik untuk

menanggapi, memahami isi sajian guru dalam kegaiatn belajar mengajar.

Dengan kata lain ketepatan memilih media yang digunakan oleh guru akan

membantu kelancaran penyampain maksud pengajaran.

e. Komponen Evaluasi
19

Pengembangan kurikulum merupakan proses yang tidak pernah

berakhir. Proses tersebut meliputi perencanaan, implementasi dan evaluasi.

Merujuk pada pendapat, maka dalam konteks penggambaran kurikulum,

evaluasi merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari

pengembangan kurikulum itu sendiri.

Melalui evaluasi dapat ditentukan nailai dan arti kurikulum,

sehingga dapat dijadikan bahan pertimbangan apakah suatu kurikulum

dapat dipertahankan atau tidak; Bagian mana yang harus disempurnakan.

Evaluasi merupakan komponen untuk melihat aktivitas untuk mengetahui

apakah tujuan yang telah ditetapkan telah tercapai atau belum, atau

evaluasi digunakan sebagai umpan balik dalam perbaikan strategi yang

ditetapkan.27

B. Tahapan Pelaksanaan Kurikulum Pendidikan Agama Islam (PAI)

Tahapan pelaksanaan kurikulum di sekolah melalui empat tahap yaitu;

1. Perencanaan. Pada tahap ini perlu dijabarkan menjadi rencana

pembelajaran (RP). Guru melakukan persiapan yang komprehensif

sebelum melakukan proses belajar mengajar di kelas, pada tahap ini guru

melakukan persiapan dari mulai tujuan pembelajaran, materi yang akan

disampaikan, metode yang tepat yang akan digunakan, media dan alat

yang mendukung proses pembelajaran, buku sumber atau referensi, dan

alat evaluasi yang akan ditetapkan. Dalam tahap perencanaan ini pula

perlu dipahami hal-hal sebagai berikut:

____________ Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia,


27

Manajemen Pendidikan…, h. 193-196.


20

a. menjabarkan GBPP menjadi Analisis Mata Pelajaran (AMP),

b. memilik kalender akademik,

c. menyusun program tahunan (Prota),

d. menyusun program caur wulan (Proca),

e. program satuan pembelajaran (PSP) dan

f. rencana pengajaran.

Kegiatan-kegiatan tersebut merupakan pedoman guru dalam

melaksanakan kegiatan belajar mengajar, oleh karena itu kepala sekolah

perlu memberikan perhatian, pembinaan dan bantuan serta memeriksa

secara cermat untuk memberikan penilaian dan umpan balik apabila ada

yang perlu diperbaiki atau ditambahkan. Dengan cara ini akan

memberikan pengaruh dan dampak bagi guru untuk melakukan

persiapan dan perencanaan pembelajaran dengan baik. Penyusunan

perencanaan pembelajaran akan lebih komprehensif apabila dilakukan

bersama beberapa orang guru bidang studi sejenis dalam MGMP.

MGMP perlu mendapat perhatian dari pimpinan sekolah agar berjalan

sesuai dengan tujuan dibentuknya lembaga ini.

2. Pengorganisasian dan koordinasi. Pada tahap perencanaan seluruh aspek

yang berkaitan dengan proses pembelajaran disiapkan secara matang dan

menyeluruh agar pada tahap pengorganisasian dan koordinasi dapat

dilasanakan dengan sebaik-baiknya.Tahap pengorganisasian dan

koordinasi ini merupakan tahap yang perlu diperhatikan secara sungguh-

sungguh oleh kepala sekolah beserta tim yang dibentuk untuk


21

memudahkan pembagian tugas sesuai dengan kegiatan yang akan

dilaksanakan. Kepala sekolah berkewajiban untuk mengelola dan

mengatur penyusunan kalender akademik, jadwal pelajaran, tugas dan

kewajiban guru, serta program kegiatan sekolah. Pada tahap ini hal-hal

yang perlu diperhatikan oleh kepala sekolah adalah sebagai berikut.

a. Kalender akademik disusun berdasarkan rencana program kegiatan

yang akan berlangsung di sekolah selama satu tahun ke depan.

Penyusunan kalender akademik memberikan arah yang jelas tentang

berbagai kegiatan yang akan dilaksanakan oleh sekolah selama satu

tahun kedepan. Kalender akademik yang disusun berdasarkan

kebutuhan dan hasil pemikiran bersama antara kepala sekolah dan

guru akan memberikan kejelasan dalam merealisasikan program

kegiatan sekolah. Kalender akademik yang telah disusun ini

disosialisasikan kepada seluruh guru, siswa, orang tua siswa dan

masyarakat. Dengan mengetahyui kalender akademik diharapkan akan

terjadi sinergi dalam mewujudkan program kegiatan yang akan

dilaksanakan sekolah.

b. Penyusunan jadwal pelajaran didasarkan kepada kewajiban mangajar

guru 5 hari/minggu. Jadwal pelajaran disusun berdasarkan hasil

musyawarah bersama, antara kepala sekolah dan guru. Dengan

demikian guru akan bertanggyung jawab dalam menyampaikan

pelajaran kepada siswa. Untuk meningkatkan mutu pembelajaran

diharapkan guru mengikuti kegiatan dalam MGMP.


22

c. Pengaturan tugas dan kewajiban guru dilandasi oleh kebersamaan,

keadilan, dan tidak menimbulkan permasalahan. Pembagian tugas dan

kewajiban guru ini disesuaikan dengan bidang keahlian dan minat

guru tersebut. Pembagian tugas didasarkan kepada beban tugas

minimal dan keahliannya. Dengan demikian pada setiap guru

diharapkan akan tumbuh motivasi untuk berprestasi, kebersamaan

dalam merealisasikan pogram sekolah, sinerjik antara pimpinan, guru

staf tatanan usaha (TU) dan orang tua dalam upaya meningkatkan

mutu sekolah.

d. Program kegiatan sekolah di susun berdasarkan kebutuhan nyata

untuk meningkatkan, mengembangkan dan memajukan sekolah.

Program kegiatan sekolah berdasarkan visi, misi dan tujuan yang kan

diwujudkan dalam kepemimpinan kepala sekolah bersama-sama

seluruh komponen sekolah. Program kegiatan sekolah meliputi

program internal sekolah dan program eksternal di luar sekolah.

Program yang berkaitan dengan peningkatan mutu pembelajaran,

pengembangan profesionalisme guru dan staf tatanan usaha (TU),

program penataan kurikulum, program pengelolaan sarana dan

prasana sekolah, program pengelolaan keuangan sekolah, program

pengembangan hubungan sekolah dengan masyarakat. Berbagai

program kegiatan sekolah satu tahun sampai dengan lima tahun ke

depan perlu diorganisir dan dikoordinasikan secara cermat dan

transparan.
23

3. Pelaksanaan. Tahap ini merupakan tahap yang paling menentukan apakah

sekolah di bawah kepemimpinan kepala sekolah dapat mewujudkan program

sekolah atau tidak. Perencanaan, pengorganisasian dan koordinasi yang telah

di susun akan dibuktikan keberhasilannya dalam tahap pelaksanaan ini.

Proses belajar mengajar akan berjalan secara efektif apabila guru dan kepala

sekolah memiliki tanggung jawab yang tinggi dalam upaya meningkatkan

mutu pembelajaran. Mutu pembelajaran dapat dilaksanakan dengan baik

apabila guru dan kepala sekolah bersama-sama untuk membuka diri

terhadap masukan atau kritikan yang membangun. Sebagai guru harus siap

untuk diberi masukan oleh kepala sekolah berdasarkan hasil supervisi yang

dilakukan oleh kepala sekolah. Begitupun kepala sekolah harus memiliki

jadwal yang jelas dan rinci untuk melakukan supervisi terhadap kinerja guru.

Hasil supervisi kepala sekolah menjadi fakta dan data yang benar untuk

memberikan informasi kepada guru berkaitan dengan tugas yang

dikerjakannya selama di sekolah. Apabila kepala sekolah memiliki fakta dan

data yang berkaitan dengan kinerja guru maka guru akan menerima dengan

terbuka terhadap masukan yang disampaikan oleh kepala sekolah.

Sebaliknya apabila kepala sekolah tidak melakukan supervisi tidak

berdasarkan fakta dan data yang diperoleh langsung oleh kepala sekolah,

maka masukan yang diberikan kepala sekolah tidak valid dan berpengaruh

negativ terhadap kinerja guru. Dengan demikian, kepala sekolah dan guru

akan terbuka dalam memberikan masukan atau kesulitan yang dihadapi

dengan tujuan untuk kemajuan dan peningkatan mutu pembelajaran.


24

4. Tahap Evaluasi dan Pengendalian. Pelaksanaan pembelajaran berjalan secara

efektif atau tidak dapat diketahui melalui kegiatan evaluasi. Evaluasi ini

penting dilakukan secara benar karena bertujuan untuk mengetahui apakah

tujuan pembelajaran yang telah dilakukan berjalan atau tidak sesuai dengan

rencana yang telah ditetapkan. Guru perlu menetapkan jenis evaluasi apa

yang digunakan dan hasil evaluasi diharapkan akan memiliki pengaruh dan

dampak terhadap perbaikan dan peningkatan mutu pembelajaran

selanjutnya. Dengan dilaksanakannya evaluasi ini akan memberikan dampak

dan manfaat bagi guru dan siswa untuk peningktan mutu pendidikan secara

berkelanjutan. Disamping itu evaluasi yang dilakukan oleh guru dapat

menjadi masukan untuk mengetahui kesulitan yang dihadapi oleh siswa.

Dari sekian banyak siswa tentunya ada diantara mereka yang menemui

kesulitan dalam belajar. Siswa yang mengalami kesulitan belajar dapat

dilakukan pemantapan atau perhatian khusus agar tidak ketinggalan dan

dapat menyesuaikan diri dengan siswa lain. Dalam mengatasi kesulitan

belajar siswa untuk peningkatan perlu dicarikan solusinya, misalkan dengan

remedial, pemantapan, belajar dengan tempat sejawat yang lebih pandai,

atau membentuk kelompok belajar.28

C. Pendekatan-pendekatan Kurikulum Pendidikan Agama Islam (PAI)

Dalam mengembangkan teori kurikulum terdapat beberapa pendekatan

yang bisa digunkan dalam proses pengembangan kurikulum, diantaranya

____________ Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia,


28

Manajemen Pendidikan…, h. 196-199.


25

adalah: pendekatan subjek akademis, humanistis, teknologis dan rekrontruksi

sosial.

1. Pendekatan subjek akademis

Pendekatan subjek akademis merupakan bentuk atau model tertua

diantara model lainnya. Kurikulum ini bersumber dari aliran klasik

(perenialisme dan esensialisme) yang berorientasi pada peristiwa di masa

lampau. Pendekatan ini lebih mengutamakan bahan dan proses dalam

disiplin ilmu tertentu, karena setiap dari ilmu pengetahuan memiliki

sistemisasi tersendiri, sehingga terdapat perbedaan dengan sistemisasi ilmu

lainnya. Pengembangan kurikulum subjek akademis dilakukan dengan

cara menentukan mata pelajaran apa yang harus didahulukan untuk

dipelajari peserta didik yang dibutuhkan dalam proses pengembangan

disiplin ilmu.29

Kurikulum model subjek akademis ini lebih mengutamakan isi-

(subject matter). Isi kurikulum merupakan kumpulan dari berbagai bahan

atau rencana pembelajaran.Tingkat pencapaian penguasaan materi yang

diperoleh peserta didik merupakan ukuran utama dalam menilai tingkat

keberhasilan belajarnya.Oleh sebab itu, penguasaan materi yang sebanyak-

banyaknya merupakan suatu hal yang di proritaskan dalam proses kegiatan

belajar mengajar di sekolah.

Penyusunan kurikulum PAI melalui pendekatan subjek akademis

dilakukan berdasarkan sistematisasi ilmu. Misalnya, untuk aspek

29
____________ Sukiman, Pengembangan Kurikulum : Teori Dan Praktik Pada Perguruan
Tinggi (Yogyakarta: Teras, 2009), h. 23.
26

keimanan menggunakan sistematisasi ilmu tauhid dan aqidah, sedangkan

untuk aspek ibadah dan mu’amalah menggunakan sistematisasi ilmu fiqih

dan ushul fiqih, demikian seterusnya.

2. Pendekatan Humanistik

Pendekatan humanistik dikembangkan oleh para pakar pendidikan

humanisme. Kurikulum ini berdasarkan pada konsep aliran pribadi

(personalized education), yaitu Jhon Dewey (Progressive Education) dan

J.J. Roassean (Romantic Education).Aliran ini memberikan tempat yang

utama kepada siswa. Mereka bertolak dari asumsi bahwa seorang anak

atau peserta didik merupakan yang pertama dan utama. Ia adalah subjek

yang menjadi pusat kegiatan pendidikan. Aliran ini mempunyai keyakinan

bahwa setiap anak mempunyai potensi, kemampuan dan kekuatan untuk

bisa berkembang. Guru diharapkan untuk bisa membangun hubungan

emosional yang baik dan komunikatif dengan peserta didiknya.30

Dalam proses penerapannya di kelas, kurikulum model humanistik

menuntut seorang guru agar mempunyai hubungan emosional yang baik

dengan peserta didiknya. Maka dari itu untuk dapat memperlancar proses

pembelajaran, tentunya seorang guru harus dapat memberikan layanan

yang optimal kepada siswa sehingga ia merasa nyaman dengan belajarnya.

Guru tidak perlu memaksakan segala sesuatu yang dapat membuat siswa

merasa tidak nyaman dalam belajar, karena dengan rasa aman dan nyaman

____________ Suprihatin, Pendekatan Humanistik Dalam Pengembangan Kurikulum


30

(POTENSIA: Jurnal Kependidikan Islam, 3.1.2017), h. 82.


27

inilah peserta didik akan merasa lebih mudah menjalani proses

pengembangan dirinya.

Pengembangan kurikulum PAI dilakukan oleh guru dengan

melibatkan peserta didik, misalnya dalam menentukan tujuan dan tema-

tema pembelajaran PAI. Isi dan proses pembelajarannya akan selalu

berubah disesuaikan dengan bakat dan minat yang dimiliki peserta didik

secara konstektual.

Berdasarkan penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa, kurikulum

PAI dikembangkan dengan bertumpu pada kebutuhan bakat dan minat

peserta didik serta memotivasi mereka agar dapat menumbuhkembangkan

potensi-potensi dasar atau fitrahnya, serta memberikan motivasi agar

mampu mengemban amanah sebagai “abdullah” maupun sebagai

“kholifatullah” di muka bumi.

3. Pendekatan Teknologis

Pendekatan tekhologis dalam penyusunan kurikulum atau program

pendidikan, bertolak dari analisis kompetensi yang dibutuhkan untuk

melaksanakan berbagai tugas atau pekerjaan tertentu. Materi yang akan

diajarkan, strategi pembelajaran serta kriteria evaluasi ditetapkan sesuai

dengan analisis tugas (job description). Rencana dan proses pembelajaran

dirancang dengan sedemikian rupa, sehingga hasilnya dapat dievaluasi dan

diukur dengan mudah, jelas dan terkontrol. Dalam menyusun kurikulum,

seharusnya tidak semua materi pelajaran dapat menggunakan pendekatan


28

teknologis, karena sifat atau karakter dari setiap materi pelajaran itu

berbeda.31

Kurikulum perspektif teknologis lebih menekankan terhadap

efektivitas program, metode dan materi dalam mencapai suatu tujuan dan

keberhasilan. Aplikasi teknologi merupakan sebuah rencana penggunaan

berbagai macam alat dan media, serta tahapan berbasis intruksi. Sebagai

teori, teknologi dapat digunakan dalam pengembangan serta evaluasi

materi kurikulum dan intruksional.

Pembelajaran PAI yang menggunakan pendekatan teknologis,

tentunya dalam menganalisis masalah belajar, merencanakan, mengelola,

melaksanakan hingga menilai proses pembelajarannya dengan

menggunakan pendekatan sistem. Disamping itu juga, pendekatan

teknologis ingin memperoleh kemanfaatan tertentu, sehingga proses dan

hasilnya selanjutnya akan diprogram sedemikian rupa, agar pencapaian

dari hasil pembelajarannya dapat dievaluasi dan diukur dengan jelas dan

terkontrol, serta diharapkan untuk dapat dilaksanakan secara efektif dan

efesien serta memiliki daya tarik.32

4. Pendekatan Rekonstruksionisme

Pendekatan ini juga disebut rekonstruksi sosial karena

memfokuskan kurikulum pada masalah-masalah penting yang dihadapi

31
____________ Muhammad Zaini, Pengembangan Kurikulum, Konsep Implementasi,
Evaluasi Dan Inovasi (Yogyakarta: Teras, 2009).
32
____________ Muhammad Irsad, Pengembengan Kurikulum Pendidikan Agama Islam
dI Madrasah (Studi Atas Pemikiran Muhaimin , 2016), h. 231–67.
29

masyarakat, seperti polusi, ledakan penduduk, rasialisme, interdepensi

global, kemiskinan, hak asasi manusia, dan lain-lain.33

Pendekatan rekonstruksi sosial sangat memperhatikan hubungan

timbal balik antara kurikulum dengan kegiatan sosial kemasyarakatan.

Kurikulum model ini dikembangkan oleh aliran interaksional. Para pakar

dibidang ini berpendapat bahwa, pendidikan merupakan upaya

kebersamaan dari berbagai pihak demi menumbuhkan adanya interaksi

dan saling bekerjasama. Istilah interaksi mempunyai makna yang luas,

yaitu tidak hanya mencangkup interaksi antara guru dan siswa, tetapi juga

meliputi interaksi antar siswa hingga interaksi dengan orang-orang dan

lingkungan sekitarnya dengan berbagai bahan dan sumber belajar.

Interaksi dan kerjasama inilah peserta didik akan berusaha

menyelesaikan berbagai persoalan yang terjadi di lingkungan masyarakat

dan sekolah tidak hanya mengembangkan kehidupan sosial siswa, tetapi

juga mengarahkan pada bagaimana siswa dapat berpartisipasi dalam

kehidupan sosial.

Dalam prakteknya, perancang kurikulum ini berusaha memadukan

antara tujuan pendidikan nasional dengan tujuan yang dicita-citakan siswa.

Dan peran guru disini adalah membantu siswa untuk dapat

menumbuhkembangkan bakat dan minatnya, serta membantu mereka agar

mampu memecahkan masalah-masalah sosial.

33
____________ Nasution, Kurikulum dan Pengajaran (Jakarta: Bumi Aksara, 1989), h.
47.
30

Dengan demikian dalam penyusunan atau program PAI bertolak

dari persoalan-persoalan yang dihadapi di masyarakat sebagai isi dari

program Pendidikan Agama Islam (PAI) itu sendiri. Sedangkan proses

maupun pengalaman belajar yang diperoleh peserta didik adalah dengan

cara memanfaatkan berbagai ilmu dan teknologi yang ada, serta bekerja

secara kooperatif dan kolaboratif dengan berupaya mencari solusi agar

dapat memecahkan berbagai problematika yang terjadi di masyarakat,

sehingga menjadikan kehidupan masyarakat yang lebih baik.

5. Pendekatan Accountability

Accountability atau pertanggungjawaban terhadap pendidikan

tentang pelaksanaan tugasnya kepada masyarakat, akhir-akhir ini tampil

sebagai pengaruh yang penting dalam dunia pendidikan. Namun, menurut

banyak pengamat pendidikan accountability ini telah mendesak pendidikan

dalam arti yang sebenarnya menjadi latihan belaka.34

Pendekatan Accountability suatu sistem akuntabel menentukan

standart dan tujuan spesifik yang jelas serta mengatur evektifitasnya

berdasarkan taraf keberhasilan peserta didik untuk mencapai standar

tersebut. Pendekatan ini mulai dirasakan diperguruan tinggi, yakni ketika

sebuah universitas di Amerika Serikat dituntut untuk memperhatikan dan

membuktikan keberhasilannya dan berstandar tinggi. Untuk bisa

memenuhi tuntutan itu, para pengembang kurikulum terpaksa

mengkhususkan tujuan pelajaran agar dapat mengukur prestasi belajar.

6. Pendekatan Pembangunan Nasional


34
____________ Nasution, Kurikulum dan Pengajaran…,h. 50.
31

Hingga batas tertentu kurikulum ini terdapat di semua sekolah dan

pendekatan ini mengandung tiga unsur:

a. Pendekatan Kewarganegaraan

Berorientasi pada sistem politik Negara yang menentukan peranan,

hak dan kewajiban tiap warga Negara. Dalam masyarakat demokratis,

warga Negara dapat dimasukkan dalam tiga kategori:

1) Warga Negara yang apatis, yang acuh tak acuh dan tak berpartipasi

dalam proses politik.

2) Warga Negara yang pasif, yang partipisipasinya minimal (misalnya

hanya turut dalam pemilihan umum).

3) Warga Negara aktif, yang turut merumuskan polisi kebijaksanaan,

memilih wakil, memperbaiki undang-undang dan mengubah

peraturan yang adil.

Peranan pendidikan ialah mempersiapkan siswa agar memiliki

pengetahuan, keterampilan dan sikap untuk disumbangkan kepada

kesejahteraan umum sebagai warga Negara aktif.

b. Pendidikan sebagai alat pembangunan nasional

Tujuan pendidikan ialah mempersiapkan tenaga kerja yang

diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pembangunan. Untuk itu harus

diadakan proyeksi kebutuhan tenaga kerja cermat. Para pakar tenaga kerja

harus memperhitungkan dengan eksak jumlah guru, ahli kimia, insinyur

pertanian, ahli bedah, dan sebagainya yang diperlukan tiap tahun. Sistem

pendidikan diatur sedemikian rupa sehingga mampu menghasilkan tenaga


32

kerja menurut spesifikasi yang telah diproyeksikan dalam batas

kemampuan keuangan Negara. Para pengembang kurikulum bertugas

untuk mendesain program yang sesuai dengan analisis jabatan yang akan

diduduki.

c. Pendidikan keterampilan untuk kehidupan parktis

Keterampilan yang diperlukan bagi kehidupan sehari-hari dapat

dibagi dalam beberapa kategori yang tidak hanya bercorak keterampilan

akan tetapi juga mengandung aspek pengetahuan dan sikap, yakni:

1) Keterampilan untuk mencari nafkah dan rangka sistem ekonomi

suatu Negara.

2) Keterampilan untuk mengembangkan masyarakat.

3) Keterampilan untuk menyumbang kepada kesejahteraan umum.

4) Keterampilan sebagai warga Negara yang baik.35

D. Strategi dan Peran Kepala Sekolah pada Kurikulum PAI

1. Strategi dalam Pengelolaan Kurikulum PAI

Strategi pelaksanaan suatu kurikulum tergambar dari cara yang

ditempuh di dalam melaksanakan pengajaran, cara di dalam melaksanakan

bimbingan dan penyuluhan dan cara di dalam mengatur kegiatan sekolah

secara keseluruhan. Cara dalam melaksanakan pengajaran mencakup baik cara

yang belaku secara umum, maupun cara yang berlaku dalam menyajikan

setiap bidang studi, termasuk metode mengajar dan alat pelajaran yang

digunakan.
35
____________ Nasution, Kurikulum dan Pengajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 1989), h.
55-58.
33

Secara umum strategi bermakna garis-garis besar haluan yang

dilakukan atau ditempuh untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan. Jika

dihubungkan dengan proses pembelajaran strategi dapat berarti sebagai pola-

pola umum kegiatan guru dan siswa dalam mewujudkan kegiatan belajar

mengajar untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.36

Oleh karena itu dalam proses pembelajaran strategi harus sangat tepat.

Ia harus mengandung empat unsur yaitu: a) Adanya tujuan yang dapat diukur

pencapaiannya, b) Adanya pendekatan atau cara pandang menurut perspektif

tertentu atau disiplin ilmu tertentu yang digunakan, c) Adanya metode yang

cepat dan tepat digunakan dan d) Adanya norma atau indikator keberhasilan

yang digunakan sebagai standar evaluasi keberhasilan. Jadi dalam setiap

strategi pembelajaran kurikulum pendidikan Agama Islam (PAI) harus ada

keempat unsur itu.

Jika dikaitkan dengan pendidikan secara garis besar maka ada tiga

strategi yang dapat digunakan dalam pembelajaran pendidikan agama islam

yaitu:

a. Pendekatan individualistik yang berpijak pada asumsi bahwa anak didik

memiliki potensi yang mungkin berbeda antara satu sama lainnya. Asumsi

ini akan memberikan pemikiran kepada guru bahwa pembelajaran adalah

mengembangkan potensi individu. Strategi dan metode yang digunakan

harus memperhatikan aspek perbedaan individual ini. Fungsi guru hanya

____________ Abuddin Nata, Perspektif Islam tentang Strategi Pembelajaran, (Jakarta:


36

Kencana Predana Media Group, 2009), h. 206.


34

sebagai bidan yang membantu bayi keluar dari rahim ibunya atau sebagai

fasilitator dan motivator saja.

Pendekatan ini adalah student centrist yang berakar kepada aliran

psikologi nativisme, humanisme dan liberalisme. Yaitu suatu pendekatan

yang melayani atau menempatkan kedudukan manusia seperti apa adanya,

manusiawi dan bebas dalam bertindak atau memilih. Pendekatan ini tidak

sepenuhnya cocok dengan konsep pendidikan Islam. Hal ini disebabkan

dalam pendidikan Islam ada materi-materi atau praktek-praktek tertentu

seperti kemampuan membaca al-Quran dan menghafal doa-doa shalat,

puasa, haji dan lain-lain adalah kewajiban bagi setiap individu dan harus

seperti itu melaksanakannya. Sedangkan pendekatan demokrasi hanya

dapat dilaksanakan pada proses pembelajaran saja bukan pada pelaksanaan

ibadahnya.

b. Pendekatan sosial atau kelompok yang berpijak pada pemikiran bahwa

manusia meskipun terdapat banyak perbedaan antara satu sama lain, tetapi

juga terdapat banyak persamaan dan saling ketergantungan. Asumsi ini

akan memberikan pemikiran kepada guru bahwa pembelajaran adalah

pengembangan potensi individual untuk dapat memenuhi kebutuhan

bersama.

Proses pembelajaran akan digunakan hukum- hukum psikologi

pembelajaran yang umum. Pendekatan ini menganut teacher centrist,

karena gurulah yang akan menentukan dan mengatur pembelajaran. Dalam

pembelajaran PAI pendekatan ini dapat digunakan pada sebagian materi.


35

Dimana siswa harus menjadikan gurunya sebagai panutannya. Mereka

harus mengikuti perintah dan larangan guru.

c. Pendekatan campuran. Pendekatan ini berusaha mengsinergikan antara

keunggulan yang terdapat pada pendekatan individual dan pendekatan

sosial atau kelompok, tetapi dalam pelaksanaannya pendekatan ini akan

menghadapi banyak masalah dibandingkan dengan masing-masing

pendekatan di atas, karena dalam pendekatan campuran ini guru akan

menghadapi masalah yang terdapat dalam dua pendekatan sebelumnya

sekaligus. Kekurangan dalam pendekatan individual adalah guru harus

mendekati setiap anak satu persatu. Hal ini tentu akan memakan waktu

yang panjang dalam proses pembelajaran, karena setiap anak memiliki

karakter yang berbeda.

Secara operasional pengertian strategi pembelajaran dapat dipahami

tentang pertanyaan-pertanyaan yang terkait dengan strategi pembelajaran

sebgaimana yang telah dirumuskan Slameto dalam Riyanto, bahwa strategi

pembelajaran mencakup jawaban atas pertanyaan:

a. Siapa melakukan apa dan menggunakan alat apa dalam proses

pembelajaran. Kegiatan ini menyangkut peranan sumber, penggunaan

bahan, dan alat-alat bantu pembelajaran.

b. Bagaimana melaksanakan tugas pembelajaran yang telah memberikan

hasil yang optimal. Kegiatan ini menyangkut metode dan teknik

pembelajaran.
36

c. Kapan dan di mana kegiatan pembelajaran dilaksanakan serta berapa lama

kegiatan tersebut dilaksanakan didefinisikan (hasil analisis) sehingga tugas

tersebut dapat dilaksanakan.37

Kemudian senada hal tersebut, Twelker mengemukakan bahwa pada

dasarnya strategi pembelajaran kurikulum PAI mencakup empat hal, yaitu: (1)

Penetapan tujuan pengajaran, (2) Penetapan sistem pendekatan pembelajaran,

(3) Pemilihan dan penetapan metode, teknik dan prosedur pembelajaran.

Termasuk penetapan alat, media, sumber dan fasilitas pengajaran serta

penetapan langkah-langkah strategi pembelajaran (kegiatan pembelajaran dan

pengelolaan waktu), (4) Penetapan kriteria keberhasilan proses pembelajaran

dari dan dengan evaluasi yang digunakan.38

Dari berbagai perspektif tersebut, bahwa strategi pembelajaran

kurikulum pendidikan agama Islam dapat dideskripsikan suatu rancangan atau

rencana yang disusun oleh pendidik untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Untuk mencapai atau menjalankan rencana tersebut dibutuhkan suatu metode,

yang disebut dengan metode pembelajaran. Sedang untuk

mengimplementasikan suatu metode pembelajaran dibutuhkan tehnik

pembelajaran.

Seorang pendidik yang melaksanakan tehnik pembelajaran memiliki

gaya pembelajaran masing-masing. Misalnya, ada pendidik memiliki gaya

humoris; dan ada pula pendidik memiliki gaya serius tapi santai dan ada juga

37
____________ Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran: Sebagai Referensi bagi
Pendidik/Pendidik dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas (Jakarta:
Kencana, 2010), h. 131..
38
____________ Yatim Riyanto, Paradigma Baru...,134
37

pendidik memiliki gaya serius dari awal pembelajaran sampai akhir

pembelajaran. Dalam memandang atau sudut pandang pendidik terhadap

proses pembelajaran disebut dengan pendekatan pembelajaran.

1. Peran Kepala Sekolah pada Kurikulum PAI

Banyak faktor yang dapat mempengaruhi peningkatan mutu

pendidikan, salah satunya adalah kepala sekolah. Kepemimpinan kepala

sekolah sebagai pimpinan puncak di sekolah harus mampu mewujudkan peran

dan tugas pokok yang disandangnya, agar mengarah pada pencapaian tujuan

dan hasil yang memadai. Peran penting yang perlu melekat dalam diri dan

pelaksanaan sekolah antara lain:

Menurut E. Mulyasa, kepala sekolah memiliki peran dan fungsi

sebagai berikut: a) educator, b) manager, c) administrator, d) innovator, e)

motivator, f) supervisor dan g) leader.39

a. Peran Manajerial

Sebagai pengelola kepala sekolah secara operasional melaksanakan

pengelolaan kurikulum, peserta didik, ketenagaan, keuangan, sarana dan

prasarana, hubungan sekolah dengan masyarakat, dan ketatausahaan

sekolah. Semua kegiatan-kegiatan operasional tersebut dilakukan melalui

seperangkat prosedur kerja berikut: perencanaan, pengorganisasian,

penggerakan, dan pengawasan. Berdasarkan tantangan yang dihadapi

sekolah, maka sebagai pemimpin kepala sekolah melaksanakan

____________ E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional dalam Konteks


39

Menyukseskan MBS dan KBK, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), h. 100.


38

pendekatan-pendekatan yang baru untuk meningkatkan kapasitas sekolah

serta mencapai tujuan yang telah direncanakan.

Tugas manajer adalah merencanakan, mengorganisasikan,

mengatur, mengkoordinasikan dan mengendalikan dalam rangka mencapai

tujuan yang telah ditetapkan. Manajer adalah orang yang melakukan

sesuatu secara benar (people who do things right). 40

b. Peran Educator (Pendidik)

Sebagai pendidik kepala sekolah melaksanakan kegiatan

perencanaan, pengelolaan dan evaluasi pembelajaran. Kegiatan

pengelolaan mengharuskan kemampuan memilih dan menerapkan strategi

pembelajaran yang efektif dan efesien, dan kegiatan mengevaluasi

mencerminkan kapabilitas dalam memilih metode evaluasi yang tepat dan

memberikan tindak lanjut yang diperlukan terutama bagi perbaikan

pembelajaran. Sebagai pendidik kepala sekolah juga berfungsi untuk

membimbing siswa, guru dan tenaga kependidikan lainnya.

c. Peran Administrator

Dalam pengertian luas, kepala sekolah merupakan pengambil

kebijakan tertinggi disekolahnya. Sebagai pengambil kebijakan, kepala

sekolah harus melakukan analisis lingkungan politik, ekonomi dan social

budaya secara cermat dan menyusun strategi dalam melakukan perubahan

dan perbaikan sekolahnya. Dalam pengertian sempit, kepala sekolah

40
____________ Vincent Gaspersz, Total Quality Management, (Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama, 2003), h. 201.
39

merupakan penanggung jawab kegiatan administrasi ketatausahaan

sekolah dalam mendukung pelaksanaan kegiatan pembelajaran.

Peran kepala sekolah sebagai administrator berperan dalam

mengatur tata laksana sistem administrator disekolah sehingga efektif dan

efesien. Untuk terwujudnya peran seorang kepala sekolah harus memiliki

kemampuan mengelola administrasi proses belajar mengajar, mengelola

administrasi bimbingan dan konseling, mengelola administrasi kesiswaan,

mengelola administrasi ketenagaan, mengelola administrasi keuangan,

mengelola administrasi sarana dan prasarana dan mengelola administrasi

persuratan.41

d. Peran Pemimpin (Leader)

Sebagai pemimpin, kepala sekolah berfungsi menggerakkan semua

potensi yang ada disekolah, khususnya tenaga guru dan tenaga

kependidikan bagi pencapaian tujuan sekolah. Dalam upaya

menggerakkan potensi tersebut, kepala sekolah dituntut menerapkan

prinsip-prinsip dan metode-metode kepemimpinan yang sesuai dengan

mengedepankan keteladanan, pemotivasian dan pemberdayaan staf.

e. Peran sebagai Motivator

Kepala sekola sebagai motivator harus memiliki strategi yang tepat

untuk memberikan motivasi kepada para tenaga kependidikan dalam

melakukan berbagai tugas dan fungsinya. Motivasi ini dapat dilakukan

41
____________ Ahmad Syarwani dan Hodsay Zahruddin, Profesi Kependidikan dan
Keguruan, (Yogyakarta: Cv Budi Utama, 2012), h. 145.
40

melalui pengaturan suasana kerja, disiplin, dorongan dan penghargaan

secara efektif.

Peran sebagai motivator, kepala sekolah harus mampu memberi

dorongan sehingga seluruh komponen pendidikan dapat berkembang

secara professional, kemampuan mengatur lingkungan kerja (fisik),

kemampuan mengatur suasana kerja belajar mengajar, dan kemampuan

memberi keputusan kepada warga sekolah.42

42
____________ Ahmad Syarwani, Hodsay Zahruddin, Profesi Kependidikan…,146.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Metode pendekatan yang digunakan adalah metode pendekatan bersifat

kualitatif. Menurut Emzir, pendeketan kualitatif menggunakan strategi penelitian seperti

naratif, fenomenologis, etno grafis dan studi kasus. Peneliti mengumpulkan data penting

dengan secara terbuka terutama dimaksudkan untuk mengembangkan tema-tema dari

data.43 Penelitian kualitatif adalah penelitian yang berlandaskan pada filsafat post

positivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah dan yang

bersifat realitas, dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci dan hasil penelitian

kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi. Maka dari itu peneliti

mengumpulakan data dan menggali informasi secara kontrak langsung atau data yang

didapatkan baik dari lisan mengenai subjek penelitian yang akan dibuat.

Teori yang digunakan dalam penyusun skripsi ini masih bersifat sementara, dan

akan berkembang setelah peneliti memasuki lapangan atau konteks sosial, dan

dikarenakan dalam penelitian kualitif pada dasarnya adala melihat fakta-fakta yang ada

sesuai dengan lapangan. Dengan menggunakan metode penelitian kualitatif, peneliti

berharap mendapatkan data dan informasi yang mendalam sehingga tujuan penelitian

dapat tercapai, yang mana penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana peran

kepala sekolah dalam pengelolaan kurikulum PAI yang akan dilaksanakan di SMAN

Unggul Kota Subulussalam. Penelitian ini digunakan untuk mengungkap berbagai


43
____________Sugiyono, Metode Penelitian Kualiatatif kuantitaf dan R&D, (Bandung,
Alfabeta: 2011), cet. 14, h. 2.
42

informasi dan gambaran mengenai peran kepala sekolah dalam pengelolaan kurikulum

PAI di SMAN Unggul Kota Subulussalam.

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di SMAN Unggul Kota Subulussalam, salah satu

lembaga pendidikan di bawah Naungan Kementerian Nasional yang berada di Jln Syech

Hamzah Fansuri, Sikalondang, Kecamatan Simpang Kiri, Kota Subulussalam, Provinsi

Aceh yang keberadaanya sudah di akui oleh pemerintah. SMAN Unggul Kota

Subulussalam berdiri sejak tanggal 2 Oktober 2006.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Sugiyono populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas

subjek dan objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian di tarik

kesimpulannya.44 Populasi adalah keseluruhan objek penelitian.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut.45 Pengambilan sampel ini dilakukan jika pada penelitian

terdapat jumlah populasi yang besar dan memiliki keterbatasan dalam

pelaksanaan penelitian. Adapun pengambilan sampel harus benar-benar

44
____________ Sugiyono, Metode Penelitian Kualiatatif kuantitaf dan R&D, (Bandung,
Alfabeta, 2011), h. 80.
45
____________ Sugiyono, Metode Penelitian Kualiatatif…81.
representatif, sehingga data yang diambil dapat mewakili keseluruhan populasi

yang ada.

Menurut Arikunto (2012: 104) jika jumlah populasinya kurang dari 100

orang, maka jumlah sampelnya diambil secara keseluruhan, tetapi jika

populasinya lebih besar 100 orang, maka bisa diambil 10-15% atau 20-20%

dari jumlah populasinya. Maka penelitian ini diambil satu kelas secara

keseluruhan.

D. Subjek dan Objek Penelitian

Syaifuddin Azwar mengatakan bahwa subjek penelitian adalah sumber

utama data penelitian, yaitu yang memiliki data mengenai variable variable yang ingin

diteliti.46Berdasarkan hal tersebut dapat diketahui bahwa subjek

penelitian yang erat hubungannya dengan penelitian yang dilakukan. Subjek penelitian

dapat berupa orang, benda, hal, tempat yang berhubungan dengan

penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah:

1. Kepala SMA Negeri Unggul Kota Subulussalam.

2. Satu orang guru di Bagian Kurikulum SMA Negeri Unggul Kota Subulussalam.

3. Dua orang guru Pendidikan Agama Islam kelas XI MIPA 1 dari 4 guru di

SMAN Unggul Kota Subulussalam.

4. 33 orang peserta didik dari 33 orang peserta didik kelas XI MIPA 1 di SMAN

Unggul Kota Subulussalam.

46
____________ Saifuddin Azwar, Metode Penelitian (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2010), h.34.

43
44

Objek adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tesebut

kemudian ditarik kesimpulan.47 Objek penelitian dalam penelitian ini adalah peran

kepala sekolah dalam pengelolaan kurikulum pendidikan agama Islam,

dimana untuk mendapatkan data-data tersebut peneliti meneliti dari segi perancanaan,

pelaksanaan, juga pengembangan.

Dalam penelitian kualitatif kehadiran peneliti sangat diperlukan, karena

penelitian kualitatif sebagai human instrument berfungsi menetapkan fokus

penelitian, menetapkan informan sebagai sumber data, menganalisis data dan

membuat kesipulan dalam penemuannya.

E. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam peneliti adalah berikut:

1. Observasi

Observasi menurut Nasution (1988) adalah dasar semua ilmu pengetahuan. 48

Dalam penelitian ini metode yang digunakan dalam mengumpulkan data yang

dilakukan dengan cara pengamatan dari lapangan yakni observasi. 49 Pada hal ini

peneliti mengamati secara langsung atau pengamatan terlibat, oleh kaerna itu

peneliti ini menjadi instrument dalam penelitian. Sehingga nantinya peneliti yang

harus mencari data serta sendiri dan mengamati secara langsung beberapa subjek

____________ Sugiyono, Metode Penelitian (Bandung: Alfabeta, 2006), h.60.


47

____________ Suhasimi Arikunto, prosedur Penelitian, ( Jakarta : Rineka Cipta, 2002), h.133.
48

49
____________
yang ditentukan dan digunakan sebagai sumber data yang akan memudahkan

peneliti.

2. Wawancara

Wawancara atau interview adalah suatu proses interaksi dan komunikasi

antara dua orang atau lebih.50 Teknik ini merupakan teknik yang sangat penting

dikarnakan peneliti akan melakukan wawancara dan untuk mendapatkan sumber

data yang sangat bermanfaat nantinya.

Secara umum metode wawancara ini dapat dilakukan dengan dua bentuk

yaitu wawancara tidak terstruktur dengan wawancara terstruktur. Wawancara

terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, biasanya apabila peneliti

telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh.

Sedangkan wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang dimana peneliti

bebas bertanya dan tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun

secara sisematis dan lengkap untuk mengumpulkan data yang akan diperoleh.

Adapun penelitian ini akan menggunakan wawancara terstruktur Dimana

peneliti telah terlebih dahulu mempersiapakan pedoman wawancara. Dalam

penelitian ini yang akan di wawancarai adalah sesuai dengan jumlah sampel yang

telah ditentukan sebelumnya yaitu:

1. Kepala Sekolah SMA Negeri Unggul Kota Subulussalam.

2. Satu orang guru di Bagian Kurikulum SMA Negeri Unggul Kota

Subulussalam.

50
____________ Masri Sangarmabun , Metode penilitian Survei , ( Jakarta : LP3ES, 1995), h. 7

45
46

3. Dua orang Guru Pendidikan Agama Islam kelas XI MIPA 1 dari 4 guru di

SMAN Unggul Kota Subulussalam.

4. 33 orang peserta didik dari 33 orang peserta didik kelas XI MIPA 1 di SMAN

Unggul Kota Subulussalam.

3. Dokumentasi

Menurut pendapat Sugiyono dokumentasi adalah suatu cara yang digunakan

untuk memperoleh data dan informasi dalam bentuk buku, arsip, dokumen, tulisan

angka dan gambar yang berupa laporan serta keterangan yang dapat akan mendukung

penelitian. Dokumentasi biasa digunakan untuk mengumpulkan data yang ada berkaitan

dengan masalah peneliti. Untuk memperoleh data yang lebih jelas dan lengkap, penulis

mengumpulkan semua dokumen-dokumen yang dibutuhkan dalam pengelolaan

kurikulum PAI di SMA Negeri Unggul.

F. Teknik Pengolahan Data dan Analisi Data

Analisa data merupakan proses mencari dan menyusun secara sistematis data

yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan

mengorganisasikan data kedalam kategori.51 Mencari dan menemukan pola dan

hubungan-hubungan serta menemukan apa yang dapat diceritakan oleh orang lain.52

Penilitian ini akan menggunakan teknik deskriptif analisis yaitu suatu metode

yang tertuju pada pemecahan masalah yang ada pada sekarang ini dan juga bisa

51
____________ Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D, (Bandung:
Alfabeta,2011), h. 244.
52
____________ Koentjaraningrat, Metode-Metode Penelitian Masyarakat, ( Jakarta : Gramedia
Pustaka Utama, Cet Ke 11, 1991), h. 29.
menggunakan beberapa teknik, dalam penelitian ini akan menggunakan langkah-

langkah yang akan dipakai adalah :

1. Mengumpulkan beberapa data untuk diseleksi dan melakukan analisis.

2. Memilah atau menyelesksi data yang relevan dengan penilitian ini.

3. Membahas (menganalisa) data dan serta menyimpulkan data.

Tahapan analisis data dalam penelitian kualitatif secara umumnya bisa dimulai

dari pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau

verifikasi:

1. Reduksi data Reduksi adalah suatu proses pemilihan data, mencari data,

memusatan data, memfokuskan secara singkat dari data yang didapatkan.

2. Penyajian data pertama sebelumnya data sudah dianalisis terlebih dahulu pada

reduksi, tetapi pada analisisnya hanya masih berupa catatan kecil untuk

kepentingan peneliti.

3. Penarikan kesimpulan adalah kesimpulan dan proses untuk menarik inti sari atau

hasil dari reduksi data dan sajian data, dimana disini peneliti akan mengambil dan

menumakan kesimpulan dari data yang telah disajikan.

Semua data yang diperoleh dibahas melalui metode deskripsi analisis,

dikarenakan menggunakan metode ini akan menggambarkan semua data yang diperoleh

serta dideskripsikan. Dan metode ini kemungkinan seluruhnya yang didapat dilapangan

di deskripsikan atau dipaparkan secara umum dan lebih luas lagi. Karena itu hal yang

akan pertama ditempuh peneliti dengan menganalisa terlebih dahulu fakta yang

47
48

sebenarnya supaya mendapatkan dan memberikan jawaban pertanyaan tentang

penelitian yang dibuat oleh peneliti.53

53
____________ Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung:
Alfabeta,2011), h. 247- 253.
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitan

SMA Negeri Unggul Kota Subulussalam didirikan pada tahun 2006 pada

tanggal 02 Oktober sekolah ini ditetapkan sebagai sekolah Negeri berdasarkan

keputusan Dinas Pendidikan Aceh No 425.II/E.1/2006.54

Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri Unggul Kota Subulussalam pada

tanggal 12 Juli 2021. Penelitian dilakukan dengan cara observasi, wawancara

dan dokumentasi. Wawancara dengan kepala sekolah, waka kurikulum, guru

PAI, dan peserta didik kelas XI MIPA.

SMA Negeri Unggul terletak di Jln Syekh Hamzah Fansuri, Desa

Sekelondang, Kecamatan Simpang Kiri, Kota Subulussalam, Provinsi Aceh.

Adapun batasan-batasan keliling sekolah ini sebagai berikut:

1. Sebelah Barat: Berbatasan dengan rumah warga Desa Sekelondang

2. Sebelah Timur: Berbatasan dengan rumah warga Desa Sekelondang

3. Sebelah Utara: Berbatasan dengan jln syekh hamzah fansuri

4. Sebelah Selatan: Berbatasan dengan posyandu desa Sekelondang

Adapun profil SMA Negeri Unggul Kota Subulussalam secara rinci yaitu:

Nama Sekolah : SMA Negeri Unggul Subulussalam

Alamat : Jln Syekh Hamzah Fansuri

Kode Pos : 24782

54
____________ Dokumen dan Arsip SMA Negeri Unggul Kota Subulussalam

49
50

Desa/Kelurahan : Desa Sikelondang

Kecamatan : Simpang Kiri

Kabupaten/Kota : Kota Subulussalam

Provinsi : Aceh

No. SK Pendirian : 425.II/E.1/2006

Tanggal SK Pendirian : 2006-10-02

No SK Operasional : 425.II/E.1/2006

Tanggal SK Operasional : 2006-10-02

NPSN : 10107804

Status Sekolah : Negeri

Waktu Penyelenggaraan : Sehari penuh/6 hari

Jenjang Pendidikan : SMA

Naungan : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Akreditasi :A

No SK Akreditasi : 842/BAN-SM/SK/2019

Tanggal SK Akreditasi : 07-10-2019

1. Visi, Misi dan Tujuan SMA Negeri Unggul Subulussalam

SMA Negeri Unggul mengemban visi ”Cerdas, Terampil, Berbudi Pekerti dan

Berwawasan Luas serta Menguasai IPTEK Berlandaskan Keimanan dan

Ketaqwaan”

Dari visi tersebut memiliki indikator sebagai berikut:

1. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang maha Esa


2. Cerdas dan terampil sesuai kompetensi

3. Berbudi pekerti yang luhur dan berkepribadian tinggi

4. Memiliki ilmu pengetahuan dan teknologi yang baik

5. Berdisiplin untuk mencapai prestasi

6. Setia kawan, tebal rasa kebangsaan dan cinta tanah air

7. Mampu bersaing tingkat provinsi, nasional dan internasional

SMA Negeri Unggul Subulussalam memiliki misi yaitu:

1. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif dan efisien agar

setiap siswadapat berkembang secara optimal sesuai dengan potensi yang

dimiliki

2. Menciptakan sumber manusia yang handal dalam ilmu pengetahuan yang

berdasarkan akhlakul karimah

3. Melaksanakan inovasi dalam pembelajaran serta mewujudkan strategi

pembelajaran yang interaktif dan model pembelajaran yang bervariatif

4. Mewujudkan kesertediaan tenaga pendidik dan kependidikan yang memadai

dan profesional

5. Mewujudkan dan mengoptimalisasikan fasilitas sarana dan prasarana

pendidikan narasumber yang ada

6. Mewujudkan sistem penilaian yang realibel, valid dan komprensi

7. Meningkatkan profesionalisme dan keteladanan dalam menciptakan

lingkungan yang kondusif, bersih, nyaman, sejuk dan kekluargaan antar

warga

51
52

8. Mewujudkan pencapaian mutu dan manajemen sekolah yang transparan dan

akuntabel

9. Melaksanakan pengembangan pembiayaan pendidikan

10. Menumbuhkan penghayatan keimanan dan ketakwaan terhadap ajaran yang

dianut dan nilai-nilai budaya bangsa sehingga menjadi sumber kaerifan

dalam nertindak.

Dalam rangka mewujudkan pendidikan yang berkualitas, maka SMA Negeri

Unggul memiliki beberapa tujuan yaitu;

1. Membentuk peserta didik memiliki ketakwaan kepada Tuhan yang Maha Esa

dan mampu mengamalkan setiap keyakinannya dalam kehidupan sehari-hari

2. Membentuk peserta didik memiliki pengetahuan yang memadai untuk dapat

melanjutkan kependidikan yang lebih tinggi, serta mampu meraih prestasi

akademik optimal sesuai kemampuan, bakat dan minatnya

3. Membentuk peserta didik yang berbudi luhur, mampu menghormati dan

menghargai orang tua, guru dan sesame peserta didik serta lingkungannya

4. Membentuk peserta didik yang memiliki wawasan luas dalam segala bidang,

melalui dalam teknologi informasi dan komunikasi serta bahasa asing yang

dikuasainya untuk menghadapi globalisasi

5. Membentuk peserta didik untuk memiliki kecakapan hidup yang berguna

bagi kehidupannya.
2. Keaadan Guru dan Tenaga Administrasi SMA Negeri Unggul Kota

Subulussalam

Guru dan tenaga administrasi merupakan orang yang memiliki peranan

penting dalam ruang lingkup sekolah. Tanpa adanya guru maka proses

pembelajaran tidak akan terjadi, begitu juga halnya dengan tenaga administrasi.

Jika peran tenaga administrasi tidak berjalan seperti semestinya maka kegiatan

belajar mengajar tidak akan berjalan secara maksimal. Guru di SMA Negeri

Unggul dituntut lebih perpekstif kedepan, terampil, berwawasan luas,

pengetahuan agama yang baik, serta memiliki akhlakul karimah, berkerja

dengan mandiri, ikhlas, mandiri, aktif dan bersedia menaanti peraturan di

sekolah tersebut. Adapun perincian tenaga pengajar dan tenagan administrasi

sebagai berikut55:

Tabel 4.1 Jumlah Guru di SMA Negeri Unggul

NO Tenaga Pengajar Jumlah

1 Kepala Sekolah 1

2 Waka Kurikulum 1

3 Waka Kesiswaan 1

4 Waka Humas 1

5 Waka Sarana dan Prasarana 1

6 Tata Usaha/TU 3

55
____________ Dokumen dan Arsip SMA Negeri Unggul Kota Subulussalam

53
54

7 Pengajar 20

8 Pustakawan 1

9 Penjaga Sekolah 1

3. Keadaan Peserta Didik

Peserta didik adalah komponen masukan dalam organisasi sekolah yang

selanjutnya akan di proses dalam system pendidikan, sehingga menjadi peserta didik

yang berkualitas sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Pada dasarnya peserta

didik ditempatkan di sekolah untuk mendapatkan bimbingan dari guru untuk

mengembangkan potensi dalam dirinya, untuk itu guru memiliki peran langsung

untuk mengembangkan potensi peserta didik tersebut. SMA Negeri Unggul Kota

Subulussalam memiliki peserta didik sebanyak 422 yang terdiri dari 227 perempuan

dan 195 laki-laki totalnya 422.56

Tabel 4.2 Jumlah Peserta Didik SMA Negeri Unggul Subulussalam

N KELAS LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH

O
1 X 51 62 113
2 XI 68 94 162
3 XII 66 81 147
JUMLAH 185 237 422

4. Keadaan Sarana dan Prasarana

56
____________ Dokumen dan Arsip SMA Unggul Kota Subulussalam
Dalam organisasi pendidikan banyak komponen yang terlibat didalam

proses belajar mengajar. Tanpa adanya dukungan dari sarana dan prasarana maka

proses pembelajaran tidak akan berjalan secara efektif dan efisien. Adapun perincian

sarana dan prasarana SMA Negeri Unggul Subulussalam adalah:

Tabel 4.3 Sarana dan Prasarana SMA Negeri Unggul Subulussalam

No Sarana Kondisi

Baik Rusak Ringan Jumlah


1 R. Ka. Sekolah 1 - 1

2 R. TU 1 - 1
3 R. Guru 1 - 1

4 Laboratulium 5 - 5

5 Perpustakaan 1 - 1

6 R. Ibadah 1 - 1

7 R. UKS 1 - 1

8 R. Sirkulasi 1 - 1

9 R. Konseling 1 - 1
10 R. Osisi 1 - 1
11 R. Kelas 17 - 17

12 Toilet 4 - 4

B. Peran Kepala dalam Pengelolaan Kurikulum PAI di SMA Negeri Unggul

Subulussalam

55
56

Dalam tugas manajemen terdapat peran pokok yang harus dimiliki

seorang pemimpin atau seorang kepala sekolah, yaitu: perencanaan (planning),

pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating) dan pengawasan

(controlling). Untuk melaksanakan peran pokok tersebut seorang pemimpin

harus mampu menjadi suri tauladan yang baik bagi bawahannya. Berdasarkan

hasil penelitian peneliti mendapatkan data bahwa:

”Dalam perencanaan kurikulum PAI di sekolah ini, Kementrian Agama


(KEMENAG) telah bekerja sama dengan guru PAI, segala sesuatu yang
berhubungan dengan kurikulum PAI dan pembuatan RPP di kembangkan oleh
guru pendidikan Agama tersebut, kepala sekolah hanya menjalankan,
bertanggung jawab dan mengesahkan apa yang telah diberikan oleh Kementrian
Agama (KEMENAG) dan dikembangkan oleh guru PAI”.57
Sama halnya dengan pernyataan guru PAI SMA Negeri Unggul

Subulussalam mengatakan bahwa:

”Kepala sekolah hanya mengesahkan, menjalankan dan mengevaluasi


kurikulum PAI tersebut. Sedangkan guru Pendidikan Agama telah bekerja sama
dengan Kementrian Agama (KEMENAG) tentang bagaimana pembuatan
prosedur pembelajaran. Diatas itu kepala sekolah juga bertanggung jawab
dengan kurikulum tersebut”.58
Berdasarkan informasi dari beberapa informan, penulis mengambil

kesimpulan bahwa peran kepala sekolah dalam perencanaan kurikulum PAI di

SMA Negeri Unggul Subulussalam yaitu kepala sekolah berperan sebagai yang

bertanggung jawab dalam pengesahan kurikulum PAI yang telah direncanakan

57
____________ Hasil Wawancara Kepala Sekolah SMA Negeri Unggul Subulussalam yaitu
Syamsul Bahri, S. Pd, Pada Tanggal 12 Juli 2021, waktu 11.00 Wib.
58
____________ Hasil Wawancara Guru PAI SMA Negeri Unggul Subulussalam yaitu Yuda
Ariflan Nasution, S.Pd.I, Pada Tanggal 13 Juli 2021, waktu 11.00 Wib.
oleh Kementrian Agama dan guru PAI di SMA Negeri Unggul Subulussalam

tersebut.

Dalam pengembangan kurikulum PAI kepala sekolah bertanggung jawab

sebagai pengelolaan kurikulum yang mengelola kurikulum harus sesuai dengan

kebutuhan dan karakteristik peserta didik agar sesuai dengan perencanaan yang

telah direncanakan.

Hal ini sejalan dengan pernyataan kepala sekolah SMA Negeri Unggul

Subulussalam yaitu:

”Sebenarnya dalam pengelolaan kurikulum PAI maupun kurikulum yang


lain kepala sekolah memang harus memahami tugasnya adalah pengelola
kurikulum. Kepala sekolah harus memfasilitasi sekolah untuk terwujudnya
pelaksanaan kurikulum tersebut. Dan dalam pengelolaan kurikulum ini harus
adanya kerja sama yang baik antara kepala sekolah, waka kurikulum, staf dan
guru lainnya yang ikut berpartisipasi dalam pengelolaan kurikulum ini”.59
Sama halnya yang dikatakan oleh Waka Kuikulum SMA Negeri Unggul

Subulussalam yaitu:

”Benar, kepala sekolah sebagai pengelola kurikulum dibantu oleh saya


selaku waka kurikulum disini yang berusaha menyiapkan alat dan bahan yang
akan digunakan dalam proses pembelajaran”.60
Berdasarkan wawancara dari beberapa informan, penulis mengambil

kesimpulan bahwa kepala sekolah bekerja sama dengan waka kurikulum selalu

berusaha untuk memfasilitasi sarana dan prasarana atau bahan ajar yang

59
____________ Hasil Wawancara dengan Kepala…, tanggal 12 Juli 2021
60
____________ Hasil Wawancara dengan Waka Kurikulum SMA Negeri Unggul Subulussalam
yaitu, Syahri Ramadhan, S.Pd, Pada Tanggal 15 Juli 2021, waktu 11:00 Wib.

57
58

dibutuhkan oleh peserta didik pada saat proses belajar mengajar agar berjalan

sesuai dengan yang telah direncanakan.

Peran kepala sekolah tidak hanya dalam perencanaan, pengelolaan saja

tetapi kepala sekolah juga mengawasi pelaksanaan kurikulum PAI SMA Negeri

Unggul Subulussalam.

Kepala SMA Negeri Unggul Subulussalam Syamsul Bahri, S.Pd

mengatakan bahwa:

”Dalam pelaksanaan kurikulum PAI di SMA Negeri Unggul


Subulussalam selalu ada pengawasan kepala sekolah yaitu memantau guru PAI
dalam penyusunan mata pelajaran PAI atau pembuatan RPP, Prosem dan Prota
dengan baik dan guru juga tidak sembarang membuat dan menyusun rencana
pembelajaran tersebut”.61
Hal ini searah dengan hasil wawancara dengan Waka Kurikulum SMA

Negeri Unggul Subulussalam:

”Pelaksanaan kurikulum PAI di sekolah ini tidak pernah terlepas dari


pengawasan kepala sekolah, kepala sekolah selalu memantau keadaan kelas
sedang berlangsung. Selain itu, kepala sekolah juga selalu mengontrol guru-guru
untuk dapat menjalankan tugasnya dengan baik”.62
Hal yang sama juga dikuatkan oleh hasil wawancara dengan guru PAI di

SMA Negeri Unggul Subulussalam bahwa:

”Benar, kepala sekolah biasanya terjun langsung untuk mengawasi


pelaksanaan kurikulum PAI tersebut dengan cara memantau keadaan kelas pada
saat proses belajar mengajar”.63

61
____________ Hasil Wawancara Kepala Sekolah…, Tanggal 12 Juli 2021, waktu 11:00 Wib.
62
____________ Hasil Wawancara dengan Waka Kurikulum SMA Negeri Unggul yaitu, Syahri
Ramadhan, S.Pd, Tanggal 15 Juli 2021, waktu 11:00 Wib.
63
____________ Hasil Wawancara dengan Guru PAI SMA Negeri Unggul Subulussalam yaitu,
Yuda Ariflan Nasution, S.Pd.I, Tanggal 13 Juli 2021,waktu 11:00 Wib.
Berdasarkan hasil wawancara dari beberapa informan, peneliti

mengambil kesimpulan bahwa dalam pengembangan kurikulum PAI di SMA

Negeri Unggul Subulussalam kepala sekolah bertanggung jawab dan berperan

sebagai pengawas dalam pelaksanaan dan penerapan kurikulum PAI di SMA

Negeri Unggul Subulussalam.

Peran kepala sekolah bukan hanya tentang perencanaan, pengelolaan dan

pelaksanaan tetapi kepala sekolah juga mengevaluasi hasil kurikulum PAI.

Hal tersebut sejalan dengan jawaban yang ditanyakan oleh peneliti

kepada kepala sekolah SMA Negeri Unggul Subulussalam mengatakan bahwa:

”Dalam pengembangan kurikulum PAI perlu di evaluasi agar dalam


organisasi pendidikan mengetahui kekurangan dan kelebihan pada kurikulum
tersebut. Pelaksanaan evaluasi kurikulum PAI dilakukan oleh asesor, dimana
asesor ini bisa diwakili oleh kepala sekolah atau waka kurikulum yang bisa
membuat jadwal dengan guru yang bersangkutan untuk melihat atau
mengevaluasi guru tersebut dalam melakukan proses belajar mengajar”.64
Hal yang sama juga dikuatkan dengan hasil wawancara dengan Waka

kurikulum SMA Negeri Unggul Subulussalam mengatakan bahwa:

”Benar, pada tahap pengevaluasian di sekolah ini dilakukan oleh kepala


sekolah dan waka kurikulum, dimana kepala sekolah atau waka kurikulum bisa
membuat jadwal dengan guru yang bersangkutan dan biasanya di adakan setiap
akhir semester atau setelah sub bahan pelajaran telah habis”.65
Dengan pertanyaan lain ditanyakan oleh peneliti tentang kendala dalam

proses pengevaluasian pembelajaran PAI.

64
____________ Hasil Wawancar dengan Kepala Sekolah SMA Negeri Unggul Subulussalam
yaitu, Syamsul Bahri, S.Pd, Tanggal 12 Juli 2021, waktu 11:00 Wib.
65
____________ Hail Wawancara dengan Waka Kurikulum…,Tanggal 15 Juli 2021.

59
60

”Pada proses pengevaluasian di sekolah ini tidak ada, karena guru


mengikuti prosedur dan jadwal yang telah ditentukan kepala sekolah atau waka
kurikulum”.66
Berdasarkan hasil wawancara dari beberapa informan peneliti membuat

kesimpulan bahwa pada tahap pengevaluasian kepala sekolah bekerja sama

dengan bidang waka kurikulum untuk mendatkan hasil evaluasi yang baik

sehingga guru-guru tidak sembarang dalam melakukan pembelajaran kepada

peserta didik.

C. Program Unggulan Kurikulum PAI SMA Negeri Unggul Subulussalam

Pada dasarnya sekolah merupakan salah satu unsur penilaian dalam

indeks pembangunan manusia. Untuk itu seluruh potensi pendidikan hendaknya

diarahkan pada pencapaian tingkat kemajuan pendidikan yang berkualitas

melalui serangkaian program unggulan yang harus dikelola secara baik untuk

mencapai tujaun yang baik pula. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di

SMA Negeri Unggul Subulussalam penelliti mendapatkan data bahwa:

”Untuk program unggulan yang khusus untuk PAI tidak ada tetapi, untuk
program unggulan di sekolah ini ada dua yaitu pertama English Community
yang bertujuan untuk mengkampung inggriskan SMA Negeri Unggul ini. Jadi
semua peserta didik disini diwajibkan menggunakan bahasa inggris, apabila
peserta didik melanggar maka akan diberikan sanksi. Dan yang kedua adalah
program Tahfiz dan Tahsin, utntuk program tahfiz ini di ikuti oleh peserta didik
paling banyak dua local atau dua rombel saja, karna tidak semuanya peserta
didik langsung bisa naik ke tingkat Tahfiz atau Alquran jadi, peserta didik yang
belum terlalu menguasai Alquran harus belajar Tahsin dulu”.67

66
____________ Ibid
67
____________ Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah SMA Negeri Unggul yaitu, Saymsul
Bahri, S.Pd, Tanggal 12 Juli 2021, waktu 11:00 Wib.
Sama halnya dengan jawaban yang diberikan oleh Waka Kurikulum

SMA Negeri Unggul Subulussalam mengatakan bahwa:

”Ada, program unggulan di sekolah ini adalah Tahfiz dan Tahsin. Tetapi,
untuk mencapai tingkat Alquran peserta didik harus melakukan tes terlebih
dahulu untuk melihat kemampuan peserta didik ini dan yang akan menentukan
peserta didik untuk berada di tingkat Tahfiz, Tahsin atau tingkat Iqra’. Karena,
tidak semua peserta didik disini menguasai Alquran dengan baik”.68
Jawaban yang serupa dikuatkan oleh guru PAI kepada peneliti dengan

mengatakan bahwa:

”Benar, bukan hanya sebagai program unggulan tetapi di jadikan sebagai


syarat untuk mengikuti ujian dan lulus dari sekolah. Peserta didik diharuskan
minimal hafal satu juz Alquran pada saat mereka telah lulus dari SMA Negeri
Unggul ini”.69
Pertanyaan lain juga ditanyakan peneliti tentang juz yang harus dihafal

oleh peserta didik SMA Negeri Unggul Subulussalam.

”Yang menjadi target hafalan peserta didik disini adalah juz pertama atau
juz Al-baqarah. Tetapi, keputusan tersebut tergantung atau keinginan guru
tahfiznya.70
Hal yang sama diberikan oleh peserta didik SMA Negeri Unggul

Subulussalam mengatakan bahwa:

”iya, tahfiz dan tahsin dijadikan sebagai program unggulan di sekolah


ini, kami diwajibkan menghapal atau menguasai minimal satu juz Alquran.
Untuk sistem hafalannya kami di bimbing langsung oleh guru-guru yang ahli di
bidang ini, dan untuk menyetor hafalan gurunya sudah ditetapkan oleh sekolah
itu sendiri”.71
68
____________ Hasil Wwancara dengan Waka Kurikulum SMA Negeri Unggul Subulussalam
yaitu, Syahri Ramadhan, S.Pd, Tanggal 15 Juli 2021, waktu 11:00 Wib.
69
____________ Hasil Wawancara dengan guru PAI SMA Negeri Unggul Subulussalam yaitu,
Yuda Ariflan Nasution, S.Pd.I, Tanggal 13 Juli 2021, waktu 11:00 wib.
70
____________ Ibid
71
____________ Hasil Wawancara dengan Peserta didik SMA Negeri Unggul Subulussalam
yaitu Yulianti, Tanggal 13 Juli 2021, Waktu 12:00 Wib.

61
62

Berdasarkan hasil penelitian tersebut peneliti membuat kesimpulan

bahwa kepala sekolah SMA Negeri Unggul Subulussalam bukan hanya fokus

pada pencapaian pendidikan tetapi kepala sekolah juga harus mengelola

pelaksanaan kegiatan di asrama SMA Negeri Unggul untuk menciptakan peserta

didik yang mempunyai pegangan pada saat kelulusan nanti. Dan program ini

yang menjadikan SMA Negeri Unggul berbeda dengan sekolah lain. Dimana,

kepala sekolah, guru dan staf lainnya bukan hanya memperhatikan pada

pelaksanaan pendidikan umum tetapi juga memperhatikan pada pendidikan

agama.

Dalam pengembangan kurikulum tentu terdapat beberapa pendekatan

yang dilakukan oleh kepala sekolah dalam proses pengembangan kurikulum. Hal

ini juga merujuk pada hasil wawancara dengan kepala sekolah SMA Negeri

Unggul Subulussalam mengatakan bahwa:

”Dalam pengembangan kurikulum saya menggunakan pendekatan yang


subjek akademis dan pendekatan humanistik. Dimana, pendekatan ini lebih
mengutamakan isi atau bahan mata pelajaran apa yang lebih dibutuhkan oleh
peserta didik, bukan saja untuk mata pelajaran agama begitu juga dengan
pelajaran lainnya. Pendekatan subjek akademis tidak bisa dipisahkan dengan
pendekatan humanistik. Selain saya lebih mementingkan bagaimana isi atau
bahan pelajaran di sekolah ini jauh lebih penting untuk pendekatan kepala
sekolah dengan guru-guru, pendekatan guru dengan peserta didik sehingga guru
lebih mudah mengetahui bakat dan minat peserta didik tersebut. Dengan
pendekatan ini juga dapat memperlancar proses pembelajaran disekolah ini”.72
Dengan pertanyaan yang sama ditanyakan peneliti kepada Waka

Kurikulum mengatakan bahwa:

72
____________ Hasil Wawancara Kepala Sekolah…, Tanggal 12 Juli 2021.
”Kalau saya lebih kependekatan psigologis peserta didik, kita
mengetahui bahwa peserta didik disekolah ini bukan semua dari alumni
pesantren. Bahkan, ada peserta didik yang sama sekali tidak mengetahui
membaca Alquran. Dari psikologis peserta didik ini kita melihat bagaimana
lingkungan keluarganya, bisa kemungkinan peserta didik tersebut dari keluarga
muallaf, jadi dilakukan pendekatan psikologis peserta didik agar tidak serta-
merta memasukkan peserta didik tersebut ke suatu kelas”.73
Berdasarkan hasil penelitian diatas peneliti membuat kesimpulan bahwa

sebagai pemimpin di SMA Negeri Unggul Subulussalam kepala sekolah bukan

hanya mementingkan pengembangan pendidikan tetapi juga sangat

memperhatikan hubungan antara kepala sekolah dengan guru, staf dan peserta

didik di sekolah ini. Dengan begitu guru lebih cepat memahami karakter

siswanya untuk mendapatkan hasil pembelajaran yang baik. Berbeda dengan

hasil wawancara dengan waka kurikulum SMA Negeri Unggul Subulussalam

lebih kependekatan psikologis anak tetapi, memiliki tujuan yang sama untuk

mengembangkan potensi belajar mengajar disekolah tersebut.

Dalam kepemimpinan kepala sekolah tentu saja memiliki strategi dalam

kepemimpinan tersebut. Strategi ini bertujuan untuk meningkatkan mutu

khusunya dalam pembelajaran pendidikan agama islam di SMA Negeri Unggul

Subulussalam. Adapun strategi yang dilakukan kepala SMA Negeri Unggul

Subulussalam dalam meningkatkan mutu pembelajaran pendidikan islam

merujuk kepada hasil wawancara dengan kepala sekolah mengatakan bahwa:

”Ya, seperti yang sudah saya jelaskan sebelumnya, strategi tidah jauh
berbeda dengan pendekatan. Pendekatan itu bagian dari strategi, saya membuat
strategi terlebih dahulu kemudian melakukan pendekatan contohnya seperti
bekerja sama dengan guru-guru lain dalam pengembangan pembelajaran,
73
____________ Hasil Wawancara Waka Kurikulum…, Tanggal 15 Juli 2021.

63
64

melakukan supervisor dengan cara melihat secara langsung proses belajar


mengajar yang dilakukan guru dan yang terakhir melakukan evaluasi untuk
mengetahui sejauh mana hasil dari pembelajaran tersebut”.74

Berdasarkan wawancara diatas dapat dipahami bahwa di SMA Negeri

Unggul Subulussalam. Strategi kepala sekolah dalam meningkatkan mutu

pembelajaran pendidikan sangat baik dikarenakan tingkat kekurangannya

sangatlah sedikit.

Mengajar merupakan suatu aktivitas yang dilakukan oleh pendidik atau

guru untuk memberikan pelajaran terhadap siswanya sehingga siswa tersebut

bisa mendapatkan pengetahuan dengan baik. Namun, sebelum seorang guru

melaksanakan pembelajaran di dalam kelas, maka sangat penting bagi guru

untuk mempersiapkan berbagai perangkat pembelajaran yang akan menunjang

tercapainya suatu pendidikan. Hal ini sejalan dengan hasil wawancara yang di

lakukan dengan guru PAI SMA Negeri Unggul Subulussalam mengatakan

bahwa:

”Sama halnya dengan guru lain, sebelum melakukan proses


pembelajaran saya menyiapkan RPP terlebih dahulu guna untuk megambarkan
langkah-langkah yang akan saya gunakan dalam proses belajar mengajar nanti.
Kalau teknis pembelajaran didalam kelas sebelum memulai pembelajaran saya
terlebih dahulu melakukan absen, berdoa dan mengkaji ulang pelajaran yang
telah diajarkan sebelumnya. Dan untuk akhir atau penutupan waktu
pembelajaran biasanya saya melakukan kuis tentang pelajaran yang sudah
diajarkan guna untuk meningkatkan pengetahuan mereaka”.75

74
____________ Ibid
75
____________ Hasil Wawancara Guru PAI…, Tanggal 13 Juli 2021.
Dengan pertanyaan yang sama ditanyakan oleh peneliti kepada peserta

didik SMA Negeri Unggul Mengatakan bahwa:

”Benar, sebelum memulai pelajaran kami di absen terlebih dahulu,


kemudian melakukan rutinitas sehari-hari yaitu berdoa sebelum belajar dan di
lanjutkan dengan kaji ulang pelajaran sebelumnya dan melakukan pembelajaran.
Terkadang kami juga belajar diluar kelas apabila ada pelajaran yang
mengharuskan adanya praktek langsung di luar kelas misalnya belajar parktek
tentang haji”.76
Dengan pertanyaan yang berbeda ditanyakan oleh peneliti tentang

pengetahuan peserta didik tentang kurikulum PAI itu sendiri mengatakan bahwa:

”Yang saya ketahui tentang kurikulum PAI itu adalah suatu mata
pelajaran yang biasanya membahas tentang yang berhubungna dengan Agama
Islam. Contohnya seperti mata pelajaran agama Islam yang didalamnya
diajarkan tentang rukun islam, rukun iman, dan tentang akhlak yang baik”.77
Berdasarkan hasil wawancara diatas peneliti dapat menyimpulkan bahwa

sebagai tenaga pendidik SMA Negeri Unggul Subulussalam guru PAI sudah

melakukan tugasnya dengan baik sehingga peserta didik merasa puas dengan apa

yang diajarkan oleh gurunya.

D. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat dalam Pengelolaan Kurikulum

PAI

Di samping upaya yang dilakukan kepala sekolah dan guru-guru SMA

Negeri Unggul Subulussalam untuk meningkatkan pengembangan kurikulum

PAI, pada faktanya terdapat juga faktor-faktor pendukung dan faktor

76
____________ Hail Wawancara dengan Peserta Didik yaitu Putri Ariani, Tanggal 13 Juli 2021,
waktu 12:30 wib.
77
____________ Hasil Wawancara dengan Peserta Didik yaitu Rifa Oktavia, Tanggal 13 Juli
2021, waktu 12:00 wib.

65
66

penghambat dalam keberhasilan upaya yang dilakukan oleh kepala sekolah dan

guru-guru SMA Negeri Unggul Subulussalam. Hal ini merujuk dengan hasil

wawancara yang dilakukan peneliti kepada kepala sekolah SMA Negeri Unggul

Subulussalam mengatakan bahwa ada beberapa faktor yang mendukung

keberhasilan sekolah ini diantaranya adalah:

a. Adanya sarana dan prasarana yang mencukupi

Adanya sarana dan prasarana adalah salah satu faktor pendukung yang

sangat berperan penting untuk meningkatkan minat belajar peserta didik. Hal

tersebut berguna untuk membantu guru untuk melaksanakan kegiatan belajar

mengajar dengan baik. Hal ini juga di benarkan oleh kepala sekolah SMA

Negeri Unggul Subulussalam mengatakan bahwa:

”Dalam kesuksesan suatu lembaga pendidikan itu tidak luput dari faktor
pendukung. Salah satu faktor pendukung di sekolah ini adalah keadaan sarana
dan prasarana yang sudah memadai dan bisa di bilang sudah melengkapi”.78
b. Adanya tenaga pendidik yang ahli dalam bidangnya

Dalam pendidikan tenaga pendidik yang ahli dalam bidangnya menjadi

faktor pendukung yang sangat penting untuk kemajuan pendidikan.

Sesungguhnya tugas guru dalam pendidikan sangatlah penting, seorang guru

adalah kunci yang akan membuka hakikat pengetahuan kepada pesereta didik.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dengan kepala sekolah SMA Negeri

Unggul mengatakan bahwa:

”Iya, dalam pembelajaran pendidikan agama islam di sekolah, kami


memiliki tenaga pendidik yang benar-benar sudah ahli dalam bidangnya. Dalam

78
____________ Hasil Wawancara Kepala Sekolha…, Tanggal 12 Juli 2021.
kurikulum PAI kami mempunyai tiga guru yang alumni dari pesantren dan bisa
dikatakan sebagai guru senior disini”.79
c. Adanya hubungan baik antara tenaga pendidik dengan peserta didik

Kebersamaan yang hangat merupakan satu bentuk faktor pendukung

yang sangat berguna di lingkungan sekolah. Kebersamaan antara guru dengan

murid dan hubungan yang baik antara murid dengan murid dapat menciptakan

dampak yang positif untuk mengatur kerjanya dalam proses pembelajaran. Hal

ini merujuk pada hasil wawancara yang dilakukan peneliti kepada kepala

sekolah SMA Negeri Unggul Subulussalam mengatakan bahwa:

”Tenaga pendidik memilki hubungan yang baik dengan peserta didik di


sekolah ini, begitu juga dengan guru antar guru yang selalu bekerja sama dalam
hal apapun. Dengan demikian guru lebih cepat memahami suatu karakter peserta
didiknya sehingga lebih mudah untuk melakukan kegiatan belajar”.80
Sebagai sekolah menengah yang berkualitas, SMA Negeri Unggul

Subulussalam bukan hanya memiliki faktor pendukung yang baik untuk

menciptakan lingkungan sekolah yang berkualitas. Akan tetapi, sekolah ini juga

memilki faktor penghambat. Seperti yang telah di jelaskan oleh kepala sekolah

SMA Negeri Unggul mengatakan bahwa:

”Tentu ada, setiap lembaga pendidikan pasti mempunyai faktor


pendukung dan faktor penghambat. Yang menjadi faktor penghambat disini
adalah kurangnya alokasi waktu saja. Disekolah ini bisa dikatakan sangat kurang
akan faktor penghambat”.81

79
____________ Hasil Wawancara Kepala Sekolah…, Tanggal 12 Juli 2021.
80
____________ Ibid
81
____________ Ibid

67
68

Dalam setiap faktor penghambat pasti memiliki suatu solusi atau jalan

keluar dari permasalahan tersebut. Dengan ini peneliti menanyakan tentang

bagaimana kepala sekolah dalam menyikapi permasalahan tersebut.

”Dalam menyikapi permasalahan ini guru biasanya memberikan tugas


tambahan kepada peserta didik di bagian materi yang tidak sempat dijelaskan
guru dan ada sebagian guru yang membuat jam tambahan kepada peserta
didik”.82
Dengan pertanyaan yang sama peneliti tanyakan kepada guru PAI SMA

Negeri Unggul Subulussalam mengatakan bahwa:

”Benar, yang menjadi faktor penghambat disini ialah pengalokasian


waktu yang kurang. Karena di sekolah ini peserta didik diharuskan tinggal
diasrama yang telah disediakan oleh sekolah, sehingga ada penambahan
kegiatan asrama. Dan inilah alasan mengapa alokasi waktu pembelajaran di
sekolah ini tidak mencukupi”.83
Berdasarkan hasil wawancara dari beberapa informan peneliti dapat

menyimpulkan bahwa hambatan kerap saja terjadi dalam lembaga pendidikan.

Sebagai kepala sekolah dituntut harus bisa dalam menyelesaikan permasalahan

yang ada di sekolah tersebut. Sejalan dengan penjelasan diatas kepala sekolah

SMA Negeri Unggul Subulussalam dapat menyelesaikan permasalahan alokasi

waktu yang singkat di sekolah tersebut.

E. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Peran Kepala Sekolah dalam Pengelolaan Kurikulum PAI di SMA

Negeri Unggul Subulussalam

82
____________ Ibid
83
____________ Hasil Wawancara Guru PAI yaitu Yuda Ariflan Nasution, S.Pd.I, Tanggal 13
Juli 2021, waktu 11:00 wib.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepala sekolah dalam

kepemimpinannya disekolah sudah sangat baik. Kepala sekolah sangat bertanggung

jawab terhadap tugasnya dan berkompeten dalam bidangnya. hal ini juga dijelaskan

dalam buku E Mulyasa yang berjudul menjadi kepala sekolah profesional

mengatakan bahwa: kepemipinan sebagai seni untuk membujuk bawahan agar mau

mengerjakan tugas-tugas dengan yakin dan semangat.84

Kepala sekolah yang memiliki peranan penting dalam menggerakkan

bawahnnya dan memiliki tanggung jawab penuh terhadap semua kegiatan yang ada

di lingkungan sekolah.

Peran kepala sekolah yang dilakukan dalam pengelolaan kurikulum PAI di

SMA Negeri Unggul Subulussalam yaitu melakukan perencanaan, pelaksanaan,

pengelolaan, pengawasan dan memilki strategi yang baik dalam pengelolaan

kurikulum PAI tersebut. Kepala sekolah juga melakukan supervisi secara rutin

untuk meninjau atau mengawasi sejauh mana proses berjalannya pengelolaan

kurikulum PAI.

Dari penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa peran kepala

sekolah dalam pengelolaan kurikulum PAI di SMA Negeri Unggul

Subulussalam sudah sangat baik. Kepala sekolah sudah sangat aktif dan kreatif

dalam menciptakan sekolah yang efektif. Peran kepala sekolah sebagai leader

adalah memiliki kepribadian yang baik dan mampu bekerja sama dengan seluruh

84
____________ Mulyasa E, Menjadi Kepala Sekolah Profesional , (Bandung: PT. Remaja,
2001), h. 17.

69
70

warga sekolah dalam menyusun perencanaan mengenai kegiatan atau program

sekolah serta mengawasinya.

2. Program Unggulan Kurikulum PAI SMA Negeri Unggul Subulussalam

Program unggulan adalah serangkaian langkah-langkah yang

dilaksanakan dengan urutan tertentu untuk mencapai tujuan yang telah

direncanakan sebelumnya. Program unggulan disekolah berbeda-beda

tergantung kepala sekola mengelola dan guru sebagai pengarah untuk peserta

didik.

Pada hakikatnya program unggulan adalah program yang menyediakan

sistem pelayanan khusus bagi peserta didik dengan cara mengembangkan bakat

dan kreativitas yang dimilikinya untuk memenuhi kebutuhan peserta didik yang

memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa.85

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagai sekolah yang berkualitas

sudah sewajarnya memiliki program unggulan yang sangat bagus sehingga

menciptakan lulusan yang berkualitas pula bagi peseta didik.

Dari pernyatan diatas dapat diketahui bahwa program unggulan di SMA

Negeri Unggul Subulussalam dapat menumbuhkan lulusan atau SDM yang

bukan hanya mampu dalam hal ilmu pengetahuan umum akan tetapi mampu

menciptakan peserta didik yang islami.

85
____________ Arifin Silalahi, Program Kelas Unggulan, (Jakarta: Sidikalang, 2006), h. 1-2.
3. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat dalam Pengelolaan

Kurikulum PAI di SMA Negeri Unggul Subulussalam

Dalam sebuah lembaga pendidikan pasti terdapat faktor pendukung dan

penghambat dalam mencapai tujuan visi misi lembaga pendidikan. Ada beberapa

faktor pendukung dalam suatu pembelajaran diantaranya: sikap mental pendidik,

kemampuan pendidik, media, dan kelengkapan sarana dan prasarana.

Dari penjelasan diatas dijelaskan bahwa pendidik perlu memahami dan

menguasai tentang inovasi pembelajaran sehingga tenaga pendidik memiliki

kesiapan mental dan kecakapan untuk melaksanakan berbagai pendekatan dan

model pembelajaran untuk menunjang keberhasilan dalam melaksanakan

kegiatan belajar mengajar.

Adapun faktor penghambat dalam proses pembelajaran antara lain

kesulitan menghadapi perbedaan karakteristik peserta didik, perbedaan individu

yang meliputi intelegensi, watak dan latar belakang.

Berdasarkan dari penjelasan di atas SMA Negeri Unggul Subulussalam

mempunyai beberapa faktor pendukung yang menjadikan sekolah tersebut

menjadi lembaga pendidikan terbaik di antaranya adalah adanya beberapa guru

PAI yang lulusan pendidikan agama Islam, adanya keadaan sarana dan prasarana

yang sudah mencukupi dalam menunjang proses pembelajara pendidikan agama

islam dan adanya hubungan harmonis dari kepala sekolah dengan tenaga

pendidik, begitu juga dengan peserta didik. Sedangkan faktor prnghambat dalam

71
72

proses pembelajaran SMA Negeri Unggul Subulussalam terletak pada alokasi

waktu yang relativ singkat namun, kepala sekolah dapat menyelesaikan

permasalahan yang ada di sekolah tersebut dengan penambahan jadwal

pembelajaran di luar waktu kegiatan belajar mengajar seperti biasanya.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang peneliti lakukan, dapat ditarik beberapa

kesimpulan sebagai berikut:

1. Kepala sekolah SMA Negeri Unggul Subulussalam telah

melaksanakan fungsi manajamen dalam pelaksanaan kurikulum

PAI.
2. SMA Negeri Unggul Subulussalam mempunyai beberapa

program unggulan yang sangat bagus dn mampu menjadikan

peserta didik yang berkualitas, berkarakter dan menjadikan

peserta didik yang lebih mencintai Al-Quran.

3. Kepala sekolah SMA Negeri Unggul Subulussalam sedikit

banyaknya mengalami hambatan dalam hal kurangnya alokasi

waktu dalam proses belajar mengajar. Tetapi kepala sekolah

selalu berusaha untuk mencari jalan keluar dari hambatan

tersebut.

B. Saran

Sejalan dengan rincian permasalahan serta manfaat penelitian,

berikut dikemukakan saran-saran berdasarkan uraian dan sesuai dengan

kesimpulan penelitian sebagai berikut:

1. Dalam hal pelaksanaan kepala sekolah sudah menjalankan semua

fungsinya dengan efektif dan efisien. Hendaklah kedepannya

mempertahankan dan meningkatkan lagi sehingga sekolah

mampu bertahan sebagai sekolah unggulan di Kota

Subulussalam.

2. Hendaknya kepala sekolah mampu mempertahankan sekolah

dengan faktor penghambat yang sangat sedikit dan mampu

mencari jalan keluar terhadap faktor penghambat tersebut.

73
74

3. Untuk peneliti selanjutnya agar dapat meneliti juga dengan

penelitian yang sejenis namun dalam cakupan yang berbeda.

Anda mungkin juga menyukai