Anda di halaman 1dari 7

UJIAN AKHIR SEMESTER KONSEP DASAR KEPERAWATAN I

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO
TAHUN AKADEMIK GANJIL 2019/2020
Nama Mahasiswa : Abdul Rahman Yusuf Waktu : 60 Menit
Nim : C01420001 Tanggal : 10-02-2021
Kelas : keperawatan A
SOAL ESSAY

1. Jelaskan Pengertian Etika Keperawatan menurut curtin tahun 1988 !


2. Sebutkan dan Jelaskan Prinsip Etika Keperawatan !
3. Seorang perempuan berusia 20 tahun dibawa ke UGD dengan keluhan nyeri perut bagian
atas, mual dan muntah. Pengkajian didapatkan data : pasien tampak cemas, lemah, wajah
pucat, skala nyeri 6, riwayat gastritis, tekanan darah 110/70 mmHg, frekuensi nadi 90
x/menit, frekuensi nafas 24 x/menit, suhu 37 oC. Perawat merencanakan pemasangan infuse.
Penjelasan telah dilakukan dengan baik, namun pasien menolak. Perawat terpaksa
melakukan secara paksa.
Prinsip etik apakah yang dilanggar oleh perawat tersebut? Jelaskan Pendapat Anda dan hal
apakah yang harus dilakukan perawat tersebut agar terhindar dari pelanggaran kode etik !
4. Sebutkan minimal 5 Kode Etik Keperawatan menurut American Nurses Association (Ana) !
5. Jelaskan Isue Etik Keperawatan di bawah ini dan berikan contoh kasus pada salah satu Isue
Etik !
a. Malpraktek
b. Euthanasia
c. Transplantasi Organ
d. Aborsi

JAWABAN :

1. Etika adalah suatu disiplin yang diawali dengan mengidentifikasi, mengorganisasi,


menganalisis dan memutuskan perilaku manusia dengan
menerapkan prinsip-prinsip untuk mendeterminasi perilaku yang baik terhadap suatu
situasi yang dihadapi
( MacPhail, 1988 ).
2. 8 Prinsip Etika Dalam Keperawatan tersebut adalah;

1. Autonomy (Kemandirian)

Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu berpikir secara logis dan mampu
membuat keputusan sendiri. Orang dewasa mampu memutuskan sesuatu dan orang lain harus
menghargainya.
Otonomi merupakan hak kemandirian dan kebebasan individu yang menuntut pembedaan diri, dan
perawat haruslah bisa menghormati dan menghargai kemandirian ini.

Salah satu contoh yang tidak memperhatikan otonomi adalah memberitahukan klien bahwa
keadaanya baik, padahal terdapat gangguan atau penyimpangan

2. Beneficence (Berbuat Baik)

Prinsip ini menuntut perawat untuk melakukan hal yang baik sesuai dengan ilmu dan kiat
keperawatan dalam melakukan pelayanan keperawatan.

Contoh perawat menasehati klien dengan penyakit jantung tentang program latihan untuk
memperbaiki kesehatan secara umum, tetapi perawat menasehati untuk tidak dilakukan karena
alasan resiko serangan jantung.

Hal ini merupakan penerapan prinsip beneficence. Walaupun memperbaiki kesehatan secara umum
adalah suatu kebaikan, namun menjaga resiko serangan jantung adalah prioritas kebaikan yang
haruslah dilakukan.

3. Justice (Keadilan)

Nilai ini direfleksikan ketika perawat bekerja sesuai ilmu dan kiat keperawatan dengan
memperhatikan keadilan sesuai standar praktik dan hukum yang berlaku.

Contoh ketika perawat dinas sendirian dan ketika itu ada klien baru masuk serta ada juga klien rawat
yang memerlukan bantuan perawat maka perawat harus mempertimbangkan faktor-faktor dalam
faktor tersebut kemudian bertindak sesuai dengan asas keadilan.

4. Non-Maleficence (Tidak Merugikan)

Prinsip ini berarti seorang perawat dalam melakukan pelayanannya sesuai dengan ilmu dan kiat
keperawatan dengan tidak menimbulkan bahaya/cedera fisik dan psikologis pada klien.

irnya transfusi darah ridak diberikan karena prinsip beneficence walaupun pada situasi ini juga
terjadi penyalahgunaan prinsip non-maleficence.
5. Veracity (Kejujuran)

Prinsip ini tidak hanya dimiliki oleh perawat namun harus dimiliki oleh seluruh pemberi layanan
kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setia klien untuk meyakinkan agar klien mengerti.

Informasi yang diberikan harus akurat, komprehensif, dan objektif. Kebenaran merupakan dasar
membina hubungan saling percaya. Klien memiliki otonomi sehingga mereka berhak mendapatkan
informasi yang ia ingin tahu.

Contoh Ny. A masuk rumah sakit dengan berbagai macam fraktur karena kecelakaan mobil,
suaminya juga ada dalam kecelakaan tersebut dan meninggal dunia. Ny. A selalu bertanya-tanya
tentang keadaan suaminya. Dokter ahli bedah berpesan kepada perawat untuk belum
memberitahukan kematian suaminya kepada klien. Perawat dalam hal ini dihadapkan oleh konflik
kejujuran.

6. Fidelity (Menepati Janji)

Tanggung jawab besar seorang perawat adalah meningkatkan kesehatan, mencegah penyakit,
memulihkan kesehatan, dan meminimalkan penderitaan. Untuk mencapai itu perawat harus
memiliki komitmen menepati janji dan menghargai komitmennya kepada orang lain.

7. Confidentiality (Kerahasiaan)

Kerahasiaan adalah informasi tentang klien harus dijaga privasi klien. Dokumentasi tentang keadaan
kesehatan klien hanya bisa dibaca guna keperluan pengobatan, upaya peningkatan kesehatan klien
dan atau atas permintaan pengadilan. Diskusi tentang klien diluar area pelayanan harus dihindari.

8. Accountability (Akuntabilitas)

Akuntabilitas adalah standar yang pasti bahwa tindakan seorang professional dapat dinilai dalam
berbagai kondisi tanpa terkecuali.

Contoh perawat bertanggung jawab pada diri sendiri, profesi, klien, sesame teman sejawat,
karyawan, dan masyarakat. Jika perawat salah memberi dosis obat kepada klien perawat dapat
digugat oleh klien yang menerima obat, dokter yang memberi tugas delegatif, dan masyarakat yang
menuntut kemampuan professional.
Contoh ketika ada klien yang menyatakan kepada dokter secara tertulis menolak pemberian
transfusi darah dan ketika itu penyakit perdarahan (melena) membuat keadaan klien semakin
memburuk dan dokter harus menginstrusikan pemberian transfusi darah.

3. Benefience, seharusnya perawat menjelaskan jika pasien tidak mau perawat menjelaskan lebih
detail tindakan agar pasien dapat mengerti dan menerima apa yang dilakukan perawat

4. 5 kode etik

- Perawat memberikan pelayanan dengan penuh hormat bagi martabat kemanusiaan dan keunikan
klien yang tidak dibatasi oleh pertimbangan status sosial atau ekonomi, atribut personal atau corak
masalah kesehatan.

- Perawat melindungi hak klien akan privasi dengan memegang teguh informasi yang bersifat rahasia

- melindungi klien dan publik bila kesehatan dan keselamatannya terancam oleh praktek seseorang
yang tidak berkompoten, tidak etis atau illegal

- Perawat memikul tanggung jawab atas pertimbangan dan tindakan perawatan yang dijalankan
masing-masing individu

- Perawat memelihara kompetensi keperawatan

5. A. Definsi Malpraktek

Malpraktek mempakan istilah yang sangat umum sifatnya dan tidak selalu berkonotasi
yuridis. Secara harfiah “mal” mempunyai arti salah sedangkan “praktek” mempunyai arti
pelaksanaan atau tindakan, sehingga malpraktek berarti pelaksanaan atau tindakan yang
salah. Meskipun arti harfiahnya demikian tetapi kebanyakan istilah tersebut dipergunakan
untuk menyatakan adanya tindakan yang salah dalam rangka pelaksanaan suatu profesi.
Sedangkan definisi malpraktek profesi kesehatan adalah kelalaian dari seorang dokter atau
perawat untuk mempergunakan tingkat kepandaian dan ilmu pengetahuan dalam mengobati
dan merawat pasien, yang lazim dipergunakan terhadap pasien atau orang yang terluka
menurut ukuran dilingkungan yang sama. Malpraktek juga dapat diartikan sebagai tidak
terpenuhinya perwujudan hak-hak masyarakat untuk mendapatkan pelayanan yang baik, yang
biasa terjadi dan dilakukan oleh oknum yang tidak mau mematuhi aturan yang ada karena
tidak memberlakukan prinsip-prinsip transparansi atau keterbukaan, dalam arti, harus
menceritakan secarajelas tentang pelayanan yang diberikan kepada konsumen, baik
pelayanan kesehatan maupun pelayanan jasa lainnya yang diberikan. Dalam memberikan
pelayanan wajib bagi pemberi jasa untuk menginformasikan kepada konsumen secara
lengkap dan komprehensif semaksimal mungkin. Namun, penyalahartian malpraktek
biasanya terjadi karena ketidaksamaan persepsi tentang malpraktek.

Berikut beberapa definisi malpraktek:

Guwandi (1994) mendefinisikan malpraktik sebagai kelalaian dari seorang dokter


atau perawat untuk menerapkan tingkat keterampilan dan pengetahuannya di dalam
memberikan pelayanah pengobatan dan perawatan terhadap seorang pasien yang lazim
diterapkan dalam mengobati dan merawat orang sakit atau terluka di lingkungan wilayah
yang sama.

Ellis dan Hartley (1998) mengungkapkan bahwa malpraktik merupakan batasan


yang spesifik dari kelalaian (negligence) yang ditujukan pada seseorang yang telah terlatih
atau berpendidikan. yang menunjukkan kinerjanya sesuai bidang tugas/pekerjaannya.

B. Euthanasia

Istilah euthanasia berasal dari bahasa yunani “euthanathos”. Eu artinya baik,


tanpa penderitaan ; sedangkanthanathos artinya mati atau kematian. Dengan
demikian, secara etimologis, euthanasia dapat diartikan kematian yang baik atau
mati dengan baik tanpa penderitaan.Ada pula yang menerjemahkan bahwa
euthanasia secara etimologis adalah mati cepat tanpa penderitaan.
Banyak ragam pengertian euthanasia yang sudah muncul saat ini. Ada yang
menyebutkan bahwa euthanasia merupakan praktek pencabutan kehidupan
manusia atau hewan melalui cara yang dianggap tidak menimbulkan rasa sakit
atau menimbulkan rasa sakit yang minimal, biasanya dilakukuan dengan cara
memberikan suntikan yang mematikan. Saat ini yang dimaksudkan dengan
enthanasia adalah bahwa seorang dokter mengakhiri kehidupan pasien terminal
dengan memberikan suntikan yang mematikan atas permintaan pasien itu sendiri,
atau dengan kata lain euthanasia merupakan pembunuhan legal.
Belanda, salah satu Negara di Eropa yang maju dalam pengetahuan hukum
kesehatan mendefinisikan euthanasia sesuai dengan rumusan yang dibuat oleh
Euthanasia Study Group dari KNMG (Ikatan Dokter Belanda), yaitu :
Euthanasia adalah dengan sengaja tidak melakukan sesuatu untuk memperpanjang
hidup seorang pasien atau sengaja melakukan sesuatu untuk memperpendek hidup
atau mengakhiri hidup seorang pasien, dan ini dilakukan untuk kepentingan pasien
itu sendiri.

C. Pengertian Transplantasi Organ Tubuh

Pencangkokan atau transplantasi adalah pemindahan organ tubuh yang


mempunyai daya hidup yang sehat untuk menggantikan organ tubuh yang tidak
sehat dan tidak berfungsi dengan baik, yang apabila diobati dengan prosedur
medis biasa, harapan penderita untuk bertahan hidupnya tidak ada lagi.

Pencangkokan organ tubuh yang menjadi pembicaraan pada waktu ini


adalah: Mata, Ginjal dan jantung. Karena ketiga organ tubuh tersebut sangat
penting fungsinya untuk manusia, terutama sekali ginjal dan jantung. Mengenai
donor mata pada dasarnya dilakukan, karena ingin membagi kebahagiaan
kepada orang yang belum pernah melihat keinadahan alam ciptaan Allah ini
ataupun orang yang menjadi buta karena penyakit.

Ada 3 (tiga) tipe donor organ tubuh, dan setiap tipe mempunyai permasalahan
sendiri - sendiri, yaitu;

1. Donor dalam keadaan hidup sehat. Tipe ini memerlukan seleksi cermat
dan general check Up, baik terhadap donor maupun terhadap penerima
(resepient), demi menghindari kegagalan transplantasi yang disebabkan karena
penolakan tubuh resepien, dan sekaligus mencegah resiko bagi donor.

2. Donor dalam hidup koma atau di duga akan meninggal segera. Untuk tipe ini,
pengambilan organ tubuh donor memerlukan alat control dan penunjang
kehidupan, misalnya dengan bantuan alat pernapasan khusus. Kemudian alat-
alat tersebut di cabut setelah pengambilan organ tersebut selesai.

3. Donor dalam keadaan mati. Tipe ini merupakan tipe yang ideal, sebab
secara medis tinggal menunggu penentuan kapan donor dianggap meninggal
secara medis dan yudiris dan harus diperhatikan pula daya tahan organ tubuh
yang mau di transplantasi.

D. Pengertian Aborsi

Aborsi diserap dari bahasa Inggris yaitu abortion yang berasal daribahasa latin yang berarti
pengguguran kandungan atau keguguran.1Namun, aborsi dalam literatur fikih berasal dari bahasa
Arab al-ijhahd,,merupakan mashdar dari ajhadha atau juga dalam istilah lain bisa disebut dengan
isqath al-haml, keduanya mempunyai arti perempuan yang melahirkan secara paksa dalam keadaan
belum sempurna penciptaanya. Secara bahasa disebut juga lahirnya janin karena dipaksa atau
dengan sendirinya sebelum waktunya. Sedangkan makna gugurnya kandungan, menurut ahli fikih
tidak keluar dari makna bahasa, diungkapkan dengan istilah menjatuhkan (isqath), membuang
(tharh), melempar (ilqaa’), dan melahirkan dalam keadaan mati (imlaash).

2 Sementara dalam kamus besar Bahasa Indonesia sendiri aborsi adalah terpencarnya embrio yang
tidak mungkin lagi hidup sebelum habis bulan keempat dari kehamilan atau aborsi bisa
didenfinisikan pengguran janin atau embrio setelah melebihi masa dua bulan kehamilan.

3 Sedangkan definisi aborsi menurut kedokteran sebagaimana dikatakan Dr. Gulardi: ”Aborsi ialah
berhentinya (mati) dan dikeluarkannya kehamilan sebelum 20 minggu (dihitung dari haid terakhir)
atau berat janin kurang dari 500 gram atau panjang janin kurang dari 25 cm. Pada umumnya abortus
terjadi sebelum kehamilan tiga bulan”.

Anda mungkin juga menyukai