Anda di halaman 1dari 4

Mengenal Apa itu Limbah Industri dan Contohnya

Pembahasan berikut berisi penjelasan mengenai apa itu limbah industri, jenis-jenis limbah
industri, pengelolaan limbah industri serta aspek hukumnya.

Dalam proses industri untuk menghasilkan produk berupa barang, akan terdapat komponen
buangan yang disebut limbah industri.

Limbah tersebut harus ditangani secara tepat agar tidak menimbulkan efek lanjutan yang
berbahaya seperti mencemari lingkungan sekitar. Agar lebih memahami mengenai seluk-
beluk limbah industri, berikut penjelasan lengkapnya.

Pengertian Limbah Industri


Limbah industri adalah hasil buangan yang dihasilkan dari setiap macam kegiatan industri.
Jenis limbah industri sangat beragam, tergantung dengan produk apa yang dihasilkan.
Misalnya dalam industri tekstil, tak hanya terdapat limbah berupa potongan sisa material
tetapi juga air buangan dari pewarna kain.

Adapun dalam industri pangan, mayoritas limbah yang dihasilkan berupa sampah organik,
sisa pengolahan makanan.

Jenis-Jenis Limbah Industri


Jenis-Jenis Limbah Industri

Karena industri yang ada sangat beragam, secara garis besar, limbah industri terbagi ke dalam
empat kelompok, yakni:

1. Limbah Cair

Limbah cair merupakan limbah yang berwujud cair dan dihasilkan oleh proses industri.
Misalnya sisa limbah tempe, cairan pengawet, sisa pewarna pakaian, air pencuci bahan
makanan hingga tumpahan minyak di lautan.

2. Limbah Padat

Dalam industri, limbah padat yang dihasilkan tak hanya dalam bentuk padatan tetapi juga
lumpur atau bubur. Contohnya, sisa sampah plastik, sisa pakaian, material kayu potongan,
besi, hingga sisa bubur kertas.

3. Limbah Gas

Limbah gas merupakan limbah industri yang ada dalam bentuk molekul gas. Karena tidak
dapat dilihat secara kasatmata, limbah jenis ini dapat memberikan efek buruk bagi makhluk
hidup bila tak tertangani dengan baik.
Molekul gas menjadi limbah bila berada dalam jumlah yang berlebihan melebihi standar
udara sehat. Misalnya kelebihan gas metan, karbon monoksida hingga hidrogen peroksida.

4. Limbah B3

Kategori limbah terakhir dari proses industri adalah limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun
(B3). Limbah B3 masuk dalam kategori sendiri karena kandungan senyawa beracun di
dalamnya cukup tinggi sehingga dibutuhkan penanganan khusus.

Beberapa industri yang menghasilkan limbah B3 seperti industri pengelolaan bubur kertas,
minyak pelumas, bahan farmasi serta semen.

Pengelolaan Limbah Industri


Pengelolaan Limbah Industri

Pengelolaan limbah industri sangat berbeda, tergantung dengan jenisnya. Berikut langkah-
langkah pengelolaan yang wajib diketahui.

1. Limbah Cair

Prinsip utama dalam pengelolaan limbah cair yakni membuat cairan yang dikeluarkan tetap
bersih, dengan mengeliminasi polutan di dalamnya. Terdapat tiga cara untuk mengelola
limbah jenis ini yakni secara fisika, kimia dan biologi.

Dalam pengelolaan secara fisika, seluruh material pengotor dipisahkan dari cairan. Caranya
yakni dengan melalui tahapan pengendapan, floatasi, penyerapan serta penyaringan.

Sementara itu, dalam proses pengolahan limbah cair secara kimia, terdapat beberapa cara
yang kerap diterapkan. Mulai dari metode ozonisasi, oksidasi, koagulasi hingga penukar ion.
Pemilihan metode harus menyesuaikan dengan jenis polutan yang akan dihilangkan.

Cara terakhir adalah pengolahan secara biologi, yakni memanfaatkan biota hidup berupa
mikoorganisme untuk menguraikan polutan dalam limbah. Terdapat tiga pilihan metode yang
dapat digunakan yakni pengolahan secara aerobik, anaerobik serta fakultatif.

2. Limbah Padat

Limbah padat hasil buangan industri dapat dikelola dengan beragam cara agar lebih ramah ke
lingkungan. Limbah padat terdiri dari dua jenis yaitu limbah organik dan limbah anorganik.
Dalam pengelolaannya, limbah organik umumnya ditimbun dengan harapan dapat diurai oleh
mikroorganisme sehingga bisa menyuburkan tanah.

Namun, penimbunan sampah organik tidak bisa dilakukan secara sembarangan. Biasanya
diterapkan metode sanitary landfill untuk mencegah pencemaran.

Dalam sanitary landfill, sampah diletakan dalam lubang yang sebelumnya telah dilapisi
tanah liat dan plastik untuk mencegah merembesnya air ke dalam tanah. Kemudian, gas
metana yang dihasilkan dapat dimanfaatkan untuk listrik.
Selanjutnya, limbah padat juga bisa langsung dikelola dengan cara pembakaran dengan cara
insinerasi. Meskipun sangat efektif mengurangi jumlah sampah, biaya produksi yang tinggi
membuat tidak semua industri bisa memiliki alat tersebut.

Sementara itu, limbah anorganik seperti plastik atau kabel bekas dapat didaur ulang menjadi
barang baru dengan nilai jual lebih tinggi.

3. Limbah Gas

Tak seperti dua jenis limbah sebelumnya, limbah gas tidak bisa dilihat secara langsung
sehingga cukup berbahaya bagi makhluk hidup.

Salah satu cara untuk mengelola limbah ini adalah dengan melakukan pengurangan jumlah
gas yang dibuang, dengan metode desulfurisasi menggunakan filter basah. Industri juga bisa
beralih menggunakan bahan bakar yang lebih ramah lingkungan.

Selain itu, limbah gas bisa dikelola menggunakan metode fase gas, yang dapat menyamarkan
bau tak sedap yang dikeluarkan. Terdapat juga metode fase padat, yakni menggunakan
adsorben padat seperti arang aktif untuk menyerap bau tak sedap.

4. Limbah B3

Sebelum dikelola, limbah B3 harus diperhatikan cara menyimpannya. Limbah jenis ini tidak
boleh dicampur dengan limbah jenis lain. Tak hanya itu, industri yang menghasilkan limbah
B3 harus memiliki izin dari pemerintah setempat untuk melakukan penyimpanan.

Dalam proses pengelolaan, terdapat tiga cara yang umumnya digunakan yakni secara fisik,
kimia dan biologi. Dalam cara pengelolaan secara fisik, tak hanya dilakukan pemisahan
komponen limbah tetapi juga pembersihan gas.

Ketika dikelola melalui cara kimiawi, proses yang dilakukan meliputi solidifikasi, reduksi,
absorpsi, elektrolisasi, penukaran ion, sedimentasi dan netralisasi.

Pengelolaan limbah B3 selanjutnya yakni secara biologi dan meliputi proses bioremediasi
dan fitoremediasi. Kedua metode ini melibatkan makhluk hidup seperti tumbuhan dan
mikroorganisme untuk mengurasi senyawa beracun dalam B3. Cara ini juga lebih menghemat
biaya bila dibandingkan bila dikelola secara fisik maupun kimia.

Aspek Hukum Pengelolaan Limbah Industri


Untuk melindungi lingkungan hidup dari pencemaran, pemerintah Indonesia telah
mengeluarkan beberapa peraturan mengenai pengelolaan limbah. Misalnya dalam undang-
undang nomor 32 tahun 2009 tentang pengelolaan lingkungan hidup (UU PPLH).
Bahkan dalam pasal 140 UU PLH disebutkan mereka yang membuang limbah ke lingkungan
tanpa izin, wajib membayar denda senilai Rp3 miliar.

UU PLH nomor 32 hanya merupakan salah satu peraturan yang harus dijalankan oleh pelaku
industri bila ingin proses produksinya berjalan tanpa ada gangguan. Beberapa peraturan
lainnya juga mengatur pengelolaan limbah untuk beberapa industri secara khusus. Peraturan
turunan juga dimiliki oleh pemerintah daerah sehingga perlu diketahui sebelum mendirikan
industri.

Dalam mengelola limbah industri, perlu dilakukan riset baik untuk mengetahui cara
pengelolaan yang tepat hingga dampak pencemaran lingkungannya. Tak hanya diperlukan
peralatan yang memadai, tetapi kehadiran tenaga profesional yang memiliki pengetahuan
mengenai penanganan limbah juga sangat penting.

Terlebih dalam penanganan limbah B3 yang membutuhkan perlakuan khusus.

Anda mungkin juga menyukai