Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

MEDIA LAYANAN KONSELING INDUSTRI


Disusun Sebagai Syarat Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah BK Industri
Dosen Pengampu: Mudaim,M.Psi

Disusun Oleh:
Kelompok 2
Agung Bagas Setiawan 19130001
Habib Al Rasyid 19130016
Anisa Umi Rahmawati 19130023
Laila Fadhiilah 19130045
Nur’Aini 19130058
Rio Aditya Saputra 19130078

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah  ini dengan judul “MEDIA LAYANAN
KONSELING INDUSTRI”. Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas kelompok
Mata Kuliah BK Industri.
Pada kesempatan ini kami menyampaikan terimakasih kepada yang terhormat Bapak
Mudaim,M.Psi Selaku dosen pengampu mata kuliah BK Industri dan kepada teman-teman
yang telah memberikan bantuan dalam penyusunan makalah ini.
Makalah ini bukanlah karya yang sempurna karena masih memiliki banyak
kekurangan, baik dalam hal isi maupun sistematika dan teknik penulisannya. Oleh karena itu,
kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna sempurnanya makalah
ini. Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca
umumnya.

Metro, 08 Oktober 2021

Kelompok 2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................
A. Latar Belakang Masalah................................................................................
B. Rumusan Masalah..........................................................................................
C. Tujuan............................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................
A. Pengertian Bimbingan dan Konseling Industri..............................................
B. Ruang Lingkup Bimbingan dan Konseling Industri......................................
C. Peran dan Fungsi Media dalam Bimbingan Industri......................................
D. Bentuk-Bentuk Media Bimbingan Industri....................................................
E. Peran Bimbingan dan Konseling dalam Layanan Media...............................
BAB III PENUTUP.................................................................................................
A. Kesimpulan....................................................................................................
B. Saran...............................................................................................................
C. Integrasi Nilai Islam.......................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Dalam era informasi, kecanggihan teknologi informasi dan komunikasi telah
memungkinkan terjadinya pertukaran informasi yang cepat tanpa terhambat oleh batas
ruang dan waktu. Oleh karena itu, setiap negara berlomba untuk mengintegrasikan
media, termasuk teknologi informasi dan komunikasi untuk semua aspek kehidupan
berbangsa dan bernegaranya untuk untuk membangun dan membudayakan
masyarakat berbasis pengetahuan agar dapat bersaing dalam era global.
Dunia berkembang begitu pesatnya di dalam berbagai bidang kehidupan. Begitupun
dalam dunia industri dan sektor usaha yang berkembang berkat penggunaan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Dengan demikian kompleksnya masyarakat modern,
masalah - masalah manusia dalam sistem ekonomi dan produsi yang semakin penting
khususnya menyangkut pembinaan staf manajer tenaga karyawan ataupun
buruh. Dengan adanya perkembangan dalam hal tersebut khususnya perkembangan
dalam dunia niaga, bisnis, industri akan memberikan dampak terhadap kondisi social
atau pun mental dari masyarakat yang selaku pelaku dalam dunia industri.
Salah satu contoh dalam hal ini adalah perusahaan, Perusahaan merupakan suatu
organisasi yang mempunyai strategi besar dalam mengatur orang-orang dalam bekerja
sama. Organisasi menimbulkan hubungan yang dapat diperkirakan diantara orang-
orang, teknologi, pekerjaan, dan sumber daya. Apabila orang-orang bergabung
melakukan upaya bersama, maka harus ada organisasi untuk memperoleh hasil yang
produktif.
Perusahaan di Indonesia berdasarkan kepemilikan dapat dibagi menjadi dua,
yaitu perusahaan milik Negara dan perusahaan milik swasta. Semua perusahaan
melakukan proses produksi sehingga menghasilkan barang atau jasa. Untuk
melakukan proses, perusahaan atau industri membutuhkan yang namanya karyawan.
Karyawan merupakan orang yang bekerja di perusahaan atau organisasi. Biasanya
setiap organisai suka membayangkan bahwa para pegawainya merupakan peduan
kelompok sebagai “satu keluarga besar yang bahagia.” Para pegawai merupakan satu
keluarga sejauh mereka loyal kepada organisasi dan meyakini tujuannya. Sebaliknya,
Para pegawai pada kebanyakan organisasi juga terpilah-pilah menjadi berbagai jenis
subkelompok yang berbeda.
Dalam menjalani kehidupan industri, tidak jarang para karyawan mengalami
yang namanya stress. Hal ini bisa diakibatkan beban kerja yang berlebihan, tekanan
atau desakan waktu, kualitas penyelia yang jelek, iklim politik yang tidak aman,
wewenang yang tidak memadai untuk melaksanakan tanggung jawab, konflik, frustasi
dan masih banyak kesenjangan yang lain yang terjadi.
Banyak hal yang tentunya akan dialami oleh pimpinan atau manejer, karyawan
ataupun buruh saat bekerja di suatu industry sehingga membutuhkan konselor sebagai
tenaga yang membantu mereka dalam berprestasi dalam bekerja. Karena prestasi kerja
bergantung pada suasana hati pribadi dan kondisi fisik serta lingkungan kerjanya.
Bimbingan dan Konseling sebagai suatu proses pemberian bantuan kepada
individu (siswa), dilaksanakan melalui berbagai macam layanan. Layanan tersebut
saat ini, pada saat jaman semakin berkembang, tidak hanya dapat dilakukan dengan
tatap muka secara langsung, tapi juga bisa dengan memanfaatkan media atau
teknologi informasi yang ada. Tujuannya adalah tetap memberikan bimbingan dan
konseling dengan cara-cara yang lebih menarik, interaktif, dan tidak terbatas tempat,
tetapi juga tetap memperhatikan azas-azas dan kode etik dalam bimbingan dan
konseling.
Seperti kita ketahui bahwa saat ini bimbingan konseling belum dikatakan
materi, sehingga tidak semua sekolah di Indonesia memberikan jam yang cukup untuk
materi bimbingan konseing ini, karena berbagai alasan. Dengan demikian apakah
dengan tidak tersedianya waktu yang cukup peran guru bimbingan konseling akan
berhasil? Siapapun pasti akan menjawab tidak. Dengan argumen apapun jika waktu
yang tersedia tidak cukup atau tidak sesuai seperti yang diharapkan, maka jangan
harap apa yang disampaikan bisa mengenai sasarannya. Oleh karena itu peranan
teknologi informasi bisa menjawab kekurangan waktu tersebut. Aplikasi teknologi
informasi dalam bimbingan konseling adalah memberikan informasi kepada klien
tentang apa yang dibutuhkannya. Selain itu, sarana yang diberikan oleh teknologi
informasi itu sendiri,  memungkinkan antar pribadi atau kelompok yang satu dengan
pribadi atau kelompok lainnya dapat bertukar pikiran. Teknologi informasi pun dapat
meningkatkan kinerja dan memungnkinkan berbagai kegiatan untuk dilaksanakan
dengan cepat, tepat dan akurat, sehingga pada akhirnya akan meningkatkan
produktivitas kerja konselor itu sendiri.
Semenjak jejaring sosial menjadi bagian dari gaya hidup baru, dan internet
menjadi medium komunikasi efektif dan efisien bagi para mahasiswa dan dosen yang
telah menjadi bagian dari digital native. Hubungan dalam bingkai akademis dan ke-
BK-an yang sebelumnya terbangun secara tatap-muka, juga telah terbawa hingga ke
dunia maya. Facebook, instant messanger (IM), email menjadi media yang cukup bisa
diandalkan bagi mahasiswa untuk melakukan konsultasi psikologis dengan dosen
yang juga konselor-nya. Sayangnya, hal tersebut tidak dilakukan dalam suatu media
dan sistem yang dibangun secara sengaja. Sehingga kegiatan tersebut, seolah-olah
hanya kegiatan “curhat” rutin sehari-hari mahasiswa secara virtual, tanpa bingkai
aspek etika yang mencerminkan profesionalitas konselor maupun aspek akademis
yang membangun budaya ilmiah akademis yang baik.
Salah satu alternatif pemecahan masalah tersebut adalah dengan
mengembangakan suatu media yang dapat mewadahi layanan konseling secara
profesional melalui internet yang sesuai dengan kaidah etika profesionalitas kerja
konselor. Media layanan konseling melalui internet merupakan suatu media yang
secara khusus di desain untuk memenuhi kebutuhan layanan konsultasi psikologis
bagi mahasiswa secara online. Media ini juga memberikan kemudahan bagi konselor
dalam pengarsipan data dan menyimpan seluruh rekaman konseling. Data-data
tersebut dapat mendorong dilakukannya berbagai penelitian ilmiah dalam bidang
konseling dalam koridor yang pantas secara etika, sehingga melalui media ini juga
konselor dituntut untuk bekerja dalam bingkai profesionalitas pada kerangka etika
layanan konseling melalui internet

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dari penulisan makalah ini
yaitu:
1) Apakah Pengertian Bimbingan dan Konseling Industri?
2) Bagaimana Ruang lingkup bimbingan dan konseling industri?
3) Apa saja Peran dan fungsi media dalam bimbingan industri?
4) Bagaimana Bentuk-bentuk media bimbingan industri?
5) Apakah Peran BK Dalam Layanan Media?

C. Tujuan Penulisan
Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah diatas, maka penulisan makalah
ini bertujuan untuk :
1) Mengetahui Pengertian Bimbingan dan Konseling Industri.
2) Mengetahui Ruang lingkup bimbingan dan konseling industri.
3) Mengetahui apa saja Peran dan fungsi media dalam bimbingan industri.
4) Mengetahui bagaimana Bentuk-bentuk media bimbingan industri.
5) Mengetahui Peran BK Dalam Layanan Media.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Bimbingan dan Konseling Industri
a. Pengertian Bimbingan dan Konseling Industri
Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli
kepada seorang atau beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja maupun dewasa
agar orang yang dibimbing tersebut dapat mengembangkan kemampuan dirinya
dengan memanfaatkan kemampuan individu dan sarana ynag ada dan dapat
dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku.
Konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui
wawancara konseling oleh seorang ahli (disebut konselor) kepada individu yang
sedang mengalami sesuatu masalah (disebut klien) yang bermuara pada teratasinya
masalah yang dihadapi oleh klien.
Bimbingan, Konseling dan Industri digabungkan maka, dapat diartikan
sebagai ilmu terapan atau dasar yang menelaah dan menangani masalah perilaku
manusia yang timbul dalam proses produksi, distribusi dan konsumsi barang dan jasa.
b. Tujuan bimbingan dan konseling industry
Cooper (1995) membagi alasan pemilik perusahaan mengadakan konseling di
organisasi menjadi 3 kategori, yakni:
1) Sebagai fasilitas pelayanan kesejahteraan
2) Sebagai sarana untuk menolong klien menghadapi perubahan situasi kerja
3) Sebagai alat untuk mengatasi stress
4) Manfaat bimbingan dan konseling industry
Manfaat adanya bimbingan dan konseling industri sangat diperlukan, seperti:
dapat meningkatkan efisiensi, motivasi dan kepuasan para pekerja. Selain itu,
dapat juga bermanfaat untuk meneliti dan menganalisis perilaku manusia sebagai
konsumen.
c. Fungsi Bimbingan dan Konseling Industri
Ada beberapa fungsi dari bimbingan dan konseling industri, di antaranya yaitu:
1) Mempelajari perilaku manusia di dalam lingkungan kerja khususnya dalam
pelaksanaan  tugas pekerjaannya
2) Mempelajari interaksi (hubungan timbal balik dan saling mempengaruhi)
dengan pekerjaan, lingkungan fisik dan dengan lingkungan sosialnya di
tempat kerja.
3)  Mempelajari produk dan jasa mana yang bermanfaat bagi konsumen serta
bagaimana menyadarkan konsumen akan kemanfaatan produk dan jasa
tersebut
4) Mempelajari perilaku konsumen dalam kaitan kebiasaan membeli dan dalam
proses pengambilan keputusan.
B. Ruang Lingkup Bimbingan dan Konseling Industri
Pekerjaan merupakan pernyataan diri manusia sebagai subjek yang harus berkembang
dan menemukan diri. Kerja merupakan wadah aktualisasi diri dari orang dewasa, yang
mempunyai dunia dengan dua warna dominan, yakni cinta dan pekerjaan (to love and
to work, Lieben und Arbeiten). Dalam pada itu masalah merupakan hal yang akrab
dalam proses perkembangan diri, termasuk pula dalam lingkup kerja.
Kondisi kerja masyarakat modern yang dirasakan makin memberikan stress
menimbulkan kebutuhan akan pelayanan kesehatan mental untuk menanganinya.
Diperlukan perhatian terhadap kesejahteraan fisik dan mental karyawan, yang pada
akhirnya akan mengarah pada produktivitas yang lebih tinggi dan perolehan profit
yang lebih besar bagi perusahaan, sekaligus sebagai wujud tanggung jawab
perusahaan secara hukum dan etika. Bagi karyawan sendiri tercapainya kesejahteraan
fisik dan mental merupakan salah satu hal yang diinginkan dalam hidupnya. Maka
jasa konseling merupakan salah satu penawaran sebagai tindakan pencegahan atau
antisipasi resiko dari stress kerja.
Menurut Prayitno (1997) ruang lingkup kerja konselor  di dunia usaha dan industri
meliputi lima bidang pelayanan, yaitu:
a. Penempatan Kerja
Pelayanan penempatan memberikan bantuan bagi para pencari kerja dengan
menyediakan berbagai informasi tentang pekerjaan, analisis pekerjaan, serta
aspek kognitif, afektif dan psikomotorik penempatan kerja lainnya. Dari pihak
lembaga kerja, peranan konselor adalah membantu perusahaan memperolah
tenaga kerja yang cocok dengan keperluan dengan keperluan perusahaan
sesuai dengan jenis, strata, dan struktur pekerjaan yang ada di perusahaan itu.
Dipandang dari pihak pencari kerja dan pengusaha, konselor berusaha
membangun suasana the right man on the right place, menempatkan pekerja
secara tepat sesuai dengan kondisi pribadinya, bakat, minat, serta bidang
keahliannya. Layanan penempatan seperti ini juga berlaku bagi para pekerja
yang menempati posisi baru dalam struktur atau penjajagan yang ada.
b. Penyesuaian Kerja
Kepada para pekerja pemula konselor memberikan layanan orientasi. Para
pemula itu perlu mendapat persepsi yang tepat, wawasan yang memadai dan
cara-cara yang akurat tentang bidang kerja yang baru dijabat itu. Tema utama
bidang pelayanan ini adalah Penyesuaian diri secara tepat dan cepat  terhadap
tuntutan kinerja di tempat yang baru. Penyesuaian yang seperti ini akan
memberikan jaminan awal tentang keberhasilan kerja para pemula itu.
c. Kepuasan Kerja
Keadaan yang diharapkan adalah para pekerja merasa senang bekerja, merasa
kerasan dan puas dengan kondisi yang ada. Kondisi ini akan mengantarkan
para pekerja itu bertugas lebih lanjut dengan semangat yang cukup tinggi
bahkan semakin tinggi. Keadaan ketidak puasan yang menimpa para pekerja
dan pemula, perlu diberikan bantuan layanan konseling untuk mengembalikan
semangat kerja dan sikap positif terhadap pekerjaan mereka itu.
d. Kepindahan Kerja
Kepindahan para pekerja tidak hanya di latar belakangi oleh faktor ketidak
puasan dengan pekerjaan yang lama, ada kemungkinan mereka ingin pindah
karena ingin memperolah pengalaman baru atau alasan-alasan lainnya.
Apapun alasannya, proses pemindahan kerja itu sering kali memerlukan
bantuan konseling baik untuk penempatan maupun penyesuaian.
e. Pengentasan Masalah Lainnya
Masalah-masalah pribadi berkenaan denga keluarga, kesehatan, sikap, dan
kebiasaan sehari-hari, hoby dan waktu senggang, hubungan sosial
kemasyarakatan, dan lain sebagainya merupakan obyek penggarapan
konseling. Apabila masalah-masalah ini dibiarkan membesar, sedikt
banyaknya akan mempengaruhi hubungan kerja dan kinerja pekerja yang
bersangkutan dengan perusahaannya. Sebaliknya apabila masalah-masalah
pribadi tersebut dapat ditangani dengan baik, dampak positifnya terhadap
hubungan kerja dan kinerja pekerja yang dimaksud akan dapat dipertahankan
atau bahkan ditingkatkan.

C. Peran dan Fungsi Media dalam Bimbingan Industri


Media dalam bimbingan dan konseling sebagai hal yang digunakan menjadi perantara
atau pengantar ketika guru BK (konselor) melaksanakan berbagai kegiatan BK,
khususnya bimbingan klasikal atau bimbingan kelompok. Namun dalam
perkembangannya media BK tidak sebatas untuk perantara atau pengantar ketika guru
BK (konselor) melaksanakan berbagai kegiatan bimbingan dan konseling, tetapi
memiliki makna yang lebih luas yaitu segala alat bantu yang dapat digunakan dalam
pelaksanaan program BK.
Media bimbingan dan konseling dalam penggunaannya harus relevan dengan
tujuan layanan dan isi layanan. Hal ini mengandung makna bahwa penggunaan media
dalam layanan bimbingan dan konseling harus melihat kepada tujuan  penggunaannya
dan memiliki nilai  dalam mengoptimalkan layanan yang diberikan kepada konseli.
Oleh karena itu  dengan penggunaan media dalam layanan bimbingan dan konseling
berfungsi untuk meningkatkan kualitas proses layanan bimbingan dan konseling.
Adapun Fungsi media bimbingan dalam industri menurut (sutarto) john miner 1992
yakni;
a. Mempelajari perilaku manusia di dalam lingkungan kerja khususnya dalam
pelaksanaan tugas pekerjaannya.
b. Mempelajari interaksi ( hubungan timbal balik dan saling mempengaruhi)
dengan pekerjaan, lingkungan fisik dan degan lingkungan sosialnya di tempt
kerja.
c. Mempelajari produk dan jasa yang bermanfaat bgi konsumen serta bagaimana
menyadarkan konsmen akan  kemanfaatan produk dan jasa tersebut.
d. Mempelajari perilaku konsumen dalam kaitan kebiasaan membeli dalam
proses pengambilan keputusan.
e. Adapun Fungsi media bimbingan dalam industri menurut (sutarto) john miner
1992 yakni;
f. Terlibat dalam proses input : melakukan rekrutmen, seleksi, dan penempatan
karyawan.
g. Berfungsi sebagai mediator dalam hal-hal yang berorientasi pada produktivitas
: melakukan pelatihan dan pengembagan, menciptakan manejemen keamanan
kerja dan teknik-teknik pengawasan kinerja, meningkatkan motivasi dan moral
kerja karyawan, menentukan sikap-sikap kerja yang baik dan mendorong
munculnya kreativitas karyawan.
h. Berfungsi sebagai fasilitator dalam hal yang beorientasi pada pemeliharaan :
melakukan hubungan industrial (pengusaha-buruh-pemerintah), memastikan
komunikasi internal perusahan berlangsung dengan baik, ikut terlibat secara
aktif dalam  pentuan gaji pegawai dan bertanggung jawab atas dampak yang di
timbulknya, pelayanan berupa bimbingan konseling dan terapi bagi karyawan-
karyawan yang mengalami masalah-masalah psikologis.
i. Terlibat dalam proses output: melakukan penilaian kinerja, mengukur
produktivitas perusahan, mengevaluasi jabatan dan kinerja karyawan.

D. Bentuk-Bentuk Media Bimbingan Industri.


Dalam pelaksanaan konseling di industry tipe – tipe yang dipakai dalam mengatasi
permasalahan yang dihadapi oleh karyawan terdapat beberapa tipe yaitu:
a. Directive Counseling
b. Directive Counseling adalah proses mendengarkan masalah emosional
individu membuat keputusan bersama tentang apa yang harus dia lakukan, dan
memberitahu serta memotivasinya untuk melakukan hal tersebut. Directive
Counseling sebagian besar menggunakan fungsi konseling advice (nasihat)
juga reassurance, communication, memberikan emotional release dan sedikit
clarified thinking
c. Non-directive Counseling
Non-directive counseling atau client-centered counseling adalah proses
mendengarkan karyawan sepenuhnya dan mendorongnya untuk menjelaskan
masalah emosionalnya, memahami masalah tersebut dan menentukan
tindakan-tindakan yang akan diberikan. Tipe konseling ini memfokuskan
perhatian pada karyawan, konselor tidak bertindak sebagai penilai atau
penasihat makanya disebut client-centered.
d. Cooperative counseling
Tidak seluruhnya client-centered counseling atau counselor-centered, tetapi
merupakan kerjasama saling menguntungkan antara konselor dan karyawan
untuk menerapkan perbedaan pandangan pengetahuan dan nilai terhadap
masalah. Hal ini ditetapkan sebagai diskusi yang saling menguntungkan
tentang masalah emosional karyawan dan usaha kerja sama untuk membangun
kondisi yang akan memulihkan karyawan.  
Media layanan BK adalah segala sesuatu yang dapat digunakan menyalurkan
pesan atau informasi dari pembimbing kepada klien atau individu yang dapat
merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat sehingga individu akan
mengalami perubahan perilaku, sikap dan perbuatan ke arah yang lebih baik.
Adapun bentuk-bentuk media bimbingan industri yaitu:
Media grafis, seperti:
1) a.       Gambar/foto              f. Kartun
2) b.      Sketsa                         g. Poster
3) c.       Diagram                     h. Peta dan globe
4) d.      Bagan (chart)               i. Papan flannel (Flannel Board)
5) e.       Grafik (graphs)           j. Papan buletin (Buletin Board)
Media audio, yaitu yang berkaitan dengan indera pendengaran. Jenisnya;
a. Radio
b. Alat perekam pita magnetic
c. Laboratorium bimbingan dan konseling
Media Proyeksi Diam
Media proyeksi diam (still proyected medium) mempunyai persamaan dengan
media grafis dalam menyajikan rangsangan-rangsangan visual. Media jenis ini
disertai rekaman radio, tapi ada pula yang hanya visual. Jenis-jenis media
proyektif, antara lain:
1) Film bingkai
2) Film rangkai
3) Media transparasi
4) Proyektor Tak Tembus Pandang (Opaqus Projector)
5) Mikrofis
6) Film
7) Film Gelang
8) Televisi

E. Peran Bimbingan dan Konseling dalam Layanan Media


Peran BK dalam media menurut Sutarto(cooper; 1995) yaitu sebagai berikut;
a. Sebagai fasilitas pelayanan kesejahteraan
b. Sebagai sarana untuk menolong klien menghadapi perubahan situasi kerja
c. Sebagai sarana untuk mengatasi stress
Dapat di mengerti bahwa konseling di perusahan itu di perlukan. Mengingat
bahwa ¼ dari waktu hidup kita di habiskan di tempat kerja, identitas pribadi
seringkali di hubungkan dengan kerja, dan adanya keterkaitan antara kehidupan
pribadi dan profesional. Hal yang penting dalam konseling perusahan yaitu
memberikan kebebasan dan keluwesan sesuai dengan kebutuhan dan tuntunan
masing-masing.

              
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Bimbingan, Konseling dan Industri digabungkan maka, dapat diartikan sebagai ilmu
terapan atau dasar yang menalaah dan menangani masalah perilaku manusia yang
timbul dalam proses produksi, distribusi dan konsumsi barang dan jasa.
Media bimbingan dan konseling dalam penggunaannya harus relevan dengan
tujuan layanan dan isi layanan. Hal ini mengandung makna bahwa penggunaan media
dalam layanan bimbingan dan konseling harus melihat kepada tujuan  penggunaannya
dan memiliki nilai  dalam mengoptimalkan layanan yang diberikan kepada konseli.
Oleh karena itu  dengan penggunaan media dalam layanan bimbingan dan konseling
berfungsi untuk meningkatkan kualitas proses layanan bimbingan dan konseling.
Penggunakan media sosial sebagai media Bimbingan dan Konseling  sangat
membantu guru dalam penyampaian layanan kepada siswa sehingga tidak terbatasi
oleh ruang da waktu. Siswa menjadi lebih tertarik dan aktif dalam mengikuti layanan
BK karena dengan media sosial tidak lagi mengacu pada guru sebagai pusat mediator.

B.  Saran
Kami sebagai penyusun makalah ini berharap makalah ini dapat dimanfaatkan sesuai
dengan fungsinya. Terjaganya makalah ini merupakan harapan kami. Kepada
pembaca yang menggunakan makalah ini dalam berbagai bidang diharapkan dapat
menjaga dengan sebaik-baiknya. sebagai penyusun kami berharap makalah ini dapat
diterima dengan baik.
C. Integrasi Nilai Islam
Q.S Al-Fatihah Ayat 6-7
‫ا ْه ِدنَا الصِّ َراطَ ْال ُم ْستَقِي َم‬

ِ ‫ص َراطَ الَّ ِذينَ أَ ْن َع ْمتَ َعلَ ْي ِه ْم َغي ِْر ْال َم ْغضُو‬


َ‫ب َعلَ ْي ِه ْم َواَل الضَّالِّين‬ ِ

Artinya:
“Tunjukilah kami jalan yang lurus,"
"(yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepadanya; bukan (jalan)
mereka yang dimurkai, dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat."
DAFTAR PUSTAKA

Wijono, Sutarto. 2010. Psikologi Industri Dan Organisasi. Jakarta. Kharisma Putra Utama
Wisnawati, dewi. 2013. Pentingnya mempelajari media. [Online]
[Tersedia] http://dewiwisnawati.weebly.com/pentingnya-mempelajari-media-bk.html [di
akses 30 September 2016]
https://sheismariyati.blogspot.co.id/2016/12/resume-media-layanan-bimbingan-dan.html (Dia
kses 05 Oktober 2017)
Kartini, Kartono, 2002, psikologi social untuk manajemen, perusahaan dan industry, Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada
Dewa Ketut Sukardi. 2008. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan daan Konseling di
Sekolah, Jakarta: Rineka Cipta
Ino, Yuwono, 2005. Psikologi Industri dan Organisasi, Surabaya: Fakultas Psikologi
Universitas Airlangga.
http://boharudin.blogspot.co.id/2011/10/desain-praktek-konseling-industri.html (Diakses 05
Oktober 2017)
http://eliantibk012.blogspot.co.id/2014/12/materi-bk-indusrti.html(Diakses 05 Oktober 2017

Anda mungkin juga menyukai