Anda di halaman 1dari 16

PAPER AUDIT SEKTOR PUBLIK

Disusun oleh:

1. Novitaria Dae Orolaleng ( 2019017075 )


2. Milanda ( 2019017107 )
3. Melina Nur Safitri ( 2019017111 )
4. Yulia Fariza ( 2019017137 )
5. Elisabeth Natalia Bupu (2019017174 )
6. Suci Ramadhanti ( 2019017187 )

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA

YOGYAKARTA

2021
m

DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................3

1.1 Latar Belakang Audit Sektor Publik.................................................................................3

1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................4

1.3 Tujuan Penulisan..............................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................5

2.1 Audit Sektor Publik..........................................................................................................5

2.2 Standar Audit Sektor Publik.............................................................................................5

2.3 Karakteristik Audit Sektor Publik....................................................................................7

2.4 Jenis – Jenis Audit Sektor Publik.....................................................................................7

2.5 Sistem Audit Keuangan Sektor Publik.............................................................................8

2.6 Siklus Audit Sektor Publik...............................................................................................9

2.7 Teknik Audit Keuangan Sektor Publik...........................................................................12

BAB III.....................................................................................................................................14

3.1 KESIMPULAN..............................................................................................................14

3.2 SARAN...........................................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................16

2
m

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Audit Sektor Publik
Audit pada sektor publik telah menjadi isu yang penting dalam rangka
mewujudkan good governance. Auditing merupakan suatu investigasi independen
terhadap beberapa aktivitas khusus. Mekanisme audit merupakan mekanisme yang
dapat menggerakkan makna akuntabilitas dalam pengelolaan sektor pemerintah,
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) atau pengelola aset negara lainnya.

Auditing didefinisikan sebagai proses pengumpulan dan pengevaluasian bahan


bukti tentang informasi yang dapat diukur mengenai suatu entitas ekonomi yang
dilakukan seorang yang kompeten dan independen untuk dapat menentukan dan
melaporkan kesesuaian informasi dimaksud dengan kriteria-kriteria yang telah
ditetapkan (Arens & Loebbecke, 2002).
Audit pada sektor publik di definisikan sebagai suatu proses sistematis secara
objektif untuk melakukan pengujian keakuratan dan kelengkapan informasi yang
disajikan dalam suatu laporan keuangan organisasi sektor publik. Proses pengajuan ini
memungkinkan akuntan publik independen yang bersertifikat mengeluarkan suatu
pendapat atau opini mengenai seberapa baik laporan keuangan organisasi mewakili
posisi keuangan organisasi sektor publik dan apakah laporan keuangan tersebut
memenuhi prinsip-prinsip akuntansi yang berterima umum atau Generally Accepted
Accounting Principles (GAAP). Di Indonesia, PABU yang digunakan dalam audit
untuk organisasi sektor publik adalah Standar Audit Sektor Publik. GAAP ditetapkan
oleh American Institute Of Certified Publik Accountans (AICPA).
Pada audit sektor publik terdapat standar audit sektor yang digunakan sebagai
patokan dalam pelaksanaan tugas pemeriksaan. Patokan-patokan inilah yang akan
mengarahkan pemeriksa di dalam setiap tahapan pemeriksaan dan patokan-patokan
ini pulalah yang menjadi penilai apakah sebuah pemeriksaan telah dijalankan dengan
baik atau tidak. Standar audit berfungsi sebagai pengendali secara preventif terhadap
kecurangan (fraud), ketidakjujuran dan kelalaian. Standar audit juga dapat mendorong
akuntan publik menjaga kerahasiaan informasi dan bersikap profesional. Untuk
mengatur beberapa tugas auditor maka diperlukan yakni standar dalam melakukan

3
m

auditing terhadap suatu organisasi atau bidang jasa keuangan lainnya. Maka dari itu
fokus dalam pembahasan ini mengenai standar audit sektor publik.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dapat dijabarkan
sebagai berikut:

a. Apa pengertian dari Audit sektor publik?


b. Apa saja standar audit sektor publik?
c. Apa jenis jenis dari audit sektor publik?
d. Bagaimana karakteristik dari audit sektor publik?
e. Bagaimana system audit keuangan sektor publik terjadi?
f. Bagaimana siklus audit sektor publik terjadi?
g. Bagaimana Teknik audit keuangan pada audit sektor publik?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan penulisan paper berdasarkan rumusan masalah diatas adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui dan memahami lebih dalam mengenai audit sektor publik.
b. Untuk memahami teori standar audit sektor publik.
c. Untuk mengetahui karakteristik audit sektor publik.
d. Untuk mengetahui jenis - jenis audit sektor publik.
e. Untuk mengetahui system audit keuangan sektor publik.
f. Untuk megetahui siklus audit sektor publik.
g. Untuk mengetahui Teknik audit keuangan sektor publik.
h.

4
m

BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Audit Sektor Publik
Audit sektor publik adalah audit yang dilakukan terhadap pemerintah baik
pemerintah daerah maupun pemerintah pusat serta BUMN, dan BUMD lainnya yang
seluruh sumber pembiayaannya berasal dari pajak masyarakat. Audit sektor publik ini
dilakukan untuk memeriksa kebenaran pelaporan yang dibuat dengan kondisi real
yang terjadi apakah instansi pemerintah telah melaksanakan tugasnya secara
bertanggung jawab dan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Pengertian audit sektor publik menurut Indra Bastian (2007) adalah sebagai
berikut: “Audit sektor publik adalah jasa penyelidikan bagi masyarakat atas organisasi
publik dan politikus yang sudah mereka danai”. Sedangkan pengertian audit sektor
publik menurut I Gusti Agung Rai (2008) adalah sebagai berikut: “Audit sektor publik
adalah kegiatan yang ditujukan terhadap entitas yang menyediakan pelayanan dan
penyediaan barang yang pembiayaannya berasal dari penerimaan pajak dan
penerimaan negara lainnya dengan tujuan untuk membandingkan antara kondisi yang
ditemukan dengan kriteria yang ditetapkan”.
Audit sektor publik di Indonesia dikenal sebagai audit keuangan negara. Audit
keuangan negara ini diatur dalam Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang
Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung jawab Keuangan Negara. Undang-undang ini
merupakan pengganti ketentuan warisan Belanda, yaitu Indische Comptabiliteitswet
(ICW) dan Instructie en verdere bepalingen voor de Algemene Rekenkamer (IAR),
yang mengatur prosedur audit atas akuntabilitas pengelolaan keuangan oleh
pemerintah. Audit sektor publik dimaksudkan untuk memberikan keyakinan yang
memadai bahwa laporan keuangan yang diperiksa telah mematuhi prinsip akuntansi
berterima umum, peraturan perundang-undangan dan pengendalian intern serta
kegiatan operasi entitas sektor publik dilaksanakan secara efisien, ekonomis, dan
efektif. Audit tetap perlu dilakukan dalam keterbatasan yang ada agar tercipta
akuntabilitas publik yang lebih transparan dan akuntabel.

2.2 Standar Audit Sektor Publik


Dalam melaksanakan suatu audit, diperlukan standar yang akan digunakan
untuk menilai mutu pekerjaan audit yang dilakukan. Standar tersebut memuat

5
m

persyaratan minimum yang harus dipenuhi oleh seorang auditor dalam melaksanakan
tugasnya. Di Indonesia standar audit pada sektor publik adalah Standar Pemeriksaan
Keuangan Negara (SPKN) yang dikeluarkan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
Standar-standar yang menjadi pedoman dalam audit kinerja menurut SPKN adalah
sebagai berikut:
1. Standar Umum
a. Pemeriksa secara kolektif harus memiliki kecakapan profesional yang
memadai untuk melaksanakan tugas pemeriksaannya.
b. Dalam semua hal yang berkaitan dengan pekerjaan pemeriksaan, organisasi
pemeriksa dan pemeriksa, harus bebas dalam sikap mental dan penampilan
dari gangguan pribadi, ekstern, organisasi yang dapat mempengaruhi
independensinya.
c. Dalam melaksanakan pemeriksaan serta penyusunan laporan hasil
pemeriksaan, pemeriksa wajib menggunakan kemahiran profesionalnya secara
cermat dan saksama.
d. Setiap organisasi pemeriksa yang melaksanakan pemeriksaan berdasarkan
Standar Pemeriksaan harus memiliki sistem pengendalian mutu yang memadai
dan sistem pengendalian mutu tersebut harus di review oleh pihak lain yang
kompeten (pengendalian mutu eksternal).
2. Standar Pelaksanaan Audit Kinerja
a. Pekerjaan harus direncanakan secara memadai.
b. Staf harus disupervisi dengan baik.
c. Bukti yang cukup, kompeten, dan relevan harus diperoleh untuk menjadi dasar
yang memadai bagi temuan dan rekomendasi pemeriksa.
d. Pemeriksa harus mempersiapkan dan memelihara dokumen pemeriksaan
dalam bentuk kertas kerja pemeriksaan. Dokumen pemeriksaan yang berkaitan
dengan perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan pemeriksaan harus berisi
informasi yang cukup untuk memungkinkan pemeriksa yang berpengalaman,
tetapi tidak mempunyai hubungan dengan pemeriksaan tersebut, dapat
memastikan bahwa dokumen pemeriksaan tersebut dapat menjadi bukti yang
mendukung temuan, simpulan, dan rekomendasi pemeriksa.
3. Standar Pelaporan Audit Kinerja
a. Pemeriksa harus membuat laporan hasil pemeriksaan untuk
mengkomunikasikan setiap hasil pemeriksaan.
6
m

b. Laporan hasil pemeriksaan harus mencakup:


1) Penyataan bahwa pemeriksaan dilakukan sesuai dengan standar
pemeriksaan.
2) Tujuan, lingkup, dan metodologi pemeriksaan.
3) Hasil pemeriksaan berupa temuan audit, simpulan, dan rekomendasi.
4) Tanggapan pejabat yang bertanggung jawab atas hasil pemeriksaan.
5) Pelaporan informasi rahasia apabila ada.
c. Laporan hasil pemeriksaan harus tepat waktu, lengkap, akurat, objektif,
meyakinkan, serta jelas dan seringkas mungkin.

Laporan hasil pemeriksaan diserahkan kepada lembaga perwakilan, entitas


yang diaudit, pihak yang mempunyai kewenangan untuk mengatur entitas yang
diaudit, pihak yang bertanggung jawab untuk melakukan tindak lanjut hasil
pemeriksaan, dan kepada pihak lain yang diberi wewenang untuk menerima laporan
hasil pemeriksaan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan yang
berlaku.

2.3 Karakteristik Audit Sektor Publik


a. Pelaksanaan audit dilaksanakan oleh lembaga audit pemerintah dan juga KAP
yang ditunjuk oleh lembaga audit perusahaan.
b. Objek audit terdiri dari entitas, program, kegiatan dan fungsi yang berkaitan
dengan pelaksanaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara, sesuai
dengan peraturan perundang – undangan.
c. Standar audit yang digunakan adalah Standar Pemeriksaan Keuangan Negara
(SPKN) yang dikeluarkan oleh BPK.
d. Kepatuhan terhadap peraturan perundang – undangan merupakan faktor dominan
karena kegiatan di sektor publik sangat dipengaruhi oleh peraturan dan perundang
– undangan.

2.4 Jenis – Jenis Audit Sektor Publik


Berdasarkan UU No. 15 Tahun 2004 dan SPKN, terdapat tiga jenis audit
keuangan negara, yaitu:
a. Audit keuangan yaitu audit atas laporan keuangan yang bertujuan untuk
memberikan keyakinan yang memadai (reasonable assurance), apakah laporan
keuangan telah disajikan secara wajar, dalam semua hal yang material sesuai

7
m

dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia atau basis akuntansi
komprehensif selain prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
b. Audit kinerja, meliputi audit ekonomi, efisiensi, dan efektivitas, pada dasarnya
merupakan perluasan dari audit keuangan dalam hal tujuan dan prosedurnya.
Audit kinerja memfokuskan pemeriksaan pada tindakantindakan dan kejadian-
kejadian ekonomi yang menggambarkan kinerja entitas atau fungsi yang diaudit.
c. Audit dengan tujuan tertentu, merupakan audit khusus di luar audit keuangan dan
audit kinerja yang bertujuan untuk memberikan simpulan atas hal yang diaudit.
Audit dengan tujuan tertentu dapat bersifat eksaminasi (examination), reviu
(review), atau prosedur yang disepakati (agrees-upon procedures). Audit dengan
tujuan tertentu mencakup audit atas hal-hal lain di bidang keuangan, audit
investigatif, dan audit atas sistem pengendalian internal.

2.5 Sistem Audit Keuangan Sektor Publik


a. Pemeriksaan Siklus Pendapatan
Tujuan audit siklus pedapatn adal untuk mengungkapkan ada tidaknya
salah saji yang material dalam proses pendapatan daerah organisasi. Dana
perimbangan dan pendapatan lain – lain yang sah. Jenis koreksi yang harus
dilakukan atas pendapatan adalah sebagai berikut :

Kesalahan pembukuan dan penyajian saldo awal tahun anggaran sisa


perhitungan anggaran tahun lalu.

1. Kesalahan anggaran tahun lalu.


2. Kesalahan pembukuan dan penyajian saldo akhir anggaran sisa
perhitungan anggaran tahun perhitungan.
3. Kesalahan penyajian dalam daftar lampiran perhitungan anggaran tahun
anggaran perhitungan.
4. Kesalahan yang wajib dikoreksi oleh auditor.
b. Pemeriksaan Siklus Belanja
Tujuan audit siklus belanja adalah untuk memperoleh bukti mengenai masing
– masing asersi yang signifikan yang berkaitan dengan transaksi dan saldo siklus
belanja.
c. Pemeriksaan Aktiva Tetap
Aktiva tetap merupakan aset yang dimiliki oleh organisasi sektor publik yang
digunakan dalam kegiatan operasi organisasi. Tujuan audit aktiva tetap adalah

8
m

untuk memperoleh bukti tentang setiap asersi signifikan yang berkaitan dengan
transaksi dan saldo aktiva tetap.
d. Pemeriksaan Jasa Personalia
Siklus jasa personalia sangat penting karena masalah gaji, pajak penghasilan
pegawai dan biaya ketenagakerjaan lainnya merupakan komponen biaya utama
hampir semua entitas.
e. Pemeriksaan Siklus Investasi (Pembayaan)
Investasi ini pada umumnya merupakan bagian dari strayegi jangka panjang
suatu organisasi sektor publik. Jangka waktu investasi sementara tidak lebih dari
satu periode akuntansi. Risiko salah saji pada transaksi investasi organisasi sektor
publik umumnya rendah karena jarangnya transaksi yang terjadi.
f. Pemeriksaan Siklus Saldo Kas
Saldo kas berasal dari pengaruh kumulatif siklus belanja, siklus investasi dan
siklus jasa personalia. Tujuan audit saldo kas adalah untuk memperoleh bukti
tentang masing – masing asersi yang signifikan yang berkaitan dengan transaksai
dan saldo kas. Tujuan audit sitentukan berdasarkan:
1) Asersi keberadaan dan keterjadian
2) Asersi kelengkapan
3) Asersi hak dan kewajiban
4) Asersi penilaian dan pengalokasian
5) Asersi pelaporan dan pengungkapan

2.6 Siklus Audit Sektor Publik


a. Perencanaan Audit Keuangan
Tahap perencanaan audit terdiri dari langkah-langkah berikut:
1. Pemahaman atas Sistem Akuntansi Keuangan Sektor Publik
Pemahaman atas system akuntansi sangatlah penting karena saat ini
audit sector public tidak lagi berfokus pada laporan realisasi anggaran
saja tetapi juga laporan keuangan lainnya seperti neraca, laporan
surplus/deficit, dan laporan arus kas. Jadi, auditor harus memiliki
pemahaman yang memadai tentang system akuntansi keuangan publik.
2. Penentuan Tujuan dan Lingkup Audit
Tujuan dan lingkup audit sektor publik sangat tergantung pada
mandate dari lembaga audit yang bersangkutan. Audit atas laporan

9
m

keuangan yang dilakukan auditor eksternal umumnya bertujuan untuk


menilai kewajaran laporan keuangan organisasdi sector public,
sedangkan audit atas penyusunan laporan keuangan oleh pengawas
bertujuan memberikan rekomendasi perbaikan system pengendalian
internal dan koreksi kesalahan dalam penyusunan laporan keuangan.
Dalam menentukan tujuan dan ruang lingkup, auditor harus
memastikan bahwa tujuan dan ruang lingkup audit yang ditetapkan
telah sesuai dengan mandat serta wewenang lembaga audit dan
pengawas yang bersangkutan. Dalam kontes audit atas laporan
keuangan organisasi sektor publik, pengawas berwenang:
a) Melakukan review atas system akuntansi dan pengendalian
internal serta memberikan rekomendasi perbaikan atas
kelemahannya
b) Melakukan pengujian dan koreksi atas kesalahan pencatatan
akuntansi sehingga laporan keuangan akan dihasilkan dengan
informasi yang dapat diandalkan.
3. Penilaian Risiko
Kegiatan audit dilaksanakan melalui berbagai pengujian yang
mengandung risiko kesalahan, sehingga penilaian risiko pengendalian,
risiko bawaan, dan risiko deteksi harus dilakukan. Jadi, kesimpulan
dan opini yang diberikan oleh auditor memiliki jainan yang memadai.
4. Penyusunan Rencana Audit
Berdasarkan tahapan kegiatan perencanaan audit tersebut, suatu
rencana audit harus disusun, yang umumnya berisi uraian mengenai:
area yang akan di audit, jangka waktu pelaksanaan audit, personel yang
dibutuhkan, dan sumber daya lain yang perlu untuk pelaksanaan audit.
b. Penetapan Regulasi Audit Keuangan
Penetapan prosedur audit keuangan merupakan bagian yang penting dalam
proses audit karena dibutuhkan aturan untuk memberikan arahan yang jelas,
dan sebagai control agar pelaksanaan audit laporan keuangan bisa memberikan
opini yang tepat.
c. Penyusunan Perencanaan Audit Tahunan oleh Lembaga Auditor
Perencanaan audit merupakan tahap yang vital dalam audit. Perencanaan audit
yang matang akan sangat menentukan kesuksesan audit. Perencanaan audit
10
m

yang baik merupakan faktor penting untuk memperoleh bukti audit yang
cukup dan komponen sebagai pendukung isi laporan audit.
d. Temu Rencana Audit Tahunan
Setelah lembaga auditor selesai menyusun perencanaan audit tahunan,
kemudian mereka bertemu dengan kepala atau pimpinan organisasi sector
public untuk membicarakan perencanaan audit yang sudah disusun.
e. Penerbitan Regulasi tentang Tim dan Kebijakan Audit Tahunan
Regulasi yang ditetapkan dalam tahapan ini menyangkut tim atau personel
yang akan melakukan audit terhadapa organisasi sector public maupun
regulasi dalam menjalankan proses audit.
f. Penerimaan Regulasi Organisasi yang akan Diaudit
Setelah regulasi tentang tim dan kebijakan audit tahunan diterbitkan
kemudikan regulasi tersebut akan diterima oleh lembaga pemeriksa sehingga
bisa melakukan proses audit di lembaga atau organisasi sektor publik terkait.
g. Survey Awal Karakter Industri/Organisasi yang akan di audit
Ini adalah tahapan selanjutnya untuk men survey awal terhadap karakter
industri/organisasi yang akan di audit.
h. Pembuatan Program Audit
i. Untuk stiap area yang diaudit, auditor harus menyusun langkah-langkah audit
yang akan dilakukannya.
1. Tujuan audit untuk setiap area
2. Prosedur audit yang akan dilakukan
3. Sumber bukti audit
4. Deskripsi mengenai kesalahan (error)
j. Penerbitan surat tugas audit
Setelah program audit selesai, maka pihak organisasi sektor publik segera
mengeluarkan surat tugas kepada lembaga pemeriksa (auditor) untuk
melaksanakan audit.
k. Pelaksanaan Audit Keuangan
Dalam melaksanakan audit keuangan, auditor melakukan hal-hal berikut:
1. Menilai pengendalian internal
Suatu proses yang dijalankan oleh eksekutif didesain untuk
memberikan keyakinan yang memadai tentang pencapaian tiga
golongan.
11
m

2. Melakukan prosedur Analitis


Prosedur analitis adalah pengevaluasian informasi keuangan yang
dilakukan dengan mempelajari hubungan yang masuk akal antara data
keuangan dan data non keuangan.
l. Penyusunan draft laporan hasil pemeriksaan
Setelah hasil temuan auditor dibicarakan atau melakukan cross-check dengan
penjabat organisasi sektor publik, auditor kemudian menyusun draft.
m. Pembahasan Draft Laporan Hasil Pemeriksaan dengan Organisasi yang diaudit
Draft laporan hasil pemeriksaan yang telah disusun, auditor lalu
membicarakan/membahasnya dengan pimpinan.
n. Penyelesaian Laporan Hasil Pemeriksaan
Setelah melakukan pembahasan dan memastikan kelengkapan serta
kesepakatan mengenai draft tersebut sudah tercapai, kemudian akan dilakukan
penyelesaian atau finalisasi.
o. Tindak Lanjut Temuan Laporan Hasil Pemeriksaan
Berdasarkan temuan-temuan yang ada dilapangan, auditor melakukan tindak
lanjut atau dengan kata lain, memberikan rekomendasi perbaikan kepada
organisasi yang telah diaudit
p. Penerbitan Laporan Hasil Pemeriksaan
Tahapan terakhir dari siklus audit keuangan adalah penerbitan laporan hasil
pemeriksaan kepada pihak-pihak yang memiliki kepentingan terhadap
organisasi yang telah diaudit tersebut.

2.7 Teknik Audit Keuangan Sektor Publik


a. Prosedur Analitis (analytical procedures) prosedur analitis terdiri dari penelitian
dan perbandingan hubungan diantara data
b. Inspeksi (inspecting) inspeksi meliputi pemeriksaan yang rinci terhadap dokumen
dan catatan serta pemeriksaan sumber daya berwujud.
c.  Konfirmasi (confirming) adalah bentuk permintaan yang memungkinkan auditor
memperoleh informasi secara langsung dari sumber indenpenden di luar
organisasi sektor publik yang diaudit.
d. Permintaan Keterangan (inquiring) permintaaan keterangan secara lisan atau
tertulis oleh auditor
e. Penghitungan (counting) dua aplikasi yang palng umum dari perhitungan adalah

12
m

1. Perhitungan fisik sumber daya berwujud


2. Akuntansi seluruh dokumen
f. Penelusuran (tracing) yang sering kali disebut penelusuran ulang.
g. Pemeriksaan Bukti Pendukung (vouching) meliputi:
1. Pemilihan ayat jurnal dalam catatan akuntansi dan
2. Mendapatkan serta memeriksa dokumen yang digunakan sebagai dasar
ayat jurnal tersebut.
h. Pengamatan (Observing) adalah kegiatan berupa pemrosesan rutin atas jenis
transaksi  tertentu.
i. Pelaksanaan Ulang (Reperforming) merupakan menghitung ulang total jurnal,
beban penyusutan dan lain-lain.
j. Teknik Audit Berbantukan Komputer (Computer-Assisted Audit Techblniques)
merupakan kegiatan audit berbantuan komputer untuk memeriksa angka-angka
dalam file jurnal bendahara dan membandingkannya dengan kwintansi pembelian,
kwintansi oendapatan, dan bukti transaksi lainnya.
k. Pengujian Pengendalian
l. Pengujian Subtantif.

13
m

BAB III
3.1 KESIMPULAN

            Selama ini sektor publik/pemerintah tidak luput dari tudingan sebagai sarang korupsi,
kolusi, nepotisme, inefisiensi dan sumber pemborosan negara, padahal sektor publik
merupakan lembaga yang menjalankan roda pemerintahan yang sumber legitimasinya berasal
dari masyarakat. Oleh karena itu, kepercayaan yang diberikan oleh masyarakat kepada
penyelenggara pemerintahan haruslah diimbangi dengan adanya pemerintahan yang bersih.
Seiring dengan munculnya tuntutan dari masyarakat agar organisasi sektor publik
mempertahankan kualitas, profesionalisme dan akuntabilitas publik serta value for money
dalam menjalankan aktivitasnya, diperlukan audit terhadap organisasi sektor publik tersebut.
Akan tetapi, audit yang dilakukan tidak hanya terbatas pada audit keuangan dan kepatuhan
saja, namun perlu diperluas dengan melakukan audit terhadap kinerja organisasi sektor publik
tersebut.

            Audit kinerja memfokuskan pemeriksaan pada tindakan-tindakan dan kejadian-


kejadian ekonomi yang menggambarkan kinerja entitas atau fungsi yang diaudit. Audit
kinerja merupakan suatu proses yang sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti
secara obyektif, agar dapat melakukan penilaian secara independen atas ekonomi dan
efisiensi operasi, efektifitas dalam pencapaian hasil yang diinginkan dan kepatuhan terhadap
kebijakan, peraturan dan hukum yang berlaku, menentukan kesesuaian antara kinerja yang
telah dicapai dengan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya serta mengkomunikasikan
hasilnya kepada pihak-pihak pengguna laporan tersebut.

            Kemampuan mempertanggungjawabkan (akuntabilitas) dari sektor publik pemerintah


sangat tergantung pada kualitas audit sektor publik. Tanpa kualitas audit yang baik, maka
akan timbul permasalahan, seperti munculnya kecurangan, korupsi, kolusi dan berbagai
ketidakberesan di pemerintahan. Kualitas audit sektor publik dipengaruhi oleh kapabilitas
teknikal auditor serta independensi auditor baik secara pribadi maupun kelembagaan. Untuk
meningkatkan sikap independensi auditor sektor publik, maka kedudukan auditor sektor
publik harus terbebas dari pengaruh dan campur tangan serta terpisah dari pemerintah, baik
secara pribadi maupun kelembagaan.

14
m

3.2 SARAN

Semoga kedepannya makalah ini dapat menjadi acuan untuk dapat lebih memahami
lagi tentang audit sektor publik. Di dalam saran ini kami juga berharap agar para pembaca
bisa menggali ilmu pengetahuan sedalam – dalam nya.

15
m

DAFTAR PUSTAKA
Utary, D. H. A. R., & Ikbal, M. (2016). Audit Sektor Publik Terapan.

Bastian, Indra. 2010.  Akuntansi Sektor Publik. Edisi Ketiga. Yogyakarta: Penerbit Erlangga

Mardiasmo. 2002. Akuntansi Sektor Publik. Penerbit Andi. Yogyakarta.

16

Anda mungkin juga menyukai