Disusun oleh:
FAKULTAS EKONOMI
YOGYAKARTA
2021
m
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................5
BAB III.....................................................................................................................................14
3.1 KESIMPULAN..............................................................................................................14
3.2 SARAN...........................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................16
2
m
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Audit Sektor Publik
Audit pada sektor publik telah menjadi isu yang penting dalam rangka
mewujudkan good governance. Auditing merupakan suatu investigasi independen
terhadap beberapa aktivitas khusus. Mekanisme audit merupakan mekanisme yang
dapat menggerakkan makna akuntabilitas dalam pengelolaan sektor pemerintah,
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) atau pengelola aset negara lainnya.
3
m
auditing terhadap suatu organisasi atau bidang jasa keuangan lainnya. Maka dari itu
fokus dalam pembahasan ini mengenai standar audit sektor publik.
4
m
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Audit Sektor Publik
Audit sektor publik adalah audit yang dilakukan terhadap pemerintah baik
pemerintah daerah maupun pemerintah pusat serta BUMN, dan BUMD lainnya yang
seluruh sumber pembiayaannya berasal dari pajak masyarakat. Audit sektor publik ini
dilakukan untuk memeriksa kebenaran pelaporan yang dibuat dengan kondisi real
yang terjadi apakah instansi pemerintah telah melaksanakan tugasnya secara
bertanggung jawab dan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Pengertian audit sektor publik menurut Indra Bastian (2007) adalah sebagai
berikut: “Audit sektor publik adalah jasa penyelidikan bagi masyarakat atas organisasi
publik dan politikus yang sudah mereka danai”. Sedangkan pengertian audit sektor
publik menurut I Gusti Agung Rai (2008) adalah sebagai berikut: “Audit sektor publik
adalah kegiatan yang ditujukan terhadap entitas yang menyediakan pelayanan dan
penyediaan barang yang pembiayaannya berasal dari penerimaan pajak dan
penerimaan negara lainnya dengan tujuan untuk membandingkan antara kondisi yang
ditemukan dengan kriteria yang ditetapkan”.
Audit sektor publik di Indonesia dikenal sebagai audit keuangan negara. Audit
keuangan negara ini diatur dalam Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang
Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung jawab Keuangan Negara. Undang-undang ini
merupakan pengganti ketentuan warisan Belanda, yaitu Indische Comptabiliteitswet
(ICW) dan Instructie en verdere bepalingen voor de Algemene Rekenkamer (IAR),
yang mengatur prosedur audit atas akuntabilitas pengelolaan keuangan oleh
pemerintah. Audit sektor publik dimaksudkan untuk memberikan keyakinan yang
memadai bahwa laporan keuangan yang diperiksa telah mematuhi prinsip akuntansi
berterima umum, peraturan perundang-undangan dan pengendalian intern serta
kegiatan operasi entitas sektor publik dilaksanakan secara efisien, ekonomis, dan
efektif. Audit tetap perlu dilakukan dalam keterbatasan yang ada agar tercipta
akuntabilitas publik yang lebih transparan dan akuntabel.
5
m
persyaratan minimum yang harus dipenuhi oleh seorang auditor dalam melaksanakan
tugasnya. Di Indonesia standar audit pada sektor publik adalah Standar Pemeriksaan
Keuangan Negara (SPKN) yang dikeluarkan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
Standar-standar yang menjadi pedoman dalam audit kinerja menurut SPKN adalah
sebagai berikut:
1. Standar Umum
a. Pemeriksa secara kolektif harus memiliki kecakapan profesional yang
memadai untuk melaksanakan tugas pemeriksaannya.
b. Dalam semua hal yang berkaitan dengan pekerjaan pemeriksaan, organisasi
pemeriksa dan pemeriksa, harus bebas dalam sikap mental dan penampilan
dari gangguan pribadi, ekstern, organisasi yang dapat mempengaruhi
independensinya.
c. Dalam melaksanakan pemeriksaan serta penyusunan laporan hasil
pemeriksaan, pemeriksa wajib menggunakan kemahiran profesionalnya secara
cermat dan saksama.
d. Setiap organisasi pemeriksa yang melaksanakan pemeriksaan berdasarkan
Standar Pemeriksaan harus memiliki sistem pengendalian mutu yang memadai
dan sistem pengendalian mutu tersebut harus di review oleh pihak lain yang
kompeten (pengendalian mutu eksternal).
2. Standar Pelaksanaan Audit Kinerja
a. Pekerjaan harus direncanakan secara memadai.
b. Staf harus disupervisi dengan baik.
c. Bukti yang cukup, kompeten, dan relevan harus diperoleh untuk menjadi dasar
yang memadai bagi temuan dan rekomendasi pemeriksa.
d. Pemeriksa harus mempersiapkan dan memelihara dokumen pemeriksaan
dalam bentuk kertas kerja pemeriksaan. Dokumen pemeriksaan yang berkaitan
dengan perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan pemeriksaan harus berisi
informasi yang cukup untuk memungkinkan pemeriksa yang berpengalaman,
tetapi tidak mempunyai hubungan dengan pemeriksaan tersebut, dapat
memastikan bahwa dokumen pemeriksaan tersebut dapat menjadi bukti yang
mendukung temuan, simpulan, dan rekomendasi pemeriksa.
3. Standar Pelaporan Audit Kinerja
a. Pemeriksa harus membuat laporan hasil pemeriksaan untuk
mengkomunikasikan setiap hasil pemeriksaan.
6
m
7
m
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia atau basis akuntansi
komprehensif selain prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
b. Audit kinerja, meliputi audit ekonomi, efisiensi, dan efektivitas, pada dasarnya
merupakan perluasan dari audit keuangan dalam hal tujuan dan prosedurnya.
Audit kinerja memfokuskan pemeriksaan pada tindakantindakan dan kejadian-
kejadian ekonomi yang menggambarkan kinerja entitas atau fungsi yang diaudit.
c. Audit dengan tujuan tertentu, merupakan audit khusus di luar audit keuangan dan
audit kinerja yang bertujuan untuk memberikan simpulan atas hal yang diaudit.
Audit dengan tujuan tertentu dapat bersifat eksaminasi (examination), reviu
(review), atau prosedur yang disepakati (agrees-upon procedures). Audit dengan
tujuan tertentu mencakup audit atas hal-hal lain di bidang keuangan, audit
investigatif, dan audit atas sistem pengendalian internal.
8
m
untuk memperoleh bukti tentang setiap asersi signifikan yang berkaitan dengan
transaksi dan saldo aktiva tetap.
d. Pemeriksaan Jasa Personalia
Siklus jasa personalia sangat penting karena masalah gaji, pajak penghasilan
pegawai dan biaya ketenagakerjaan lainnya merupakan komponen biaya utama
hampir semua entitas.
e. Pemeriksaan Siklus Investasi (Pembayaan)
Investasi ini pada umumnya merupakan bagian dari strayegi jangka panjang
suatu organisasi sektor publik. Jangka waktu investasi sementara tidak lebih dari
satu periode akuntansi. Risiko salah saji pada transaksi investasi organisasi sektor
publik umumnya rendah karena jarangnya transaksi yang terjadi.
f. Pemeriksaan Siklus Saldo Kas
Saldo kas berasal dari pengaruh kumulatif siklus belanja, siklus investasi dan
siklus jasa personalia. Tujuan audit saldo kas adalah untuk memperoleh bukti
tentang masing – masing asersi yang signifikan yang berkaitan dengan transaksai
dan saldo kas. Tujuan audit sitentukan berdasarkan:
1) Asersi keberadaan dan keterjadian
2) Asersi kelengkapan
3) Asersi hak dan kewajiban
4) Asersi penilaian dan pengalokasian
5) Asersi pelaporan dan pengungkapan
9
m
yang baik merupakan faktor penting untuk memperoleh bukti audit yang
cukup dan komponen sebagai pendukung isi laporan audit.
d. Temu Rencana Audit Tahunan
Setelah lembaga auditor selesai menyusun perencanaan audit tahunan,
kemudian mereka bertemu dengan kepala atau pimpinan organisasi sector
public untuk membicarakan perencanaan audit yang sudah disusun.
e. Penerbitan Regulasi tentang Tim dan Kebijakan Audit Tahunan
Regulasi yang ditetapkan dalam tahapan ini menyangkut tim atau personel
yang akan melakukan audit terhadapa organisasi sector public maupun
regulasi dalam menjalankan proses audit.
f. Penerimaan Regulasi Organisasi yang akan Diaudit
Setelah regulasi tentang tim dan kebijakan audit tahunan diterbitkan
kemudikan regulasi tersebut akan diterima oleh lembaga pemeriksa sehingga
bisa melakukan proses audit di lembaga atau organisasi sektor publik terkait.
g. Survey Awal Karakter Industri/Organisasi yang akan di audit
Ini adalah tahapan selanjutnya untuk men survey awal terhadap karakter
industri/organisasi yang akan di audit.
h. Pembuatan Program Audit
i. Untuk stiap area yang diaudit, auditor harus menyusun langkah-langkah audit
yang akan dilakukannya.
1. Tujuan audit untuk setiap area
2. Prosedur audit yang akan dilakukan
3. Sumber bukti audit
4. Deskripsi mengenai kesalahan (error)
j. Penerbitan surat tugas audit
Setelah program audit selesai, maka pihak organisasi sektor publik segera
mengeluarkan surat tugas kepada lembaga pemeriksa (auditor) untuk
melaksanakan audit.
k. Pelaksanaan Audit Keuangan
Dalam melaksanakan audit keuangan, auditor melakukan hal-hal berikut:
1. Menilai pengendalian internal
Suatu proses yang dijalankan oleh eksekutif didesain untuk
memberikan keyakinan yang memadai tentang pencapaian tiga
golongan.
11
m
12
m
13
m
BAB III
3.1 KESIMPULAN
Selama ini sektor publik/pemerintah tidak luput dari tudingan sebagai sarang korupsi,
kolusi, nepotisme, inefisiensi dan sumber pemborosan negara, padahal sektor publik
merupakan lembaga yang menjalankan roda pemerintahan yang sumber legitimasinya berasal
dari masyarakat. Oleh karena itu, kepercayaan yang diberikan oleh masyarakat kepada
penyelenggara pemerintahan haruslah diimbangi dengan adanya pemerintahan yang bersih.
Seiring dengan munculnya tuntutan dari masyarakat agar organisasi sektor publik
mempertahankan kualitas, profesionalisme dan akuntabilitas publik serta value for money
dalam menjalankan aktivitasnya, diperlukan audit terhadap organisasi sektor publik tersebut.
Akan tetapi, audit yang dilakukan tidak hanya terbatas pada audit keuangan dan kepatuhan
saja, namun perlu diperluas dengan melakukan audit terhadap kinerja organisasi sektor publik
tersebut.
14
m
3.2 SARAN
Semoga kedepannya makalah ini dapat menjadi acuan untuk dapat lebih memahami
lagi tentang audit sektor publik. Di dalam saran ini kami juga berharap agar para pembaca
bisa menggali ilmu pengetahuan sedalam – dalam nya.
15
m
DAFTAR PUSTAKA
Utary, D. H. A. R., & Ikbal, M. (2016). Audit Sektor Publik Terapan.
Bastian, Indra. 2010. Akuntansi Sektor Publik. Edisi Ketiga. Yogyakarta: Penerbit Erlangga
16