Anda di halaman 1dari 59

Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu

Buku Saku Penanggulangan Stunting


Bagi Kader Posyandu

KEMENTERIAN KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
2021

i
Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu

Buku Saku Penanggulangan Stunting Bagi Kader Posyandu


Jakarta: Dirjen Kesehatan Masyarakat, Kemenkes RI Indonesia, 2021
x, 47 hlm.; 14,8 x 21 cm

ISBN

Tim Penyusun:
Pengarah:
Drg. Kartini Rustandi, M.Kes (Plt. Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat)
DR. Dhian P. Dipo (Direktur Gizi Masyarakat)

Kontributor:
SEAMEO RECFON: Umi Fahmida; Grace Wangge; Indriya Laras Pramesthi;
Pakar/ Akademisi: Endang L. Achadi; Risang Rimbatmaja; Perhimpunan
Dokter Keluarga Indonesia: Sugito Wonodirekso; IDAI: Damayanti R.
Syarif; Conny Tanjung: Klara Yuliarti; Titis Prawitasari; PERSAGI: Meida
Octarina; Direktorat Gizi Masyarakat: Inti Mudjiati; Julina; Yuni Zahraini;
Evarini Ruslina; Evi Fatimah; Evi Firna; Haji Samkani; Inge Yuliane Susianto;
Marlina Rully Wahyuningrum; Muhammad Adil; Mursalim; Nanda Indah
Permatasari; Nita Mardiah; Paulina Hutapea; Rian Anggraini; Rivani Noor; Sri
Nurhayati; Tiska Yumeida; Visilia Isminarti Mahani; Yosneli; Direktorat
Kesehatan Keluarga: Maylan Wulandari: Direktorat Promosi Kesehatan
dan Pemberdayaan Masyarakat: Herawati; Intan Endang Damanik; Upik:
Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga: Rusmiyati; Direktorat
Pelayanan Kesehatan Primer: Mainora; Litbangkes: Reviana Christjani;
TP2AK: Purnawan Junaidi; Kemendes: Susilo; Yuni; UNICEF: Markus
Puthut Harmiko; WHO: Sugeng Eko Irianto; Staf Khusus Menteri Kesehatan
RI Periode 2019 – 2020: Widya Leksamanawati Habibie.

Ilustrasi dan Tataletak:


Marisa
Ahmad Thohir Hidayat

Penerbit:
Kementeriana Kesehatan Republik Indonesia

Redaksi:
Gedung Sujudi, Jl. H. R. Rasuna Said No.Kav 4 - 9, RT.9/RW.4, Kuningan,
Kuningan Tim., Kuningan, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta
12950. Telp (021) 5265043

ii
Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu

Cetakan Pertama, 2021

Hak cipta dilindungi oleh undang- undang. Dilarang mengutip dan


memperbanyak karya tulis ini tanpa izin tertulis dari pemegang hak cipta,
sebagian atau seluruh dalam bentuk apapun, seperti cetak, fotokopi, microfilm,
dan rekaman suara.

Copyright ©2021

iii
Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu

KATA PENGANTAR
Saat ini Indonesia masih mengalami triple burden masalah gizi, di satu sisi
kekurangan gizi (underweight, stunting dan wasting) dan defisiensi zat gizi
mikro masih menjadi permasalahan, di sisi lain masalah kegemukan dan
obesitas perlu mendapat perhatian serius. Prevalensi balita stunting di Indonesia
masih tinggi 30,8% (Riskesdas 2018) dan 27,67% (SSGBI 2019), bila merujuk
pada standar WHO, masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dengan
kategori tinggi, karena masih diatas 20%.

Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak berusia di bawah lima tahun
(balita) akibat kekurangan gizi kronis yang ditandai dengan panjang atau tinggi
badannya berada di bawah standar yang ditetapkan. Stunting memiliki dampak
pada berkurangnya perkembangan kognitif dan fisik, berkurangnya kapasitas
produktif dan kondisi kesehatan yang buruk, dan peningkatan risiko penyakit
tidak menular seperti penyakit jantung, darah tinggi, diabetes melitus, dll.

Pemerintah Indonesia sangat berkomitmen dalam upaya penurunan prevalensi


stunting, sesuai dengan yang tertuang dalam RPJMN 2020-2024 menjadi 14%
pada tahun 2024. Untuk mencapai target penurunan stunting, dilakukan
berbagai upaya melalui intervensi spesifik dan sensitif, penajaman strategi serta
komitmen yang tinggi dari yang tinggi dari semua pihak termasuk upaya
meningkatkan partisipasi masyarakat, diantaranya melalui kegiatan Posyandu
dengan kader sebagai pelaksananya. Penguatan intervensi spesifik
diprioritaskan pada 1000 Hari Pertama Kehidupan mulai saat kehamilan sampai
bayi 0-23 bulan dan juga intervensi pada remaja.

Indonesia telah mempunyai Strategi Nasional Percepatan Pencegahan Stunting


2018-2024, Pedoman Pelaksanaan dan Petunjuk Teknis Intervensi Penurunan
Stunting di Kabupaten/Kota, dan Panduan Pemetaan Program, kegiatan, dan
sumber pembiayaan untuk mendorong konvergensi percepatan pencegahan
stunting di kabupaten/kota sebagai buku pegangan resmi Organisasi Perangkat
Daerah (OPD). Agar pelaksanaan kegiatan dan integrasi di setiap tingkatan
dapat terselenggara dengan baik, diperlukan suatu Pedoman Penanggulangan
Stunting sebagai acuan bagi Dinas Kesehatan provinsi maupun Kabupaten/ kota,
bagi Puskesmas maupun bagi posyandu (masyarakat).

iv
Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu

Buku Saku Penanggulangan Stunting di Posyandu ini berisi penjelasan


mengenai stunting dan dampaknya serta berbagai upaya yang dapat dilakukan
dalam menanggulangi stunting di Posyandu. Semoga dengan adanya Buku Saku
ini dapat meningkatkan pemahaman kader dalam upaya penanggulangan
stunting dan dapat mendukung terwujudnya sumber daya manusia Indonesia
yang unggul dan berdaya saing tinggi.

Terima kasih dan penghargaan yang tinggi kami sampaikan kepada semua pihak
yang terlibat dalam penyusunan Buku Saku ini. Semoga buku ini bermanfaat
bagi pengguna dalam melaksanakan fungsi dan tugasnya.

Jakarta, April 2021

drg. Kartini Rustandi, MKes


Plt. Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat
Kementerian Kesehatan RI

v
Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................. iv


DAFTAR ISI ............................................................................................... vi
SAYA PAHAM STUNTING ........................................................................ 1
Definisi Stunting ........................................................................................ 2
Cegah Stunting itu Penting ......................................................................... 4
Kader Menjawab...................................................................................... 11
SAYA DAPAT BERKONTRIBUSI DALAM UPAYA PENCEGAHAN
STUNTING ................................................................................................ 13
Kader sebagai Penyuluh ........................................................................... 14
Penyuluhan pemeriksaan kehamilan ...................................................... 14
Penyuluhan konsumsi Tablet Tambah Darah (TTD) .............................. 15
Penyuluhan kebutuhan gizi ibu hamil .................................................... 15
Kelas ibu hamil .................................................................................... 17
Penyuluhan Manajemen Laktasi............................................................ 17
Imunisasi dasar bagi Balita ................................................................... 19
Penyuluhan Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA) ........................ 20
Kader Menjawab .................................................................................. 24
Penyuluhan Menyiapkan Makanan yang Aman ..................................... 27
Penyuluhan Perilaku Bersih dengan Cuci Tangan Pakai Sabun .............. 28
Peyuluhan penggunaan jamban sehat .................................................... 30
Perilaku sehat dengan tidak merokok pada keluarga .............................. 31
Kader Sebagai Pencatat ............................................................................ 32
Mampu mendeteksi bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) .... 32
Mampu melakukan pemantauan pertumbuhan anak ............................... 32

vi
Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu

Mampu melakukan pemantauan perkembangan..................................... 39


Melaporkan jika menemukan kasus anak dengan gangguan pertumbuhan
............................................................................................................ 40
Kader Sebagai Penggerak......................................................................... 41
Mampu Melakukan Inisiatif dan Mendorong Terlaksananya Promosi
Kesehatan dan Pencegahan Stunting ..................................................... 41
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 46

vii
Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu

DAFTAR TABEL
Tabel 1 Anjuran jumlah porsi sehari menurut kecukupan energi untuk ibu
hamil........................................................................................................... 16
Tabel 2. Imunisasi dasar kepada bayi di bawah 2 tahun ................................ 19
Tabel 3. Topik sesi parenting ....................................................................... 43
Tabel 4. Contoh rancangan kegiatan tahunan Posyandu oleh kader kesehatan 45

viii
Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Ilustrasi salah satu ciri anak stunting ............................................. 2
Gambar 2. Contoh kegiatan stimulasi anak Balita yang tercantum pada Buku
KIA 2020 (Bab Perawatan Bayi dan Anak, halaman 42-53) ......................... 12
Gambar 3. Manfaat ASI bagi bayi dan ibu ................................................... 18
Gambar 4. Lima (5) kunci keamanan pangan ............................................... 27
Gambar 5. Waktu yang penting untuk cuci tangan pakai sabun dengan air
mengalir ...................................................................................................... 28
Gambar 6. Lima (5) langkah cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir ... 29
Gambar 7. Infografis fakta mengenai rokok dan status gizi anak................... 31
Gambar 8. Jenis timbangan yang dapat digunakan mengukur berat badan anak
................................................................................................................... 33
Gambar 9. Cara pengukuran Panjang badan dan tinggi badan anak ............... 34
Gambar 10. Pita LiLA sebagai alat pengukuran Lingkar Lengan Atas .......... 35
Gambar 11. Cara pengukuran LiLA menggunakan pita LiLA ....................... 36
Gambar 12. Contoh pengisian KMS............................................................. 38
Gambar 13 Hasil plotting KMS pada balita dengan status pertumbuhan tidak
naik............................................................................................................. 38
Gambar 14. Alur Pelayanan di Posyandu ..................................................... 39
Gambar 15. Contoh kartu alur Posyandu ...................................................... 40

ix
Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu

x
Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu

SAYA PAHAM
STUNTING

1
Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu

Definisi Stunting
STUNTING adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan otak pada
anak yang disebabkan karena kekurangan gizi dalam waktu lama, termasuk
karena asupan tidak cukup dan meningkatnya kebutuhan gizi karena infeksi
berulang, serta kurangnya stimulasi. Stunting ditandai dengan panjang/tinggi
badan anak lebih pendek dari anak seusianya.
Stunting pada awal kehidupan, terutama pada 1000 (seribu) hari pertama
kehidupan (HPK) sejak dalam kandungan sampai anak berusia dua tahun, akan
mempunyai dampak jangka panjang yaitu menurunkan kualitas Sumber Daya
Manusia (SDM).

Salah satu ciri dari stunting adalah ANAK PENDEK.

Gambar 1. Ilustrasi salah satu ciri anak stunting

2
Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu

Balita stunting dapat diketahui dari hasil ploting pengukuran indeks Panjang
Badan atau Tinggi Badan menurut Umur (PB/U atau TB/U) anak usia 0 - 59
bulan kurang dari - 2 SD, sesuai dengan Grafik Pertumbuhan Anak (GPA) di
dalam Buku Kesehatan Ibu dan Anak.

3
Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu

Cegah Stunting itu Penting


Mari ikuti cerita dua keluarga ini..
Keluarga Ibu Rina dan Ibu Wati berasal dari keluarga dengan tingkat ekonomi
dan pendidikan yang sama

Bu Rina dan Bu Wati keduanya lulusan SMA dan saat ini menjadi ibu rumah
tangga yang sedang hamil anak pertama.

Bu Rina: rutin memeriksakan kehamilannya ke Bidan, makan bergizi seimbang


sesuai anjuran untuk ibu hamil, dan minum Tablet Tambah Darah secara teratur
sehingga tidak anemia. Bu Rina juga rajin mengikuti Kelas Ibu Hamil.
Bu Wati: hanya memeriksakan kehamilan saat ada keluhan saja dan menjelang
persalinan

4
Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu

Bu Rina juga memiliki Buku KIA yang Sedangkan Buku KIA Bu Wati tidak
terisi dengan lengkap. terisi lengkap.

Proses lahiran keduanya berjalan lancar, kehamilan cukup bulan.


Bu Rina melahirkan Sinta, bayi sehat dengan Bu Wati melahirkan Ranti dengan berat
berat badan 3.200 gram dan panjang badan badan lahir 2.400 gram dan panjang badan
lahir 50 cm. 47 cm.
Sinta, bayinya Bu Rina, langsung diletakkan Sedangkan Ranti, bayinya Bu Wati tidak
di dada Ibu untuk mendapatkan Inisiasi mendapatkan IMD.
Menyusu Dini (IMD).

5
Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu

Sinta, bayinya Bu Rina, mendapatkan ASI Sementara, Bu Wati telah memberikan susu
Eksklusif selama 6 bulan. formula sejak Ranti usia 3 bulan.

Di usia 6-23 bulan, Sinta diberikan Makanan Sementara Ranti, hanya diberikan makanan
Pendamping ASI (MP ASI) yang bergizi dan padat dan sedikit lauk.
beragam sesuai dengan Pedoman Pemberian
Makan Bayi dan Anak (PMBA).
Di rumah, ayah Sinta tidak merokok dan Ayah Ranti kerap merokok di rumah
keluarga selalu menerapkan Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS).

6
Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu

Setiap bulannya Bu Rina rutin membawa Sinta ke Posyandu untuk dipantau


pertumbuhannya dan dicatat dalam Buku KIA. Bu Rina juga aktif mengikuti Kelas Ibu
Balita.
Sementara Bu Wati hanya sesekali membawa Ranti ke Posyandu jika dingatkan kader.

Saat usia 2 tahun 2 bulan, tinggi badan Sinta Sementara Ranti, tinggi badannya lebih rendah
normal sesuai dengan usianya. dari anak usianya yang kita sebut sebagai
pendek.

7
Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu

Sejak bayi Sinta jarang sekali mengalami Sedangkan, Ranti sering sekali mengalami
diare atau batuk-pilek, salah satu alasannya diare dan batuk-pilek.
karena Sinta mendapat imunisasi lengkap di
Posyandu.

Selain rutin membawa Sinta ke Posyandu, Bu Rina juga turut hadir secara rutin pada Kelas
Ibu Balita. Dari Kelas Ibu Balita, Bu Rina bersama orang tua anak usia dini lainnya belajar
mengenai perkembangan dan pertumbuhan anak dari tenaga kesehatan Puskesmas.

8
Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu

Memasuki usia sekolah, Sinta memiliki prestasi Sedangkan Ranti, hasil ujiannya selalu kurang
yang bagus memuaskan

Selepas SMA, Sinta melanjutkan kuliah. Sementara Ranti hanya sampai SMP.

Pada usia dewasa, Sinta memiliki pekerjaan Sedangkan Ranti, bekerja sebagai buruh
yang bagus dengan penghasilan yang tinggi. dengan penghasilan yang rendah.

9
Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu

Kemudian Ranti menikah dan siklus kembali berulang.


Jika Ranti memiliki pola perilaku yang sama dengan Ibunya saat hamil, lalu siklus kembali
berulang.

Dari cerita ini kita dapat lebih paham mengenai penyebab dan dampak dari
stunting. Stunting dapat dicegah melalui 1000 HPK (pola makan, pola
pengasuhan, air bersih dan sanitasi).

Oleh karena itu, “CEGAH STUNTING ITU PENTING”!

10
Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu

Kader Menjawab

Apakah stunting atau pendek sama dengan kerdil?

Tidak, stunting tidak sama dengan kerdil, walau sama-sama berperawakan


pendek.
Stunting merupakan gangguan pertumbuhan dan perkembangan otak pada
anak yang disebabkan karena kekurangan gizi dalam waktu lama, termasuk
karena asupan tidak adekuat dan meningkatnya kebutuhan gizi karena infeksi
berulang, serta kurangnya stimulasi. Stunting ditandai dengan panjang/tinggi
badan anak lebih pendek dari anak seusianya..
Sedangkan kerdil adalah kondisi kelainan fisik dimana tubuh seseorang amat
sangat pendek dikarenakan kelainan genetik atau kelainan bawaan.

Bagaimana dengan orang yang pendek, tetapi memiliki kecerdasan yang


baik?
Anak pendek tidak mencapai peluang kecerdasan yang optimal. Jika seorang
anak pendek tapi kecerdasannya baik, sebenarnya dia dapat lebih cerdas jika
tidak pendek.

Apakah tinggi badan anak berhubungan dengan keturunan, misal


orang tua yang pendek maka anaknya akan pendek pula?
Tinggi badan orang tua merupakan faktor potensi tinggi badan anak, namun
BUKAN faktor utama yang menentukan tinggi badan akhir anak. Anak masih
berpotensi menambah tinggi badan 8.5 cm di atas potensi genetik orang tuanya
dengan asupan gizi, terutama protein hewani yang cukup, aktivitas fisik, serta
tidur yang cukup disertai pola hidup yang bersih.
Selain faktor keturunan, tinggi badan anak ditentukan oleh asupan gizi, penyakit
yang diderita, dan aktifitas fisik. Apabila asupan makanan bergizi dapat tercukupi
sejak masa janin dan masa anak-anak, serta didukung dengan faktor lingkungan
yang baik (air bersih dan sanitasi baik), maka anak tetap memiliki potensi tinggi
badan yang sesuai dengan standar usianya terlepas anak berasal dari orang tua
dengan perawakan pendek atau tidak.

11
Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu

Apa yang harus dilakukan jika menemukan anak stunting di atas usia 2
tahun? Apakah masih ada yang dapat kita lakukan?
Anak stunting diatas usia 2 tahun (usia 3 sampai 18 tahun) tetap harus
dikonsultasikan kepada tenaga kesehatan yang berkompeten untuk mencari
penyebab dan tata laksana segera. Sampaikan kepada ibu dan keluarganya agar
jangan patah semangat dan memperbaiki asupan makanan bergizi dalam
keluarga, serta tetap memberikan pola asuh dan stimulasi yang baik sesuai
usia anak. Di dalam Buku KIA terdapat contoh pola asuh dan stimulasi yang
dapat dilakukan bersama anak.

Gambar 2. Contoh kegiatan stimulasi anak Balita yang tercantum pada


Buku KIA 2020 (Bab Perawatan Bayi dan Anak, halaman 42-53)
Kesempatan mengejar ketertinggalan tinggi badan mungkin dapat terjadi saat
remaja dengan dukungan gizi yang baik, tetapi jangan lengah bahwa
perkembangan otak tetap maksimal terjadi pada 2 tahun pertama kehidupan,
sehingga pencegahan 1000 hari pertama kehidupan tetap merupakan yang
terbaik.

12
Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu

SAYA DAPAT
BERKONTRIBUSI DALAM
UPAYA PENCEGAHAN
STUNTING

13
Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu

Sebagai kader Posyandu, kita memiliki peran sebagai penyuluh, pencatat dan
penggerak. Melalui ketiga peran ini, kader kesehatan memiliki peranan yang
sangat penting dalam upaya pencegahan stunting di masyarakat.

Mari kita bahas lebih detail mengenai masing-masing peran dari kader
kesehatan!
Kader sebagai Penyuluh
Dalam upaya pencegahan stunting, kader kesehatan
dapat melakukan kegiatan Promotif meliputi
PENYULUH penyuluhan atau konseling kepada ibu hamil dan ibu
dengan balita, dan keluarganya.
Penyuluhan pemeriksaan kehamilan
Mengingatkan ibu hamil untuk memeriksakan kehamilan kepada dokter atau
bidan paling sedikit 6 kali selama kehamilan agar ibu mendapatkan pelayanan
pemeriksaan kehamilan yang lengkap sesuai anjuran di dalam Buku KIA,
termasuk mendapatkan vaksinasi Tetanus.

14
Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu

Penyuluhan konsumsi Tablet Tambah Darah (TTD)


Mengingatkan ibu hamil untuk mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi
seimbang sesuai anjuran Pedoman Gizi Seimbang (PGS), serta mengonsumsi
Tablet Tambah Darah (TTD) 1x setiap hari yang diberikan selama kehamilan
untuk mencegah anemia (minimal 90 tablet selama masa kehamilan).

Penyuluhan kebutuhan gizi ibu hamil


Ibu hamil memerlukan asupan gizi yang berkualitas dengan susunan makanan
dan minuman yang bergizi seimbang.
Rata-rata kecukupan gizi ibu hamil per hari tersebut dapat disederhanakan
dalam bentuk bahan makanan dengan menggunakan ukuran rumah tangga
sebagai berikut:

15
Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu

Tabel 1 Anjuran jumlah porsi sehari menurut kecukupan energi untuk


ibu hamil
Ibu Hamil Ibu Hamil
Bahan Makanan
Trimester 1 Trimester 2 dan 3
Makanan Pokok 5 Porsi 6 Porsi
Protein Hewani seperti 4 Porsi 4 Porsi
ikan, telur, ayam dan
lainnya
Protein nabati seperti 4 Porsi 4 Porsi
Tempe, tahu, kacang-
kacangan
Sayuran 4 Porsi 4 Porsi
Buah 4 Porsi 4 Porsi
Minyak/lemak* 5 Porsi 5 Porsi
Gula** 2 Porsi 2 Porsi
* Penggunaan minyak/lemak termasuk santan dibatasi tidak lebih dari porsi yang
dianjurkan. Minyak/lemak/santan digunakan dalam pengolahan makanan seperti
digoreng, ditumis.
** Penggunaan gula dibatasi tidak lebih dari porsi yang dianjurkan. Gula dapat digunakan
dalam pengolahan makanan/minuman.

16
Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu

Kelas ibu hamil


Mengingatkan ibu hamil untuk menghadiri Kelas Ibu Hamil agar ibu
mendapatkan informasi dan saling bertukar informasi mengenai kehamilan,
persalinan, pemberian ASI (termasuk pentingnya Inisiasi Menyusu Dini – IMD),
nifas, serta perawatan bayi.
Penyuluhan Manajemen Laktasi
Memotivasi ibu untuk menyusui dengan pemberian ASI Eksklusif yaitu bayi
hanya diberikan Air Susu Ibu (ASI) saja tanpa makanan atau minuman lain,
kecuali vitamin, mineral atau obat-obatan dalam bentuk sirup/cair sesuai anjuran
tenaga kesehatan hingga usia 6 bulan. ASI dapat diteruskan sampai usia 2 tahun
atau lebih.

Berikan ASI sesering mungkin


ASI dapat baru keluar dalam 1-3
sesuai keinginan bayi (minimal
hari (72 jam). Jangan terburu-
8-12 kali atau lebih dalam 24
buru memberikan selain ASI
jam)

Biarkan bayi selesai menyusu Jika ibu bekerja, perah ASI 2-3
dari 1 payudara sampai kenyang kali setiap hari kurang lebih 3
(melepas sendiri) jam sekali

17
Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu

Gambar 3. Manfaat ASI bagi bayi dan ibu

18
Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu

Jika ada ibu yang telah memberikan susu formula atau makanan tambahan pada
anaknya sebelum usia genap 6 bulan, hindari memberikan respon negatif
(menyalahkan), namun motivasi ibu untuk kembali hanya memberikan ASI.
Dengarkan keluhan ibu mengapa tidak memberikan ASI Eksklusif dan
upayakan pemecahan masalahnya. Jika perlu libatkan tenaga kesehatan atau
Konselor ASI. Motivasi ibu untuk kembali memberikan ASI.

Imunisasi dasar bagi Balita


Lindungi anak dari penyakit berbahaya dengan imunisasi lengkap dan tepat
waktu. Menginformasikan jadwal imunisasi dan mengingatkan ibu agar anak
mendapat imunisasi dasar lengkap di Posyandu maupun di fasilitas kesehatan
lainnya.
Tabel 2. Imunisasi dasar kepada bayi di bawah 2 tahun

No. Usia Jenis Imunisasi


1. 0-7 hari Hepatitis B
2. 1 bulan • BCG
• Polio tetes 1
3. 2 bulan • DPT-Hepatitis B-Hib 1
• Polio tetes 2
4. 3 bulan • DPT-Hepatitis B-Hib 2
• Polio tetes 3
5. 4 bulan • DPT-Hepatitis B-Hib 3
• Polio tetes 4
• Polio suntik (IPV)
6. 9 bulan Campak – Rubella (MR)
7. 18 bulan • DPT-Hb-Hib lanjutan
• Campak – Rubella (MR) lanjutan
Sumber: Buku Kesehatan Ibu dan Anak (Kemenkes, 2020)

19
Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu

Penyuluhan Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA)

Memberikan pengetahuan mengenai pesan-pesan gizi secara sederhana terkait


Pemberian Makanan Bayi dan Anak (PMBA), meliputi Inisiasi Menyusu
Dini (IMD), pemberian ASI Eksklusif, dan Makanan Pendamping ASI (MP
ASI) yang bergizi dan aman, ASI diteruskan sampai usia 2 tahun atau lebih
sesuai dengan Pedoman PMBA Kementerian Kesehatan.

Inisiasi Menyusu Dini (IMD)

20
Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu

Secara umum, pemberian makanan bayi dan anak harus mengandung


KARBOHIDRAT, PROTEIN, LEMAK, VITAMIN, DAN MINERAL
dalam jumlah yang cukup.

Sumber Sumber Sumber Sumber Sumber


KARBOHIDRAT PROTEIN PROTEIN VITAMIN LEMAK
makanan pokok HEWANI NABATI & berbagai
seperti beras, biji- unggas, kacang- MINERAL jenis
bijian, jagung, hati, telur, kacangan, buah dan minyak,
sagu, dan umbi- ikan, tempe, tahu sayuran, santan,
umbian daging, khususnya margarin,
susu dan yang mentega,
produk berwarna ikan laut
olahannya kuning, dalam
orange dan
hijau

Bayi dan anak membutuhkan asupan PROTEIN dan LEMAK lebih banyak,
sedangkan serat lebih sedikit dibandingkan orang dewasa.
Berikan anak PROTEIN HEWANI untuk mencegah stunting.

21
Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu

22
Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu

Pemenuhan gizi anak secara optimal tidak harus menggunakan


bahan makanan yang mahal, bisa menggunakan bahan makanan
lokal !
Pemenuhan gizi anak secara optimal tidak harus menggunakan bahan
makanan yang mahal. Bahan makanan yang tersedia dan mudah
didapat di tempat ibu/bapak tinggal, jika dikonsumsi dalam jumlah
yang cukup dapat menanggulangi masalah gizi.
Pendekatan ini dikenal dengan Pedoman Gizi Seimbang berbasis
Pangan Lokal (PGS-PL). Saat ini telah disusun PGS-PL untuk balita
di 50 kabupaten prioritas stunting di 33 provinsi di Indonesia dan
materi poster - leaflet dapat diakses pada tautan:
(http://bit.ly/KIE_PGSPL) yang dapat digandakan untuk dijadikan
panduan edukasi PMBA agar lebih sesuai dengan konteks lokal serta
permasalahan gizi yang ada di setiap wilayah sesuai dengan kelompok
usia.

23
Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu

Kader Menjawab

Bagaimana jika anak sulit makan?

1. Ibu tidak perlu panik. Perhatikan terlebih dahulu kondisi anak, misal
apakah anak sedang tumbuh gigi. Konsumsi makanan yang kurang
pada hari ini dapat ditambahkan pada hari yang lain ketika anak mau
makan.
2. Kenali tanda-tanda anak jika lapar.
3. Beri makan anak dengan sabar, tidak terburu-buru dan jangan dipaksa!
4. Hentikan pemberian makan jika anak marah atau menolak makan
sampai 15 menit. Tawarkan kembali makanan 2-3 jam kemudian dan
hindari pemberian jajanan atau susu pada waktu tersebut.
5. Berikan variasi makan yang berbeda, baik jenis, rasa dan tekstur.
6. Kenali tahapan usia anak dalam kesiapan untuk makan sesuai prinsip
PMBA.

Bagaimana jika anak hanya mau makan makanan jenis tertentu


saja?

1. Tetap menawarkan jenis makanan lain, tanpa memaksa.


2. Mengenalkan makanan baru berulang kali sehingga anak mulai
terbiasa dan dapat menerima.
3. Perkenalkan makanan baru bersamaan dengan makanan kesukaannya.
4. Sajikan makanan dalam bentuk dan warna yang menarik.

24
Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu

Bagaimana jika anak hanya hanya mau makan jajanan?

1. Ibu perlu paham bahwa anak minta jajanan karena anak merasa lapar.
2. Secara perlahan tetap ajarkan anak untuk makan sesuai jadwal
makannya.
3. Tidak memberikan makanan selingan menjelang waktu makan utama.
4. Tidak menggunakan jajanan sebagai hadiah.

Bagaimana jika anak sering mengemut atau melepeh makanan?

1. Tekstur terlalu keras atau terlalu lembut.


2. Besar suapan mungkin terlalu banyak.
3. Anak mungkin merasa sudah kenyang.
4. Anak merasa bosan pada rasa atau jenis makanan.
5. Anak tidak merasa nyaman dengan lingkungannya.

Bagaimana memberi makan anak saat sedang sakit?

1. Bujuk anak, suapi dengan penuh kesabaran.


2. Untuk anak di bawah 2 tahun, berikan lebih banyak cairan dan ASI.
3. Tetap berikan makan. Agar anak tetap nafsu makan, berikan
makanan yang ia sukai dan sebaiknya dalam bentuk yang lembut.
4. Setelah anak sembuh, berikan lebih banyak makan.
5. Jika anak diare (BAB atau mencret lebih dari 3x dalam 1hari):
▪ Berikan larutan oralit setiap kali anak mencret
▪ Tetap berikan ASI (bagi anak di bawah 2 tahun) dan makan
seperti biasa
▪ Bila diare masih berlanjut, segera bawa ke fasilitas
kesehatan terdekat.

25
Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu

Bagaimana membuat suasana makan yang menyenangkan?

1. Pastikan anak dalam posisi yang nyaman.


2. Beri makan anak dengan penuh kesabaran dan tidak tergesa-gesa.
3. Lakukan kontak mata selama memberi makan dan ceritakan
manfaat makanan yang sedang dimakan.
4. Ajak anak makan bersama keluarga, sehingga anak melihat orang
tua makan beragam jenis makanan.
5. Makan bersama teman sebaya, karena anak akan makan lebih
banyak.
6. Gunakan peralatan makan dengan gambar dan warna menarik.
7. Libatkan anak saat persiapan makanan.
8. Biarkan anak mengeksplor makanan sebagai proses belajar makan.

Tips untuk kader:


1. Berikan pujian bagi ibu balita yang datang ke Posyandu.
2. Dengarkan keluhan ibu balita secara lengkap mengenai kesulitan makan
anak terlebih dahulu baru pilihkan tips yang tepat sesuai dengan
permasalahan yang dihadapi ibu, lalu berikan 1-2 saran.
3. Hindari menyalahkan ibu balita, namun motivasi ibu balita untuk tetap
sabar dan telaten mendidik anak makan. Ingatkan bahwa proses makan
membutuhkan proses belajar.
4. Ingatkan ibu balita, bahwa makanan bergizi seimbang yang baik cukup
untuk anak, makanan tambahan atau vitamin hanya diberikan pada anak
yang sakit dan dalam pengawasan tenaga kesehatan.
5. Lakukan penyuluhan secara berkelompok agar ibu dapat saling berbagi tips
diantara mereka.

26
Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu

Penyuluhan Menyiapkan Makanan yang Aman


MP ASI disiapkan dan disimpan dengan cara yang higienis, diberikan
menggunakan tangan dan peralatan yang bersih. Ada 5 kunci untuk makanan
yang aman, antara lain: (1) jaga kebersihan dengan mencuci tangan dengan
sabun sebelum menyiapkan makanan, (2) pisahkan makanan mentah dengan
makanan yang sudah matang agar tidak terjadi kontaminasi silang, (3) pastikan
masakan dimasak hingga matang, (4) jaga makanan pada suhu yang aman
(>600C dan <50C). Jika makanan pada suhu ruangan sebaiknya tidak dikonsumsi
jika sudah lebih dari 2 jam. (5) gunakan air yang bersih dan bahan baku makanan
yang aman.

Gambar 4. Lima (5) kunci keamanan pangan

27
Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu

Penyuluhan Perilaku Bersih dengan Cuci Tangan Pakai Sabun

Gambar 5. Waktu yang penting untuk cuci tangan pakai sabun dengan
air mengalir

28
Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu

Gambar 6. Lima (5) langkah cuci tangan pakai sabun dengan air
mengalir

29
Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu

Peyuluhan penggunaan jamban sehat

30
Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu

Perilaku sehat dengan tidak merokok pada keluarga


Keluarga perokok memiliki risiko memiliki anak stunting yang lebih tinggi dari
keluarga tidak perokok. Hal ini disebabkan karena ada pengalihan belanja
makanan bergizi untuk membeli rokok.
Sebagai perbandingan, harga 12 batang rokok jika dialihkan untuk membeli
bahan makanan bisa mendapatkan 2 liter beras, 1kg telur, 4 papan tempe, dan
1kg jeruk.

Gambar 7. Infografis fakta mengenai rokok dan status gizi anak

31
Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu

Kader Sebagai Pencatat


Dalam upaya pencegahan stunting, kader posyandu dapat
PENCATAT melakukan kegiatan Preventif meliputi deteksi dini
gangguan pertumbuhan dan perkembangan balita.
Pemantauan ini dapat dilakukan di Posyandu ataupun satuan PAUD lainnya
seperti TK, RA, KB, BKB, dan Satuan PAUS Sejenis (SPS). Jika dari hasil
pemantauan ditemukan kasus stunting pada anak, maka kader kesehatan
melaporkan kepada tenaga kesehatan Puskesmas di wilayah setempat.
Mampu mendeteksi bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)
Mendeteksi bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR), yaitu di bawah
2.500 gram dan melaporkan kepada Puskesmas.
Mampu melakukan pemantauan pertumbuhan anak
Langkah pemantauan pertumbuhan anak di Posyandu adalah sebagai berikut:

32
Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu

Pemantauan pertumbuhan dapat dilakukan, baik di Posyandu oleh kader yang


sudah terlatih, satuan PAUD oleh pendidik PAUD, maupun layanan fasilitas
kesehatan lainnya oleh tenaga kesehatan seperti dokter, perawat, ahli gizi
ataupun bidan.
Berikut merupakan daftar ceklis alat yang dibutuhkan dalam melakukan
pengukuran pertumbuhan:
No. Alat yang dibutuhkan Status kelengkapan [V]
1 Alat timbangan berat badan  Timbangan bayi
 Dacin
 Timbangan injak digital
2. Alat ukur panjang dan tinggi badan  Infantometer
 Microtoise
3. Alat kalibarasi untuk alat ukur berat
badan
4. Alat kalibarasi untuk alat ukur
panjang/tinggi badan

Beberapa hal penting yang perlu diingat kembali dalam pengukuran:


Pengukuran berat badan

(1) Timbangan bayi (2) Dacin (3) Timbangan Injak Digital


Gambar 8. Jenis timbangan yang dapat digunakan mengukur berat
badan anak

33
Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu

Saat penimbangan, anak


Menggunakan alat timbang
gunakan pakaian seminimal
(dacin/timbangan injak)
terkalibrasi mungkin (tanpa
diaper/popok)

Jika anak belum bisa berdiri,


anak dapat digendong oleh Dilakukan minimal
ibu/pengasuh (jika 1x setiap bulan
menggunakan timbangan injak)

Pengukuran panjang/tinggi badan


PENGUKURAN PANJANG PENGUKURAN TINGGI BADAN
BADAN ANAK (untuk anak di ANAK
bawah 2 tahun)
(untuk anak di atas 2 tahun)

Gambar 9. Cara pengukuran Panjang badan dan tinggi badan anak

34
Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu

Untuk anak di bawah 2


Menggunakan alat ukur
tahun, pastikan pengukuran
baku (infantometer atau
dengan berbaring (panjang
microtoise) terkalibrasi
badan)

Pastikan prosedur Dilakukan minimal


pengukuran panjang/tinggi
badan sudah tepat 3 bulan sekali

Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LiLA)


Pemantauan pertumbuhan anak dilakukan dengan cara melakukan pengukuran
LiLA menggunakan pita LiLA untuk balita berusia 6-59 bulan.

Gambar 10. Pita LiLA sebagai alat pengukuran Lingkar Lengan Atas

35
Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu

Gambar 11. Cara pengukuran LiLA menggunakan pita LiLA

Pemantauan status pertumbuhan


Status pertumbuhan balita dilakukan berdasarkan
grafik pertumbuhan yang tercantum dalam KMS dan dilaksanakan pada
hari buka Posyandu.
Pemantauan ini dapat mendeteksi risiko gagal tumbuh (weight faltering) pada
balita.
Langkah-langkah penilaian status pertumbuhan balita di Posyandu:
1. Memilih KMS sesuai jenis kelamin anak
2. Memastikan identitas anak pada lembar KMS sesuai dengan identitas
pada halaman depan buku KIA
3. Menghitung umur anak dengan menggunakan umur bulan penuh

36
Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu

4. Mengisi bulan lahir dan bulan penimbangan anak


5. Menimbang berat badan dan mengukur panjang/tinggi badan anak
6. Mengisi hasil pengukuran berat badan dan panjang/tinggi badan anak
a. Menuliskan hasil pengukuran berat badan pada kolom berat
badan (dalam kg) di bawah kolom bulan penimbangan
b. Menuliskan hasil pengukuran panjang/tinggi badan anak
dicatat pada lembar rekapitulasi hasil pengukuran
7. Mencatat setiap kejadian yang dialami anak, misal anak mengalami
masalah makan atau sakit
8. Mengisi kolom pemberian ASI Eksklusif
9. Plotting berat badan sesuai dengan umur anak
a. Menentukan titik berat badan pada sisi tegak, kemudian
menarik garis mendatar
b. Menentukan garis umur pada sisi mendatar
c. Titik pertemuan antara garis datar dan garis umur merupakan
titik berat badan anak pada KMS
10. Membuat garis pertumbuhan anak. Dengan cara menghubungkan titik
berat badan bulan sebelumnya dengan titik berat badan bulan
pengukuran
11. Menentukan status pertumbuhan anak berdasarkan arah garis
pertumbuhan

Status pertumbuhan NAIK apabila:


a) Arah garis pertumbuhan sejajar dengan atau mengikuti kurva terdekat pada
KMS.
b) Arah garis pertumbuhan ke atas menyeberang kurva di atasnya.
Status pertumbuhan TIDAK NAIK apabila:
a) Arah garis pertumbuhan ke bawah (berat badannya lebih rendah dari bulan
sebelumnya).
b) Arah garis pertumbuhan mendatar

37
Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu

Gambar 12. Contoh pengisian KMS Gambar 13 Hasil plotting KMS pada balita dengan
status pertumbuhan tidak naik

38
Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu

Mampu melakukan pemantauan perkembangan


Pemantauan perkembangan meliputi pemberian stimulasi dan pemantauan
perkembangan dengan ceklis Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh
Kembang (SDIDTK) yang tertera pada buku KIA untuk anak usia 0-60 bulan.
Pemantauan ini disarankan untuk dilakukan minimal 3 bulan sekali.
Pemantauan perkembangan dapat dilakukan di Posyandu oleh kader terlatih,
satuan PAUD oleh pendidik PAUD terlatih, maupun layanan fasilitas kesehatan
lainnya oleh tenaga kesehatan seperti dokter, perawat, bidan, atau tenaga terlatih
lainnya.
Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan perlu dilaksanakan bersamaan di
Posyandu dan untuk memudahkan orangtua dapat dibuatkan kartu bagi balita
untuk lebih memahami fungsi dari setiap meja di Posyandu.
Berikut merupakan posisi pemantauan perkembangan dalam alur kegiatan
pelayanan di Posyandu.

MEJA 4 MEJA 5
MEJA 1
MEJA 2 MEJA 3 Konseling Imunisasi
Pendaftaran,
Pengukuran Pengisian dan/atau dan
hitung usia
BB, PB/TB KMS pengukuran pelayanan
anak
SDIDTK kesehatan

Gambar 14. Alur Pelayanan di Posyandu


Dalam proses kegiatan Posyandu, kader dapat mengembangkan kartu alur untuk
memudahkan identifikasi kelengkapan kegiatan Posyandu (meja 1-5). Di bawah
ini merupakan contoh kartu alur Posyandu.

39
Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu

Gambar 15. Contoh kartu alur Posyandu


Melaporkan jika menemukan kasus anak dengan gangguan pertumbuhan
Semua hasil penimbangan berat badan, pengukuran panjang atau tinggi badan
dan lingkar kepala diplot pada Buku KIA agar dapat diketahui pertumbuhan dan
perkembangannya. Ibu dan kader di Posyandu dapat melakukan stimulasi dan
pemantauan perkembangan anak dengan menggunakan Buku KIA. Buku KIA
yang juga dapat digunakan sebagai media informasi untuk keluarga/
masyarakat.
Bila ditemukan adanya masalah dalam pertumbuhan, misalnya status
pertumbuhan tidak naik, panjang atau tinggi badan terkategori pendek/stunted,
dan keterlambatan perkembangan, maka balita tersebut dilaporkan kepada
tenaga kesehatan di Puskesmas untuk memastikan status pertumbuhan dan
perkembangannya, serta mendapatkan penanganan lebih lanjut.

40
Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu

Kader Sebagai Penggerak


Dalam upaya pencegahan stunting, peran kader
PENGGERAK kesehatan sebagai penggerak diharapkan dapat
mendorong terlaksananya promosi kesehatan dan
pencegahan stunting.

Mampu Melakukan Inisiatif dan Mendorong Terlaksananya Promosi


Kesehatan dan Pencegahan Stunting
Selain melakukan kunjungan rumah, hal lain yang dapat dilakukan kader
Posyandu sebagai penggerak adalah terlibat aktif dalam forum desa dan
bekerjasama dengan pihak/sektor lain yang terkait dalam menjalankan program
kesehatan, terutama yang terkait upaya pencegahan stunting.

INISIATIF yang dapat dilakukan kader sebagai penggerak, antara lain:


1. Melakukan kunjungan rumah dalam rangka:
• Memantau balita dengan masalah gizi yang sudah diberikan
intervensi antara lain Makanan Tambahan dan Formula 100.
• Mendatangi balita yang berisiko mengalami gangguan
pertumbuhan, anak yang tidak hadir ke Posyandu atau anak
yang tidak naik berat badannya menurut Grafik Pertumbuhan
Anak (GPA) pada KMS atau Buku KIA.

2. Aktif menyampaikan hasil pemantauan pertumbuhan ke petugas


kesehatan di Puskesmas.

3. Terlibat aktif dalam rembuk stunting desa agar dapat menyampaikan


gagasan dan usulan kegiatan dan kerjasama dengan pihak lain dalam
upaya promosi kesehatan dan pencegahan stunting.

4. Mengusulkan pemanfaatan dana desa untuk mendukung kegiatan


pemantauan pertumbuhan, konseling atau pendidikan gizi,, pengadaan
jamban sehat, serta Pemberian Makanan Tambahan (PMT) lokal.

41
Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu

5. Melakukan kerja sama lintas sektoral desa, PKK, Dinas Peternakan dan
Perikanan dalam memastikan ketahanan pangan keluarga (3K: Kolam,
Kandang, Kebun), termasuk tersedianya sumber protein hewani lokal:
• mengembangkan peternakan ayam petelur
• mengembangkan budidaya ikan

6. Melakukan koordinasi dan kerja sama dengan satuan PAUD (seperti


PAUD, Taman Kanak-kanak/TK, Raudhatul Adhfal/RA, maupun
Satuan PAUD Sejenis/SPS), Kader Pembangunan Manusia (KPM),
ataupun Bina Keluarga Balita (BKB) dalam pelaksanaan kegiatan
pemantauan pertumbuhan. Berikut merupakan contoh kegiatan kerja
sama dengan satuan PAUD dan KPM
• Satuan PAUD. Kelas Ibu Balita dapat dilaksanakan pada
Posyandu atau diintegrasikan dengan kegiatan sesi parenting
di satuan PAUD. Materi sesi parenting mencakup aspek gizi
dan kesehatan, pendidikan dan pengasuhan, perlindungan dan
kesejahteraan dimana bertujuan agar tumbuh-kembang anak
dapat lebih optimal dengan pengasuhan orangtua yang baik.
Berikut adalah topik sesi parenting yang dapat dilaksanakan
selama satu (1) tahun.

42
Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu

Tabel 3. Topik sesi parenting

Bulan
Topik Sesi Parenting Pemateri
ke-
1 Apa itu “Anakku Sehat dan Cerdas”? Pendidik PAUD
2 Memenuhi gizi anak yang optimal TPG Puskesmas
3 Menyusun anggaran belanja dan TPG Puskesmas / Tim
praktik memasak Penggerak PKK/ Bunda
PAUD
4 Prinsip tumbuh kembang anak usia TPG Puskesmas / Bidan
dini (0-6 tahun)
5 Pola pengasuhan Pendidik PAUD
6 Bermain bersama anak Pendidik PAUD
7 Tatalaksana terpadu anak sakit Bidan / Dokter
8 Kebersihan diri dan keamanan pangan TPG Puskesmas
untuk anak
9 Pertolongan Pertama pada Tim Penggerak PKK
Kecelakaan Anak
10 Perlindungan Anak terhadap Bidan/ Dokter/ UPTD
Kekerasan Fisik dan Psikis KPPA/ Dinas Sosial/
Polres
11 Keterlibatan Ayah dalam BKKBN/ tokoh agama
Perlindungan Domestik Rumah
Tangga
Sumber: Materi topik seri parenting dapat merujuk pada Seri Modul Anakku Sehat dan Cerdas
(http://www.seameo-recfon.org/books/module/eccne-modules/ )

• Kader Pembangunan Manusia. Kader bersama KPM


bekerjasama untuk memastikan seluruh anak dilakukan
deteksi dini stunting melalui pengukuran berat badan dan
panjang/tinggi badan anak, serta membantu melakukan
pemetaan dan monitoring kepada rumah tangga dengan balita,
ibu hamil dan ibu menyusui mendapatkan 5 paket pelayanan
utama dalam penanganan stunting di desa.

43
Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu

Selain itu, kader dapat berkolaborasi dan kerjasama juga dengan pelaku
program dan lembaga lainnya seperti bidan desa, petugas Puskesmas
lainnya (ahli gizi, sanitarian, dan lainnya), pendamping PKH (Program
Keluarga Harapan), dan aparat atau lembaga desa.

7. Mengajak peran serta tokoh masyarakat, tokoh adat dan tokoh


agama dalam memberikan edukasi kepada masyarakat.

8. Melakukan perencanaan tahunan kegiatan Posyandu bersama


tenaga kesehatan Puskesmas. Contoh rancangan kegiatan tahunan
Posyandu oleh kader kesehatan dapat dilihat pada Tabel di bawah ini.

44
Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu

Tabel 4. Contoh rancangan kegiatan tahunan Posyandu oleh kader kesehatan

Tahun
Kegiatan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des

Pemantauan Minggu Minggu Minggu Minggu Minggu Minggu Minggu Minggu Minggu Minggu Minggu Minggu
pertumbuhan: ke-2 ke-2 ke-2 ke-2 ke-2 ke-2 ke-2 ke-2 ke-2 ke-2 ke-2 ke-2
Berat badan

Pemantauan
pertumbuhan:
Panjang/tinggi
badan dan
lingkar kepala

Pemantauan
perkembangan

Kelas Ibu Minggu Minggu Minggu Minggu Minggu Minggu Minggu Minggu Minggu Minggu Minggu Minggu
Balita / sesi ke-4 ke-4 ke-4 ke-4 ke-4 ke-4 ke-4 ke-4 ke-4 ke-4 ke-4 ke-4
parenting
bekerja sama
dengan
lembaga
PAUD

Pemberian
imunisasi

Pemberian
kapsul vitamin
A dan obat
cacing

Rembuk
stunting desa

45
Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu

DAFTAR PUSTAKA
Fahmida U, Pramesthi IL, Anggraini R. (2019). Memenuhi Gizi Anak yang
Optimal (Seri Modul Anakku Sehat dan Cerdas). Jakarta: SEAMEO
RECFON, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI.
Fahmida U, Anggraini R. (2019). Penerapan dan Pemantauan Program
“Anakku Sehat dan Cerdas” berbasis PAUD HI (Seri Modul Anakku
Sehat dan Cerdas). Jakarta: SEAMEO RECFON, Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan RI.
Fahmida U, Pramesthi IL, Kusuma S. (2020). Pengembangan Panduan Gizi
Seimbang berbasis Pangan Lokal bagi Anak Balita di 37 Kabupaten
Prioritas Stunting di Indonesia [Laporan Penelitian]. Jakarta:
SEAMEO RECFON, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI.
HDW. (2018). Buku Saku Kader Pembangunan Manusia (KMP): Memastikan
Konvergensi Penanganan Stunting Desa. Jakarta: Human
Development Worker.
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi RI.
(2017). Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting. Jakarta:
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi RI.
Kementerian Kesehatan RI. (2014). Pedoman Gizi Seimbang. Jakarta:
Kementerian Kesehatan RI.
Kementerian Kesehatan RI. (2018). Buletin Jendela Data dan Informasi
Kesehatan: Situasi Balita Pendek (Stunting) di Indonesia. Jakarta:
Kementerian Kesehatan RI.
Kementerian Kesehatan RI. (2019). Pencegahan stunting pada anak.
https://promkes.kemkes.go.id/pencegahan-stunting
Kementerian Kesehatan RI. (2020). Pedoman Pemberian Makan Bayi dan
Anak (PMBA). Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.

46
Buku Saku Penanggulangan Stunting bagi Kader Posyandu

Kementerian Kesehatan RI. (2020). Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA).
Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
Kementerian Kesehatan RI. (2020). Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 2 Tahun 2020 tentang Standar Antropometri Anak.
Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
Nurhasanah R, Ratih SP, Moeis FR, Satrya A (2020). The Urgency of
Tobacco Control in Stunting Alleviation in Indonesia. Jakarta:
RECFON AWESOME Vol 1. No 1, September 2020, SEAMEO
RECFON

47

Anda mungkin juga menyukai