Bab Ii
Bab Ii
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
dengan berbagai kemungkinan, seperti standar hasil kerja, target atau kriteria yang
baik secara kuantitas maupun kualitas”. Sesuai pengertian tersebut ada tiga aspek
yang perlu dipahami yakni kejelasan tugas dan hasil yang diharapkan dari suatu
pekerjaan serta waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan agar hasil
oleh seseorang sesuai dengan tugas dan fungsinya. Menurut (Amin et al., 2018)
Kinerja berasal dari kata job performance atau actual performance (Prestasi kerja
atau prestasi sesunguhnya yang dicapai oleh seseorang) dan kinerja (prestasi kerja)
adalah hasil kerja secara kualitas dan kwantitas yang di capai seorang pegawai dalam
Menurut (Isvandiari and Purwanto, 2017) kinerja merupakan hasil atau tingkat
menegmukakan kinerja (prestasi kerja) adalah suatu hasil kerja yang dicapai
didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu. Kinerja juga
merupakan kombinasi antara kemampuan dan usaha untuk menghasilkan apa yang di
kerjakan. Kata kinerja (performance) dalam konteks tugas, sama dengan prestasi
kerja. Para pakar banyak memberikan defenisi tentang kinerja secara umum:
1. Mangkunegara 2005, istilah kinerja berasal dari kata job performance atau actual
(WHO, 2000).
3. Kinerja atau performance adalah hasil kerja yang dicapai seserang atau kelompok
orang dalam suatu orgaisasi sesuai dengan wewenang atau tanggung jawab
bersangkutan yang legal dan tidak melanggar hukum serta sesuai dengan moral
4. Kinerja adalah catatan tentag hasil yang di peroleh dari fungsi-fungsi pekerjaan
5. Performance di terjemahkan menjadi kinerja, juga berarti prestasi kerja atau hasil
kerja, pelaksana kerja, pencapaian kerja atau hasil kerja / penampilan kerja
10
(Sedarayanti, 2001).
kinerja merupakan kualitas dan kuantitas dari suatu hasil kerja (output) individu
maupun kelompok dalam suatu aktivitas tertentu yang diakibatkan oleh kemampuan
Kinerja perawat adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai
1. Pengertian Perawat
berinteraksi langsung dengan klien, baik klien sebagai individu, keluarga, maupun
perawat yang memiliki harga diri tinggi adalah energetik dan percaya diri, dimana
murni dan perhatian terhadap pasien, pengunjung, kolega. Rasa harga diri seorang
perawat adalah suatu bukti dalam perilaku perawatan, dan bertangung jawab
Perawat profesional yang berpikir sangat tinggi tentang diri sendiri dan
yakin bahwa orang lain juga demikian, akan mengambil risiko dalam hubungan
pribadi mereka, dimana mereka mencari pujian, cinta, dukungan dan partisipasi.
Semua bertumbuh lebih kuat dan merasa lebih bermakna. Perhatian perawat
a. Tugas Perawat
1) Care Giver
Perawat harus :
masalah-masalah psikologi.
2) Client Advocate
hak klien. Hal ini harus dilakukan karena klien yang sakit dan dirawat di
Perawat adalah anggota tim kesehatan yang paling lama kontak dengan
3) Conselor
lalu.
4) Educator
5) Coordinator
6) Collaborator
7) Consultan
8) Change Agent
b. Fungsi Perawat
1) Fungsi Independent
2) Fungsi Dependent
Kegiatan ini dilaksanakan atas pesan atau instruksi dari orang lain.
3) Fungsi Interdependent
Kinerja perawat dapat dilihat sesuai dengan peran fungsi perawat sebagai
bahwa perawat adalah pegawai negeri sipil yang berijazah perawatan yang diberi
tugas secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan pelayanan
kelompok perawat adalah profesi tersendiri dan bukan bawahan dokter, perawat
adalah profesi yang setara dengan dokter, dibutuhkan pengakuan yang tepat bahwa
memang demikian adanya, namun tidak sedikit bahwa profesi ini secara tidak
sebenarnya mencari perawat bukan mencari yang lain. Namun secara tidak sadar
kita lihat sehari-hari bahwa pasien datang ke rumah sakit untuk mencari dokter,
keduanya benar namun keduanya kurang lengkap, secara tepat bahwa sebenarnya
pasien datang ke rumah sakit ingin mendapatkan pelayanan dokter, perawat dan
17
pengakuan yang tepat bahwa memang demikian adanya, namun tidak sedikit
bahwa profesi ini secara tidak disadari seperti tunduk terhadap apapun yang
diperintahkan dokter.
sakit sebenarnya mencari perawat bukan mencari yang lain. Namun secara
tidak sadar kita lihat sehari-hari bahwa pasien datang ke rumah sakit untuk
dan keluarga terhadap mutu asuhan keperawatan dan evaluasi tindakan perawat
berdasarkan SOP yang dinilai yaitu persiapan dan pelaksanaan tiap kegiatan
yang diinginkan, sehingga kualitas struktur, proses dan hasil dapat dinilai. Standar
asuhan keperawatan berarti pernyataan kualitas yang diinginkan dan dapat dinilai
kualitas dan standar menjadi dua hal yang saling terkait erat, karena melalui
Setiap hari perawat bekerja sesuai standar - standar yang ada seperti
pemerataan dan distribusi pasien dalam unit khusus, standar pendidikan bagi
perawat professional sebagai persyaratan agar dapat masuk dan praktek dalam
Sumber data adalah klien, keluarga, atau orang yang terkait, tim kesehatan,
rekam medis, dan catatan lain. Data yang dikumpulkan, difokuskan untuk
Proses pada tahap ini adalah analisa dan interpretasi data pengkajian
(problem), penyebab (etiologi), dan tanda dan gejala (sign and symptom),
atau hanya terdiri dari masalah dan penyebab (problem dan etiologi).
terdapat kriteria yang harus dijalani oleh perawat yaitu melakukan tindakan
kesehatan kepada klien dan keluarga serta mengkaji ulang dan merevisi
tindakan keperawatan dalam pencapaian tujuan dan merevisi data dasar dan
mempengaruhi perilaku dan kinerja yaitu faktor individu, faktor psikologi dan
faktor organisasi. Faktor individu terdiri dari kemampuan dan keterampilan, fisik
maupun mental, latar belakang, dan faktor demografis. Faktor kemampuan dan
individu, faktor demografis mempunyai efek tidak langsung pada perilaku dan
kinerja individu.
motivasi. Faktor ini dipengaruhi oleh keluarga, tingkat sosial, pengalaman kerja
sebelumnya dan faktor demografis. Faktor seperti persepsi, sikap, kepribadian dan
belajar merupakan hal yang kompleks dan sulit diukur. Faktor organisasi berefek
tidak langsung terhadap perilaku dan kinerja individu terdiri dari sumber daya,
(Nursalam, 2008) :
1. Faktor intrinsik adalah faktor yang dimiliki oleh setiap individu yang meliputi
2. Faktor ekstrinsik adalah faktor yang dapat mempengaruhi kinerja perawat yang
berasal dari luar diri perawat itu sendiri seperti faktor kepemimpinan, yaitu
dukungan kepada bawahannya. Selain itu dari segi tim kerja dipengaruhi oleh
kualitas dukungan dan semangat yang diberikan oleh rekan dalam satu tim
Faktor ekstrinsik lainnya yaitu faktor sistem, seperti fasilitas kerja atau
ekstrinsik tersebut dapat mempengaruhi diri perawat itu sendiri sebagai upaya
a. Motivasi
aman, cinta dan kasih sayang, self esteem serta aktualisasi diri. Menurut
salah satu kebutuhan telah terpenuhi maka akan ada kebutuhan lain yang
Kota Kotamobagu. Perawat yang memiliki motivasi yang tinggi akan selalu
berusaha bekerja dengan baik pula dan akan bertanggung jawab terhadap
perbuatan yang bersifat sadar, seseorang selalu didorong oleh maksud atau
b. Fasilitas kerja
1992 dikutip dalam Hapsari, 2008). Fasilitas kerja adalah sarana dan
dalam institusi rumah sakit adalah kendala fasilitas kerja yang kurang
keselamatan kerja.
c. Pelatihan
pedoman atau panduan yang kurang memadai serta kurang percaya diri.
d. Imbalan Jasa
suatu janji, reward, atau membalas jasa. Motivasi eksternal terbesar dari
sesuatu dan harapan untuk memperoleh sesuatu itu cukup besar, yang
E. Kerangka Teori
organisasi, faktor intrinsik dan ekstrinsik yang Kerangka teori digambarkan sebagai
berikut:
26
Faktor individu
- Kemampuan dan
keterampilan
- Latar Belakang
- Demografi
Faktor Psikologis
- Persepsi
- Sikap
- Kepribadian
- Belajar
- Motivasi
Faktor Organisasi
- Sumber daya Kinerja Perawat
- Kepemimpinan
- SIstem penghargaan
- Struktur dan desain
pekerjaan
Faktor Intrinsik
- Pengetahuan
- Keterampilan
- Kemampuan
- Percaya diri
- Motivasi
- Komitmen
Faktor Ekstrinsik
- Kepemimpinan
- Fasilitas
- Sarana dan prasarana
Gambar 1
Kerangka Teori (Dessler 2008, Nursalam 2008)
27
Kerangka konsep dalam penelitian ini sesuai dengan teori diatas dan
Variabel Independen
Variabel Dependen
- Motivasi Kinerja Perawat di RSUD
- Fasilitas kerja Provinsi Sulawesi Barat
- Pelatihan
- Imbalan Jasa
2. Hipotesis
a. Ada hubungan motivasi dengan kinerja perawat di ruang rawat inap RSUD
b. Ada hubungan fasilitas kerja dengan kinerja perawat di ruang rawat inap
c. Ada hubungan pelatihan dengan kinerja perawat di ruang rawat inap RSUD
d. Ada hubungan imbalan jasa dengan kinerja perawat di ruang rawat inap
e. Ada faktor yang paling erat hubungannya dengan kinerja perawat di ruang
28