Penanggulangan Gizi Buruk
Penanggulangan Gizi Buruk
Peran Keluarga:
1. Penyuluhan/Konseling Gizi: a. ASI eksklusif dan MP-ASI; b. Gizi seimbang; c. Pola asuh ibu dan anak
2. Pemantauan pertumbuhan anak
3. Penggunaan garam beryodium
4. Pemanfaatan pekarangan
5. Peningkatan daya beli keluarga miskin
6. Bantuan pangan darurat: a. PMT balita, ibu hamil, b. Raskin
Tujuan Umum:
Menurunnya prevalensi Kurang Energi Protein (KEP) menjadi setinggi-tingginya 15 % dan gizi buruk
menjadi setinggi-tingginya 2,5 % pada tahun 2014.
Tujuan Khusus:
1. Meningkatnya cakupan deteksi dini gizi buruk melalui penimbangan balita di Posyandu, Puskesmas dan
jaringannya.
2. Meningkatnya cakupan suplementasi gizi terutama pada kelompok penduduk rawan dan keluarga miskin.
3. Meningkatnya jangkauan dan kualitas tata laksana kasus gizi buruk di Rumah Tangga, Puskesmas dan
Rumah Sakit.
4. Meningkatnya kemampuan dan ketrampilan keluarga dalam menerapkan Keluarga Sadar Gizi
(KADARZI).
5. Berfungsinya Sistem Kewaspadaan Pangan Dan Gizi (SKPG).
1. Merupakan Program Nasional: Perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi dilaksanakan secara
berkesinambungan antara pusat dan daerah
2. Pendekatan komprehensif: Mengutamakan upaya pencegahan dan upaya peningkatan, yang didukung
upaya pengobatan dan pemulihan.
3. Semua kabupaten/kota secara terus menerus melakukan upaya pencegahan dan penanggulangan gizi buruk,
dengan koordinasi lintas instansi/dinas dan organisasi masyarakat.
4. Menggalang kemitraan antara pemerintahan, dunia usaha dan masyarakat di berbagai tingkat.
5. Pendekatan Pemberdayaan masyarakat serta keterlibatan dalam proses pengambilan keputusan.
Pada semua golongan usia, konsumsi lemak dan karbohidrat yang berlebih dapat memberikan pengaruh buruk
terhadap kemampuan belajar dan tingkah laku.
Lemak Otak
Otak manusia tersusun oleh 60% lemak. Konsumsi lemak tepat, seperti Omega 3 dan Omega 6 yang banyak
ditemukan pada ikan dan biji-bijian, akan membantu meningkatkan kecerdasan, sementara konsumsi lemak buruk
seperti pada gorengan, makanan yang diproses dan daging berlemak akan membuat otak lebih sukar bekerja. Jika
balita Anda jarang mengkonsumsi lemak esensial dari makanan alami, sebaiknya Anda memberikan makanan
tambahan lain yang diperkaya oleh lemak esensial Omega 3 dan Omega 6, seperti yang terdapat pada susu
pertumbuhan.
Energi Otak
Energi otak tergantung dari glukosa yaitu salah satu jenis gula sederhana hasil pemecahan karbohidrat. Walaupun
demikian asupan karbohidrat juga harus sesuai dengan komposisi yang disarankan yaitu 55%-60% dari total energi.
Kelebihan karbohidrat di dalam tubuh dapat menganggu kadar gula di dalam darah. Sumber karbohidrat yang baik
adalah karbohidrat kompleks seperti yang terdapat pada nasi, mie dan roti. Hindari penggunaan karbohidrat
sederhana berlebihan seperti gula pasir atau sirup.
Protein – Si Pembawa Pesan
Neuron berkomunikasi dengan neuron lainnya dengan cara menghantarkan pesan yang dibantu oleh
neurotransmitter yang dibuat oleh protein. Oleh sebab itu, protein merupakan zat gizi penting untuk otak seperti
tyrosine dan tryptophan. Pesan dibawa dari dendrit dan diterima oleh sel penerima yang disebut reseptor yang
dibentuk oleh phospolipid (umumnya banyak terdapat di telur dan daging) dan asam amino olahan. Untuk
membentuk neurotransmitter dari protein bukanlah hal yang mudah, peranan enzim di otak sangat tergantung dari
asupan vitamin yang akan membantu proses tersebut.
Makanan Penting Untuk Otak
Asupan gizi otak yang optimal artinya tubuh mendapatkan semua zat gizi penting yang dibutuhkan untuk tumbuh
kembang otak seperti:
Asam lemak esensial seperti Omega 3, Omega 6, DHA, dan AA
1. Jenis lemak tepat membantu otak menjadi lebih pintar. Omega 3 banyak terdapat di minyak ikan,
minyak kapas, dan biji labu parang. Walaupun tubuh dapat membentuk DHA dari Omega 3 di
dalam tubuh, akan tetapi asupan DHA dalam bentuk siap pakai seperti yang ditambahkan ke
dalam susu atau makanan lainnya lebih dapat memenuhi kebutuhan tubuh akan DHA.
2. Omega 6 banyak terdapat pada minyak yang berasal dari biji-bijian seperti minyak bunga matahari
dan wijen. Bentuk aktif dari Omega 6 disebut dengan asam gamma linolenik (GLA). Selain itu
tubuh juga butuh akan AA yang didapat dari GLA . Omega 6 banyak terdapat pada ikan, daging,
telur dan produk olahan susu. Untuk hasil yang optimal, sebaiknya konsumsi Omega 6 bersamaan
dengan Omega 3.
Vitamin dan mineral, zat gizi penting yang menbantu otak selalu dalam kondisi siap berpikir.
Protein dan asam amino, si pembawa pesan.
Phospolipid seperti sphingomyelin, molekul pengingat yang membantu otak anak berpikir lebih cepat.
Berikut dr Soeroyo Machfudz SpA(K) MPH dari Yogyakarta memberikan beberapa kiat yang bisa dimanfaatkan:
1. Bagi ibu yang bekerja, luangkan waktu sebentar saja tetapi berkualitas untuk menyuapi anaknya. Sebab,
sebenarnya anak-anak sangat mengerti bila ibunya bekerja.
2. Berikanlah kepuasan psikis kepada anak yang sesuai dengan usianya, dan buatlah agar suasana hatinya senang,
misalnya anak makan sambil jalan-jalan, melihat kereta api, dan lain-lain. Problem utama anak susah makan itu 6
bulan sampai 2 tahun. ''Asal usia itu terlewati dengan bagus, Insya Allah ke depannya tidak ada masalah.'', tutur
Soeroyo.
3. Pada saat orang tua baik ibu maupun ayahnya pulang kerja, pertama kali yang harus dipegang atau disapa adalah
anaknya. Jangan yang lain.
4. Jangan memaksa anak makan sampai mencekoki, mencubit atau bahkan memelototi. Bagaimana bila anak tidak
mau sayur, tahu-tempe, dan makanan bergizi lainnya? Soeroyo menyarankan sebaiknya anak 'dilaparkan' dulu.
''Tetapi, kita siapkan makanan yang sudah kita programkan, nanti berangsur-angsur dia akan mau, tetapi memang
perlu telaten, disiplin.'',
jelas dia.
5. Sebaiknya sedini mungkin kita menerapkan penghargaan dan hukuman yang edukatif. Misalnya, pada waktu anak
mau makan dipuji, diajak jalan-jalan, ciuman, pelukan. Bila tidak mau makan, katakan, misalnya, ibu atau ayah
tidak mau lihat televisi bersama-sama, tidak mau jalan-jalan lagi.
6. Pada anak berusia setelah empat bulan-enam bulan, baik diberi bubur instan asalkan anak tak alergi susu. Setelah
anak berusia enam bulan, lebih bagus membuat bubur sendiri, karena ada macam-macam pilihan sayuran dan lauk-
pauk yang bisa mengurangi kejenuhan rasa. Misalnya, hati dengan bayam, kemudian wortel dengan tempe,
kangkung dengan tahu, dan sebagainya. Namun, bila dengan makanan tersebut anak mengalami diare atau muntah
maka menu harus dievaluasi.
7. Pada saat bayi mengalami perubahan makanan seperti enam bulan, sembilan bulan satu tahun, dia akan merasa-
rasakan karena rasanya aneh sehingga kadang dimain-mainkan seperti dimuntahkan, ini harus dimasukkan lagi.
Prinsipnya bila makanan tersebut dimuntahkan, harus sedikit-sedikit dan makanannya harus lebih cair lagi.
8. Pada kasus anak yang mengalami gangguan psikis yang manifestasinya pada lambung dengan muntah bisa
teratasi kira-kira setelah tiga tahun. Tetapi, kasus seperti itu jarang dan tidak menjadi masalah asal kebutuhan gizi,
kalori, lemak, proteinnya tercukupi.
Protein. Protein berfungsi untuk pertumbuhan sel dan fungsi otak serta perlindungan terhadap infeksi. Sedangkan
asam amino berperan sebagai neurotransmitter atau bahan zat pengantar ransang saraf, dan mempengaruhi perilaku,
seperti emosi, kontrol diri dan konsentrasi.
Asam amino esensial adalah jenis asam amino yang dibutuhkan tubuh namun tubuh justru tidak dapat memproduksi
sendiri dan diperoleh dari asupan makanan, contohnya antara lain adalah cystine dan lysine.
Lemak. Secara kimia, otak yang banyak mengandung lapisan membrane lemak. Agar otak dapat berfungsi dengan
baik diperlukan asam lemak omega 3 dan omega 6. Penelitian dari Bagian Gizi Masarakat Universita Indonesia juga
memberikan kesimpulan bahwa asam lemak omega 3 dan omega 6 yang terapat di dalam ASI, minyak ikan, dan
ikan mempunyai perannan penting dalam meningkatkan kecerdasan anak.
Omega 3. Asam alfa linoleat termasuk dalam kelompok asam lemak tidak jenuh ganda rantai panjang (Long Chain
Polyunsaturated Fatty Acid = LCPUFA) . LCPUFA merupakan pembuat utama sistem saraf. Kekurangan
(defisiensi) Omega 3 akan menyebabkan adanya gangguan pada sistem penglihatan, daya ingat, gangguan perilaku
dan kekebalan tubuh. Omega 3 terdapat pada brokoli, bayam, daun selada, unggas, dan beberapa jenis ikan, seperti
tuna, salmon, sardin, mackerel, dan herring.
Omega 6. Merupakan LCPUFA. Omega 6 diubah menjadi asam arakhidonat (AA). AA berfungsi sebagai pengantar
rangsang antarsel saraf dan membantu perkembangan otak. Omega 6 dapat ditemui pada minyak kedelai.
Karbohidrat. Karbohidrat merupakan sumber zat tenaga atau energi. Energi sangat dibutuhkan otak sebagai sumber
energi sel-sel otak dan pembentukan kabel saraf otak untuk proses berpikir. Karbohidrat juga berperan untuk
menangkap dan menyimpan data dalam memori otak. Sumber karbohidrat mudah ditemui di bahan makanan pokok,
seperti nasi, roti, gandum, dan biskuit.
Vitamin. Vitamin berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan otak bayi dan balita serta pembentukan dan
pengembangan fungsi sel-sel otak, seperti peran Vitamin A dalam membantu pembentukan dan pertumbuhan sel
saraf. Vitamin A banyak terdapat pada wortel, hati sapi, hati ayam, jeruk, dan bayam.
Begitu juga dengan Vitamin B6 yang berperan dalam membantu proses metabolisme asam amino (protein) yang
merupakan salah satu komponen pembentuk otak. Proses pembentukan neurotransmitter juga dibantu oleh vitamin
ini.
Vitamin B9 atau yang lebih dikenal dengan asam folat juga sangat berperan mencegah kelainan seperti otak tidak
berkembang (anensefali). Beberapa bahan makanan yang mengandung asam folat adalah hati sapi, bayam, brokoli,
pisang, susu, gandum, kuning telur ayam, jus jeruk dan kacang almond. Vitamin lainnya yaitu vitamin c juga
berperan sebagai pembentuk neurotransmitter.
Mineral. Mineral adalah unsur pelengkap yang membantu pertumbuhan dan perkembangan bayi dan balita. Jenis-
jenis mineral yang dibutuhkan untuk perkembangan otak adalah sodium, potasium, kalsium, besi, seng, yodium dan
klorida. Sebut saja sodium, potasium dan kalsium berperan dalam proses neurotransmitter antara satu sel dengan sel
saraf lain, termasuk sel otak.
Mineral lain, yaitu zat besi (Fe) berfungsi untuk pembentukan myelin (selaput lemak pelindung akson). Zat besi juga
berguna untuk kecepatan penghantar saraf, pemrosesan informasi dan kecerdasan. Teks & Foto: Budi Sutomo.