Anda di halaman 1dari 2

1. Pada 24 september 2020 ibu X mengeluh perutnya sakit sebagai tanda akan melahirkan.

Ibu langsung diperiksa bidan terdekat untuk mengetahui keadaan kesehatan si bayi.
Menurut bidan Y, kondisi bayi dalam keadaan sumsang dan bidan Y mengatakan
sanggup untuk menangani kasus ini kepada suami ibu X. Saat proses persalinan bidan y
mengakatakan pada suami ibu X bayi susah keluar. Ibu X diberi suntikan obat
perangsang sampai dua kali agar bayi segera keluar. Beberapa saat kemudian bidan Y ke
luar dari ruang persalinan dengan tergopoh-gopoh berteriak minta tolong kepada suami
ibu X ternyata si jabang bayi memang sudah keluar, namun kepala bayi masih berada di
dalam rahim. Di tengah kepanikan, bidan memintanya untuk  menarik tubuh bayi agar
segera keluar dari rahim. Namun, suami enggan melakukannya Ia hanya menahan tubuh
bayi agar tak menggantung sedangkan bidan y menekan perut ke bawah untuk
membantu mengeluarkan kepala bayi. Namun kepala bayi belum bisa keluar, dengan
nada setengah berteriak lantaran panik, bidan mengajak suami untuk membawa istrinya
ke Rumah Sakit, untuk penanganan lebih lanjut. Beruntung ada mobil yang siap jalan.
Setiba di sana, Ibu X segera ditangani oleh dokter kandungan dan langsung melakukan
tindakan untuk mengeluarakan si bayi dari rahim ibu X. Namun si jabang bayi tidak bisa
di selamatkan nyawa nya dan segera dimakamkan. Suami ibu X melaporkan kasus ini
polisi.

1. Kelalaian adalah suatu kesalahan yang dilakukan dengan tidak sengaja, atau kurang hati-
hati, atau kurang penduga-duga. Akibat yang terjadi karena kelalaian sebenarnya tidak
dikehendaki oleh si pembuat. Didalam KUHP, tindak pidana yang sebabkan oleh
kelalaian diatur dalam Pasal 359,360 dan 361 KUHP.
Pasal 359: Barangsiapa karena salahnya menyebabkan matinya orang dihukum
penjara selama-lamanya lima tahun atau kurungan selama-lamanya satu tahun.
Pasal 360:
1) Barangsiapa karena kesalahannya menyebabkan orang luka berat dihukum
dengan hukuman penjara selama-lamanya lima tahun atau hukuman kurungan
selama-lamanya satu tahun.
2) Barangsiapa karena kesalahannya menyebabkan orang luka sedemikian rupa
sehingga orang itu menjadi sakit sementara atau tidak dapat menjalankan
jabatannya atau pekerjaannya sementara, dihukum dengan hukuman penjara
selama-lamanya sembilan bulan atau hukuman kurungan selama-lamanya enam
bulan atau hukuman denda setinggi-tingginya Rp.4500,.
Pasal 361: Jika kejahatan yang diterangkan dalam bab ini dilakukan dalam
melakukan sesuatujabatan atau pekerjaan, maka hukuman dapat ditambah
sepertiganya dan sitersalah dapat dipecat dari pekerjaannya, dalam mana waktu
kejahatan itu dilakukan dan hakim dapat memerintahkansupaya keputusannya itu
diumumkan.

Sesuai KEPMENKES NO 320 Tahun 2020 Bidan h a r u s memiliki pengetahuan


yang diperlukan untuk memberikan penanganan situasi kegawatdaruratan
dan sistem rujukan. Lulusan bidan Berperilaku sesuai kode etik Bidan, dan
pandai menempatkan diri pada kondisi dan situasi. Seperti kasus ini
Sebenarnya penanganan kelahiran sungsang oleh bidan adalah sebuah praktek
kesehatan yang melanggar hukum. Menurut PERMENKES RI no 28 tentang Ijin dan
Penyelenggaraan Praktik Bidan pada Pasal 19 Ayat 2 Poin C: “Pelayanan kebidanan
kepada ibu meliputi pertolongan persalinan normal. Jadi jelas, seorang bidan tidak
memiliki ijin untuk melakukan tindakan apapun mengenai kelahiran sungsang selain
dengan merujuknya ke rumah sakit atau ke dokter kandungan.

Dalam sebuah kasus, bidan memaksakan diri menangani kelahiran sungsang, karena
kesalahannya memberikan konsultasi selama ini. Akibatnya, kematian sang bayi
tidak dapat dihindari. Seharusnya, seorang bidan harus teliti dan seksama dalam
memberikan penyuluhan, konsultasi dan pemeriksaan selama kehamilan sehingga
posisi bayi sungsang dapat dideteksi sejak awal dan segera merujuk prakter dokter
kandungan atau rumah sakit untuk proses kelahirannya.

Anda mungkin juga menyukai