Anda di halaman 1dari 6

KRITERIA 8.2.

Berbagai jenis obat yang sesuai dengan kebutuhan tersedia dalam jumlah yang
memadai

8.2.1 (1) Terdapat metode yang digunakan untuk menilai da nmengendalikan


Penyediaan dan penggunaan obat.

8.2.1 (2) Terdapat kejelasan prosedur penyediaan dan penggunaan obat.

8.2.1 (3) Ada kejelasan siapa yang bertanggung jawab.

8.2.1 (4) Ada kebijakan dan prosedur yang menjamin ketersediaan obat-obat yang

Harusnya ada.

8.2.1 (5) Tersedia pelayanan obat-obatan selama tujuh hari dalam seminggu dan 24
jam pada Puskesmas yang memberikan pelayanan gawat darurat.
8.2.1 (6) Tersedia daftar formularium obat puskesmas.
8.2.1 (7) Dilakukan Evaluasi dan tindak lanjut ketersediaan obat dibandingkan dengan
formularium.
8.2.1 (8) Dilakukan Evaluasi dantindaklanjut kesesuaian peresepan dengan
formularium.
KRITERIA 8.2.2

Peresepan, pemesanan dan pengelolaan obat dipandu kebijakan dan prosedur


yang efektif

8.2.2 (1) Terdapat ketentuan petugas yang berhak memberikan resep.

8.2.2 (2) Terdapat ketentuan petugas yang menyediakan obat dengan persyaratan

Yang jelas.

8.2.2 (3) Apabila persyaratan petugas yang diberi kewenangan dalam penyediaan obat

Tidak dapat dipenuhi, petugas tersebut mendapat pelatihan khusus.

8.2.2 (4) Tersedia kebijakandan proses peresepan, pemesanan, danpengelolaan

obat.

8.2.2 (5) Terdapat prosedur untuk menjaga tidak terjadinya pemberian obat yang
kadaluarsa kepada pasien.
8.2.2 (6) Dilakuka npengawasan terhadap penggunaan dan pengelolaan obat oleh
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota secara teratur.
8.2.2 (7) Terdapat ketentuan siapa yang berhak menuliskan resep untuk obat-obat
tertentu (misal Psikotropika dan Narkotika).
8.2.2 (8) Ada kebijakan dan prosedur penggunaan obat-obatan pasien rawat inap,
yang di bawa sendiri oleh pasien/keluarga pasien.
8.2.2 (9) Penggunaan obat-obatan Psikotropika/Narkotika dan obat-obatan lain yang
berbahaya diawasi dan dikendalikan secara ketat.
KRITERIA 8.2.3

Ada jaminan kebersihan dan keamanan dalam penyimpanan, penyiapan,


danpenyampaian obat kepada pasien serta penatalaksanaan obat kadaluwarsa

8.2.3 (1) Terdapat persyaratan penyimpanan obat.

8.2.3 (2) Penyimpanan dilakukan sesuai dengan persyaratan.

8.2.3 (3) Pemberian obat kepada pasien disertai dengan label obat yang jelas

mencakup nama, dosis, cara pemakaian obat, dan frekuensi penggunaannya.

8.2.3 (4) Pemberian obat disertai denganinformasipenngunaanobat yang memadai


dengan bahasa yang dapat dimengerti oleh pasien/keluarga pasien.

8.2.3 (5) Petugas memberikan penjelasan tentang kemungkinan terjadi efek samping
obat dan efek yang tidak diharapkan.
8.2.3 (6) Petugas menjelaskan petunjuk tentang penyimpanan obat di rumah.
8.2.3 (7) Tersedia kebijakan dan prosedur penanganan obat yang kadaluarsa/rusak.
8.2.3 (8) Obat kadaluarsa/rusak dikelola sesuai kebijakan dan prosedur.
KRITERIA 8.2.4

Efek samping yang terjadi akibat pemberian obat-obat yang diresepkan atau
riwayat alergi terhadap obat-obat tertentu harus didokumentasikan dalam rekam
medis pasien

8.2.4 (1) Tersedia prosedur laporan efek samping obat.

8.2.4 (2) Efek samping obat didokumentasikan dalam rekam medis.

8.2.4 (3) Tersedia kebijakan dan prosedur untuk mencatat, memantau, dan

melaporkan bila terjadi efek samping penggunaan obat dan KTD, termasuk
kesalahan pemberian obat.

8.2.4 (4) Kejadian efek samping obat dan KTD ditindaklanjuti dan didokumentasikan.
KRITERIA 8.2.5

Kesalahan obat (medication errors) dilaporkan melalui proses dan dalam


kerangka waktu yang ditetapkan

8.2.5 (1) Terdapat prosedur untuk mengidentifikasi dan melaporkan


Kesalahanpemberian obat dan KNC.
8.2.5 (2) Kesalahan pemberian obat dan KNC dilaporkan tepat waktu menggunakan

prosedur baku.

8.2.5 (3) Ditetapkan petugas kesehatan yang bertanggung jawab mengambil tindakan

untuk pelaporan diidentifikasi.

8.2.5 (4) Informasi pelaporan kesalahan pemberian obat dan KNC di gunakan untuk

memperbaiki proses pengelolaan dan pelayanan obat.


KRITERIA 8.2.6

Obat – obatan emergensi tersedia, dimonitor dan aman bilamana disimpan di


luar farmasi

8.2.6 (1) Obat-obat emergensi tersedia pada unit-unit dimana akan diperlukan atau
dapat terakses segera untuk memenuhi kebutuhan yang bersifat emergensi.
8.2.6(2) Ada kebijakan yang menetapkan bagaimana obat emergensi disimpan,
dijagadan dilindungi dari kehilangan atau pencurian.

8.2.6 (3) Obat emergensi dimonitor dan diganti secara tepat waktu sesuai kebijakan

Puskesmas setelah digunakan atau bila kadaluarsa atau rusak.

8.2.5(4) Informasi pelaporan kesalahan pemberian obat dan KNC di gunakan untuk

memperbaiki proses pengelolaan dan pelayanan obat.

Anda mungkin juga menyukai