Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menstruasi merupakan proses kematangan seksual bagi seorang wanita
(LK lee dkk, 2006). Menstruasi adalah pendarahan secara periodik dan siklik
dari uterus, disertai pelepasan (deskuamasi) endometrium (Wiknjosastro,
2008). Panjang siklus menstruasi yang normal atau dianggap sebagai suatu
siklus yang klasik adalah 28 hari , tetapi cukup bervariasi tidak sama untuk
setiap wanita (Guyton, 2006). Lama menstruasi biasanya antara 3-5 hari, ada
yang 1-2 hari diikuti darah sedikit- sedikit dan ada yang sampai 7-8 hari.
Jumlah darah normal yang keluar rata-rata 33,2 ± 16 cc. Rata-rata panjang
siklus menstruasi pada gadis usia 12 tahun ialah 25,1 hari, pada wanita usia 43
tahun 27,1 hari dan pada wanita usia 55 tahun ialah 51,9 hari (Wiknjosastro,
2008). Siklus menstruasi yang terjadi diluar keadaan normal, atau dengan kata
lain tidak berada pada interval pola menstruasi pada rentang waktu kurang dari
21 atau lebih dari 35 hari dengan interval pendarahan uterus normal kurang
dari 3 atau lebih dari7 hari disebut siklus menstruasi/menstruasi yang tidak
teratur (Berek, 2002).
Gangguan Menstruasi digolongkan atas 4 bagian yaitu kelainan banyaknya
darah dan lamanya pendarahan pada menstruasi, kelainan siklus, perdarahan di
luar menstruasi, gangguan menstruasi yang ada hubungannya dengan
menstruasi (Wiknjosastro, 2008).Menurut Berek (2002) ada enam jenis
gangguan menstruasi yang termasuk kedalam siklus menstruasi yang tidak
teratur adalah oligomenorea, polimenorea, menoragia, metroragia,
menometroragia, hipomenorea. Perubahan pola menstruasi dipengaruhi usia
seseorang (Wiknjosastro, 2008), pemakaian kontrasepsi (Llewellyn, 2005),
penyakit pada ovarium misalnya: 2 tumor,kelainan pada sistem saraf pusat-
Hipotalamus dan Hipofisis (Benson, Ralph C. dan Pernoll, Martin L., 2009).
Perubahan pola menstruasi normalnya terjadi pada kedua ujung siklus
menstruasi ,yaitu waktu remaja dan menjelang menoupause. Dalam siklus
menstruasi masa remaja dan menjelang menoupase, dinding rahimnya hanya
dirangsang pertumbuhannya oleh estrogen.Hanya hormon FSH saja yang
dikeluarkan oleh kelenjar bawah otak.Akibatnya siklus menstruasi tidak teratur
(Llewellyn, 2005). Menstruasi atau menstruasi sama tuanya dengan sejarah
umat manusia, namun sampai sekarang masih merupakan topik yang banyak
menarik minat sebagian besar kalangan wanita karena setiap bulan wanita
mengalami menstruasi sering mengalami nyeri menstruasi. Nyeri menstruasi
ini timbul bersamaan dengan menstruasi, sebelum menstruasi atau bisa juga
segera setelah menstruasi (Marsden et al, 2004).
Nyeri menstruasi atau dismenore adalah gangguan ditandai dengan nyeri
perut bagian bawah yang terjadi selama menstruasi, tetapi rasa sakit mungkin
mulai hari ke-2 atau lebih sebelum menstruasi.Hal ini kadang-kadang dikaitkan
dengan sakit kepala, mual, muntah, sakit perut yang difus, sakit punggung,
malaise umum, kelemahan, dan gejala gastrointestinal lainnya.Dismenore
dibagi menjadi primer dan sekunder.Dismenore primer terjadi segera setelah
menarche biasanya pada 6 sampai 12 bulan pertama dan selalu berhubungan
dengan siklus ovulasi sedangkan dismenore sekunder adalah nyeri menstruasi
yang berhubungan kelainan patologis panggul.Dismenore sering terabaikan
karena dokter tidak sepenuhnya menyadari prevalensi dan morbiditasnya yang
tinggi (Marsden et al, 2004).
Wanita usia reproduktif banyak memiliki masalah menstruasi atau
menstruasi yang abnormal,seperti sindrom menstruasi dan menstruasi yang
tidak teratur (Johnson,2004). Wanita-wanita usia reproduktif zaman modern
seperti sekarang ini sering dihadapkan pada berbagai masalah-masalah
psikososial, medis dan ekonomi, sehingga dapat menimbulkan stres bagi
wanita yang tidak mampu beradaptasi dengan tekanan eksternal dan internal.
Sehingga stres dapat dikatakan sebagai faktor etiologi dari gangguan
menstruasi.(Kaplan and Manuck, 2004; Wang dkk, 2004). Stres merupakan
suatu respon fisiologis, psikologis manusia yang mencoba untuk mengadaptasi
dan mengatur baik tekanan internal dan eksternal (Pinel, 2009).
Menurut Harahap (2001), hasil angket yang diberikan kepada peserta
pelatihan di salah satu pusat industri di Indonesia menunjukkan keluhan buruh
wanita (Jumlah responden 55 orang), antara lain nyeri menstruasi 58,18%,
menstruasi yang tidak teratur 41,82%, nyeri pinggang 34,55% dan nyeri perut
bagian bawah 16,36%. Gambaran tersebut sangat menunjukkan adanya buruh
yang mengalami beberapa gejala yang terkait dengan kesehatan reproduksi.
Keluhan itu dialami oleh buruh wanita usia reproduksi sehingga kondisi pun di
khawatir akan menganggu produktivitas mereka.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud menstruasi ?
2. Bagaimana siklus menstruasi ?
3. Apa saja gangguan menstruasi ?
4. Apa itu dismenore ?
5. Apa itu pre menstruasi syndrome ?
6. Apa itu hipermenorea ?
7. Apa itu hipomenorea ?
8. Apa itu polimenorea ?
9. Apa itu oligomenorea ?
10. Apa itu amenorea ?

D. Manfaat
1. Dapat mengetahui apa itu menstruasi
2. Dapat mengetahui siklus menstruasi
3. Dapat mengetahui gangguan menstruasi
4. Dapat mengetahui Apa itu dismenore
5. Dapat mengetahui pre menstruasi syndrome
6. Dapat mengetahui Apa itu hipermenorea
7. Dapat mengetahui Apa itu hipomenorea
8. Dapat mengetahui Apa itu polimenorea
9. Dapat mengetahui Apa itu oligomenorea
10. Dapat mengetahui Apa itu amenorea
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Menstruasi Normal


Menstruasi merupakan siklus yang kompleks dan berkaitan dengan
psikologi pancaindra, korteks serebri, aksis hipotalamus-hipofisis-ovarial, dan
endrogen (uterus-endometrium dan alat seks sekunder). Menarke adalah
menstruasi pertama yang berlangsung sekitar umur 10-11 tahun. Rangsangan
pancaindra diblok pubertas inhibitor (nucleus amigdele) melalui stria terminalis
menuju hipotalamus sehingga terhindar dari “pubertas precock”. Umur 8-9
tahun, terdapat estrogen rendah dan pengeluaran FSH minimal. Estrogen
rendah berfungsi untuk tumbuh kembang alat seks sekunder dan
mempersiapkan uterus endometrium lebih matang untuk menerima rangsangan.
Umur 10-11 tahun terjadi perdarahan lucut endometrium, tanpa disertai ovulasi
untuk lebih mematangkan uterus dengan endometrium, alat-alt seks sekunder.
Dalam ovarium terjadi tubuh kembang folikel primordial tanpa disertai ovulasi
sehingga terdapat peningkatan estrogen untuk merangsang nukleus
supraoptikal (praoptikus), sehingga hipotalamus-hipofisis mengeluarkan
luteinizing hormone surge (tinggi), yang berperan untuk ovulasi.
Menstruasi disertai ovulasi terjadi selang beberapa bulan sampai dua-tiga
tahun setelah menarke berlangsung sekitar umur 17-18 tahun. Pubertas
prekoksius, bila menarke terjadi di bawah umur 8 tahun. Dengan
memperhatikan komponen yang mengatur menstruasi, dapat dikemukakan
bahwa setiap penyimpangan sistem akan terjadi penyimpangan pada patrun
umum menstruasi. Pada umumnya menstruasi akan berlangsung setiap 28 hari
selama kurang lebih 7 hari. Lama perdarahannya sekitar 3-5 hari, dan tidak
terasa nyeri. Jumlah darah yang hilang sekitar 30-40 cc. puncaknya hari ke 2
atau ke 3 dengan jumlah pemakaian sekitar 2-3 buah. Diikuti fase proliferasi
sekitar 6-8 hari.
Ovulasi akan berlangsung sekitar pertengahan menstruasi yaitu hari ke
13,14 atau 15. sejak terjadi ovulasi artinya pelepasan ovum disebutkan masa
subur dalam arti bila melakukan hubungan seksual dapat terjadi kehamilan.
Masa subur hanya berlangsung singkat sekitar tiga hari yaitu, hari ke 13, 14,
atau 15. endometrium akan mengalami perubahan dari fase proliferasi menjadi
fase sekresi yang merupakan persiapan untuk menerima hasil konsepsi bila
terjadi pembuahan. Bila terjadi pembuahan, fase sekresi akan berubah lagi
menjadi fase desiduanisasi, yang merupakan kelanjutan fase sekresi dengan
lebih gembur dan siap menerima hasil konsepsi.
Bila tidak terjadi konsepsi, korpus luteum yang memelihara fase sekresi
akan mengalami kemunduran, artinya hormone estrogen dan progestron yang
dikeluarkan makin menurun. Penurunan pengeluaran estrogen dan
progesterone korpus luteum yang menyebabkan endometrium tidak dapat
mempertahankan diri dan terjadilah menstruasi. Siklus ini akan berulang
kembali setiap 28 hari yang menunujukkan bahwa wanita ini mempunyai
patrun menstruasi yang normal.
Menghadapi masalah menstruasi, bidan seyogianya mempunyai
pengetahuan tantang beberapa kelainan yang paling banyak keluhkan
masyarakat di antaranya amenorea, manoragia, menoragia, menometroragia,
perdarahan disfungsional uterus (pada remaja, wanita dewasa), kontak
berdarah, kontak berdarah, leukorea, atau disminorea.Disamping itu perlu pula
bidan mengetahui sedikit tentang masalah klimakterium, menopause, senium
dan nyeri pelvis.
Untuk dapat memahami persoalan yang kami perkirakan akan dihadapi
bidan di tengah masyarakat dijabarkan sebagai berikut secara singkat dengan
tujuan bila belum ada atau kurangnya sarana bidan akan dengan segera dapat
melakukan pengobatan sekedarnya untuk mengurangi keluhan sementara atau
melakukan rujukan sehingga akan mendapatkan pengobatan yang lebih akurat,
tepat, dan sesuai dengan penyebabnya. 
B. Siklus Menstruasi
Panjang siklus menstruasi ialah jarak antara tanggal mulainya menstruasi
yang lalu dan mulainya menstruasi berikutnya. Hari mulainya pendarahan
disebut hari pertama siklus. Panjang siklus menstruasi yang normal ialah 21-
35 hari. Lama menstruasi biasanya antara 3 – 5 hari, ada yang 1 – 2 hari diikuti
darah sedikit sedikit kemudian, dan ada yang sampai 7 – 8 hari.
Pada setiap wanita biasanya memiliki lama menstruasi yang tetap.
Jumlah darah yang keluar rata-rata 20-60 ml per hari. Pada wanita yang lebih
tua biasanya darah lebih banyak keluar. Pada wanita dengan anemi defisiensi
besi jumlah darah menstruasinya juga lebih banyak. Darah menstruasi yang
tidak membeku disebabkan oleh fibrinolisin.
Usia perempuan ketika menstruasi pertama kali (menarche) bervariasi
lebar, yaitu 10 - 16 tahun, tetapi rata-rata 12,5 tahun. Menarche dipengaruhi
oleh faktor keturunan, keadaan gizi, dan kesehatan umum. Menarche diawali
dengan gejala pubertas lainnya seperti pertumbuhan payudara (telarche),
tumbuh rambut kemaluan (puberche) dan tumbuh rambut ketiak. Menarche
diikuti oleh siklus yang panjang sekitar 5-7 tahun, lalu regularitas siklus
menstruasi meningkat sehingga siklus menstruasi memendek untuk mencapai
masa siklus yang tetap. Sesudah masa pubertas wanita memasuki masa
reproduksi yaitu masa dimana ia dapat memperoleh keturunan. Masa
reproduksi ini berlangsung 30 – 40 tahun dan berakhir pada masa mati
menstruasi atau monopause.
Pada masa reproduksi dan dalam keadaan tidak hamil, selaput lendir
uterus mengalami perubahan-perubahan siklik yang berkaitan erat dengan
aktivitas ovarium. Selama kurang lebih satu bulan dapat dibedakan menjadi
empat masa atau stadium:
1. Stadium menstruasi atau desquamasi
Pada masa ini endometrium dilepaskan dari dinding rahim disertai
dengan perdarahan, hanya lapisan tipis yang tinggal yang disebur stratum
basale, stadium ini berlangsung 4 hari.
Proses menstruasi mengeluarkan darah, potongan-potongan
endometrium dan lender dari servix. Darah yang keluar tidak membeku
karena ada fermen yang mencegah pembekuan darah dan mencairkan
potongan-potongan mukasa, namun jika banyak darah yang keluar maka
fermen tersebut tidak mencukupi sehingga timbul bekuan-bekuan darah
dalam darah menstruasi.
2. Stadium post menstruum atau stadium regenerasi
Luka yang terjadi karena endometrium dilepaskan berangdur-
angsur ditutup kenbali oleh selaput lender baru yang terjadi dari sel apitel
kelenjar-kelenjar endometrium. Pada saat ini tebalnya endometrium
kurang lebih 0,5 mm. stadium ini mulai sejak stadium menstruasi dan
lberlangsung ± 4 hari.
3. Stadium intermenstruum atau stadium proliferasi
Pada masa ini endometrium tumbuh menjadi tebal ± 3,5 mm.
kelenjar- kelenjar tumbuhnya lebih cepat dari jaringan lain hingga
berkelok. Stadium proliferasi berlangsung dari hari ke 5 sampai hari ke
14 dari menstruasi pertama.
4. Stadium pramenstruum atau stadium sekresi
Pada stadium ini endometrium kira-kira tetap tebalnya tapi bentuk
kelenjar berubah menjadi panjang dan berliku dan mengeluarkan getah.
Dalam endometrium sudah tertimbun glycogen dan kapur yang kelak
diperlukan sebagai makanan untuk telur. Perubahan ini dimaksudkan
untuk memepersiapkan endometrium untuk menerima telur.
Stadium ini berlangsung dari hari ke 14-28. Jika tidak terjadi
kehamilan maka endometrium dilepaskan dengan perdarahan dan
berulang lagi siklus menstruasi.

C. Gangguan Menstruasi
Gangguan menstruasi adalah masalah yang umum terjadi pada masa
remaja. Gangguan ini dapat menyebabkan rasa cemas yang signifikan pada
pasien maupun keluarganya. Faktor fisik dan psikologis berperan pada masalah
ini (Chandran, 2008).
Kelainan menstruasi adalah masalah fisik atau mental yang
mempengaruhi siklus menstruasi, menyebabkan nyeri, perdarahan yang tidak
biasa yang lebih banyak atau sedikit, terlambatnya menarche atau hilangnya
siklus menstruasi tertentu. Kelainan menstruasi sering menimbulkan
kecemasan pada wanita karena kehawatiran akan pengaruh kelainan menstruasi
terhadap kesuburan dan kesehatan wanita pada umumnya.
1. Dismenore
a. Pengertian
Dismenore adalah menstruasi yang nyeri disebabkan oleh kejang otot
uterus.
b. Klasifikasi dismenore:
1) Dismenore primer
Dismenore primer biasanya terjadi akibat adanya kelainan
pada gangguan fisik yang mendasarinya, sebagian besar dialami
oleh wanita yang telah mendapatkan menstruasi.
Lokasi nyeri dapat terjadi di daerah suprapubik, terasa tajam,
menusuk, terasa diremas, atau sangat sakit. Biasanya terjadi
terbatas pada daerah perut bagian bawah, tapi dapat menjalar
sampai daerah paha dan pinggang. Selain rasa nyeri, dapat disertai
dengan gejala sistematik, yaitu berupa mual, diare, sakit kepala,
dan gangguan emosional.
2) Dismenore sekunder
Biasanya terjadi selama 2-3 hari selama siklus dan wanita
yang mengalami dismenore sekunder ini biasanya mempunyai
siklus menstruasi yang tidak teratur atau tidak normal.
Pemeriksaan dengan laparaskopi sangat diperlukan untuk
menemukan penyebab jeias dismenore sekunder ini.
c. Etiologi
1) Dismenore primer
Banyak teori yang telah ditemukan untuk menerangkan penyebab
terjadi dismenore primer, tapi meskipun demikian patofisiologisnya
belum jelas. Etiologi dismenore primer di antaranya:
a) Faktor psikologis
Biasanya terjadinya pada gadis-gadis yang secara
emosional tidak stabil, mempunyai ambang nyeri yang rendah,
sehingga dengan sedikit rangsangan nyeri, maka ia akan sangat
merasa kesakitan.
b) Faktor endokrin
Pada umumya nyeri menstruasi ini dihubungkan dengan
kontraksi uterus yang tidak bagus. Hal ini sangat erat kaitannya
dengan pengaruh hormonal. Pengkatan produksi prostaglandin
akan menyebabkan terjadinya kontraksi uterus yang tidak
terkoordinasi sehingga menimbulkan nyeri.
c) Alergi
Teori ini dikemukakan setelah memerhatikan hubungan
antara asosiasi antara dismenore dengan urtikaria, migren,
asma bronkial, namun bagaimana pun belum dapat dibuktikan
mekanismenya.
2) Dismenore sekunder
a) Faktor konstitusi seperti: anemia.
b) Faktor seperti obstruksi kanalis servikalis.
c) Anomali uterus kongenital.
d) Leiomioma submukosa.
e) Endometriosis dan adenomiosis.
d. Gejala Klinis
Gejala klinis dismenore yang sering ditemukan adalah:
1) Nyeri tidak lama timbul sebelum atau bersama-sama dengan
permulaan menstruasi dan berlangsung beberapa jam atau lebih.
2) Bersamaan dengan rasa nyeri dapat dijumpai rasa mual, muntah,
sakit, kepala, diare, dan sebagainya.
e. Komplikasi
1) Syok.
2) Penurunan kesadaran.
f. Penatalaksanaan Medis
Terapi medis untuk klien dismenore di antaranya:
1) Pemberian obat analgetik.
2) Terapi hormonal.
3) Terapi dengan obat nonsteroid antiprostagladin.
4) Dilatasi kanalis serviksalis.
5) Dapat memberikan keringanan karena memudahkan pengeluaran
darah menstruasi dan prostagladin di dalamnya.

2. Sindrom Premenstruasi
a. Definisi
Premenstruasi sindrom (premenstrual syndrome atau premenstrual
tension-PMS) adalah gabungan dari gejala fisik dan atau fisiologis
yang biasanya terjadi mulai beberapa hari sampai satu minggu
sebelum menstruasi dan menghilang setelah menstruasi datang.
b. Etiologi
Etiologi PMS tidak jelas, tetapi ada beberapa faktor yang memegang
peranan, yaitu sebagai berikut.
1) Ketidakseimbangan antara estrogen dan progesteron, retensi air
dan natrium, serta penambahan berat badan, sehingga terjadi
defisial luteal dan pengurangan produksi estrogen.
2) Faktor kejiwaan, biasanya wanita yang lebih peka terhadap
perubahan hormonal akan mudah mengalami gejala ini.
c. Gejala
Gejala premenstruasi sindrom yang sering ditemui adalah sebagai
berikut.
1) Gejala somatik
a) Perut kembung.
b) Jerawat.
c) Mamae membesar.
d) Nyeri.
e) Konstipasi atau diare.
f) Sakit kepala.
g) Edema perifer.
h) Berat badan bertambah.
2) Gejala emosional dan mental
a) Kecemasan.
b) Perubahan libido,
c) Letih, lelah.
d) Depresi dan mudah panik.
e) Insomania.
f) Mudah tersinggung.
d. Penatalaksanaan Medis
1) Untuk mengurangi retensi natrium dan cairan, maka selama 7-10
hari sebelum menstruasi penggunaan garam dibatasi dan ininum
sehari-hari dikurangi.
2) Pemberian obat diuretik.
3) Progesteron sintetik dapat diberikan selama 8-10 hari sebelum
menstruasi untuk mengimbangi kelebihan relatif dari estrogen.
4) Pemberian testoteron dalam bentuk methiltestosteron dapat
diberikan dalam mengurangi kelebihan estrogen.
3. Hipermenorea (menoragia)
a. Definisi
Menoragia adalah perdarahan lebih banyak dari normal atau lebih
lama dari normal (lebih dari 8 hari) dengan kehilangan darah lebih
dari 80-100 ml (Sarwono, 2002).
b. Etiologi dan Faktor Risiko
a) Gangguan hormon estrogen yang akan menyebabkan
pertumbuhan endonietirum. Akibatnya terjadi peluruhan jaringan
endometrium abnormal dan sekali-kali akan menyebabkan
perdarahan yang memanjang dan peluruhan yang tidak teratur.
b) Anovulasi, yaitu kegagalan pelepasan ovarium atau produksi telur
yang matang menyebabkan 90% dari perdarahan uterus yang
tidak normal ini terjadi pada wanita saat dan akhir masa
produktif. Anovulasi ini menyebabkan pola menstruasi yang
bervariasi, perdarahan yang lebih berat, atau yang lebih ringan
dari biasanya. Anovulasi ini disebabkan oleh hal-hal berikut ini.
a) Sekresi estrogen berlebihan terjadi gagal berovulasi akan
menyebabkan
tidak terbentuknya korpus luteum yang akan memproduksi
progesteron
untukperubahan sekresi endometriun. Sekresi estrogen
berlebih awalnya
akan menyebabkan hiperplasia adenomatus, hiperplasia
atipical, dan akhirnya adenokarsinoma.
b) Anovulasi juga disebabkan oleh adenoma putiitari yang
memproduksi proklaktin berlebihan dan mengganggu
kelenjar hipotalamus.
c) Sindrom polikista ovarium bisa menyebabkan anovulasi
karena berhubungan dengan sekresi gonadotropin yang tidak
normal dan aktivitas androgen yang berlebihan.
d) Perdarahan berat bisa terjadi karena penggunaan alat
kontrasepsi.
e) Infeksi berat bisa menyebabkan perdarahan yang berat karena
terganggunya mekanisme pengumpulan darah, perokok, dan
radang serviks merupakan risiko infeksi serviks.
f) Penyebab organik seperti luka uterus, termasuk letomioma,
polip, hiperplasia endometrial, danrnaligna.
g) Obat-obatan.
c. Manifestasi Klinis
Tanda-tanda dan gejala-gejala termasuk menstruasi tidak teratur,
ketegangan menstruasi yang terus meningkat, darah menstruasi yang
banyak (menoragia) dengan nyeri tekan pada payudara, menopause
dini, rasa tidak nyaman pada abdomen, dispepsia, tekanan pada pelvis,
dan sering berkemih.
Gejala-gejala ini biasanya samar, tetapi setiap wanita dengan
gejala-gejala gastrointestinal dan tanpa diagnosis yang diketahui harus
dievaluasi dengan menduga kanker ovarium. Flatulenes dan rasa
penuh setelah memakan makanan kecil dan lingkar abdomen yang
terus meningkat merupakan gejala-gejala signifikan. Kombinasi dari
dua isyarat utama.
1) Riwayat disfungsi ovarium jangka panjang.
2) Gejala-gejala gastrointestinal samar, tak terdiagnosis menetap.
Hal ini harus menyadarkan perawat terhadap kemungkinan
malignasi ovarium dini. Setiap ovarium yang teraba pada wanita telah
melewati masa menopouse biasanya diperiksa karena ovarium
menyusut setelah menopause. Tahap-tahap kanker ovarium.
1) Tahap I: Pertumbuhan terbatas pada ovarium.
2) Tahap II: Pertumbuhan mencakup satu atau kedua ovarium dengan
perluasan pelvis.
3) Tahap III: Pertumbuhan mencakup satu atau kedua ovarium dengan
metastasis di luar pelvis atau nodus inguinal atau retroperitoneal
positif.
4) Tahap IV: Pertumbuhan mencakup satu atau kedua ovarium dengan
metastasis jauh.
Pengaruh tumor ovarium terhadap kehamilan dan persalinan.
1) Tumor yang besar dapat menghambat pertumbuhan janin,
sehingga menyebabkan abortus, partus, dan partus prematurus.
2) Tumor yang bertangkai karena perbesaran uterus atau pengecilan
uterus partus: terjadi torsi dan menyebabkan rasa nyeri, nekrosis,
dan infeksi yang disebut abdomen akut.
3) Tumor kistik dapat pecah karena trauma luar atau trauma
persalinan.
4) Tumor besar dan berlokasi di bawah dapat menghalangi
persalinan.
d. Gejala Klinis
1) Perdarahan menstruasi lebih dari 80-100 ml
2) Lamanya menstruasi lebih dari 8 hari.
Komplikasi yang biasa terjadi adalah syok hipovolemik

e. Pengobatan
Sesuai penyebab, misalnya menoragia pada mioma uterus, maka
bergantung pada penanganan mioma uterus.

4. Hipomenorea
Hipomenorea ialah perdarahan menstruasi yang lebih pendek dan
atau lebih kurang dari biasa. Penyebabnya terdapat pada konstitusi
penderita, pada uterus (misalnya sesudah miomektomi), pada gangguan
endokrin dan lain-lain. Hipomenorea tidak mengganggu fertilitas.

5. Polimenorea
a) Definisi
Pada polimenoria siklus menstruasi lebih pendek dari biasa
(kurang dari 21 hari). Perdarahan kurang lebih sama atau lebih banyak
dari menstruasi biasa. Polimenoria dapat disebabkan oleh gangguan
hormonal yang mengakibatkan gangguan ovulasi, atu menjadi pendek
masa luteal. Sebab lain yaitu kongesti ovarium karena peradangan
endometriosis dan sebagainya.
b) Penyebab :
1) Gangguan hormonal yang mengakibatkan ovulasi atau masa subur
2) Kelainan ovarium karena peradangan, endometriosis

6. Oligomenorea
a) Definisi
Oligomenoria yaitu siklus menstruasi lebih dari 35 hari dan
kurang dari 3 bulan, jika lebih dari 3 bulan disebut amenorea.
Perdarahan pada oligomenoria biasanya berkurang.
Oligomenorea dan amenorea sering kali mempunyai dasar yang
sama, perbedaannya terletak dalam tingkat. Pada kebanyakan kasus
oligomenorea kesehatan wanita tidak terganggu, dan fertilitas cukup
baik. Siklus menstruasi biasanya ovulator dengan masa proliferasi lebih
panjang dari biasa.
b) Penyebab:
1) Perpanjangan stadium filikuler ( lamanya 8-9 hari dimulai dari hari
ke-5 menstruasi )
2) Perpanjangan stadium luteal ( lamanya 15-18 hari setelah ovulasi )
3) Kedua stadium diatas panjang yang mengakibatkan perpanjangan
siklus haid
c) Tanda dan gejala
1) Haid jarang yaitu setiap 35 hari sekali
2) Pendarahan haid biasanya berkurang

7. Amenorea
a) Definisi
Amenorea adalah keadaan tidak ada menstruasi untuk sediktnya
3 bulan berturut-turut. Amenorea dibagi menjadi dua yaitu amenorea
primer dan sekunder. Disebut amenorea primer jika seorang wanita
berumur 18 tahun keatas tidak pernah menstruasi, sedangkan amenorea
sekunder terjadi pada wanita yang telah mendapatkan menstruasi, tetapi
kemudian tidak dapat lagi.
Amenorea primer umumnya memiliki sebab-sebab yang lebih
berat dan lebih sulit untuk di ketahui, seperti kelainan-kelainan
congenital dan genetik. Adanya amenorea sekunder lebih menunjuk
pada sebab-sebab yang muncul kemudian dalam kehidupan wanita
seperti gangguan gizi, gagguan metabolism, tumor, penyakit infeksi dan
lain-lain.
Istilah kriptomera menunjuk pada keadaan dimana tidak tampak
adanya menstruasi karena darah tidak keluar karena ada yang
menghalangi, misalnya pada ginatresia himenalis, penutupan kanalis
servikalis dan lain-lain.
Ada pula yang dinamakan amenorea fisiologik, yakni yang
terdapat dalam masa sebelum pubertas, masa kehamilan, masa laktasi
dan sesudah momopous.
Penyebab amenorea
a. Gangguan organic pusat
Sebab organic: tumor, radang, destruksi
b. Gangguan kejiwaan
1) Syok emosional
2) Psikosis
3) Anoreksia nervosa
4) Pseudosiesis
c. Gangguan poros hipotalamus-hipofisis
1) Sindrom amenorea-galaktorea
2) Sindrom stein-leventhal
3) Amenorea hipotalamik
d. Gangguan hipofisis
1) Sindrom Sheehan dan penyakit simmonds
2) Tumor
a) Adenoma basofil (penyakit cushing)
b) Adenoma asidopil (akromegali, gigantisme)
c) Adenoma kromofob (sindrom forbes-albright)
e. Gangguan gonad
1) Kelainan congenital
a) Disgenesis ovarii (sindrom turner)
b) Sindrom testicular feminization
2) Menopause premature
3) The insensitive ovary
4) Penghentian fungsi ovarium karena oprasi, radiasi, radang dsb
5) Tumor sel granulose, sel teka, sel hilus, adrenal, arenoblastoma
f. Gangguan glandula suprarenalis
1) Sindrom aderenogenital
2) Sindrom cushing
3) Sindrom Adinson
g. Gangguan glandula tiroidea
Hipotiroidi, hipertiroidi, kretinisme
h. Gangguan pancreas
Diabetes mellitus
i. Gangguan uterus, vagina
1) Aplasia dan hipoplasia uteri
2) Sindrom Asherman
3) Endometritis tuberkulosa
4) Histerektomi
5) Aplasia vaginae
j. Penyakit-penyakit umum
1) Gangguan gizi
2) Obesitas
b) Gejala
Gejalanya bervariasi, tergantung kepada penyebabnya. Jika
penyebabnya adalah kegagalan mengalami pubertas, maka tidak akan
ditemukan tanda-tanda pubertas seperti pembesaran payudara,
pertumbuhan rambut kemaluan dan rambut ketiak sert perubahan bentuk
tubuh. Jika penyebabnya adalah kehamilan, akan ditemukan morning
sickness dan pembesaran perut. Jika penyebabnya adalah kadar hormon
tiroid yang tinggi maka gejalanya adalah denyut jantung yang cepat,
kecemasan, kulit yang hangat dan lembab. Sindroma Cushing
menyebabkan wajah bulat (moon face), perut buncit dan lengan serta
tungkai yang kurus. 
Gejala lainnya yang mungkin ditemukan pada amenore: 
1) Sakit kepala 
2) Galaktore (pembentukan air susu pada wanita yang tidak hamil dan tidak
sedang menyusui) 
3) Gangguan penglihatan (pada tumor hipofisa) 
4) Penurunan atau penambahan berat badan yang berarti 
5) Vagina yang kering
6) Hirsutisme (pertumbuhan rambut yang berlebihan, yang mengikuti pola
pria), perubahan suara dan perubahan ukuran payudara 

c) Diagnosa
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala, hasil pemeriksaan fisik dan usia
penderita. 
Pemeriksaan yang biasa dilakukan adalah: 
1) Biopsi endometrium 
2) Progestin withdrawal 
3) Kadar prolaktin 
4) Kadar hormon (misalnya testosteron) 
5) Tes fungsi tiroid 
6) Tes kehamilan 
7) Kadar FSH (follicle stimulating hormone) < LH (luteinizing hormone),
TSH (thyroid stimulating hormone) 
8) Kariotipe untuk mengetahui adanya kelainan kromosom 
9) CT scan kepala (jika diduga ada tumor hipofisa). 
d) Pengobatan
Pengobatan tergantung kepada penyebabnya. Jika penyebabnya adalah
penurunan berat badan yang drastis atau obesitas, penderita dianjurkan untuk
menjalani diet yang tepat. Jika penyebabnya adalah olah raga yang berlebihan,
penderita dianjurkan untuk menguranginya. Jika seorang anak perempuan
belum pernah mengalami menstruasi dan semua hasil pemeriksaan normal,
maka dilakukan pemeriksaan setiap 3-6 bulan untuk memantau perkembangan
pubertasnya. Untuk merangsang menstruasi bisa diberikan progesteron. Untuk
merangsang perubahan pubertas pada anak perempuan yang payudaranya
belum membesar atau rambut kemaluan dan ketiaknya belum tumbuh, bisa
diberikan estrogen. Jika penyebabnya adalah tumor, maka dilakukan
pembedahan untuk mengangkat tumor tesebut. Tumor hipofisa yang terletak di
dalam otak biasanya diobati dengan bromokriptin untuk mencegah pelepasan
prolaktin yang berlebihan oleh tumor ini. Bila perlu bisa dilakukan
pengangkatan tumor. Terapi penyinaran biasanya baru dilakukan jika
pemberian obat ataupun pembedahan tidak berhasil.

Anda mungkin juga menyukai