Anda di halaman 1dari 6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.2. Emetika

2.2.1. Definisi

Emetika atau muntah merupakan cara perlindungan ilmiah dari tubuh terhadap zat yang
merangsang dan beracun, berupa gerakan peristaltik untuk mengeluarkan isi lambung melalui
mulut. Muntah juga bisa didefinisikan sebagai aktivitas/kontraksi langsung otot perut, dada dan
Gastro Intestinal (GI) yang mengarah ke pengeluaran isi perut melalui mulut. Muntah adalah aksi
dari pengosongan lambung secara paksa dan merupakan suatu cara perlindungan alamiah dari
tubuh.
Sedangkan nausea atau mual berasal dari bahasa Latin naus (kapal), merupakan sensasi
yang sangat tidak enak pada perut yang biasanya terjadi sebelum keinginan untuk muntah, untuk
segera muntah. Penyebab mual dan muntah disebabkan oleh pengaktifan pusat muntah di otak.
2.2.2. Epidemiologi
Penyebab mual dan muntah ini ada bermacam-macam seperti: alergi makanan, infeksi
pada perut atau keracunan makanan, bocornya isi perut (makanan atau cairan) ke atas yang juga
disebut gastroesophageal reflux atau GERD (UMMC, 2013). Pravelensi GERD meningkat akhir-
akhir ini, di Indonesia ditemukan kasus esofagitis sebanyak 22,8%. Analisis faktor risiko
terjadinya GERD sangatlah penting diketahui di dalam mengurangi prevalensi Gerd.

Mual dan muntah sejauh ini merupakan kejadian yang sering terjadi pada kondisi
kesehatan selama kehamilan, dengan prevalensi diperkirakan sekitar 50 – 70 %. Kejadian yang
sering terjadi berupa hyperemesis gravidarum (HG), telah diperkirakan sebesar 0,5 - 2 % dari
seluruh kehamilan (Svetlana et al, 1999).

Menurut World Health Organization jumlah kejadian mual muntah sedikitnya 14% dari
semua wanita hamil dan untuk kejadian hiper emesis mencapai 12,5% dari jumlah seluruh
kehamilan di dunia (WHO, 2013). Kejadian emesis gravidarum berjumlah 8,9% ibu hamil di
New York mengalami mual dan sekitar 55% mengalami muntah (Tiran, 2008). Kejadian mual
muntah di New York jauh lebih besar jika dibandingkan dengan kejadian mual muntah terhadap
ibu hamil di dunia.
Kejadian mual muntah di Indonesia dari hasil observasi didapatkan hasil 24,7% dari
2.203 ibu hamil yang ada. Angka kejadian mual muntah yang terjadi di Indonesia jauh lebih
besar dibandingkan dengan angka kejadian yang terjadi di dunia. Angka kejadian mual muntah
ini terjadi pada 60-80% primigravida dan 40- 60% multigravida (Kemenkes, 2012).

Berdasarkan Profil Kesehatan Provinsi Lampung Tahun 2015 tingginya angka kejadian
emesis gravidarum pada wanita hamil yaitu sebanyak 50-90% dari 2 182.815 wanita hamil
(Astriana dkk, 2015). Angka kejadian mual muntah pada ibu hamil yang terjadi di Lampung
pada Tahun 2015 jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan angka kejadian yang ada di dunia
dan di Indonesia.

Anti-emetik atau obat mual adalah obat yang digunakan untuk mengatasi rasa mual dan
muntah. Antiemetik secara khusus digunakan untuk mengatasi mabuk perjalanan dan efek
samping dari analgesik dari golongan opiat, anestesi umum, dan kemoterapi yang digunakan
untuk melawan kanker, juga untuk mengatasi vertigo (pusing) atau migren (Mutschler, 1991).

Tujuan keseluruhan dari terapi antiemetik adalah untuk mencegah atau menghilangkan
mual dan muntah, seharusnya tanpa menimbulkan efek samping. Terapi antiemetik diindikasikan
untuk pasien dengan gangguan elektrolit akibat sekunder dari muntah, anoreksia berat,
memburuknya status gizi atau kehilangan berat badan..

2.2.3. Faktor Resiko

Mual adalah kondisi yang dapat dialami oleh hampir setiap orang, terlepas dari usia
maupun faktor lainnya. Namun ternyata ada sejumlah faktor yang bisa meningkatkan resiko
seseorang untuk mengalami kondisi ini. Penting untuk diketahui bahwa memiliki satu atau
beberapa faktor resiko bukan berarti seseorang pasti akan mengalami suatu penyakit atau
gangguan kesehatan. Faktor resiko hanya dapat memperbesar peluang untuk terkena suatu
penyakit.

Berikut adalah faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami mual:
a. Jenis Kelamin

Rasa ingin muntah lebih sering dialami oleh individu berjenis kelamin wanita daripada pria.
Hal ini kemungkinan berkaitan erat dengan perubahan hormon, terutama ketika seorang
wanita sedang mengalami menstruasi. Tidak hanya itu, wanita hamil juga biasanya lebih
mudah merasa pusing dan ingin muntah. Lonjakan hormon pada masa kehamilan memiliki
dampak besar bagi tubuh ibu, termasuk menimbulkan rasa tidak nyaman pada perut.

b. Makanan Tertentu

Ada orang-orang yang suka mencoba segala jenis bentuk, rasa, dan tekstur makanan. Akan
tetapi, makanan tertentu yang terlalu keras, pedas, lembut, atau berlemak, bisa menimbulkan
sensasi tidak nyaman.

Perlu ekstra cermat saat mengonsumsi makanan setengah matang, sebab makanan yang
tidak dimasak sempurna dapat meningkatkan risiko munculnya mual. Hal ini mungkin
berkaitan dengan adanya bakteri dalam makanan

c. Menjalani Pengobatan Tertentu

Orang yang rutin mengonsumsi obat pereda nyeri atau sedang menjalani pengobatan tertentu
lebih rentan mengalami mual. Meski begitu, efek samping ini biasanya tidak berbahaya dan
tidak mengurangi manfaat dari obat itu sendiri.

d. Mengalami Tekanan Psikis

Tekanan psikis menyebabkan peningkatan produksi hormon kortisol dalam tubuh. Selain
membuat detak jantung makin cepat dan pernapasan menjadi pendek, hormon kortisol
diketahui ikut meningkatkan produksi asam di lambung.

2.2.4. Etiologi

Mual muntah dapat disebabkan oleh banyak faktor, antara lain:

a. Gangguan GI track

Adanya agen yang menyerang atau mengiritasi lapisan lambung, seperti infeksi bakteri
H. Pylori, gastroenteritis, keracunan makanan, agen iritan lambung (alkohol, rokok, dan obat
NSAID). Penyakit peptic ulcer dan GERD juga dapat menyebabkan mual muntah.

b. Sinyal dari otak

 Luka pada kepala, pembengkakan otak (gegar otak atau trauma kepala), infeksi (meningitis
atau encephalitis), tumor, atau keseimbangan abnormal dari elektrolit dan air dalam
aliran darah.

 Noxious stimulus: bau-bau atau suara-suara


 Kelelahan karena panas, terik matahari yang ekstrem, atau dehidrasi
c. Terkait dengan penyakit lain

Misalnya pada pasien diabetes dapat mengalami gastroparesis, yaitu kondisi di mana lambung
gagal mengosongkan diri secara tepat dan kemungkinan disebabkan generized neuropathy
(kegagalan dari syaraf untuk mengirim sinyal yang tepat ke otak)

d. Obat dan Perawatan Medis

 Terapi radiasi: mual dan muntah dihubungkan dengan terapi radiasi


 Efek samping obat, seperti pada obat nyeri narkotik, anti inflamasi (Prednisone dan
Ibuprofen), dan antibiotik yang dapat menyebabkan mual dan muntah.
e. Kehamilan
Muntah pada kehamilan terutama di trimester pertama yang disebabkan oleh perubahan
hormon dalam tubuh.
2.2.5. Patofisiologi

Secara umum mual dan muntah terdiri atas 3 (tiga) fase, yaitu:

1) Nausea (mual)
Merupakan sensasi psikis yang ditimbulkan akibat rangsangan pada organ-organ dalam ,
labirin (organ keseimbangan) atau emosi dan tidak selalu diikuti oleh retching atau
muntah.
2) Retching (maneuver awal untuk muntah)
Merupakan fase di mana terjadi gerak nafas pasmodik dengan glottis tertutup,
bersamaan dengan adanya usaha dari otot dada dan diafragma sehingga menimbulkan
tekanan intratoraks yang negatif.
3) Regurgitasi/Emesis (pengeluaran isi lambung/usus ke mulut)
Terjadi bila fase retching mencapai puncaknya yang ditandai dengan kontraksi kuat otot
perut, diikuti dengan bertambah turunnya diafragma disertai penekanan mekanisme
antirefluks. Pada fase ini, pilorus dan antrum berkontraksi, fundus dan esophagus
berelaksasi dan mulut terbuka.
Jalur alamiah dari muntah belum sepenuhnya dimengerti namun beberapa mekanisme
patofisiologi diketahui menyebabkan mual dan muntah. Pada umumnya disepakati bahwa pusat
muntah yang terletak dilateral formation retikuler medulla, bertanggungjawab terhadap kontrol
dan koordinasi mual dan muntah. Di pusat muntah ini terjadi interaksi yang kompleks antara
formasio retikuler, nucleus kontrol kural ekstrinsik dan struktur pendukung dari katup penutup
gastroesofagus.
Secara klinis terdapat dua tipe muntah yaitu yang akut dan kronis/berulang. Belum ada
batasan yang jelas untuk muntah kronis walaupun analog dengan batasan mengenai diare kronik,
orang cenderung member batas 2 minggu untuk mengatakan kronik. Problema di klinik lebih
banyak mengenai muntah yang kronis/berulang atau muntah yang akut apabila menimbulkan
komplikasi.

Muntah dalam hal yang menguntungkan merupakan proteksi tubuh terhadap ingesti
bahan toksik yang segera dimuntahkan. Muntah sebenarnya merupakan kejadian yang sangat
komplek pada manusia, yang terdiri dari tiga aktivitas yang saling terkait, nausea, retching, dan
pengeluaran isi lambung (expulsion).

Aktifitas muntah ditandai adanya siklus retching yang diikuti ekpulsi kuat isi lambung
keluar melalui mulut. Diafragma turun, kontraksi otot pernafasan (intercostals respiratory
muscle) dan glottis tertutup. Esofagus dilatasi sebagai respon terhadap tekanan intratorakal yang
menurun. Lambung sementara tetap atoni yang terisi material refluk dari usus halus. Otot
abdomen mulai kontraksi menekan lambung dan memeras isi lambung kefundus dan bagian
bawah esophagus. Pada fase ini fundus dapat herniasi kedalam kavum torak sehingga dapat
menghilangkan mekanisme barier anti refluk yang dihasilkan oleh tekanan abdominal pada LES.
Dengan relaksasi kontraksi abdomen dan berhentinya kontraksi otot pernafasan dan esophagus
mengosongkan isinya kembali kedalam lambung. Beberapa siklus retching terjadi, menjadi lebih
pendek lebih ritmis dengan kekuatan tinggi sehingga esophagus tidak sempat lagi mengosongkan
isi kembali kelambung. Terakhir kontraksi abdomen dalam siklus tersebut memicu keluarnya isi
lambung, kejadian ini sudah terjadi dimana esophagus masih penuh dan terkait dengan elevasi
diafragma yang membuat tekanan positif di kavum torak dan abdomen. Kejadian ini diikuti
fleksi spinal, mulut terbuka lebar, elevasi palatum mole, relaksasi spingter esophagus atas dan
menyemprotnya isi lambung.

Didapatkan dua region anatomi di medulla yang mengontrol muntah: Chemoreceptor


Trigger Zone (CTZ) dan Central Vomiting Centre (CVC). CTZ terletak diarea postrema pada
dasar ujung kaudal Ventrikel IV diluar sawar otak (blood brain barrier). Reseptor didaerah ini
diaktivasi oleh bahan-bahan proemetic yang terdapat disirkulasi darah atau dalam cairan
serebrospinal. Efferent dari CTZ akan menuju ke CVC, dari tempat ini serentetan kegiatan
motorik muntah dimulai melalui vagal dan splanchnic sympathetic efferent.

Kegiatan motorik gastrointestinal yang terkait dengan muntah dimulai dari eferen vagal
dan simphatetik dari pembangkit pola sentral yang juga mengkoordinasikan aktif itas autonomic,
hipersalivasi, meningkatnya frekuensi pernafasan, takhikardia, dilatasi pupil. Cholecystokinin
(CCK) merupakan mediator lokal aktifitas motorik gastrointestinal yang terkait proses muntah.

Penyakit-penyakit atau keadaan yang dapat memberikan gejala muntah antara lain:
insufisiensi adrenal, kelainan metabolisme, kelainan CNS dengan tekanan intrakranial yang
meningkat, kelainan hepatobilier, penyakit ginjal. Asidosis, muntah dan failure to thrive
merupakan gejala kemungkinan penyakit metabolik atau endokrin misalnya diabetik
ketoasidosis, insufisiensi adrenal, androgenital syndrome, aminoaciduria, galactosemia, glycogen
storage disease, intoleransi fruktosa. Infeksi akut yang dapat memberi gejala muntah misalnya
gastroenteritis, otitis media akut, ISK, infeksi saluran nafas, sepsis. Problem crying in infancy.
Alergi susu, makanan. Muntah dibedakan mejadi dua kategori: bilous dan nonbilous. Muntah
bilous terjadi apabila muntahan berwarna kehijauan disertai seluruh isi lambung. Meskipun
beberapa isi usus halus mengalami refluks ke dalam lambung adalah umum terjadi pada semua
kasus muntah, pada muntah nonbilous, aliran usus antegrade dapat terjadi, dan mayoritas aliran
empedu ke bagian distal usus. Apabila terjadi obstruksi, muntah nonbilous mengindikasikan
obstruksi terjadi proksimal dari ampula Vateri.

Muntah adalah gejala dari berbagai macam penyakit. Diferensial diagnosis pada anak
bervariasi menurut umur penderita. Pada periode neonatus kelainan bawaan, genetic, penyakit
metabolic, lebih banyak ditemukan. Peptic disease, infeksi, factor psychogenic lebih banyak
pada anak besar.

Anda mungkin juga menyukai