Anda di halaman 1dari 15

TUGAS MAKALAH :

(ANATOMI)

MEKANISME TERJADINYA PENYAKIT

AKIBAT KELAINAN/GANGGUAN KERJA PENYUSUN SISTEM SARAF

KELOMPOK 3 :

NASRIN ILYAS

LHIRA ALLESANDRA Y. KAIDA

MERLIN AHU

MEYLANDA UMAR

MILATHUL HASANAH PAPUTUNGAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

BAKTI NUSANTARA GORONTALO

Dosen pengampuh Ibu :


Maimun Bilondatu, S.Kep, Ns, M. Kes....

TAHUN AJARAN : 2021/2022

1
DAFTAR ISI

Daftar Isi.......................................................................................... 2

Kata Pengantar................................................................................3

1 . Anatomi Sistem Saraf................................................................ 4

A. Organisasi dan Sel Saraf........................................................4


B. Organisasi Struktural Sistem Saraf..................................... 5
a. Sistem Saraf Pusat............................................................. 5
b. Sistem Saraf Perifel........................................................... 5
C. Sel-Sel Pada Sistem Saraf...................................................... 6
a. Pengertian Neuron..............................................................6
b. Klarifikasi Neuron..............................................................6
c. Sel Neuroglial......................................................................7
d. Kelompok Neuron...............................................................7

2 . Bagian Sistem Saraf Pada Manusia...........................................8

- Fungsi Sistem Saraf Pada Manusia.......................................8

3 . Apa Itu Neurotransmitter?........................................................10

- Apa Saja Jenis-Jenis Neurotransmitter...............................10


- Beberapa Neurotransmitter yang Terkenal........................11

4 . Ada 6 Neurotransmitter Utama Bagi Otak Yang Peranya

Penting Dalam Mengatur Sistem Kinerja


Tubuh...........................................................................................12

5 . Berbagai Jenis Penyakit Saraf...................................................13

Kesimpulan.......................................................................................15

Saran.................................................................................................15

KATA PENGANTAR

2
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh ...

Alhamdulillah ...! puji syukur kepada tuhan yang maha kuasa, karena atas rahmat-
nya sehingga penyusunan makalah anatomi tentang “mekanisme terjadinya penyakit
akibat kelainan/gangguan kerja organ penyusun sistem saraf”. Ini dapat terselesaikan
dengan baik. Dan makalah ini sebagai bukti untuk memenuhi bahwa penulis telah
melaksanakan tugas dengan baik.

Akhir dari kesempatan ini semoga makalah dari kami kelompok 3 bermanfaat bagi
pihak yang membutuhkan dan bermanfaat bagi semua pembaca. Aamiin...

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh ....

1. ANATOMI SISTEM SARAF

3
A. Organisasi dan Sel Saraf

PENDAHULUAN
Sistem saraf adalah serangkaian organ yang kompleks dan bersambungan serta
terdiri terutama dari jaringan saraf. Dalam mekanisme sistem saraf, lingkungan internal
dan stimulus eksternal dipantau dan diatur. Kemampuan khusus seperti iritabilitas, atau
sensitivitas terhadap stimulus, dan konduktivitas, atau kemampuan untuk mentransmisi
suatu respons terhadap stimulasi,

Diatur oleh sistem saraf dalam tiga cara utama : Input


sensorik. Sistem saraf menerima sensasi atau¬ stimulus melalui reseptor, yang terletak
di tubuh baik eksternal (reseptor somatic) maupun internal (reseptor viseral). Antivitas¬
integratif.

Reseptor mengubah stimulus menjadi impuls listrik yang menjalar di


sepanjang saraf sampai ke otak dan medulla spinalis, yang kemudian akan
menginterpretasi dan mengintegrasi stimulus, sehingga respon terhadap informasi bisa
Terjadi.Output motorik.

Input dari¬ otak dan medulla spinalis memperoleh respon yang


sesuai dari otot dan kelenjar tubuh , yang disebut sebagai efektor.

4
B. Organisasi Struktural Sistem Saraf

a. Sistem saraf pusat (SSP).


Terdiri dari otak dan medulla spinalis yang dilindungi
tulang kranium dan kanal vertebral.

b. Sistem saraf perifer


meliputi seluruh jaringan saraf lain dalam tubuh. Sistem ini
terdiri dari saraf cranial dan saraf spinal yang menghubungkan otak dan medulla
spinalis dengan reseptor dan efektor.

Secara fungsional sistem saraf perifer terbagi menjadi sistem aferen dan sistem eferen.
a) Saraf aferen (sensorik) mentransmisi informasi dari reseptor sensorik ke SSP
b) Saraf eferen (motorik) mentransmisi informasi dari SSP ke otot dan kelenjar.

Sistem eferen dari sistem saraf perifer memiliki dua sub divisi :

Divisi somatic (volunter) berkaitan dengan perubahanϑ lingkungan eksternal dan


pembentukan respons motorik volunteer pada otot rangka.
Divisi otonom (involunter) mengendalikan seluruh respon involunter pada otot polos,
otot jantung dan kelenjar dengan cara mentransmisi impuls saraf melalui dua jalur

 Saraf simpatis berasal dari area toraks dan lumbal pada medulla spinalis
 Saraf parasimpatis berasal dari area otak dan sacral pada medulla spinalis.
 Sebagian besar organ internal di bawah kendali otonom memiliki inervasi simpatis
dan parasimpatis.

5
C. Sel-Sel Pada Sistem Saraf
A. Pengertian Neuron
adalah unit fungsional sistem saraf yang terdiri dari badan sel dan perpanjangan
sitoplasma.
a) Badan sel atau perikarion, suatu neuron mengendalikan metabolisme
keseluruhan neuron.
Bagian ini tersusun dari komponen berikut :
Satu nucleus tunggal, nucleolus yang menanjol dan organel lain seperti konpleks
golgi dan mitochondria, tetapi nucleus ini tidak memiliki sentriol dan tidak dapat
bereplikasi.

Badan nissi, terdiri dari reticulum endoplasma kasar dan ribosom-ribosom bebas
serta berperan dalam sintesis protein.
Neurofibril yaitu neurofilamen dan neurotubulus yang dapat dilihat melalui
mikroskop cahaya jika diberi pewarnaan dengan perak.

b) Dendrit adalah perpanjangan sitoplasma yang biasanya berganda dan pendek


serta berfungsi untuk menghantar impuls ke sel tubuh.

c) Akson adalah suatu prosesus tunggal, yang lebih tipis dan lebih panjang dari
dendrite. Bagian ini menghantar impuls menjauhi badan sel ke neuron lain, ke
sel lain (selotot atau kelenjar) atau ke badan sel neuron yang menjadi asal akson
A. Klasifikasi Neuron
a. Fungsi.
Neuron diklasifikasi secara fungsional berdasarkan arah transmisi impulsnya.
Neuron sensorik (aferen) menghantarkan impuls listrik dari reseptor pada kulit, organ
indera atau suatu organ internal ke SSP.
Neuron motorik menyampaikan impuls dari SSP ke efektor.
Interneuron (neuron yang berhubungan) ditemukan seluruhnya dalam SSP.
Neuron ini menghubungkan neuron sensorik dan motorik atau menyampaikan

6
informasi ke interneuron lain.
b. Struktur.
Neuron diklasifikasi secara structural berdasarkan jumlah prosesusnya
.Neuron unipolar memiliki satu akson dan dua denderit atau lebih. Sebagian besar
neuron motorik, yang ditemukan dalam otak dan medulla spinalis, masuk dlam
golongan ini. Neuron bipolar memiliki satuϑ akson dan satu dendrite. Neuron ini
ditemukan pada organ indera, seperti amta, telinga dan hidung. Neuron unipolar
kelihatannya memiliki sebuah prosesus tunggal, tetapi neuron ini sebenarnya bipolar.
C. Sel Neuroglial.

Biasanya disebut glia, sel neuroglial adalah sel penunjang tambahan pada SSP yang
berfungsi sebagai jaringan ikat.

a). Astrosit adalah sel berbentuk bintang yang memiliki sejumlah prosesus panjang,
sebagian besar melekat pada dinding kapilar darah melalui pedikel atau “kaki
vascular”.
b). Oligodendrosit menyerupai astrosit, tetapi badan selnya kecil dan jumlah
prosesusnya lebih sedikit dan lebih pendek.
c). Mikroglia ditemukan dekat neuron dan pembuluh darah, dan dipercaya memiliki
peran fagositik.
d) Sel ependimal membentuk membran spitelial yang melapisi rongga serebral dan
ronggal medulla spinalis.

D. Kelompok Neuron

a). Nukleus adalah kumpulan badan sel neuron yang terletak di dalam SSP.
b). Ganglion adalah kumpulan badan sel neuron yang terletak di bagian luar SSP
dalam saraf perifer.
c). Saraf adalah kumpulan prosesus sel saraf (serabut) yang terletak di luar SSP.
d). Saraf gabungan. Sebagian besar saraf perifer adalah saraf gabungan ; saraf ini
mengandung serabut arefen dan eferen yang termielinisasi dan yang tidak
termielinisasi.
e). Traktus adalah kumpulan serabut saraf dalam otak atau medulla spinalis yang
memiliki origo dan tujuan yang sama.
f). Komisura adalah pita serabut saraf yang menghubungkan sisi-sisi yang
berlawanan pada otak atau medulla spinalis

7
2. Bagian Sistem Saraf pada Manusia
Secara umum, sistem saraf terdiri dari beberapa bagian, yaitu otak, sumsum tulang belakang,
dan sel-sel saraf (neuron). Fungsi dari bagian-bagian ini saling berhubungan satu dengan
yang lain. Berikut adalah penjelasannya:

 Otak
Otak adalah pusat kendali yang bertugas untuk mengatur segala fungsi di tubuh, mulai
dari gerakan, sekresi atau mengeluarkan hormon, daya pikir atau kognitif, sensasi,
hingga emosi.

 Sumsum tulang belakang


Sumsum tulang belakang adalah bagian dari sistem saraf pusat. Sebagian rangsangan
yang sifatnya refleks bisa melewati sumsum tulang belakang tanpa melewati otak.

 Sel saraf (neuron)


Neuron adalah unit kerja sistem saraf pusat. Terdiri dari 12 nervus kranial, semua
nervus spinal, dan cabangnya. Fungsinya sebagai penghantar informasi berupa
rangsangan atau impuls. Dengan adanya sel-sel saraf ini, baik organ maupun sistem
gerak bisa memberikan respons sebagaimana mestinya.

Fungsi Sistem Saraf pada Manusia


Setelah mengetahui bagian umum dari sistem saraf, Anda perlu mengenali fungsi sistem
saraf. Fungsi yang paling utama adalah untuk menerima, mengolah dan menyampaikan
rangsangan dari seluruh organ.

Fungsi ini akan berjalan dengan baik jika ada koordinasi antara fungsi sensorik, fungsi
pengatur, dan fungsi motorik.

Selain itu, jika diuraikan lebih lanjut, sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi memiliki fungsi
sebagai berikut:

 Sistem saraf pusat


Sistem saraf pusat mengendalikan seluruh pengaturan dan pengolahan rangsangan, 
mulai dari mengatur pikiran, gerakan, emosi, pernapasan, denyut jantung, pelepasan
berbagai hormon, suhu tubuh, hingga koordinasi seluruh sel saraf untuk melakukan
fungsi pengaturan di dalam tubuh.

 Sistem saraf tepi


Fungsi utama dari sistem saraf tepi adalah menerima rangsangan dan menghantarkan
semua respons yang sudah diolah oleh sistem saraf pusat. Sistem ini terdiri dari
beberapa fungsi dan bagian, yaitu:

 Fungsi sensorik
Bagian ini berfungsi untuk menerima setiap rangsangan atau impuls, baik
yang dari luar maupun dalam tubuh. Rangsangan yang diterima bisa
berupa cahaya, suhu, bau, suara, sentuhan, tekanan.

8
 Fungsi motorik
Bagian motorik berperan untuk memberikan tanggapan atau reaksi tubuh
terhadap rangsangan yang sudah diproses oleh sistem saraf pusat. Ketika
terkena gangguan, misalnya karena penyakit saraf motorik, maka tubuh
tidak dapat bergerak dengan normal atau bahkan tidak dapat bergerak
sama sekali.

 Fungsi somatik
Selain kedua fungsi tersebut, sistem saraf tepi juga mengelola respons
semua kegiatan yang tidak disadari, seperti respons flight-or-fight dan
kebalikannya.

Contohnya, ketika mengalami ancaman, tubuh akan merespons keadaan


tersebut dengan mempercepat denyut nadi, meningkatkan frekuensi
pernapasan, serta meningkatkan aliran darah. Setelah keadaan yang dirasa
mengancam sudah teratasi, tubuh akan mengembalikan respons ke kondisi
normal.

Beberapa penyakit tertentu, seperti gegar otak, meningitis, penyakit Alzheimer, penyakit
Parkinson, multiple sclerosis, dan kanker otak, dapat menyebabkan terganggunya fungsi
sistem saraf pusat.

Sistem saraf memiliki fungsi yang sangat penting bagi tubuh. Oleh karena itu, jika
mengalami gejala-gejala yang berhubungan dengan sistem saraf, sebaiknya Anda segera
memeriksakan diri ke dokter untuk memastikan penyebabnya dan mendapatkan penanganan
yang tepat.

9
3. Apa itu neurotransmitter?
Neurotransmitter adalah senyawa kimiawi dalam tubuh yang bertugas untuk
menyampaikan pesan antara satu sel saraf (neuron) ke sel saraf target. Sel-sel target ini dapat
berada di otot, berbagai kelenjar, dan bagian lain dalam tubuh.
Neurotransmiter memainkan peran yang sangat penting untuk otak dalam mengatur kinerja
berbagai sistem tubuh. Sistem tubuh tersebut termasuk:
 Detak jantung
 Pernapasan
 Siklus pengaturan tidur
 Pencernaan
 Suasana hati
 Konsentrasi
 Nafsu makan
 Gerakan otot

Apa saja jenis-jenis neurotransmitter?


Berikut tipe-tipe neurotransmitter berdasarkan cara kerjanya:
1. Neurotransmitter eksitasi (excitatory)
Neurotransmitter eksitasi bekerja dengan mendorong neuron target untuk melakukan
sebuah aksi. Beberapa contoh neurotransmitter eksitasi yang terkenal adalah
epinephrine dan norepinephrine.

2. Neurotransmitter inhibisi (inhibitory)


Neurotransmiter ini dapat menghambat aktivitas neuron, sehingga berkebalikan
dengan cara kerja neurotransmitter eksitasi. Salah contoh neurotransmitter inhibisi
adalah serotonin.
Beberapa neurotransmitter dapat bekerja sebagai eksitasi maupun inhibisi. Contoh
dari neurotransmitter ini yaitu dopamin dan asetilkolin.
3. Neurotransmitter modulator
Neurotransmitter modulator, atau sering disebut sebagai neuromodulator, merupakan
neurotransmitter yang dapat memengaruhi neuron dalam jumlah besar pada satu
waktu. Selain itu, neurotransmitter modulator juga dapat berkomunikasi dengan
neurotransmitter lainnya.

10
Beberapa neurotransmitter yang terkenal
Sebagian neurotransmitter sudah akrab di telinga kita. Di antara yang terkenal tersebut,
termasuk:
1. Asetilkolin
Asetilkolin adalah neurotransmitter yang berperan dalam kontraksi otot, merangsang
aktivitas beberapa hormon, serta mengendalikan detak jantung. Selain itu,
neurotransmitter ini berkontribusi dalam fungsi otak dan daya ingat. Asetilkolin
merupakan salah satu contoh neurotransmitter eksitasi.
Kadar asetilkolin yang rendah telah dikaitkan dengan beragam gangguan medis,
seperti Alzheimer. Hanya saja, level asetilkolin yang terlalu tinggi juga menimbulkan
masalah berupa kontraksi otot berlebihan.
2. Dopamin
Dikenal sebagai neurotransmitter rasa senang, dopamin memainkan peran penting
untuk daya ingat, perilaku, mempelajari sesuatu, hingga koordinasi gerak tubuh.
Selain itu, neurotransmitter ini juga berfungsi dalam pergerakan otot.
Apabila tubuh kekurangan dopamin, risiko penyakit Parkinson pun dapat terjadi.
Anda dapat menjaga kadar dopamin dengan berolahraga secara teratur.
3. Endorfin
Endorfin bekerja dengan menghambat sinyal rasa sakit dan menciptakan suasana diri
yang berenergi dan perasaan euforia. Selain itu, neurotransmitter ini juga dikenal
sebagai pereda nyeri alami tubuh.
Beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk menjaga kadar endorfin adalah dengan
mencari aktivitas yang memancing tawa, serta melakukan latihan aerobik, seperti
bersepeda dan jalan santai. Hal ini penting dilakukan karena kadar endorfin yang
rendah berkaitan dengan beberapa jenis sakit kepala serta fibromyalgia (nyeri pada
tulang dan otot).
4. Epinephrine
Neurotransmitter ini mungkin lebih dikenal sebagai adrenalin. Epinephrine
memainkan fungsi sebagai neurotransmitter sekaligus hormon. Epinephrine
dilepaskan tubuh saat Anda stres dan ketakutan, sehingga memengaruhi detak jantung
serta laju pernapasan. Tak hanya itu, epinephrine memengaruhi otak untuk segera
membuat keputusan.
5. Serotonin
Serotonin berperan dalam mengatur suasana hati seseorang. Selain itu, serotonin juga
mengatur pembekuan darah, nafsu makan, aktivitas tidur, serta ritme sirkadian.
Serotonin erat kaitannya dengan antidepresan untuk penanganan depresi. Salah satu
golongan antidepresan, selective serotonin reuptake inhibitors (SSRIs), dapat
meredakan gejala depresi dengan meningkatkan kadar serotonin di otak.

11
Bisakah kadar neurotransmitter serotonin ditingkatkan secara alami? Menurut
penelitian ilmiah, jawabannya bisa. Beberapa aktivitas yang dapat meningkatkan
kadar neurotransmitter ini, yaitu:
Terpapar cahaya, terutama cahaya matahari. Anda bisa mendapatkan paparan sinar
mentari dengan berjemur selama 20-30 menit saat pagi hari.
Beraktivitas fisik.
6. Oksitosin

Oksitosin dihasilkan dalam hipotalamus pada otak dan menjalankan fungsi


neurotransmitter maupun hormon sekaligus. Oksitosin memainkan sejumlah peranan
penting, seperti dalam mengenali lingkungan sosial, menjalin ikatan batin, serta
reproduksi

4. Ada 6 Neurotransmiter Utama Bagi Otak Yang Perannya


Penting Dalam Mengatur Sistem Kinerja Tubuh, Antara Lain:
1. Adrenalin
Gengs pasti sering mendengar olahraga ekstrem memicu adrenalin. Ya, adrenalin,
disebut juga epineprin, merupakan neurotransmiter yang bersifat fight and flight
respon. Ketika seseorang stres atau takut, adrenalin akan dilepaskan. Adrenalin
membantu otak membuat keputusan cepat dalam menghadapi bahaya.

2. Asetilkolin
Neurotransmiter satu ini dikenal berperan dalam proses pembelajaran (learning
neurotransmitter) dan memori. Selain itu, asetilkolin juga berperan pada sensasi nyeri,
sinyal pergerakan otot, dan pengaturan sistem endokrin di tubuh.

3. Dopamin
Dopamin dikenal sebagai pleasure neurotransmitter, yang mana memediasi
kesenangan di otak juga motivasi. Makanan, seks, perasaan cinta, dan obat-obatan
tertentu dapat menstimulasi pelepasan dopamin.

Gejala kekurangan dopamin bisa berakibat ke perasaan bosan, apatis, kelelahan


kronis, juga penyakit Parkinson. Beberapa gangguan psikiatri dapat terjadi karena
efek dopamin yang rendah, antara lain psikosis, skizofrenia, dan depresi.

4. Endorfin
Kata endorfin berasal kata endogen, yang berarti “dari dalam tubuh”, dan morfin.
Seperti morfin, neurotransmiter ini berfungsi sebagai pereda sakit alami dan
memberikan rasa euforia (rasa gembira yang berlebihan). Olahraga dan aktivitas seks
dapat memicu pengeluaran endorfin.

12
Neurotransmiter ini mempunyai banyak manfaat, antara lain meningkatkan rasa
percaya diri, mengurangi kecemasan, mencegah depresi, mengurangi berat badan, dan
juga meminimalkan rasa sakit saat melahirkan.

5. GABA (Gamma Aminobutyric Acid)


GABA merupakan neurotransmiter yang mempunyai efek menenangkan (calming).
Beberapa gangguan bisa terjadi jika level GABA rendah, antara lain gangguan
kecemasan, panik, kejang, dan Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD).
Nah, sumber GABA alami bisa Kamu dapatkan dari makanan berfermentasi, seperti
tempe, miso, dan kimchi. Suplemen GABA bisa dikonsumsi jika memang diperlukan.

6. Serotonin
Serotonin dikenal sebagai mood neurotransmitter. Neurotransmiter ini berfungsi
mengatur suasana hati (mood), emosi, tidur, juga perilaku sosial. Kekurangan
serotonin ada hubungannya dengan gangguan depresi. Karenanya, selective serotonin
reuptake inhibitors (SSRIs) sering digunakan sebagai obat anti-depresan.

5. Berbagai Jenis Penyakit Saraf


Beberapa gangguan yang mungkin terjadi pada sistem saraf antara lain:
 Meningitis
Meningitis atau radang selaput otak adalah salah satu jenis penyakit saraf yang kerap
dialami seseorang, terutama pada bayi, anak-anak, dan remaja. Peradangan pada
selaput otak ini umumnya disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri, tetapi bisa juga
terjadi akibat penyakit non-infeksi, seperti alergi obat atau sarkoidosis.
Penderita meningitis biasanya mengalami beberapa gejala seperti sakit kepala yang
hebat, demam tinggi, dan leher kaku. Apabila penyakit ini tidak ditangani dengan
cepat dan tepat, meningitis bisa mengakibatkan kerusakan permanen pada otak dan
memicu komplikasi seperti kejang dan gagal ginjal.
 Stroke
Stroke merupakan salah satu penyakit tidak menular penyebab kematian terbesar di
dunia, termasuk di Indonesia. Penyakit saraf ini terjadi karena terganggunya pasokan
darah ke otak akibat penyumbatan atau pecahnya pembuluh darah.
Kondisi ini menyebabkan jaringan otak tidak mendapatkan oksigen dan nutrisi yang
cukup untuk menjalankan fungsinya dengan baik. Ketika sel-sel otak mulai rusak,
penderita stroke dapat mengalami beberapa gejala, seperti mati rasa pada wajah,
kesulitan dalam berbicara, berjalan, dan melihat, sakit kepala yang hebat, bahkan
kelumpuhan.
 Multiple Sclerosis
Penyakit sklerosis ganda atau multiple sclerosis adalah jenis penyakit saraf yang
berisiko tinggi mengenai otak dan sumsum tulang belakang. Faktanya, penyakit saraf

13
ini merupakan penyebab kecacatan paling umum pada orang-orang berusia 20–30
tahun.
Multiple sclerosis bisa memengaruhi penglihatan, gerakan lengan atau kaki, dan
keseimbangan tubuh penderitanya. Gejala awal yang bisa dirasakan adalah kelelahan,
kesemutan, mati rasa, penglihatan kabur, dan otot kaku.
Penyebab multiple sclerosis sejauh ini belum diketahui secara pasti. Namun, penyakit
ini diduga terjadi akibat penyakit autoimun. Dalam kasus ini, sistem kekebalan tubuh
menyerang zat lemak yang melapisi saraf di otak dan sumsum tulang belakang.
 Epilepsi
Epilepsi atau yang biasa disebut dengan ayan adalah penyakit saraf akibat aktivitas
listrik otak yang tidak normal. Penyakit ini bisa menyebabkan penderita mengalami
kejang yang berulang tanpa pemicu yang jelas.
Kelainan pada aktivitas listrik otak bisa terjadi karena beberapa hal, antara lain trauma
di kepala, gula darah yang sangat rendah, demam tinggi, dan pengaruh alkohol.
Gejala kejang yang dialami penderita epilepsi biasanya berupa gerakan tangan dan
kaki yang tak terkendali atau aneh dan berulang, kehilangan kesadaran, serta
kebingungan.
 Bell’s Palsy
Bell’s palsy adalah penyakit saraf yang menyebabkan kelemahan atau kelumpuhan
sementara pada otot-otot di wajah. Kondisi ini terjadi ketika saraf perifer yang
mengontrol otot wajah mengalami peradangan, pembengkakan, atau penekanan.
Pada Bell’s palsy, satu sisi wajah penderitanya akan menjadi kaku, sehingga ia
kesulitan tersenyum atau menutup mata. Dalam sebagian besar kasus, gejala bersifat
sementara dan akan hilang setelah beberapa minggu.
Selain yang disebutkan di atas, tumor otak atau tumor sumsum tulang belakang, ALS,
neuropati perifer, penyakit Parkinson, penyakit saraf motorik, dan penyakit Alzheimer
juga termasuk jenis penyakit saraf yang bisa terjadi.
Penyakit saraf merupakan penyakit yang cukup berbahaya yang bisa memengaruhi
kualitas hidup penderitanya, bahkan bisa mengancam nyawa. Jadi, bila Anda
mengalami gejalanya atau berisiko tinggi terkena penyakit saraf, berkonsultasilah
dengan dokter untuk menjalani pemeriksaan dan mendapatkan penanganan yang tepat.

14
KESIMPULAN : Kesimpulan yang dapat kita ambil dari materi ini yaitu penyakit
saraf merupakan penyakit yang cukup berbahaya yang bisa
mempengaruhi kualitas hidup penderitanya. Bahkan, bisa
mengancam nyawa.

SARAN : dari kami lebih meningkatkan aktifitas dalam menjaga pola hidup
sehat, karena kita semua pada saat ini sedang di landa virus covid19.
Jadi perbanyaklah menjaga imun dan jangan lupa tetap menjaga
iman. Sekian dari kami.

Sumber dari :
1 . Anatomi Sistem Saraf : https://id.scribd.com/document/331698161/Makalah-Anatomi-
Fisiologi-Manusia-Sistem-Saraf
2 . Bagian Sistem Saraf Pada Manusia : https://www.alodokter.com/memahami-fungsi-
sistem-saraf-pada-manusia
3 . Apa Itu Neurotransmitter? : https://www.sehatq.com/artikel/neurotransmitter-adalah-
pembawa-pesan-dalam-tubuh
4 . Ada 6 Neurotransmitter Utama Bagi Otak Yang Peranya :
https://www.guesehat.com/keajaiban-neurotransmiter-otak-manusia
5 . Berbagai Jenis Penyakit Saraf : https://www.alodokter.com/kenali-berbagai-jenis-
penyakit-saraf-ini

SALAM SEHAT

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh .......

15

Anda mungkin juga menyukai