PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kepemimpinan merupakan satu bidang interdisipliner yang baru,
meskipun sejak tahun 1960-an telah muncul teori Douglas McGregor dalam
bukunya “The human side of Enterprise” yang menulis tentang teori perilaku
dalam pengelolaan SDM. Selama satu abad terakhir, hanya sedikit artikel
terkait dengan kepemimpinan yang telah diterbitkan dan hanya sedikit yang
fokus kepada tujuan dan manfaat pengembangan kepemimpinan. Program
pengembangan kepemimpinan (Leadership Development Programs) menjadi
sesuatu yang banyak dibahas dalam dua dekade terakhir sebagai respon atas
kebutuhan mendesak untuk mempersiapkan pemimpin, baik di sektor publik
maupun bisnis yang kompeten dalam menghadapi tantangan dan kondisi
ketidakpastian. Meskipun demikian ternyata hanya sedikit yang fokus untuk
melakukan evaluasi program tersebut (Ely et al., 2010).
Hasil penelusuran literatur yang telah dilakukan oleh Penulis, diketahui
bahwa tema buku-buku dan makalah terkait pengembangan kepemimpinan
selama 10 tahun terakhir (tahun 2007-2017) relatif terlalu banyak variasi pilihan
judul. Sebagai gantinya ketika beberapa kata kunci dipilih, maka diperoleh hasil
sebagai berikut:
1
Terdapat banyak definisi tentang pengembangan kepemimpinan
(Leardership Development/LD) itu sendiri, di antaranya adalah:
1. Pengembangan kepemimpinan dalam memperluas kapasitas individu
untuk tampil dalam peran kepemimpinan di dalam organisasi.
(https://en.wikipedia.org/wiki/ Leadership_development)
2. Sebuah proses untuk memperluas kapasitas organisasi untuk
menghasilkan kepemimpinan dalam mencapai tujuan organisasi. (Allen,
Conklin, dan Hart, 2008)
3. Mengajarkan kualitas kepemimpinan, termasuk komunikasi, kemampuan
untuk memotivasi orang lain, dan manajemen, kepada individu yang
mungkin atau mungkin tidak menggunakan keterampilan terpelajar dalam
posisi kepemimpinan.
(http://www.businessdictionary.com/definition/leadership-
development.html)
4. Pengembangan kepemimpinan yang mengacu pada kegiatan yang akan
meningkatkan keterampilan, kemampuan, dan kepercayaan pemimpin.
(https://www.hrzone.com/hr-glossary/what-is-leadership-development)
2
kompleksitasnya. Pada beberapa dekade terakhir ini, kondisi politik, ekonomi,
sosial dan budaya di dunia mengalami perubahan yang sangat pesat.
Hubungan perdagangan, kemajuan pengetahuan dan teknologi, serta
kerjasama internasional telah merubah pola kehidupan bernegara dan
bermasyarakat di semua negara di dunia, tidak terkecuali Indonesia.
Kekhawatiran terhadap kondisi saat ini ternyata juga dialami oleh dunia
usaha. Hasil studi IBM terhadap lebih dari 1.541 CEO, General Manager, dan
pemimpin sektor publik dari 60 negara serta 33 industri mengungkapkan bahwa
kompleksitas lingkungan bisnis merupakan fokus perhatian mereka nomor satu
saat ini. Kekhawatiran para CEO ini adalah apabila organisasi mereka tidak
siap dan tidak dipersiapkan untuk menghadapi situasi yang semakin kompleks
tersebut (IBM, 2010). Kondisi ini telah merubah pandangan para pemimpin,
baik di sektor bisnis maupun publik.
Para peneliti telah mengidentifikasi beberapa kriteria yang membuat
lingkungan global saat ini sulit untuk dikelola, antara lain:
Permasalahan saling berhubungan, jarang yang berdiri sendiri (kompleks).
Informasi dalam sistem sangat ambigu, tidak lengkap, atau susah
dimengerti. Interaksi antarelemen sistem bersifat nonlinier dan tertutup
rapat sehingga perubahan kecil dapat menghasilkan efek besar yang tidak
proporsional.
Solusi muncul dari dinamika yang ada dalam sistem dan tidak dapat
dipaksakan dari luar dengan hasil yang dapat diprediksi.
Memahami situasi yang terjadi, tidak hanya mengarahkan pandangan ke
depan karena unsur dan kondisi sistem akan terus berubah.
3
berkembang menjadi sebuah tantangan pengembangan (proses menumbuhkan
pemikiran yang lebih besar lagi).
Tantangan kepemimpinan ini telah digambarkan oleh Nick Petrie
(2014) sebagai berikut:
Kondisi lingkungan kerja lebih kompleks, mudah berubah, dan tidak dapat
diprediksi.
Keterampilan kepemimpinan juga telah berubah, dibutuhkan kemampuan
berpikir yang lebih kompleks dan adaptif.
Metode yang saat ini digunakan untuk pengembangan kompetensi
kepemimpinan belum banyak berubah (banyak).
Mayoritas pemimpin dikembangkan dari hasil pengalaman kerja, Pelatihan,
dan Coaching/ Mentoring.
4
FOKUS SAAT INI FOKUS MASA DEPAN
C. Tujuan Penulisan
Makalah ini dimaksudkan untuk melihat kesesuaian antara program
pengembangan kepemimpinan saat ini dengan kebutuhan, khususnya di
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Program pengembangan ini
terutama terkait model desain pembelajaran yang terdiri atas kompetensi dan
metode pembelajaran yang dikembangkan.
Untuk menilai apakah penyelenggaraan Diklatpim Tingkat IV yang
telah diselenggarakan oleh Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia telah
mencapai tujuan dan sasaran yang diharapkan, maka perlu dilakukan penelitian
5
terhadap penyelenggaraan diklat pada tahun 2017 tersebut. Tulisan ini nantinya
diharapkan dapat menjawab beberapa pertanyaan terkait penyelenggaraan
Diklat Kepemimpinan yang telah diselenggarakan selama ini, antara lain:
1) Seberapa besar manfaat setiap mata Diklat pada setiap agenda
pembelajaran Diklat Kepemimpinan?
2) Seberapa besar efektivitas penyelenggaraan program Diklat
kepemimpinan yang ada saat ini?
3) Apa yang masih kurang dalam program pengembangan ini?
D. Metode Penelitian
Tulisan ini merupakan kajian terkait trend pengembangan
kepemimpinan (Leadership Development Programs) yang berkembang saat ini.
Pembahasan akan difokuskan kepada keberadaan program pengembangan
kepemimpinan yang ada di Indonesia, terutama pada sektor publik
(pemerintahan), meliputi peran penting, tujuan, pola, dan efektivitasnya.
Obyek dalam penelitian ini adalah para alumni Diklatpim Tingkat IV di
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Pendekatan yang digunakan
dalam penelitian ini adalah kuantitatif deskriptif. Metode pengumpulan data
yang dilakukan adalah melalui studi literatur yang terkait langsung dengan
program pengembangan kepemimpinan yang ada saat ini dan penyebaran
kuesioner. Pendekatan ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan yang diajukan
oleh Penulis melalui rumusan masalah dan pertanyaan penelitian yang telah
diajukan yang diharapkan akan menggambarkan kejadian, fakta, keadaan,
fenomena, atau variabel yang terjadi pada saat penelitian berlangsung guna
menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi yang kemudian dilakukan
6
pengambilan kesimpulan umum berdasarkan fakta-fakta tersebut. Skala Likert
(Likert Scale) digunakan untuk mengukur sikap dan pendapat para alumni diklat
kepemimpinan tersebut. skala Likert merupakan skala yang berisi lima tingkat
jawaban mengenai kesetujuan responden terhadap statemen atau pernyataan
yang dikemukakan mendahului opsi jawaban yang disediakan. Pertanyaan-
pertanyaan kuesioner ini dilakukan secara terbuka dan tertutup (open and
closed question) guna memberikan kesempatan kepada para responden
apabila memiliki pendapat yang berbeda. Jumlah populasi dalam penelitian ini
adalah 53 orang alumnus Diklatpim Tingkat IV tahun 2017 dengan tingkat
kesalahan 5% (significance level).
7
BAB II
PROGRAM PENGEMBANGAN KEPEMIMPINAN
8
kepemimpinan yang direkomendasikan tersebut akan dijelaskan dalam Tabel
2.1 di bawah ini:
9
melalui metode formal dan informal
4. Membangun Tim Menginspirasi dan menumbuhkan komitmen tim,
(Team Building) semangat, kebanggaan, dan kepercayaan.
Memfasilitasi kerjasama, dan memotivasi anggota tim
untuk mencapai tujuan kelompok
C. Hasil yang Diinginkan (Result Driven)
1. Akuntabilitas Bertanggung jawab atas diri sendiri dan orang lain
atas hasil yang terukur berkualitas tinggi, tepat waktu,
dan hemat biaya. Menentukan tujuan, menetapkan
prioritas, dan mendelegasikan pekerjaan. Menerima
tanggung jawab atas kesalahan. Mematuhi sistem
pengendalian dan peraturan yang ada
2. Pelayanan Mengantisipasi dan memenuhi kebutuhan pelanggan
Pelanggan internal maupun eksternal. Memberikan produk dan
layanan berkualitas tinggi; berkomitmen untuk terus
melakukan perbaikan
3. Ketegasan Membuat keputusan dengan baik, efektif, dan tepat
waktu, bahkan ketika data terbatas atau solusi
menghasilkan konsekuensi yang tidak
menyenangkan; merasakan dampak dan implikasi
keputusan
4. Kewirausahaan Mengidentifikasi peluang untuk mengembangkan dan
memasarkan produk dan layanan baru di dalam atau
di luar organisasi. Bersedia mengambil risiko;
menginisiasi tindakan yang melibatkan risiko yang
disengaja untuk mencapai keuntungan atau
keuntungan yang diakui
5. Pemecahan Mengidentifikasi dan menganalisis masalah; berat
Masalah (Problem relevansi dan akurasi informasi; menghasilkan dan
Solving) mengevaluasi solusi alternatif; membuat rekomendasi
6. Kredibilitas Teknis Memahami dan menerapkan secara tepat prosedur,
persyaratan, peraturan, dan kebijakan yang terkait
dengan keahlian khusus
D. Ketajaman Bisnis
1. Manajemen Manajemen Keuangan:
Keuangan, Human
Capital Memahami proses keuangan organisasi. Menyiapkan,
Management, mengoreksi, dan mengelola anggaran program.
Manajemen Mengawasi pengadaan dan kontrak untuk mencapai
Teknologi hasil yang diinginkan. Memonitor pengeluaran dan
menggunakan pemikiran biaya-manfaat untuk
menetapkan prioritas.
Human Capital Management:
Membangun dan mengelola tenaga kerja berdasarkan
tujuan organisasi, pertimbangan anggaran, dan
10
kebutuhan kepegawaian. Memastikan bahwa
karyawan direkrut dengan tepat, dipilih, dinilai, dan
diberi penghargaan; mengambil tindakan untuk
mengatasi masalah kinerja. Mengelola tenaga kerja
multi sektor dan berbagai situasi kerja
Manajemen Teknologi:
Terus mengupdate perkembangan teknologi.
Membuat penggunaan teknologi yang efektif untuk
mencapai hasil. Memastikan akses dan keamanan
sistem teknologi.
2. Kemitraan Mengembangkan jaringan dan membangun aliansi,
bekerja sama melintasi batas-batas untuk
membangun hubungan strategis dan mencapai tujuan
bersama.
3. Kecerdasan Politik Mengidentifikasi politik internal dan eksternal yang
berdampak pada pekerjaan organisasi. Menyadari
realitas organisasi dan politik dan bertindak sesuai.
4. Mempengaruhi / Meyakinkan orang lain; membangun konsensus
Negosiasi melalui memberi dan menerima; mendapatkan kerja
sama dari orang lain untuk mendapatkan informasi
dan mencapai tujuan
Kompetensi Dasar
1. Interpersonal Perlakukan orang lain dengan sopan, sensitif, dan
Skills hormat. Mempertimbangkan dan merespons secara
tepat kebutuhan dan perasaan orang yang berbeda
dalam situasi yang berbeda
2. Komunikasi Tertulis Menulis dengan jelas, ringkas, teratur, dan
meyakinkan bagi khalayak yang dituju
3. Komunikasi Lisan Membuat presentasi lisan yang jelas dan meyakinkan.
Mendengarkan secara efektif; Menejelaskan informasi
sesuai kebutuhan
4. Integritas/ Kejujuran Berperilaku dengan jujur, adil, dan etis. Menunjukkan
konsistensi dalam kata-kata dan tindakan. Model
standar etika tinggi
5. Pembelajaran Menilai dan mengenali kekuatan dan kelemahan diri
Berkelanjutan sendiri; mengejar pengembangan diri
6. Motivasi Pelayanan Menunjukkan komitmen untuk melayani masyarakat.
Publik Memastikan bahwa tindakan memenuhi kebutuhan
masyarakat; menyelaraskan tujuan dan praktik
organisasi dengan kepentingan publik
11
2. Kemampuan untuk memimpin orang (leading people);
3. Kemampuan untuk menghasilkan produk yang diinginkan (result driven).
4. Kemampuan untuk mengasah ketajaman bisnis (sense of business).
12
9. Pembelajaran Pembelajaran layanan secara aktif dimana tugas
Pelayanan dan masalah utama terhadap layanan masyarakat
sebagai fokus utama
10. Perencanaan Skenario Peserta mempertimbangkan dan
mengembangkan beberapa alternatif strategis
masa depan untuk organisasi melalui diskusi,
kemudian mengambil keputusan, dan sebagai
pembelajaran organisasi
11. Pelatihan dari Peserta didorong untuk bereksperimen dengan
kesalahan Manajemen solusi yang berbeda, dan belajar dari kesalahan
yang mereka buat dalam pemecahan masalah.
12. Simulasi; Permainan Peserta dengan skenario masalah yang realistis
mengharuskan mereka berperan dalam
menghasilkan solusi.
13. Pemodelan perilaku; Pemodelan adalah pendekatan pelatihan yang
Pemodelan dan melibatkan meniru penggunaan perilaku dan
Bermain peran keterampilan yang ditargetkan dalam konteks
yang didefinisikan.
14. Tugas-tugas Tugas pengembangan dirancang untuk
Pengembangan memperluas dan mengembangkan keterampilan
melebihi keahlian yang dimiliki untuk memenuhi
persyaratan kinerja kepemimpinan yang lebih
kompleks
15. Rotasi pekerjaan Peserta dipindahkan ke posisi lain di organisasi
untuk belajar tentang berbagai bidang fungsional
dan memperoleh pengetahuan dan keterampilan
kerja baru
16. Seminar / Lokakarya Peserta didik diberi kesempatan untuk
(Stamping in mempraktikkan keterampilan yang diperoleh
assignments) dalam kursus dan lokakarya formal
17. Hubungan Secara formal atau informal dan melibatkan satu
Perkembangan individu untuk mengambil minat aktif dan memulai
(Developmental tindakan untuk memajukan pengembangan orang
Relationships) lain
18. Coaching Coaching melibatkan interaksi antara pelatih dan
pemimpin yang berfokus pada pengembangan
pemahaman diri pemimpin, penyusunan rencana
perkembangan individu, dan bimbingan serta
dukungan dalam memenuhi rencana tersebut.
19. Jejaring Pembentukan kemitraan dalam pembelajaran, di
mana peserta didik memperoleh sumber
dukungan sosial untuk usaha perkembangan
mereka
20. Mentoring Mentoring adalah proses di mana anggota
organisasi yang lebih berpengalaman dan senior
memberikan dukungan pengembangan dan
nasehat karir kepada anak didik yang kurang
berpengalaman dan lebih junior. Mentor juga
dapat membantu anak didik mendapatkan
13
pemahaman yang lebih baik mengenai lingkungan
organisasi dan strategis yang kompleks
21. Panduan Adaptif Panduan adaptif melibatkan penyediaan informasi
kepada peserta didik tentang strategi
pengembangan dan pembelajaran mereka yang
paling sesuai
22. Penilaian & Umpan balik dari banyak sumber adalah proses
Tanggapan perolehan umpan balik kinerja dari berbagai
(Assessments & penilaian dan sumber, termasuk atasan, atasan,
Feedback) dan bawahan.
23. Pengembangan diri Adalah proses belajar yang dimulai dari sendiri
dan proaktif dimana peserta bertanggung jawab:
(a) menilai kekuatan dan kebutuhan
perkembangan mereka sendiri,
(b) merancang dan menyelesaikan kurikulum
instruksional mereka, dan
(c) mengevaluasi kemajuan pembelajaran
mereka sendiri
Penjelasan atas arti pendewasaan dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
14
b. Kemampuan strategis untuk mengelola pertumbuhan
15
d. Organisasi membutuhkan solusi pengembangan kepemimpinan yang
terukur dan efektif
Saat ini, hanya sekitar 26% organisasi yang masih menggunakan pelatihan
model lama (klasikal). Beberapa kelemahan model lama ini di antaranya,
waktu penyelenggaraan lebih lama, biaya tinggi, produktivitas pegawai
menurun, dan sulit mengukur keberhasilannya, serta kegagalan untuk
menciptakan perubahan yang berkelanjutan.
3. Richard Bolden
16
Seorang peneliti pada Centre for Leadership Studies, Universitas
Exeter yang mengemukakan hasil penelitiannya tentang tren pengembangan
manajemen dan kepemimpinan. Perubahan trend tersebut dapat dilihat pada
Tabel 2.5 berikut ini.
Trend Dari … Ke …
Jenis • Materi pelatihan yang • Intervensi/program
pembelajaran telah ditentukan pengembangan
• Standarisasi • Disesuaikan (kustomisasi)
• Teoritis/akademis • Terapan/berdasarkan tantangan
kehidupan nyata
Jangka waktu • Selesai dalam satu • Terus menerus
penyelenggaraan (one- • Pengembangan berkelanjutan
off)
• Titik awal dan akhir
berbeda
Format/Metode • Didaktik/Kognitif: • Partisipatif: kegiatan interaktif
pembelajaran ceramah dan presentasi dan kerja kelompok
• Abstrak/ konseptual • Berdasarkan pengalaman
(experiential/reflectif)
17
pemegang kebijakan dan penyelenggara diklat kepemimpinan di Indonesia saat
ini.
Berdasarkan studi literatur di atas, dapat disimpulkan bahwa trend
dalam pengembangan kepemimpinan di masa depan, yaitu:
1. Lebih fokus pada pengembangan vertikal
Ada dua tipe pengembangan yang berbeda, yaitu horisontal dan vertikal.
Pengembangan vertikal lebih pada bagaimana untuk memfungsikan
kewenangan pada setiap level yang berbeda. Perkembangan vertikal
akan memberikan keterampilan pribadi untuk mengatasi kondisi
lingkungan pekerjaan yang berubah sesuai dengan kewenangannya.
Selama ini sebagian besar waktu telah dihabiskan untuk pengembangan
pengetahuan, keterampilan, dan perilaku (kompetensi teknis) yang baru,
namun hanya sedikit waktu untuk pengembangan kompetensi vertikal
(tahapan pengembangan). Pengembangan horizontal dalam diklat
kepemimpinan sangat berguna saat masalah organisasi dapat
didefinisikan dan dianalisis secara jelas dan ada teknik inovatif yang
dikuasai untuk memecahkannya. Para peserta diklat juga akan belajar
terkait pengelolaan kegiatan yang melibatkan tim kerja dan stakeholder.
Pada pengembangan vertikal, para peserta diklat memasuki tahap
pengembangan kompetensi yang lebih tinggi, menyadari tantangan global
yang saat ini dengan cara yang lebih komplek dan inklusif dan pola
berpikir mereka akan lebih berkembang. Pengembangan kompetensi
horisontal bisa diajarkan (dari seorang ahli), karena ini seperti seperti
menuang air ke dalam gelas dengan konten baru terkait kompetensi
kepemimpinan dan manajerial, sedangkan pengembangan vertikal lebih
cenderung kepada tahap kemajuan pemimpin itu sendiri terkait
bagaimana mereka menyadari tantangan yang mereka hadapi saat ini
(kesiapan mental dan spiritual).
18
kompetensi pegawai saat ini hanya akan mendorong persepsi bahwa
orang/ bagian lain yang akan bertanggung jawab atas perkembangan
mereka, misalnya bagian sumber daya manusia, pimpinan, atau atasan
mereka. Kita perlu membantu agar orang-orang ini dapat keluar dari
pandangan yang salah ini dan menyadari pentingnya pengembangan diri
mereka sendiri. Pembelajaran diklat kepemimpinan saat ini harus
memungkinkan para peserta diklat untuk membuktikan kemampuannya
untuk merancang dan mengimplementasikan suatu perubahan di unit
kerjanya.
19
Perubahan konsepsi dan pendekatan tersebut telah mendorong
munculnya sejumlah model pendidikan manajemen dan kepemimpinan yang
ditandai dengan adanya trend, meliputi modularisasi yang lebih besar,
fleksibilitas, dan pembelajaran berbasis kerja, serta pengembangan yang lebih
informal dan personal (Mentoring, Coaching, umpan balik , tugas proyek, dan
pembelajaran melalui implementasi serta fasilitasi tim kerja). Inti dari beberapa
tren model pengembangan kepemimpinan tersebut adalah adanya perubahan
cara pendekatan menjadi lebih fleksibel, berbasis pada pengalaman, lebih
informal, dan disesuaikan dengan kebutuhan individu dan organisasi.
B. Program Pengembangan Kepemimpinan di Indonesia
Penyelenggaraan Diklat Kepemimpinan pola baru yang
diselenggarakan sejak tahun 2014 telah mencoba mengadaptasi trend pola
pengembangan kepemimpinan saat ini sehingga diharapkan dapat menyiapkan
para pemimpin perubahan di lingkungan pemerintahan di Indonesia agar siap
menghadapi tantangan global saat ini. Penyelenggaraan program diklat
kepemimpinan pola lama, dianggap sudah tidak sesuai lagi karena terdapat
banyak kelemahan sehingga dibutuhkan sebuah pembaharuan.
Kompetensi yang ingin dibangun pada penyelenggaraan Program
Diklat Kepemimpinan Tingkat IV pola baru di Indonesia, sesuai dengan
Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara No. 20 Tahun 2015 tentang
Pedoman Penyelenggaraan Diklatpim Tingkat IV, yaitu agar memiliki
kompetensi kepemimpinan operasional untuk merencanakan pelaksanaan
kegiatan instansi dan kemampuan mempengaruhi serta memobilisasi bawahan
dan pemangku kepentingan strategisnya dalam melaksanakan kegiatan yang
telah direncanakan dengan diindikasikan oleh kemampuan:
1. Membangun karakter dan sikap perilaku integritas sesuai dengan
peraturan perundang-undangan dan kemampuan untuk menjunjung tinggi
etika publik, taat pada nilai-nilai, norma, moralitas dan bertanggung jawab
dalam memimpin unit instansinya.
2. Membuat perencanaan pelaksanaan kegiatan instansi.
3. Melakukan kolaborasi secara internal dan eksternal dalam mengelola
tugas-tugas organisasi ke arah efektivitas dan efisiensi pelaksanaan
kegiatan instansi.
20
4. Melakukan inovasi sesuai bidang tugasnya guna mewujudkan
pelaksanaan kegiatan yang lebih efektif dan efisien.
5. Mengoptimalkan seluruh potensi sumber daya internal dan eksternal
organisasi dalam implementasi kegiatan unit instansinya.
Aspek
I II III IV Deskripsi
Kompetensi
I. Self Mastery
1. Integritas Mengaktualisasikan integritas dalam
(18 JP) mengelola pelaksanaan tugas dan fungsi
unit kerja melalui pembelajaran
akuntabilitas, etika, dan aktualisasi
akuntabilitas dan etika
21
6. Integritas dan Kemampuan menunjukkan integritas dan
Wawasan semangat nasionalisme dalam mengelola
Kebangsaan arah kebijakan organisasi dan isu strategis
(18 JP) nasional
III. Inovasi:
1. Berpikir Berpikir kreatif dan inovatif dalam
Kreatif dan menyusun kegiatan organisasi melalui
Inovatif pembelajaran konsepsi, prinsip, dan
(18 JP) strategi berpikir kreatif dan inovatif terkait
dengan program organisasi
22
5. Budaya Kerja Membangun budaya kerja untuk efektifitas
untuk kepemimpinan melalui pembelajaran
Efektifitas pluralisme budaya Indonesia, budaya lokal
Kepemimpina yang relevan dengan efektifitas
n (9 JP) kepemimpinan, hambatan budaya kerja,
dan membangun budaya kerja yang
kondusif untuk efektifitas kepemimpinan
23
5. Kecerdasan Menerapkan kecerdasan emosional melalui
Emosional pembelajaran pengertian kecerdasan
(18 JP) emosional, peranan kecerdasan emosional
dalam kepemimpinan, dan praktik
penerapan kecerdasan emosional
V. Proyek Perubahan:
1. Proyek Memahami konsepsi teori Proyek
Perubahan Perubahan, penentuan area, ruang lingkup,
(47 JP) dan muatan proyek perubahan, menyusun
dan menyajikan rancangan proyek
perubahan, mengimplementasikan dan
menyajikan hasil implementasi proyek
perubahan serta berbagi pengalaman
memimpin perubahan
24
Tahapan penyelenggaraan Diklat ini memakan waktu pembelajaran
sebanyak 893 Jam Pelajaran (JP) dengan rincian 290 JP untuk pembelajaran
klasikal (on Class) dan 603 JP atau 67 hari kalender untuk non klasikal. Satu JP
adalah 45 menit dan satu harinya 9 JP.
25
BAB III
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Tabel 3.1. Jumlah dan Peserta Diklatpim Tingkat III dan IV yang
Diselenggarakan di PPSDM Aparatur
26
Kepemimpinan Tingkat I hingga IV saat ini masih bersifat generik sehingga
harus ditunjang dengan diklat teknis penunjang manajerial lainnya.
27
Tabel 3.2 Perubahan Model Pengembangan Kepemimpinan di Indonesia
Desain
Pola Lama Pola Baru
Pembelajaran
Materi • Materi pelatihan yang telah • Intervensi/program
pembelajaran ditentukan (standardisasi) pengembangan
terkait manajemen kepemimpinan
stratejik, manajerial, dan • Disesuaikan (kustomisasi)
pemberdayaan • Manajerial dan kepemimpinan
• Menekankan pada aspek • Prinsip belajar berdasarkan
pengetahuan/ konseptual pengalaman di tempat kerja
Jangka waktu • Selesai dalam satu kali • On-Off (In class-Off class)
penyelenggaraan (one-off) • Pengembangan berkelanjutan
• Titik awal dan akhir namun terbatas pada Proyek
berbeda Perubahan
Format/ Metode • Didaktik/kognitif: ceramah, • Partisipatif: ceramah interaktif,
pembelajaran tanya jawab, diskusi, dan diskusi, dan praktik/kerja
demonstrasi/studi kasus, kelompok/individu dengan
serta presentasi bimbingan instruktur
• Teoritikal/ konseptual • Berdasarkan pengalaman
(experiential/reflectif) dan ada
praktik inovasi untuk
penerapan kompetensi
28
Evaluasi • Peserta (sikap dan • Peserta (perencanaan inovasi
Peserta perilaku) serta dan manajemen perubahan)
penguasaan materi • Widyaiswara
• Widyaiswara • Penyelenggara
• Penyelenggara • Pasca Diklat
• Pasca diklat
29
untuk meperoleh informasi yang diinginkan. Hasil analisis dan pengolahan data
kuesioner tersebut dijelaskan sebagai berikut:
1. Pengumpulan data
Penentuan jumlah sampel ini menggunakan metode pengambilan non
acak dengan metode purposive sampling menggunakan rumus uji
kecukupan data dari Slovin:
Hasil pengujian validitas diketahui bahwa semua r hitung > r tabel yang
menunjukkan bahwa semua atribut (pertanyaan kuesioner) yang diuji
adalah valid, karena nilai r positif dan lebih besar dari pada nilai r tabel =
0,2706.
Hasil uji reliabilitas diketahui bahwa nilai Cronbach’s alpha > 0,7 yang
menunjukkan bahwa r Cronbach’s alpha positif dan > r tabel sehingga
atribut yang diuji dianggap reliabel.
30
C. Hasil Pengolahan Data Kuesioner
Hasil kuesioner dari para responden diharapkan dapat mengukur
sejauh mana kepuasan mereka terhadap Program Diklat Kepemimpinan yang
telah diselenggarakan saat ini. Pengukuran tingkat kepuasan ini mencakup
manfaat dan efektivitas penyelenggaraan serta pemenuhan kebutuhan
kompetensi kepemimpinan mereka. Hasil pengolahan data kuesioner ini dapat
dijelaskan sebagai berikut:
Perlu penelitian lebih lanjut terkait hasil yang diperoleh belum diketahui
faktor-faktor yang mempengaruhi ketercapaian tujuan pembelajaran suatu
mata diklat, diantaranya adalah Widyaiswara pengampu, kurikulum,
sarana dan prasarana, dan sebagainya.
31
Kemampuan saya untuk 15,1 66,0 18,9 0 2,98 0,604
memahami isu-isu aktual strategis
yang sedang berkembang saat ini
yang bersifat instansional dan
nasional:
Pemahaman saya tentang 18,9 66,0 15,1 0 3,06 0,633
bagaimana pentingnya
mengadopsi dan mengadaptasi
keunggulan organisasi lain yang
memiliki best practice (institusi/
lembaga/ BUMN) dalam
pengelolaan tugas dan fungsi
organisasi (Benchmarking):
32
Kemampuan saya dalam 22,6 66,0 11,3 0 3,13 0,590
merancang dan melaksanakan
suatu perubahan (inovasi) pada
pengelolaan tugas dan fungsi di
unit kerja:
33
Tabel 3.4 menunjukkan bagaimana kontribusi Program Diklat
Kepemimpinan terhadap peningkatan kompetensi peserta diklat dan
tingkat kepuasan mereka terhadap penyelenggaraannya.
Hasil pengolahan data kuesioner menunjukkan para responden setuju
bahwa materi pembelajaran (mata diklat) dalam diklat kepemimpinan akan
bermanfaat karena relevan dan terorganisir sehingga membantu dalam
pekerjaan mereka. Widyaiswara, bahan ajar, waktu, dan fasilitas belajar
dianggap telah dipersiapkan dengan baik. Tingkat kepuasan dan
ketercapaian tujuan pembelajaran sangat tinggi (=4,19 dan =4,15).
Peserta diklat merasa didorong untuk selalu berpartisipasi dan
berinteraksi (=4,25) selama pembelajaran. Namun, hasil pengukuran
terkait relevansi topik/materi pembelajaran dengan kebutuhan peserta
diklat dan pengorganisasian materi pembelajaran memiliki nilai terendah
(=3,77 dan =3,87) .
5 4 3 2 1 Std.
Pernyataan Mean
% % % % % Deviasi
Pengalaman pembelajaran 39,6 54,7 5,7 0 0 4.34 0,586
Diklat Pim ini akan berguna
dalam pekerjaan saya
Partisipasi dan interaksi semua 34,0 58,5 5,7 1,9 0 4.25 0,648
Peserta diklat didorong
Secara keseluruhan, Saya puas 26,4 66,0 7,5 0 0 4.19 0,557
dengan Diklat Kepemimpinan
ini
Semua pembelajaran Mata 32,1 50,9 17,0 0 0 4.15 0,690
Diklat yang diberikan dalam
Diklat Kepemimpinan sangat
bermanfaat
34
Widyaiswara/Fasilitator telah 15,1 66,0 17,0 1,9 0 3.94 0,633
dipersiapkan dengan baik dan
menyajikannya secara
profesional
Waktu yang dialokasikan untuk 13,2 67,9 15,1 3,8 0 3.91 0,658
pembelajaran sudah mencukupi
Ruang kelas dan fasilitas 18,9 58,5 18,9 1,9 1,9 3.91 0,791
lainnya memadai dan nyaman
Semua materi pembelajaran 15,1 58,5 22,6 3,8 0 3.87 0,680
dalam Diklatpim terorganisir
dan mudah diikuti
Bahan/media ajar yang 15,1 58,5 22,6 3,8 0 3.85 0,718
didistribusikan sangat
membantu
Semua topik/materi 20,8 45,3 26,4 5,7 1,9 3.77 0,912
pembelajaran yang dibahas
relevan dengan kebutuhan saya
Hasil jawaban peserta diklat atas pertanyaan apa yang paling disukai dari
diklat kepemimpinan ini, terutama adalah terkait bertambahnya wawasan
(30,2%) dan bertambahnya jejaring kerja (28,3%), benchmarking (13,2%),
dan kebersamaan (13,2%).
Saat ditanyakan tentang aspek yang masih bisa diperbaiki dalam Diklat
Kepemimpinan, jawaban para responden adalah metode pembelajaran
(21%), kurikulum (19%), sarana dan prasarana (14%), media
pembelajaran dan kompetensi Widyaiswara (12%), serta makanan dan
mengundang tokoh nasional (5%).
35
diselenggarakan selama ini telah memenuhi kebutuhan kompetensi
kepemimpinan para peserta diklat. Tujuan kedua adalah untuk
mengetahui kompetensi kepemimpinan yang dibutuhkan oleh peserta
diklat, namun belum diakomodir dalam kurikulum Diklat kepemimpinan
Tingkat IV.
36
kepemimpinan
Diagnostic Reading: Kemampuan untuk 4,27 0,744
mengidentifikasi permasalahan dan penentuan alternatif
pemecahan masalahnya pada “pengelolaan tugas dan
fungsi di unit kerjanya”
Inovasi: Kemampuan untuk melakukan inovasi terhadap 4,26 0,593
kegiatan dan program organisasi
Koordinasi dan Kolaborasi: Kemampuan untuk 4,26 0,524
menerapkan koordinasi dan kolaborasi dalam mengelola
tugas dan fungsi unit kerjanya
Jejaring Kerja: Kemampuan untuk menata ulang jejaring 4,26 0,560
kerja personal dan organisasi untuk efektifitas
pengelolaan program
Standar Etika Publik: Kemampuan untuk 4,21 0,536
mengaktualisasikan akuntabilitas dan etika publik dalam
mengelola pelaksanaan tugas dan fungsi unit kerjanya
Wawasan Kebangsaan: Kemampuan untuk 4,19 0,622
mengaktualisasikan wawasan kebangsaan dan
semangat nasionalisme dalam mengelola pelaksanaan
tugas dan fungsi unit kerja
Integritas: Kemampuan untuk menerapkan akuntabilitas 4,17 0,580
kinerja dan etika publik dalam mengelola pelaksanaan
tugas dan fungsi unit kerja
Proyek Perubahan: Kemampuan untuk merancang dan 4,17 0,727
mengimplementasikan perubahan pada pengelolaan
tugas dan fungsi di unit kerjanya
Pilar-Pilar Kebangsaan: Kemampuan untuk 4,15 0,770
mengaktualisasikan nilai dan semangat pilar-pilar
kebangsaan dalam mengelola pelaksanaan tugas dan
fungsi unit kerja
Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia: 4,11 0,751
Kemampuan untuk memahami posisi dan kedudukan unit
organisasinya dalam Sistem Administrasi Negara
Kesatuan Republik Indonesia (Kelembagaan dan Tata
Hubungan Kerja)
Saat ditanyakan terkait kompetensi kepemimpinan yang dibutuhkan oleh
para responden namun belum terakomodir dalam kurikulum Diklat
Kepemimpinan Tingkat IV, empat kompetensi yang mendapat nilai
tertinggi, meliputi Pendelegasian Wewenang, Analytical Thinking and
Creative Problem Solving, Pelayanan Publik, dan Leader as a Coach.
Kompetensi yang ditawarkan ini diambil dari matrik kompetensi
kepemimpinan yang ada saat ini berdasarkan hasil studi literatur yang
ada.
37
Tabel 3.6 Persepsi Terhadap Kebutuhan Kompetensi Kepemimpinan
Std.
Pernyataan Mean
Deviasi
Pendelegasian Wewenang: Kemampuan untuk 4,30 0,575
mendelegasikan tugas dan kewenangan secara efektif
Analytical Thinking and Creative Problem Solving: 4,25 0,551
Kemampuan untuk mengembangkan kemampuan
pengambilan keputusan secara kreatif dan inovatif
Pelayanan Publik: Menunjukkan kemampuan untuk 4,25 0,556
meningkatkan pelayanan publik
Leader as a Coach: Kemampuan untuk melakukan 4,25 0,585
Coaching dan mentoring terhadap staf/bawahan
Presentation Skill: Kemampuan untuk berkomunikasi 4,23 0,577
secara efektif melalui presentasi
Manajemen Sumber Daya: Kemampuan untuk 4,23 0,609
mengelola sumber daya organisasi (termasuk sumber
daya manusia)
Kepemimpinan Efektif: Kemampuan untuk 4,21 0.567
mengidentifikasi dan menerapkan teori kepemimpinan
kunci saat ini dan model-model kepemimpinan efektif
Komunikasi Strategis: Kemampuan untuk melakukan 4,21 0,600
komunikasi efektif melalui komunikasi publik dan
komunikasi tertulis
kepemimpinan efektif: Kemampuan untuk memimpin 4,19 0,557
orang lain
Kepemimpinan Visioner: Kemampuan untuk 4,17 0,672
mengembangkan visi pribadi untuk kepemimpinan
Sistem Thinking (Berpikir Sistem): kemampuan untuk 4,17 0,580
berpikir secara kritis dan analitis
Manajemen Proyek: Kemampuan untuk mengelola 4,17 0,612
kegiatan (project management system) yang efektif dan
efisien
Manajemen Risiko: Kemampuan untuk mengelola 4,11 0,577
risiko pada pengelolaan program dan kegiatan di unit
kerjanya
Manajemen Konflik: Kemampuan untuk menerapkan 4,11 0,543
langkah-langkah yang diperlukan dalam resolusi konflik
di organisasi
38
Making, Leader as a Coach, Benchmarking, dan Membangun Jejaring
Kerja.
A. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan di atas, maka dalam pengembangan Program
Kepemimpinan di KESDM ke depannya dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Diklat Kepemimpinan yang diselenggarakan di Indonesia pada dasarnya
telah sesuai dengan trend model pengembangan kepemimpinan yang
dianggap paling efektif saat ini yang diharapkan dapat mencetak para
pemimpin perubahan di lingkungan KESDM yang siap menghadapi
tantangan di masa depan.
2. Setelah mengikuti pembelajaran dalam Program Diklat Kepemimpinan,
para peserta mengalami peningkatan kompetensi hampir di semua mata
diklat karena memiliki nilai rata-rata di atas tiga, kecuali materi terkait Isu
Aktual Lembaga (2,98).
3. Peserta diklat merasakan adanya peningkatan kompetensi dan kepuasan
terhadap penyelenggaraan Diklat Kepemimpinan di PPSDMA, hal ini
dibuktikan dengan nilai rata-ratanya yang cukup tinggi (di atas 3,5).
4. Hasil jawaban Peserta diklat atas pertanyaan tentang yang paling disukai
dari Diklat Kepemimpinan dua di antaranya adalah terkait bertambahnya
wawasan (30,2%) dan bertambahnya jejaring kerja (28,3%).
5. Kompetensi yang ada dalam Diklat Kepemimpinan saat ini dianggap
masih relevan dengan kebutuhan para responden sebagai pejabat eselon
IV (nilai rata-rata di atas empat).
39
6. Kompetensi kepemimpinan yang dibutuhkan oleh para responden namun
belum terakomodir dalam kurikulum Diklat Kepemimpinan Tingkat IV,
urutan tiga teratas meliputi Pendelegasian Wewenang, Analytical Thinking
and Creative Problem Solving, Pelayanan Publik, dan Leader as a Coach.
7. Kompetensi/materi penunjang kepemimpinan yang dianggap penting oleh
para responden, empat teratas yaitu: Problem Solving and Decision
Making, Leader as a Coach, Benchmarking, dan Membangun Jejaring
Kerja.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini maka saran-saran yang dapat diberikan
untuk perbaikan penyelenggaraan diklat kepemimpinan ke depannya yaitu:
1. Pola pengembangan kompetensi kepemimpinan dan metode
pembelajaran yang dilakukan seharusnya berkelanjutan (pengembangan
vertikal);
2. Kompetensi pengembangan kepemimpinan harus bersifat dinamis yang
disesuaikan dengan karakteristik lingkungan kerja dan tantangan yang
dihadapi sehingga harus disesuaikan dengan kebutuhan organisasi
masing-masing.
3. Kompetensi yang dibangun dalam Diklat Kepemimpinan Tingkat I hingga
IV saat ini masih bersifat generik, sehingga harus ditunjang dengan diklat
teknis manajerial lainnya.
4. Perlunya pengembangan metode pembelajaran campuran (blended
learning) mengingat tingginya tingkat kesibukan para pemimpin/pejabat
sehingga tidak dapat meninggalkan pekerjaan terlalu lama.
5. Perlu dipikirkan triangulasi dalam evaluasi peserta, sehingga tidak hanya
difokuskan kepada penilaian inovasi.
6. Peserta diklat menganggap bahwa aspek utama yang masih bisa
diperbaiki dalam Diklat Kepemimpinan adalah metode pembelajaran
(21%), kurikulum (19%), sarana dan prasarana (14%), media
pembelajaran dan kompetensi Widyaiswara (12%).
7. Perlu adanya kajian dan evaluasi yang lebih mendalam terkait kompetensi
yang telah dibangun dan pola penyelenggaraan Diklat Kepemimpinan di
Indonesia saat ini.
40
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, M., dan Nugraha, R.N. (2017). Evaluasi Pendidikan dan Pelatihan
Kepemimpinan Tingkat IV Pola Baru Model Kirkpatrick: Studi Kasus
atas Penyelenggaraan di Pusdiklat Mineral dan Batubara. Jurnal
Aparatur Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Vol. 01 No.
01, Juli 2017
Ely, K., Boyce, L. A., Nelson, J. K., Zaccaro, S. J., Hernez-Broome, G., &
Whyman, W. (2010). Evaluating leadership coaching: A review and
integrated framework. The Leadership Quarterly, 21(4), 585-599.
Hart, R. K., Conklin, T. A., & Allen, S. J. (2008). Individual leader development:
An appreciative inquiry approach. Advances in Developing Human
Resources, 10(5), 632-650.
Nick Petrie. (2014). Future Trends in Leadership Development. The Center for
Creative Leadership: White Paper
LAMPIRAN-LAMPIRAN:
41
SURVEI PROGRAM PENGEMBANGAN
KOMPETENSI KEPEMIMPINAN
Tujuan utama dari survei ini adalah untuk mengukur tingkat kepuasan
Anda terhadap materi pembelajaran setiap Mata Diklat pada Program
Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan yang telah Anda ikuti dan untuk
mengumpulkan umpan balik tentang manfaat yang diperoleh dari sesi
pembelajaran tersebut. Tanggapan dan komentar Anda akan
digabungkan dengan tanggapan dan komentar rekan program Anda dan
akan dirangkum dan diolah sebagai bahan kajian sebagai bagian dari
proses perbaikan berkelanjutan. Rahasia Anda terjamin dan tidak akan
dibuka untuk publik.
Harap baca setiap pertanyaan dengan saksama, dan pastikan Anda juga
menanggapi pertanyaan di sisi sebaliknya halaman ini.
42
Sangat Sedikit Tidak Ada
Meningka
Meningk Meningka Peningkat
t
at t an
Komentar:
KOMPETENSIsaya
3 Kemampuan KEPEMIMPINAN
untuk
mengaktualisasikan etika publik
dalam mengelola pelaksanaan
tugas dan fungsi unit kerjanya
melalui pembelajaran
akuntabilitas, etika, dan
aktualisasi akuntabilitas dan
etika ……………..
Komentar:
C. Inovasi
43
Sangat Sedikit Tidak Ada
Meningka
Meningk Meningka Peningkat
t
at t an
KOMPETENSIsaya
7 Kemampuan KEPEMIMPINAN
untuk berpikir
kreatif dan inovatif dalam
menyusun kegiatan terkait
dengan program organisasi
melalui pembelajaran konsepsi,
prinsip, dan strategi berpikir
kreatif dan inovatif
…………………
Komentar:
D. Tim Efektif
10 Kemampuan saya untuk
menerapkan kecerdasan
emosional dalam kepemimpinan
pada pengelolaan tugas dan
fungsi unit kerja ………………….
Komentar:
44
Sangat Sedikit Tidak Ada
Meningka
Meningk Meningka Peningkat
t
at t an
KOMPETENSI KEPEMIMPINAN
Komentar:
45
SURVEI PROGRAM PENGEMBANGAN
KOMPETENSI KEPEMIMPINAN
Tujuan pertama dari survei ini adalah untuk mengevaluasi sejauh mana
Anda berpikir bahwa Program Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan
yang Anda ikuti telah mempengaruhi kompetensi kepemimpinan Anda.
Tujuan kedua adalah mengukur tingkat kepuasan Anda terhadap
program diklat ini. Tanggapan Anda akan tetap dirahasiakan dan hanya
akan dilaporkan dalam laporan hasil penelitian yang digabungkan dengan
peserta lain dan sama sekali tidak akan berafiliasi dengan nama Anda.
Harap baca setiap pertanyaan dengan saksama, dan pastikan juga untuk
melengkapi pertanyaan di halaman dua.
Sang
Sang
Tidak at
at Setuj Netra
Setuj Tidak
KOMPETENSI KEPEMIMPINAN Setuj u l
u Setuj
u
u
(5) (4) (3) (2) (1)
1 Semua pembelajaran Mata Diklat
yang diberikan dalam Diklat
Kepemimpinan sangat bermanfaat
2 Partisipasi dan interaksi semua
Peserta diklat didorong
3 Semua topik/materi pembelajaran
yang dibahas relevan dengan
kebutuhan saya
4 Semua materi pembelajaran
dalam Diklatpim terorganisir dan
mudah diikuti
5 Bahan/media ajar yang
didistribusikan sangat
membantu
6 Pengalaman pembelajaran Diklat
Pim ini akan berguna dalam
pekerjaan saya
7 Widyaiswara/Fasilitator memiliki
46
Sang
Sang
Tidak at
at Setuj Netra
Setuj Tidak
KOMPETENSI KEPEMIMPINAN Setuj u l
u Setuj
u
u
(5) (4) (3) (2) (1)
pengetahuan tentang topik
pelatihan
8 Widyaiswara/Fasilitator telah
dipersiapkan dengan baik dan
menyajikannya secara
profesional
9 Tujuan penyelenggaraan
pelatihan terpenuhi
10 Waktu yang dialokasikan untuk
pembelajaran sudah mencukupi
11 Ruang kelas dan fasilitas lainnya
memadai dan nyaman
12 Secara keseluruhan, Saya puas
dengan Diklat Kepemimpinan ini
13. Apa yang paling Anda sukai dari Diklat Kepemimpinan ini?
14. Aspek apa dalam Diklat Pim ini yang bisa diperbaiki?
15. Apa yang Anda harapkan agar dapat mengubah praktek kerja Anda
sebagai hasil dari pelatihan ini?
47
SURVEI PROGRAM PENGEMBANGAN
KOMPETENSI KEPEMIMPINAN
Tujuan pertama dari survei ini adalah untuk mengevaluasi sejauh mana
Program Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan yang selama ini
diselenggarakan telah memenuhi kebutuhan kompetensi
kepemimpinan Anda. Tujuan kedua adalah mengetahui kompetensi
kepemimpinan lain yang dibutuhkan, namun belum diakomodir dalam
Diklat Pim. Tanggapan Anda akan tetap dirahasiakan dan hanya akan
dilaporkan dalam laporan hasil penelitian yang digabungkan dengan
peserta lain dan sama sekali tidak akan berafiliasi dengan nama Anda.
Harap baca setiap pertanyaan dengan saksama, dan pastikan juga untuk
melengkapi pertanyaan di halaman dua.
Sang
Sang
Tidak at
at Setuj Netra
Setuj Tidak
KOMPETENSI KEPEMIMPINAN Setuj u l
u Setuj
u
u
(5) (4) (3) (2) (1)
Kompetensi Program Kepemimpinan (Diklat Pim):
1 Integritas: Kemampuan untuk
menerapkan akuntabilitas kinerja
dan etika publik dalam mengelola
pelaksanaan tugas dan fungsi
unit kerja
2 Pilar-Pilar Kebangsaan:
Kemampuan untuk
mengaktualisasikan nilai dan
semangat pilar-pilar kebangsaan
dalam mengelola pelaksanaan
tugas dan fungsi unit kerja
48
Sang
Sang
Tidak at
at Setuj Netra
Setuj Tidak
KOMPETENSI KEPEMIMPINAN Setuj u l
u Setuj
u
u
(5) (4) (3) (2) (1)
3 Wawasan Kebangsaan:
Kemampuan untuk
mengaktualisasikan wawasan
kebangsaan dan semangat
nasionalisme dalam mengelola
pelaksanaan tugas dan fungsi
unit kerja
4 Standar Etika Publik:
Kemampuan untuk
mengaktualisasikan akuntabilitas
dan etika publik dalam mengelola
pelaksanaan tugas dan fungsi
unit kerjanya
5 Sistem Administrasi Negara
Republik Indonesia: Kemampuan
untuk memahami posisi dan
kedudukan unit organisasinya
dalam Sistem Administrasi
Negara Kesatuan Republik
Indonesia (Kelembagaan dan
Tata Hubungan Kerja)
6 Isu Strategis: Kemampuan untuk
memahami isu-isu aktual
strategis yang sedang
berkembang saat ini, baik yang
bersifat instansional, nasional,
regional, maupun internasional
7 Diagnostic Reading: Kemampuan
untuk mengidentifikasi
permasalahan dan penentuan
alternatif pemecahan masalahnya
pada “pengelolaan tugas dan
fungsi di unit kerjanya”
8 Berpikir Kreatif dan Inovasi:
Kemampuan untuk berpikir
kreatif dan inovatif dalam
menyusun kegiatan organisasi
9 Inovasi: Kemampuan untuk
melakukan inovasi terhadap
kegiatan dan program organisasi
49
Sang
Sang
Tidak at
at Setuj Netra
Setuj Tidak
KOMPETENSI KEPEMIMPINAN Setuj u l
u Setuj
u
u
(5) (4) (3) (2) (1)
10 Pengenalan Potensi Diri:
Kemampuan untuk
mengidentifikasi potensi diri
yang relevan dengan
kepemimpinan
11 Pengembangan Potensi Diri:
Kemampuan untuk merancang
pengembangan potensi diri yang
relevan dengan kepemimpinan
12 Budaya Kerja untuk Efektifitas
Kepemimpinan: Kemampuan
untuk membangun budaya kerja
untuk efektifitas kepemimpinan
melalui pembelajaran pluralisme
budaya Indonesia, budaya lokal
yang relevan dengan efektifitas
kepemimpinan, hambatan budaya
kerja, dan membangun budaya
kerja yang kondusif
50
Sang
Sang
Tidak at
at Setuj Netra
Setuj Tidak
KOMPETENSI KEPEMIMPINAN Setuj u l
u Setuj
u
u
(5) (4) (3) (2) (1)
16 Membangun Tim Efektif:
Kemampuan untuk membangun
kolaborasi yang efektif dengan
pemangku kepentingan internal
dan eksternal untuk mengelola
tugas dan fungsi unit kerjanya
17 Jejaring Kerja: Kemampuan
untuk menata ulang jejaring kerja
personal dan organisasi untuk
efektifitas pengelolaan program
18 Kecerdasan Emosional:
Kemampuan untuk menerapkan
kecerdasan emosional dalam
mengelola tugas dan fungsi unit
kerjanya
19 Proyek Perubahan: Kemampuan
untuk merancang dan
mengimplementasikan
perubahan pada pengelolaan
tugas dan fungsi di unit kerjanya
Komentar:
51
4 Kemampuan untuk melakukan
komunikasi efektif melalui
komunikasi publik dan
komunikasi tertulis
5 kemampuan untuk berpikir secara
kritis dan analitis
6 Kemampuan untuk mendelegasikan
tugas dan kewenangan secara
efektif
7 Kemampuan untuk
berkomunikasi secara efektif
melalui presentasi
8 Kemampuan untuk mengelola
kegiatan (project management
system) yang efektif dan efisien
9 Kemampuan untuk mengelola
risiko pada pengelolaan program
dan kegiatan di unit kerjanya
(manajemen risiko)
52
15
16
17
18
53