PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Sistem keadilan dan demokrasi yang berlaku di Indonesia selalu mengacu dan berbasis
kepada Pancasila dan didukung oleh UUD 1945. Pancasila pun menjadi sebuah landasan dalam
penentuan prinsip dan pandangan hidup. Namun dewasa ini semakin banyak penyimpangan nilai
– nilai Pancasila berdasarkan butir – butir yang terkandung di dalamnya. Namun nilai tersebut
serasa hilang jika dibandingkan dengan kehidupan Bangsa pada zaman ini. Penyimpangan pun
sudah dianggap hal yang biasa dilakukan, dianggap sebagai sesuatu yang ‘bisa dilanggar’
menjadi ‘biasa dilanggar’.Namun butir /nilai yang terkandung dalam sila tersebut semakin hilang
dan tersamarkan artinya. Contoh kecil adalah semakin berkurangnya sistem demokrasi dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara. Sebagai Negara Indonesia, kita menganut sistem Demokrasi
Pancasila. Demokrasi Pancasila merupakan demokrasi konstitusional dengan mekanisme
kedaulatan rakyat dalam penyelenggaraan negara dan penyelengaraan pemerintahan berdasarkan
konstitusi yaitu Undang-undang Dasar 1945. Sebagai demokrasi pancasila terikat dengan UUD
1945 dan pelaksanaannya harus sesuai dengan UUD 1945 (Rookhie, 2012).
Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Nama ini terdiri dari dua kata dari
Sanskerta: pañca berarti lima dan śīla berarti prinsip atau asas. Pancasila merupakan rumusan
dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia. Lima sendi
utama penyusun Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan
beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, dan tercantum
pada paragraf ke-4 Preambule (Pembukaan) Undang-undang Dasar 1945. Meskipun terjadi
perubahan kandungan dan urutan lima sila Pancasila yang berlangsung dalam beberapa tahap
selama masa perumusan Pancasila pada tahun 1945, tanggal 1 Juni diperingati sebagai hari
lahirnya Pancasila (Anonim, 2013)
Dan salah satu yang akan kita bahas disini adalah butir-butir pancasila yang terkandung
pada sila ke-empat yaitu “kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan dan perwakilan”. Sila ini mengungkapkan bahwa bangsa ini adalah bangsa
yang mengutamakan musyawarah dan perwakilan untuk mengambil suatu keputusan atau
rencana. Untuk lebih memahami makna-makna dari butir-butir tersebut akan lebih jelasnya akan
di rincikan dipembahasan berikut :
2.6. Hubungan Sila Ke-4 Dengan Hak Dan Kewajiban Warga Negara Indonesia (WNI)
Pancasila merupakan dasar negara. Didalam Pancasila terdapat nilai-nilai dasar yang
mengatur kehidupan kita dalam berbangsa dan bernegara. Termasuk yang terkandung dalam sila
ke-4 pada Pancasila. Nilai-nilai tersebut sangat berhubungan dengan hak dan kewajiban Warga
Negara indonesia (WNI). Tanpa didasarkan pada nilai-nilai Pancasila tersebut maka tidak akan
terpenuhi hak-hak dan kewajiban Warga Negara Indonesia (WNI).
Pancasila yang digunakan sebagai dasar negara dan ideologi negara. Dimana Pancasila
juga digunakan sebagai tolak ukur dalam berpikir dan bertingkah laku. Sila ke-empat, yaitu
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, yang
mengandung arti atau makna penerimaan dari rakyat oleh rakyat, untuk rakyat dengan cara
musyawarah dan mufakat melalui lembaga-lembaga perwakilan. Dimana sila ke-empat memiliki
nilai-nilai demokrasi yang berhubungan dengan hak dan kewajiban Warga Negara Indonesia
(WNI) sebagai berikut:
1.Kerakyatan
Berarti kekuasaan tertinggi berada ditangan rakyat, berarti Indonesia menganut demokrasi. Yang
menjadi dasar hak dan kewajiban Warga Negara Indonesia (WNI) disini adalah kekuatan atau
kekuasaan rakyat dalam menentukan kepemimpinan dan kedaulatan bangsa Indonesia.
2.Hikmat kebijaksanaan
Berarti penggunaan pikiran yang sehat dengan selalu mempertimbangkan persatuan dan kesatuan
bangsa, kepentingan rakyat dan dilaksanakan dengan sadar, jujur, dan bertanggungjawab, serta
didorong oleh itikad baik sesuai dengan hati nurani. Yang menjadi dasar hak dan kewajiban
Warga Negara Indonesia (WNI) disini adalah ikut andil dalam pelaksanaan pencapaian persatuan
bangsa dengan sikap yang baik dan positif.
3.Permusyawaratan
Berarti bahwa dalam merumuskan atau memutuskan suatu hal, berdasarkan kehendak rakyat, dan
melalui musyawarah untuk mufakat. Yang menjadi hak dan kewajiban Warga Negara Indonesia
(WNI) disini adalah memperoleh hasil keputusan musyawarah yang dihasilkan dari keputusan
mufakat.
4.Perwakilan
Berarti suatu tata cara mengusahakan turut sertanya rakyat mengambil bagian dalam kehidupan
bernegara, antara lain dilakukan melalui badan perwakilan rakyat. Yang menjadi hak dan
kewajiban Warga Negara indonesia (WNI) disini adalah mendapatkan perlindungan secara
damai dan mentaati aturan-aturan Negara.
5. Adanya kebebasan yang harus disertai dengan tanggungjawab baik terhadap masyarakat bangsa
maupun secara moral terhadapTuhan yang Maha Esa.
6.Menjujung tinggi harkat dan martabat kemanusiaan.
7.Menjamin dan memperkokoh persatuan dan kesatuan dalam hidup bersama.
8.Mengakui atas perbedaan individu, kelompok, ras, suku, agama, karena perbedaan adalah
merupakan suatu bawaan kodrat manusia.
9.Mengakui adanya persamaan hak yang melekat pada setiap individu, kelompok, ras, suku
maupun agama.
10.Mengarahkan perbedaan dalam suatu kerjasama kemanusiaan yang beradab.
Dalam kaitannya dengan sila ke-empat ini, maka segala aspek penyelenggaraan Negara
harus sesuai dengan sifat-sifat dan hakekat rakyat, yang merupakan suatu keseluruhan
penjumlahan semua warga Negara yaitu Negara Indonesia. Maka dalam penyelenggaraan Negara
bukanlah terletak pada suatu orang dan semua golongan satu buat semua, semua buat satu.
Dalam hal ini Negara berdasarkan atas hakikat rakyat ,tidak pada golongan atau individu. Negara
berdasarkan atas permusyawaratan dankerjasama dan berdasarkan atas kekuasaan rakyat. Negara
dilakukan untuk kepentingan seluruh rakyat, atau dengan lain perkataan kebahagian seluruh
rakyat dijamain oleh Negara. Maka seluruh hak dan kewajiban Warga Negara Indonesia (WNI)
sebagai rakyat akan terpenuhi kesejahteraannya.
Dalam praktek pelaksanaannya pengertian kerakyatan bukan hanya sekedar berkaitan
dengan pengertian rakyat secara kongkrit saja namun mengandung suatu asas kerokhanian,
mengandung cita-cita kefilsafatan.
2.7. Sikap-Sikap Positif Hak Dan Kewajiban Sesuai Sila Ke-4
Dalam berbangsa dan bernegara sebagai Warga negara Indonesia (WNI) kita harus selalu
bersikap positif agar tercipta persatuan, kedamaian, dan kesejahteraan rakyat. Sikap- sikap positif
tersebut adalah :
1. Mencintai Tanah Air (nasionalisme).
2. Menciptakan persatuan dan kesatuan.
3. Ikut serta dalam pelaksanaan pembangunan.
4. Mempertahankan dan mengisi kemerdekaan.
5. Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil musyawarah.
6. Mengeluarkan pendapat dan tidak boleh memaksakan kehendak orang lain.
7. Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia mempunyai kedudukan,
hak, dan kewajiban yang sama.
8. Memperoleh kesejahteraan yang dipimpin oleh perwalian.
2.8. Pelanggaran Hak Dan Kewajiban Yang Terdapat Pada Sila Ke-Empat
Setelah bersikap positif yang sesuai nilai Pancasila, masih saja terdapat pelanggaran-
pelanggaran. Sesungguhnya pelaksaanan Pancasia sila ke-4 belum dilaksanakan secara
maksilmal di Indonesia ini. Masih banyak pelanggran-pelanggaran yang terjadi yang
berhubungan dengan sila ke-4, seperti :
Demonstrasi atau ujuk rasa yang dilakukan tanpa melapor kepada pihak yang berwajib,
sesugguhnya demonstrasi adalahhal yang sah dan juga hak kita sebagai warga negara untuk
dapat menyampaikan aspirasi kita. Namun bila itu dilakukan sesuai dengan perosedur yang telah
ditentukan dan tertulis dalam UU no. 9 tahun 1998, dimana sebelum melakukan tindak
demonstrai kita harus melapor terlebih dahulu kepada pihak yang berwajib dan memberikan
laporan yang secara detail tentang demonstasi yang akan dilakukan, sehingga tidak terjadi
kerusuhan.
Banyaknya orang yang tidak menerima dan menghargai pendapat orang lain, seperti yang
terjadi pada saat sidang panipurna.
Terdapat kecurangan dalam penarikan suara PEMILU, seperti lembar pemilu yang telah
dicontreng, kotak pemilu yang tidak disegel, adanya penyuapan serta pemerasan dalam pada
penentuan suara.
Dan masih banyak lagi pelanggaran yang dilakukan baik oleh pemerintahan ataupun oleh
warga negara Indonesia, yang disebabkan kurangnya rasa soliditas dan persatuan hingga sikap
gotongroyong, sehingga sebagiankecil masyarakat terutama yang berada di perkotaan justru
lebih mengutamakan kelompoknya, golongannya bahkan negara lain dibandingkan kepentingan
negaranya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. “Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan
Perwakilan.” Setiap manusia Indonesia harus menghayati dan menjungjung tinggi setiap hasil
keputusan musyawarah, karena itu semua pihak yang bersangkutan harus menerimannya dan
melaksanakannya dengan itikad baik dan penuh rasa tanggung jawab. Disini kepentingan
bersamalah yang diutamakan di atas kepentingan pribadi atau golongan. Pembicaraan dalam
musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur. Keputusan-
keputusan yang diambil harus dapat dipertanggung jawabkan secara moral kepada Tuhan Yang
Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai kebenaran dan
keadilan. Dalam melaksanakan permusyawaratan, kepercayaan diberikan kepada wakil- wakil
yang dipercayanya.
2. Sila ke-4 pancasila yang berbunyi “Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan
Dalam Permusyawaratan/Perwakilan” memiliki makna :
a. Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat.
b. Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain.
c. Mengutamakan budaya bermusyawarah dalam mengambil keputusan bersama.
d. Bermusyawarah sampai mencapai katamufakat diliputidengan semangat kekeluargaan.
3. Maka nilai-nilai demokrasi yang terkandung dalam sila keempat adalah :
1.Kerakyatan berarti kekuasaan tertinggi berada ditangan rakyat, berarti Indonesia menganut
demokrasi.
2.Hikmat kebijaksanaan berarti penggunaan pikiran yang sehat dengan selalu mempertimbangkan
persatuan dan kesatuan bangsa, kepentingan rakyat dan dilaksanakan dengan sadar, jujur, dan
bertanggung jawab, serta didorong oleh itikad baik sesuai dengan hati nurani.
3.Permusyawaratan berarti bahwa dalam merumuskan atau memutuskan suatu hal, berdasarkan
kehendak rakyat, dan melalui musyawarah untuk mufakat.
4.Perwakilan berarti suatu tata cara mengusahakan turut sertanya rakyat mengambil bagian dalam
kehidupan bernegara, antara lain dilakukan melalui badan perwakilan rakyat.
5.Adanya kebebasan yang harus disertai dengan tanggung jawab baik terhadap masyarakat bangsa
maupun secara moral terhadap Tuhan yang Maha Esa.
6.Menjujung tinggi harkat dan martabat kemanusiaan.
7.Menjamin dan memperkokoh persatuan dan kesatuan dalam hidup bersama.
8.Mengakui atas perbedaan individu, kelompok, ras, suku, agama, karena perbedaan adalah
merupakan suatu bawaan kodrat manusia.
9.Mengakui adanya persamaan hak yang melekat pada setiap individu, kelompok, ras, suku
maupun agama.
10.Mengarahkan perbedaan dalam suatu kerja sama kemanusiaan yang beradab.
11.Menjunjung tinggi asas musyawarah sebagai moral kemanusiaan yang adil dan beradab.
12.Mewujudkan dan mendasarkan suatu keadilan dalam kehidupan social agar tercapainya tujuan
bersama.
Butir-butir sila ke-4 dalam Pancasila:
1.Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia mempunyai kedudukan,
hak dan kewajiban yang sama.
2. Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
3.Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama.
4.Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.
5.Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil musyawarah.
6.Dengan itikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil keputusan
musyawarah.
7.Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan
golongan.
8.Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur.
9.Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang
Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan
mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama.
10.Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk melaksanakan
pemusyawaratan.
4. Adapun pelaksanaan /implementasi dari penerapan sila ke-4 dari pancasila adalah;
1.Sebagai warga Negara dan masyarakat, setiap manusia mempunyai kedudukan, hak dan
kewajiban yang sama.
2.Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama diatas
kepentingan pribadi dan golongan.
3.Dengan itikad baik dan rasa tanggungjawab menerima dan melaksanakn hasil keputusan
musyawarah.
4.Tidak boleh memaksakan kehendak orang lain.
5.Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.
6.Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai dalam musyawarah.
7.Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggung jawabkan secara moral kepada Tuhan Yang
Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, dan keadilan, serta mengutamakan
persatuan dan kesatuan bersama.
8.Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk melaksanakan
permusyawaratan.
5. Adapun penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan terhadap sila ke-4 adalah:
1.Banyak warga Negara/masyarakat belum terpenuhi hak dan kewajibannya didalam hukum.
2.Ketidak transparannya lembaga-lembaga yang ada didalam Negara Indonesia dalam sistem
kelembagaannya yang menyebabkan masyarakat enggan lagi percaya kepada pemerintah.
3.Banyak para wakil rakyat yang merugikan Negara dan rakyat, yang seharusnya mereka adalah
penyalur aspirasi demi kemajuan dan kesejahteraan Negara Indonesia.
4.Banyak keputusan-keputusan lembaga hukum yang tidak sesuai dengan azas untuk mencapai
mufakat,sehingga banyak masyarakat yang merasa dirugikan.
5.Banyak masyarakat yang kurang bisa menghormati adanya peraturan-peraturan yang dibuat oleh
pemerintah.
6.Demonstrasi yang dilakukan tanpa melapor kepada pihak yang berwajib.
7.Kasus kecurangan terhadap pemilu, yang melihat bukan dari sisi kualitas, tetapi dari kuantitas.
8.Lebih mementingkan kepentingan pribadi atau golongan daripada kepentingan bersama atau
masyarakat.
9.Menciptakan perilaku KKN.
10.Pejabat – pejabat Negara yang diangkat cenderung dimanfaat untuk loyal dan mendukung
kelangsungan kekuasaan presiden.
6. Dimana sila ke-empat memiliki nilai-nilai demokrasi yang berhubungan dengan hak dan
kewajiban Warga Negara Indonesia (WNI) sebagai berikut:
1.Kerakyatan
2.Hikmat kebijaksanaan
3.Permusyawaratan
4.Perwakilan
5. Adanya kebebasan yang harus disertai dengan tanggungjawab baik terhadap masyarakat bangsa
maupun secara moral terhadapTuhan yang Maha Esa.
6.Menjujung tinggi harkat dan martabat kemanusiaan.
7.Menjamin dan memperkokoh persatuan dan kesatuan dalam hidup bersama.
8.Mengakui atas perbedaan individu, kelompok, ras, suku, agama, karena perbedaan adalah
merupakan suatu bawaan kodrat manusia.
9.Mengakui adanya persamaan hak yang melekat pada setiap individu, kelompok, ras, suku
maupun agama.
10.Mengarahkan perbedaan dalam suatu kerjasama kemanusiaan yang beradab.
7. Dalam berbangsa dan bernegara sebagai Warga negara Indonesia (WNI) kita harus selalu
bersikap positif agar tercipta persatuan, kedamaian, dan kesejahteraan rakyat. Sikap- sikap positif
tersebut adalah :
1.Mencintai Tanah Air (nasionalisme).
2.Menciptakan persatuan dan kesatuan.
3.Ikut serta dalam pelaksanaan pembangunan.
4.Mempertahankan dan mengisi kemerdekaan.
5.Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil musyawarah.
6.Mengeluarkan pendapat dan tidak boleh memaksakan kehendak orang lain.
7.Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia mempunyai kedudukan,
hak, dan kewajiban yang sama.
8.Memperoleh kesejahteraan yang dipimpin oleh perwalian.
8. Demonstrasi atau ujuk rasa yang dilakukan tanpa melapor kepada pihak yang berwajib,
sesugguhnya demonstrasi adalahhal yang sah dan juga hak kita sebagai warga negara untuk
dapat menyampaikan aspirasi kita. Namun bila itu dilakukan sesuai dengan perosedur yang telah
ditentukan dan tertulis dalam UU no. 9 tahun 1998, dimana sebelum melakukan tindak
demonstrai kita harus melapor terlebih dahulu kepada pihak yang berwajib dan memberikan
laporan yang secara detail tentang demonstasi yang akan dilakukan, sehingga tidak terjadi
kerusuhan. Banyaknya orang yang tidak menerima dan menghargai pendapat orang lain, seperti
yang terjadi pada saat sidang panipurna. Terdapat kecurangan dalam penarikan suara PEMILU,
seperti lembar pemilu yang telah dicontreng, kotak pemilu yang tidak disegel, adanya
penyuapan serta pemerasan dalam pada penentuan suara.
3.2 Saran
1. Harus mengetahui makna dari pancasila sila ke-4
2. Menginplementasikan nilai pancasila sila ke-4 dalam kehidupan sehari-hari
3. Menjauhi pengyimpangan dari nilai pancasila sila ke-4
4. Selalu melakukan hal positif hak dan kewajiban sesuai sila ke-4
Daftar Pustaka