Anda di halaman 1dari 3

Nama :Febri Rohaji

Nim :204190002
Tugas : Ak Lanjutan – Bab 1 Kombinasi Bisnis
1. Apa yang dimaksud kombinasi bisnis ?
2. Jelaskan persamaan dan perbedaan defines kombinasi bisnis menurut
PSAK 22 revisi tahun 2010 dengna definisi pengambilalihan dalam UU
NO 40 TAHUN 2007 ?
3. Jika suatu entitas mengakuisisi entitas lain yang memiliki badan hukum
tetapi tidak memenuhi kriteria bisnis, bagaimana akuisisi tersebut
diberlakukan ?
4. Jelaskan bahwa pengendalian atas entitas lain dapat diperoleh tanpa
melalui kepemilikan entitas yang dikendalikan tersebut.
5. Jelaskan apa yang dimaksud dengan hak suara dalam entitas lain, dan
bagaimana menunjukannya ?
6. PT A mengakuisisi suatu PT yang telah dibekukan (tidak beroperasi lagi)
dan akakn dilikuidasi apakah menurut PSAK 22 revisi 2010 transaksi ini
merupakan kombinasi bisnis ?
7. Jelaskan berbagai cara mengidentifikasi pihak pengakuisisi dalam
kombinasi bisnis ?
8. Pengakuisisi umumya merupakan pihak menerbitkan instrument ekuitas .
jelaska kondisi dimana pihak yang menerbitkan ekuitas merupakan pihak
yang diakuisisi
9. Berikan contoh dimana akuisisi mayoritas hak suara entitas lain tidak
menimbulkan kombinasi bisnis ?
10. Berikan contoh kondisi dimana kombinasi bisnis terjadi tanpa akuisisi hak
suara entitas lain ?
JAWABAN
1. Kombinasi bisnis adalah susatu transaksi atau peristiwa lain dimana pihak
pengakuisisi memperoleh pengendalian atas satu atau lebih bisnis.
2. Persamaan :
PSAK 22 revisi tahun 2010 dan pengambilalihan menurut UU NO 4
TAHUN 2007 memiliki persamaan dalam definisi yaitu mengatur
kombinasi bisnis, baik yang dilakukan oleh badan hukum atau perorangan
untuk mengambil alih, baik seluruh maupun sebagian besar saham
perseroan yang mengakibatkan beralihnya pengendalian terhadap
perseroan tersebut.
Perbedaan :
PSAK 22 revisi tahun 2010 dan pengambilalihan UU NO 4 TAHUN 2007
memiliki perbedaan,antara lain karena UU NO 4 TAHUN 2007
menjelaskan bahwa pengambilalihan hanya berlaku untuk entitas
berbentuk perseroan terbatas, sedangkan kombinasi bisnis yang dimaksud
dalam PSAK 22 revisi tahun 2010 tidak hanya berlaku bagi entitas
berbentuk perseroan terbatas saja.
3. PSAK 22 revisi tahun 2010 menyatakn bahwa suatu bisnis memiliki input
dan proses serta mampu menghasilkan output, namun apabila dalam suatu
rangkain aktivitas tidak memiliki output yang jelas, maka dapat
dipertimbangkan factor – factor lain yang menentukan apakah suatu
aktivitas merupakan bisnis atau tidak ,yaitu :
a. Aktivitas utama yang direncakan telah dimulai
b. Terdapat karyawan, kekayaan intelektual, serta input dan proses
lainnya yang dapat diterapkan pada input.
c. Sedang dijalankan rencana untuk memproduksi output
d. Dapat diperoleh akses kepelanggan yang membeli output
4. Pengendalian atas entitas lain dapat diperoleh tanpa melalui kepemilikan
entitas yang dikendalikan tersebut. Pengendalian semacam ini terjadi
melalui kontrak. Maksudnya entitas yang terikat kontrak telah
dikendalikan walaupun tidak dimiliki sama sekali oleh entitas yang
dikendalikan.
5. Hak suara dalam entitas lain merupakan hak pengendalian untuk mengatur
kebijakan keuangan dan operasi suatu entitas demi memperoleh manfaat
dari aktivitas tersebut.
6. PSAK 22 revisi 2010 tidak membatasi bentuk entitas usaha entitas yang
diakuisisi. Entitas bisa saja mengakuisisi entitas lain yang berbentuk badan
hukum meskipun entitas yang diakuisis tidak beroperasi. Jika hal ini
terjadi maka kombinasi bisnistidak terpenuhi secara substansi. PSAK 22
revisi Tahun 2010 menyatakan bahwa suatu bisnis memiliki input dan
proses serta mampu menghasilkan output.
7. PSAK 22 revisi tahun 2010 memberikan indikasi yang dapat dipakai untuk
menentukan nama perusahaan pengakuisisi, yakni :
a. Ukuran pihak pengakuisisi (dinyatakan dengan laba atau asset
pendapatan) lebih besar dari entitas target.
b. Jika kombinasi bisnis melibatkan dari dua belah pihak,maka
pengakuisisi biasanya pihak berinisiatif melakukan kombinasi bisnis
dan ukuranya lebih besar daripada pihak lain dalam kombinasi bisnis.
c. Entitas baru yang dibentuk sebagai hasil dari kombinasi bisnis tidak
selalu merupakan pihak pengakuisiss. Jika entitas baru dibentuk untuk
menerbitkan kepentingan ekuitas dalam rangka kombinasi bisnis, maka
salah satu entitas yang bergabung merupakan pihak pengakuisisi
dengan melihat ukuran dan factor lainya.
d. Jika kombinasi bisnis mengakibatkan manajemen suatu perusahaan
mendominasi penentuan anggota manajemen perusahaan yang
bergabung maka, perusahaan yang dominan tersebut adalah perusahaan
pengakuisisi.
8. Dalam kombinasi bisnis yang dilakukan dengan penerbitan ekuitas pihak
pengakuisisi umumnya merupakan pihak yang menerbitkan ekuitas.
Pengecualian terjadi dalam Reserve Ascuistion dimana pihak yang secara
hukum diidentifikasi sebagai pihak pengakuisisi, tetapi berdasarkan
substansi akuntansi diidentifikasikan sebagai pihak yang diakuisisi. Dalam
Reserve Ascuition entitas yang menerbitkan saham (pihak pengakuisisi
secara hukum) siidentifikasi sebagai pihak yang diakuisisi untuk tujuan
akuntansi (pihak yang dikendalikan). Entitas yang kepentingan ekuitas
yang diperoleh (pihak yang diakuisisi secara hukum) harus menjadi pihak
pengakuisisi untuk tujuan akuntansi (pengendali).
9. Akuisisi mayoritas hak suara entitas lain tidak menimbulkan kombinasi
bisnis terjadi jika pemilik hak suara lainnya dalam entitas yang diakuisisi
memiliki hak veto yang dapat menghalangi entitas pengakuisisi
mengendalikan pihak yang diakuisisi, sebagai contoh PT Chaya
mengaukisisi 85% hak suara entitas pelita tetapi pemilik hak suara lain
dalam PT Pelita memiliki hak veto atas PT Pelita. Hal ini menyebabkan
hak suara PT Pelita oleh PT Chaya bukan merupakan kombinasi bisnis.
10. PT Cahaya memiliki saham PT Pelita, dan meiliki hak suara sebanyak
40% namun kemudian PT Pelita menarik sahamnya yang tidak beredar
yang tidak dimiliki PT Cahya dalam hal ini menaikan jumlah hak suara PT
Cahya. Dan ini mengakibatkan PT Cahya dalam posisi mengendalikan PT
Pelita.

Anda mungkin juga menyukai