Anda di halaman 1dari 16

MODUL III

PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA


Capaian Pembelajaran:
Mahasiswa mampu memahami dan menguasai Pancasila sebagai sebagai dasar Negara
Republik Indonesia
Materi:
1. Konsep, Hakikat dan Tujuan Negara
Manusia sebagai makhluk social, senantiasa membutuhkan orang lain dalam rangka untuk
merealisasikan dan meningkatkan harkat dan martabat hidupnya. Dalam kondisi ini maka
manusia cenderung membentuk suatu persekutuan/kelompok-kelompok yang selanjutnya kita
kenal dengan negara. Konsep negara dalam arti persekutuan hidup memiliki kekuasaan politik,
mengatur hubungan-hubungan, kerjasama di dalam masyarakat dalam rangka memenuhi dan
mancapai suatu tujuan tertentu dalam wilayah tertentu pula. Harold J. Laski mengungkapkan
definisi negara sebagai suatu masyarakat yang diintegrasikan karena memiliki wewenang yang
bersifat memaksa yang secara sah lebih tinggi dari individu maupun kelompok yang ada dalam
negara tersebut, demi untuk mencapai tujuan Bersama (Laski:8,9). Selanjutnya Robert MacIver
menyebutkan bahwa negara adalah suatu wilayah berdasarkan suatu system hukum yang
diselenggarakan oleh suatu pemerintah yang memiliki kekuasaan bersifat memaksa (Mac-Iver,
1965: 22).
Beberapa definisi lain mengenai negara dapat dijelaskan oleh beberapa ahli pada gambar
berikut ini:
 Aristoteles: Negara adalah persekutuan daripada keluarga dan desa guna memperoleh
hidup yang sebaik-baiknya
 Jean Bodin: Suatu persekutuan dari pada keluarga-keluarga dengan segala
kepentingannya yang dipimpin oleh akal dari suatu kuasa yang berdaulat
 Hugo Grotius: Negara merupakan suatu persekutuan yang sempurna dari pada orang-
orang yang merdeka untuk memperoleh perlindungan hukum
 Blutschli: Negara sebagai diri rakyat yang disusun dalam suatu organisasi politik di
suatu daerah tertentu
 Hansen Kelsen: negara adalah suatu susunan pergaulan hidup bersama dengan tata
paksa
 Harrold Laski: Negara sebagai sebuah organisasi paksaan
 Woodrow Wilson: Negara merupakan rakyat yang terorganisasi untuk hukum dalam
wilayah tertentu.
Sebagai satu unit atau entitas politik, negara terdiri dari beberapa unsur yang
membangunnya. Menurut Budiarjo, unsur-unsur berdirinya sebuah negara adalah wilayah,
rakyat (penduduk), pemerintahan, dan kedaulatan (Budiarjo, 1981:42-44). Wilayah atau
territorial sebuah negara tidak hanya berupa tanah atau daratan namun termasuk laut dan
ruang udara di atasnya yang memiliki batas-batas tertentu. Namun tidak semua negara
memiliki territorial perairan. Selanjutnya Diponolo merumuskan tiga unsur konstitutif yang
menjadi syarat mutlak bagi adanya negara yaitu: Pertama, unsur tempat atau
daerah/territorial, unsur manusia/rakyat/masyarakat, dan ketiga unsur organisasi, berupa tata
kerjasama dan tata pemerintahan. Selain itu terdapat unsur deklaratif yakni pengakuan dari
negara lain.
Negara dari perspektif tata negara paling tidak dapat dilihat dari dua pendekatan. Pertama,
Negara dalam keadaan diam, yang fokus kajiannya pada bentuk dan struktur dari organisasi
negara tersebut. Kedua, Negara dalam keadaan bergerak yang fokus pengkajiannya pada
mekanisme penyelenggaraan lembaga-lembaga negara baik di tingkat pusat maupun di daerah.
Lahirnya sebuah negara tentu memiliki suatu tujuan yang hendak dicapai. Konsep tujuan
negara telah disarikan oleh Diponolo 91975:112-156) berikut ini:
Gambar 3.1 Tujuan Negara

Kekuatan, kekuasaan, Kepastian hidup,


dan Keamanan dan Keadilan
kebesaran/keagungan Ketertiban

Kesejahteraan dan
Kemerdekaan
Kebahagiaan hidup

Bangsa Indonesia dalam panggung sejarah berdirinya negara di dunia memiliki suatu ciri
khas yaitu dengan mengangkat nilai-nilai yang telah dimilikinya sebelum membentuk suatu
negara modern. Nilai-nilai tersebut berupa nilai-nilai adat istiadat kebudayaan serta nilai-nilai
religius yang beraneka ragam sebagai suatu unsur negara. Bangsa Indonesia terdiri atas
berbagai macam suku, kelompok, adat istiadat, kebudayaan serta agama yang tersebar di lebih
17000 pulau. Secara geografis, wilayah Indonesia terdiri atas beribu-ribu pulau sehingga dalam
membentuk negara, Bangsa Indonesia mempertimbangkan persatuan dari berbagai unsur
unsur yang beraneka ragam tersebut. Pada tahap berikutnya, local wisdom yang sudah ada dan
berkembang di dalam masyarakat Indonesia tersebut, dikristalisasi menjadi suatu system yang
disebut dengan Pancasila.
2. Pancasila sebagai dasar NKRI
Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan sebuah negara yang berdiri di atas
keberagaman. Setiap negara biasanya memiliki pijakan yang menjadi dasar dan landasan
berdirinya negara tersebut. Bentuk negara, sistem pemerintahan dan tujuan negara seperti apa
yang akan diwujudkan, serta cara mewujudkan tujuan negara tersebut akan ditentukan oleh
dasar negara yang dianut. Dasar negara dapat diartikan sebagai landasan dan sumber dalam
membentuk dan menyelenggarakan negara. Dasar negara juga dapat diartikan sebagai sumber
dari segala sumber hukum negara. Secara teoritik, istilah dasar negara mengacu kepada
pendapat Hans Kelsen yakni norma dasar/ a basic norm atau grundnorm. Norma dasar ini
merupakan norma tertinggi yang mendasari kesatuan-kesatuan sistem norma dalam
masyarakat yang teratur termasuk di dalamnya negara yang sifatnya tidak berubah (attamimi
dalam Oesman dan Alfian, 1993:74). Oleh karena itu di sini dapat dilihat bahwa kedudukan
dasar negara itu berbeda dengan peraturan perundang-undangan karena dasar negara
merupakan sumber dari peraturan perundang-undangan tersebut. Maksudnya adalah bahwa
dasar negara itu bersifat permanen dan sementara peraturan perundang-undangan itu dapat
fleksibel dalam arti dapat berubah sesuai dengan tuntutan zaman.
Dengan demikian dasar negara merupakan suatu norma dasar dalam penyelenggaraan
bernegara yang menjadi sumber dari segala sumber hukum sekaligus sebagai cita hukum baik
tertulis maupun tidak tertulis. Indonesia telah meyakini bahwa Pancasila merupakan sumber
dari segala sumber hukum sejak kemerdekaan hingga sekarang. Pancasila merupakan dasar
negara kesatuan Republik Indonesia. Hal ini termaktub dalam pembukaan UUD NRI tahun
1945 alinea ke-4. Alinea ke 4 merupakan pernyataan yuridis tentang dasar Negara Republik
Indonesia:
“Maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu undang-undang
dasar negara Indonesia yang terbentuk dalam susunan negara Republik Indonesia yang
berkedaulatan rakyat, dengan berdasarkan kepada, Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang
Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan
dalam Permusyawaratan Perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia.”
Pendiri negara telah menyepakati Pancasila sebagai dasar bagi negara. Pancasila tidak lahir
secara mendadak atau tiba-tiba namun melalui proses Panjang yang didasari oleh perjuangan
dan pemikiran para tokoh bangsa. Pancasila lahir dari gagasan-gagasan luhur yang berakar
pada kepribadian dan kebudayaan bangsa Indonesia sendiri. Istilah Pancasila pertama kali
diperkenalkan oleh Soekarno dalam sidang BPUPKI. Menurutnya, Pancasila dijadikan dasar
berdirinya negara Indonesia. Pancasila merupakan dasar atau fondasi dalam berdirinya negara.
Arti penting Pancasila sebagai dasar negara Indonesia lebih kepada penyelenggaraan
negara. Bagaimana sebuah komponen negara terutama pemerintah dapat menyelenggarakan
negara dengan berpedoman pada nilai-nilai Pancasila. Sehingga Pancasila menjiwai seluruh
bidang kehidupan bangsa Indonesia, menjadi cerminan dari jiwa dan cita-cita hukum bangsa
Indonesia yang bersumber dari nilai-nilai yang dianut bangsa Indonesia. Jaminan Indonesia
sebagai negara hukum dapat ditemukan dalam Pembukaan UUD 1945 yang menyatakan “…
disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar
Negara Indonesia yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia..”
Kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dapat dirinci sebagai berikut:
a) Pancasila sebagai dasar negara adalah sumber dari segala sumber tertib hukum
Indonesia.
b) Meliputi suasana kebatinan dari UUD NRI 1945
c) Mewujudkan cita cita hukum bagi dasar negara baik yang tertulis maupun tidak tertulis
d) Mengandung norma yang mengharuskan UUD NRI 1945 mengandung isi yang
mewajibkan pemerintah dan penyelenggara negara lainnya memegang teguh cita cita
moral rakyat yang luhur
e) Merupakan sumber semangat abadi UUD NRI 1945 bagi penyelenggara negara dan
pelaksana pemerintahan.
Konsekuensi Pancasila sebagai dasar negara telah dijelaskan oleh Prof Mahfud MD (2009)
melalui bagan berikut ini:
Gambar 3.2 Konsekuensi Pancasila sebagai Dasar Negara
3. Alasan Diperlukannya Kajian Pancasila sebagai Dasar Negara
Pancasila merupakan pandangan hidup dan kepribadian bangsa yang nilai-nilainya bersifat
nasional yang mendasari kebudayaan bangsa maka nilai-nilai tersebut merupakan perwujudan
dari aspirasi masyarakat. Dengan adanya Pancasila, maka perpecahan bangsa Indonesia akan
mudah dihindari sebab pandangan Pancasila bertumpu pada pola hidup yang berdasarkan
keseimbangan keselarasan dan keserasian sehingga perbedaan apapun yang ada dapat dibina
menjadi suatu pola kehidupan yang dinamis penuh dengan keanekaragaman yang berada
dalam suatu keseragaman yang kokoh (Muzayin, 1992:16). Peraturan-peraturan yang
berlandaskan pada nilai-nilai Pancasila, dapat meminimalisir perilaku tidak adil ditengah
masyarakat. Sebab, Pancasila sebagai dasar negara menaungi dan memberikan gambaran yang
jelas tentang peraturan peraturan tersebut dan berlaku untuk semua tanpa ada perlakuan yang
diskriminatif. Oleh karena itu lah Pancasila memberikan arah tentang hukum harus
menciptakan keadaan negara yang lebih baik dengan berlandaskan pada nilai-nilai Ketuhanan,
Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan, dan Keadilan.
Pemerintah sebagai penyelenggara negara, harus lebih mengerti dan memahami tentang
aktualisasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan kenegaraan. Selanjutnya pemerintah harus
menjadi panutan bagi warga negara agar masyarakat luas meyakini bahwa Pancasila itu benar-
benar ada dalam setiap hembusan nafas bangsa.
4. Sumber Yuridis, Historis, Sosiologis, dan Politis tentang Pancasila sebagai Dasar
Negara
 Sumber Yuridis Pancasila sebagai dasar negara
Secara yuridis ketatanegaraan, Pancasila merupakan dasar negara Republik
Indonesia sebagaimana yang terdapat pada pembukaan undang-undang Dasar Negara
Republik Indonesia tahun 1945 yang kelahirannya ditempa dalam proses kebangsaan
Indonesia. Melalui undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 sebagai
eligi hukum Pancasila perlu diaktualisasikan agar dalam praktik berdemokrasi nya tidak
kehilangan arah dan dapat meredam konflik yang terjadi di masyarakat (Pimpinan MPR
dan Tim Kerja Sosialisasi MPR 2009=2014, 2013:89).
Peneguhan Pancasila sebagai dasar negara selanjutnya terdapat dalam Ketetapan
MPR Nomor XVIII/MPR/1998, tentang Pencabutan Tap MPR Nomor II/MPR/1978
Tentang Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila dan Penegasan Pancasila
sebagai Dasar Negara. Selanjutnya ditegaskan juga dalam Undang Undang nomor 12 Tahun
2011 tentang Pembentukan Perundang undangan bahwa Pancasila merupakan sumber dari
segala sumber hukum negara. Penempatan Pancasila sebagai sumber dari segala sumber
hukum negara, yaitu sesuai dengan pembukaan undang-undang Dasar Negara Republik
Indonesia tahun 1945, bahwa Pancasila ditempatkan sebagai dasar dan ideologi negara serta
dasar filosofis bangsa dan negara. Oleh karena itu, setiap materi muatan peraturan
perundang-undangan tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam
Pancasila(Pimpinan MPR dan Tim Kerja Sosialisasi MPR 2009=2014, 2013:90-91).
 Sumber Historis Pancasila sebagai dasar negara
Disepakatinya Pancasila sebagai dasar negara oleh para pendiri bangsa karena
Pancasila dianggap memiliki nilai-nilai kehidupan yang balik baik dan sesuai dengan kultur
bangsa. Sumber historis Pancasila dapat dilihat mulai dari sejarah masyarakat nusantara
dan sejarah perjuangan kemerdekaan. Istilah dasar negara juga sering diidentikkan dengan
ideologi negara seperti yang dikemukakan oleh Muhammad Hatta:
Pembukaan UUD, karena memuat didalamnya Pancasila sebagai ideologi negara, beserta
dua pernyataan lainnya yang menjadi bimbingan pula bagi politik luar negeri, seterusnya,
dianggap sendi daripada hukum tata negara Indonesia. Undang Undang ialah pelaksanaan dari
pada pokok itu dengan Pancasila sebagai penyuluhnya, adalah dasar mengatur politik negara dan
perundang-undangan negara, supaya terdapat Indonesia merdeka seperti dicita-citakan:
merdeka, Bersatu, berdaulat, adil, dan Makmur”(Hatta, 1977:1 Lubis, 2006:332).
Pancasila sebagai dasar negara sering juga disebut sebagai Philosophische Grondslag
dari negara, ideologi negara, staatsidee. Dalam pengertian tersebut, maka Pancasila
digunakan sebagai dasar mengatur pemerintahan dan penyelenggaraan negara
(Darmodiharjo, 1991;19). Tonggak sejarah dijadikannya Pancasila sebagai dasar negara
yaitu saat ditetapkan Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik
Indonesia pada 8 Agustus 1945.
 Sumber Politis Pancasila sebagai dasar negara
Pancasila merupakan wujud dari sikap politik bangsa Indonesia dalam menentang
berbagai bentuk penindasan dan penjajahan. Sila-sila Pancasila merupakan pernyataan
yang jelas bahwa: pertama bangsa Indonesia merupakan bangsa yang beragama yaitu
mengakui nilai-nilai ketuhanan, sehingga bangsa Indonesia merupakan bangsa yang
religious. Kedua, Pancasila merupakan sebuah bangsa yang menjunjung tinggi
kemanusiaan dan menentang segala bentuk penjajahan yang tidak sesuai dengan
perikemanusiaan dan perikeadilan. Ketiga, pernyataan politis bahwa masyarakat nusantara
telah eligio menjadi bangsa Indonesia dan bersepakat mendirikan negara Indonesia di atas
berbagai perbedaan. Keempat, bangsa Indonesia menyatakan secara politis bahwa bangsa
Indonesia merupakan bangsa yang menjunjung tinggi musyawarah yang penuh hikmat dan
kebijaksanaan dalam mengambil berbagai kebijakan. Kelima, bangsa Indonesia didirikan
merupakan cita-cita bangsa Indonesia untuk mewujudkan keadilan bagi seluruh rakyat
Indonesia. Perjuangan bangsa Indonesia ini merupakan perjuangan politis dalam
menentang berbagai kebijakan pemerintah Hindia Belanda yang tidak berorientasi kepada
nilai-nilai yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat nusantara.
 Sumber Sosiologis Pancasila sebagai dasar negara
Dari aspek sosiologis, Yudi Latif selaku pimpinan MPR dan Tim Kerja Sosialisasi
MPR periode 2009-2014, 2013, telah menguraikan pokok pokok moralitas dan Haluan
kebangsaan menurut alam Pancasila. Pertama, nilai nilai ketuhanan sebagai sumber etika
dan spiritualitas yang bersifat transcendental dianggap penting sebagai fundamental etika
kehidupan bernegara. Negara menurut Pancasila diharapkan dapat melindungi dan
mengembangkan kehidupan beragama. Sementara agama diharapkan dapat memainkan
peran public yang berkaitan dengan penguatan etika social. Kedua, nilai nilai kemanusiaan
universal yang bersumber dari hukum Tuhan, hukum alam, dan sifat sifat social yang
bersifat horizontal dianggap penting sebagai fundamental etika politik kehidupan
bernegara dalam pergaulan dunia. Prinsip kebangsaan yang luas mengarah pada
persaudaraan dunia yang dikembangkan melalui jalan eksternalisasi dan internalisasi.
Ketiga, nilai nilai etis kemanusiaa harus mengakat kuat dalam lingkungan pergaulan
kebangsaan yang lebih dekat sebelum menjangkau pergaulan dunia yang lebih luas.
Indonesia memiliki prinsip dan visi kebangsaan yang kuat. Hal ini tidak saja dapat
mempertemukan kemajemukan masyarakat dalam kebaruan komunitas politik Bersama,
melainkan juga mampu memberi kemungkinan bagi keragaman komunitas agar tidak
tercabut dari akar dan tradisi budaya masing-masing. Keempat, nilai ketuhanan,
kemanusiaan, dan cita cita kebangsaan dalam aktualisasinya harus menjunjung tinggi
kedaulatan rakyat yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan. Kelima, nilai ketuhanan,
kemanusiaan, dan nilai serta cita kebangsaan serta demokrasi permusyawaratan itu dapat
memperoleh maknanya sepanjang dapat mewujudkan keadilan social.

5. Dinamika dan Tantangan Pancasila sebagai Dasar Negara


Pancasila sebagai dasar negara Indonesia lahir dan berkembang melalui suat proses yang
cukup Panjang dan berliku. Pada awalnya adat istiadat dan agama yang menjadi kekuatan
dalam membentuk pandangan hidup. Selanjutnya baru pada 1 Juni 1945 Pancasila disuarakan
menjadi dasar negara yang diresmikan pada 18 Agustus 1945 sehari setelah proklamasi
kemerdekaan Republik Indonesia yang dimasukkan ke dalam Pembukaan undang-undang
Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945. Pada awal berdirinya negara Republik Indonesia,
Indonesia telah meyakini adanya seperangkat aturan kehidupan bermasyarakat berbangsa dan
bernegara yang berlandaskan pada Pancasila dan undang-undang dasar Negara RI tahun 1945.
Sejak November tahun 1945 sampai dengan Dekrit Presiden pada 5 Juli 1959 Indonesia
mempraktikkan eligi pemerintahan demokrasi liberal. Setelah Dekrit Presiden pada 5 Juli 1159
maka eligi demokrasi liberal boleh ditinggalkan dan kedudukan Pancasila diperkuat. Ini justru
dimanfaatkan oleh kelompok komunis yang menghendaki berkembangnya paham tersebut
hingga pemicu pemberontakan G 30 S PKI dan peralihan kekuasaan dari Soekarno kepada
Soeharto. Pada masa pemerintahan presiden Soeharto telah ditegaskan bahwa Pancasila sebagai
dasar negara akan dilaksanakan secara murni dan konsekuen yang ditandai dengan terbitnya
Tap MPR no II tahun 1978 tentan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila. Namun
pada prakteknya pemerintahan Soeharto dianggap melakukan penyimpangan dan tidak sesuai
dengan garis politik Pancasila dan UUD NRI 1945 yang dibuktikan dengan berkembangnya
praktik Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN).
Selanjutnya pada Mei 1998 meletus Gerakan reformasi yang menjadi akhir dari
pemerintahan Soeharto setelah 32 tahun berkuasa. Gerakan reformasi masih berhembus sampai
sekarang di tengah masyarakat. Pada tahun 2004 berkembang ide oleh para akademisi dan
pemerhati serta pencinta Pancasila yang kembali menyuarakan eksistensi Pancasila sebagai
dasar negara dan menjadi sumber hukum dalam penyelenggaraan negara.
Bangsa Indonesia Memandang dunia dalam kerangka Pancasila yang menjadi dasar negara
Republik Indonesia. Misalnya dalam melaksanakan pembangunan nasional bangsa Indonesia
menjadikan Pancasila sebagai barometer keberhasilan pembangunan. Apakah pembangunan
yang dilaksanakan oleh pemerintah sesuai dan sejalan dengan nilai-nilai yang terkandung
dalam Pancasila? Ataukah malah bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam
Pancasila? Begitupun dalam hal pengembangan ilmu pengetahuan. Segala perkembangan ilmu
pengetahuan termasuk teknologi harus selalu disesuaikan dengan nilai-nilai Pancasila.
Kegagalan dalam pelaksanaan pembangunan nasional bisa dimungkinkan oleh ketidak
selarasan penyelenggaraan negara dengan nilai-nilai eligious yang telah dianut bangsa
Indonesia. Soalnya saja tindak pidana korupsi yang menimbulkan kerugian besar terhadap
keuangan negara merupakan contoh ketidak sesuaian penyelenggaraan pemerintahan dengan
nilai-nilai Pancasila, khususnya nilai ketuhanan dan nilai Keadilan. Sebagai paradigma
kehidupan Pancasila menjadi pedoman dan pegangan bagi tercapainya persatuan pertalian
batin masyarakat Indonesia dari Sabang Sampai Merauke.
Tantangan utama dari implementasi Pancasila sebagai dasar negara adalah era globalisasi
yang kian hari semakin berkembang di seluruh dunia. Globalisasi telah merusak mental dan
menjauhkan generasi muda dari nilai moral Pancasila. Tantangan berikutnya yang tak kalah
penting adalah berkembangnya ideologi Ideologi dan paham-paham materi seperti liberalisme,
kapitalisme, sekularisme yang menggerus kepribadian bangsa karena jelas tidak sesuai dengan
Pancasila. Paham tersebut telah merasuk jauh ke sendi-sendi kehidupan masyarakat Indonesia
sehingga merupakan kultur bangsa yang religious, santun, gotong royong dan lain-lain.

6. Esensi dan Urgensi Pancasila sebagai Dasar Negara


a) Esensi dan Urgensi Pancasila sebagai Dasar Negara
Pancasila secara legal dan formal telah diterima dan ditetapkan menjadi ideologi negara
sejak 18 Agustus 1945. Penerimaan Pancasila sebagai dasar negara membawa
konsekuensi diterima dan berlakunya kaidah kaidah penuntun dalam pembuatan
kebijakan negara terutama dalam hal politik hukum nasional. Mahfud MD mengatakan
bahwa dari kajian Pancasila sebagai dasar negara telah melahirkan 4 kaidah penuntun
dalam pembuatan politik dan kebijakan di Indonesia. Pertama, Kebijakan umum dan
politik hukum yang tetap menjaga integrasi dan keutuhan bangsa baik secara ideologi
maupun territorial. Kedua, Kebijakan umum dan politik hukum harus didasarkan pada
upaya untuk membangun kedaulatan rakyat dan negara hukum. Ketiga, kebijakan
hukum dan politik harus membangun keadilan sosial bagi seluruh rakyat. Keempat,
Hukum dan politik hukum harus didasarkan pada prinsip toleransi beragama yang
berkeadaban.
Pancasila sebagai dasar negara berarti memposisikan Pancasila sebagai sumber dari
segala sumber hukum di Indonesia. Konsekuensi nya adalah setiap materi perundang-
undangan tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam
Pancasila. Kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dapat dirinci sebagai berikut:
 Sebagai sumber dari segala sumber tertib hukum di Indonesia
 Meliputi suasana kebatinan dari UUD 1945
 mewujudkan cita-cita hukum bagi dasar negara baik yang tertulis maupun tidak
tertulis
 Adanya norma yang mengatur agar pemerintah memegang teguh cita-cita moral
rakyat
 Sebagai sumber semangat abadi UUD 1945 bagi penyelenggaraan negara dan
pelaksanaan pemerintahan.
Memahami urgensi Pancasila sebagai dasar negara dapat dilihat dari dua
pendekatan yaitu institusional/kelembagaan dan human resources. Secara
kelembagaan, penyelenggaraan negara yang bersumber dari nilai-nilai Pancasila
sehingga Indonesia memenuhi unsur-unsur sebagai negara modern yang menjamin
terwujudnya tujuan negara dan kepentingan nasional demi terciptanya kehidupan yang
adil dan makmur. Dari unsur sumberdaya manusia terdiri dari pemerintah yang
menyelenggarakan pemerintahan dan juga warga negara. Kedua pihak ini harus
menjamin terlaksananya Pancasila sebagai dasar negara baik dalam penyelenggaraan
negara maupun dalam kehidupan kemasyarakatan. Sebab Pancasila sebagai dasar
negara mengandung makna bahwa nilai-nilai Pancasila tersebut harus menjadi landasan
dan pedoman dalam membentuk dan menyelenggarakan negara termasuk menjadi
sumber dan pedoman dalam pembentukan peraturan perundang-undangan di
Indonesia. Apabila Pancasila benar-benar dilaksanakan secara konsisten baik oleh
penyelenggara negara dan masyarakat maka akan tercipta tata Kelola pemerintahan
yang baik (good governance).
b) Hubungan Pancasila dengan Proklamasi Kemerdekaan RI.
Pada hakekatnya Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 memiliki dua makna yaitu
adanya pernyataan kemerdekaan bagi Indonesia dan dunia luar serta tindakan-tindakan
yang harus diselenggarakan setelah pernyataan kemerdekaan tersebut. Oleh karena itu
sehari setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia disusun sebuah konstitusi yaitu
Undang-Undang Dasar 1945 yang didalamnya terdapat Pembukaan. Pengesahan
Pembukaan dan Undang-Undang Dasar tahun 1945 merupakan tujuan selanjutnya dari
amanat proklamasi. Pembukaan Undang-undang Dasar tahun 1945 merupakan
pernyataan kemerdekaan dan cita-cita luhur untuk membentuk sebuah negara yang
merdeka berdaulat bersatu adil dan makmur dengan berdasarkan pada asas asas
Pancasila.
c) Hubungan Pancasila dengan Pembukaan UUD 1945
Hubungan antara Pancasila dan Undang-Undang Dasar tahun 1945 dapat dibagi atas
dua aspek. Pertama, Pembukaan Undang Undang Dasar 1945 memenuhi syarat sebagai
staatsfundamentalnorm yang otomatis menempatkan Pembukaan UUD 1945 sebagai
peraturan tertinggi di atas Undang-Undang Dasar. Dengan demikian, secara hierarkhis,
pasal-pasal dalam Undang Undang Dasar 1945 serta keseluruhan peraturan
dibawahnya harus sesuai dengan Pembukaan. Kedua, Pancasila merupakan asas
kerohanian dari Pembukaan Undang Undang 1945 sebagai staatsfundamentalnorm
d) Penjabaran Pancasila dalam Pasal-Pasal UUD NRI 1945
Kita harus mengetahui bahwa Pancasila merupakan nilai dasar yang sifatnya permanen
dalam arti secara akademik ilmiah menurut ilmu hukum tidak dapat diubah karena
merupakan asas kerohanian atau nilai inti dari pembukaan UUD 1945 sebagai kaidah
negara yang fundamental. Dengan demikian untuk mengimplementasikan Pancasila
sebagai dasar negara, maka perlu adanya nilai-nilai instrumental yang berfungsi sebagai
alat untuk mewujudkan nilai dasar tersebut. Nilai-nilai instrumental yang dimaksud
adalah pasal-pasal dalam undang-undang Dasar 1945. Kita harus memahami bahwa
setiap pasal dalam Undang-Undang Dasar tahun 1945 tidak sepenuhnya merupakan
ejawantah dari nilai satu sila yang utuh. Satu pasal dapat mencerminkan dan terkait
dengan beberapa sila dalam Pancasila. Di sisi lain nilai-nilai dari setiap sila Pancasila
merupakan satu kesatuan yang utuh. Contoh penjabaran Pancasila dalam pasal-pasal
UUD 1945 sebagai berikut:

No Nilai Dasar (Pancasila) Nilai Instrumental (Pasal-pasal dalam UUD 1945)


1 Nilai Sila 1 Pasal: 28E ayat 1; 29; dan pasal lain
2 Nilai Sila 2 Pasal: 1 ayat 3; 26 ayat 1 dan 2; 27 ayat 1 dan 2; 28A;
28B; 28C; 28D; 28F; 28J; dan pasal lain
3 Nilai Sila 3 Pasal: 25A; 27 ayat 3; 30 ayat 1-5; dan pasal lain
4 Nilai Sila 4 Pasal: 1 ayat 1-2; 2; 3; 4; 7; 19; 22C; 22E; dan pasal lain
5 Nilai Sila 5 Pasal: 23; 28H; 31; 32; 33; 34; dan pasal lain

e) Implementasi Pancasila dalam Perumusan Kebijakan


Implementasi Pancasila dalam Perumusan Kebijakan pemerintah dapat dibagi pada 4
aspek yaitu politik, ekonomi, social budaya, dan kebijakan di bidang pertahanan dan
keamanan. Implementasi Pancasila di bidang politik dapat ditransformasikan pada
system politik yang bertumpu kepada asas kedaulatan rakyat berdasarkan konstitusi
dengan mengacu pada Pasal 1 ayat 2 UUD 1945. Konsep dasar implementasi bidang
politik dilakukan oleh sektor suprastruktur politik berupa Lembaga-lembaga
pemerintahan dan sektor masyarakat. Kemudian di bidang ekonomi, kebijakan yang
diambil harus bertumpu pada asas-asas keselarasan, keserasian, dan keseimbangan
peran dari perseorangan, swasta, dan BUMN. Selain itu negara juga harus
mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan
masyarakat yang lemah termasuk fakir miskin dan anak-anak terlantar, sesuai dengan
pasal 34 ayat 1 sampai ayat 4 UUD 1945.
Strategi pemerintah dalam memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa melalui
pembangunan sosial-budaya ditentukan pada Pasal 31 ayat 5, Pasal 32 ayat 1-2 UUD
1945. Seluruh kebijakan sosial budaya yang dikembangkan dalam kehidupan
masyarakat Indonesia harus menekankan pada adanya rasa kebersamaan dan gotong
royong dan dikembangkan dalam konteks kekinian. Implementasi Pancasila selanjutnya
dalam bidang Hankam akan terkait dengan upaya bela negara. Ketentuan ini terdapat
pada Pasal 27 ayat 3 dan Pasal 30 ayat 1 sampai ayat 5 UUD 1945. Sebagai warga negara
yang baik maka upaya bela negara tidak hanya sebatas kewajiban namun merupakan
kehormatan dari negara. Bela negara merupakan segala sikap dan perilaku warga
negara yang dijiwai oleh kecintaan kepada tanah air dan bangsa dalam menjaga
kelangsungan hidup bangsa berdasarkan Pancasila guna mewujudkan tujuan nasional.
Demikian menjadi pahlawan negara tidak melulu melalui perjuangan fisik dalam
peperangan namun juga dapat melalui kegiatan profesional warga negara. Semua
profesi pada dasarnya merupakan upaya bentuk bela negara sepanjang dijiwai oleh
semangat pengabdian dan kecintaan kepada tanah air dan bangsa.
7. Rangkuman Materi
Dasar negara dapat diartikan sebagai keseluruhan norma dasar dalam penyelenggaraan
bernegara yang menjadi sumber hukum sekaligus cita hukum, tertulisa dan tidak tertulis yang
terdapat dalam setiap negara yang merdeka dan berdaulat. Pancasila sebagai dasar negara
berarti menjadikan nilai-nilai yang terkandung di dalam Pancasila sebagai dasar dalam
penyelenggaraan negara. Hal ini telah disepakati oleh segenap bangsa Indonesia sejak
kemerdekaan Republik Indonesia. Rumusan sila-sila Pancasila harus dilaksanakan oleh seluruh
rakyat Indonesia dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Sebab sila-sila Pancasila
merupakan satu kesatuan yang integral, saling mengandaikan, saling berkaitan dan mengunci.
Menjadikan Pancasila sebagai dasar dalam penyelenggaraan negara adalah denga harapan
tercapainya cita-cita negara sesuai yang termaktub dalam Pembukaan Undang Undang Dasar
Negara Republik Indonesia tahun 1945. Urgensi Pancasila sebagai dasar negara yaitu agar
pejabat public dalam menyelenggarakan negara tidak kehilangan arah. Kemudian perlunya
partsipasi aktif dari seluruh warga negara dalam proses pembangunan di segala bidang
kehidupan yang dijiwai oleh nilai-nilai Pancasila.
8. Evaluasi
Tes Formatif (10 soal objektif)
1. Berikut ini merupakan unsur deklaratif dari syarat berdirinya sebuah negara adalah…
a) Memiliki territorial yang berdaulat
b) Memiliki penduduk yang tetap
c) Adanya pemerintah yang dilegitimasi
d) Adanya pengakuan dari negara lain
2. Berikut ini yang merupakan implementasi Pancasila sebagai staatfundamentalnorm
yaitu…
a) Pancasila mengatur kehidupan masyarakat yang dinamis dan pluralis
b) Pancasila dijadikan sebagai sumber hukum tertinggi dalam piramida konstitusi
Indonesia
c) Pancasila diyakini sebagai ideologi yang sesuai bagi kemajemukan bangsa Indonesia
d) Perilaku elit politik harus sesuai dengan nilai-nilai Pancasila

3. Menurut Prof. Mahfud MD, Pancasila sebagai dasar negara telah melahirkan 4 kaidah
penuntun dalam pembuatan kebijakan negara, diantaranya kecuali..
a) Kebijakan yang tetap mempertimbangkan integrasi dan keutuhan ideologi dan teritori
b) Kebijakan politik yang didasarkan pada upaya membangun kedaulatan rakyat dan
demokrasi
c) Kebijakan ekonomi yang berorientasi pada investasi dan penguasaan modal
d) Kebijakan umum yang didasarkan pada toleransi beragama yang berkeadaban

4. Kedudukan Pancasila sebagai dasar negara diantaranya adalah..


a) Mewujudkan cita-cita hukum bagi dasar negara, baik yang tertulis maupun tidak
tertulis
b) Pancasila setara dengan UUD 1945 sebagai konstitusi tertinggi Republik Indonesia
c) Pancasila diyakini sebagai ideologi yang paling tepat bagi bangsa Indonesia
d) Pancasila dapat menjadi sumber hukum bagi system hukum Indonesia jika
diperlukan

5. Pancasila lahir dari nilai-nilai luhur masyarakat Indonesia berikut ini, kecuali
a) Gotong Royong
b) Religius
c) Musyawarah Mufakat
d) Kebebasan

6. Norma hukum sangat diperlukan dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara,


terutama untuk:
a) Mengatur pergaulan sesama manusia
b) Mengayomi pihak yang lemah
c) Mewujudkan kelancaran pembangunan
d) Menjamin kepentingan seluruh warga negara

7. Nilai nilai Pancasila berasal dari adat-istiadat, budaya, dan nilai nilai religius bangsa
Indonesia. Hal ini merupakan asal mula konsep dan nilai Pancasila yang disebut …
a) kausa idiil
b) ausa finalis
c) kausa formalis
d) kausa materialis

8. Pancasila merupakan norma hukum dalam memformulasikan dan


mengimplementasikan kebijakan public yang menyangkut hajat hidup orang banyak.
Pernyataan tersebut merupakan sumber Pancasila sebagai dasar negara dalam aspek:
a) Historis
b) Politis
c) Yuridis
d) Sosiologis

9. Tantangan implementasi Pancasila pada masa orde baru adalah?


a) Merebaknya kelompok Haluan kiri
b) Praktik KKN
c) Ketidakmampuan pemerintah dalam mengelola negara
d) Ideologi Pancasila mulai disusupi oleh ideologi dari asing

10. Berikut ini merupakan tujuan berdirinya sebuah negara, kecuali..


a) Memberikan kepastian hidup dan keamanan bagi warganya
b) Mewujudkan kesejahteraan bagi penyelenggara pemerintahan
c) Menciptakan keadilan bagi segenap lapisan masyarakat
d) Kesejahteraan bersama
Daftar Rujukan
Amran, Ali. 2016. Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada
Cahyono, Ma’ruf. 2019. Materi Empat Pilar MPR RI. Encep Syarif. 2019. Pancasila Sebagai Dasar
Negara. Makalah pada Pembinaan Ideologi Pancasila oleh BPIP
Diponolo, Gunadi Sukarno. Ilmu negara. Balai Pustaka, 1975
Direktorat Pembelajaran Dan kemahasiswaan Direktorat Jenderal pendidikan tinggi. 2013.
Materi Ajar Mata Kuliah Pendidikan Pancasila. Jakarta: Departemen Pendidikan
Nasional kementerian pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia
Hatta, Mohammad. 1977. Pengertian Pancasila. Jakarta: Idayu Press
Kaelan, M. S. 2019. Pendidikan Pancasila. Jakarta: Paradigma.
Kaelan. 2013. Negara Kebangsaan Pancasila: Kultural, Historis, Filosofis, Yuridis, dan aktualisasinya.
Yogyakarta: Paradigma
Latif, Yudi. 2011. Negara Paripurna: Hostorisitas, Rasionalitas, dan AKtualitas Pancasila.
Jakarta: Gramedia
------. 2013. Empat Pilar kehidupan berbangsa dan bernegara. Jakarta: Sekjen MPR RI
Nurdin, Encep Syarif. 2019. Pancasila Sebagai Dasar Negara. Makalah pada Pembinaan Ideologi
Pancasila oleh BPIP
Muzayin. 1992. Ideologi Pancasila (Bimbingan kee arah Penghayatan dan Pengamalan bagi
remaja). Jakarta: Golden Terayon Press
Pimpinan MPR dan tim kerja sosialisasi MPR periode 2009-2014. Empat Pilar kehidupan
berbangsa dan bernegara. Jakarta: Sekjen MPR RI

Anda mungkin juga menyukai