Modul III Dasar Negara
Modul III Dasar Negara
Kesejahteraan dan
Kemerdekaan
Kebahagiaan hidup
Bangsa Indonesia dalam panggung sejarah berdirinya negara di dunia memiliki suatu ciri
khas yaitu dengan mengangkat nilai-nilai yang telah dimilikinya sebelum membentuk suatu
negara modern. Nilai-nilai tersebut berupa nilai-nilai adat istiadat kebudayaan serta nilai-nilai
religius yang beraneka ragam sebagai suatu unsur negara. Bangsa Indonesia terdiri atas
berbagai macam suku, kelompok, adat istiadat, kebudayaan serta agama yang tersebar di lebih
17000 pulau. Secara geografis, wilayah Indonesia terdiri atas beribu-ribu pulau sehingga dalam
membentuk negara, Bangsa Indonesia mempertimbangkan persatuan dari berbagai unsur
unsur yang beraneka ragam tersebut. Pada tahap berikutnya, local wisdom yang sudah ada dan
berkembang di dalam masyarakat Indonesia tersebut, dikristalisasi menjadi suatu system yang
disebut dengan Pancasila.
2. Pancasila sebagai dasar NKRI
Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan sebuah negara yang berdiri di atas
keberagaman. Setiap negara biasanya memiliki pijakan yang menjadi dasar dan landasan
berdirinya negara tersebut. Bentuk negara, sistem pemerintahan dan tujuan negara seperti apa
yang akan diwujudkan, serta cara mewujudkan tujuan negara tersebut akan ditentukan oleh
dasar negara yang dianut. Dasar negara dapat diartikan sebagai landasan dan sumber dalam
membentuk dan menyelenggarakan negara. Dasar negara juga dapat diartikan sebagai sumber
dari segala sumber hukum negara. Secara teoritik, istilah dasar negara mengacu kepada
pendapat Hans Kelsen yakni norma dasar/ a basic norm atau grundnorm. Norma dasar ini
merupakan norma tertinggi yang mendasari kesatuan-kesatuan sistem norma dalam
masyarakat yang teratur termasuk di dalamnya negara yang sifatnya tidak berubah (attamimi
dalam Oesman dan Alfian, 1993:74). Oleh karena itu di sini dapat dilihat bahwa kedudukan
dasar negara itu berbeda dengan peraturan perundang-undangan karena dasar negara
merupakan sumber dari peraturan perundang-undangan tersebut. Maksudnya adalah bahwa
dasar negara itu bersifat permanen dan sementara peraturan perundang-undangan itu dapat
fleksibel dalam arti dapat berubah sesuai dengan tuntutan zaman.
Dengan demikian dasar negara merupakan suatu norma dasar dalam penyelenggaraan
bernegara yang menjadi sumber dari segala sumber hukum sekaligus sebagai cita hukum baik
tertulis maupun tidak tertulis. Indonesia telah meyakini bahwa Pancasila merupakan sumber
dari segala sumber hukum sejak kemerdekaan hingga sekarang. Pancasila merupakan dasar
negara kesatuan Republik Indonesia. Hal ini termaktub dalam pembukaan UUD NRI tahun
1945 alinea ke-4. Alinea ke 4 merupakan pernyataan yuridis tentang dasar Negara Republik
Indonesia:
“Maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu undang-undang
dasar negara Indonesia yang terbentuk dalam susunan negara Republik Indonesia yang
berkedaulatan rakyat, dengan berdasarkan kepada, Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang
Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan
dalam Permusyawaratan Perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia.”
Pendiri negara telah menyepakati Pancasila sebagai dasar bagi negara. Pancasila tidak lahir
secara mendadak atau tiba-tiba namun melalui proses Panjang yang didasari oleh perjuangan
dan pemikiran para tokoh bangsa. Pancasila lahir dari gagasan-gagasan luhur yang berakar
pada kepribadian dan kebudayaan bangsa Indonesia sendiri. Istilah Pancasila pertama kali
diperkenalkan oleh Soekarno dalam sidang BPUPKI. Menurutnya, Pancasila dijadikan dasar
berdirinya negara Indonesia. Pancasila merupakan dasar atau fondasi dalam berdirinya negara.
Arti penting Pancasila sebagai dasar negara Indonesia lebih kepada penyelenggaraan
negara. Bagaimana sebuah komponen negara terutama pemerintah dapat menyelenggarakan
negara dengan berpedoman pada nilai-nilai Pancasila. Sehingga Pancasila menjiwai seluruh
bidang kehidupan bangsa Indonesia, menjadi cerminan dari jiwa dan cita-cita hukum bangsa
Indonesia yang bersumber dari nilai-nilai yang dianut bangsa Indonesia. Jaminan Indonesia
sebagai negara hukum dapat ditemukan dalam Pembukaan UUD 1945 yang menyatakan “…
disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar
Negara Indonesia yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia..”
Kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dapat dirinci sebagai berikut:
a) Pancasila sebagai dasar negara adalah sumber dari segala sumber tertib hukum
Indonesia.
b) Meliputi suasana kebatinan dari UUD NRI 1945
c) Mewujudkan cita cita hukum bagi dasar negara baik yang tertulis maupun tidak tertulis
d) Mengandung norma yang mengharuskan UUD NRI 1945 mengandung isi yang
mewajibkan pemerintah dan penyelenggara negara lainnya memegang teguh cita cita
moral rakyat yang luhur
e) Merupakan sumber semangat abadi UUD NRI 1945 bagi penyelenggara negara dan
pelaksana pemerintahan.
Konsekuensi Pancasila sebagai dasar negara telah dijelaskan oleh Prof Mahfud MD (2009)
melalui bagan berikut ini:
Gambar 3.2 Konsekuensi Pancasila sebagai Dasar Negara
3. Alasan Diperlukannya Kajian Pancasila sebagai Dasar Negara
Pancasila merupakan pandangan hidup dan kepribadian bangsa yang nilai-nilainya bersifat
nasional yang mendasari kebudayaan bangsa maka nilai-nilai tersebut merupakan perwujudan
dari aspirasi masyarakat. Dengan adanya Pancasila, maka perpecahan bangsa Indonesia akan
mudah dihindari sebab pandangan Pancasila bertumpu pada pola hidup yang berdasarkan
keseimbangan keselarasan dan keserasian sehingga perbedaan apapun yang ada dapat dibina
menjadi suatu pola kehidupan yang dinamis penuh dengan keanekaragaman yang berada
dalam suatu keseragaman yang kokoh (Muzayin, 1992:16). Peraturan-peraturan yang
berlandaskan pada nilai-nilai Pancasila, dapat meminimalisir perilaku tidak adil ditengah
masyarakat. Sebab, Pancasila sebagai dasar negara menaungi dan memberikan gambaran yang
jelas tentang peraturan peraturan tersebut dan berlaku untuk semua tanpa ada perlakuan yang
diskriminatif. Oleh karena itu lah Pancasila memberikan arah tentang hukum harus
menciptakan keadaan negara yang lebih baik dengan berlandaskan pada nilai-nilai Ketuhanan,
Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan, dan Keadilan.
Pemerintah sebagai penyelenggara negara, harus lebih mengerti dan memahami tentang
aktualisasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan kenegaraan. Selanjutnya pemerintah harus
menjadi panutan bagi warga negara agar masyarakat luas meyakini bahwa Pancasila itu benar-
benar ada dalam setiap hembusan nafas bangsa.
4. Sumber Yuridis, Historis, Sosiologis, dan Politis tentang Pancasila sebagai Dasar
Negara
Sumber Yuridis Pancasila sebagai dasar negara
Secara yuridis ketatanegaraan, Pancasila merupakan dasar negara Republik
Indonesia sebagaimana yang terdapat pada pembukaan undang-undang Dasar Negara
Republik Indonesia tahun 1945 yang kelahirannya ditempa dalam proses kebangsaan
Indonesia. Melalui undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 sebagai
eligi hukum Pancasila perlu diaktualisasikan agar dalam praktik berdemokrasi nya tidak
kehilangan arah dan dapat meredam konflik yang terjadi di masyarakat (Pimpinan MPR
dan Tim Kerja Sosialisasi MPR 2009=2014, 2013:89).
Peneguhan Pancasila sebagai dasar negara selanjutnya terdapat dalam Ketetapan
MPR Nomor XVIII/MPR/1998, tentang Pencabutan Tap MPR Nomor II/MPR/1978
Tentang Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila dan Penegasan Pancasila
sebagai Dasar Negara. Selanjutnya ditegaskan juga dalam Undang Undang nomor 12 Tahun
2011 tentang Pembentukan Perundang undangan bahwa Pancasila merupakan sumber dari
segala sumber hukum negara. Penempatan Pancasila sebagai sumber dari segala sumber
hukum negara, yaitu sesuai dengan pembukaan undang-undang Dasar Negara Republik
Indonesia tahun 1945, bahwa Pancasila ditempatkan sebagai dasar dan ideologi negara serta
dasar filosofis bangsa dan negara. Oleh karena itu, setiap materi muatan peraturan
perundang-undangan tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam
Pancasila(Pimpinan MPR dan Tim Kerja Sosialisasi MPR 2009=2014, 2013:90-91).
Sumber Historis Pancasila sebagai dasar negara
Disepakatinya Pancasila sebagai dasar negara oleh para pendiri bangsa karena
Pancasila dianggap memiliki nilai-nilai kehidupan yang balik baik dan sesuai dengan kultur
bangsa. Sumber historis Pancasila dapat dilihat mulai dari sejarah masyarakat nusantara
dan sejarah perjuangan kemerdekaan. Istilah dasar negara juga sering diidentikkan dengan
ideologi negara seperti yang dikemukakan oleh Muhammad Hatta:
Pembukaan UUD, karena memuat didalamnya Pancasila sebagai ideologi negara, beserta
dua pernyataan lainnya yang menjadi bimbingan pula bagi politik luar negeri, seterusnya,
dianggap sendi daripada hukum tata negara Indonesia. Undang Undang ialah pelaksanaan dari
pada pokok itu dengan Pancasila sebagai penyuluhnya, adalah dasar mengatur politik negara dan
perundang-undangan negara, supaya terdapat Indonesia merdeka seperti dicita-citakan:
merdeka, Bersatu, berdaulat, adil, dan Makmur”(Hatta, 1977:1 Lubis, 2006:332).
Pancasila sebagai dasar negara sering juga disebut sebagai Philosophische Grondslag
dari negara, ideologi negara, staatsidee. Dalam pengertian tersebut, maka Pancasila
digunakan sebagai dasar mengatur pemerintahan dan penyelenggaraan negara
(Darmodiharjo, 1991;19). Tonggak sejarah dijadikannya Pancasila sebagai dasar negara
yaitu saat ditetapkan Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik
Indonesia pada 8 Agustus 1945.
Sumber Politis Pancasila sebagai dasar negara
Pancasila merupakan wujud dari sikap politik bangsa Indonesia dalam menentang
berbagai bentuk penindasan dan penjajahan. Sila-sila Pancasila merupakan pernyataan
yang jelas bahwa: pertama bangsa Indonesia merupakan bangsa yang beragama yaitu
mengakui nilai-nilai ketuhanan, sehingga bangsa Indonesia merupakan bangsa yang
religious. Kedua, Pancasila merupakan sebuah bangsa yang menjunjung tinggi
kemanusiaan dan menentang segala bentuk penjajahan yang tidak sesuai dengan
perikemanusiaan dan perikeadilan. Ketiga, pernyataan politis bahwa masyarakat nusantara
telah eligio menjadi bangsa Indonesia dan bersepakat mendirikan negara Indonesia di atas
berbagai perbedaan. Keempat, bangsa Indonesia menyatakan secara politis bahwa bangsa
Indonesia merupakan bangsa yang menjunjung tinggi musyawarah yang penuh hikmat dan
kebijaksanaan dalam mengambil berbagai kebijakan. Kelima, bangsa Indonesia didirikan
merupakan cita-cita bangsa Indonesia untuk mewujudkan keadilan bagi seluruh rakyat
Indonesia. Perjuangan bangsa Indonesia ini merupakan perjuangan politis dalam
menentang berbagai kebijakan pemerintah Hindia Belanda yang tidak berorientasi kepada
nilai-nilai yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat nusantara.
Sumber Sosiologis Pancasila sebagai dasar negara
Dari aspek sosiologis, Yudi Latif selaku pimpinan MPR dan Tim Kerja Sosialisasi
MPR periode 2009-2014, 2013, telah menguraikan pokok pokok moralitas dan Haluan
kebangsaan menurut alam Pancasila. Pertama, nilai nilai ketuhanan sebagai sumber etika
dan spiritualitas yang bersifat transcendental dianggap penting sebagai fundamental etika
kehidupan bernegara. Negara menurut Pancasila diharapkan dapat melindungi dan
mengembangkan kehidupan beragama. Sementara agama diharapkan dapat memainkan
peran public yang berkaitan dengan penguatan etika social. Kedua, nilai nilai kemanusiaan
universal yang bersumber dari hukum Tuhan, hukum alam, dan sifat sifat social yang
bersifat horizontal dianggap penting sebagai fundamental etika politik kehidupan
bernegara dalam pergaulan dunia. Prinsip kebangsaan yang luas mengarah pada
persaudaraan dunia yang dikembangkan melalui jalan eksternalisasi dan internalisasi.
Ketiga, nilai nilai etis kemanusiaa harus mengakat kuat dalam lingkungan pergaulan
kebangsaan yang lebih dekat sebelum menjangkau pergaulan dunia yang lebih luas.
Indonesia memiliki prinsip dan visi kebangsaan yang kuat. Hal ini tidak saja dapat
mempertemukan kemajemukan masyarakat dalam kebaruan komunitas politik Bersama,
melainkan juga mampu memberi kemungkinan bagi keragaman komunitas agar tidak
tercabut dari akar dan tradisi budaya masing-masing. Keempat, nilai ketuhanan,
kemanusiaan, dan cita cita kebangsaan dalam aktualisasinya harus menjunjung tinggi
kedaulatan rakyat yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan. Kelima, nilai ketuhanan,
kemanusiaan, dan nilai serta cita kebangsaan serta demokrasi permusyawaratan itu dapat
memperoleh maknanya sepanjang dapat mewujudkan keadilan social.
3. Menurut Prof. Mahfud MD, Pancasila sebagai dasar negara telah melahirkan 4 kaidah
penuntun dalam pembuatan kebijakan negara, diantaranya kecuali..
a) Kebijakan yang tetap mempertimbangkan integrasi dan keutuhan ideologi dan teritori
b) Kebijakan politik yang didasarkan pada upaya membangun kedaulatan rakyat dan
demokrasi
c) Kebijakan ekonomi yang berorientasi pada investasi dan penguasaan modal
d) Kebijakan umum yang didasarkan pada toleransi beragama yang berkeadaban
5. Pancasila lahir dari nilai-nilai luhur masyarakat Indonesia berikut ini, kecuali
a) Gotong Royong
b) Religius
c) Musyawarah Mufakat
d) Kebebasan
7. Nilai nilai Pancasila berasal dari adat-istiadat, budaya, dan nilai nilai religius bangsa
Indonesia. Hal ini merupakan asal mula konsep dan nilai Pancasila yang disebut …
a) kausa idiil
b) ausa finalis
c) kausa formalis
d) kausa materialis