SKRIPSI/TUGAS AKHIR
OLEH
H. ZAINUDDIN
NIM: 07C20210011
JURUSAN SOSIOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS TEUKU UMAR
MEULABOH ACEH BARAT
2013
i
ANALISIS KENAKALAN REMAJA DI KECAMATAN
BUBON KABUPATEN ACEH BARAT
SKRIPSI/TUGAS AKHIR
OLEH
H. ZAINUDDIN
NIM: 07C20210011
JURUSAN SOSIOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS TEUKU UMAR
MEULABOH ACEH BARAT
2013
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Menyetujui Pembimbing,
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,
Tanggal Lulus :
iii
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI
1. ………………….. ……………………..
2. ………………….. ……………………..
3. ………………….. ……………………..
4. ………………….. ……………………..
5. …………………... ……………………..
Nurlian, S.Sos
iv
ABSTRAK
Kenakalan remaja memang sulit diatasi karena masa ini merupakan masa transisi
yang sangat disukai oleh setiap anak-anak yang sedang melewati masa, sehingga
pada masa ini cenderung dilakukan berbagai macam kenakalan. Orang tua tidak
mengharap putra-putrinya melakukan kenakalan. Namun dengan semakin
berkurangnya pengawasan dari bapak dan ibunya sehingga sikap remaja yang sulit
diterima di kalangan masyarakat terjadi. Adapun beberapa jenis kenakalan yang
dilakukan oleh remaja yaitu minuman keras, mengisap ganja, pencurian,
perampokan, perkelahian, perjudian, mengganggu wanita, pengrusakan, dan
ngebut di jalan. Penelitian ini dilakukan di kalangan masyarakat Kecamatan
Bubon Kabupaten Aceh Barat, yang berfokus pada masalah analisis kenakalan
remaja di Kecamatan Bubon Kabupaten aceh Barat. Metode penelitian yang
digunakan yaitu metodelogi penelitian kualitatif, proses penarikan sampel
dilakukan melalui purposive sampling. Adapun hasil penelitian yang diperoleh
dari lapangan yaitu mengenai faktor-faktor yang menimbulakan kenakalan remaja
terdiri dari faktor ekonomi, keluarga, pendididkan dan agama, faktor sosial,
sekedar ingin mencoba, memperkeruh suasana, lingkungan, dan media massa.
Penanggulangan kenakalan remaja yang dilakukan oleh masyarakat setempat,
yaitu dengan cara membimbing/nasehat yang berisikan nilai-nilai agama dan
memberikan sanksi sosial baginya.
v
RIWAYAT HIDUP
Nama : H. ZAINUDDIN
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Temapat/ Tgl Lahir : Beurawang/13 Juli 1970
Agama : Islam
Status : Menikah
Alamat Rumah : Cot Lada Kec. Bubon Kab. Aceh Barat
No Hp : 085260266045
Alamat Email : hajizainuddin18@yahoo.com
Pendidikan Formal :
Sekolah Dasar (1976-1982) : SDN Beurawang
MTsN (1982-1985) : MTsN Blang Bale
MAN (1985-1988) : MAN Suak Timah
Pengalaman Organisasi :
- NU (2003)
- Panitia Pelaksanaan Lomba Cerdas Cermat Tingkat SMA/MA Sekabupaten
Aceh Barat dan Nagan Raya (2011)
- Organisasi Sosial Politik (PKB) (2003-sekarang)
Penghargaan :
- Penghargaan Bupati Aceh Barat, Tentang Keberhasilan dalam Pemberantasan
Minuman Keras (2007)
- Penghargaan Dari Universitas Teuku Umar, Tentang Peserta Donor Darah
(2000).
vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur kehadirat Allah, SWT. Dimana Allah telah
menyelesaikan proposal skripsi. Dalam hal ini adapun judul yeng penulis ajukan
KABUPATEN ACEH BARAT. Alasan penulis dalam memilih judul ini karena
lingkungan. Dengan sebab itu maka perlu ada upaya menanggulangi terhadap
Skripsi/tugas akhir ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan
dalam meraih derajat Sarjana Sosiologi Program Strata Satu (S-1) Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Teuku Umar. Selama penelitian dan
penyusunan laporan penelitian dalam skripsi/tugas akhir ini, penulis tidak luput
dari kendala. Kendala tersebut dapat diatasi penulis berkat adanya bantuan,
bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis ingin
vii
2. Bapak/Ibu………selaku dosen penguji yang sudah banyak membantu
3. Ibu, Nurlian, S.Sos selaku ketua program studi Sosiologi Universitas Teuku
Umar.
4. Bapak Sudarman Alwy, M.Ag selaku dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
5. Istri yang tercinta dan anak-anak yang tersayang telah memberi waktu luang
Mudah-mudahan skripsi ini dapat digunakan oleh penulis dan juga dapat
digunakan oleh pihak lain yang ingin mengetahui tentang masalah kenakalan
rujukan untuk karya-karya ilmiah lain. Namun tidak lupa penulis mohon maaf atas
setiap kesalahan yang ditemukan dalam penulisan ini, karena penulis adalah
Penulis
H. ZAINUDDIN
viii
DAFTAR ISI
ix
3.3. Teknik Analisa Data ...................................... ...............................35
3.4. Uji Kredibilitas Data ...................................... ...............................35
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
1
BAB I
PENDAHULUAN
banyak pula masalah yang di hadapi oleh remaja itu, karena sukarnya memenuhi
syarat-syarat tersebut.
remaja yang semakin meningkat, baik yang berada di daerah perkotaan maupun
emosi yang belum stabil dan suasana luar yang sering pula menyebabkan mereka
masayarakat dan merupakan masalah nasional yang perlu mendapat perhatian dari
semua pihak. Dengan tidak mengesampingkan peranan orang tua dan pihak-pihak
1
2
lain, maka masyarakat merupakan suatu unsur yang dapat di percaya dalam
masyarakat).
Remaja akan melangkah dalam hidupnya sesuai pola pikirnya. Pola pikir
cara untuk mencapai tujuannya. Dia menjadikan asas manfaat menurut akalnya
salah satu dari sekian masalah penting yang perlu mendapat perhatian semua
wanita, pengrusakan dan ngebut di jalan. Perilaku remaja seperti itu sudah banyak
ditemukan dalam kehidupan masyarakat dewasa ini, karena para remaja sudah
Sesuai dengan alasan memilih judul dan tujuan penulisan yang telah
penulis uraikan di atas, maka dalam hal ini penulis merumuskan beberapa
Bubon?
remaja.
di Kecamatan Bubon.
Bubon.
samping itu juga menjadi solusi mengenai kenakalan remaja yang ada di
permasalahan remaja.
kenakalan remaja ini dapat dicegah agar tidak mewabah terhadap anak-anak.
5
1.6. Hipotesis
dikurangi.
bertambah baik.
penulisan.
BAB III Metodologi penelitian, yang terdiri dari jenis penelitian, ruang
teknik analisa.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri
serta hubungan antar bagian untuk memperoleh bagian yang tepat dan
sehingga dapat mengenal tanda-tanda komponen, hubungan satu sama lain dan
komponen sehingga dapat diketahui ciri atau tanda tiap bagian, kemudian
hubungan satu sama lain serta fungsi masing-masing bagian dari keseluruhannya.
7
8
Remaja atau adolescence, berasal dari bahasa latin adolescere (kata kerja),
dan adolescentia (kata benda) yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa.
Istilah adolescence seperti yang dipergunakan saat ini, mempunyai arti yang lebih
luas mencakup kemantangan mental, emosional, sosial, dan fisik (J. Piaget, 1969).
Secara psikologis, masa remaja adalah usia dimana individu berintegrasi dengan
masyarakat dewasa, usia dimana anak-anak tidak lagi merasa dibawah tingkat
orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkatan yang sama,
tahun atau 17 tahun sampai 18 tahun yaitu usia matang secara hukum.
Perkembangan fisik yang cepat dan penting disertai dengan perkembangan mental
yang cepat, terutama pada masa awal remaja. Semua perkembangan itu
Masa remaja bertepatan pada masa usia sekolah menengah yaitu SMTP-
SMU/SMK dimulai ketika anak menginjak umur 13 tahun ketika masuk SMTP
dan diakhiri pada umur 18 tahun ketika keluar dari SMU/SMK. Telah kita ketahui
bahwa masa remaja dimulai sejak berumur 12 tahun dan berakhir pada umur 21
tahun. Masa remaja merupakan masa yang banyak menarik perhatian, karena
masyarakat orang dewasa. Masa remaja merupakan masa yang cukup sulit di
dalam periode kehidupan manusia, masa remaja digambarkan sebagai angin topan
9
dan tekanan, gambaran ini menunjukkan bahwa dimasa ini timbul banyak masalah
yaitu periode anak usia 12-21 tahun. Periode ini adalah sebagai masa pubertas.
Pada masa ini merupakan masa yang sangat menentukan karena pada masa ini
kebingungan dan atau kegoncangan jiwa remaja, sehingga ada orang yang
menyebut sebagai masa pancaroba atau masa peralihan. Pikiran dan emosi mereka
ingin bebas dari segala ikatanpun muncul dengan kuatnya. Fiksinya sudah cukup
besar, sehingga ia disebut sebagai anak tidak mau, dan sebagai dewasa tapi tidak
mampu. Pada umumnya masa remaja dibagi menjadi tiga fase utama, yaitu:
1. Fase pra remaja, mulai 12-14 tahun. Pada fase ini perkembangan seks primer
pertama bagi perempuan dan mimpi pertama bagi laki-laki. Perubahan keadaan
psikis yang mungkin mengarah pada hal-hal negatif pada umumnya seprti;
perasaan tidak tenang, kurang suka bergerak atau bekerja (malas), suasana hati
tidak tetap, dan murung, Kebutuhannya untuk tidur sangat banyak dan
2. Fase remaja, mulai usia 14-18 tahun. Pada fase ini, bentuk badan remaja lebih
banyak memanjang daripada melebar terutama bagian badan, kaki dan tangan.
dorongan sek terhadap lawan jenis akibat matangnya kelenjar sek. Tingkat
Mempunyai sikap sosial yang positif, dan suka bergaul serta membentuk
kelompok yang sesuai. Suka mencari kebebasan dan suka mencari konsep diri.
3. Fase akhir masa remaja, mulai usia 18-21 tahun. Diakhir masa remaja ini,
hingga mampu menyusun rencana, altelnatif dan menentukan pilihan hidup dan
pintu kedewasaan. Agama bagi mereka memiliki arti yang sama pentingnya
dengan moral. Agama dapat menstabilkan tingkah laku dan bisa memberikan
kognitifnya.
2011, mendefinisikan remaja lebih bersifat konseptual, ada tiga kriteria yaitu
biologis, psikologis, dan sosial ekonomi, dengan batasan usia antara 10-20 tahun,
Monks (1999) sendiri memberikan batasan usia masa remaja adalah masa
di antara 12-21 tahun dengan perincian 12-15 tahun masa remaja awal, 15-18
tahun masa remaja pertengahan, dan 18-21 tahun masa remaja akhir. Senada
dengan pendapat Suryabrata (1981) membagi masa remaja menjadi tiga, masa
remaja awal 12-15 tahun, masa remaja pertengahan 15-18 tahun dan masa remaja
akhir 18-21 tahun. Berbeda dengan pendapat Hurlock (1999) yang membagi masa
remaja menjadi dua bagian, yaitu masa remaja awal 13-16 tahun, sedangkan masa
dimanjakan. Orang tua tanpa sadar telah memanjakan anak-anaknya dan ini sangat
mempengaruhi masa depan anak tersebut. Memberikan perhatian yang luar biasa
terhadap anak, sangatlah tidak bijak sana, karena tidak memberi latihan untuk
Dengan terlalu manja dengan orang tua maka anak-anak tidak takut kepada orang
dewasa, sudah akil baligh dan sudah cukup umur untuk berkawin. Menurut
Kamus Za'ba (2000), remaja ialah orang yang berumur dalam lingkungan 12
merupakan seorang anak yang beralih menuju dewasa, masa remaja sebagai masa
transisi yang penuh rasa ingin tau terhadap sesuatu hal yang belum diketahui
sebelumnya, baik yang positif maupun yang negatif. Untuk mengetahui yang
positif seorang remaja tidak membutuhkan rasa takut dan ragu-ragu namun untuk
waktu yang banyak dalam menyusun strategi agar tidak diketahui oleh orang
banyak. Apabila perbuatan negatif itu sudah lazim dilakukan oleh seorang remaja
mabukan, perzinaan dan perbuatan perbuatan yang bertentangan dengan nilai dan
norma lainnya. Pada masa peralihan ini seorang anak hanya ingin mencari jati
dirinya, apakah itu positif atau negatif remaja tidak memperdulikannya karena
yang mereka tau hanyalah suatu identitas dirinya. Oleh sebab itu orang tua harus
supaya ketika meranjak masa remaja seorang anak tidak melakukan perbuatan
konflik yang tidak terselesaikan dengan baik pada masa kanak-kanak maupun
13
remaja para pelakunya. Seringkali didapati bahwa ada trauma dalam masa
2013).
hal ini sangat mengkhawatirkan kita semua, mulai dari tawuran, pembajakan bis,
melampaui batas yang wajar, bahkan sudah sama dengan bentuk kejahatan yang
dilakukan oleh orang dewasa. Kenakalan remaja bukan hanya melanda keluarga
kelas menengah kebawa saja, namun juga keluarga menengah ke atas seperti
pencurian barang keluarga akibat kecanduan narkoba . Ini merupakan ekses dari
membentuk gaya atau sikap mereka yang demikian, adapun faktor-faktor yang
Melihat berbagai faktor di atas, tak heran remaja masa kini menjadi
hidup pun mereka begitu saja menyerahkan diri kepada saran psikolog
berdasarkan hasil penelusuran minat dan bakat. Padahal sebenarnya mereka juga
dapat melakukan sendiri suatu proses yang dimulai dengan pengenalan potensi
diri sendiri, bakat apa yang mereka miliki, dan hal-hal apa saja yang mereka
sukai. Dengan menelaah hal-hal ini mereka dapat mencari sendiri informasi
tentang bidang-bidang apa yang bisa mereka geluti di perguruan tinggi atau dalam
pekerjaan.
aturan yang dapat mengakibatkan kerugian dan kerusakan baik terhadap dirinya
sendiri maupun orang lain yang dilakukan remaja di bawah umur 17 tahun. Sesuai
dengan pendapat di atas penulis menambahkan remaja yang berusia 12-21 tahun
dengan norma hukum, norma agama, norma susila dan norma kesopanan. Sangat
nilai dan norma yang berlaku. Hal itu disebabkan oleh kurangnya kontrol orang
tua terhadap perilaku remaja serta seorang anak yang meranjak masa remajanya
Kenakalan remaja disebabkan oleh faktor dari remaja itu sendiri (internal)
Februari 2013).
1. Krisis identitas
Perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja memungkinkan terjadinya dua
Remaja yang tidak bisa mempelajari dan membedakan tingkah laku yang dapat
diterima dengan yang tidak dapat diterima akan terseret pada perilaku ‘nakal’.
Begitupun bagi mereka yang telah mengetahui perbedaan dua tingkah laku
tersebut, namun tidak bisa mengembangkan control diri untuk bertingkah laku
1. Keluarga
perselisihan antar anggota keluarga bisa memicu perilaku negatif pada remaja.
Pendidikan yang salah di keluarga pun, seperti terlalu memanjakan anak, tidak
pernah kita alami atau kita lakukan. Penyimpangan sosial dapat terjadi dimanapun
dan dilakukan oleh siapapun. Sejauh mana penyimpangan itu terjadi, besar atau
kecil, dalam skala luas atau sempit tentu akan berakibat terganggunya
dinilai. Dengan kata lain, perilaku menyimpang ditentukan bukan dengan norma,
secara aktul perilaku itu dinilai. Untuk dapat dikualifikasikan sebagai sebuah
paling tidak didengar, dan (2) menyebabkan hukuman yang nyata bagi pelakunya.
17
suatu norma baru. Jika semakin banyak orang ikut menerapkan perilaku
perbuatan itu tidak lagi dipandang sebagai perilaku menyimpang tetapi justru
sebagai norma baru. Perilaku menyimpang yang dilakukan oleh individu dapat
Menurut Emile Durkheim, anomi adalah suatu situasi tanpa norma dan
tanpa arah, sehingga tidak tercipta keselarasan antara kenyataan social yang
diharapkan dan kenyataan sosial yang ada. Hal ini terjadi dalam masyarakat yang
memiliki banyak norma dan nilai, tetapi norma dan nilai itu saling bertentangan.
Yang terjadi adalah konflik nilai, bukan kesepakatan nilai. Masyarakat menjadi
ketika orang melakukan cara tidak legal untuk mencapai tujuan budaya.
Berdasarkan lokasi penelitian melton, yaitu Amerika Serikat, tujuan budaya yang
derajat interaksi dengan orang yang berperilaku menyimpang, semakin tinggi pula
ini bergantung pada frekuensi, prioritas, durasi dan intersitas. Contoh : Seorang
teman dan orang dewasa dilingkungannya dan pada akhirnya juga menjadi pelaku
pencopetan.
batasan (cap, julukan, sebutan) atas suatu perbuatan yang disebut menyimpang.
basah lagi. Maka masyarakat akan member lebelnya lagi sebagai pecandu
19
pecandu narkoba.
tubuh. Sheldon mengidentifikasikan tipe tubuh menjadi tiga tipe dasar yaitu ;
masing. Misalnya, para pecandu alkohol dan penjahat umumnya mempunyai tipe
tubuh mesomorph.
dicirikan dengan ukuran rahang dan tulang pipi panjang; kelainan pada mata yang
khas; tangan-tangan; jari-jari kaki serta tangan-tangan relative besar dan susunan
Para ahli ilmu sosial sangat meragukan kebenaran teori tipe tubuh.
ilmuan lain faktor biologis secara relatife tidak penting pengaruhnya terhadap
penyimpangan perilaku.
Perilaku menyimpang sering kali dianggap sebagai suatu gejala penyakit mental.
20
Sigmund Freud berpendapat. Dia membagi diri manusia menjadi tiga bagian
1. Id, bagian diri yang bersifat tidak sadar, naluriah, dan impulsif (mudah
2. Ego,bagian diri yang bersifat sadar dan rasional (penjaga pintu kepribadian)
3. Superego, bagian diri yang telah menyerap nilai-nilai kultural dan berfungsi
(tidak terkontrol) muncul bersamaan dengan superego yang tidak aktif, sementara
dalam waktu yang sama ego yang seharusnya dominan tidak berhasil memberikan
perimbangan.
1. Teori Konflik
kelas atas terhadap kelas bawah. Mereka yang menentang hak-hak istimewa
penjahat.
pengendalian dari dalam maupun dari luar. Pengendalian dari dalam berupa norma
yang dihayati dan nilai yang dipelajari seseorang. Pengendalian dari luar berupa
konformis.
setempat.
Secara etimologis, kata patologi berasal dari kata pathos yang berarti
penderitaan atau penyakit dan logos berarti berbicara tentang ilmu. Jadi patologi
22
adalah ilmu yang membicarakan tentang penyakit atau ilmu tentang penyakit.
Pada abad ke-19 dan pada awal abad ke-20, para sosiolog mendefinisikan patologi
sosial sebgai bentuk semua tingkah laku yang bertentangan dengan norma
keluarga, hidup rukun tetangga, disiplin, kebaikan, dan hokum formal. (Kartono
faktor politik, religious, sosial budaya dan faktor ekonomi. Kemudian perilaku
anak terbagi menjadi dua normal dan abnormal atau menyimpang. Tingkah laku
normal adalah tingkah laku yang serasi yang bisa diterima oleh masyarakat pada
umumnya. Perilaku yang abnormal atau menyimpang adalah tingkah laku yang
tidak bisa diterima oleh masyarakat pada umumnya dan tidak sesuai dengan
menyebutkan klasifikasi masalah sosial dan beberapa contoh masalah sosial yaitu;
oleh orang dewasa atas generasi yang belum matang untuk penghidupan sosial
23
2013).
dibendung dan ditiadakan, tetapi hanya bisa ditangkal dengan usaha-usaha secara
bijak, sehingga tidak berkibat fatal dan merugikan masyarakat banyak. Upaya-
upaya menangkal secara bijak, tepat dan efisien merupakan topik pembahasan
menghasilkan terapi yang semakin akurat bagi para pendidik khususnya, dan
88-89).
tingkah laku yang dipelajari di dalam keluarga merupakan contoh atau profit
peran tingkah laku yang diperlukan pada segi-segi lainnya dalam masyarakat.
mudah dilihat oleh keluarganya daripada orang luar. (Willam J. Goode, 2007 : 7-
8).
dapat mendorong perkembangan anak untuk tumbuh menjadi pribadi yang dapat
dunia orang dewasa. Bahasa, adat-istiadat, dan seluruh isi kebudayaan keluarga
pada khususnya, Achmad Hufad membagi lima fungsi keluarga dalam mendidik
anak-anaknya, yaitu:
mendasar dan eklusif karena faktor ikatan biologis, ikatan hokum, dan karena
2. Sebagai pemberi efeksi (kasih sayang) atas dasar ikatan biologis atau ikatan
agama, nilai budaya, nilai moral, baik bersumber dari dalam keluarga maupun
dari luar.
mental spiritual.
terjadi, oleh sebab itu para tokoh masyarakat dan segenap warga masyarakat harus
para remaja, kalau tidak hal ini akan menjadi imbas kejahatan pada masyarakat itu
sendiri.
Menurut Drs. H. Arnadi Arkan, M.Pd ada beberapa upaya untuk menanggulangi
diterima oleh si anak misalnya, kasih sayang, perhatian yang memadai, adil dan
tempat berbagi cerita. Dengan demikian anak akan merasa aman dan tenteram
26
lain.
yang memiliki peran sentral dalam pembentukan anak shaleh. Peran ayah dan ibu
dalam pendidikan agama dalam keluarga adalah sebagai guru yang wajib
membawa anak mereka ke jalan Islami dengan penuh perhatian dan rasa kasih
manusia dan mengarahkannya kepada perbuatan yang baik, saling menolong dan
Secara garis besar kualitas keshalehan menurut Islam terdiri dari tiga
unsur, yaitu :
Allah swt pada surah Al-Hujurat ayat 6. "Hai orang-orang yang beriman,
jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah
dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu
sekolah baik kepala sekolah, tenaga administrasi, pembantu sekolah dan guru
penanaman akhlak dan jiwa keagamaan pada diri anak didik, peran guru agama
pada diri anak. Usaha pembentukan akhlak/keagamaan anak tidak saja dilakukan
dalam proses pembelajaran (kognitif) namun juga dalam wujud prilaku nyata
kejiwaan anak. Dalam kaitan ini Daradjat menyatakan "guru agama yang
bijaksana dan mengerti perkembangan perasaan remaja yang tidak menentu, dapat
4. Memperluas wawasan
Imam Al-Ghazali menyebutkan, ada lima wawasan yang perlu dikuasai oleh
setiap anak-anak remaja usia sekolah untuk dapat berkiprah dalam kehidupan
belajar dan menimba ilmu pengetahuan baik dari literatur atau alam
sumber daya manusia (SDM) agar mampu bersaing dengan bangsa lain
disamping memiliki pula tanggung jawab yang besar terhadap nasib dan
kemajuan bangsanya.
pemecahannya.
organisasi yang baik, maka akan dapat dikalahkan oleh kejahatan yang
terorganisir. Oleh sebab itu, Anak-anak remaja usia sekolah harus memiliki
masyarakat dapat berhasil dan tepat sasaran, juga dengan menggeluti dunia
Juli 2011, bentuk-bentuk perilaku kenakalan remaja dibagi menjadi empat, yaitu :
terbesar dari remaja nakal. Pada umumnya mereka tidak menderita kerusakan
psikologis.
ini menderita gangguan kejiwaan yang cukup serius, antara lain berupa
sedikit jumlahnya, akan tetapi dilihat dari kepentingan umum dan segi
artinya rusak, tidak lengkap, salah, cedera, cacat, kurang. Delinkuensi defek
inteligensinya.
Anak muda yang sebelum memiliki citra diri negatif akan menjadi percaya
diri jika diri mereka dan orang tua mereka tetap fokus pada hal-hal yang positif
yaitu apabila mereka menghargai setiap usaha yang dilakukan dan merayakan
setiap keberhasilan. Ini bukan sekedar memuji tindakan mereka, namun juga
tertanam citra diri negatif, janganlah di pengaruhi dengan hal-hal yang berdampak
negatif. Namun harus di uapayakan supaya seorang anak tersebut akan menjadi
positif.
Ada tujuh cara mengatasi maslah terbesar remaja (Bobbi Deporter, 2011 :
39-40) yaitu :
penuh keyakinan.
memahami hak mereka untuk meminta apa yang mereka inginkan dan
4. Mengubah rasa takut akan perubahan besar menjadi siap menerima perubahan,
Moehari Kardjono (2008 :111), menyatakan bahwa; para orang tua harus
sifat buruk yang muncul harus dapat segera dieliminasi. Anak-anak mudah meniru
perkatan kotor orang lain. Segala sesuatu yang mereka dengar ingin dicontohkan.
Selain mendengar ucapan atau kata-kata dari ornag tuanya, mereka dapat juga dari
teman bergaulnya.
32
BAB III
METODE PENELITIAN
Kabupaten Aceh Barat. Penelitian difokuskan pada analisis kenakalan remaja, dan
penelitian ini di lakukan pada bulan Agustus 2011. Alasan pemilihan tempat
ini dimaksud lebih memahami permasalahan penelitian atau yang diteliti sehingga
diperlukan.
serta pada analisis terhadap dinamika hubungan antar fenomena yang diamati
dengan menggunakan logika ilmiah. Hal ini bukan berarti bahwa pendekatan
32
33
teori, istilah- istilah dan hal-hal yang ditemui di lapangan atau ditengah-
(Abdullah,2007).
3. Observasi
hanya menjadi pengamat yang berada diluar subjek yang diamati dan tidak
4. Wawancara
harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari
responden yang lebih mendalam dan jumlah respondenya sedikit atau kecil.
Teknik pengumpulan data ini mendasarkan diri pada laporan tentang diri
1. Camat Bubon
2. DARAMIL Bubon
35
3. KAPOLSEK Bubon
pernah ditemui maupun yang baru. Dengan perpanjangan pengamatan ini berarti
36
hubungan peneliti dengan nara sumber akan semakin terbentuk rapport, semakin
akrap semakin terbuka, saling mempercayai sehingga tidak ada informasi yang
lebih cermat dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka kepastian dan
urutan peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan sistematis. Dengan
apakah apakah data yang telah ditemukan itu salah atau tidak.
sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Dengan demikian terdapat
sumber dilakukan dengan cara melihat sumber data untuk menguji kredibilitas
data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa
sumber. Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara
mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda, misalnya
data diperoleh dengan wawancara, lalu dicek dengan observasi, dokumentasi atau
kuisionel. Waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data. Sehingga data yang
dikumpulkan dengan teknik wawancara di pagi hari pada saat nara sumber masih
segar, belum banyak masalah, akan memberikan data yang lebih valid sehingga
lebih kredibel. Untuk itu dalam rangka pengujian kredibelitas data dapat
Keempat, analisis kasus negatif adalah kasus yang tidak sesuai atau
berbeda dengan hasil penelitian hingga pada saat tertentu. Melakukan analisis
kasus negatif berarti peneliti mencari data yang berbeda atau bahkan bertentangan
dengan data yang telah ditemukan. Bila tidak ada lagi data yang berbeda atau
bertentangan dengan temuan, berarti data yang ditemukan sudah dapat dipercaya.
membuktikan data yang telah ditemukan oleh peneliti. Sebagai contoh, data hasil
interaksi manusia, atau gambaran suatu keadaan perlu didukung oleh foto-foto.
handycam, alat rekam suara sangat diperlukan untuk mendukung kredibilitas data
mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan
oleh pemberi data. Apabila data yang diberikan disepakati oleh para pemberi data
pemberi data, maka peneliti perlu melakukan diskusi dengan pemberi data dan
apabila perbedaannya tajam, maka peneliti harus merubah temuannya dan harus
BAB IV
peraturan Daerah (Perda) Nomor. 5 Tahun 2000 dengan luas wilayah ± 136, 7 Km
katagori, yaitu :
1. Wilayah perkampungan/perumahan
sungai/Krueng Bubon dan Krueng Layung, pada akhir tahun 2007 Kecamatan
Bubon (Empat) kali dilanda banjir yang mengakibatkan para petani mengalami
kerugian besar termasuk petani palawija dan nilam, karena secara geografis
38
39
a. Gampong Beurawang
b. Gampong Rambung
d. Gampong Layung
h. Gampong seumuleng
i. Gampong Kualang
j. Gampong Liceh
p. Gampong Peulanteu Sp
Seorang anak tidak bertahan pada masa anak-anak, karena seorang anak
mengalami perubahan secara linier. Seorang anak yang baru dilahirkan berada
dalam sifat yang fitrah, namun pergantian hari, pergantian bulan, dan pergantian
tahun dapat menambah umur seorang anak. Sehingga dengan pertumbuhan dan
peralihan baginya. Pada masa transisi ini seorang anak meranjak kepada usia
remaja. Pada usia remaja seorang anak mulai mengenal jenjang kehidupan yang
baru, jika pola kehidupan barunya tidak diperhatikan oleh orang tua, guru dan
yang dia inginkan. Dengan kenakalan yang dilakukan oleh remaja dapat
berbagai sebab yang harus dilihat oleh orang tua, guru dan masyarakat, karena
remaja.
remaja cenderung kepada kenakalan yaitu disebabkan oleh kelalaian orang tua
mudah saja mengambil barang-barang temannya yang berharga karena dia ingin
barang-barang itu bukan untuk dijual, namun untuk menjadi mainan baginya atau
sebagai kebutuhan baginya. Remaja juga melalukan kenalan yang disebabkan oleh
televisi maka adegan kriminal yang dinampakkan tersebut bukan untuk dihindari,
Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh Camat Bubon yang diwakili
melakukan perbuatan walaupun hal yang dilakukan itu bertentangan dengan nilai
Selain itu dapat pula dilihat pendapat informan dari tujuh belas gampong.
Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh Zukhri, yaitu sebagai berikut :
Hal tersebut juga tidak jauh berbeda dengan pendapat yang dikemukakan
Untuk lebih jelasnya maka dapat di lihat pendapat dari para informan pada
Tabel 4.1.
disebabkan oleh remaja dalam melakukan kenakalan hanya sekedar mencoba dan
ingin mengacau suasana, agar suasana di sekitar tempat tinggal tidak aman. Selain
itu juga disebabkan oleh pengaruh lingkungan dimana kenakalan yang dilakukan
46
memang sudah terbiasa dan tidak ada teguran dari orang tua, dan masyarakat
media massa yang menayangkan berbagai adegan yang mudah ditiru oleh para
remaja. Mulai dari adegan yang sifatnya tidak menentang dengan norma-norma
hidup remaja.
terhadap apa yang dilakukan oleh remaja-remaja yang tinggal diwilayah tempat
tinggalnya.
yang sedang dihadapinya, salah satu tantangan adalah kenakalan remaja yang
Masyarakat harus memahami terhadap perilaku-perilaku remaja saat ini agar dapat
untuk dihambat sedini mungkin, yaitu dengan cara mengontrol gerak-gerik yang
dilakukan oleh remaja, karena remaja kadang kala menjalani hidupnya dengan
suatu sikap yang tidak beretika, dan kadang kala dengan penuh etika. Memang
47
dari tiap-tiap kehidupan bermasyarakat tidak terlepas dari berbagai masalah yang
masyarakat Kecamatan Bubon saat ini sudah memahami ilmu-ilmu agama dengan
baik, mengenai adat istiadat tetap berjalan sebagaimana mestinya namun belum
dan pembangunan mental juga sudah cukup baik. Sehingga saat ini kenakalan
remaja yang pernah terjadi masih diambang batas dan masih mampu di atasinya.
menurutnya yaitu:
nilai adat dan budaya, namun kenakalan remaja juga masih terjadi walau dalam
terjadi sering dilakukan oleh anak-anak petani, hal ini sebagaimana yang
48
dikemukakan oleh perwakilan dari tujuh belas gampong yang telah dilakukan
wawancara, yaitu :
Kondisi para remaja saat ini sudah mengalami gejolak, dari gejolak
yang tidak jelas tersebut maka akan menimbulkan sebuah masalah
yang selalu diseminarkan baik dari kalangan akademisi,
pemerintahan, dan dikalangan masyarakat. (Hasil wawancara
dengan Hunafa, 14 Agustus 2012).
remaja menjadi tugas utama Tuhapeut, Keuchik dan dibantu oleh Tgk. Imum
sanksi sosial kepada pelaku berupa denda untuk membayar kerugian yang
ditanggung oleh korban baik moril maupun materil dan membayar untuk umum
sebagi hak sidang. Jika terjadinya kenakalan remaja yang sudah melampaui batas
maka masyarat menyelesaikan secara adat terlebih dahulu, jika cara adat tidak
mampu membuahkan hasil maka kasus tersebut diserahkan kepada pihak yang
54
berikut:
Untuk lebih jelasnya maka dapat di lihat pendapat dari para informan pada
Tabel 4.2.
dilaporkan kepada pihak yang berwajib, namun jika permasalahan sudah semakin
rumit dan sulit untuk diselesaikan di gampong secara adat maka diserahkan
kepada pihak yang berwajib, seperti kasus narkoba yang terjadi pada tanggal 12
Maret 2011 tersebut memang sudah diambang batas atau sudah menjadi
tidak diserahkan kepada pihak yang berwajib karena kasus tersebut masih mampu
ditangani dan diselesaikan di gampong melalui hukum adat. Kasus seperti ini
Kenakalan Remaja
masyarakat. OLeh sebab itu setiap masyarakat yang ada di Kecamatan Bubon
tidak perlu ditanggapi, namun masalah itu menjadi masalah yang harus ditanggapi
remaja yang terjadi saat ini membutuhkan penanggulangan secara efektiv, agar
terjadi suatu sikap dalam masyarakat yang tidak akan membuat kenakalan remaja
akan biasa dihambat, karena tokoh-tokoh masyarakat masih tembang pilih dalam
tokoh masyarakat tidak serius menanggapi masalah kenakalan remaja. Hal senada
menimalisir kenakalan remaja yang terjadi, maka harus ada berbagai upaya yang
hambatan yang terjadi, jika tidak maka menimalisir kenakalan remaja akan
sebagai berikut:
Tindak lanjut remaja agar tidak nakal, yaitu memakai cara orang
tua berserta pemerintah gampong dan pemerintah kecamatan
dengan cara memarahi para remaja yang melakukan kenakalan dan
membentuk organisasi pemuda seperti remaja Mesjid, karang
taruna, dan kelompok olah raga. Dalam hal ini juga masih ada
hambatan, yaitu pada prinsipnya belum ada pembinaan terhadap
remaja-remaja yang melakukan kenakalan. (Hasil wawancara
dengan Danramil Kecamatan Bubon Sumardi, 11 Agustus 2011).
organisasi. Jika remaja dididik dengan organisasi sehingga remaja sulit untuk
langkah untuk meujudkan tujuan bersama, bukan untuk meujudkan tujuan idividu.
Dalam rangka meujudkan tujuan bersama, hendaknya para remaja selalu berbuat
dan berkata-kata sesuai nilai dan norma yang ditentukan oleh organisasi. Misalnya
organisasi olah raga, remaja yang bergabung dengan organisasi olah raga
hendaknya melakukan latihan untuk kemenangan itu merupakan wujud nilai yang
sudah tertanam dalam kelompopok tersebut, dan bagi siapa yang tidak mau
melakukan latihan maka tidak dibenarkan ikut dalam pertandingan itu merupakan
wujud dari norma yang sudah ditanam dalam kehidupan organisasi olah raga.
59
Walaupun itu sebagi langkah paling baik untuk mengurangi kenakalan remaja,
namun juga memiliki hambatan, yaitu belum ada prinsip pembinaan remaja
kearah yang lebih efisien. Hal senada juga dikemukakan sejumlah perwakilan
Anak orang biarin, yang penting bukan anak saya yang melakukan
kenakalan. (Hasil wawancara dengan M.Yasin pada tanggal 13
Agustus 2011).
disebabkan oleh lepasnya pengawasan dari orang tua. Jika kita lihat di kota-kota
besar justru remaja yang memperkeruh suasana yaitu remaja-remaja yang jauh
dari pantauan orang tua, bahkan orang tuanya tidak memperdulikan kehadirannya
di alam jagat raya. Sebaliknya jika kita perhatikan remaja-remaja yang tidak luput
dari pengawasan orang tua maka remaja tersebut dalam bertindak memiliki sikap
4.2. Pembahasan
tertentu yang dapat menghambat sikap pertentangan terhadap nilai dan norma
sebagai berikut :
62
1. Faktor keluarga
seseorang remaja yang lepas pengawasan dari orang tuanya, sehingga remaja
menjadi tidak segan terhadap orang tuanya bahkan dapat mempengaruhi orang
tuanya dengan keinginannya yang bertentangan dengan nilai dan norma. Orang
tua terlalu mencintai anak-anak dengan penuh kasih sayang, sehingga anak-
anaknya tidak mau untuk menegur walaupun membuat kesalahan, bahkan marah
kepada orang yang menegur tingkah laku anak-anaknya. Akibat kurang perhatian
orang tua terhadap sianak maka anak sulit untuk memenets diri untuk menjadi
remaja yang taat nilai dan norma yang berlaku, dan mudah untuk melakukan
2. Kesenjangan ekonomi
tua dalam mendidik anak-anaknya di usia masih mudah dibujuk, diatur, dan
keluarga. Dimana dengan kesenjangan ekonomi keluarga maka seorang ayah dan
menyekolahkan anak, menyuruh anak menuntut ilmu agama, dan tidak mampu
agama, tidak pernah merasakan nikmatnya dunia pendidikan umum, dan masih
seorang anak belajar menjadi maling kecil-kecilan yang dapat merugikan teman
sebayanya. Malain yang sudah melekat dimasa kecil maka tetap tidak berubah
pada usia remaja dan tidak segan-segan melakukan penyimpangan tersebut. Selain
63
itu juga terjerumus kedalam narkoba, karena seorang remaja menganggap bahwa
dengan usaha dan doa, tapi hanya mengambil jalan pintas yaitu mengkonsumsi
narkoba, baik itu minuman keras, herwin, morfin, ganja dan menggunakan jarum
suntik.
remaja. Saat ini mayoritas remaja yang terjerumus kepada sikap-sikap yang
tingkatan ekonomi lemah, yaitu remaja yang orang tuanya berprofesi sebagai
petani. Hal ini disebabkan remaja yang berasal dari keluarga petani masih sedikit
yang menuntut ilmu, baik ilmu pendidikan umum maupun ilmu agama.
4. Faktor sosial
ada disekitar tempat tinggalnya. Apabila jati dirinya mampu dinampakkan maka
seolah-olah merasa hebat dan tidak ada yang bisa menandinginya sehingga bagi
semena-mena supaya remaja lain juga mengikuti jejaknya. Dengan menunjuk jati
dirinya pada remaja lain, jika ada remaja lain yang mau identik dengan
perilakunya maka remaja lain mengikuti dirinya, jika suatu saat mayoritas remaja
kejahatan lainnya. Apabila ada orang yang berani menegurnya, maka orang
tersebut akan mendapat hukuman dari komunitas geng remaja dan jika sampai
pada tahap itu sulit untuk dikembalikan kepada moral yang tersedia pada masa
lalunya, itulah remaja-remaja yang masuk kedalam kehidupan masa depan yang
suram.
faktor dasar yang sering menyebabkan terjadinya kenakalan remaja. Lima faktor
ini sudah lazim ditemukan dalam masyarakat sebagai suatu kegagalan yang
diperoleh oleh remaja. Kegagalan yang diperoleh oleh remaja dari faktor-faktor
tersebut karena terjadinya hambatan antara kedua belah pihak, baik-pihak yang
dan norma tersebut. Pihak yang mensosialisasikan nilai dan norma yaitu keluarga,
Pada dasarnya sosialisasi yang terjadi pada setiap manusia yang lahir
seseorang, begitu juga dengan adanya sosialisasi yang sempurna pada kehidupan
seorang remaja, maka remaja itu akan membentuk kepribadian yang sempurna
pula dan jika sosialisasi pada seorang remaja terjadi dengan tidak sempurna, maka
sosialisasi dapat menimbulkan krisis jati diri. Sosialisasi yang sempurna dapat
kepribadian yang mampu melewati krisis jati diri. Sedangkan kepribadian yang
tidak sempurna merupakan kepribadian yang tidak mampu melewati krisis jati
diri. Seorang remaja yang tidak berhasil melewati krisis jati diri maka akan terjadi
dijalan.
Terdapat sedikit kenakalan remaja yang terjadi dan kenakalan remaja yang
pernah terjadi adalah perampokan. Berdasarkan data pada tabel, kita dapat melihat
mengalami krisis jati diri. Dari krisis jati diri para remaja menimbulkan kenakalan
yang disebabkan oleh beberapa faktor lainnya, yaitu hanya sekedar mencoba,
ingin memperkeruh suasana dan terdapat pengaruh lingkungan dan media massa.
66
hal-hal yang baru. Setelah remaja puas terhadap keingin tahuannya akhirnya ia
tidak mampu membina diri lagi dan selalu melakukan keinginan yang
percobaan sehingga lambat laun dapat merusak suasanan aman dalam masyarakat
dan memancing gejolak emosional. Jika berlanjut dan tidak ada perubahan pada
diri remaja maka masyarakat akan menindak jenis kenakalan remaja tersebut
7. Pengaruh lingkungan
seorang remaja tidak berani untuk melakukan kenakalan karena rasa takut kepada
orang tua jika melakukan kesalahan, begitu juga di sekolah seorang remaja selalu
takut atas sanksi yang diberikan oleh guru jika melakukan tindakan yang
bertentangan dengan nilai dan norma. Dengan kata lain lingkungan yang paling
67
akibat kenakalan yang sudah biasa dilakukan dalam kelompok teman sepermainan
Globalisasi yang terjadi saat ini memberikan jalan bagi remaja melakukan
hubungan dengan siapa pun, remaja pun dapat terjebak dalam rutinitas yang
gadis, melalui televisi dan VCD player remaja dapat meniru adegan, perilaku dan
pola pikir yang bertentangan dengan agama dan moralitas, melalui internet remaja
mudah mengakses informasi yang belum tentu akurat dan bermanfaat melainkan
dapat membuat kerusakan bagi perilaku dan pola pikir remaja, melalui sarana
tranportasi yang modern dan murah, remaja dapat dengan mudah membangun
komunikasi dan pertemanan. Dengan kata lain akibat pengaruh media massa bisa
membawa kehidupan remaja kedalam dua sisi yaitu sisi positif dan sisi negatif.
Hal ini tergantung pada remaja yang memanfaatkan fungsi media massa tersebut.
Dengan kata lain, tanpa pengawasan orang tua dan masyarakat, pengaruh media
merupakan remaja yang sudah modern akibat pengaruh globalisasi. Dari pengaruh
tersebut sulit orang tua, guru, masyarakat dan pihak lainnya dalam mengontrol
anak-anaknya, dan dewasa ini remaja sulit diajak untuk meinternalisasikan ilmu
keberlansungan hidup masa depan. Dari itu kenakalan terjadi saat ini karena para
remaja ingin mencoba, ketika percobaannya merasakan enak maka hal tersebut
Contoh: seorang remaja yang pertama ingin mencoba meng hisap ganja,
setelah merasakan kenikmatan dalam ganja maka remaja tersebut sulit untuk
para remaja ingin memperkeruh suasana, seperti seorang remaja disekolah SMA
misalnya, pertama dia mencoba cabut (bolos) dari jam pelajaran, padahal itu
hanya sekedar mencoba, namun hal itu terus dilakukan terus-menerus, dan
akhirnya suasana semakin keruh. Karena semua siswa mengikuti tingkah laku
siswa yang suka bolos tersebut. Dalam memperkeruh suasana seperti ini dapat
Ketika para remaja mudah meng akses informasi yang menyimpang dari
kehidupannya maka remaja itu dengan lepas pengawasan orang tua, guru,
norma susila di media massa, maka pengawasan orang tua segera berperan dalam
menafsirkan nilai yang positif. Seperti kasus pemerkosaan yang dimuat dalam
berita di televisi, maka ketika anak sedang menonton televisi harus memberikan
didapatkan, kalau tidak maka seorang remaja ingin mencoba karena sikap remaja
Saat ini para remaja sudah memiliki kebebasan yang sempurna dalam
menyalurkan rasa ingin tahunya, karena pengawasan dari orang tua sangat mudah
lepas. Akibat rasa ingin tahu yang tidak terbendung maka terjadilah kenakalan
Dalam kehidupan masyarakat tidak luput dari berbagai masalah, mulai dari
permasalahan yang besar samapai kepada permasalahan yang kecil, mulai dari
konsumsi gaya hidup mudah terdifusi kebelahan dunia, mualai dari Negara maju
sampai kenegara sedang berkembang. Hal ini dapat dilihat dalam kehidupan
70
kebebasan.
bermanfaat bagi orang lain. Saat ini kita lihat, betapa banyak remaja yang
disingkirkan dari kehidupan yang penuh bermakna, karena ulah moralnya yang
gagal dibimbing oleh ibu/bapaknya. Dari kegagalan itulah lahir berbagai macam
merupakan senjata ampuh untuk menuju dunia yang penuh permasalahan, jika
bimbingan orang tua ini tidak dihiraukan maka kenakalan remaja sulit di atasi.
Untuk mengatasi masalah kenakalan ini hendaknya bersatu orang tua, guru,
masyarakat dan pihak yang berwajib agar membimbing anak-anak sedini mungkin
dengan moral-moral yang mulia, jika itu terlaksana maka kenakalan remaja
untuk mendidik anak-anak dengan moral yang mulia, namun itu menjadih contoh
terhadap kenakalan yang terjadi. Dengan mengambil contoh dari remaja yang
melakukan kenakalan maka remaja yang lagi dididik jangan dibiarkan untuk tidak
diperdulikan oleh orang tua, bisa saja seorang remaja yang bersahaja, lagi dididik
71
oleh orang tua dengan moral yang mulia salah persepsi terhadap kenakalan yang
dilihatnya. Apabial salah persepsi ini sampai padanya dan lepas dari pengawasan
orang tua, bisa saja persepsi tersebut menimbulkan jenis kenakalan remaja ayang
baru.
sulit, karena kenakalan remaja yang terjadi saat ini bukan saja terjadi dikalangan
remaja yang putus sekolah, bukan saja terjadi dikalangan sosial ekonominya
rendah, dan sedikit terjadi kenakalan pada para remaja santri di pesantren. Yang
jelas kenakalan remaja saat ini terjadi pada remaja-remaja yang pergaulannya
sangat bebas. Artinya dalam bergaul dengan orang lain tidak dianjurkan untuk
memilih teman, namun teman yang bergaul dengan kita harus mampu kita
memfirtel teman tersebut. Jika bergaul dengan tidak memfirtel teman yang akan
kita bergaul maka dengan mudah kita terpengaruh dengan sikap dan tingkah
kepribadian seseorang. Dari sanalah dia mualai mengenal dan berinteraksi dengan
dunia diluar keluarganya. Jika para remaja bergaul dengan orang baik maka akan
menumbuhkan sikap-sikap yang positif dan sebaliknya jika bergaul dengan orang
Remaja yang sering melakukan kenakalan saat ini terdiri dari pelajar dan
siswa, anak putus sekolah, anak orang kaya, dan anak yang berasal dari status
ekonominya rendah. Kenakalan itu terjadi akibat pergaulan yang sulit dikawal
oleh pengawasan orang tua. Selain itu kalau diklasifikasikan menurut jenjang
pendidikan umum kenakalan remaja sudah mulai terjadi pada siswa SMP dan
SMA bahkan sampai dia menuju pendidikan diperguruan tiggi, selain itu juga
72
agama. Dan jika ditinjau pada remaja-remaja yang mengerti tentang ilmu agama,
sangat sedikit kenakalan yang terjadi pada para santri. Oleh sebab itu kenakalan
remaja ini terjadi akibat para remaja kurang memahami dan mengamalkan ilmu
agama, hal ini bukan berarti tidak mempelajri agama, namun ilmu yang telah
kondisi lapangan saat ini kenakalan remaja yang terjadi juga disebabkan oleh
sangat penting, karena pada tahap ini anak sudah mulai mengenal berbagai nilai
dan norma. Bimbingan orang tua kepada anak-anak sangat diperlukan dalam
diharapkan. Realita saat ini remaja yang cenderung membuat kenakalan adalah
remaja-remaja yang bimbingan orang tuanya kurang, karena orang tuanya tidak
mau peduli terhadap tingkah laku anak-anaknya, akibat kesibukan orang tua yang
Contoh : Anak yang berasal dari keluarga yang kelas sosial atas, dimana
kedua orang tuanya memiliki pekerjaan, karena pekerjaannya harus masuk pagi
dan pulang sore maka si anak ditinggal dengan pembantu dirumah. Nah akibat
ditinggal oleh orang tuanya sampai dia remaja, dan waktu diskusi dengan orang
73
tua tidak ada, maka sianak mulai mencari perhatian dari orang tuanya melui sikap
dan tingkahlaku yang tidak sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku.
Contoh lain ketika seorang anak berasal dari keluarga yang kelas sosial
bawah, kedua orang tuanya sibuk dengan pekerjaan di kebun dari pagi sampai
sore, kasih sayang orang tua juga tidak tersalurkan. Ketika dia remaja sudah
memilki kebebasan yang sulit dibendung akhirnya menimbulkan sikap anti sosial.
melihat tingkat keparahan kasus kenakalan yang terjadi, apabila kasus kenakalan
menggunakan cara adat. Tetapi apabila kasus kenakalan itu masih berupa
dilakukan dan sudah turun-temurun (hukum adat). Cara tersebut menjadi suatu
cara yang umum digunakan dalam masyarakat, dan sangat ampuh dalam
Kenakalan Remaja
Masalah kenakalan remaja merupakan masalah yang tidak asing lagi dari
perilaku remaja selama ini bukanlah pertentangan namun menjadi suatu kebiasaan
terjadi dikalangan masyarakat sehingga tidak ada orang yang berani melarangnya.
Bahkan mengenai kenakalan remaja selama ini terjadi bagian dari yang telah
diajarkan oleh orang tunya. Misalnya orang tuanya main batu dengan memakai
uang, kemudian anaknya juga mengikuti jejak orang tua, namun orang tua
melarang anaknya main judi, tetapi si anak tidak lagi mematuhi larangan orang
tuanya, karena orang tuanya memang biang keladi yang melakukan perjudian
secara terbuka di tempat jaga malam, diwarung kopi, dan ditempat-tempat umum
lainnya.
Kenakalan remaja yang terjadi memang sulit diatasi saat ini, karena
bahkan secara tidak lansung orang tua, dan masyarakat sudah memberikan tongkat
estafek negatif kepada remaja-reamaja yang ada, dan sedikit para orang tua dan
sebab itu maka kita selaku masyarakat tidak bisa menyalahkan para remaja yang
untuk melihat kesalahan kita selaku generasi tua dalam mendidik anak-anak.
Yang menjadi biang keladi terhadap kenakalan remaja selama ini adalah
bukan remaja itu sendiri, namun disebabkan oleh orang tua, masyarakat bahkan
kejahatan. Contoh lain yang dapat kita analisa saat ini, remaja putri selalu
menggunakan pakaian ketat ketika keluar dari rumah, bahkan ada tilang oleh WH
di jalan mereka tetap tidak peduli, hal ini disebabkan karena memakai pakaian
75
ketat oleh remaja putri memang sudah membudaya. Walaupun dilarang para
remaja putri tetap tidak mematuhi larangan. Mengapa hal ini bisa terjadi ? karena
para remaja saat ini tidak meliki iman yang kuat, namun yang dimiliki olehnya
hanyalah nafsu, selain itu juga orang tua dirumah dalam mendidik anak-anak
dirumah tidak melarang melakukan hal seperti itu dan begitu juga masyarakat
segan menegur perbuatan seperti itu, akhirnya para remaja memperoleh kebebasan
dalam berpakaian dan sulit untuk menerima kritikan dari pihak lain, bahkan sulit
menerima teguran dari orang tuanya sendiri. Karena orang tuanya tidak
mensosialisasikan nilai-nilai keislaman pada usia sianak masih kecil dan ketika
sianak sudah remaja maka sianak memiliki krisis jati diri. Itu semua menjadi
karena kesibukan orang tua yang tidak ada waktu luang untuk memberikan
diatasi. Jika kasih sayang ibu tidak diterima oleh seorang remaja, maka
dilakukan, karena orang tua sianak tidak mau tau terhadap kenakalan yang
kesenangan setiap hari dan menjadi suatu harapan yang diharapkan oleh
orang tua, walaupun kesenangan sianak diperoleh atas penderitaan orang lain.
76
kenakalan remaja.
masyarakat sering kali terjadi tembang pilih. Dimana jika remaja yang
yaitu sulit mengatasi anak-anak yang sudah melampaui batas, yang mana
dari orang tua, guru dan masyarakat. Namun mereka melakukan seeknya saja,
nasehat hanya saja diketawai orang-orang yang memberi nasehat dengan tutur
kata ‘apa hebatnya kamu, apa yang lebih padamu sehingga kamu beraninya
saja. Adapun jenis kenakalan remaja yang sudah melampaui batas yaitu
keras, hisap ganja, pil BK, menggunakan jarum suntik dan dapat
perampokan dan lain-lain. Hal ini sangat berbahaya jika remaja sudah
sulit untuk disembuhkan, atau penyakit ini kalau obatnya belum mampan
melekat pada diri seorang anak maka pengawasan orang tua terhadap anak-
Kenakalan remaja yang terjadi selama ini, belum ada pembinaan khusus
lapisan masyarakat yang ada karena kalau tidak diselesaikan sama-sama maka
oleh faktor internal remaja itu sendiri. Remaja bertingkah laku sedemikian
BAB V
5.1. Kesimpulan
perilaku menyimpang, tidak ada motivasi untuk sianak agar belajar disekolah
dalam menuntut ilmu umum dan tidak adanya motivasi untuk sianak agar
ingin menemukan jati dirinya dan ingin menerobos kelas-kelas sosial yang
dari status sosial bawah yaitu anak-anak petani yang gagal dididik untuk
78
79
formal.
remaja terjadi begitu pesat, adapun yang menjadi hambatan yaitu kurang
perhatian orang tua terhadap remajanya, tidak ada keseriusan dan tembang
anak yang sudah melampaui batas, belum ada pembinaan terhadap remaja-
5.2. Saran
menuntut ilmu umum dan belajar di pesantren atau dayah untuk menuntut
ilmu agama dan akan terbentuk moral yang sejati, masyarakat mengawasi
para remaja agar tidak merusak lingkungan dan tidak terpengaruh dari
remaja lain dan orang dewasa, orang tua mengontrol anak-anaknya ketika si
menjadi suatu permasalahan bagi remaja, dan faktor sosial juga mendukung
80
timbulnya kenakalan remaja, karena remaja ingin menemukan jati dirinya dan
ingin menerobos kelas-kelas sosial yang ada untuk mewujudkan kelas sosial
atas baginya.
diri tidak tembang pilih, berani menegakkan amar makruf nahi mungkal, dan
DAFTAR PUSTAKA
Deporter, Bobbi. 2011. Mengatasi Tujuh Masalah Besar Remaja. Kaifa: Bandung.
Gode, E. 1984. Devient Behaviour Secend End. New Jersey: Prentice Hall.
Zaid, Abu. 2003. Citra Diri Remaja Muslim. Wahyu Press: Jakarta Selatan.
Internet
Altikel.http://dspace.widyatama.ac.id/jspui/bitstream/10364/515/4/bab2.pdf/28
juli 2011.
Artikel. http://www.clubmetafisika.com/artikel-artikel/59-kenakalan-remajadapat-
dicegah-dengan-psychotronica.pdf/ 28 Juli 2011.
Eliasa, Eva Imania. Kenakalan Remaja: Penyebab dan Solusi. Disajikan Dalam
Seminal PPL-KKN di SMK Muhammadiyah 2 Yogyakarta: http://staff.
Uny.ac.id/diakses 12 Februari 2013.