Dosen Pembimbing :
Disusun Oleh :
Tingkat I Reguler B
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan saya kemudahan
ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di
akhirat nanti.
Saya tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
saya mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini saya mohon maaf yang
sebesar-besarnya.
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...........................................................................................i
Daftar Isi.....................................................................................................ii
BAB I. PENDAHULUAN............................................................................
2.1.1 Definisi....................................................................................4
2.1.2 Etiologi....................................................................................4
2.1.3 Patofisiologi............................................................................5
2.1.5 Komplikasi..............................................................................6
2.2.1 Pengkajian.............................................................................10
2.2.3 Perencanaan..........................................................................18
2.2.4 Implementasi.........................................................................28
iii
2.2.5 Evaluasi.................................................................................28
3.1 Pengkajian......................................................................................29
3.5 Evaluasi..........................................................................................44
4.1 Kesimpulan....................................................................................45
4.2 Saran..............................................................................................46
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................47
iv
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
Pada kejadian retensio plasenta atau palsenta tidak keluar dalam waktu 30
menit tenaga kesehatan dapat melakukan tindakan manual plasenta yaitu tindakan
untuk mengeluarkan atau melepas plasenta secara manual.
1. Tujuan Umum
a. Mengetahui dasar teori mengenai pasien dengan retensio plasenta
b. Memberikan asuhan keperawatan pada pasien post sectio caesaria
indikasi Solutio plasenta
2. Tujuan Khusus
Setelah melakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan
Retensio Plasenta penulis dapat:
a. Melakukan pengkajian dengan mengumpulkan semua data baik melalui
anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan
untuk menilai keadaan pasien secara menyeluruh pada pasien dengan
Retensio Plasenta.
b. Mampu menganalisa masalah- masalah yang muncul pada pasien
dengan Retensio Plasenta.
c. Mampu merumuskan diagnosa dan memprioritaskan masalah pada
pasien dengan Retensio Plasenta.
2
d. Mampu membuat perencanaan tindakan asuhan keperawatan pada
pasien dengan Retensio Plasenta
e. Mampu melaksanakan rencana asuhan keperawatan pada pasien dengan
Retensio Plasenta.
f. Mampu mengevaluasi asuhan keperawatan yang telah dilakukan pada
pasien dengan Retensio Plasenta.
g. Mampu mendokumentasikan asuhan keperawatan yang telah
dilaksanakan pada pasien Retensio Plasenta
3
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1.1 Definisi
2.1.2 Etiologi
1. Fungsional:
2. Patologi – anatomi:
a. Plasenta akreta
b. Plasenta inkreta
c. Plasenta perkreta. (Sastrawinata, 2005)
4
2.1.3 Patofisiologi
Segera setelah anak lahir, uterus berhenti kontraksi namun secara perlahan
tetapi progresif uterus mengecil, yang disebut retraksi, pada masa retraksi itu
lembek namun serabut-serabutnya secara perlahan memendek kembali. Peristiwa
retraksi menyebabkan pembuluh-pembuluh darah yang berjalan dicelah-celah
serabut otot-otot polos rahim terjepit oleh serabut otot rahim itu sendiri. Bila
serabut ketuban belum terlepas, plasenta belum terlepas seluruhnya dan bekuan
darah dalam rongga rahim bisa menghalangi proses retraksi yang normal dan
menyebabkan banyak darah hilang (Prawirohardjo, 2009).
Gejala yang selalu ada : Plasenta belum lahir setelah 30 menit, perdarahan
segera, kontraksi uterus baik.
Gejala yang kadang-kadang timbul : Tali pusat putus akibat traksi yang
berlebihan, inversi uteri akibat tarikan, perdarahan lanjutan. (Prawirohardjo, 2009)
1. Fisiologi Plasenta
5
asam dan mengeluarkan CO2, membentuk hormon, serta penyalur berbagai
antibodi ke janin. (Prawirohardjo, 2009)
a. Grandemultipara.
2.1.5 Komplikasi
1. Perdarahan
Terjadi terlebih lagi bila retensio plasenta yang terdapat sedikit perlepasan
hingga kontraksi memompa darah tetapi bagian yang melekat membuat luka tidak
menutup.
6
2. Infeksi
7
2.1.5 Penatalaksanaan Medis
2. Drips oksitosin (oxytocin drips) 20 IU dalam 500 ml larutan Ringer laktat atau
NaCl 0.9% (normal saline) sampai uterus berkontraksi.
4. Jika plasenta tidak lepas dicoba dengan tindakan manual plasenta. Indikasi
manual plasenta adalah: Perdarahan pada kala tiga persalinan kurang lebih 400 cc,
retensio plasenta setelah 30 menit anak lahir, setelah persalinan buatan yang sulit
seperti forsep tinggi, versi ekstraksi, perforasi, dan dibutuhkan untuk eksplorasi
jalan lahir, tali pusat putus.
8
2.1.7 Pemeriksaan Penunjang
9
2.2 Asuhan Keperawatan Kasus
2.2.1 Pengkajian
a. Pengumpulan data
1) Identitas
10
2) Riwayat kesehatan
a) Keluhan utama
11
3) Riwayat Ginekologi dan Obstetri
a) Riwayat Ginekologi
b) Riwayat Obstetri
(1) Riwayat kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang lalu Meliputi umur
kehamilan, tanggal melahirkan, jenis persalinan, tempat persalinan, berat
anak waktu lahir, masalah yang terjadi dan keadaan anak.
12
4) Pemeriksaan Fisik
a) Kesadaran
b) Keadaan umum
c) Tanda vital
(1) Kepala Dikaji bentuk kepala, kebersihan kulit kepala dan keluhan yang
dirasakan pada daerah kepala.
(2) Wajah Pada klien post manual plasenta wajah tampak pucat.
(4) Hidung Dikaji keluhan yang dirasakan oleh klien, adanya reaksi alergi,
perdarahan, kesimetrisan, kebersihan dan fungsi penciuman.
(5) Telinga Dikaji keluhan yang dirasakan oleh klien, kesimetrisan, fungsi
pendengaran dan kesimetrisan.
(6) Mulut Dikaji keluhan yang dirasakan, mukosa mulut dan keadaan
bibir, keadaan gigi, lidah, fungsi pengecapan dan fungsi menelan. Pada
klien post manual plasenta mukosa bibir kering dan tampak pucat.
(7) Leher Dikaji keluhan yang dirasakan, pada klien post manual plasenta
tidak ditemukan pembesaran kelenjar tyroid dan kelenjar getah bening,
tidak ada peningkatan JVP.
13
(8) Dada Dikaji keluhan yang dirasakan klien, suara nafas vesikuler,
frekuensi nafas, irama jantung reguler, bunyi jantung s1 dan s2.
(10) Abdomen Dikaji keluhan yang dirasakan klien, tinggi fundus uteri
hari ke-5 yaitu 3 cm bawah pusat, bising usus normal 5-12 x/menit.
(14) Ambulasi Pada klien dengan post manual plasenta biasanya dalam
waktu 2 hari sudah bisa turun dari tempat tidur dan melakukan aktivitas
ringan seperti makan dan minum.
a) Pola pikir
14
b) Persepsi diri
Dikaji hal yang amat difikirkan oleh klien saat dilakukan pengkajian,
harapan setelah mengalami perawatan dan perubahan yang dirasa setelah
melahirkan.
c) Konsep diri
(3) Peran
Bagaimana sikap ibu dengan kelahiran anaknya. Kaji kesiapan klien untuk
menjadi seorang ibu baru atau perubahan peran dengan penambahan
anggota keluarga yang baru.
15
d) Hubungan komunikasi
Dikaji mengenai pola nutrisi, pola eliminasi BAK dan BAB, pola istirahat
tidur dan personal hygiene.
7) Pemeriksaan diagnostic
16
d. Risiko tinggi terhadap kelebihan volume cairan berhubungan dengan
penggantian berlebihan dari kehilangan cairan, perpindahan cairan
intravaskuler.
17
2.2.3 Intervensi
Rencana keperawatan merupakan mata rantai antara penetapan kebutuhan pasien dan pelaksanaan tindakan keperawatan. Dengan
demikian rencana asuahan keperawatan adalah petunjuk tertulis yang menggambarkan secara tepat mengenai rencana tindakan yang
dilakukan terhadap pasien sesuai dengan kebutuhan sesuai dengan kebutuhan berdasarkan diagnosa keperawatan (Doenges, 2001)
18
Menunjukan status nutrisi, takikardi, perlambatan pengisian hipovolemi dan terjadinya syok.
dengan indikator : kapiler atau sianosis dasar kuku, Perubahan pada tekanan darah
a. Keseimbangan asupan membran mukosa dan bibir. tidak dapat dideteksi sampai
dan haluaran yang volume cairan telah menurun
seimbang. sampai 30%- 50%.Sianosis
b. Memiliki asupan cairan adalah tanda akhir dari
oral dan atau intravena hipoksia.
yang adekuat.
d. Kaji lokasi uterus dan derajat d. Derajat kontraktilitas uterus
kontraksilitas uterus. Dengan membantu dalam diagnosa
perlahan masase penonjolan banding. Peningkatan
uterus dengan satu tangan sambil kontraktilitas miometrium dapat
menempatkan tangan kedua menurunkan kehilangan darah.
diatas simpisis pubis. Penempatan satu tangan diatas
simphisis pubis mencegah
kemungkinan inversi uterus
selama masase.
e. Pantau parameter e. Memberikan pengukuran
hemodinamik, seperti tekanan lebih langsung dari volume
19
vena sentral atau tekanan bagi sirkulasi dan kebutuhan
arteri pulmonal, bila ada. penggantian.
f. Mulai Infus 1 atau 2 I.V. dari f. Perlu untuk infus cepat atau
cairan isotonik atau elektrolit multipel dari cairan atau produk
dengan kateter 18G atau melalui darah untuk meningkatkan
jalur vena sentral. Berikan darah volume sirkulasi dan mencegah
lengkap atau produk darah pembekuan
(plasma, kriopresipitat,
trombosit) sesuai indikasi.
g. Berikan obat-obatan sesuai g. Meningkatkan,kontraktilitas,
indikasi : Oksitosin, magnesium memudahkan relaksasi uterus
sulfat, heparin, terapi antibiotik. selama pemeriksaan manual,
heparin dapat digunakan untuk
menghentikan siklus
pembekuan.
h. Pantau pemeriksaan h.Membantu dalam menentukan
laboratorium sesuai indikasi : Hb kehilangan darah. Setiap ml
dan Ht. darah membawa 0,5 mgHb.
20
2. Perubahan perfusi TU : Tidak terjadi perubahan a. Perhatikan Hb/Ht sebelum dan a. Nilai bandingan membantu
jaringan berhubungan perfusi jaringan setelah kehilangan darah. menetukan beratnya kehilangan
KH : Menunjukan TD, nadi, darah.
gas darah arteri dan Hb/Ht b. Pantau tanda vital : catat b. Luasnya keterlibatan
dalam batas normal derajat dan durasi episode hipofisis dapat dihubungkan
hipovolemik. dengan derajat dan durasi
hipotensi.
c. Perhatikan tingkat kesadaran c. Perubahan sensorium adalah
dan adanya perubahan perilaku. indicator dini dari hipoksia.
d. Kaji warna dasar kuku, d. Pada kompensasi
mukosa mulut, gusi dan lidah : vasokontriksi dan pirau organ
perhatikan suhu kulit. vital, sirkulasi pada pembuluh
darah perifer diturunkan, yang
mengakibatkan suhu kulit
dingin.
e. Kaji payudara setiap hari, e. Kerusakan atau keterlibatan
perhatikan ada atau tidaknya hipofisis anterior
laktasi dan perubahan pada mengakibatkan tidak adanya
ukuran payudara. produksi ASI dan akhirnya
21
menurunkan jaringan payudara
f. Pantau GDA dan kadar pH f. Membantu dalam
mendiagnosa derajat hipoksia
jaringan asidosis atau yangb
diakibatkan dari terbentuknya
asam laktat dari metabolism
anaerobic.
g. Berikan terapi oksigen sesuai g. Memaksimalkan ketersediaan
kebutuhan. oksigen untuk transport
sirkulasi ke jaringan.
22
c. Mengidentifikasi cara-cara gelisah atau iritabilitas. diperberat atau dikomplikasi
untuk mengontrol ansietas. oleh faktorfaktor psikologis.
c. Sampaikan sikap tenang, c. Dapat membantu klien
empati dan mendukung. mempertahankan kontrol
emosional dalam berespon
terhadap perubahan status
fisiologis. Membantu dalam
menurunkan tranmisi ansietas
antar pribadi.
d. Berikan informasi tentang d. Informasi akurat dapat
modalitas tindakan dan menurunkan ansietas dan
keefektifan intervensi. ketakutan yang diakibatkan oleh
ketidaktahuan.
e. Bantu klien dalam e. Pengungkapan memberikan
mengidentifikasi perasaan kesempatan untuk memperjelas
ansietas, berikan kesempatan informasi, memperbaiki
pada klien untuk kesalahan konsep, dan
mengungkapkan perasaan. meningkatkan perspektif,
memudahkan proses pemecahan
23
masalah.
f. Kaji strategi koping dan f. Ansietas berat atau lama
implikasi jangka panjang dari dapat diantisipasi bila
episode hemoragi. komplikasi permanen.
4. Risiko tinggi terhadap TU: Tidak terjadi kelebihan a. Pantau adanya peningkatan a. Bila penggantian cairan
kelebihan volume cairan volume cairan TD dan nadi : perhatikan berlebihan, gejala-gejala
berhubungan dengan KH : Menunjukan TD, nadi, pernapasan terhadap tanda kelebihan beban sirkulasi dan
penggantian berlebihan dan berat jenis urin, serta tanda dispnea, stridor, ronki. kesulitan pernapasan dapat
dari kehilangan cairan, neurologis dalam batas normal terjadi.
perpindahan cairan b. Pantau frekuensi infuse secara b. Masukan harus kurang lebih
intravaskuler manual atau elektrinik. Catat sama dengan haluaran dengan
masukan/haluaran. Ukur berat kadar cairan stabil.
jenis urin.
c. Kaji status neurologis, c. Perubahan perilaku mungkin
perhatikan perubahan perilaku tanda awal dari edema serebral
dan peningkatan iritabilitas. karena retensi cairan.
d. Bila volume plasma
d. Pantau kadar Ht membaik, kadar Ht menurun.
24
5. Risiko tinggi infeksi TU : Tidak terjadi infeksi a. Demonstrasikan mencuci a. Mencegah kontaminasi
berhubungan dengan KH : tangan yang tepat dan teknik silang/penyebaran organisme
tindakan invasif a. Suhu tubuh tidak melebihi perawatan diri infeksius.
nilai normal b.Pertahankan perubahan pada b. Peningkatan suhu pada 2 hari
b. Tidak terjadi leukositosis tanda vital atau jumlah sel darah berturur-turut, takikardia, atau
c. Lokhea bebas dari bau putih leukositosis dengan
perpindahan ke kiri
menandakan infeksi.
c. Perhatikan gejala malaise, c. Gejala-gejala ini menandakan
menggigil, anoreksia, nyeri keterlibatan sistemik,
tekan uterus, atau nyeri pelvis. kemungkinan menimbulkan
bakterimia, syok dan kematian
bila tidak teratasi.
d.Pantau kecepatan involusi d. Infeksi uterus memperlambat
uterus dan sifat serta jumlah involusi dan memperlama aliran
rabas lokhea. lokhea.
e. Selidiki sumber potensial lain e. Diagnosa banding adalah
dari infeksi, seperti pernapasan, penting untuk pengobatan yang
25
mastitis, atau infeksi laluran efektif.
kemih.
f. Kaji kadar Hb/Ht. Berikan f. Anemia serinh menyertai
suplemen zat besi, sesuai infeksi, memperlambat
indikasi. pemulihan dan merusak sistem
imun.
g. Kolaborasi pemberian g. Antibiotik spektrum luas
antibiotik intravena sesuai mungkin diberikan sampai hasil
indikasi. kultur dan sensitivitas tersedia
6. Nyeri akut berhubungan TU : Nyeri berkurang atau a. Tentukan karakteristik, tipe, a.Membantu dalam diagnosa
dengan trauma hilang lokasi, dan durasi nyeri. Kaji banding dan pemilihan metode
KH : Rasa nyeri berkurang klien terhadap nyeri perineal tindakan.
a. Mengidentifikasi metoda yang menetap, perasaan penuh
yang tepat secara individual pada vagina, kontraksi uterus
untuk meningkatkan atau nyeri tekan abdomen.
kenyamanan. b. Kaji kemungkinan penyebab b. Situasi darurat dapat
psikologis dari ketidaknyaman. mencetuskan rasa takut dan
ansietas, yang memperberat
26
persepsi ketidaknyamanan.
c. Instruksikan klien untuk c. Pendidikan dengan metoda
melakukan teknik relaksasi : fisiologis dan psikologis dari
berikan aktivitas hiburan dengan kontrol nyeri menurunkan
tepat. ansietas dan persepsi
ketidaknyamanan klien.
d. Berikan tindakan kenyamanan d. Kompres dingan
seperti pemberian kompres es meminimalkan edema, dan
pada perineum atau lampu menurunkan hematoma
pemanas pada penyembuhan
episiotomi.
e. Berikan analgesik, narkotik, e.Menurunkan nyeri dan
atau sedatifsesuai indikasi. ansietas, meningkatkan
relaksasi
27
2.2.4 Implementasi
2.2.5 Evaluasi
28
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian
29
laki- laki, BB bayi 31 gram, Tinggi badan 48 cm, APGAR Score 6 Pemeriksaan
fisik ibu pada tanggal 1 Desember 2019 Oleh pengkaji di dapat kan hasil kadaan
ibu tampak lemas, kesadaran compos mentis, TTV TD : 110/ 70 mmHg, N : 72
x/I, RR : 20 x/I, T: 36,50 C pemeriksaan Headto Toe yang di dapat kan adalah :
1. Integumen
a. Kulit Warna kuning langsat, tekstur lembab oleh keringat, turgor kulit baik
terbukti saat di cubit cepat kembali < 2 detik, dan keadan bersih.
b. Kuku Tekstur keras, bentuk cembung, CRT ketika ditekan kembali ke
keadaan semula > 2 detik, keadaan kuku panjang dan tampak kotor.
2. Kepala
3.Muka
4.Mata
Pada saat diinspeksi letak mata simetris antara mata kanan dan mata kiri,
sklera putih, konjungtiva anemis, pupil mengecil saat dirangsang cahaya,
pergerakan bola mata baik, fungsi penglihatan baik, ditandai dengan klien dapat
membaca papan nama mahasiswa pada jarak ± 50 cm.
5. Hidung
Pada saat diinspeksi lubang hidung tampak simetris antara kiri dan kanan,
fungsi penciuman baik, ditandai dengan klien dapat membedakan bau minyak
wangi dan alkohol dengan mata ditutup, keadaan bersih, tidak terdapat secret.
6. Telinga
30
Pada saat diinspeksi kedua daun telinga tampak simetris, fungsi
pendengaran baik terbukti dapat menjawab semua pertanyaan tanpa diulang, tidak
terdapat benjolan dan keadaan bersih, tidak terdapat serumen pada liang telinga.
7. Mulut
Pada saat diinspeksi bentuk bibir simetris, bibir pucat dan mukosa kering .
Jumlah gigi 32 buah, warna putih, keadaan bersih. Lidah tampak warna putih,
permukaan agak kasar dan halus sepanjang tepi lateral, fungsi pengecapan baik
terbukti dapat membedakan rasa pahit dan manis.
8. Leher
Tampak simetris terhadap bahu dan kepala, tidak ada pembesaran kelenjar
getah bening dan kelenjar thyroid, tidak ada peningkatan JVP, dapat digerakan
kesegala arah dan keadaan bersih.
9. Dada
Dada kiri dan dada kanan tampak simetris saat inspirasi dan ekspirasi,
bunyi pernafasan vesikuler, frekuensi 20 x/menit, irama jantung reguler, tekanan
darah 110/70 mmhg, nadi 72 x / menit, tidak terdapat retraksi intercostalis, dan
keadaan bersih.
10. Payudara
11. Abdomen
Pada saat di inspeksi bentuk perut cembung, terdapat striae dan linea alba,
tinggi fundus uteri 3 cm bawah pusat, saat diauskultasi terdapat bising usus (+),
dan keadaan perut bersih.
31
12. Genetalia
Vulva tidak terdapat oedema maupun varices pada labia, tampak keluaran
lochea serosa ± 5 cc, perineum tampak utuh.
13. Anus
14. Ekstremitas
Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium
Nama : Ny. E
2. Penatalaksanan Medis
Analisa Data
32
No Data Etiologi Masalah
1. DS : Perdarahan akibat Kekurangan volume
Klien mengatakan telah komplikasi dari tindakan cairan
mengalami perdarahan Klien manual plasenta sehingga
mengeluh pusing menyebabkan kehilangan
DO : melalui vaskuler
- Klien tampak pucat mengganggu proses
- Hb 8,4 gr/dl sirkulasi mengakibatkan
-Mukosa bibir kering kekurangan volume
- Konjungtiva anemis cairan.
2. DS : ASI tidak keluar Nyeri akut
Klien menegluh nyeri pada maksimal menyebabkan
payudara terjadinya penggumpalan
DO : sehingga terjadi
- Payudara tampak bengkak pembengkakan pada
- saat di palpasi kondisinya keras payudara (engorgement)
dan payudara menjadi
keras menimbulkan nyeri
3. DS : Tonus otot usus menurun Gangguan pola
Klien mengeluh belum BAB selama persalinan eliminasi BAB :
DO : menyebabkan peristaltik konstipasi
- Perut tampak distensi usus menurun, sehingga
buang air besar menjadi
terganggu.
33
1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan vaskuler
berlebihan
34
35
3.3 Rencana Keperawatan
36
payudara, ditandai dengan keperawatan nyeri dapat teratasi. dan lokalisasinya dapat
KH : memudahkan intervensi
a. Nyeri berkurang selanjutnya.
b. Pembengkakan b. lakukan dan ajarkan klien b. Merangsang kelenjarkelenjar
c. payudara berkurang untuk melakukan perawatan air susu sehingga produksi ASI
payudara. lancar dan Mengurangi
pembengkakan pada payudara
c. Penkes tentang perawatan c. Diharapkan pengetahuan klien
payudara bertambanh sehingga klien dapat
melakukannya secara mandiri.
3. Gangguan pola eliminasi TU : Dalam jangka pendek 1x24 a. Kaji/auskultasi bising usus a. Bunyi usus secara umum
BAB : konstipasi jam setelah dilakukan tindakan menurun pada konstipasi
berhubungan dengan keperawatan gangguan pola b. Anjurkan klien b. Melancarkan BAB dan
penurunan tonus otot usus eliminasi dapat teratasi mengkonsumsi makanan menurunkan distress dan distensi
menurun KH : Klien mengatakan sudah tinggi serat dan hindari abdomen
dapat BAB makanan yang membentuk
gas
37
NO Diagnosa Keperawatan Tanggal dan Waktu Implementasi Catatan Perkembangan
1. Kekurangan volume cairan 1 Desember 2019 Senin 13.00 Mengobservasi TTV : S :Pasien mengatakan masih
berhubungan dengan WIB a. TD : 110/70 pusing
kehilangan vaskuler b. N : 72 x/m O:
berlebihan, ditandai dengan c. R : 20 x/m a. Klien tampak pucat
d. S : 35 C b. Hb 8,4 gr/dl
c. Mukosa bibir kering
d. Konjungtiva anemis
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
2. Nyeri akut berhubungan 1 Desember 2019 Senin 13.00 Mengkaji kualitas nyeri dan S : Klien megatakan setelah
dengan pembengkakan WIB lokalisasinya : nyeri dikedua dilakukan pengompresan
payudara, ditandai dengan payudara dan terasa menjalar ke payudara nyeri berkurang
punggung O:
a. Payudara masih
tampak bengkak
b. Ketika dipalpasi
masih keras
A : masalah belum teratasi
38
P : Lanjutkan intervensi
3. Gangguan pola eliminasi 1 Desember 2019 Senin 14.00 bising usus: mengauskultasi S : Klien mengatakan masih
BAB : konstipasi WIB bising usus 6x/menit belum BAB
berhubungan dengan O : Perut kembung
penurunan tonus otot usus A : Masalah belum teratasi
menurun P : Lanjutkan intervensi
39
2. Nyeri akut berhubungan 2 Desember 2014 Selasa 14.30 Mengkaji kualitas nyeri dan S : Klien mengatakan nyeri
dengan pembengkakan WIB lokalisasinya : nyeri dikedua berkurang
payudara, ditandai dengan payudara dan terasa menjalar ke O :
punggung. a. Payudara tampak tidak
terlalu membengkak
b. Payudara sudah tidak
keras
A : Masalah teratasi sebagian
P:
a. Anjurkan ibu untuk
terus menetek kan
kepada bayi nya.
b. Lanjutkan perawatan
payudara
3. Gangguan pola eliminasi 2 Desember 2019 Selasa 14.30 Gangguan pola eliminasi BAB : S : Klien mengatakan sudah
BAB : konstipasi WIB konstipasi berhubungan dengan BAB
berhubungan dengan penurunan tonus otot usus O : Perut tidak distensi
penurunan tonus otot usus menurun A : Masalah teratasi
40
menurun P:
a. Anjurkan ibu untuk
memakan makanan
tinggi serat
b. Inteverensi di hentikan
2. Nyeri akut berhubungan 3 Desember 2019 Rabu 09.00 Mengkaji kualitas nyeri dan S : Klien mengatakan
dengan pembengkakan WIB lokalisasinya : nyeri dikedua payudara nya sudah tidak
41
payudara, ditandai dengan payudara dan terasa menjalar ke nyeri
punggung. O:
a. Payudara tampak tidak
membengkak
b. Ketika dipalpasi sudah
tidak keras
A : Masalah teratasi
P : Inteverensi di hentikan
42
43
3.5 Evaluasi
44
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari hasil pengkajian dan di analisa pada Ny. E dapat ditegakan empat
masalah keperawatan yaitu kekurangan volume cairan, nyeri akut, gangguan
eliminasi BAB : konstipasi dan risiko tinggi terjadi infeksi. Dan dapat melakukan
perencanaan tindakan keperawatan untuk pasien dengan post manual plasenta
sesuai dengan teori yang ada, kemudian dapat melakukan tindakan keperawatan
sesuai dengan perencanaan yang dibuat sebelumnya, dan berkat bantuan dari
berbagai pihak implementasi keperawatan dapat diberikan sesuai dengan rencana
dan memberikan hasil yang positif terhadap Ny. E yaitu masalah dapat teratasi.
Kemudian melakukan pendokumentasian asuhan keperawatan kepada Ny. E.
45
4.2 Saran
46
DAFTAR PUSTAKA
47