OLEH
FAIRUZ ZAHIRA
150501081
ii
Alhamdulillah, segala puji dan syukur bagi Allah SWT Tuhan semesta
alam, yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga peneliti telah
mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Produktivitas Tenaga Kerja Darah Pantai Timur Provinsi
Sumatera Utara”. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk untuk memenuhi salah
satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Program Studi S-1
Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Sumatera
Utara. Peneliti menyadari bahwa penulisan skripsi ini dapat diselesaikan atas
bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, terutama kepada kedua orangtua yang
tersayang Ayahanda Riza Iskandar dan Ibunda Nurlaili yang senantiasa
memberikan semangat dan dukungan selama proses perkuliahan dan pengerjaan
skripsi ini.
Proses penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan, bantuan serta
dukungan dari berbagai pihak, baik berupa dorongan semangat maupun
sumbangan pemikiran. Oleh karena itu, pada kesempatan ini peneliti ingin
menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang
telah memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ramli, SE, MS., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Coki Ahmad Syahwier, MP., selaku Ketua Program Studi
S-1 Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Sumatera Utara sekaligus Dosen Pembimbing Akademik yang telah
memberikan arahan, nasehat serta saran dalam menghadapi masa
perkuliahan peneliti selama perkuliahan.
3. Ibu Inggrita Gusti Sari Nst, SE, M.Si., selaku Sekretaris Program Studi
S-1 Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Sumatera Utara.
4. Bapak Prof. Dr. Lic.rer.reg. Sirojuzilam, SE., selaku Dosen
Pembimbing penulis yang telah meluangkan waktu dalam memberikan
bimbingan dan pengarahan kepada peneliti mulai dari awal hingga
selesainya skripsi ini.
5. Ibu Dra. Raina Linda Sari, M.Si., selaku Dosen Penguji I yang telah
membantu peneliti melalui saran dan kritik yang diberikan demi
kesempurnaan skripsi ini.
6. Bapak Dr. Rujiman, MA., selaku Dosen Penguji II yang membantu
peneliti melalui saran dan kritik yang diberikan demi kesempurnaan
skripsi ini.
7. Seluruh Dosen Pengajar dan Staf Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Sumatera Utara, khususnya Departemen Ekonomi
Pembangunan yang telah memberikan ilmu dan perhatiannya kepada
peneliti selama mengikuti perkuliahan hingga selesainya skripsi ini.
iii
Saya menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, sangat baik jika ada kritik dan saran demi kesempurnaan penulisan
skripsi ini. Akhir kata, saya berharap Allah SWT berkenan membalas kebaikan
semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini memberi manfaat bagi
pengembangan ilmu.
Fairuz Zahira
NIM 150501081
iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................. 8
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................... 9
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................. 9
vi
vii
viii
Nomor Judul
ix
(keseluruhan barang dan jasa yang dihasilkan oleh kegiatan perekonomian) atau
Produk Domestik Bruto (PDB). PDB merupakan nilai total seluruh output akhir
yang dihasilkan oleh suatu perekonomian, baik yang dilakukan oleh warga lokal
umum yang sering digunakan untuk melihat laju pertumbuhan ekonomi adalah
persentase perubahan PDB untuk skala nasional atau persentase perubahan PDRB
perubahan tingkat kegiatan ekonomi yang berlaku dari tahun ke tahun. Sehingga
dipengaruhi oleh akumulasi modal (investasi pada tanah, peralatan, prasarana, dan
sarana), sumber daya alam, sumber daya manusia baik kuantitas maupun kualitas,
output selalu bersumber dari satu atau lebih dari tiga faktor yakni kenaikan
kualitas dan kuantitas tenaga kerja, penambahan modal (tabungan dan investasi),
mana manusia atau angkatan kerja dipergunakan dengan baik dalam suatu proses
manusia.
lebih banyak, dan berkualitas lebih baik, dengan usaha yang sama. Dengan
dengan input, di mana outputnya harus mempunyai nilai tambah dan teknik
Tabel 1.1
Tingkat Produktivitas Tenaga kerja di Daerah Pantai Timur Sumatera
Utara (Rupiah)
Tahun
Kabupaten/Kota
2015 2016 2017
Langkat 5.819.874 6.109.940 5.707.184
Medan 14.189.402 14.941.519 14.371.485
Tanjung Balai 3.783.123 3.999.578 3.585.691
Asahan 7.545.109 8.051.576 7.927.424
Labuhan Batu 11.682.909 12.273.774 12.586.733
Labuhan Batu Utara 9.994.169 10.514.531 11.164.734
Labuhan Batu Selatan 11.609.086 12.211.695 12.723.376
Deli Serdang 7.243.057 7.628.688 10.220.051
Serdang Bedagai 6.442.760 6.570.453 7.123.657
Tebing Tinggi 5.135.315 5.397.828 5.408.827
Batu Bara 13.910.596 14.531.739 12.669.024
Binjai 5.832.722 6.156.072 6.358.376
Sumber:Badan Pusat Statistik Sumatera Utara
Dari data di atas, dapat dilihat bahwa produktivitas tenaga kerja pada setiap
Langkat tahun 2017 mengalami penurunan sebesar Rp. 402.757, Kota Medan
pnurunan sebesar Rp. 124.152 dan Kabupaten Batu Bara memiliki penurunan
tahun 2017, namun di Daerah Pantai Timur Sumatera Utara, Kota Medan tetap
memiliki produktivitas tenaga kerja tertinggi selama tiga tahun berturut-turut yaitu
Rp 14.189.402 pada tahun 2015, Rp. 14.941.519 pada tahun 2016, dan Rp.
berada pada Kota Tanjung Balai sebesar Rp. 3.783.123 pada tahun 2015, Rp.
3.999.578 pada tahun 2016, dan Rp. 3.585.691 pada tahun 2017.
pengakuan keberadaan yang dimaksud dapat berupa uang atau upah. Sukirno
(2003) dalam Sulaeman (2014) menyebutkan bahwa upah dalam teori ekonomi
disediakan dan diberikan oleh tenaga kerja kepada para pengusaha. Maka upah
dapat diartikan sebagai balas jasa yang diterima tenaga kerja setelah melakukan
produktivitas kerja. Artinya semakin tinggi upah yang diberikan maka akan
Upah mempunyai pengaruh yang sangat besar bagi pekerja, maka upah
merupakan masalah yang menarik dan penting bagi perusahaan. Upah merupakan
salah satu komponen biaya produksi yang dilihat dapat mengurangi tingkat laba
yang dihasilkan, perusahaan berusaaha untuk menekan upah tersebut sampai pada
sisi lain, pekerja menganggap upah sebagai balas jasa terhadap pekerjaan yang
telah ia lakukan, sehingga pekerja menuntut untuk mendapat upah yang lebih
menimbulkan konflik seperti aksi unjuk rasa dan mogok kerja. Dari fenomena ini
dapat dilihat bahwa persoalan upah merupakan masalah yang serius dan harus
segera diselesaikan agar tidak terjadi terus menerus dan akan berdampak buruk
pemerintah harus ikut campur tangan mengatur masalah ini dengan menetapkan
Kebijakan upah minimum ini dapat menjadi alat proteksi bagi kedua belah
mempertahankan agar nilai upah yang diterima tidak menurun sehingga para
produktivitas para pekerja (Panorama dan Lemiyana, 2017). Maka upah minimum
Tabel 1.2
Upah Minimum di Daerah Pantai Timur Sumatera Utara (Rupiah)
Tahun
Kabupaten/Kota
2015 2016 2017
Langkat 1.762.500 1.965.200 2.127.375
Medan 2.037.000 2.271.255 2.528.815
Tanjung Balai 1.835.000 2.046.025 2.214.822
Asahan 1.830.000 2.040.450 2.208.787
Labuhan Batu 1.870.000 2.085.050 2.272.000
Labuhan Batu Utara 1.865.000 2.080.000 2.251.600
Labuhan Batu Selatan 1.870.000 1.085.050 2.300.000
Deli Serdang 2.015.000 2.246.725 2.491.618
Serdang Bedagai 1.865.000 2.080.000 2.251.600
Tebing Tinggi 1.650.000 1.839.750 1.991.529
Batu Bara 2.075.000 2.313.625 2.504.499
Binjai 1.700.000 1.895.500 2.051.879
Sumber:Badan Pusat Statistik Sumatera Utara
Medan memiliki upah minimum tertinggi setiap tahunnya yaitu Rp. 2.037.000
pada tahun 2015, Rp. 271.255 pada tahun 2016, dan Rp. 2.528.815 pada tahun
2017. Sementara upah minimum terendah berada pada Kota Tebing Tinggi tahun
2015 sebesar Rp. 1.650.000, Rp. 1.839.750 pada tahun 2016, dan Rp. 1.991.529
atas upah keseimbangan, sehingga produksi tenaga kerja meningkat, dan jumlah
output yang diproduksi akan meningkat. Jumlah tingkat output yang diproduksi
semakin tinggi dan tingkat penguasaan teknologi yang baik. Maka pendidikan
perspektif value/nilai yang melekat pada diri tenaga kerja. Tenaga kerja yang
mengikuti jenjang pendidikan yang tinggi diharapkan memiliki nilai berbeda dari
mereka yang tidak mengikuti pendidikan. Nilai yang dimaksud adalah kondisi
pendidikan lebih lama akan memiliki pekerjaan sekaligus upah yang lebih baik
dan pada hasil akhirnya ekonomi akan bertumbuh lebih tinggi. Melalui
Tabel 1.3
Tingkat Pendidikan di Daerah Pantai Timur Sumatera Utara (Tahun)
Tahun
Kabupaten/Kota
2015 2016 2017
Langkat 7,92 8,18 8,51
Medan 11 11,18 11,25
Tanjung Balai 9,12 9,13 9,14
Asahan 8,32 8,33 8,46
Labuhan Batu 8,75 8,78 9,01
Labuhan Batu Utara 8,31 8,33 8,34
Labuhan Batu Selatan 8,68 8,69 8,7
Deli Serdang 9,48 9,68 9,7
Serdang Bedagai 8,08 8,34 8,35
Tebing Tinggi 10,06 10,07 10,08
Batu Bara 7,74 7,75 7,83
Binjai 10,28 10,28 10,58
Sumber: Badan Pusat Statistik Sumatera Utara
Kota Medan memiliki tingkat pendidikan tertinggi selama tiga tahun berturut-
turut. Sementara pada tahun 2015 Kabupaten Batu Bara memiliki tingkat
pendidikan terendah sebesar 7,74 tahun, diikuti tahun 2016 sebesar 7,75 tahun,
potensi sumber daya yang ada secara optimal. Pendidikan diasumsikan sebagai
pengembangan diri bagi tenaga kerja untuk memanfaatkan sumber daya yang ada.
akhir penulisan proposal skripsi ini. Maka yang menjadi pokok permasalahan
Utara?
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari
2.1.1 Upah
sebagai alat pembayaran yang diberikan kepada tenaga kerja atau buruh atas jasa-
jasa fisik maupun mental yang disediakan oleh para pengusaha dan jumlah
keseluruhan yang ditetapkan sebagai pengganti jasa yang telah dikeluarkan oleh
tenaga kerja meliputi masa atau syarat-syarat tertentu. Menurut Sukirno (2014),
1. Upah nominal (upah uang) adalah jumlah uang yang diterima para
2. Upah riil adalah tingkat upah pekerja yang diukur dari sudut
10
tenaga kerja atau buruh atas jasa-jasa fisik dan mental sebagai imbalan dari para
pengusaha dan jumlah keseluruhan yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu
tunjangan bagi pekerja/buruh dan keluarganya atas suatu pekerjaan dan/atau jasa
yang layak bagi kemanusiaan dan produksi yang dinyatakan dalam bentuk uang
suatu dasar perjanjian kerja antara pemimpin perusahaan dengan tenaga kerja.
tenaga kerja dan tenaga kerja mendapat upah sesuai dengan keperluan
hidupnya.
ekonomi.
1. Upah Nominal
2. Upah Nyata
3. Upah Hidup
4. Upah Minimum
5. Upah Wajar
Upah wajar adalah upah yang relatif dinilai cukup wajar oleh
antara upah minimum dan upah hidup sesuai dengan faktor-faktor yang
c) Peraturan perpajakan.
kerja.
upah adalah :
1. Ikatan kerjasama.
2. Kepuasan kerja.
3. Pengadaan efektif.
4. Motivasi.
5. Stabilitas karyawan.
6. Disiplin.
9. Pengaruh pemerintah.
digunakan oleh para pengusaha atau pelaku industri untuk memberikakan upah
kepada pekerja di dalam lingkungan usaha atau kerjanya. Menurut Hardijan Rusli
kabupaten/kota.
(UMK) menurut Pasal 1 Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia No.
a. Upah minimum adalah upah bulanan terendah yang terdiri dari upah
di daerah kabupaten/kota.
kebijakan upah minimum adalah untuk memenuhi standar hidup minimum seperti
sehingga tidak lebih rendah dari suatu tingkat tertentu, (b) meningkatkan
upah minimum dapat dibedakan secara mikro dan makro. Secara mikro tujuan
perusahaan.
berikut :
2. Pemerataan pendapatan.
disiplin kerja.
hubungan bipartite.
sebagai berikut :
1. Upah Minimum Kota harus sama atau lebih besar dari Upah Minimum
Provinsi.
sekali.
Pengupahan Provinsi.
upah pada umumnya yang berlaku di daerah tertentu dan antar daerah,
perkapita.
ketenagakerjaan di Provinsi.
melaksanakan upah minimum yang berlaku dalam kurun waktu tertentu. Bila
minimum yang berlaku saat itu, tetapi tidak wajib membayar pemenuhan
2.1.3 Pendidikan
negara.
yang luas dan sempit. Dalam arti luas pendidikan dapat diartikan sebagai tindakan
pengajaran, dan atau latihan bagi perannya di masa yang akan datang. Pendidikan
yang merupakan obyek dan subyek dari pembangunan ini perlu diperhatikan
pengaruh lingkungan yang terpilih dan terkontrol khususnya yang datang dari
maka pendidikan merupakan suatu proses kehidupan masa kini dan sekaligus
proses untuk persiapan bagi kehidupan yang akan datang. Menurut Undang-
1. Pendidikan Persekolahan
televisi atau radio dan informasi mendidik dalam majalah atau surat
kabar.
didik, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan. Jenjang
1. Pendidikan Dasar
2. Pendidikan Menengah
pendidikan keagamaan.
3. Pendidikan Tinggi
2.1.4 Ketenagakerjaan
golongan yaitu tenaga kerja dan bukan tenaga kerja, yang tergolong tenaga kerja
adalah penduduk yang berumur di atas batas usia kerja. Batasan usia kerja yang
yaitu 10 tahun dan tanpa batas maksimum. Pemilihan 10 tahun sebagai batas umur
banyak penduduk Indonesia berumur muda sudah bekerja atau mencari pekerjaan.
Tetapi Indonesia tidak menganut batas umur maksimal karena Indonesia belum
orang-orang yang bekerja pada suatu organisasi baik pada instansi pemerintah
maupun pada perusahan, atau pada suatu usaha-usaha sosial dengan mana ia
memperoleh suatu balas jasa tertentu. Menurut Dumairy (1997:74), tenaga kerja
1. Angkatan kerja, yaitu penduduk dalam usia kerja yang bekerja atau
pekerjaan.
2. Bukan angkatan kerja, yaitu penduduk dalam usia kerja yang tidak
subkelompok, yaitu :
1. Angkatan kerja
Bekerja
Pengangguran
2. Bukan angkatan kerja
Pelajar dan mahasiswa
Pengurus rumah tangga
Penduduk Penerima pendapatan lain
standar-standar yang telah ditentukan oleh perusahaan yang telah diwujudkan baik
Sutrisno (2011:100) ada tiga aspek untuk menjamin produktivitas yang tinggi:
antara hasil keluaran dengan masukan. Masukan sering dibatasi dengan masukan
tenaga kerja, sedangkan keluaran diukur dalam kesatuan fisik dalam bentuk nilai.
antara apa yang dihasilkan dengan apa yang dimasukkan. Sedangkan Sumarsono
barang dan jasa dari suatu tenaga kerja, mesin, atau faktor-faktor produksi lainnya
yang dihitung berdasarkan waktu rata-rata dari tenaga kerja tersebut dalam proses
produksi.
Investasi produktivitas
tenaga kerja di
Sumatera Utara.
2. Teddy Analisis Faktor- Variabel Penelitian ini
Adhadika Faktor yang Dependen: menunjukkan
(2013) Mempengaruhi Produktivitas hanya
Produktivitas Tenaga Kerja pendidikan,
Tenaga Kerja upah, insentif,
Industri Pengolahan Variabel dan
di Kota Semarang Independen: pengalaman
Pendidikan, kerja saja yang
Upah, berpengaruh
Insentif, signifikan
Jaminan terhadap
Sosial, dan produktivitas
Pengalaman tenaga kerja
Kerja. Industri
Pengolahan
Kota Semarang.
3. Nadya Pengaruh Tingkat Variabel Hasil penelitian
Wiandita Upah, Tingkat Dependen: ini menyebutkan
Pardede Pendidikan, dan Produktivitas bahwa tingkat
(2018) Tigkat Kesehatan Tenaga Kerja upah dan
Terhadap tingkat
Produktivitas Variabel kesehatan
Tenaga Kerja di Independen: berpengaruh
Kota Medan Tingkat signifikan
Upah, terhadap
Tingkat produktivitas
Pendidikan, tenaga kerja.
dan Tingkat Sementara
Kesehatan tingkat
pendidikan
berpengaruh
tidak signifikan
terhadap
produktivitas
tenaga kerja di
Kota Medan.
4. Vellina Analisis Pengaruh Variabel Hasil penelitian
Tambunan Pendidikan, Upah, Dependen: ini menunjukkan
(2012) Insentif, Jaminan Produktivitas hanya upah,
Sosial dan Tenaga Kerja insentif, dan
Pengalaman Kerja pengalaman
Terhadap Variabel kerja saja yang
Produktivitas Independen: berpengaruh
Tenaga Kerja di Pendidikan, signifikan
Kota Semarang Upah, terhadap
Insentif, produktivitas
Jaminan tenaga kerja di
sebagai berikut :
Tingkat
Upah Minimum
Tenaga Kerja
Tingkat (Y)
Pendidikan
(X2)
Gambar 2.2
Kerangka Konseptual
Sumber: Data Hasil Olahan Penulis
serta pengakuan keberadaan tenaga kerja tersebut yang dapat berbentuk uang atau
upah. Tingkat upah yang diberikan perusahaan terhadap para pekerjanya akan
produktivitas kerja yang artinya semakin tinggi upah yang diberikan maka akan
upah minium sendiri dapat menjadi alat proteksi bagi para pekerja maupun
perusahaan.
seseorang maka semakin tinggi tingkat produktivitas atau kinerja tenaga kerja
tersebut. Manusia yang memiliki waktu mengenyam pendidikan lebih lama akan
memiliki pekerjaan sekaligus upah yang lebih baik dibanding yang tidak
meningkatkan kinerjanya.
baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan, atau
Unit analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Upah Minimum
Pantai Timur Provinsi Sumatera Utara dari tahun 2010 sampai 2017. Daerah
Pantai Timur Provinsi Sumatera Utara terdiri dari Kota Medan, Kabupaten
Deli Serdang, Kabupaten Serdang Bedagai, Kota Tebing Tinggi, Kabupaten Batu
29
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data Panel (Pooled
Data) yang merupakan data gabungan antara data cross section dan data time
datanya yaitu dengan menggunakan buku-buku dari Badan Pusat Statistik seperti
Sumatera Utara Dalam Angka. Metode ini digunakan untuk memperoleh data
UMK, PDRB, jumlah tenaga kerja dan tingkat pendidikan di Daerah Pantai Timur
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 2 (dua) variabel yaitu
dilihat dari perbandingan anatara PDRB harga konstan dengan jumlah tenaga
kerja dalam satuan Rupiah. Rumus perhitungan produktivitas tenaga kerja adalah
sebagai berikut :
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik analisis
regresi data panel. Metode yang digunakan dalam mengestimasi model regresi
data panel yaitu melalui Pendekatan Efek Tetap (Fixed Effect Model) dan
Pendekatan Efek Random (Random Effect Model). Dalam mengolah data pada
Uji Hausman digunakan untuk memilih model terbaik antara Fixed Effect
Model dan Random Effect Model. Uji ini membandingkan P-Value dengan nilai α
berbeda- beda untuk setiap subjek dan slope yang sama antar subjek.
Dimana D = (d1, d2, …, dn) adalah variabel dummy untuk unit ke-i.
(LSDV)
Dimana :
= Error term
Metode analisis data panel adalah kombinasi antar deret waktu (time
series data) dan deret hitung (cross section data) yang digunakan untuk
kerja. Dalam penelitian ini digunakan analisis data panel karena hasil yang
diperoleh lebih akurat dan juga menampilkan hasil dari setiap daerah, tidak hanya
Data panel merupakan data gabungan antara time series dengan cross
Dimana
b : bilangan konstan
X1 : UMK
X2 : tingkat pendidikan
t : menunjukkan waktu
i : menunjukkan objek
e : residu
keuntungan yaitu :
1. Data panel merupakan gabungan dari data time series dan cross
3.6.4.1. Uji F
mengidentifikasi model yang diasumsi layak atau tidak. Layak ini berarti bahwa
tingkat signifikansi 0,05 maka dapat dikatakan bahwa model regresi yang
diestimasi layak.
3.6.4.2. Uji T
dan 98°-100° BT. Provinsi ini berbatasan dengan Provinsi Nanggroe Aceh
Provinsi Sumatera Barat dan Provinsi Riau, dan di sebelah Barat berbatasan
dengan Samudera Hindia. Luas Provinsi Sumatera Utara adalah 72.981,23 km2,
yang sebagian besar berada di daratan Pulau Sumatera dan sebagian kecil berada
di Pulau Nias, Pulau-pulau Batu, serta beberapa pulau kecil, baik di bagian barat
dalam 3 (tiga) kelompok wilayah/kawasan yaitu Pantai Timur, Pantai Barat, dan
Kabupaten Serdang Bedagai, Kota Tanjung Balai, Kota Tebing Tinggi, Kota
Medan, dan Kota Binjai. Kawasan Pantai Barat meliputi Kabupaten Nias,
36
Siantar.
berada di Daerah Pantai Timur Sumatera Utara. Daerah Pantai Timur Sumatera
Utara memiliki panjang pantai 545 km yang berhadapan langsung dengan Selat
Malaka. Sementara luas Daerah Pantai Timur Sumatera Utara yaitu sebesar
43.133,44 km2. Daerah Selat Malaka memiliki iklim muson. Angin muson timur
laut membawa hujan yang terjadi dari bulan Desember sampai bulan Februari.
Sementara angin muson barat daya memberikan suasana kering yang terjadi pada
bulan Juni sampai bulan Agustus. Pada masa peralihan yaitu bulan Maret sampai
bulan Mei dan bulan September sampai bulan November kondisi cuaca tidak
stabil.
Sumatera Utara, angka ini melebihi setengah dari penduduk Sumatera Utara yaitu
jiwa, sedangkan Kota Binjai memiliki penduduk yang paling sedikit yaitu 270.926
Daerah Pantai Timur Sumatera Utara memiliki sumber daya alam yang
sangat beragam dan potensial. Secara garis besar sumber daya alam yang terdapat
di daerah ini dapat digolongkan menjadi sumber daya perikanan dan sumber daya
pertanian. Sumber daya perikanan yang terdapat di Pantai Timur Sumatera Utara
antara lain tambak, kolam, perairan umum, dan laut. Sementara sumber daya
membandingkan antara Fixed Effect Model dengan Random Effect Model yang
Tabel 4.1
Hasil Uji Hausman Regresi Model Produktivitas Tenaga Kerja
Tenaga Kerja sebagai variabel terikat dan menggunakan variabel bebas Upah
probabilitas dari Cross Section Random lebih besar dari α = 5% (0,2570 > 0,05).
Sehingga hipotesis nol diterima dan metode terbaik yang digunakan untuk
mengestimasi model data panel dalam penelitian ini adalah Random Effect Model
(REM).
menentukan model yang paling tepat digunakan dalam mengestimasi data panel
ini adalah Random Effect Model. Hasil output yang diperoleh dari estimasi regresi
pada variabel terikat Produktivitas Tenaga Kerja dengan Random Effect Model
Tabel 4.2
Koefisien Variabel
Dependent Variable: PRODUKTIVITAS?
Method: Pooled EGLS (Cross-section random effects)
Date: 06/16/19 Time: 16:20
Sample: 1 8
Included observations: 8
Cross-sections included: 12
Total pool (balanced) observations: 96
Swamy and Arora estimator of component variances
Tabel 4.2 di atas merupakan hasil regresi data panel yang diolah dengan
sebagai berikut :
a. Constanta
Tenaga Kerja.
c. Tingkat Pendidikan
0,940483%.
variabel bebas terhadap variabel terikat baik secara parsial maupun simultan, dan
Uji ini dilakukan untuk menentukan apakah koefisien regresi variabel bebas
menganggap variabel bebas lain adalah konstan. Hasil pengujian secara parsial
Tabel 4.3
Hasil Uji T
Dapat dilihat bahwa nilai probability variabel UMK lebih kecil dari α = 5%,
kepercayaan 95 persen.
digunakan pada penelitian ini yaitu Upah Minimum Kabupaten/Kota dan Tingkat
Produktivitas Tenaga Kerja secara signifikan pada Daerah Pantai Timur Sumatera
Utara. Hasil perhitungan uji F dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.4
Hasil Uji F
Weighted Statistics
stat 0,000000 < 0,05, maka dapat disimpulkan Ha diterima dan H0 ditolak yang
variabel terikat yaitu Produktivitas Tenaga Kerja secara signifikan pada tingkat
kepercayaan 95 persen.
disimpulkan bahwa variabel UMK berpengaruh positif dan signifikan baik secara
tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi UMK maka semakin tinggi pula
pekerja dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dan mampu memenuhi nutrisi dan
kerjanya. Hal ini sesuai dengan penelitian terdahulu oleh Andayani (2007) yang
Tenaga Kerja.
Produktivitas Tenaga Kerja. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi Tingkat
memiliki pendidikan rendah. Ini juga sesuai dengan teori human capital yang
tambahan satu tahun sekolah berarti ia juga meningkatkan kemampuan kerja. Hal
ini sesuai dengan penelitian terdahulu oleh Adhadika (2013) bahwa Tingkat
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
46
47
Chi-Sq.
Test Summary Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.
Effects Specification
Effects Specification
S.D. Rho
Weighted Statistics