Anda di halaman 1dari 12

Ittihad Jurnal Kopertais Wilayah XI Kalimantan Volume 15 No.

28 Oktober 2017

PENDIDIKAN DALAM KEBUDAYAAN


Oleh: Normina

Dosen Pada Sekolah Tinggi Agama Islam Al-Washliyah Barabai, Kalimantan Selatan

Abstrak
Pendidikan dan kebudayaan merupakan dua hal yang saling terkait. Pendidikan selalu
berubah sesuai perkembangan kebudayaan. Karena pendidikan merupakan proses transfer nilai-
nilai kebudayaan (pendidikan bersifat reflektif). Pendidikan bersifat progresif, yaitu selalu
mengalami perubahan perkembangan sesuai tuntutan perkembangan kebudayaan. Kedua sifat
tersebut berkaitan erat satu dan lainnya. Kebudayaan menjadi cermin bagi bangsa, membuat
perbedaan sistem, isi dan pendidikan pengajaran sekaligus menjadi cermin tingkat pendidikan dan
kebudayaan. Pendidikan dan kebudayaan saling terkait, yaitu dengan pendidikan bisa membentuk
manusia atau insan yang berbudaya, dan dengan budaya pula bisa menuntun manusia untuk hidup
yang sesuai dengan aturan atau norma yang dijadikan pedoman dalam menjalani kehidupan.

Kata Kunci: Pendidikan, Kebudayaan, dan Pewaris Budaya

I. Pendahuluan dan pengembangan ilmu pengetahuan untuk


mengukuhkan peradaban umat manusia.
Pendidikan dikatakan ilmu pendidikan Pada dasarnya suatu kelompok
atau pedagogi merupakan disiplin ilmu yang masyarakat atau bangsa memiliki pandangan
terkait dengan proses pemeradaban, hidup yang diwarisinya dari zaman ke zaman
pemberbudayaan, dan pendewasaan manusia. dan merupakan nilai-nilai yang diyakini
Salah satu upaya untuk membangun dan kebenarannya. Bagaimanapun rendahnya
meningkatkan mutu sumber daya manusia tingkat kebudayaan suatu masyarakat atau
menuju era globalisasi yang penuh dengan bangsa tetap memiliki sesuatu yang
tantangan, sehingga pendidikan merupakan dianggapnya berharga. Dengan demikian
sesuatu yang sangat fundamental bagi setiap pendidikan selalu berusaha mewariskan
individu. sesuatu yang bermanfaat dan dianggap baik
Sistem persekolahan adalah salah satu kepada generasi mudanya.
pilar penting yang menjadi tiang penyangga Manusia dan kebudayaan merupakan
sistem sosial yang lebih besar dalam suatu satu kesatuan yang tidak terpisahkan,
tatanan kehidupan masyarakat, untuk sementara itu pendukung kebudayaan adalah
mewujudkan cita-cita kolektif. Oleh karena makhluk manusia itu sendiri. Sekalipun
itu, pendidikan yang diselenggarakan melalui makhluk manusia akan mati, tetapi
sistem persekolahan semestinya dimaknai kebudayaan yang dimilikinya akan diwariskan
sebagai sebuah strategi kebudayaan (lihat pada keturunannya, demikian seterusnya.
artikel Media Indonesia, 9/11/2009). Dalam Pewarisan kebudayaan makhluk manusia,
hal ini, pendidikan merupakan medium tidak selalu terjadi secara vertikal atau kepada
transformasi nilai-nilai budaya, penguatan anak-cucu mereka; melainkan dapat pula
ikatan-ikatan sosial antar-warga masyarakat, secara horizontal yaitu manusia yang satu

17
Ittihad Jurnal Kopertais Wilayah XI Kalimantan Volume 15 No.28 Oktober 2017

dapat belajar kebudayaan dari manusia sosial yang senantiasa mengalami dinamika
lainnya. perkembangan seiring dengan kemajuan ilmu
Berbagai pengalaman makhluk manu- pengetahuan dan teknologi merupakan faktor
sia dalam rangka kebudayaannya, diteruskan dominan yang telah membentuk eksistensi
dan dikomunikasikan kepada generasi pendidikan manusia. Penggunaan alat dan
berikutnya oleh individu lain. Berbagai sarana kebutuhan hidup yang modern telah
gagasannya dapat dikomunikasikannya kepada memungkinkan pola pikir dan sikap manusia
orang lain karena ia mampu mengembangkan untuk memproduk nilai-nilai baru sesuai
gagasan-gagasannya itu dalam bentuk dengan intensitas pengaruh teknologi terhadap
lambang-lambang vokal berupa bahasa, baik tatanan kehidupan sosial budaya.
lisan maupun tulisan. Pendidikan memberikan kontribusi
Sebagai sistem pengetahuan dan yang sangat besar terhadap kemajuan suatu
gagasan, kebudayaan yang dimiliki suatu bangsa, dan merupakan wahana dalam
masyarakat merupakan kekuatan yang tidak menerjemahkan pesan-pesan konstitusi serta
tampak (invisible power), yang mampu sarana dalam membangun watak bangsa.
menggiring dan mengarahkan manusia Masyarakat yang cerdas akan member nuansa
pendukung kebudayaan itu untuk bersikap dan kehidupan yang cerdas pula, dan secara
berperilaku sesuai dengan pengetahuan dan progresif akan membentuk kemandirian.
gagasan yang menjadi milik masyarakat
tersebut, baik di bidang ekonomi, sosial,
II. Pembahasan
politik, kesenian dan sebagainya. Sebagai
suatu sistem, kebudayaan tidak diperoleh
A. Makna Pendidikan dan Kebudayaan
manusia dengan begitu saja secara ascribed,
tetapi melalui proses belajar yang berlangsung 1. Pendidikan
tanpa henti, sejak dari manusia itu dilahirkan
sampai dengan ajal menjemputnya. Dalam UU Sisdiknas No. 20 tahun
Proses belajar dalam konteks 2003, Pendidikan adalah usaha sadar dan
kebudayaan bukan hanya dalam bentuk terencana untuk mewujudkan suasana belajar
internalisasi dari sistem “pengetahuan” yang dan proses pembelajaran agar peserta didik
diperoleh manusia melalui pewarisan atau secara aktif mengembangkan potensi dirinya
transmisi dalam keluarga, lewat sistem untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pendidikan formal di sekolah atau lembaga pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
pendidikan formal lainnya, melainkan juga akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperoleh melalui proses belajar dari diperlukan dirinya dan masyarakat.
berinteraksi dengan lingkungan alam dan Menurut kamus Bahasa Indonesia
sosialnya. Melalui pewarisan kebudayaan dan pendidikan berasal dari kata ‘didik’ dan
internalisasi pada setiap individu, pendidikan mendapat imbuhan ‘pe’ dan akhiran ‘an’,
hadir dalam bentuk sosialisasi kebudayaan, maka kata ini mempunyai arti proses atau cara
berinteraksi dengan nilai-nilai masyarakat atau perbuatan mendidik. Secara bahasa
setempat dan memelihara hubungan timbal definisi pendidikan adalah proses pengubahan
balik yang menentukan proses-proses sikap dan tata laku seseorang atau kelompok
perubahan tatanan sosio-kultur masyarakat orang dalam usaha mendewasakan manusia
dalam rangka mengembangkan kemajuan melalui upaya pengajaran dan pelatihan.
peradabannya. Sebaliknya, dimensi-dimensi

18
Ittihad Jurnal Kopertais Wilayah XI Kalimantan Volume 15 No.28 Oktober 2017

Menurut Ki Hajar Dewantara (Bapak pertolongan yang diberikan oleh orang dewasa
Pendidikan Nasional Indonesia) menjelaskan kepada perkembangan anak untuk mencapai
tentang pengertian pendidikan merupakan kedewasaannya dengan tujuan agar anak
tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya
adapun maksudnya, pendidikan yaitu sendiri tidak dengan bantuan orang lain
menuntun segala kekuatan kodrat yang ada .Pendidikan artinya proses pengubahan sikap
pada anak-anak itu, agar mereka sebagai dan tata laku seseorang atau kelompok orang
manusia dan sebagai anggota masyarakat dalam usaha mendewasakan manusia melalui
dapatlah mencapai keselamatan dan upaya pengajaran dan latihan, proses
kebahagiaan setinggi-tingginya. perbuatan, cara mendidik.
Sedangkan pengertian pendidikan
menurut H. Horne, adalah proses yang terus
2. Kebudayaan
menerus (abadi) dari penyesuaian yang lebih
tinggi bagi makhluk manusia yang telah Budaya adalah bentuk jamak dari kata
berkembang secara fisik dan mental, yang budi dan daya yang berarti cinta, karsa dan
bebas dan sadar kepada Tuhan, seperti rasa. Kata budaya sebenarnya berasal dari
termanifestasi dalam alam sekitar intelektual, bahasa Sansekerta, yaitu Budhayah bentuk
emosional dan kemanusiaan dari manusia. jamak dari kata buddhi yang berarti budi atau
Pendidikan menurut N. Drijarkara akal. Dalam bahasa Inggris, kata budaya
adalah pe-manusia-an manusia muda, atau berasal kata Culture, dalam bahasa Latin
pengangkatan manusia muda ke taraf insani. berasal dari kata colera. Colera mengolah,
Drijarkara memberikan batasan tersebut dari mengerjakan, menyuburkan, mengembangkan
segi filsafat pendidikan. Menurut M.J. tanah (bertani), (Elly M. Setiadi, dkk. 2006;
Langeveld, pendidikan adalah setiap usaha, 27. Sedangkan dalam bahasa Belanda Cultuur.
pengaruh, perlindungan dan bantuan yang Segala daya dan aktivitas manusia untuk
diberikan kepada anak tertuju pada mengubah alam.
pendewasaan anak, atau lebih tepat membantu Pendapat lain mengatakan, bahwa kata
anak agar cukup cakap melaksanakan tugas budaya adalah sebagai suatu perkembangan
hidupnya sendiri. dari kata majemuk : budi daya, yang berarti
Pendidikan menurut AD. Marimba daya dari budi. Karena itu mereka
adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar membedakan antara budaya dengan
oleh si pendidik terhadap perkembangan kebudayaan. Budaya adalah daya dari budi
jasmani dan rohani si-terdidik menuju yang berupa cipta, karsa dan rasa. Sedangkan
terbentuknya kepribadian yang utama. Emile kebudayaan adalah hasil dari cipta, karsa dan
Durkheim Pendidikan adalah tindakan yang rasa tersebut. Jadi kebudayaan secara
dilaksanakan generasi tua terhadap mereka keseluruhan adalah hasil usaha manusia untuk
yang belum siap untuk kehidupan sosial. AKC mencukupi semua kebutuhan hidupnya. (Abu
Ottaway upaya yang dilakukan oleh generasi Ahmadi, 2004; 58).
tua, untuk menjadikan orang-orang di Adapun beberapa pengertian
bawahnya (generasi muda) agar siap kebudayaan menurut para ahli antropologi
memasuki kehidupan sosial. budaya seperti berikut ini.
Dari beberapa pengertian pendidikan Menurut Selo Soemardjan dan
menurut ahli tersebut maka dapat disimpulkan Soelaman Soemardi (1964; 113). Kebudayaan
bahwa Pendidikan adalah bimbingan atau adalah semua hasil karya, rasa, dan cipta

19
Ittihad Jurnal Kopertais Wilayah XI Kalimantan Volume 15 No.28 Oktober 2017

masyarakat. Karya masyarakat menghasilkan sebagainya. 2) wujud kebudayaan sebagai


teknologi dan kebudayaan kebendaan suatu komplek aktivitas serta tindakan berpola
(material culture) yang diperlukan oleh dari manusia dalam masyarakat. 3) wujud
manusia untuk menguasai alam sekitarnya, kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya
agar kekuatan serta hasilnya dapat diabdikan manusia.
untuk keperluan masyarakat. Menurut Kamus Secara sosiologis semua manusia
Besar Bahasa Indonesia kebudayaan adalah dewasa yang normal pasti memiliki
sebagai pikiran, akal budi atau adat-istiadat. kebudayaan. Kebudayaan bisa di artikan
Secara tata bahasa, pengertian kebudayaan sebagai keseluruhan tingkah laku dan
diturunkan dari kata budaya yang cenderung kepercayaan yang dipelajari yang merupakan
menunjuk pada pola pikir manusia. ciri anggota suatu masyarakat tertentu. Kata
Menurut E.B. Taylor kebudayaan kunci dari definisi di atas adalah dipelajari,
adalah suatu keseluruhan kompleks yang yang membedakan antara kebudayaan dengan
meliputi pengetahuan, kepercayaan, seni, tindak tanduk yang merupakan warisan
kesusilaan, hukum, adat istiadat, serta biologis manusia.(Bruce J. Cohen, 1992; 9)
kesanggupan dan kebiasaan lainnya yang Namun ada juga yang mendefinisikan
dipelajari manusia sebagai anggota kebudayaan dipandang sebagai tujuan dari
masyarakat. Menurut Linton Kebudayaan sosialisasi (Alvriri Bertrand, 1980; 118).
adalah keseluruhan dari pengetahuan, sikap Kebudayaan dan masyarakat tidak
dan pola perilaku yang merupakan kebiasaan mungkin hidup terpisah satu sama lain. Karena
yang dimiliki dan diwariskan oleh anggota di dalam sekelompok masyarakat terdapat
suatu masyarakat tertentu. suatu kebudayaan. Oleh karena itu istilah
Menurut Kluckhohn dan Kelly kebudayaan dan masyarakat sering disebut
Kebudayaan adalah semua rancangan hidup dengan istilah (society), keduanya belum
yang tercipta secara historis, baik yang dibedakan satu sama lain. Maka sudah
eksplisit maupun implisit, rasional, irrasional, selayaknya perbedaan ini diberikan karena
yang ada pada suatu waktu, sebagai pedoman kedua unsur ini sering kali dikacaukan
yang potensial untuk perilaku manusia. maksudnya. Secara khusus, kebudayaan dapat
Kebudayaan adalah keseluruhan sistem dipandang sebagai semua cara hidup (ways of
gagasan, tindakan dan hasil karya manusia life) yang dipelajari dan diharapkan, yang
dalam kehidupan masyarakatnya yang sama-sama diikuti oleh para anggota dari suatu
dijadikan milik manusia dengan belajar. Hal kelompok masyarakat tertentu.
ini menunjukkan bahwa hampir seluruh Dari berbagai pengertian di atas, dapat
tindakan manusia adalah kebudayaan, karena disimpulkan bahwa budaya adalah suatu cara
hanya sedikit tindakan manusia dalam hidup yang berkembang dan dimiliki bersama
kehidupan masyarakat yang tidak perlu oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan
dibiasakan dengan belajar, yaitu hanya dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk
beberapa tindakan naluri, tindakan reflex, dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem
tindakan akibat proses fisiologi atau kelakuan agama dan politik, adat istiadat, bahasa,
membabi buta, (Koentjaraningrat, 2009; 144). perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni.
Koentjaraningrat mengklasifikasikan, Jadi, budaya bangsa adalah suatu cara hidup
kebudayaan dalam tiga bentuk, yaitu: 1) wujud yang berkembang dan dimiliki bersama oleh
kebudayaan sebagai suatu komplek dari ide, suatu bangsa dan diwariskan dari generasi ke
gagasan, nilai, norma, peraturan dan generasi. Orang-orang dapat melihat bahwa

20
Ittihad Jurnal Kopertais Wilayah XI Kalimantan Volume 15 No.28 Oktober 2017

kebudayaan itu tidak saja meliputi cara-cara tetap tidak ada deviasi interpretasi seni
berpikir dan berbuat yang di anggap benar pemahatan
oleh suatu kelompok masyarakat, melainkan Teknologi pembuatan candi kala itu
juga meliputi hasil- hasil daya usaha yang pasti merupakan teknologi garda depan di
lebih bisa di saksikan dengan mata dan dapat dunia. Bahkan hingga saat inipun orang masih
diraba. menobatkan sebagai keajaiban di dunia. Andai
Rasa yang meliputi jiwa manusia, candi-candi dibangun pada era sekarangpun
mewujudkan segala kaidah-kaidah dan nilai- tidak mudah direalisasikan dan dengan biaya
nilai sosial yang perlu untuk mengatur sangat besar. Pantaslah Bung Karno selalu
masalah-masalah kemasyarakatan yang luas. mengagung-agungkan betapa perkasanya
Agama, ideologi, kebatinan dan kesenian yang bangsa di Nusantara kala itu.
merupakan hasil ekspresi jiwa manusia yang Sesuai apa yang terpahat dalam relief
hidup sebagai anggota masyarakat termasuk di candi, maka pendidikan selain diberikan secara
dalamnya. Cipta merupakan kemampuan tertulis ada juga secara lisan. Pendidikan lisan
mental, kemampuan berpikir orang-orang yang baik Hindu maupun Budha bisa berupa
hidup bermasyarakat yang antara lain dakwah pengajian pimpinan agama atau
menghasilkan filsafat serta ilmu pengetahuan. melalui dongeng, mythos, cerita, legenda
Rasa dan cinta dinamakan pula kebudayaan secara turun-temurun. Indonesia pada tahun
rohaniah (spiritual atau immaterial culture). 1825 sudah dikenal prajurit putri yang terdidik
Semua karya, rasa, dan cipta, dikuasai oleh dan terlatih bernama Nyai Ageng Serang yang
karsa orang-orang yang menentukan gagah berani memimpin pasukan Pangeran
kegunaannya agar sesuai dengan kepentingan Diponegoro.
sebagian besar atau seluruh masyarakat, Materi pelajaran dalam pendidikan
sedangkan karsa yaitu menghasilkan kaidah tradisi di Nusantara umumnya secara lisan dan
kepercayaan, kesusilaan, kesopanan dan bersifat umum meliputi antara lain perihal
hukum (Soerjono Soekanto, 1993; 189-90). kejiwaan, kefilsafahan, kesusasteraan,
kanuragan, kaprajuritan, pertanian, titi
mongso, pananggalan, adat-istiadat, tata
B. Fungsi Pendidikan bagi Kebudayaan
krama, perbintangan (misal gubug penceng,
Ketika seseorang mengagumi karya panjer sore). Siswa diharuskan mondok/
agung kemanusiaan seperti Candi Borobudur ngenger dalam padepokan, sedang cara
dan Prambanan, tersirat pemikiran bahwa di pemberian pelajaran kebanyakan dengan
belakang karya ini tentu ada pendidikan, bahasa tutur di mana 1 siswa diasuh 1 guru.
pengajaran dan pelatihan yang telah tersistem Padepokan, perguruan, pawiyatan,
dengan baik. Namun data tentang sistem pesantren secara kontinyu telah melaksanakan
pendidikan saat itu belum ditemukan orang pendidikan dan menghasilkan putra terbaik.
selain prasasti dan buah hasil pemahatan. Sebut saja misalnya Ken Arok, Trunojoyo,
Pendidikan pelatihan tenaga pematung pasti Untung Suropati, Sutowijoyo (Panembahan
diikuti disiplin tertentu hingga dapat membuat Senopati). Dalam Kerajaan di Jawa, Sumatera,
batu tersusun rapi geometris. Patung-patung Kalimantan, Sulawesi dan lainnya juga
dari ujung atas hingga bawah di Borobudur terdapat pendidikan yang secara sistematis
seragam bentuk dan tekniknya, padahal masa diselenggarakan khusus kerabat sentana
pembuatannya memakan waktu 3 generasi dan kraton. Tingkatan pendidikan di keraton
misalnya sasono sunu, sasono putra, sasono

21
Ittihad Jurnal Kopertais Wilayah XI Kalimantan Volume 15 No.28 Oktober 2017

putri. Dari kancah inilah lahir alumni berperilaku sesuai dengan pengetahuan dan
bangsawan-negarawan Sultan Agung gagasan yang menjadi milik masyarakat
Hanyakrakusuma, Pangeran Diponegoro, tersebut, baik di bidang ekonomi, sosial,
Pangeran Antasari, Sultan Hasanuddin, Sultan politik, kesenian dan sebagainya. Sebagai
Ternate, Pangeran Mangkubumi. suatu sistem, kebudayaan tidak diperoleh
Berkat pendidikan tradisi beliau-beliau manusia dengan begitu saja secara ascribed,
terbuka mata batinnya, merdeka pikirannya, tetapi melalui proses belajar yang berlangsung
merdeka jiwanya dan merdeka tenaganya. tanpa henti, sejak dari manusia itu dilahirkan
Demikian pula apa yang dialami Ki Hajar sampai dengan ajal menjemputnya.
Dewantara sejak pendidikan keluarga, sekolah Proses belajar dalam konteks
di Puro Pakualaman, Pondok Pesantren kebudayaan bukan hanya dalam bentuk
Kalasan dan interaksi dengan elite pemuda internalisasi dari sistem “pengetahuan” yang
Nusantara. Literatur pendidikan tradisi diperoleh manusia melalui pewarisan atau
menghasilkan karya agung berupa serat transmisi dalam keluarga, lewat sistem
Pararaton, Negara Kertagama, Sastra gending, pendidikan formal di sekolah atau lembaga
Wulang Reh, Wedotomo. pendidikan formal lainnya, melainkan juga
diperoleh melalui proses belajar dari
berinteraksi dengan lingkungan alam dan
1. Pendidikan sebagai Sosialisasi
sosialnya.
Kebudayaan
Melalui pewarisan kebudayaan dan
internalisasi pada setiap individu, pendidikan
Telah kita ketahui bersama bahwasanya
hadir dalam bentuk sosialisasi kebudayaan,
pendidikan lahir seiring dengan keberadaan
berinteraksi dengan nilai-nilai masyarakat
manusia, bahkan dalam proses pembentukan
setempat dan memelihara hubungan timbal
masyarakat pendidikan ikut andil untuk
balik yang menentukan proses-proses
menyumbangkan perwujudan pilar-pilar
perubahan tatanan sosio-kultur masyarakat
penyangga masyarakat. Dalam hal ini, kita
dalam rangka mengembangkan kemajuan
bisa mengingat salah satu ungkapan para tokoh
peradabannya.
antropologi seperti Goodenough, 1971;
Dalam hal ini, pendidikan menjadi
Spradley, 1972; dan Geertz, 1973
instrumen kekuatan sosial masyarakat untuk
mendefinisikan arti kebudayaan di mana
mengembangkan suatu sistem pembinaan
kebudayaan merupakan suatu sistem
anggota masyarakat yang relevan dengan
pengetahuan, gagasan dan ide yang dimiliki
tuntutan perubahan zaman. Abad globalisasi
oleh suatu kelompok masyarakat yang
telah menyajikan nilai-nilai baru, pengertian-
berfungsi sebagai landasan pijak dan pedoman
pengertian baru serta perubahan-perubahan di
bagi masyarakat itu dalam bersikap dan
seluruh ruang lingkup kehidupan manusia
berperilaku dalam lingkungan alam dan sosial
yang waktu kedatangannya tidak bisa diduga-
di tempat mereka berada (Sairin, 2002).
duga. Sebagai salah satu perangkat
Sebagai sistem pengetahuan dan
kebudayaan, pendidikan akan melakukan
gagasan, kebudayaan yang dimiliki suatu
tugas-tugas kelembagaan sesuai dengan
masyarakat merupakan kekuatan yang tidak
hukum perkembangan masyarakat. Dari sini
tampak (invisible power), yang mampu
dapat kita amati bersama sebuah alur
menggiring dan mengarahkan manusia
pembahasan hubungan dialektik antara
pendukung kebudayaan itu untuk bersikap dan
pendidikan dengan realitas perkembangan

22
Ittihad Jurnal Kopertais Wilayah XI Kalimantan Volume 15 No.28 Oktober 2017

sosial faktual yang saat ini tengah menggejala lebih disebabkan oleh tingkat kemajuan
pada hampir seluruh masyarakat dunia. mereka yang berbeda.
Berbagai bidang kajian banyak
dilakukan, termasuk upaya untuk meneliti
2. Manusia dalam Keanekaragaman
tentang keanekaragaman makhluk manusia
Budaya
dan kebudayaannya di berbagai tempat di
muka bumi. Beraneka macam kajian anatomi
Semenjak awal dunia telah melakukan
komparatif yang dilakukan, lebih ditekankan
penelusuran hakikat asal-usul dari manusia.
atas dasar keanekaragaman ciri-ciri fisik
Seperti mengungkap kotak hitam misteri yang
manusia. Selain itu, ada sebagai para ahli
tak pernah ditemukan kunci pembukanya,
filsafat sosial di masa Aufklarung, mulai
pemecahan seluk-beluk sejarah manusia telah
mengkaji berbagai bentuk-bentuk masyarakat
menyita waktu dan pemikiran yang
dan tingkah laku makhluk manusia. Berbagai
menimbulkan penafsiran bermacam-macam.
gejala dan tingkah laku manusia, dicoba untuk
Masing-masing pemikir atau asumsi umum
dipahami dengan mendasarkan pada kaidah-
silih berganti mengajak masyarakat menjadi
kaidah alam.
penganut perspektif tersebut. Di antaranya
Selama perjalanan waktu yang lama,
adalah tiga asumsi besar yang hadir pada
dengan akal yang dimilikinya, makhluk
masyarakat awam sebelum jaman pencerahan.
manusia semakin memiliki kemampuan
Pertama, ada yang berpendapat bahwa
menyempurnakan kebudayaan yang
pada dasarnya makhluk manusia memang
dimilikinya. Setiap kali mereka berupaya
diciptakan beraneka macam atau poligenesis;
menyempurnakan dirinya, maka akan
dan menganggap bahwa orang-orang di Eropa
menyebabkan perubahan kebudayaannya.
yang berkulit putih merupakan makhluk
Suatu perubahan kebudayaan dapat berasal
manusia yang paling baik dan kuat. Oleh
dari luar lingkungan pendukung kebudayaan
karena itu, kebudayaan yang dimilikinya juga
tersebut. Gerak kebudayaan yang telah
paling sempurna dan paling tinggi. Cara
menimbulkan perubahan dan perkembangan,
berpikir yang kedua adalah yang meyakini
akhirnya juga menyebabkan terjadinya
bahwa sebenarnya makhluk manusia itu hanya
pertumbuhan; sementara itu tidak tertutup
pernah diciptakan sekali saja atau
kemungkinan hilangnya unsur-unsur
monogenesis; yaitu dari satu makhluk induk
kebudayaan lama sebagai akibat ditemukannya
dan bahwa semua makhluk manusia di dunia
unsur-unsur kebudayaan baru. Sehingga
ini merupakan keturunan Adam.
keberadaan pendidikan sangat penting sebagai
Sebagian dari mereka yang punya
mediator dalam dialektika kebudayaan lama
pandangan ini berpendapat bahwa
dengan kebudayaan baru yang melahirkan
keanekaragaman makhluk manusia dan
system kebudayaan yang memang berguna
kebudayaannya, dari tinggi sampai rendah;
untuk masyarakat.
sebagai akibat proses kemunduran yang
disebabkan oleh dosa abadi yang pernah
dilakukan oleh Nabi Adam. Sebaliknya, C. Interaksi Pendidikan dengan Kebudayaan
sebagian lain berpendapat bahwa sebenarnya
makhluk manusia dan kebudayaan tidak Pendidikan selalu berubah sesuai
mengalami proses degenerasi. Akan tetapi perkembangan kebudayaan, karena pendidikan
apabila pada masa kini terdapat perbedaan, merupakan proses transfer kebudayaan dan

23
Ittihad Jurnal Kopertais Wilayah XI Kalimantan Volume 15 No.28 Oktober 2017

sebagai cermin nilai-nilai kebudayaan 3. Pendidikan harus diarahkan kepembinaan


(pendidikan bersifat reflektif). Pendidikan juga cita-cita hidup yang luhur. Bila pendidikan
bersifat progresif, yaitu selalu mengalami dimasukkan ke dalam tingkah laku
perubahan perkembangan sesuai tuntutan perbuatan manusia maka pendidikan harus
perkembangan kebudayaan. Kedua sifat menyesuaikan diri dengan tujuan hidup
tersebut berkaitan erat dan terintegrasi. Untuk manusia, selanjutnya tujuan hidup tersebut
itu perlu pendidikan formal dan informal ditentukan oleh filsafat hidup yang dianut
(sengaja diadakan atau tidak). Perbedaan seseorang, maka tujuan pendidikan manusia
kebudayaan menjadi cermin bagi bangsa lain, harus bersumber pada filsafat hidup
membuat perbedaan sistem, isi dan pendidikan individu yang melaksanakan pendidikan.
pengajaran sekaligus menjadi cermin tingkat Tujuan pendidikan manusia tidak dapat
pendidikan dan kebudayaan. terlepas dari tujuan hidup manusia yang
Aspek-aspek pendidikan adalah arah didasarkan pada filsafat hidup tertentu.
tujuan atau sasaran yang diperhatikan dan Dalam merealisasikan pendidikan pada
dibina serta dijadikan pedoman dalam era otonomi daerah sekarang ini, sewajarnya
pelaksanaan segala aktivitas yang bersifat pendidikan yang dilaksanakan memperhatikan
pendidikan yang sesuai. Adapun interaksi aspek budaya, misalnya konsep life skill dalam
pendidikan dengan kebudayaan itu sebagai pendidikan untuk peningkatan keterampilan
berikut: siswa setelah menamatkan jenjang
1. Pendidikan merupakan proses pembinaan pendidikannya. Pendekatan budaya merupakan
tingkah laku perbuatan agar anak belajar cara tepat dalam membina moralitas
berpikir, berperasaan dan bertindak lebih pendidikan bangsa yang mulai ambruk, hal ini
sempurna dan baik dari pada sebelumnya. karena budaya memuat berbagai aspek, seperti
Untuk tujuan tersebut maka pendidikan agama, etika dan lingkungan.
diarahkan pada seluruh aspek pribadi
meliputi jasmani, mental kerohanian dan
D. Peran Pendidikan dalam Proses Pewaris
moral. Sehingga akan tumbuh kesadaran
Kebudayaan
pribadi dan bertanggung jawab akibat
tingkat perbuatannya.
Pendidikan bertujuan untuk
2. Pendidikan diarahkan kepada keseluruhan
membentuk agar manusia dapat menunjukkan
aspek kebudayaan dan kepribadian.
perilakunya sebagai makhluk yang berbudaya
Pendidik dan lembaga pendidikan harus
yang mampu bersosialisasi dalam
mengakui kepribadian dan menggalang
masyarakatnya dan menyesuaikan diri dengan
adanya kesatuan segala aspek kebudayaan,
lingkungannya dalam upaya mempertahankan
di sini manusia membutuhkan latihan dalam
kelangsungan hidup, baik secara pribadi,
menggunakan kecerdasannya dan saling
kelompok, maupun masyarakat secara
pengertian. Aspek intelek menghasilkan
keseluruhan.
manusia teoritis, sosial manusia pengabdi,
Sekolah adalah salah satu sarana atau
estetis manusia seni, politik manusia kuasa,
media dari proses pembudayaan media lainnya
agama manusia kuasa dan ekonomi
(keluarga dan institusi lainnya yang ada dalam
manusia serta sebagai tambahan aspek
masyarakat). Hartoko dalam konteks inilah
keluarga menjadikan manusia memiliki
pendidikan disebut sebagai proses untuk
cinta kasih.
memanusiakan manusia (Dick).

24
Ittihad Jurnal Kopertais Wilayah XI Kalimantan Volume 15 No.28 Oktober 2017

Fungsi pendidikan budaya adalah: kehidupan individu, masyarakat, dan


1. Memperkenalkan, memelihara dan bangsa selalu didasari pada ajaran agama
mengembangkan unsur-unsur budaya; dan kepercayaannya. Secara politis,
2. Pengembangan: pengembangan potensi kehidupan kenegaraan pun didasari pada
peserta didik untuk menjadi pribadi nilai-nilai yang berasal dari agama. Atas
berperilaku baik; ini bagi peserta didik yang dasar pertimbangan itu, maka nilai-nilai
telah memiliki sikap dan perilaku yang pendidikan budaya dan karakter bangsa
mencerminkan budaya bangsa; harus didasarkan pada nilai-nilai dan kaidah
3. Perbaikan: memperkuat kiprah pendidikan yang berasal dari agama.
nasional untuk bertanggung jawab dalam 2. Pancasila: Negara Kesatuan Republik
pengembangan potensi peserta didik yang Indonesia ditegakkan atas prinsip-prinsip
lebih bermartabat; dan kehidupan kebangsaan dan kenegaraan
4. Penyaring: untuk menyaring budaya bangsa yang disebut Pancasila. Pancasila terdapat
sendiri dan budaya bangsa lain yang tidak pada Pembukaan UUD 1945 dan dijabarkan
sesuai dengan nilai-nilai budaya dan lebih lanjut dalam pasal-pasal yang terdapat
karakter bangsa yang bermartabat. dalam UUD 1945. Artinya, nilai-nilai yang
5. Menumbuhkembangkan semangat terkandung dalam Pancasila menjadi nilai-
kebudayaan bangsa nilai yang mengatur kehidupan politik,
hukum, ekonomi, kemasyarakatan, budaya,
Tujuan pendidikan budaya adalah: dan seni. Pendidikan budaya dan karakter
1. Mengembangkan potensi kalbu/nurani/ bangsa bertujuan mempersiapkan peserta
afektif peserta didik sebagai manusia dan didik menjadi warga negara yang lebih
warga negara yang memiliki nilai-nilai baik, yaitu warga negara yang memiliki
budaya dan karakter bangsa; kemampuan, kemauan, dan menerapkan
2. Mengembangkan kebiasaan dan perilaku nilai-nilai Pancasila dalam kehidupannya
peserta didik yang terpuji dan sejalan sebagai warga negara.
dengan nilai-nilai universal dan tradisi 3. Budaya: sebagai suatu kebenaran bahwa
budaya bangsa yang religius; tidak ada manusia yang hidup
3. Menanamkan jiwa kepemimpinan dan bermasyarakat yang tidak didasari oleh
tanggung jawab peserta didik sebagai nilai-nilai budaya yang diakui masyarakat
generasi penerus bangsa; itu. Nilai-nilai budaya itu dijadikan dasar
4. Mengembangkan kemampuan peserta dalam pemberian makna terhadap suatu
didik menjadi manusia yang mandiri, konsep dan arti dalam komunikasi antar
kreatif, berwawasan kebangsaan; dan anggota masyarakat itu. Posisi budaya yang
5. Mengembangkan lingkungan kehidupan demikian penting dalam kehidupan
sekolah sebagai lingkungan belajar yang masyarakat mengharuskan budaya menjadi
aman, jujur, penuh kreativitas dan sumber nilai dalam pendidikan budaya dan
persahabatan, serta dengan rasa kebangsaan karakter bangsa.
yang tinggi dan penuh kekuatan (dignity). 4. Tujuan Pendidikan Nasional: sebagai
Nilai-nilai yang dikembangkan dalam rumusan kualitas yang harus dimiliki setiap
pendidikan budaya dan karakter bangsa warga negara Indonesia, dikembangkan
diidentifikasi dari sumber-sumber berikut ini. oleh berbagai satuan pendidikan di berbagai
1. Agama: masyarakat Indonesia adalah jenjang dan jalur. Tujuan pendidikan
masyarakat beragama. Oleh karena itu, nasional memuat berbagai nilai

25
Ittihad Jurnal Kopertais Wilayah XI Kalimantan Volume 15 No.28 Oktober 2017

kemanusiaan yang harus dimiliki warga negara di atas kepentingan diri dan
negara Indonesia. Oleh karena itu, tujuan kelompoknya
pendidikan nasional adalah sumber yang 10. Nilai Cinta Tanah Air yaitu cara berpikir,
paling operasional dalam pengembangan bersikap, dan berbuat yang menunjukkan
pendidikan budaya dan karakter bangsa. kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan
yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan
Berdasarkan keempat sumber nilai itu, fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik
teridentifikasi sejumlah nilai untuk pendidikan bangsa
budaya bangsa sebagai berikut ini. 11. Nilai Menghargai Prestasi yaitu sikap dan
1. Nilai Religius yaitu sikap dan perilaku yang tindakan yang mendorong dirinya untuk
patuh dalam melaksanakan ajaran agama menghasilkan sesuatu yang berguna bagi
yang dianutnya, toleran terhadap masyarakat, dan mengakui, serta
pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup menghormati keberhasilan orang lain
rukun dengan pemeluk agama lain. 12. Nilai Bersahabat/Komunikatif yaitu
2. Nilai Jujur yaitu perilaku yang didasarkan tindakan yang memperlihatkan rasa senang
pada upaya menjadikan dirinya sebagai berbicara, bergaul, dan bekerja sama
orang yang selalu dapat dipercaya dalam dengan orang lain
perkataan, tindakan, dan pekerjaan. 13. Nilai Cinta Damai yaitu sikap, perkataan,
3. Nilai Toleransi yaitu sikap dan tindakan dan tindakan yang menyebabkan orang lain
yang menghargai perbedaan agama, suku, merasa senang dan aman atas kehadiran
etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang dirinya
lain yang berbeda dari dirinya. 14. Nilai Gemar Membaca yaitu Kebiasaan
4. Nilai Disiplin yaitu tindakan yang menyediakan waktu untuk membaca
menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai bacaan yang memberikan
berbagai ketentuan dan peraturan kebajikan bagi dirinya
5. Nilai Kerja Keras, perilaku yang 15. Nilai Peduli Lingkungan yaitu Sikap dan
menunjukkan upaya sungguh-sungguh tindakan yang selalu berupaya mencegah
dalam mengatasi berbagai hambatan belajar kerusakan pada lingkungan alam di
dan tugas, serta menyelesaikan tugas sekitarnya, dan mengembangkan upaya-
dengan sebaik-baiknya upaya untuk memperbaiki kerusakan alam
6. Nilai Mandiri yaitu sikap dan perilaku yang sudah terjadi.
yang tidak mudah tergantung pada orang 16. Nilai Peduli Sosial yaitu sikap dan tindakan
lain dalam menyelesaikan tugas-tugas. yang selalu ingin memberi bantuan pada
7. Nilai Demokratis yaitu cara berpikir, orang lain dan masyarakat yang
bersikap, dan bertindak yang menilai sama membutuhkan.
hak dan kewajiban dirinya dan orang lain. 17. Nilai Tanggung-jawab yaitu sikap dan
8. Nilai Rasa Ingin Tahu yaitu sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan
tindakan yang selalu berupaya untuk tugas dan kewajibannya, yang seharusnya
mengetahui lebih mendalam dan meluas dia lakukan, terhadap diri sendiri,
dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan
didengar budaya), negara dan Tuhan Yang Maha
9. Nilai Semangat Kebangsaan yaitu cara Esa.
berpikir, bertindak, dan berwawasan yang
menempatkan kepentingan bangsa dan

26
Ittihad Jurnal Kopertais Wilayah XI Kalimantan Volume 15 No.28 Oktober 2017

III. Penutup DAFTAR PUSTAKA


Pendidikan artinya proses pengubahan
sikap dan tata laku seseorang atau kelompok
Ahmadi, Abu, Sosiologi Pendidikan, Jakarta:
orang dalam usaha mendewasakan manusia
Rineka Cipta, 2004.
melalui upaya pengajaran dan latihan, proses
perbuatan, cara mendidik. Pendidikan hadir Arifin, H. M., Ilmu Pendidikan, Jakarta: Bumi
dalam bentuk sosialisasi kebudayaan, Aksara, 2003
berinteraksi dengan nilai-nilai masyarakat Bruce J. Cohen. Sosiologi suatu Pengantar,
setempat dan memelihara hubungan timbal Jakarta: Rineka Cipta, 1992.
balik yang menentukan proses-proses
perubahan tatanan sosio-kultur masyarakat Bustanuddin Agus, Agama dalam Kehidupan
dalam rangka mengembangkan kemajuan Manusia Pengantar Antropologi Agama,
peradaban Kebudayaan bisa di artikan sebagai Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007.
keseluruhan tingkah laku dan kepercayaan Djamaluddin Ancok dan Fuad Nashuri,
yang dipelajari yang merupakan ciri anggota Psikologi Islam: Solusi Islam atas
suatu masyarakat tertentu. problem-problem Psikologi, Yogyakarta:
Pendidikan dan kebudayaan Pustaka Pelajar, 1994.
merupakan suatu hal yang saling berintegrasi,
pendidikan selalu berubah sesuai Elly M. Setiadi, dkk. Ilmu Sosial dan Budaya
perkembangan kebudayaan, karena pendidikan Dasar, Jakarta: Kencana, 2006.
merupakan proses transfer kebudayaan dan Fauzan, 2009. Landasan Sosial Budaya Sosial
sebagai cermin nilai-nilai kebudayaan Budaya Pendidikan. [Online]. Tersedia
(pendidikan bersifat reflektif). Pendidikan juga http://defauzan, wordpress, com.[11
bersifat progresif, yaitu selalu mengalami September 2014].
perubahan perkembangan sesuai tuntutan
Gunawan, Ary. Sosiologi Pendidikan, Jakarta:
perkembangan kebudayaan. Kedua sifat
Rineka Cipta, 2002.
tersebut berkaitan erat dan terintegrasi. Untuk
itu perlu pendidikan formal dan informal Jalal, Abdul Fattah, Azas-asaz Pendidikan
(sengaja diadakan atau tidak). Perbedaan Islam, terj. Hery Noer Ali, Bandung:
kebudayaan menjadi cermin bagi bangsa lain, Diponegoro, 1988.
membuat perbedaan sistem, isi dan pendidikan Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu
pengajaran sekaligus menjadi cermin tingkat Antropologi, Jakarta: Rineka Cipta,
pendidikan dan kebudayaan. 2009.
Peran pendidikan adalah sebagai
transfer nilai-nilai budaya atau sebagai cara Manan, Imran. Dasar-Dasar Sosial Budaya
yang paling efektif dalam mentransfer nilai- Pendidikan. Jakarta: Dirjen Dikti
nilai budaya adalah dengan cara proses Depdikbud, 1989.
pendidikan, karena keduanya sangat erat Poerwanto, Periodesasi Kebudayaan dan
hubungannya. Kebudayaan dengan pendidikan Peradaban Umat Manusia, Jakarta:
sangat erat sekali keduanya saling Graha Ilmu, 2000.
berkesinambungan dan tidak dapat dipisahkan
karena saling dan membutuhkan antara satu
sama lainnya.

27
Ittihad Jurnal Kopertais Wilayah XI Kalimantan Volume 15 No.28 Oktober 2017

Yaqin Husnul, Kapita Selekta Administrasi


dan Manajemen Pendidikan,
Banjarmasin: Antasari Pers,2012
S. Nasution, Sejarah Pendidikan Indonesia,
Jakarta: Bumi Aksara, 2011.
Rifa’i Muhammad, Sosiologi Pendidikan,
Jogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2011.
Toha, 2009, Dampak Perubahan Sosial
Masyarakat. [Online], Tersedia: http://
tohacenter.blogspot.com/2009/09/dampa
k-perubahan-sosial-masyarakat.html, [11
September 2014].
Tilaar, Pendidikan Kebudayaan dan
Masyarakat, Madani Indonesia,
Bandung: PT. Rosda Karya, 2000.

28

Anda mungkin juga menyukai