Anda di halaman 1dari 7

RESUME

Konsep Manusia, Alam Semesta dan Agama dalam Islam

Resume ini ditunjukkan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Studi Islam
Dosen Pengampu : Dr. Saifudin M.Pd.I.

Disusun Oleh :

MUHAMMAD SANUL AKBAR (11210930000104)

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2021
PENDAHULUAN

Manusia merupakan makhluk Allah yang paling sempurna dan memiliki berbagai
kelebihan dibandingkan makhluk-makhluk yang lain yang ada di dalam alam raya ini. Hal itu
telah diungkapkan oleh Allah dalam surat Al-Tin ayat 4, “Sesungguhnya kami telah
menjadikan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.” Sebagai makhluk dan ciptaan yang
paling sempurna, manusia tentunya memiliki konsep dan karakteristik yang berbeda dari
makhluk-makhluk yang lain. Perbedaan itulah yang menjadi ikon tersendiri sehingga dia
disebut sebagai manusia. Al-Quran telah memberikan keterangan-keterangan kepada kita
mengenai susunan, struktur, karakter yang kesemuanya itu membentuk suatu konsep utuh
tentang manusia dengan jeli dan cermat jika kita mau meneliti dan mendalami pesan-pesan
Kitab suci itu.
Manusia, Agama dan Islam merupakan masalah yang sangat penting, karena
ketiganya mempunyai pengaruh besar dalam pembinaan generasi yang akan datang, yang tetap
beriman kepada Allah dan tetap berpegang pada nila-nilai spiritual yang sesuai dengan agama-
agama samawi (agama yang datang dari langit atau agama wahyu). Agama merupakan sarana
yang menjamin kelapangan dada dalam individu dan menumbuhkan ketenangan hati
pemeluknya.
Alam semesta termasuk manusia, adalah milik Allah yang memiliki kemahakuasaan
(kedaulatan), sepenuhnya dan sempurna atas makhlukmakhluk- Nya. Manusia merupakan
tatanan makhluk yang tertinggi di antara makhluk-makhluk-Nya, dan segala sesuatu yang ada
di muka bumi dan dilangit berada dibawah perintah manusia. Manusia diberi hak untuk
memanfaatkan semuanya, karena manusia telah diangkat sebagai khalifah atau pengembang
amanah Allah. Manusia diberi kekuasaan untuk melaksanakan tugas kekhalifahan ini dan
untuk mengambil keuntungan dan manfaat sebanyak-banyaknya sesuai dengan
kemampuannya dari semua ciptaan Allah.
Definisi Manusia

Manusia merupakan satu hakikat yang mempunyai duadimensi, yaitu


dimensi material (jasad) dan dimensi immaterial (ruh, jiwa, akal
dansebagainya). Unsur jasad akan hancur dengan kematian, sedangkan unsur jiwa akan
tetap danbangkit kembali pada hari kiamat. (QS. Yasin, 36: 78-79). Manusia adalah
makhluk yangmulia, bahkan lebih mulia dari malaikat (QS. al-Hijr, 15: 29). Bahkan
manusia adalah satu-satunya mahluk yang mendapat perhatian besar dari Al-
Qur’an, terbukti dengan begitubanyaknya ayat al-Qur an yang membicarakan hal
ikhwal manusia dalam berbagai aspek-‟nya, termasuk pula dengan nama-nama yang
diberikan al-Qur’an untuk menyebut manusia,setidaknya terdapat lima kata yang sering
digunakan Al-Qur’an untuk merujuk kepada artimanusia, yaitu insan atau ins atau al-
nas atau unas, dan kata basyar serta kata bani adam ataudurriyat adam.

Al-Qur’an dan Manusia


Manusia merupakan makhluk ciptaan Allah yang terdiri dari unsur materi dan
immateri. Unsur materi manusia seperti air, tanah, debu, tanah liat, sari pati tanah, sari
pati air yang hina, tanah hitam seperti tembikar. Dari berbagai perspektif ayat tersebut
dapat dipahami bahwa unsur materi yang menjadi asal kejadian manusia adalah dua
unsur yaitu tanah dan air, Manusia adalah makhluk Allah yang terdiri dari dimensi
materi dan ruhani, Manusia memiliki fitrah, yaitu adanya kecenderungan menuju jalan
keimanan (tauhid), Manusia dibekali dengan berbagai kelebihan, Manusia memiliki
kelemahan-kelemahan.
Konsep manusia dalam Islam termaktub dalam alqur’an dan hadits. Manusia
diciptakan Allah dari intisari tanah yang dijadikan nuthfah yang tersimpan dalam
tempat yang kokoh. Nufhfah dijadikan darah beku, darah beku jadi, mudghah dijadikan
tulang, tulang dibalut dengan daging, sehingga menjadi makhluk lain. Dalam hadits
Bukhari-Muslim mengartikulasikan bahwa ruh dihembuskan Allah SWT dalam janin
setelah mengalami perkembangan 40 hari nuthfah, 40 hari darah beku dan 40 hari
mudghah. Namun dalam Al-Quran dan As-Sunnah disebutkan bahwa manusia adalah
makhluk yang paling mulia dan memiliki berbagai potensi serta memperoleh petunjuk
kebenaran dalam menjalani kehidupan di dunia dan akhirat.
Proses Penciptaan Manusia

Dan Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dari suatu saripati


(berasal) dari tanah. Kemudian kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan)
dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu kami jadikan segumpal
darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu
kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu kami bungkus dengan daging.
Kemudian kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah,
Pencipta yang paling baik. Kemudian, sesudah itu, Sesungguhnya kamu sekalian benar-
benar akan mati (QS. Al- Mu’minuun 23 : 12-15)
Artinya: ”Dan tidaklah Aku menciptakan Jin dan Manusia kecuali hanya untuk beribadah kepada-
Ku” (QS Adzariyat : 54)

Alam dan Al-Qur’an


Dalam Tafsir Ibn Katsir menjelaskan, kata ‘âlam’ sebagai segala sesuatu yang
ada selain Allah. ‘âlam merupakan jama’ yang tidak memiliki bentuk mufrad. Al-
’awâlim, berarti berbagai macam makhluk yang ada di langit, bumi, daratan, maupun
lautan. Dan setiap angkatan dalam kurun zaman atau generasi juga disebut sebagai
‘âlam. Menurut Ibn Katsir sendiri, kata ” ‫ ”عالم‬berasal dari kata “‫( ”العالمة‬tanda),
karena alam merupakan bukti yang menunjukkan adanya Pencipta serta keesaan-
Nya.[1] Menurut para ulama, ‘âlam didefenisikan sebagai segala sesuatu selain dari
Allah Swt. Sementara itu, para filosof muslim mendefinisikannya sebagai kumpulan
jauhar yang tersusun dari maddat (materi) dan shurat (bentuk) yang ada di bumi dan
di langit. Dengan demikian kata ini menunjukkan banyaknya alam yang diciptakan
dan diperlihara oleh Allah, dan sebagian darinya tidak diketahui oleh manusia sesuai
penjelasan QS. al-Nahl [16]: 8

Hakikat alam semesta


Alam semesta (universe, kosmos, al-kaun) merupakan realitas yang dihadapi
oleh manusia, yang sampai kini baru sebagian kecil saja yang dapat diketahui dan
diungkap oleh manusia. Bagi seorang ilmuwan akan menyadari bahwa manusia
diciptakan bukanlah untuk menaklukkan seluruh alam semesta. Imam Syafi’i pernah
berkat; [kullama zaadanii ‘ilman, zaadanii fahman bijahli]
“setiap kali bertambah ilmuku, tambah tahu aku akan kebodohanku”.

Faktor lain yang mendorong manusia untuk senantiasa meneliti alam semesta
karena ada rasa ingin tahu (curiosity) sehingga diwujudkan dalam bentuk bertanya dan
berfikir.

Agama dalam islam


Agama merupakan suatu ciri kehidupan sosial manusia yang universal,
dalam arti bahwa semua masyarakat mempunyai cara-cara berpikir dan polapola
perilaku yang memenuhi syarat untuk disebut „agama‟ (religious). tokoh terapi
kognitif behavioral menulis dalam Journal of Counseling and Clinical Psychology
terbitan 1980. Agama yang dogmatis, ortodoks dan taat (yang mungkin kita sebut
sebagai kesalehan) bertoleransi sangat signifikan dengan gangguan emosional orang
umumnya menyusahkan dirinya dengan sangat mempercayai kemestian, keharusan
dan kewajiban yang absolut. Orang sehat secara emosional bersifat lunak, terbuka,
toleran dan bersedia berubah, sedang orang yang sangat relegius cenderung kaku,
tertutup, tidak toleran dan tidak mau berubah, karena itu kesalehan dalam berbagai
hal sama dengan pemikiran tidak rasional dan gangguan emosional. Banyak dari apa
yang berjudul agama termasuk dalam superstruktur, agama terdiri atas tipe-tipe
simbol, citra, kepercayaan dan nilai-nilai spesifik dengan mana makhluk manusia
menginterpretasikan eksistensi mereka, akan tetapi karena agama juga mengandung
komponen ritual maka sebagian agama tergolong juga dalam struktur sosial.

Agama merupakan sebuah kebutuhan fitrah manusia, fitrah keagamaan yang


ada dalam diri manusia. Naluri beragama merupakan fitrah sejak lahir di samping
naluri-naluri lainnya, seperti: untuk mempertahankan diri dan mengembangkan
keturunan, maka agama merupakan naluri (fitrah) manusia yang dibawa sejak lahir.

Agama Islam adalah agama terakhir, agama keseimbangan dunia akhirat,


agama yang tidak mempertentangkan iman dan ilmu, bahkan menurut sunnah
Rasulullah, agama yang mewajibkan manusia baik pria maupun wanita. Allah SWT
telah mewahyukan agama ini dalam nilai kesempurnaan yang tinggi, kesempurnaan
yang mana meliputi segi-segi fundamental tentang duniawi dan ukhrowi guna
menghantarkan manusia kepada kebahagiaan lahir dan batin serta dunia dan akhirat.
Setiap manusia pasti ada dorongan untuk beragama. Dorongan beragama merupakan
dorongan psikis yang mempunyai landasan alamiah, dalam watak kejadian manusia
dalam relung jiwanya, manusia merasakan adanya suatu dorongan yang mendorong
untuk mencari dan memikirkan Sang Pencipta.

Islam diturunkan ke bumi oleh Dzat Yang Maha Adil melalui para rasul-
Nya, risalah Islam datang sebagai akumulasi dari ajaran-ajaran yang telah ada yang
disampaikan oleh para rasul sebelum Muhammad SAW. Salah satu ajaran yang
fundamental dalam Islam adalah prinsip keadilan. Prinsip keadilan dinyatakan
secara tegas dalam banyak ayat al-Quran, seperti prinsip keadilan dalam kehidupan
keluarga berupa perintah menegakkan keadilan, kebaikan, berbuat baik kepada
keluarga. Islam adalah agama Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad
SAW supaya beliau dapat menyerukan kepada seluruh manusia agar manusia dapat
mempercayai wahyu itu dan mengamalkan segala ajaran dan peraturanperaturannya.

Inti dari ajaran Islam sendiri adalah keyakinan terhadap adanya Dzat yang
maha segalanya, Allah Azza wa Jalla. Oleh karenanya, istilah agama tauhid
memang layak disematkan pada Islam. Sebagai agama tauhid, selain mengajarkan
tentang keimanan (kepercayaan) kepada Allah, Islam juga mengajarkan tentang
moralitas. Setiap pemeluk Islam (Muslim) dituntut memperhatikan nilai-nilai
kemanusiaan. Setiap perilaku harus senantiasa dilandasi kaidah etika, mawas diri,
serta pandai dalam membawa dan memperhatikan diri dalam lingkungan sekitar.

Al-Qur‟an sebagai dasar utama Islam menunjukkan bahwa Islam tidak dapat
menemukan jalannya ke dalam lubuk hati dan pikiran tanpa penerimaan dua lubuk
utama, yaitu iman dan syari‟ah. Dan yang pertama-tama diwajibkan oleh Islam
adalah kepercayaan yang mendalam kepada Allah tanpa keraguan maupun
kesangsian.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.definisi-pengertian.com/2015/12/pengertian-manusia-definisi-menurut-ahli.html
http://e-journal.uajy.ac.id/4232/3/2MTA09016.pdf
https://mui-lplhsda.org/konsep-alam-dalam-islam/
https://www.jurnalhunafa.org/i
https://journal.stitpemalang.ac.id/index.php/madaniyah/article/download/119/101/ndex.php/h
unafa/article/download/41/34
http://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/1226/2/064311005_Bab1.pdf
http://digilib.iain-
palangkaraya.ac.id/113/2/BAB%20I%20PENDAHULUAN%20%28AR%29.pdf

Anda mungkin juga menyukai